Alfina Eliza Humaira adalah sosok gadis yatim piatu yang ditinggalkan kedua orang tuanya sejak ia berusia delapan tahun. Kedua orang tuanya meninggal disebabkan kecelakaan saat hendak berlibur ke pantai. Alfina kini tinggal di panti asuhan kasih bunda yang terletak di salah satu kota Jakarta. Selain menjadi seorang mahasiswi, Alfina juga bekerja paruh waktu di salah satu toko baju muslimah milik desainer terkenal.
Pagi ini Alfina sudah rapi menggunakan gamis pink polos dipadukan dengan blazer panjang serta jilbab syar'i yang menambah keanggunan seorang Alfina. Ia akan berangkat ke kampus pada hari Senin pagi ini.
"Assalamualaikum bunda." Salam Alfina ketika ia menghampiri bu Nila yang sedang menyiapkan sarapan untuk anak-anak di panti.
"Waalaikumussalam sayang." Jawab bu Nila sambil mengelus kepala Alfina
Ya bu Nila adalah anak pemilik yayasan panti asuhan "kasih bunda" yang dulunya dirikan oleh orangtuanya. Akan tetapi semenjak orangtuanya meninggal dunia bunda Nila lah yang meneruskan panti asuhan ini bersama dengan rekan-rekannya sewaktu beliau masih muda. Semua anak di panti memanggilnya dengan sebutan bunda, begitu juga dengan Alfina.
"Mau berangkat ke kampus sayang? Sarapan dulu ya sudah bunda siapin." Ucap bu Nila
"Iya bunda, maafin Alfina ya soalnya Alfina gak bantu bunda memasak tadi pagi, Alfina bangunnya kesiangan." Jawab Alfina seraya menunduk sedih karena tidak membantu bundanya memasak. Karena biasanya dialah yang selalu membantu bundanya memasak.
"Tidak apa-apa sayang, bunda mengerti pasti kamu kecapekan karena sehabis pulang kerja kamu langsung kerjain tugas kuliah." Jawab bu Nila dengan lembut
Bu Nila sudah melarang Alfina bekerja, akan tetapi Alfina selalu berkata kalau ia tidak ingin merepotkan bundanya apalagi semakin dewasa kebutuhannya juga semakin banyak, maka dari itu Alfina bekerja di salah satu toko baju muslimah.
Bu Nila sangat menyayangi anak-anak yang ada di panti asuhan. Beliau juga merawat dan mendidik anak panti bersama para rekan-rekannya. Alfina adalah salah satu anak yang sangat ia jaga dan sayangi, beliau sudah menganggap Alfina seperti anak kandungnya sendiri. Begitupun dengan Alfina dia juga sangat menyayangi bu Nila seperti ibu kandungnya sendiri. Alfina juga menganggap anak-anak di panti sebagai adik kandungnya yang sangat dia sayangi.
***
Muchammad Haidar Alfanani yang kerap disapa Alfan itu, kini sedang bersiap-siap karena pagi ini ia akan berangkat mengajar ke kampus untuk pertama kalinya. Alfan sangat tampan menggunakan setelan jas warna hitam dan kemeja warna putih. Setelah selesai bersiap-siap Alfan turun ke lantai bawah menuju meja makan untuk sarapan pagi, disana sudah ada umi dan abinya.
"Alfan sini sayang sarapan dulu, mau berangkat mengajar ke kampus kan?" Tanya umi Laila umi Alfan
"Iya umi." Jawab Alfan
Sesampainya di meja makan Alfan duduk didepan umi dan abinya kemudian mengambil piring untuk mengisi sarapan paginya.
"Gimana fan apa kamu sudah siap untuk mengajar di kampus hari ini?" Tanya abi Lukman abi Alfan
"InsyaAllah Alfan siap bi." Jawab Alfan sembari mulai menyantap makanannya
Alfan merupakan anak laki-laki satu-satunya yang dimiliki oleh umi laila dan abi lukman. Mereka mendidik Alfan dengan sangat baik dan mengajarkan Alfan menjadi penghafal Al Qur'an seperti sekarang ini. Sehingga ia telah dikenal sebagai seorang pemuda yang sholeh dan senantiasa selalu berbakti kepada kedua orang tuanya, tak heran jika banyak perempuan diluaran sana yang mengagumi akan sosok Alfan dan mengharapkan menjadi imamnya kelak.
