Selamat datang dicerita baruku!
Dimasukkan ke daftar favorit, boleh.. Nggak masuk pun ya terserah😁
suka-suka, aku gak maksa! sesuai selera pembaca saja..
○○○
Menggosip, menghibah atau sejenisnya, sudah melekat dalam diri Audi. Tak perduli siapapun orangnya, apa jabatannya, dari Kakak, teman dan semua yang dikenal tak luput dibicarakan oleh Audi.
Tapi bagaimana jadinya jika Rezvan salah satu orang yang kerap kali jadi bahan pembicaraannya itu tahu kalau dirinya dijadikan bahan gosip oleh Audia.
Akankah Rezvan mengampuni Audia dan membiarkannya begitu saja?
Ataukah justru memberinya pelajaran yang mungkin takkan bisa dilupakan oleh Audia seumur hidupnya?
Rezvan_Audi| © 2020
Story by @Saiyaarasaiyaara
○○○
Cuplikan part yang kesekian...
○○○
Tak dapat ku defenisikan, bagaimana bisa aku yang tertarik dan amat mengidolakan Pria manis, romantis dan berlesung pipit.. Malah jatuh cinta padamu!!
Iya pada kamu, yang jelas jauh dari type-ku...
Sudah galak,
Kejam,
Sombong,
Egois,
Pemarah,
Hey, aku baru saja menyebutkan macam-macam sifat buruk manusia dan itu ada padamu.
Tidak ada manis-manisnya, tapi aku malah doyan.
~ Audi
---
Aku cinta Audi!!
Persetan dengan orang yang tidak terima hal itu..
~Rezvan
○○○
"Gue benar-benar gak nyangka! Itu si Thania cewek yang kelihatan baik-baik, pendiam, lumayan pintar dan kesayangannya para guru. Ternyata ada tayi dibalik otaknya.. Kalian tahu tidak? Seminggu ini, Thania gak masuk sekolah ternyata karena cuti menikah akibat pacaran suka berduaan lama-lama hingga menghasilkan bayi." Celetuk Audi serius membuat Mira juga Laras penasaran akan ucapannya.
Mira mengintimidasi Audi tak percaya, "eh, kalau ngomong yang benarlah, Audi! Jangan ngefitnah, ucapanmu bisa dituntut sebagai pencemaran nama baik tau!!."
"Iya Di, jangan sembarangan kamu!" Timpal Laras.
"Duh, aku gak lagi asalya.. gak lagi ngefitnah atau sembarangan. Aku ngomong yang sejujurnya, apa adanya.. Thania memang sudah menikah dan sudah hamil. Aku pastikan hal itu pada saat kemarin, waktu menemani Mbak Farah datang kenikahan temannya dan ternyata pengantin wanitanya adalah Thania." Jelas Audi jujur.
"Terus kamu tahu dari mana dan bagaimana bisa menyimpulkan kalau Thania itu menikah karena udah hamil duluan?" Tanya Mira memastikan.
Audi mengingat sekilas kejadian hari kemarin pada saat dirinya menghadiri resepsi pernikahan teman dari Kakaknya Farah yang ternyata pengantin wanitanya adalah teman sekelasnya sendiri yakni Thania. "Aku tahu Thania hamil dari emak-emak di pesta yang aku ajak ngobrollah, mereka bilangnya gitu. Thania udah hamil duluan, kalau tak percaya perhatikan saja nanti kalau dia sudah sekolah ... perutnya pasti agak buncit!"
Mira menepuk jidatnya kesal, "bunci bisa aja karena nimbun lemak, gak usah mengada-ngada."
"Audi benar Mir, mana mungkin dia mengada-ngada. Iya kan Di?!" Tanya Laras yang yangsung diangguki Audi.
"Omongan emak-emak tuh ada benarnya, seingatku Thania memang sudah buncit sebelum libur," tambah Laras memihak Audi.
Audi menatap Mira, "Duh Mir, kamu terlalu polos sih! Sampai hal begitu gak tahu. Lagian wajarlah hamil, cara pacarannya Thania saja agak ekstrem, cium, peluk atau bahkan lebih. Dia sampai hamil itu bukanlah musta...."
