tepat ketika pulang berlibur dari kelulusan sekolah nya, khanza Humairah bersama keluarga menuju pulang ke rumah nya.
namun hal yang tidak di inginkan menimpa keluarga kecil itu, terjadi tabrakan hebat beruntun yang mengakibatkan puluhan orang meninggal di tempat.
puluhan ambulans datang dan mengevakuasi korban baik mayat ataupun orang yang luka luka, ibu khanza larasati dalam keadaan koma, sang adik jihan mengalami patah di bagian rusuk dan menyebabkannya lumpuh untuk sementara, sementara khanza hanya mengalami luka ringan, namun sang ayah yudo harus merenggang nyawa.
berita tabrakan beruntun itu cukup menyita perhatian publik di beberapa negara karena merenggut tiga puluh satu nyawa dan delapan belas luka luka.
satu minggu berlalu dan laras sudah terbangun dari koma nya dan sekarang sudah kembali pulang ke rumah, suasana duka masi menyelimuti khanza dan keluarga namun karena meninggalnya sang ayah khanza mau tidak mau siap tidak siap dirinya harus memimpin perusahaan dengan dirinya yang baru masuk kuliah semester awal.
gadis seusia nya tengah asik menikmati masa muda namun khanza harus di sibukkan dengan tugas tugas kantor dan tugas kuliah nya.
jihan masi memakai kursi roda dan laras lebih banyak melamun.
ibu khanza pamit untuk ke kantor " ucap khanza sambil mencium punggung tangan ibunya itu lalu menghampiri jihan dan mencium pucuk kepala adiknya itu " kaka berangkat dulu sayang kamu cepat sehat ya.
ia kaka semangat bekerja nya " ucap jihan menyemangati meski dirinya dalam keadaan belum pulih "
khanza sampai di kantor dan menjalankan beberapa tugas nya lepas makan siang jihan lanjutkan untuk menuju kampusnya.
begitulah aktifitasnya hingga tidak terasa sudah dua tahun berlalu dan usia khanza sekarang genap dua puluh tahun.
kini jihan sudah kembali bersekolah di bangku kelas sepuluh karena usia jihan sekarang lima belas tahun, ibu laras pun sudah mulai mengikhlaskan kepergian suami tercinta nya.
khanza sekarang kuliah pagi dan siang nya dia langsung menuju kantor, karena saking terburu buru dia menabrak seseorang di pintu masuk loby perusahaan.
bukk map dan buku buku khanza berjatuhan namun orang yang di tabrak khanza tidak membantunya, khanza mengambil map dan buku buku nya lalu kembali berdiri menatap tajam orang yang dia tabrak nya.
sombong sekali dia tidak mau membantuku meski aku yang salah tapi kan aku wanita setidak nya bantuin ambil buku buku ku ke " gumam khanza dalam hati "
sementara yang di tatap terlihat acuh dan kembali memainkan handphone nya.
kamu kerja di bagian apa kenapa bersantai di jam kerja seperti ini, malah asik memainkan handphone lagi " tanya khanza ketus "
aku "tunjuk laki laki itu pada dirinya sendiri "
ya kamu memang siapa lagi orang yang ada di hadapan saya " ujar khanza kesal "
aku selesai interview dan hasilnya menunggu CIO katanya, CIO ko suka datang telat memberi contoh tidak baik tuh sama karyawan nya " ujar laki laki itu tidak tau kalau orang di hadapannya itu sang CIO "
khanza berlalu ke ruangan nya, dan di dalam sudah di tunggu sang asistennya pak latif,
maaf saya terlambat " ucap khanza sambil memasuki ruangannya "
tidak apa apa mbak lagian jadwal hari ini tidak terlalu padat " ucap pa latif santai "
khanza duduk di kursi kebesaran nya, pa latif menyodorkan beberapa berkas CV untuk calon karyawan nya.
karena pa latif di percaya tidak melalui HRD untuk mencarikan orang orang pilihan.