Ketika selesai sarapan pagi, Alfan bergegas berangkat menuju kampus untuk menjalankan tugas barunya yaitu mengajar guna menggantikan salah satu dosen yang sedang berhalangan hadir karena melanjutkan pendidikan nya ke luar negeri.
"Alfan pamit dulu umi Abi." Ucap Alfan sembari menyalimi tangan kedua orang tuanya
"Ya hati-hati sayang." Ucap umi Laila
"Iya umi Assalamualaikum." Salam Alfan pada kedua orang tuanya
"Waalaikumussalam." Jawab umi laila dan abi lukman bersamaan
Selain menjadi seorang dosen Alfan juga menjabat sebagai presdir di perusahaan cabang milik keluarganya. Meski menjadi orang yang sangat sibuk akan tetapi Alfan tidak lupa akan kewajibannya sebagai seorang muslim. Hal itulah yang membuat Alfan banyak sekali dikagumi oleh kaum hawa, karena Alfan adalah sosok orang yang rajin beribadah dan rajin membaca Al Qur'an.
***
Saat ini Alfina sedang menunggu angkot yang akan mengantarkannya ke kampus tempat dia berkuliah, namun saat hendak menaiki angkot tersebut ia tidak sengaja melihat seorang perempuan paruh baya yang berdiri di tepi jalan dengan memijit kepalanya tanda seseorang itu sedang sakit kepala atau pusing. Kemudian Alfina bergegas menghampiri orang tersebut.
"Assalamualaikum tante." Salam Alfina pada perempuan paruh baya dengan jilbab syar'i nya itu
"Waalaikumussalam nak." Jawab perempuan paruh baya tersebut seraya menghadap Alfina
"Tante kenapa? apa tante sakit, biar Alfina antarkan pulang ya tante?" Ujar Alfina dengan sopan
"Panggil umi Laila saja nak biar seperti yang lain." Ucap umi Laila seraya tersenyum kepada Alfina
"Baik tan - eh umi, Alfina antarkan pulang ya sepertinya umi sedang sakit karena wajah umi sangat pucat." Ujar Alfina khawatir pada umi Laila
"Kamu mau berangkat ke kampus nak, apa kamu tidak terlambat?" Ucap umi Laila kepada Alfina
"Tidak kok umi yang terpenting sekarang kesehatan umi, umi harus segera istirahat dan minum obat supaya umi cepat sembuh." Jawab Alfina penuh perhatian
"Maa Syaa Allah nak hati kamu mulia sekali, yasudah ayo kita ke rumah umi." Ucap umi Laila
"Iya umi, biar belanjaannya Alfina yang bawa." Ucap Alfina dengan sopan
Akhirnya Alfina mengantarkan umi Laila pulang ke rumahnya yang letaknya tidak jauh dari jalan tadi. Setelah sampai didepan gerbang, Alfina menatap takjub rumah yang ada dihadapannya saat ini. Rumah tersebut berlantai dua megah dengan halaman depan yang luas yang banyak sekali ditanami bunga-bunga indah dan cantik. Alfina suka melihat itu.
"Subhanallah ini rumah umi?" Tanya Alfina pada umi Laila
"Iya sayang ini rumah umi." Jawab umi Laila sambil mengangguk
"Rumahnya bagus sekali umi, halaman depannya sangat luas dan banyak bunganya." Ujar Alfina dengan mata yang berbinar
"Alhamdulillah sayang, kamu duduk disini dulu ya biar umi suruh bi Marta bikinin minuman." Ucap umi Laila
"Maaf umi, lain kali saja Alfina mampir kesini lagi, Alfina mau berangkat ke kampus sekarang." Ucap Alfina tak enak hati karena menolak permintaan umi Laila
"Tidak apa-apa sayang, yasudah lain kali main kesini ya umi tunggu, terimakasih karena telah mengantarkan umi pulang, tadi kepala umi sedikit pusing." Ucap umi Laila
"Iya umi sama-sama, Alfina pamit dulu." Ucap Alfina sembari menyalami tangan umi Laila dengan sopan
"Assalamualaikum." Salam Alfina
"Waalaikumussalam nak hati-hati." Jawab umi Laila
Saat sampai didepan kampus, Alfina bergegas lari memasuki ruang kelasnya, dia tau kalau dia sudah terlambat sepuluh menit mata kuliah pertamanya pagi ini. Alfina berharap belum ada dosen yang memasuki ruang kelasnya, karena kemarin ada pengumuman digrup whatsapp bahwa dosen yang mengajar dikelas Alfina hari ini sedang berhalangan hadir. Tapi bagaimana jika ada dosen yang menggantikan mengajar dikelasnya hari ini?
