NovelToon NovelToon

My Teacher is an Agent

Chapter 1

Petir bergemuruh diiringi kilat yang sesekali menyambar. Mengisyaratkan akan turun hujan yang mungkin cukup deras. Suara sirine mobil polisi dan juga mobil ambulan bersautan memasuki halaman sebuah sekolah menengah atas di kota Y.

Ya, hari itu terjadi sebuah peristiwa yang tidak mengenakkan di sekolah tersebut. Membuat siapapun yang melihat bergidik ngeri. Bagaimana tidak, di saat jam belajar mengajar sedang berlangsung tiba-tiba terdengar alarm tanda bahaya berdering cukup lantang. Tapi bukannya berlari ke tempat evakuasi, para penghuni sekolah justru berbondong-bondong lari menghampiri gudang sekolah yang telah lama tidak difungsikan.

Di tempat itu sudah berkerumun sejumlah guru dan beberapa polisi juga tim dokter forensik. Dan yang mengejutkan, ada sejumlah kerangka manusia yang dionggokan bagai sampah dalam sebuah kantong plastik hitam berukuran besar. Jika dilihat dari kondisinya, kemungkinan besar kerangka itu telah berusia cukup lama. Paling tidak lebih dari 5 tahun.

Sebuah pertanyaan besar menggantung di benak setiap orang. Siapa yang melakukan semua perbuatan keji tersebut? Padahal selama ini Gamma International School a.k.a GIS dikenal dengan reputasi baiknya.

Di tempat berbeda, seorang wanita muda berusia 20-an sedang berlatih menembak dengan sebuah senjata api berjenis revolver dengan diameter peluru kaliber 38. Cewek itu berdiri tepat di depan papan target yang berjarak 25 meter. Dengan menggunakan satu tangannya, dia menembakkan satu per satu peluru dan mengarah tepat pada sasaran. Tak ada satupun tembakannya yang meleset. Setiap kali membidik, cewek itu memusatkan konsentrasinya dan membayangkan ada seorang musuh berdiri di hadapannya. Dengan begitu dia dapat dengan mudah menarik pelatuk senjata.

Tiba-tiba smartphone di saku celananya bergetar. Muncul sebuah nama yang membuat wanita itu harus menghentikan latihannya.

"......"

"Rogger." kata wanita itu singkat sesaat sebelum ia mengakhiri latihannya.

Wanita itu bergegas meninggalkan tempat latihan dengan mobil hitam mengkilapnya.

***___***

Pagi ini GIS kembali memulai aktivitas seperti biasanya, setelah kejadian menghebohkan tiga hari yang lalu. Meskipun peristiwa itu kini dalam penanganan pihak kepolisian, nyatanya tetap saja hal tersebut menjadi topik perbincangan panas di kalangan siswa maupun guru-guru di sekolah.

Ada yang menduga kalau hal tersebut dilakukan oleh oknum luar sekolah yang ingin menjatuhkan reputasi GIS. Ada pula yang menyimpulkan kalau di sekolah mereka ada seorang psikopat yang menyimpan banyak dendam. Bahkan ada yang berfikir kalau semua itu bersangkutan dengan hal-hal berbau mistik, misalnya seperti permintaan tumbal untuk membuat kesuksesan sekolah tersebut.

Dan di antara sekian banyak orang yang bergunjing, ada seorang siswa laki-laki yang merasa tertarik dengan kejadian tersebut. Dia seorang siswa kelas XII-3 yang terkenal brutal dan suka membuat masalah. Siswa tersebut penasaran dengan kejadian yang menurutnya tidak masuk akal. Dia sudah bersekolah di tempat itu lebih dari 2 tahun, dan selama itu pula tidak pernah ada hal-hal yang mencurigakan. Terlebih lagi lokasi penemuan kerangka tersebut menjadi salah satu tempat favorit nya untuk melarikan diri dari buku pelajaran yang membosankan. Jika diingat kembali, terakhir kali siswa itu memasuki gudang lama ia tidak melihat ada kantong hitam yang mendadak ditemukan. Bagaimana bisa tiba-tiba muncul begitu saja? Siapa yang sudi repot membawa kantong sebesar itu ke dalam sekolahnya? Dan lagi, andaikan kantong itu memang sengaja dibawa masuk ke sana, kenapa tidak ada yang curiga? Lebih tepatnya lagi, kok bisa tidak ada yang melihat?

Siswa itu terpekur memikirkan semua pertanyaan itu di dalam otaknya, sampai ia tidak sadar ada sepasang tangan yang siap menghantamnya dari belakang...

Chapter 2

Siswa itu terpekur memikirkan semua pertanyaan itu di dalam otaknya, sampai ia tidak sadar ada sepasang tangan yang siap menghantamnya dari belakang....

"Woi...!!! Ngapain lo bengong gitu?!" sebuah buku tebal menghantam bahu Samuel yang membuat cowok itu tersadar dari lamunannya.

Bukannya menjawab, Samuel -yang notabene terkenal kejam dengan siapapun yang berani mengganggunya- seketika langsung melayangkan bogem mentahnya ke perut si pelaku yang tak lain adalah Leo, teman sebangkunya.

