..._________🍃🌺🍃_________...
...Assalamualaikum Wr.Wb....
...Reader jangan lupa support...
...Like dan Kembang Kopinya ya!...
...Selamat Membaca!...
..._________🍃🌺🍃_________...
Tahun 2010
Arsyila Qiana Azzahra. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen. Dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3.90 Lulus Dengan Pujian. Cumlade.
Arsyila maju ke depan menyalami Rektor, Wakil Rektor, Dekan dan Senat dengan senyuman kebahagiaan dihari wisuda S1 dari Universitas Indonesia.
Saat Rektor memindahkan tali toga dari kiri ke kanan maka resmilah Arsyila menyandang gelar S1 yang tentunya membuat kedua orang tuanya bangga akan pencapaian putri mereka satu-satunya apalagi Arsyila kuliah mendapat beasiswa hingga lulus menjadi seorang sarjana kini.
Hari itu kebahagiaan tak cukup sampai disana, Arsyila yang merupakan wisudawati dengan nilai terbaik di jurusannya mendapatkan beasiswa melanjutkan kuliah S2 bahkan S3 di Harvard University.
Tentu saja prestasi yang sangat membanggakan dari perempuan bertubuh tinggi, langsing dan berkulit putih tersebut.
"Bapak, Ibu, Syila lulus!" Arsyila memeluk kedua orang tuanya yang selama ini tentu saja bersusah payah mendidik dan mengajarkan Arsyila dari dalam kandungan hingga kini.
"Bapak dan Ibu bangga dengan kamu Ndok! Selamat ya!" Ibu Arsyila memeluk putri semata wayangnya dengan tangis haru.
"Pak, Syila bolehkan melanjutkan S2 dan S3?" Arsyila menatap ke wajah Bapaknya yang seketika terdiam.
Anggukan Bapak menyetujui meski raut kecemasan dapat Arsyila tangkap dari wajah yang terlihat lelah.
"Ya sudah sekarang kita pulang, kamu pasti capek kan Ndok!"
Arsyila beserta keluarganya pulang membawa kebahagiaan sekaligus wajah cemas sang Ayah.
🌺
Arsyila Qiana Azzahra.
Putri semata wayang Bapak Hakim dan Ibu Dewi.
Arsyila yang berasal dari keluarga sederhana, Bapak Arsyila sebagai buruh pabrik dan ibunya mengajar mengaji anak-anak disekitaran rumah mereka.
Sejak kecil Arsyila memang cerdas dan pintar. Saat masuk SMP hingga sejak itu Arsyila mendapat beasiswa hingga kini ia lulus Sarjanapun semua melalui beasiswa yang ia terima.
Bahkan untuk jenjang S2 dan S3 Arsyila sudah mendapatkan tawaran beasiswa karena prestasinya.
Keluarga Arsyila yang sederhana terkadang sering mendapatkan cemoohan para tetangganya dan kerabatnya.
"Paling-paling ujung-ujungnya jadi buruh pabrik kayak bapaknya. Wong orang susah lagaknya kuliah segala."
Kedua orang Arsyila hanya bisa mengusap dada dan menenangkan Arsyila agar tidak terpengaruh akan perkataan yang sangat menyakitkan hati.
Sejak kecil Arsyila biasa hidup sederhana dan mandiri, sewaktu SD Arsyila membawa kue untuk ia titip di kantin sekolah, saat SMP Arsyila berjualan alat-alat tulis dan keperluan sekolah kepada teman-temannya, dan saat SMA Arsyila menerima les privat calistung untuk anak-anak SD.
Beruntung takdir Allah selalu bersama orang-orang taat dan mau berusaha, saat kelas 3 SMA Arsyila mendapatkan tawaran beasiswa untuk melanjutkan kuliah.
Kesempatas emas itu tidak Arsyila sia-siakan.
Arsyila betul-betul belajar dengan sungguh-sungguh, sambil ia tetap menerima sebagai guru les privat siswa SD, SMP dan SMA.
