NovelToon NovelToon

Yang Menyatukan Cinta

BAB 1 : Panggilan kesayangan yang berubah

Di suatu sekolah SMK yayasan yang baru berdiri , Arani adalah siswa angkatan tahun ke-4. Tahun ini adalah tahun kelulusannya . Sebulan sebelum ujian nasional diadakan, ia absen sekolah selama 2 hari untuk mengunjungi kakeknya yg ada dirumah sakit Kota AAA.

Ternyata sang kakek tidak mengalami sakit serius seperti kabar yg ia terima sebelum berangkat ke Kota AAA. Kakek Dirdja hanya sakit encok dipinggangnya saja yang kambuh.

Seolah semua ini sudah di rencanangan sang kakek, ia tidak mau membuat jalan hidupnya semakin berat dijalani.

Dengan apa yang ia lihat dan alasan sakit sang kakek yang membuatnya begitu jengkel, Arani pun setuju menjalani pernikahannya di ruangan VVIP bersama lelaki yang begitu ia kenal, tak lain Om kesayangannya waktu kecil. Derriel Zaradi.

Acara pernikahan pun usai. Tak banyak kata yang Arani ucapkan selain kata Iya, Tidak, dan terima kasih.

"Acara yang diinginkan kakek sudah selesai, Ara ingin kembali ke kota BBB sekarang juga. Ara harus mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian nasional sebulan lagi".

"Kau ini, tidak merindukn kakekmu ini kah. Baru 4 jam setelah kau tiba, sudah ingin kembali ke kos kosanmu yg kecil itu", ujar Kakek Dirdja yang tak rela ditinggalkan oleh sang cucu kesayangannya itu.

"Tidak....!!" ucap Arani lalu berbalik ingin menuju pintu keluar.

"Astaga kau ini marah sama kakekmu ini hah?" Kakek Dirdja

"Tunggu...! " tangan Derriel menahan pergelangan tangan Arani yang ingin meninggalkan ruang tersebut.

"Mari aku antar pulang." ucap Derriel menatap Arani lalu berpaling menatap Kakek Dirdja.

"Kakek izinkan Derriel mengantarnya kembali. Ara harus mempersiapkan ujiannya sebaik mungkin. Agar hasil yang didapat memuaskan".

"Aiiisss... Baiklah. Antarkan istrimu itu sampai tujuan dengan selamat. Setidaknya tinggalah beberapa hari disana. Setelah ujian usai kakek harap kalian segera kembali kesini. Tinggal bersama kakek".

"Baik kek." Derriel

Didalam mobil menuju ke kota BBB.

"Om Ail tidak perlu repot repot mengantarkan Ara.

Ara terbiasa melakukan hal apapun sendiri. Lagi pula pekerjaan Om Ail bisa terbengkalai kalau ikut Ara ke kota BBB.

Apalagi harus menuruti kemauan tu aki aki labil, untuk tinggal bersama.

Om Ail kan tahu sendiri sesempit apa kos kosan Ara." Grutu Ara sambil memanyunkan bibirnya yang sudah terbentuk imut nan lancip itu

Kalau lagi manyunin itu bibir bikin gemes aja kamu, wahai istri kecilku. Batin Derriel dan terciptalah senyum kecil dibibirnya.

"Mulai sekarang hal semacam itu tidak akan ada lagi. Masalah pekerjaan sudah di handle Rio."

"Aiiiissscchh merepotkan, hulff !."

"Hemmzz kamu ini, pasti ngedumel dalam hatimu bukan.. "

"Sok tau ...."

"Tentu saja tahu tabiat saat kamu jengkel tu. Suamimu ini sudah mengenalmu sejak kamu masih kecil. Masih ingat saat kamu kelas 1 SD duduk dipangkuanku dengan manjanya?".

"Aiiish kenapa harus di ingat kejadian itu sih Om. Memalukan." malu Arani sambil menutup mukanya dengn kedua telapak tangannya.

"Hehehe kamu ini, baiklah tidak perlu mengingat kejadian itu lagi.

Sekarang kita buat kesepakatan.