"YaAllah Alfina takut." Lirih Alfina dalam hati
Selama ini Alfina memang tidak pernah terlambat saat masuk jam kuliah apalagi jika ada mata kuliah pagi dia akan berangkat jam 6 dari rumah menuju kampus. Akan tetapi hari ini sungguh sangat berbeda dari hari sebelumnya.
Saat sudah sampai dipelataran kampus alfina bergegas menyusuri lorong menuju ruang kelasnya. Tepat didepan kelas pintunya sudah tertutup, Alfina sudah menduga jika didalam kelasnya tersebut sudah ada dosen yang mengajar, akan tetapi dia tidak tau siapa dosen yang menggantikan mata kuliah hari ini. Sungguh alfina lelah karena sudah lari-larian dari beberapa gedung fakultas dikampusnya.
"Assalamualaikum". Salam Alfina sambil membuka pintu kelasnya pelan
"Waalaikumussalam". Jawab mahasiswa seisi kelas. Alfan langsung melihat siapa mahasiswi yang berani terlambat saat mata kuliahnya hari ini. Apa dia tidak tau jika tadi pagi ada pengumuman bila kelasnya digantikan oleh dosen baru dikampusnya
"Kenapa kamu terlambat?". Ucap Alfan dengan datar
"Ma - maaf pak, tadi saya harus mengantarkan seseorang pulang kerumahnya dulu, karna beliau tiba-tiba sakit waktu bertemu saya dijalan menuju kampus". Jawab Alfina takut-takut
Melihat dosen didepannya yang tidak kunjung berbicara, Alfina dengan pelan mendongakkan kepalanya melihat siapakah dosen yang sudah menggantikan mata kuliahnya hari ini.
Deg ...
Saat itu dosennya juga menatap dirinya dengan tatapan yang dingin dan datar. Sadar akan tindakannya, Alfina dengan cepat mengalihkan pandangannya dari dosennya tersebut. Alfina hanya bisa pasrah jika dia diberikan hukuman atau diberikan tugas oleh dosennya, karena dia tau dia sudah melanggar peraturan yang sudah ditetapkan oleh dosennya tersebut.
"Baiklah saya terima alasan dari kamu, selesai mata kuliah temui saya diruangan, dan sekarang silahkan duduk". Ucap Alfan dengan tegas
"Baik pak terimakasih". Jawab Alfina dengan sopan
"Siapa nama kamu?" Tanya Alfan ketika melihat Alfina sudah menduduki bangkunya
"Alfina Eliza Humaira, pak". Jawab Alfina pada Alfan
Alfan terdiam sebentar saat mendengar Alfina menyebutkan nama lengkapnya tersebut. Alfan merasa aneh dengan nama itu seperti pernah ada dalam pikirannya. Kemudian Alfan mengangguk menanggapi jawaban Alfina.
"Untuk semuanya kerjakan tugas membuat makalah tentang bahasan manajemen, kumpulkan besok pagi diemail saya". Titah Alfan pada semua mahasiswanya
"Baik pak". Jawab seluruh mahasiswa sekelas
Alfina menghela napas lega, akhirnya dia diperbolehkan masuk ke dalam kelasnya walaupun terlambat. Alfina lekas mengucap syukur dalam hati, karena sang dosen masih memberikan dirinya kesempatan untuk belajar.