"YANG MENGOBROL DIBELAKANG, SILAHKAN MAJU KEDEPAN!!"
Sontak saja ucapan keras tersebut mengagetkan Audi, sehingga dia yang asik berbicara dengan Mira serta Laras menoleh sambil meringis takut.
Apakah author belum mengatakan kalau ketiganya sedang mengobrol didalam kelas dan baru saja ketahuan oleh guru hingga ditegur dengan geramnya.
"Sialan!" ringis Audi kelepasan mengumpat pelan sambil menurut berjalan kedapan kelas diselimuti perasaan yang bercampur antara masih kaget, takut serta malu karena kepergok menggosip didalam kelas.
"Habislah kita!" ringis Laras menimpali dengan pelan mengikuti Audi dibelakang.
Sama halnya dengan Mira, dia pun ikut maju, tapi tidak menggerutu seperti kedua sahabatnya.
"Sekarang kalian katakanlah, apa yang baru saja kalian bertiga bicarakan dibelakang?!!" geram Pak Guru menatap tajam penuh ancaman. Seolah-olah Pak guru sedang menguliti ketiganya dengan tatapannya. "Apakah pembicaraan kalian lebih menarik bagi kalian bertiga dibandingkan dengan mata pelajaran yang saya ajarkan!" Gertak Pak guru galak sambil geram kepada ketiga muridnya disertai dengan menggertakkan tangannya ke meja.
BRAMM!
"..." Ketiganya diam tak berani menjawab membuat Pak Guru murka.
"JAWAB!!" Amuk Pak guru dengan marahnya, "apa kalian tak punya mulut atau bisu? Hahh!!"
"..."
"Mengobrol dibelakang saat saya menjelaskan, apa kalian tidak bisa menunggunya sampai setidaknya jam istirahat? atau kalian memang sengaja melakukannya untuk mengejek saya didepan sini!! Ayo katakan, jawab jangan diam saja ..."
Audi, Mira, dan Laras kompak menunduk ketakutan. Suasana kelas menjadi hening diselimuti hawa mencekam hingga tak satu orangpun berani bersuara terkecuali sang guru. Para Murid lain yang menyaksikkan ikut ketakutan meskipun tidak melakukan kesalahan.
"Saya komat-kamit didepan mengajar kalian supaya pintar, tapi inikah balasan kalian pada saya?! Asik mengobrol dibelakang. Sudah merasa pintar, hm! Baiklah jika begitu, begini saja coba jelaskan hal apa saja yang bisa didapatkan dari kelakuan buruk kalian barusan, mengobrol saat pelajaran masih berlangsung?" omel Pak guru murka mengepalkan tangannya menahan amarah.
"Ketahuilah kalian tidak mendapat apapun sama sekali dan itu sama dengan nol besar. Kalian bertiga hanya nol besar!!" ejeknyak merendahkan. "Lihatlah bahkan kalian hanya mampu diam saat saya bertanya." Pak guru dengan wajah datar mulai tenang meski masih saja melirik sinis satu-satu muridnya yang nakal.
"Suatu hari nanti dengan kelakuan kalian yang begini terus, memangnya kalian bisa jadi apa? ckck ..." Pak Guru menohok ketiganya membuat Laras mengangkat kepalanya menatap Pak Guru.
"Jadi istri orang kaya Pak!" Cetus Laras spontan keceplosan tanpa sengaja.
Menyebabkan Audi menelan ludahnya kasar tak beda jauh dengan keadaan Murid yang menyaksikannya, meringis ngeri bersusah payah sedang menahan tawa gara-gara jawaban polos Laras tersebut.
Dan hal itu membuat Pak guru makin menajamkan tatapannya penuh peringatan pada murid-muridnya. Terutama tiga orang didepannya yang sedang waswas menanti hukuman darinya dengan takutnya.
Audi meneguk ludahnya kasar, tamatlah sudah riwayat laras.