Mulai sekatang Ara tidak boleh memanggil Om, biasakan memanggil 'suamiku sayang' atau 'Say Ail' juga boleh". Pinta Derriel dengn senyum yang lebar di bibirnya.

"Apa ! . Gak mau ah. Iskh apa apa an sih. Om Ail ya om ku. Om yang aku sayang. Sama aja kan"

" Beda. Sekarang kita sudah sah menjadi suami istri sayang !. " sambil membelai kepala Arani.

"Eeehhh! Sayang? ."

"Yaa istriku sayang " seyum lebar mengembang di bibir Derriel.

"Terserahlah... . " Ara menghembuskan nafas kasarnya. Dan memejamkan matanya.

Baginya, kejadian hari ini sudah membuatnya begitu jengkel. Apalagi harus berdebat sama om nya. Eh suaminya sekarang.

########

Setibanya di kos-an Arani, mereka berdua laporan ke RT setempat dan meminta izin sang pemilik kos kosan untuk tinggal bersama. Ya orang baru harus punya izin bukan untuk tinggal di tempat baru. Apalagi saay ini mereka berstatus suami istri.

"Om Ail mau makan apa? Kita pesan online saja " tanya Ara sambil memainkan HP.

"Sayang, panggilannya diubah dong. Kan sekarang kita sudah menjadi pasutri yang sah "

"Ah iya lupa. Say Ail...! ." mengembang senyum lebar di bibir Ara.

Tidak menyangka dulu aku selalu minta digendong duduk dipangkuannya, selalu bahagia memamerkan punya Om yang sangat ku sayang kepada siapapun yang aku jumpa, sekarang ia menjadi suamiku,....

Panggilan kesayang dulu Om Ail sayang.

Sekarang Say Ail.. batin Ara.

Senyum ara terlihat dimata Derriel..

Tapi, bukankah sepasang pasutri seharusnya mempunyai perasaan saling mencintai ya.

Hanya sekedar sayang enggak cukup bukan. Aku emang sayang sama OM Ail, tapi suatu sayang dari keponakan ke pada OM nya aja. Gak ada rasa lain tuh.

Aaahhh tau lah. Gak keberatan juga aku nikah sama OM Ail. Toh sedari kecil hanya kehadirannya saja yang selalu ada di sampinhku....

Beda sama tu aki aki labil. Uuulllfff ,

beliau satu satunya keluarga yang aku punya. Tapi tak pernah ada di sisiku. Baru lah menginjak remaja, gak ada badai gak ada Tsunami, tiba tiba datang mengaku kakekku.

Senyum ara menghilang dari bibirnya.

"Sedang memikirkn apa? "

"Bukan apa apa"

"Mulai sekarang apapun yang terjadi diantara kita, harus terbuka satu sama lain. Oke!. "

"Ya baiklah". HP Ara ada notif bahwa pesanannya sudah sampai.

"Makannya sudah sampai. Ara kebawah dulu Sai Ail"

"Ya baiklah". Bahagianya hati Derriel, Ara memanggil nama kesayangan yang berbeda, disaat waktu kecil.

########

Ya sebenarnya Derriel Zaradi bukan anak kakek Dirdja. Saat usia Darriel 10 tahun, ia temukan di suatu desa terpencil yang hidup sendiri tampa 1 pun sanak saudara setelah kakenya meninggal, kata orang orang yg ada di desa tersebut. Karena kepintarannya, kepawaiannya bela diri, dan berani, kakek Dirjda mengangkatnya sebagai anak untuk menemaninya. Sembari mencari satu satunya cucu yang hilang.

Flasback on

Disuatu rumah elit, sehari sebelum pernikahan Arani dan Derriel dilaksanakan

"Tuan besar, keputusan Tuan untuk menikahkan mereka, akan berdampak buruk kedepannya. Apakah tidak ada jalan lain selain tidak menikahkan mereka. " kata pak Doni, tangan kanan yang sangat setia kepada kakek Dirdja.

"Ini satu satunya jalan yang bisa memutuskan pertumpahan darah yang sudah terjadi Doni.

Ara tidak menolak dinikahkan dengan Derriel, dan Derriel pun sama. Bahkan aku melihat ketulusan sayang dan cintanya kepada cucuku dimatanya.