Arsyila juga menjalankan Online Shop untuk membiayai keperluan yang tidak ditanggung dalam beasiswa selagi ia menjalani kuliah dan kegiatan kemahasiswaan di kampus.
Arsyila yang cerdas, pintar dan humble tentu dikenal di kampusnya.
Dosen-dosen mengenal mengenal Arsyila sebagai mahasiswa yang berprestasi tak heran kerap kali Arsyila ditugaskan sebagai Asdos untuk beberapa mata kuliah.
Namun hidup tak selalu berjalan mulus jika ada yang suka tentu saja ada yang benci.
Segelintir mahasiswa terutama mahasiswa perempuan yang tidak menyukai Arsyila bahkan pernah berusaha menjatuhkan Arsyila.
Namun Allah tidak akan membiarkan hambanya yang taat dan bersungguh-sungguh jatuh dalam fitnah keji manusia.
Arsyila optimis kelak suatu saat semua jerih payah, usaha, pengorbanan dan doa orang tuanya akan berbuah manis.
Kala Arsyila berangkat dan pulang kuliah tak sedikit yang berbicara dibelakangnya.
"Anak Wedok, ngapain sekolah tinggi-tinggi nantinya juga cuma dapur, sumur, kasur!"
Itulah ucapan-ucapan yang sering membuat hati Arsyila sedih terkadang ingin rasanya Arsyila membalas ucapan mereka, namun Bapak dan Ibu sering mengingatkan Arsyila agar tidak meladeni ucapan seperti itu karena akan menyusahkan diri sendiri.
" Wes toh Ndok, biar podho ngomong apa wae, sing penting ora ngrugekake wong liyo." Begitulah pesan ibu pada Arsyila.
"Enggeh Bu. Arsyila tidak membalas kok."
Sejak itu Arsyila hanya bisa berdoa dan berusaha.
Ia adukan semoga rasa sakit dan pedihnya seluruhnya kepada Allah SWT.
Arsyila juga teringat akan sebuah nasehat dari seorang ulama disaat taklimnya pernah mengatakan :
Ali bin Abi Thalib: Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. "Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak akan percaya itu."
Arsyila juga selalu ingat pesan Bapak mengutip dari salah satu ayat salam Al Quran mengenai orang-orang yang menuntut ilmu.
Surat Al Mujadalah ayat 11, Allah Meninggikan Derajat Orang Berilmu,
Allah SWT meninggikan derajat orang-orang yang mencari ilmu karena ridha-Nya. Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Surat Al-Mujadalah ayat: 11).
Ali bin Abi Thalib pernah berkata:
"Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingini.”
🌺
Hari saat Arsyila akan berangkat ke Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikan S2 dan S3 nya di Harvard University.
"Bapak, Ibu, doakan Arsyila ya, semoga Arsyila diberikan kelancaran dan lulus dengan hasil yang baik, segera pulang kembali bersama Bapak dan Ibu." Arsyila mencium tangan kedua orang tuanya dan memeluk sebelum ia berpisah dengan kedua orang tuanya dalam waktu yang cukup lama.
"Bapak dan Ibu selalu mendoakanmu Ndok, jaga diri, jangan tinggalkan shalat, selalu berdzikir dimanapun. Bapak dan Ibu doakan agar kuliahmu lancar, sehat-sehat disana dan segera kembali."
Air mata Ibu Dewi tak kuasa mengalir saat melepas putri semata wayangnya berangkat ke luar negeri menuntut ilmu mencapai cita-citanya.
"Jaga diri ya Ndok, pelihara wudhumu, jangan tinggalkan shalat. Dimanapun kamu berada ingat ada Allah SWT yang melihat dan mengawasi." Bapak menahan airmatanya agar tak jatuh meski suara serak tercekat, berat hati melepas putrinya seorang diri dinegeri orang.
"Insha Allah, Syila akan selalu ingat nasehat Bapak dan Ibu. Arsyila pamit ya Pak, Bu, sudah waktunya. Assalamualaikum."
Lambaian tangan Arsyila membalas lambaian tangan Bapak dan Ibu mengiringi keberangkatan Arsyila.