"Baiklah mata kuliah hari ini telah selesai, dan untuk kamu yang terlambat silahkan temui saya diruangan sekarang". Ujar Alfan datar sebelum meninggalkan kelas dan melihat Alfina sebentar yang tengah menunduk
"Baik pak, saya akan segera kesana". Jawab Alfina
***
Alfina dengan cepat menuruni tangga menuju ruangan dosennya. Dia tidak mau sampai terlambat lagi bisa-bisa ia akan diberi hukuman double nanti. Sebenarnya Alfina tidak tau dimana letak ruangan dosennya tadi, ia mencoba mencari tau dengan bertanya kepada salah satu satpam dikampusnya.
"Assalamualaikum pak". Salam Alfina pada pria paruh baya tersebut
"Waalaikumussalam, ada apa nak?". Jawab pak Andi
"Maaf pak saya mau bertanya, ruangannya pak Alfan ada disebelah mana?". Ucap Alfina dengan sopan
Alfina tadi memang terlambat, akan tetapi dia sempat diberi tau oleh Amel sahabatnya bahwa dosen yang menggantikan mata kuliahnya hari ini bernama Muchammad Haidar Alfanani atau bisa dipanggil dengan sebutan pak Alfan.
"Ruangannya ada dilantai dua bersebelahan dengan ruangan dekan". Jawab pak Andi pada Alfina
"Baik pak terimakasih dan maaf Alfina merepotkan bapak". Kata Alfina
"Sama-sama nak". Balas pak Andi
Alfina berjalan sampai didepan ruangan dosennya, akan tetapi dia masih merasa takut untuk masuk. Dengan hati-hati ia mengetuk pintu dan mengucap salam, dia harus bersikap baik dan sopan dengan dosennya tersebut karena dia tau bahwa seorang dosen haruslah dihormati dan dipatuhi.
"Assalamualaikum". Salam Alfina seraya mengetuk pintu ruangan dosennya
"Waalaikumussalam, masuk". Jawab Alfan pada Alfina kemudian mempersilahkan ia untuk duduk di kursi depan mejanya
"Tau apa kesalahan kamu tadi saat saya mengajar?". Ucap Alfan datar dan to the point
"Maaf pak, tadi saya terlambat saat mata kuliah dihari pertama kelas bapak". Jawab Alfina dengan menunduk
"Tidak hanya itu, kamu juga tidak memperhatikan saya saat sedang menjelaskan materi".
"Jika kamu mengulangi hal yang sama seperti tadi, saya akan memberimu nilai D pada mata kuliah saya". Papar Alfan dengan tegas dan datar
Alfina yang diberitahu seperti itupun lantas mencengkram gamisnya kuat-kuat. Baru pertama kali ini ia ditegur dengan tegas oleh dosennya.
"Saya meminta maaf dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi". Lirih Alfina dengan tetap menunduk. Dia tidak berani melihat kearah dosennya. Saat ini Alfina merasa sedih bahkan matanya pun sudah berembun sedari tadi, tapi dia tahan untuk tidak menangis. Alfina memang lemah ia akan mudah menangis jika ada seseorang yang membentak atau memarahinya. Tapi dia akan berusaha untuk menghormati dan menerima konsekuensi, sebab yang menasehatinya kali ini adalah dosennya sendiri.
"Baiklah saya memaklumi kamu, jika sudah tidak ada mata kuliah lagi silahkan kamu pulang". Ujar Alfan pada Alfina. Sebenarnya Alfan merasa tidak tega ketika melihat Alfina yang sedari tadi terus menunduk, bahkan ia hampir menangis. Tapi sebagai dosen ia harus bersikap tegas kepada mahasiswinya agar mereka bisa lebih disiplin dan menghargai waktu.
"Terimakasih pak, sekali lagi saya minta maaf atas kesalahan saya, saya pamit Assalamualaikum". Salam Alfina seraya berpamitan
"Waalaikumussalam". Jawab Alfan
Setelah Alfina keluar dari ruangannya Alfan merasa aneh sejak mahasiswinya tersebut memasuki kelasnya tadi. Kenapa nama lengkap perempuan itu tidak asing baginya. Sungguh baru pertama kali ini Alfan memikirkan seseorang yang bukan mahramnya. Dengan cepat ia mengucap istighfar dalam hati.