"Tapi tuan bagaimana jika mereka tahu yang sebenarnya bahwa..... "

"Cukup Don. Aku yakin dengan menyatukan mereka pertumpah darah ini tidak akan terjadi lagi. Sudah cukup aku kehilangan semua anggota keluargaku mati di hadapanku, kecuali tersisa cucuku seorang .

Arani dan Derriel melengkapi satu sama lain. Ya tu pasti.

Dan "DIA" tak akan mungkin bisa menghancurkan kebahagiaan keluarganya sendiri. " Senyum jahat tercampur harapan tersungging di sudut bibir Kakek Dirdja.

Flasback off

BAB 2 Kejdian

"Om, eh maksutnya Say Ail kenapa mau menikah denganku?.

Apakah kamu yakin dengan pilihanmu menjadikan aku ini istrimu. Umur kita beda jauh loh, 9 tahun coba.

Enghak salah, memilih bocah baru gede seperti aku ini. Bukannya banyak ya perempuan yang seumuran dengan Say Ail yang ingin menjadi istrimu . Contohnya seperti tante menor di kantormu itu , terus tetangga sebeleh rumah Kakek Dirdja, yang disebut sebut janda perawan. Terus juga , ah iya karyawan centil yang ada dikantormu tu, siapa namanya Meta, ya Meta. Mereka kan seumuran dan sudah pasti matanglah kalau diajak berumah tangga."

"Karena aku sukanya sama kamu. Umur bukan suatu halangan kita untuk bersama bukan. Dan aku sudah memilihmu sedari kamu kecil. Maka dari itu aku berusaha memantaskan diri sedini mungkin untuk menjadi suami dari cucu pengusaha hebat seperti kakekmu."

*Syukurlah diusia 20 tahun aku bisa membangun perusahaanku sendiri tanpa sepeser pun rupiah dari K*akek Dirdja yang kaya raya itu.

" Aiiissskk jangan sebut itu nama aki aki labil . Ara masih sebel. Berani beraninya berbohong sama Ara, memberi kabar terkena serangan jantung. Ternyata sesampainya Ara disana encokna aja yang kambuh. " Sambil memanyunkan bibirnya yang lancip itu kedepan, membuat yang melihatnya gemes.

"Hahah mau bagaimana lagi. Kalau tidak seperti itu kamu tidak mau menemui kakek Dirjda. Sudah 2 tahun beliau merindukan kehadiran cucuknya."

"Habis Ara sebel Say lihat kakek gonta ganti perempuan untuk menemaninya sehari hari. Ok lah kalau mau cari istri baru, tapi kan bisa gitu cari nya yang baik , yang tulus mau dinikahin sama kakek. Menemani masa masa tuanya . Lha ini yang datang semua pada matre. Ngincar harta kakek saja. Terus juga belum apa apa udah sok banget ngatur dan menghukum pelayan dirumah kalau melakukan kesalahan sedikit saja. Iiiiisssk , intinya Ara tidak merestui semua kandidat nenek sambung yang dibawa Kakek Dirdja".

"Oh karena itu , sebelmu bukan karena pernikahan kita kan ?."

" Ya bukan lah. Malah Ara senang , eh maksutnya...." Muka Ara merona malu. Lalu menutupi mukanya dengan bantal yang ia pangku sedari tadi. "Lupakan...."

Bahagianya hati Derriel mendengar Ara tidak keberatan maupun terpaksa menikah dengannya. Senyum lebar terukir jelas di bibir Derriel.

Derriel pun mendekati Ara dan ingin memeluknya.

" Say Ail mau apa? jangan macam macam sama Ara."

Reflek Ara menahan pergerakan badan Derriel yang ingin mendekatinya. Bukannya tangannya untuk menahan Derriel, melainkan Telapak kaki yang menahan dada bidang Derriel

"Sekolah SMK Ara saja belum selesai. Ara juga masih ingin merasakan kebebasan di masa muda Ara. Ingin menikmati rasanya punya uang dari jerih payah sendiri . Ara enggak mau jadi ibu muda , ngurus anak kecil sekarang. "

"Iya aku tahu keinginanmu itu. Aku hanya ingin memeluk istri tercintaku ini."