..._________🍃🌺🍃_________...
...Waalaikumsalam Wr.Wb....
...Reader jangan lupa support...
...Like dan Kembang Kopinya ya!...
...Terima Kasih sudah membaca karya Author...
...Alhamdulillah...
..._________🍃🌺🍃_________...
..._________🍃🌺🍃_________...
...Assalamualaikum Wr.Wb....
...Reader jangan lupa support...
...Like dan Kembang Kopinya ya!...
...Selamat Membaca!...
..._________🍃🌺🍃_________...
2015
..."Allah Bersama Orang-orang yang Berbuat Baik. "Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."...
...(QS : Al - 'Ankabut ayat 69)...
"Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah berkat rahmat dan kuasamu aku bisa menyelesaikan pendidikanku hingga akhir. Semoga segala ilmu yang engkau titipkan kepadaku tidak membuatku menjadi takabur dan bisa bermanfaat bagi banyak orang." Syila dengan penuh rasa syukur saat menerima ucapan selamat sekaligus penyematan tanda kelulusan telah berhasil menyelesaikan pendidikan S3 dari Harvard University.
..."Arsyila Qiana Azzahra, SE., M.Mgt.,Ph.D."...
Syila menatap piagam kelulusannya berisikan nama sekaligus gelar yang disandangnya.
Ada rasa yang tak bisa Syila lukiskan, deretan penggalan fase dalam hidupnya bergantian terlintas dalam benak Syila.
Sebuah perjalanan panjang bagi seorang anak biasa yang berasal dari keluarga sederhana hingga sampai titik ini.
Helaan nafas Syila begitu berat dadanya sesak rasa haru ikut menyelimuti perempuan yang kini terlihat dewasa dan matang secara fisik maupun pemikirannya.
Cerita panjang mengejar mimpi hingga berhasil meraih gelar Doktor telah usai, namun ini bukan akhir dari perjuangan Syila.
Syila akan kembali pulang dan ia akan berkarir di Indonesia merajut mimpinya sebagai Dosen.
Sudah cukup lama Syila berjuang di negeri orang dan kini saatnya ia kembali bersama kedua orang tuanya.
Rasa rindu yang menggunung tak terbendung akan segera terobati.
Syila bersama teman-teman sekelasnya berfoto bersama karena mungkin saja setelah ini mereka tidak bisa bertemu lagi karena masing-masing akan kembali ke negara asalnya.
"Syila, Finally we can finish. I'm glad we all passed. What are your plans after this? Are you going back to Indonesia?" David teman sekelas Syila berasal dari Amerika.
"I'll go home. I am happy because I will be back with my parents. How about you?"
"I don't know, just carry on with life and live as usual. Nothing special." senyum David.
"Dav, Thank you for being a good friend. Sorry if I have wronged you. I'm sorry with all my heart."
"No, We are friends. Shouldn't that be the case as friends?"
"Yes. I think so but Thank you so much."
"Syila, will we meet again?"
"Insha Allah, If Allah wills, then nothing is impossible for him."
David Holmes. Teman kuliah yang hari ini lulus sama dengan Syila.
Sejak awal perkuliahan David sudah tertarik kepada Syila.
David seorang non muslim.
Pria berkebangsaan Amerika yang menepuh pendidikan sama dengan Syila di Harvard University.
Melihat kepribadian Syila sebagai seorang muslimah di negara liberal membuat David tertarik dengan segala apapun yang Syila lakukan.
Bagaimana Syila berpakaian dengan hijab panjangnya, saat Syila beribadah menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim mengerjakan shalat 5 waktu dan berpuasa di hari tertentu dan saat ramadhan serta tutur kata, sikap, perilaku Syila membuat pandangan David selama ini menganggap Islam bagian dari ******* terbantahkan oleh sosok Syila yang selama kurang lebih 5 tahun dikenalnya.
Kekaguman David pada Syila bermula saat perkenalan pertama mereka, dimana Syila menangkupkan tangannya di dada tanpa menyentuh uluran jabat tangan David dan memberikan alasan bahwa mereka bukan mahrom.