"Anjir lo! Sakit banget perut gue!" umpat si Leo sambil memegangi perutnya.

"Salah sendiri lo berani mukul gue." jawab Samuel cuek.

"Emang pukulan segitu aja ngaruh buat lo?!"

"Ya nggak juga."

Leo yang dibuat kesal dengan ulah Samuel yang sok cool itu lantas mengepalkan kedua tangan dan ingin mencakar wajah ganteng kebanggaan temannya itu.

"Emang lo lagi mikir apaan dari tadi gue panggil sampai nggak nyaut?"

"Sejak kapan gue gunain otak ini buat mikir?" Samuel bertanya balik dengan raut muka innocent yang tidak pada tempatnya.

"Jadi maksud lo, pagi-pagi gini otak mesum lo itu udah mulai mikir jorok gitu? Emang dasar raja mesum lo ya!"

"Hai, Sam! Entar pulang sekolah lo mau nemenin gue nonton ga? Ada film baru di bioskop." Seorang cewek cantik berkulit putih dengan gaya manjanya terlihat menghampiri tempat duduk Samuel.

"Gue ada janji maen basket. Kalo mau Leo bisa nemenin lo."

Boleh juga ide nih cowok. Batin Leo sambil cengingisan menatap cewek itu. "Gue nggak keberatan kok Cin, buat gantiin pacar lo ini. Apalagi kalo jalannya sama cewek cantik kayak lo,"

Cewek itu bergidik melihat kerlingan mata Leo yang menurutnya menjijikan, "Tapi gue yang nggak sudi buat jalan sama lo!" cewek itu berlalu meninggalkan Samuel dengan bibir ditekuk.

"Lo kenapa sih Sam nggak bisa manis dikit sama cewek lo. Kasian kan tiap hari dia ngemis-ngemis perhatian dari lo."

Samuel hanya menghela napas mendengar komentar Leo yang aslinya naksir juga pada pacarnya itu. Ya siapapun pasti akan langsung jatuh hati tatkala melihat Cindy -pacar si Samuel- yang sering disebut-sebut sebagai cewek tercantik di sekolah. Cewek itu bukan hanya memiliki paras yang menarik, tapi dia punya prestasi cukup baik juga di bidang akademis. Ditambah lagi latar belakang keluarganya yang tidak bisa dianggap remeh. Yup, ayah Cindy adalah salah satu pemilik yayasan GIS selain papa Samuel. Meskipun begitu Cindy tidak pernah mau menyombongkan hal tersebut. Dia selalu merasa kesal jika ada yang berteman dengannya hanya karena kekuasaan sang ayah. Sebenarnya Cindy merupakan cewek yang cukup sempurna untuk jadi pacar Samuel, tapi entah kenapa cowok itu tidak pernah mau membuka hati untuk Cindy.

"Woi... Woi...!!! Gue ada kabar gembira buat kelas kita!" seorang cowok bertubuh gempal yang selalu menganggap dirinya imut kini sedang membuat heboh di depan kelas.

"Halaaahh... Paling berita soal lo yang bilangnya jadi pemenang cover majalah!" sahut siswa yang lain.

"Heh kentang! Muko lo itu pantes nya bukan mejeng di cover majalah, tapi dicetak di poster DPO... Hahaha..." ledek si Leo.

"Elo tuh ya si anak singa, mulut lo itu kebanyakan makan cabe-cabean ya! Pedes mulu kalo ngomong!" sahut si cowok tambun dengan muka cemberut. "Oh iya gue sampe lupa! Gue beneran punya hot news buat kelas kita!"

"Udah ga usah banyak bacot! Buruan kabar apaan?"

"Kelas ini bakal punya wali kelas baru... So, nggak ada lagi tuh wali kelas kolot yang tiap pagi nyuruh kita buat nyanyiin hymne guru!"

"Serius lo kentang?"

Si Kentang yang aslinya bernama Denish itu mengangguk semangat dengan muka sumringah.

"Yang lebih penting lagi, ini guru bakalan bikin hati kita adem kalo liat...!!!" jerit Cowok itu kegirangan.

Seketika para siswi bersorak ria. Mengira kalau wali kelas mereka nantinya seorang guru berwajah tampan layaknya aktor korea. Kenapa mereka mengira seperti itu? Karena yang membawa berita ini seorang Denish. Cowok centil yang suka kegerahan sama cowok macho. Ada gosip beredar, kalau si Denish ini pernah memberikan sekotak coklat import dari Swiss untuk guru olahraga mereka.

Samuel memilih untuk menelungkupkan wajahnya di atas meja. Malas melihat kelakuan teman-temannya yang kegirangaan nggak jelas.

"Eits, tunggu dulu ladies! Ini guru bukan sosok yang pantas buat kalian sorakin. Karena ini guru sebenarnya........."

Chapter 3

"Eits, tunggu dulu ladies! Ini guru bukan sosok yang pantas buat kalian sorakin. Soalnya kenapa??? Karena ini guru sebenarnya..."