Sambil menurunkan kaki ara yang menahan tubunya .

"Bukannya kamu sangat suka aku peluk. Bahkan tidurpun inginnya dipeluk bukan. " Derriel pun tersenyum

"Aisssh senyumanmu begitu tampan Say." Ara pun menghamburkan dirinya memeluk Derriel.

"Dipeluk denganmu begitu nyaman dan damai sekali."

"Benarkah? maka jangan lepaskan pelukan ini. Mari kita tidur sekarang. Sudah malam. Besok kamu selokah. " ucap Derriel laku mencium pucuk kepala Ara.

Aku berjanji akan selalu menjagamu sayang, tidak akan aku biarkan seorang pun melukaimu. Dan kita akan selalu bersama sampai menua. Apapun yang terjadi dimasa mendatang

A*kan aku cari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Kenapa Paman Doni mengatakan pernikahan kita akan menjadi hal buruk dimasa mendatang.

Apa maksutnya pertumbahan darah.

Dia, Dia siapa yang dimaksut Kakek Dirdja*.

Ternyata sehari sebelum pernikahan dilaksanakan. Tanpa sengaja Derriel mendengar pembicaraan kakek Dirdja dan Pak Doni.

####

1 bulan pun berlalu. Ujian nasionalpun tiba. Tidak ada teman teman Arani yang tahu bahwa dia sudah menikah. hanya kepala sekolah dan guru BK saja yang mengetahui pernikahan Arani . .

Selama sebulan ini Arani menjalani kesehariannya sendiri dihari Senin sampai Jum'at.

Sabtu dan minggu Derriel akan mengunjungi istrinya tersebut ke kota BBB.

Cukup melelahkan juga perjalanan Derriel di akhir pekan selalu bola balik dari kota AAA ke kota BBB dengan menemouh jarak 6jam perjalanan mengendarai mobil .

Namun lelahnya akan terbayar dengan meluapkan kerinduannya bertemu Arani.

Mereka selalu menghabiskan akhir pekannya di dalan kamar kos saja. Itu pun Derriel memeberikan latihan soal soal untuk ujian sekolah Ara. Atau bahkan mengajarkan Ara mengerjakan pekerjaan kantornya. Itupun Ara yang minta.

Ya Ara ingin bekerja di perusahaan Derriel

Alasan pertama karena begitu banyak yang mengagumi Derriel. Banyak wanita yang ingin menjadi istri derriel termasuk Metta dan Monika sitante menor itu.

Alasan ke dua, Arani ingin merasakan bekerja , merasakan menghasilkan uang sendiri .

Alasan ke tiga, agar bisa melihat keseharian suaminya di kantor...

Arani, kau ini memang mencintainya, bukan sekedar sayang saja, apa iya ya😄

###

"Ya ampun sumpah demi bakso Pak Juwier, soal tadi tu bikin pala gue pecah." keluh Anet teman sebangku Arani

" Gak sulit juga tuh. Soalnya hampir sama semua dengan latihan latihan soal yang kita kerjakan sebelum ujian." jawab Arani.

"Lah itu mah bagi kamu Ara yang sudah dianugrahkan kepintaran diatas rata rata.." timpa Farda teman yang lain.

"Gue yakin nilai terbaik di tahun ini, pasti lo Ar. Eh iya, terima kasih ya lo mau bantu gue belajar ditahun terakhir kita sekolah disini. Gue gak nyangka lo mau aja bantuin gue belajar. Padahal gue sering banget ngusilin lo. sampai yang paling parah kelakuan gue ke lo, ninggalin lo di tengah hutan sendirian waktu itu. Maafin gue ya Ar."

Begitu banyak penyesalan yang tergambar di wajah Anet kepada Arani yang mau berteman dengannya meskipun ia sudah tidak berbuat baik pada Aran.

"Masih aja dibahas . " Arani pun merangkul Anet.

"Sudah berapa kali Ara bilang, Ara sudah maafin kamu Net. Lupakan, itu sudah berlalu. Kamu usil sama Ara karena ingin melampiaskan kekecewaanmu karena tidak dapat perhatian dari kedua orangtuamu. Usilmu masih tingkat biasa aja kok".