Saat itu David merasa unik apa yang Syila lakukan.
Perlahan seiring keduanya berinteraksi David mengerti bahwa dalam penganut muslim bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahrom dilarang.
🌺
Syila membereskan barang-barang yang akan ia bawa kembali ke Indonesia.
"Assalamualaikum. Boleh masuk Kak?"
"Waalaikumsalam. Eh Aini, masuk aja. Kakak sedang beres-beres."
Nuraini Khalid. Mahasiswa S2 asal Malaysia yang sedang menyelesaikan Studinya di kampus yang sama dengan Syila.
"Kak Syila kapan balik ke Indonesia?"
"Insha Allah besok, Aini. Ada apa?"
Syila menatap wajah Aini terlihat sendu.
"Aini sedih Kak Syila pulang. Aini tidak punya tempat curhat sekaligus diskusi."
"Kita masih bisa silahturahmi meski kakak pulang. Kan ada zoom, wa, instagram."
"Tetaplah berbeza Kak. Tapi Syila senang. Kakak sikit lagi jumpe dengan orang tua kakak. Jangan lupakan Aini ya Kak!"
Syila memeluk Aini. 3 tahun Syila mengenal Aini sejak Aini datang untuk kuliah magister disini.
Syila yang tidak memiliki adik, dan Aini yang jauh dari keluarga sudah menganggap Syila layaknya kakak perempuannya.
"Kakak doakan semoga segera lulus. Kalau bisa lanjut sampai S3 ya!" Syila mengusap airmata yang membasahi pipi Aini.
"Aini tak lanjutkan S3 Ka, sebab Bapak inginkan Aini bekahwin lepas lulus S2."
Mendengar ucapan Aini tentu saja Syila teringat akan pembicaraannya ditelpon dengan sang ibu.
"Assalamulaikum. Ibu apa kabar?"
"Waalaikumsalam Ndok. Kabar Ibu dan Bapak baik."
"Bu Syila ingin mengabarkan Insha Allah 1 bulan lagi Syila di wisuda."
"Alhamdulillah ya Allah. Terima kasih. Ibu dan Bapak senang, bahagia sekaligus bersyukur Ndok. Akhirnya kamu segera pulang. Kamu akan kembali kerumah. Bapak dan Ibu sudah rindu sekali."
"Iya Bu.Terima kasih selama ini sudah mendoakan Syila. Maaf selama ini Syila tidak berada disamping Bapak dan Ibu."
"Tak apa Ndok. Ibu bahagia akhirnya kamu bisa mencapai cita-citamu. Maafkan Ibu dan Bapak yang tidak bisa menghadiri wisudamu."
Iya Bu Syila juga tahu bagaimana kondisi kita. Yang penting Ibu dan Bapak sehat-sehat ya. Insha Allah selesai wisuda Syila akan pulang ke Indonesia dan tinggal bersama Bapak dan Ibu."
"Insha Allah Ndok, Bapak dan Ibu tidak pernah lupa mendoakan kamu setiap shalat dan setiap kali kami selalu berharap kuliahmu segera selesai dan kembali kesini, berkumpul bersama Bapak dan Ibu."
"Inggih Bu."
"Syila, sebetulnya ada yang Ibu dan Bapak ingin bicarakan. Tapi sebaiknya setelah kamu pulang kami akan menjelaskannya."
"Soal apa Bu?"
"Soal jodoh kamu. Nanti kalau kamj sudah pulang kita bicarakan lagi ya."
"Kalau begitu Ibu Bapak sehat selalu ya, Syila pamit mau melanjutkan revisi Disertasi dulu. Salam untuk Bapak ya Bu. Assalamualaikum."
"Iya Insha Allah Ibu akan sampaikan pada Bapak. Waalaikumsalam. Jangan lupa shalat dan istirahat ya Ndok."
"Kak Syila, Kak!"
Panggilan Aini menyadarkan Syila dari lamunannya.
"Akak pikir sape, cuba bagi faham Aini, sape gerangan nak ade dipikiran Kak Syila, jom!"