"Apa yang kamu katakan, jadi istri orang kaya?!!" Sinis Pak guru remeh dan datar disertai tatapan yang masih saja menyang tajamnya. "Memangnya laki-laki mana yang mau dengan perempuan bodoh sepertimu?? ckck.." sinisnya melanjutkan ucapannya beralih mengitimidasi Laras sambil meremehkan.
○○○
Kini disinilah Audi dan kedua sahabatnya. Berada dilapangan sekolah, menjalani hukuman berlari mengelilingi lapangan sekolah.
Laras larut dalam pikirannya sambil berlari menyebabkan tidak fokus dan kadang hampir tersandung beberapa kali. Laras bukan memikirkan malu karena ditonton oleh banyak orang, tapi malu karena bodoh. Ternyata ucapan Pak guru membekas dihatinya.
"Audi, Mira.." Panggil Laras. "Memangnya benar ya? Gak akan ada laki-laki yang suka dengan perempuan bodoh?"
"Lah.. loh masih mikirin itu toh!" Audi berlari cantik sambil melambaikan tangan pada orang yang melihat kearahnya. Maklumlah urat malu Audi sepertinya sudah putus. Terbiasa dihukum semacam ini selama hampir tiga tahun membuat perasaan malu pergi entah merantau kemana.
"Pak Iblis cuma bercanda, nggak usah dipikirkan. Kalau kamu sudah cantik lelaki mana pun mana bisa nolak!" Jawab Audia enteng."Makanya, perbanyak pakai skincare biar tetap cantik dan laku!" Tambah Audi.
"Gitu ya.." jawab Laras dengan polosnya. Sementara Mira malah geleng kepala mendengar jawaban Audi yang menyesatkan.
○○○
Baru juga minggu udah senin aja. Eh besoknya masih selas ... haiss, berarti tanggal warna merah masih jauh!!
Audi berjalan dari halte bus kerumahnya sambil menggerutu kesal, "Mbak Farah jahat, kejam dan tak berperikekakaan. Bisa-bisanya gak menjemput pulang kesekolah, ngebiarin adeknya semata wayangnnya ini melarat kayak gembel yang terlantar!! Mana lagi jatah jajan tadi pagi nggak dikasih dan terpaksalah duit sendiri kepotong buat ongkos pulang."
Audi menghalau sinar matahari yang silau dengan telapak tangannya, "hari ini juga, kok ngeselin bangat!!" Geramnya mengomel tak jelas sendirian sambil menyusuri gang kompleks menuju rumahnya. Seandainya ada orang yang melihat mungkin dia akan beranggapan bahwa Audi sudah gila.
"Tadi mendung sekarang panas, cuaca maunya apa sih?!" Gerutunya lagi.
Ciiiiittttt......!
Tiba-tiba terdengar suara mobil mengerem mendadak beriringan dengan klakson mobil dari belakang Audi.
'Sekarang apalagi?! Aduh kok ketiban sial mulu ...' ringis Audi kesal membatin.
Audi mengerucutkan bibirnya seraya menggertakkan giginya dengan kesal. Lantas dia pun menoleh kebelakang dan mendekat kedepan mobil.
BRAKK!
Tanpa babibu lagi, Audi mengepalkan tangannya lalu memukul mobil serta kakinya menendang bannya. Sayangnya Audi tidak sekuat superhero, maka dari itu bukannya bodi mobilnya penyek atau lecet dan malah tangan serta kaki Audi yang jadi kesakitan.
"Aduh sakit!!, huhuhh.." Audi meniupi tangannya yang sakit.
Melihat hal itu pemilik mobil pun keluar yang ternyata adalah seorang laki-laki tampan dengan tubuh tinggi tegap, dada bidang serta rahangnya yang tegas. Sialan, disore yang panas ini ternyata ada yang lebih hot. Menyebabkan Audi tak terelakkan lagi, terpana melihat laki-laki tersebut hingga lupa mengedipkan mata.
"Hei bocah, minggir!!"
Apa katanya? Dia bilang bocah!!
Audi hampir mencapai usia 18 tahun, tapi masih dikatai bocah?!