"Hati lo emang baik Ar, tapi keusilan gue yang ninggalin lo dihutan itu hampir saja merenggut nyawa lo ."

"Tuh kan aku bilang apa. Enggak perlu dibahas lagi sih. Lihat bikin kamu nangis kan . setidaknya sekarang aku masih bisa menghirup udara segar, dan berbagi udara sama kamu pula." Senyum ara dan memeluk temannya itu.

"Aaahhhh ikutan dong pelukannya..." rengek Farda lalu berhambur memeluk kedua temannya itu.

####

Flasback on

"Tolong, tolong, tolong, ". Teriak Ara sembari berlari menghindari kejaran harimau hutan.

"Aaaaa....."

Arapun terperosok ke pinggir tebing. dan tersangkut didahan pohon sebelum tubuhnya terjatuh ke tanah.

Di sisi hutan lain

"Kamu keterlaluan Anet, tega kamu ninggalin Arani di tengah hutan." cerca Farda.

"Gue gue cuman bercanda..." Gemetar tubuh Anet, dengan apa yang ia perbuat

Seharian semua orang yang ikut camping sibuk mencari keberadaan Arani yang belum ditemukan.

Pihak guru sudah memberitahukan kabar ini kepada wali murid Arani tak lain Derriel .

Mendengar kabar Arani menghilang di hutan, Derriel mengerahkan semua anak buahnya yang dipercaya dan ahli tentang hutan dan ditambah timsar untuk memcari keberadaan Arani.

Perasaan Derriel kacau balau sampai mau menjelang petang Arani belum ditemukan.

"Ah kepalaku sakit." keluh Arani yang sudah sadar setelah ia terperosok ketepi tebing.

Perlahan ia turun dari pohon itu. Dan mencoba berusaha berjalan mendekati anak sungai. Langkah Arani tertatih karena merasakan sakit disekujur tubuh nya.

Tapi siapa dia, kenapa ia ingin membunuhku, tato burung elang di pergelangan tangannya . Tato yang sama saat kejadian dimana Arani hampir di tabrak oleh pengendara bermotor moge. Pengendara tersebut mempunya tato elang di pergelangan tangan kirinya.

Sampai akhirnya ia pun pingsan. Dan beberapa jam kemudian Arani ditemukan oleh salah satu anak buah Derriel.

Begitu sesak dada Derriel melihat kondisi Arani yang terluka. Begitu banyak luka baret di sekujur kulit Arani.

Flasback off

###

*Ah itu, aku baru ingat dengan seseorang yang mempunyai tato elang di pergelangan tangan kanannya. Siapa dia dan kenapa dia ingin mencelakaiku.

Ah bukan mencelakaiku tapi memang ingin membunuhku. karena ini bukan suatu kebetulan, dua kali orang itu mengancam jiwaku*.

"Sudah ya. Aku gak mau lagi kamu ingat ingat itu. Semua itu bukan salah kamu kok.

aku tahu betul kamu tu seperti apa. Kejahilanmu itu tak akan mungkin mencelakaiku.

Waktu itu aku tahu kamu mau mengerjaiku, mengajakku ke tengah hutan lalu meninggalkanku sendiri. Aku sudah menandai jalan untuk kembali ke perkemahan, tapi saat ingin kembali, hal yang tak terduga pun terjadi.

Harimau hutan itu muncul. Aku panik, takut, lari kesembarang arah. Akhirnya tersesat dan tidak sengaja terpeleset ketepi tebing."

"Maafin gue."

"Ya sudah lah. Lanjut makan bakso Pak Juwier , mubajir kalau sampai enggak abis. Ni bakso kan porsi Jumbo."

Mereka pun melanjutkan makannya. bercanda ria. Dan akhirnya Ara pun pamit terlebih dahulu karena Derriel sudah mau sampai di kota BBB.

Tanpa sengaja Ia menabrak seorang lelaki berbadan kekar, dan mempunyai tato elang di pergelangan tangannya.

Dia......