"Kakak tidak berpikir siapapun, kakak hanya sedang mengingat kembali barang yang kakak bawa, takut ada yang tertinggal." Syila terpaksa berbohong karena yang Syila pikirkan tak mungkin ia ceritakan pada Aini.
"Oh cam tu Kak, Aini pikir Akak lamunkan Ustadz Aziz, Akak sungguh tak ada minat apepun dengan Ustadz Aziz? Ustadz Aziz nampaknye minat pada Kak Syila."
"Kakak atau kamu Aini yang suka dengan Ustadz Aziz? Ngaku ayo?"
"Ah akak, tak nak lah Ustadz Aziz dengan Aini."
Syila tersenyum melihat wajah Aini yang tersipu malu-malu.
Abdul Aziz. Pria yang berasal dari Brunei Darussalam.
Ia sedang menempun S3 di Harvard Jurusan Bioengeneering.
Aziz sering menjadi Imam dan biasa memberikan tausyiah di perkumpulan mahasiswa muslim yang berkuliah di Harvard Universitas.
Selain itu Aziz kerap kali diundang oleh pihak KBRI untuk memberikan tausiyah dan menjadi Imam saat jumat dan hari-hari besar seperti idul fitri dan idul adha.
"Kak jangan lupakan Aini, Aini nak berkabar dengan Akak. Aini Doakan berjaya dimanapun Akak berada."
"Terima kasih Aini. Doa yang sama untuk kamu."
Kedua perempuan dari berbeda negara itu saling berpelukan.
...Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu: telah datang seseorang kepada Nabi Muhammad Saw dan berkata: wahai rasulullah sesungguhnya aku ingin bersafar, maka berilah aku bekal....
...Rasulullah bersabda :Semoga Allah memberikanmu bekal ketakwaan. Orang-orang tersebut berkata: tambahlah. Beliau mengatakan: dan semoga Dia mengampuni dosamu. Ia berkata: tambahlah. Beliau pun menjawab: semoga Dia memudahkan untukmu segala kebaikan di mana pun engkau berada....
...(HR. Tirmidzi)...
...🌺...
..._________🍃🌺🍃_________...
...Waalaikumsalam Wr.Wb....
...Reader jangan lupa support...
...Like dan Kembang Kopinya ya!...
...Terima Kasih sudah membaca karya Author...
...Alhamdulillah...
..._________🍃🌺🍃_________...
..._________🍃🌺🍃_________...
...Assalamualaikum Wr.Wb....
...Reader jangan lupa support...
...Like dan Kembang Kopinya ya!...
...Selamat Membaca!...
..._________🍃🌺🍃_________...
...“Jika salah seorang dari kalian telah selesai dari tujuan/kebutuhan berpergiannya (safar), maka hendaknya dia kembali kepada keluarganya” ...
...(HR. Bukhari dan Muslim)....
Arsyila sudah menapaki kakinya di bandara soekarno hatta.
"Alhamdulillah ya Allah. Segala puji bagimu, aku kembali ke kampung halamanku, tanah airku. Semoga apa yang bawa bisa menjadi bekal yang bermanfaat tidak hanya bagiku tapi untuk banyak orang." rasa syukur terucap menatap langit negeri tercinta yang telah lama Syila ditinggalkan.
Kedua orang tua Syila sudah tahu bahwa hari ini Syila akan pulang.
Masih butuh 3 jam perjalanan menuju rumahnya.
Syila menatap takjub. Banyak yang berubah. Sepanjang jalan ia menelisik setiap sudut kota yang tampak perubahan disana sini.
5 tahun bukan waktu yang singkat namun cukup membuat Syila terpukau akan perubahan yang dilihatnya.
Hanya saja jalanan bertambah macet dengan jumlah kendaraan lebih banyak dibanding 5 tahun lalu saat ia meninggalkan negeri tercintanya.
Syila kembali teringat akan pertama kali keberangkatannya, betapa kala itu untuk pertama kalinya ia pergi jauh sendirian ke negeri orang.