Denish terhenti dengan kata-katanya tepat saat kepala sekolah menggebrak pintu kelas karena mendengar keributan di saat jam sudah memasuki waktu belajar.

Seketika semua siswa berlarian kembali ke tempat duduk masing-masing. Kepala sekolah melenggang masuk ke dalam kelas bersama seorang wanita muda berparas imut namun terlihat jelas kalau dia tipikal wanita yang cerdas.

"Selamat pagi anak-anak. Pagi ini kalian akan kedatangan wali kelas baru yang akan menggantikan Bu Risma." kepala sekolah diam sejenak menebarkan pandangan ke seluruh penjuru kelas untuk mendapatkan perhatian penuh dari anak didiknya.

Semua siswa spontan menatap ke depan kelas. Mengira-ngira siapa gerangan wali kelas baru mereka. Beberapa tampak tak acuh, dan beberapa hanya bersikap biasa saja.

"Perkenalkan namanya Ibu Zoey. Beliau yang akan menjadi wali kelas kalian mulai saat ini." lanjut kepala sekolah untuk memperkenalkan seseorang yang berdiri di sampingnya.

Saat itu juga seluruh siswa yang ada di kelas tersebut tercengang, bahkan ada yang sampai membuka mulut dengan mata melototnya. Bagaimana tidak, orang yang diperkenalkan oleh kepala sekolah tersebut terlihat masih sangat muda. Bahkan kalau dilihat mungkin masih seumuran dengan mereka. Apa tidak salah kalau dia ini si wali kelas yang baru. Harus memanggil apa mereka nantinya? Ibu? Sepertinya belum cukup umur untuk menyandang panggilan tersebut. Kakak? Mana mungkin mereka memanggil seorang guru dengan sebutan itu.

"Baiklah, untuk selengkapnya biarkan beliau sendiri yang menjelaskan lebih lanjut. Cukup sekian dari saya." selesai mengucapkan itu kepala sekolah lantas berlalu meninggalkan kelas.

"Ya, seperti yang dikatakan beliau tadi, saya akan menjadi wali kelas kalian. Nama saya Brigittha Zoeylia. Selain menjadi wali kelas kalian, saya juga akan mengajar mata pelajaran matematika dan olahraga. Ada pertanyaan?" Zoey mengakhiri perkenalan singkatnya.

Seorang siswi yang duduk di meja paling depan mengangkat tangan, "Yakin ini bukan prank? Masa ibu akan jadi wali kelas kita?"

"Kenapa? Kamu meragukan kemampuan saya?"

"Bukan begitu… Ibu lebih pantas jadi teman kita dari pada ngajarin kita… Hahaha…" celetuk seorang siswa yang duduk di deretan bangku belakang yang disusul tawa seluruh kelas.

"Terima kasih atas pujiannya. Secara tidak langsung kalian menganggap saya awet muda. Ya memang usia saya belum lebih dari 25th." Zoey diam sejenak. Suasana kelas pun kembali tenang. "Tapi meski begitu kalian tetap harus menghormati saya sebagai guru. Kalian bisa memanggil saya Ibu Zoey. Jangan sekalipun berani memanggil nama saya langsung. Karena saya bukan teman kalian." lanjut Zoey, kali ini dengan intonasi yang penuh penekanan.

Membuat seluruh siswa menelan kembali ludah mereka. Hilang sudah citra guru yang ramah dan menyenangkan. Karena tampaknya wali kelas mereka ini akan membuat sekolah menjadi laksana siksaan neraka.

Seorang siswa laki-laki yang sejak tadi hanya menelungkupkan wajah, perlahan mengamati sosok wanita yang berdiri di depan kelas sambil tersenyum ramah meladeni setiap pertanyaan tidak masuk akal dari teman-temannya. Sesekali dia tertawa ringan. Meskipun awalnya memberikan kesan galak dan menakutkan, tapi semakin lama guru cantik itu memperlihatkan sikap hangatnya.

Tanpa sadar cowok yang tak lain adalah Samuel itu terus mengamati Zoey dengan intens. Ada sedikit ketertarikan pada diri cowok itu. Kenapa cewek itu terlihat tidak biasa? Meskipun sikapnya ramah tapi dia seperti memiliki sisi misterius dalam dirinya. Tatapannya terlalu tajam untuk menggambarkan keceriaan yang ia tampakkan.

Hhheemmm... Sepertinya sekolah akan jadi lebih menarik sekarang. Ucap Samuel dalam hati sambil tersenyum menyeringai.

Perasaan apa Ini? Seperti ada yang sedang mengamati... Zoey menyapukan pandangannya ke seluruh kelas dan terhenti saat matanya bertatapan dengan mata seorang cowok yang duduk di bangku pojok belakang.

Mungkinkah cowok itu...

Samuel hanya menatap datar Zoey tanpa berniat membuang muka. Sedangkan Zoey malah terlihat menampakkan senyum termanisnya.

deg!

Jantung Samuel akhirnya mulai menunjukkan kehidupannya. Jantung yang selama ini membeku perlahan mulai menghangat. Dan itu hanya karena sebuah senyuman singkat dari cewek bernama Zoey.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!