Sungguh apa laki-laki didepannya ini buta, tak melihat bahwa Audi bahkan akan menjelma jadi gadis dewasa dan dua bulan lagi akan lulus SMA?
Bersamaan dengan hal itu Audi yang tadinya terpana beralih jadi muak melihat laki-laki didepannya. Ganteng mulutnya sembarang apa gunanya? percuma saja.
Audi berkedip seraya menatap galak laki-laki dihadapannya, "Apa!!"
"Minggir bocah!!"
Bukannya menyingkir seperti arahan, Audi malah maju, gagal memahami maksud omongan dari laki-laki tersebut.
Melihat tingkah Audi yang aneh dengan ekspresi kontraks terlihat kebingungan, laki-laki tersebut menyugar rambutnya kebelakang dengan kasar, prustasi pada keleletan gadis dihadapannya dalam memahami ucapannya.
Dengan kesal laki-laki itu berjalan kemobilnya mengambil sesuatu kemudian menyerahkannya kepada Audi dan tentu saja hal itu menyebabkan Audi mengerutkan keningnya makin kebingungan, tapi menerimanya.
"Sepertinya kau butuh aqua!!" Sinis laki-laki tersebut sambil menarik Audi menepi agar mobilnya bisa lewat.
Barulah setelahnya dia masuk kembali ke dalam mobil dan menutup pintunya dengan sedikit membantingnya dahulu, sebelum kemudian mengemudikannya menjauh meninggalkan Audi.
Sebenarnya dia hanya ingin Audi menepi karena posisi Audi tadi menghalangi jalan mobilnya lewat. Namun, Audi malah tidak mengerti dan membuatnya jadi kesal.
TO BE CONTINUED
14-05-2020
Aku akan senang bila di sapa..
Facebook : saiyaara saiyaara
Instagram : Saiyaarasaiyaara
Noveltooon : Saiyaarasaiyaara
Haii, Hhaaaiii..
Balik lagi sama akuh😘😘
Kangan gak?
Cek sebentar, mana nih pembacaku dari novel terdahulu!
🤭🤭Ada disini gak ya..
Btw.. nih aku dah buat Love Mas Galak bagian ke-2
Selamat membaca!!😊
○○○
Rezvan berjalan masuk ke rumah Mamanya Mesya setelah memarkirkan terlebih dahulu mobil kesayangannya. Pria itu tampak kesal terlihat dari raut wajahnya yang tidak bersahabat. Kejadian gadis semberonoh yang berjalan ditengah jalan kompleks telah berhasil merusak moodnya. Namun, sepertinya wanita paruh baya yang menilap tangan serta menatap tajam kedatangan Rezvan lebih kesal dalam raut geram yang kentara.
"Kenapa kemari?!!" Tanya Mama Meysa Rezvan dengan tenang tapi Rezvan tebak, sang ibu kini pasti sedang menahan amarah yang kian akan meledak.
"Hm, Mama lupa? kalau Mama sendiri yang mengatakan padaku untuk kemari untuk makan siang bersama."
"Pergilah!!" Usir Mama Meysa galak dalam raut wajah yang kecewa. "Mungkin bagimu jam tiga masih siang tapi bagiku itu sudah sore. Lagipula masakanku sudah dingin serta tak enak lagi dan aku paling tidak suka keterlambatan."
"Bukannya dulu saat berkencan dengan mendiang Papa yang suka terlambat Mama selalu memaafkannya dan bahkan Mas Rian yang hobi sekali telat Mama tidak mempermasalahkannya. Kenapa aku dibedakan? Aku anak bungsu Ma, harusnya dimanjakanlah.. hal kecil seperti ini sudahlah jangan diperpanjang. Lebih baik kita sekarang makan, Rezvan sudah lapar." Rezvan bergegas ke ruang makan tanpa menunggu jawaban Mamanya Meysa.
Menyaksikan hal itu Mamanya Mesya jadi murka hingga bergegas mengejar Rezvan lalu menjewer telinganya keras.
"Hey, anak sialan!! Mama belum selesai bicara.. dasar tidak sopan!"