Tentu saja rasa takut, cemas dan khawatir pasti ada. Keyakinan dan Keikhlasan kedua orang tualah yang menguatkan Syila bahwa ia pasti mampu.
Tanpa terasa airmata Syila menetes, betapa kini akhirnya ia kembali pulang setelah jutaan kerinduan yang ia bendung untuk kedua Bapak dan Ibunya.
Rumah yang sederhana masih tampak sama, tidak ada yang berubah seperti saat 5 tahun lalu Syila tinggalkan.
Tanaman rimbun, hijau dan beberapa bunga anggrek menjadi pemanis dan terlihat berbeda dengan saat ia tinggalkan.
"Assalamualaikum." untuk pertama kalinya setelah 5 tahun Syila mengucap salam dari luar rumahnya yang sesaat lagi akan ia masuki berkumpul bersama kedua orang tua tercinta.
"Waalaikumsalam." pintalan benang rajut yang sedang dipegang Ibu jatuh manakala terdengar salam dari putri yang telah lama ia rindukan.
"Ibu." tanpa banyak kata Syila meraih tangan ibu mencium tangan wanita yang senantiasa menjadi keramat berjalannya, memeluk dan menumpahkan segala rasa rindu akan surga yang selama ini jauh dari pandangan matanya.
"Alhamdulillah ya Allah. Kamu sudah balik Ndok. Ibu kangen." bulir airmata tak henti menetes membasahi pipi wanita baya yang setiap hari tak henti melantinkan doa bagi putri tercintanya nun jauh di negeri orang menimba ilmu meraih cita-cita.
"Syila juga rindu sekali dengan ibu. Bapak dimana Bu?" Arsyila mengurai pelukannya menghapus sisa airmata dipipi wanita yang berhak mendapatkan penghormatannya 3 kali lipat dibanding pada ayah.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Bapak!"
"Syila!"
Betapa haru dan bahagia bercampur menjadi satu, kerinduan akan cinta pertama anak perempuan kepada laki-laki yang akan selalu menjadi patokan kala ia mencari suami kelak kini ada dihadapannya.
Syila mencium tangan Bapak dengan takzim, membuatnya basah oleh tetesan airmata kerinduan.
"Alhamdulillah ya Allah. Kamu akhirnya kembali Ndok. Jangan pergi lagi ya. Bapak tidak bisa lagi menahan rindu." pria baya yang selalu terlihat tegar seketika melankolis melihat putri tercintanya yang 5 tahun hanya mampu ia lihat dari layar ponsel.
"Insha Allah Syila akan disini menjadi Bapak dan Ibu." Arsyila menatap wajah senyum sang ayah meski ada gurat lelah.
"Ayo kita ke dalam Syila, Pak, Ibu sudah masak. Ada sayur lodeh dan ikan mas goreng, plus sambel terasi. Kamu masih suka kan Ndok?" ibu menggenggam jemari Syila membawa sang putri menuju makanan kesukaan yang tersaji dimeja makan.
"Syila rindu sekali masakan ibu. Meski disana Syila sering membuatnya namun rasanya tidak seenak buatan ibu."
"Yowes, kita makan dulu, setelah itu kita shalat magrib berjamaah ya."
Tak ada selezat masakan selain masakan yang dibuat oleh ibu kita, tak ada yang paling kita rindukan saat jauh kecuali pelukan hangat seorang ibu saat kembali.
Syila bahagia ia memiliki kesempatan berharga dalam hidupnya untuk menggapai mimpi menuntut ilmu dan masih diberi kesempatan untuk bisa kembali bersama orang tua tercinta.
Shalat Magrib kali ini terasa begitu berbeda, kepulangan Syila melengkapi kekosongan yang selama ini terasa.
Syila mencium tangan kedua Bapak dan Ibu selepas salam.
Bapak memimpin doa dengan khusyuk dan khidmat.
Kata demi kata doa yang terucap dari bibir Bapak seakan meluruhkan airmata Syila yang tak berhenti menetes bersamaan kata aamiin yang terucap.
Sekian banyak doa terucap namun satu yang mengganjal di hati Syila.