Aranipun segera berlali menjauhi orang tersebut setelah melihat ada tato yang sama dengan orang yang ingin membunuhnya.

BAB 3 : Tato Elang

Setibanya di kos kosan, Arani segera mengunci pintunya. Menutup tirai jendela. Rasa takut menyelimutinya. Badannya bergetar, sampai-sampai menjatuhkan HP ditangannya.

Tok tok tok tok

Ketukan pintu terdengar. Seketika itu Arani menjauhi pintu. Meringkus badannya di sudut pojok ruangan. Membekap mulutnya sendiri berharap tidak mengeluarkan suara.

Tok tok tok

Ketukan pintu terdengar lagi. Arani memejamkan matanya.

" Sayang........!"

Suara itu, suara Sai Ail bukan? batin Arani.

"Sayang....., Arani kau didalam ?"

Ya benar suara suamiku...

Buru-buru ia segera beranjak dari tempatnya dan segera membuka pintu.

Melihat suaminya diambang pintu yang ia buka, seketika itu Arani memeluk suaminya dengan erat.

Yang tadinya Derriel menebar senyum bahagia karena bisa bertemu dan melihat Arani didepannya, senyum itupun sirna manakala ia merasakan tubuh Arani yang bergetar ketakutan saat memeluk dirinya.

"Ayo kita masuk dulu." ajak Derriel yang masih memeluknya.

"Ada apa sayang ? kenapa kamu ketakutan seperti ini. Apa yang terjadi?". Tanya Derriel cemas, masih memeluk istri mungilnya itu.

" Dia, dia,.... dia datang lagi ! . " Ucap Arani dan meneteskan air matanya, yang sedari tadi ia tahan.

Perlahan Derriel melepaskan pelukan Arani, dan menuntunnya untuk duduk di kursi belajarnya. Derriel berlutut dihadapan Arani, melihat wanita yang teramat ia sayangi ketakutan seperti ini, membuat hatinya resah.

"Dia, Dia siapa yang kamu maksud sayang? " Tanya Derriel sembari mengusap bahu Arani dengan lembut dan memasang muka tenang . Berharap Arani juga ikut tenang. Dan tangan satunya mengusap air mata yang membasahi pipi Arani.

"Orang yang punyai tato elang di pergelangan tangannya". Ucapan Arani terbata bata.

"Sebenrnya siapa dia? apakah kamu mengenalnya?".

Arani menggelengkan kepalanya. Lalu menundukkan kepalanya.

"Sayang sudah ku bilang, jangan ada satu hal pun yang ditutup tutupi !. Kebiasaan kamu. Kalau menundukkan kepala saat ditanya suatu hal, kamu ingin menutupinya".

"Maafkan aku, aku, a, aku takut say sekarang." rintih Arani.

Derriel pun memeluk Arani.

"Ceritakan kalau kamu siap menceritakannya. Apakah kamu sudah makan?"

"Sudah. Di sekolah tadi makan bakso bersama teman teman."

"Baiklah, kamu masih memakai seragam seperti ini, segerah lah mandi, agar lebih segar".

Arani mengangguk dan lekas ke kamar mandi.

#####

Menjelang malamnya...

"Ayo kita keluar jalan jalan merayakan ujianmu yang telah usai".

"Aku takut. Didalam saja."

"Baiklah kalau itu mau mu. Jadi kamu siap menceritakannya?."

Hening sesaat. Lalu Arani mengambil nafas dalam dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Ia tatap Derriel setenang mungkin.

"Sebenarnya orang yang mempunyai tato elang di pergelangan tangan itu, aku sudah tiga kali berjumpa denganya."

"Tiga kali?"

"Iya. Pertama saat kelas 1 SMK waktu libur semester 1. Terakhir Ara ke kota AAA. Saat Ara marah sama Kakek Dirdja di perusahaannya karena wanita yang dibawa kakek enggak ada yang bener bagi Ara.

Setelah keluar dari halaman kantor kakek, di pinggir jalan, dari kejahuan Ara melihat pengendara bermotor Moga yang melaju ke arah Ara. Seperti mencoba sengaja menabrak Ara. Seketika itu Ara berkesiap mundur dari tepi trotoar.