"Astaghfirullahaladzim, ampuni hamba yaAllah". Ucap Alfan dalam hati
***
Kini Alfina sedang berada di taman kampus bersama dengan sahabatnya Amel. Amel memang berniat menunggu Alfina disini sejak sahabatnya tadi pergi menemui dosennya.
"Kamu kenapa na? Kamu tidak diapa-apain kan sama pak Alfan?". Tanya Amel kepo pada Alfina
Alfina menggeleng "Aku gak papa kok". Jawab Alfina
"Kalau gak papa kenapa mata kamu berair gitu? Kamu nangis ya?". Ucap Amel penasaran melihat sahabatnya
"Gak kok, aku tadi cuman dikasih nasihat sama pak Alfan kalau aku tidak boleh terlambat lagi". Jelas Alfina
"Terus kenapa kamu nangis?". Ujar Amel lagi
"Aku gak nangis kok, aku cuma sedih aja". Jawab Alfina
"Oh ya sahabatku yang satu inikan memang cengeng, gampang banget menangis". Papar Amel seraya memeluk Alfina
"Apaan si Mel?". Balas Alfina seraya mengusap sudut matanya yang berair
"Udah-udah jangan sedih lagi nanti cantiknya hilang loh". Ucap Amel sambil tertawa karena melihat wajah sahabatnya memerah
Alfina dan Amel memang sudah seperti saudara kandung sendiri. Mereka bersahabat sejak zaman SMP sampai kuliah sekarang. Mereka berdua selalu bersama maka tak jarang banyak yang mengira kalau mereka berdua adalah saudara kembar padahal bukan. Alfina anaknya pendiam lemah lembut, sedangkan Amel sahabatnya ia memiliki sifat yang sedikit bar-bar.
"Hari ini kamu kerja jam berapa na?". Tanya Amel
"Aku berangkat jam dua sore, jadi habis ini aku langsung ketempat kerja". Jawab Alfina
"Aku antar ya berangkatnya?". Tawar Amel pada Alfina
"Gak usah Mel lagian rumah kamu sama tempat kerja aku beda arahnya, nanti kamu bakal kejauhan pulangnya". Jelas Alfina pada Amel
"Kamu tidak apa-apa berangkat sendiri?". Tanya Amel khawatir
"Tidak apa-apa kamu tenang saja". Balas Alfina sambil tersenyum
Selama ini Amel sahabatnya lah yang mengantarkan ia ketempat kerjanya, walaupun terkadang Alfina sudah menolak akan tetapi Amel tetap Keukeh untuk mengantarnya. Untuk kali ini biarlah ia berangkat sendiri naik ojek, karena Alfina tidak mau terus-menerus merepotkan Amel sahabatnya.
"Ya sudah kamu hati-hati ya berangkatnya". Ucap Amel pada Alfina
"Kamu juga hati-hati pulangnya, ingat jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya". Ujar Alfina memberi peringatan pada Amel
"Sahabatku perhatian banget sama aku, oke aku gak akan ngebut kok, so kamu tenang aja". Balas Amel seraya memeluk Alfina
"Kalau gitu aku berangkat dulu ya Assalamualaikum". Pamit Alfina
"Waalaikumussalam ukhty". Jawab Amel setengah berteriak
Amel bersyukur bisa bersahabat dengan Alfina, karena berkat alfinalah ia memantapkan hatinya untuk berhijrah semenjak SMA. Alfina selalu memberikan dampak positif untuk dirinya sehingga ia selalu belajar untuk memperdalam ilmu agama Islam. Alfina yang ia kenal selalu bersikap rendah hati, sopan, dan lemah lembut. Amel berharap persahabatannya dengan Alfina ini kelak akan sampai ke Syurga-Nya Allah.
Sekitar 20 menit perjalanan ke tempat kerjanya, Alfina bergegas memasuki ruang ganti untuk memakai baju kerjanya yang sudah ia bawa sejak dari panti asuhan tadi. Alfina bekerja untuk membiayai masa kuliahnya dan ingin meringankan beban bunda Nila. Ia harus semangat bekerja sambil menuntut ilmu, karena dia sudah janji pada almarhum ayah dan bundanya bahwa ia harus menjadi orang yang sukses.