Jodoh!
Betapa lirih dan menyayat kala seorang Bapak memohon agar putrinya diberikan jodoh yang terbaik menurut Allah SWT.
Tentu saja di usia Syila yang tak muda lagi ada kekhawatiran dalam diri meski jodoh adalah rahasia sang ilahi.
"Syila, setelah ini apa rencanamu Ndok?" Bapak tersenyum menatap putri semata wayangnya dalam pelukan Ibu.
"Bapak, Ibu Alhamdulillah sebelum pulang Syila mendapatkan tawaran sebagai Dosen di Universitas Gemilang. Insha Allah lusa Syila akan kesana untuk mengurusnya. Bapak dan Ibu apakah memberikan izin?"
"Tentu Ndok. Bapak dan Ibu senang dan mengizinkan kamu. Kamu sudah jauh-jauh menimba ilmu dinegeri orang tentu harus bisa bermanfaat bagi banyak orang."
"Terima kasih Pak, Bu. Syila lega Bapak dan Ibu memberikan izin."
"Syila, Bapak dan Ibu senang kamu telah berhasil mencapai apa yang kamu cita-citakan. Kamu juga akan menjadi dosen. Apakah kamu tidak ada kepikiran untuk berumah tangga?" Bapak dengan hati-hati.
Deg!
Syila tahu secepatnya Bapak dan Ibu akan menanyakan perihal jodoh kepadanya.
"Begini Ndok, Bapak dan Ibu bukan memaksa kamu untum segera menikah, hanya usiamu rasanya sudah cukup untuk berumah tangga." Ibu dengan hati-hati merangkai kata agar tidak melukai perasaan Syila.
"Iya Bu Syila mengerti maksud Bapak dan Ibu. Syila juga menyadari usia Syila sudah cukup untuk itu. Namun sampai saat ini Syila belum terpikir dan memang belum ada yang Syila pikirkan." meski pendidikannya setinggi Doktor, usia sudah matang, kodrat Syila sebagai wanita tak menutupi jikalau rona merah jambu dan tersipu malu itu terlihat dari wajah seorang gadis kala ditanya perihal hati.
"Ndok, ada yang ingin Bapak sampaikan. Sebenarnya saat beberapa bulan lalu menelponmu, Pak lurah hendak menjodohkanmu dengan putra sulungnya. Bapak belum memberikan jawaban apapun karena bagaimanapun semua Bapak serahkan kepadamu."
"Ibu tidak memaksakan Ndok, hanya saja baiknya kamu mencoba untuk mengenal terlebih dahulu, jikalau cocok dan kalian saling menyukai ya monggo, namun jika tidak pas semua Ibu dan Bapak kembalikan kepadamu keputusannya."
Arsyila mematung tak bisa berkata apapun.
Hatinya memang belum disinggahi nama seorang pria, getaran cinta juga belum pernah mampir didalam relung terdalam.
Arsyila tahu jika ia menolak pasti kedua orang tuanya akan kecewa, terlebih ia juga belum melihat bagaimana putra Pak Lurah tersebut.
"Syila akan coba Pak, Bu. Syila mempersilahkan untuknya bersilahturahmi. Tapi seperti yang Bapak dan Ibu selalu ingatkan pada Syila, Syila tidak akan menemuinya tanpa Bapak dan Ibu."
Bapak tersenyum, bangga rasanya melihat putrinya yang masih memegang nilai-nilai agama meski 5 tahun berada di negeri yang dikenal kebebasannya.
"Kalau begitu Bapak akan kabari soal silahturahmi itu pada Pak Lurah. Kalian bisa saling mengenal dulu."
Anggukan Arsyila membuat kelegaan dihati kedua orang tuanya.
...Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”...
...(QS. Al-Furqan: 74)...
..._________🍃🌺🍃_________...
...Waalaikumsalam Wr.Wb....
...Reader jangan lupa support...
...Like dan Kembang Kopinya ya!...
...Terima Kasih sudah membaca karya Author...
...Alhamdulillah...
..._________🍃🌺🍃_________...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!