Ara sempat melihat ada tato elang di pergelangan tangan kirinya sebelum Ara jatuh terduduk.

Ke 2 kalinya saat Ara terperosok di pinggir tebing waktu camping . Ara sempat melihat sekilas orang bertato elang dipergelangan tangan kanannya dibalik pohon dekat tebing saat Ara tergelincir.

Lalu yang ketiganya tadi saat Ara pulang sekolah. Tidak sengaja Ara menabrak seseorang saat berjalan. "

"Apakah kamu mengingat wajah orangnya?"

"Tidak Say. Saat itu muka mereka semua tertutup. Pengendara moge tertutup helm berkaca hitam. Waktu yang di hutan kepalanya tertutup topi, berkacamata hitam, dan memakai masker. Yang tadi Ara jumpai pun juga sama".

"Kenapa kamu tidak cerita saat itu?" Tanya Derriel yang kesal sekali tidak mengetahui hal tersebut.

"Maafin Ara, menyepelekan hal tersebut...

Ara tersadar saat tadi disekolah Anet mengenang kejadian waktu di hutan itu.

Orang bertato itu ada saat kejadian di tebing. Enggak mungkin orang yang bertato elang itu di hutan, sepintas Ara melihat keberadaannya, bahkan ia hanya melihat saja saat Ara terjatuh . Tidak ada pergerakan reflek menolong saat Ara akan jatuh padahal posisinya dekat.

Dua kali orang bertato itu ada saat kejadian berbahaya terhadap Ara, Jadi Ara menyimpulkan orang itu berbahaya untuk Ara. Makanya saat bertemu tadi Ara takut."

"Sebentar aku koreksi dulu. Orang yang Ara temui tadi mempunyai tato elang di tangan..."

"Kanan." spontan Arani jawab.

"Yang waktu kejadian Orang bermotor moge tatonya ada di pergelangan tangan..."

"Kiri...." Mereka pun saling bertatapan dengan penuh keyakinan.

Dan kejadian yang di tebing, tatonya ada di tangan kanan. Arani-Derriel

"Apakah orang yang bertato elang di pergelangan tangan.... "

"Bisa jadi lebih dari 1 orang." ucap Derriel memotong kalimat yang akan diucapkan Arani.

"Say...." mata Ara mulai berkaca kaca.

"Tenanglah. Mulai sekarang kita akan selalu bersama. Aku akan menjagamu sebaik mungki. Tidak akan ada orang yang akan melukaimu lagi. " kata Derriel lalu memeluk Ara dengan erat. Sebaliknya ara pun memeluk Derriel dengan erat juga.

Apakah ini ada kaitannya dengan kejadian 18 tahun silam. Saat pertama kali aku menemuimu Sayang... Derriel.

##########

Flasback on

18 tahun silam

Dipinggir desa terpencil. Ditengah malam dengan udara dingin sehabis hujan, seorang ibu paruh baya berlari tertatih tatih sambil menggendong bayi usia kurang lebih 1 tahun. Ia terus berlali meski kakinya terkena tembakan.

Sampai akhirnya ia bertemu Derriel kecil saat usia 10 tahun.

Derriel yang saat itu sedang berjalan dipinggir jalan dekat hutan, tidak sengaja melihat ibu paruh baya berlali, ia pun segera menghampirinya. Saat keberadaannya semakin dekat dengan ibu tersebut. Betapa kagetnya ia melihat luka tembang di kaki ibu tersebut.

"Nak tolong bawa pergi bayi ini sejauh mungkin. Selamatkan ia. Nyawanya saat ini terancam. Tolong.." Pinta ibu itu segera menyerahkan bayi mungil itu kepada Derriel.

"Tidak ada waktu lagi. Aku sudah tidak sanggup untuk berlari dengan kondisi kakiku terluka seperti ini. Tolong selamatkan ia. jaga ia jangan sampai mereka menemukannya."

Sekilas ia melihat bayi mungil yang ada di gendongnnya saat ini. Merasa ada yang aneh dengan bayi ini. Melihat gurat keanehan dimuka Derriel. Ibu itu pun berkata.