"Assalamualaikum". Salam Alfina saat bertemu salah satu teman kerjanya
"Waalaikumussalam na". Jawab Aini
Aini merupakan teman kerja yang paling dekat dengan Alfina. Aini dua tahun lebih tua dari Alfina maka dari itu ia memanggilnya dengan sebutan 'mbak'.
"Bagaimana kuliahmu hari ini na?". Tanya Aini pada Alfina
"Alhamdulillah lancar mbak". Jawab Alfina seraya menata baju yang akan dipajang satu persatu
"Tetap semangat ya na, demi meraih cita-cita kamu untuk menjadi seorang sarjana yang hebat. Kamu sudah mbak anggap sebagai adik kandung mbak sendiri". Ujar Aini pada Alfina
"Maa Syaa Allah terimakasih mbak, mbak juga sudah Alfina anggap sebagai kakak kandung Alfina sendiri, Alfina sayang banget sama mbak". Balas Alfina sembari menatap Aini yang juga sedang menatapnya.
"Kamu sudah makan?". Tanya Aini
"Sudah mbak tadi sebelum kesini Alfina sudah makan di kantin kampus". Jawab Alfina
"Syukurlah, kamu tidak boleh telat makan nanti kalau kamu sampai telat makan kamu bisa sakit". Titah Aini perhatian pada Alfina
"In syaa Allah aku selalu jaga kesehatanku kok mbak, mbak sendiri sudah makan?". Alfina kembali bertanya dengan Aini
Aini mengangguk, "mbak sudah makan tadi". Balas Aini
Alfina bersyukur karena selama ini ia selalu dikelilingi oleh orang-orang yang baik dan perhatian padanya. Walaupun didunia ini ia tidak hidup bersama dengan kedua orangtuanya akan tetapi ia selalu mendapatkan kasih sayang dari orang disekelilingnya. Ada bunda Nila, Amel sahabatnya, mbak Aini rekan kerjanya, dan masih banyak lagi yang sayang terhadap dirinya.
Waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB, Alfina bergegas mempersiapkan diri untuk pulang. Ia akan pulang menggunakan ojek yang sudah dipesannya tadi. Sebelum pulang ia selalu berpamitan kepada para teman kerjanya.
"Mbak Alfina pulang dulu ya, ojeknya sudah menunggu didepan". Ujar Alfina kepada seluruh teman kerjanya
"Ya na hati-hati, sampai rumah harus langsung istirahat oke?". Ucap salah satu teman kerja Alfina
"Pasti mbak, mbak juga hati-hati ya pulangnya". Balas Alfina
Mereka mengangguk menanggapi ucapan Alfina "Kalau gitu Alfina pamit dulu Assalamualaikum". Pamit Alfina
"Waalaikumussalam". Jawab mereka
***
Saat sampai di panti, Alfina disambut oleh adik-adiknya. Mereka adalah anak-anak panti yang selalu memanggil Alfina dengan sebutan 'kakak'. Terdapat sekitar sepuluh anak-anak yang ada di panti ini, mereka yatim piatu yang telah diasuh oleh bunda Nila. Setiap bulannya pasti ada donatur atau orang baik yang secara dermawan memberikan sedikit rezekinya untuk mereka. Para anak-anak di panti diasuh oleh bunda Nila dan kerabatnya, begitupun dengan Alfina yang sedari kecil sampai dewasa ini telah diasuh oleh Bunda Nila.
"Assalamualaikum Bunda". Salam Alfina ketika melihat bu nila yang sedang membersihkan meja makan seraya mengecup tangan bundanya.