"Akhh.. sakit Ma. Lepaskan telinga Rezvan! Kalau tidak, nanti bisa putus"
"Biarkan saja putus! Punya telinga pun, kamu tidak pernah mau mendengarkan ucapan Mama." Mama Mesya makin mengeratkan jewerannya. Wanita paruh baya tersebut begitu geram pada anak bungsunya. Sepertinya kesalahan Rezvan bukan hanya datang terlambat tapi ada lagi.
"Kemana saja semalam? Cepat jawab!!" Cecar Mama Meysa.
"Iya Ma, tapi lepas dulu.."
Mama Meysa pun melepaskan jewerannya. Meski begitu dia tetap menatap galak Rezvan menanti jawabannya.
"Merah nih telinga.. betuntung tidak lepas kalau tidak para pacarku pasti habis minta putus. Mama sih pake dijewer segala." Dumel Rezvan menggerutu.
"Udah gak usah bawel, sekarang jawab!! Pulang kemana kamu kemarin malam?"
"Apartemen." Jawab Rezvan singkat menyebabkan Mama Meysa memelototinya.
"Apa kamu bilang, ke apartemen!?? Coba ulangi sekali lagi.."
"Rezvan pulang ke apartemen Ma!!" Tegas Rezvan membuat Mama Meysa bersiap menjewer Rezvan kembali.
Dengan sigap Rezvan menghindar, "ampun Ma, jangan jewer lagi. Rezvan jujur, semalam aku benar berada di apartement."
Tuh, kan benar.. Marahnya Mama Meysa bukan hanya akibat perkara Rezvan datang terlambat tapi juga karena hal lain.
"Iya kamu berada di apartemen, tapi bukan diapartemen milikmu, melainkan apartemen Camila." Tebak Mama Meysa tepat sasaran.
"Duh Rezvan.. kapan kamu menghentikan kebiasaan burukmu? Apa sampai ada perempuan yang datang ke rumah untuk menuntut pertanggungjawabanmu?!"
"Gak mungkin! Mana ada sih cewek yang minta pertanggungjawaban Rezvan cuma karena dicium dan diraba dikit." Kilah Rezvan vulgar dengan santai tanpa merasa terganggu. "Lagipula Rezvan masih suci Ma, belum ternoda.."
Mama Meysa mengusap wajahnya kasar, lama-lama ucapan anak bungsunya makin tidak senonoh dan tak enak didengar.
"Sudalah, lebih baik kamu makan. Habiskan masakan Mama jangan sampai tersisah. Awas kalau bersisa!!"
"Nah gitu dong Ma, dari tadi kek. Caca dan Cici sudah berontak nihh!"
"Hm.. satu lagi! Mulai besok kamu tinggal disini lagi. Gak boleh ke apartemen. Kalau kamu masih pulang kesana, Mama memundurkan diri jadi Mamamu." Ancam Mama Meysa diakhir kalimatnya.
"Loh Ma, mana boleh begitu.. Memangnya ada mantan anak atau mantan Mama?"
"Bodoh amat, pokoknya Mama gak mau punya anak namanya Rezvan lagi kalau kamu masih pulang ke apartemen."
"Tapi Ma..."
Belum juga Rezvan melanjutkan ucapannya Mama Meysa sudah pergi meninggalkannya. Hal itu menyebabkan Rezvan membuang nafasnya kasar. Emak-Emak memang gak bisa dibantah.
○○○
Audi sedang memasak untuk dirinya juga Kakaknya Farah di dapur. Jangan heran, Audi memang hanya tinggal berdua dengan Kakaknya yang bernama Farah. Sebab kedua orang tuanya telah bercerai, Ayahnya tinggal dirumah lama mereka sedangkan Ibunya kembali tinggal dengan orang tuanya atau Neneknya Audi dikampung.
Meski demikian Audi tidak berkecil hati seenggaknya dia cukup dewasa untuk memahami dan menghadapi keputusan kedua orang tuannya. Walau demikian hal itu meninggalkan akibat buruk bagi Audi. Dia tetap berusaha untuk tidak terpuruk.