"Ia hanya tertidur karena efek obat bius. 3 jam lagi ia akan bangun. Aku sangat memohon kepadamu. Tolong bawa ia pergi sejauh mungkin. Dan jaga iya. Aku mohon !." Pinta ibu tersebut dengan penuh harap dan berlinang air mata.

"Pergila sekarang juga. Lekas..."

"Bagaimana dengan ibu".

"Jangan khawatirkan aku."

Sayup sayup terdengar suara orang berteriak dan menyebutkan kalimat harus menemukan bayi itu.

"Pergilah. Mereka hampir mendekat."

Segera Derriel masuk kedalam hutan . Lari secepat mungkin sambil menggendong bayi itu didekapannya.

"Itu dia..." ucap laki-laki yang melihat keberadaan ibu itu berlali di pinggir jalan.

"Habisi dia dan juga bayinya." kata laki-laki lainnya.

Laki-laki yang melihat ibu itu pun segera berlali mendekatinya. Saat jaraknya sudah dekat ia pun menembak ibu itu beberapa kali, Sampai terkapar di tengah Jalan.

Setibanya mereka mendekati mayat ibu itu, dan membalikkan badannya yang tengkurep, betapa kagetnya mereka melihat didalan selimut bayi yang ia gendong hanya beberapa ranting pohon.

"Sial... ! dimana bayi itu . Cepat cari bayi itu sekitar sini dan dijalanan yang kita lalui tadi. Minta bantuan, Perluas pencariannya.

"Baik bos !". jawab bahannya.

Setibanya Derriel di ujung hutan lain yang dekat dengan Desa lainnya. Ia pun segera lari menuju pemukiman warga. Dan melihat ada mobil pickup pengantar sayur yang hendak menuju Kota. Derriel pun segera membuka terpal yang menutupi sayuran, ia dan bayi yang ada di dekapannya pun segera naik keatasnya dan menutupnya kembali..

Sang sopirpun keluar dari rumahnya. Dan melajukan mobilnya tanpa ia sadari ada penyusup yang naik diatas mobilnya.

######

Hampir 3 jam berlalu mobil pick up tersebut memasuki Kota. Saat berhenti di pinggir jalan, sang sopir membeli rokok dan kopi. Saat itu pula Derriel Turun dari mobil pick up sayur itu.

Ia terus berjalan tanpa arah sampai akhirnya ia melihat panti asuhan. Setibanya di pintu halaman panti asuhan itu. Bayi yang ia gendong bangun dan langsung menangis kencang.

Orang yang ada didalam panti asuhan pun keluar saat mendengar bayi menangis. Dan melihat anak laki laki yang menggendong bayi.

Bayi itu Derriel serahkan kepanti asuhan. Dia berdalih. Jika bayi itu keponakannya. Dan mengarang cerita kalau kakak Derriel ayah dari bayi tersebut baru saja meninggal. Ibunya meninggal saat melahirkannya. Orang tua Derriel juga sudah meninggal. Ia tidak bisa dan tidak tahu cara merawat bayi. Maka dari itu ia menitipkan keponakannya disini.

"Kalau begitu tinggalah disini juga." Pinta orang dari panti asuhan tersebut.

"Bukannya saya tidak mau. Saya harus kembali ke desa untuk merawat rumah peninggalan orang tua. Satu satunya warisan yang saya dan keponakan saya ini miliki. Agar kehidupan keponakan saya ini terjamin lebih baik saya titipkan disini. Saya berjanji akan berkunjung setiap saat untuk menemuinya."

"Nak hari masih gelap, kembalilah nanti setelah fajar".

"Baiklah."

"Siapa nama bayi cantik ini?"

Eh ternyata bayi ini perempuan. Tanya Derriel dalam hati. Ibu itu tidak menyebutkan nama bayi ini. Baiklah, akan aku namai...

"Namanya Arani....! "

flasback off

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

**Itulah cerita mengapa Derriel dipanggil Om oleh Arani ya....

Masih banya misteri yang belum terungkap.

Mohon dukungannya ya teman teman. Like. komen, dan jangan lupa votenya... .. 🤗🤗🤗**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!