"Waalaikumussalam sayang". Jawab bunda Nila
"Kamu sudah makan nak?". Tanya bunda Nila
"Sudah bunda tadi Alfina sudah makan di tempat kerja". Jawab Alfina sambil memeluk bundanya
"Kamu jangan terlalu kecapekan nak, nanti kamu bisa sakit. Habis ini langsung istirahat ya karena besok kamu kuliahnya pasti pagi". Titah bunda Nila khawatir pada Alfina
"Ya bunda habis ini Alfina langsung istirahat kok". Jawab Alfina sambil tersenyum
"Adik-adik panti sudah pada tidur bun?". Tanya Alfina saat ia melihat suasana dipanti malam ini terasa sepi
"Ya sayang mereka sudah tidur sehabis shalat isya' tadi". Jawab bunda Nila
"Nanti kalau butuh sesuatu bilang sama bunda ya sayang". Ujar bunda Nila
Alfina mengangguk "Baik bunda". Ucapnya
"Kalau gitu Alfina ke kamar dulu bunda". Ucap Alfina
"Ya sayang". Jawab bunda Nila
Setelah berada dikamar, Alfina bergegas mengganti bajunya dengan piyama tidur bermotif polos bewarna orange. Alfina memang menyukai sesuatu yang bewarna jingga atau orange karena ia sangat menyukai dan mengagumi keindahan senja ketika muncul pada sore hari menjelang shalat maghrib.
***
Alfan baru saja memakirkan mobilnya digarasi rumah umi dan abinya. Sebenarnya Alfan tadi akan pulang kerumahnya sendiri yang sudah ia tempati sejak dua bulan yang lalu. Akan tetapi ia mendapat kabar dari abinya kalau sekarang sang umi lagi tidak enak badan dan meminta Alfan untuk menginap dirumahnya. Sebagai anak yang selalu menghormati kedua orangtuanya, Alfan akan menuruti apapun yang diminta asalkan Alfan mampu melakukannya.
"Assalamualaikum". Salam Alfan saat memasuki rumah dengan dua lantai tersebut
"Waalaikumussalam". Jawab umi Laila seraya menghampiri putra semata wayangnya yang baru pulang dari kantornya.
Alfan mengecup punggung tangan uminya lalu mencium pipi uminya sekilas. Alfan adalah anak satu-satunya yang orangtuanya miliki, untuk itu ia berusaha agar terus berbakti dan mematuhi setiap nasihat yang orangtuanya berikan.
"Umi sakit?". Tanya Alfan sembari mengelus tangan uminya
"Tadi kepala umi sedikit pusing nak, abi kamu lagi ada diluar kota jadi umi meminta kamu untuk menemani umi dan menginap disini". Kata umi pada Alfan
"Umi harus jaga kesehatan, makannya juga harus teratur, dan jangan sampai kecapekan". Ucap Alfan perhatian pada sang umi
"Ya sayang, kamu juga pulang dari kerjanya jangan sampai larut. Umi khawatir kalau anak umi kenapa-kenapa". Tukas umi Laila sambil mengelus rambut Alfan
"Umi tenang saja, Alfan selalu ingat nasihat umi". Balas Alfan sambil tersenyum tipis
Setelah menemani sang umi makan malam tadi, sekarang Alfan sedang berada dikamar untuk mengganti bajunya dengan menggunakan kaos putih polos dan celana hitam pendek selutut. Ia akan memeriksa tugas mahasiswanya sebentar sembari menikmati dinginnya malam ini. Tanpa sengaja Alfan memikirkan dan mengingat gadis cantik mahasiswinya tadi. Kenapa melihat mata gadis itu yang sedang berkaca-kaca membuat Alfan jadi tak tega. Alfan tersenyum tipis membayangkan mahasiswinya tersebut.
"Astaghfirullah". Ucap Alfan saat sadar bahwa dirinya mengingat kejadian tadi dikampus bersama dengan mahasiswinya.
Pukul tiga pagi Alfan bangun dari tidurnya, karena ia akan melaksanakan shalat tahajud. Menurutnya shalat tahajud adalah salah satu shalat yang keutamaannya banyak sekali. Setiap doa yang dilangitkan pada waktu itu Insya Allah akan segera dikabulkan. Amalan-amalan yang baik akan mengantarkannya pada Syurga-Nya kelak. Untuk itu Alfan tidak pernah melewatkan shalat tahajudnya.
Selesai shalat ia lanjutkan dengan bermuraja'ah hafalan Al Qur'annya yang selalu ia lakukan setelah selesai shalat malam. Ia sudah menjadi hafidzh Quran sejak menjadi mahasiswa baru ketika ia memasuki bangku perkuliahan. Umi dan abinya selalu mengingatkan Alfan untuk bermuraja'ah setiap harinya supaya hafalan yang ia punya akan selalu terjaga dengan baik.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!