Sambil memotong wortel Audi bersenandung ria.
Masak masak sendiri
Tapi makan berdua
Baju si Kakak sudah kucuci
Tapi jajanku masih nggak diberi
Cinta aku pun punya
Kekasihpun...
"Eh, abis itu apalagi ya.. lupa gue!"
Selesai memasak dan melakukan pekerjaan rumah lainnya. Audi dengan sengaja melupakan tugas sekolahnya walaupun sebentarlagi menjelang UN. Mungkin inilah akibat dari perceraian orang tuanya. Audi tumbuh jadi gadis yang bodoh amat terhadap dirinya dan malah menjadi orang rese yang hobi bergosip
Seperti sekarang Audi berkunjung kerumah tetangganya bermaksud mengobrol untuk menghilangkan sepi seperti rutinitasnya sebelumnya.
"Aunty Mey!" Panggil Audi sambil mengetuk pintu.
"Aunty.. Princes imut manja datang nihh!" Panggil Audi dengan percaya diri.
Cklekk,
Pintu rumah dibuka tapi bukan oleh Aunty Mey malainkan orang lain.
"Kamu!!" Kaget Audi melihat Rezvan Pria menyebalkan yang mengatainya bocah beberapa saat yang lalu dan orangnya kini yang membukakan pintu untuk Audi.
"Cihh, ternyata loh bocah lamban." Ketus Rezvan, tapi membiarkan Audi masuk.
"Eh, princes imut manja kesayangan udah datang.. Kemari Di!! Kita minum teh sambil mengobrol." Ajak Mama Meysa lembut dan hal itu sukses membuat Rezvan heran tak percaya. Pasalnya Mamanya selama ini selalu ketus dan galak, tapi anehnya kini berubah jadi lemah lembut.
"Aunty, Om itu siapa?" tanya Audi dengan wajah polosnya.
Audi memang belum mengenal Rezvan karena dia adalah tetangga baru Mama Meysa. Baru dua bulan Audi pindah dan tinggal bersama Kakaknya. Sementara Rezvan terlihat ada dikediaman Mama Meysa juga baru hari ini semejak tiga bulan lalu. Laki-laki itu memang jarang pulang sebab dia tinggal diapartemennya sendiri. Jika bukan karena Meysa menyuruhnya pulang untuk makan siang hari dengan mengancamnya dulu Rezvan mungkin tak ada disini.
"Apa dia anak Aunty yang bungsu, tapi kok tua amat?! Mas Adrian yang sulung saja masih muda." Ucap Audi mengejek Rezvan tanpa takut dan Meysa cuek tidak merasa marah karena Audi sudah mengatai putranya.
"Cih, dasar bocah sialan!! Apa yang barusan kamu katakan? Saya tua dan kamu manggil saya Om! Beraninya kamu!!" Gertak Rezvan tak terima.
"Loh, Om faktanya memang begitukan. Om memang tua.. Idih gak percayaan!!"
Tak dapat ditahan lagi, emosi Rezvan tersulut dan mulai meledak. Dia bersiap memarahi Audi karena telah mengatainya.
Namun, tak jadi. Mama Meysa lebih dulu menghentikan aksinya yang belum terjadi dan hal itu membuat Rezvan miris mendengarnya.
"Udahlah Di, gak usah diladeni kita ke halaman belakang yuk! Ngomong-ngomong itu Maknya Rido emang selingkuh ya...?" Meysa menarik tangan Audi pelan membawanya menjauhi Rezvan dan mengajaknya mulai bergosip.
Sontak saja hal itu menyebabkan Rezvan tak terima, tapi dia juga tak berani melawan Mamanya. Bocah yang baru ditemuinya dua kali benar-benar keterlaluan. Berani sekali merebut Mamanya. Dan Mamanya juga sejak kapan bisa berubah mulai suka dengan bergosip?
○○○
TO BE CONTINUED
13-05-2020
Aku akan senang bila di sapa..
Facebook : saiyaara saiyaara
Instagram : Saiyaarasaiyaara
Noveltooon : Saiyaarasaiyaara
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!