ini orang orang yang sudah saya pilih mbak, untuk abid aqila di bagian manager pemasaran dia kompeten dalam bidang ini dengan usia nya yang terbilang masi muda dua puluh lima tahun tapi dia sudah menyelesaikan kan S2 nya dengan nilai cumlaude.
bisma aditia dia lulusan S1 ekonomi jadi saya rasa cukup mempuni untuk jadi staf bagian keuangan.
saya sudah menyeleksi lebih dari empat puluh orang dari yang melamar dan ini orang terbaik yang menurut saya pantai menduduki posisi ini " ujar pa latif menjelaskan "
khanza melihat dua CV itu dan tersenyum licik, untuk bisma saya tidak ada masalah dia bisa mulai bekerja besok, untuk posisi abid tolong cari yang lain lagi yang lebih baik dan panggil dia ke sini sekarang " ucap khanza serius ".
meski heran pa latif menurutinya dan berjalan keluar lalu memanggil abid untuk menghadap CIO.
mbak ini orang yang mbak pinta "ucap pa latif "
baik pak terimakasih silahkan bapak kembali ke ruangan bapak " ucap khanza masi dalam kursi yang membelakangi meja "
pa latif sudah keluar ruangan khanza.
izin mbak apa boleh saya duduk " tanya abid karena dirinya tidak di suruh duduk "
khanza memutarkan kursinya dan berhadapan dengan abid, tapi aneh nya abid terlihat biasa saja tidak merasa heran atau kaget.
enak saja kamu panggil saya mbak emang saya nikahin kakak mu apa " bentak khanza tidak terima "
ini orang tidak ingat muka aku tadi apa bagaimana ko muka nya biasa biasa saja tidak ada kaget kagetnya " batin khanza menyelidik "
lah pa latif tadi manggil mbak kan " tanya abid heran "
sudah saya bilang jangan panggil mbak " perintah khanza "
baik bos " ucap abid malas "
panggil saya ibu " ucap khanza memerintah "
lah kapan bos nikah sama ayah saya " jawab abid polos "
dih siapa juga yang mau nikah sama bapak kamu " ejek khanza "
ayahku masi muda loh bos nanti kalau lihat pasti kepincut " ucap abid membanggakan ayahnya "
sudah sudah duduk kamu " perintah khanza "
bukan dari tadi ke " gerutu abid namun masih terdengar khanza "
ngomong apa kamu " tanya khanza kesal "
eh e engga bos " jawab abid tampa dosa "
jadi begini kebetulan posisi yang kosong buat kamu di kantor ini jadi asisten pribadi saya kalau kamu mau mulai sekarang bisa mulai bekerja dan kalau tidak silahkan keluar sekarang " jelas khanza pada abid "
loh bukanya tadi saya tes untuk menjadi manager pemasaran dan bukanya assisten bos sudah ada pa latif " jawab abid tidak terima "
pa latif wakil dirut di sini dia hanya sementara menjadi assisten saya karena belum ada pengganti nya, ya kalau kamu mau itu juga kalau tidak masi banyak orang antri melamar pekerjaan ke sini " pungkas khanza "
ok ok ok saya mau bos " jawab abid cepat mesti dalam keterpaksaan "
oh ya aturan tambahan sebagai asisten saya di luar SOP yang berlaku.
satu kamu wajib siap kapan pun saya butuhkan ,
dua kamu tidak boleh membantah apalagi menolak perintah saya
tiga kamu harus mentaati pasal satu dan dua.
mengerti " tanya khanza serius "
ah baik lah bos " ucap abid malas tapi memang dia membutuhkan pekerjaan dengan terpaksa menuruti kemauan sang bos "
ah baik lah bos " ucap abid malas tapi memang dia membutuhkan pekerjaan dengan terpaksa menuruti kemauan sang bos "
ok tugas pertama mu sekarang buatkan saya teh " perintah khanza "
baik bos pakai gula tidak " tanya abid "
saya kan bilang teh bukan teh manis " sinis khanza "
baik lah " abid berdiri dan berjalan keluar untuk membuatkan teh "
tunggu " khanza berteriak "
apa lagi " tanya abid heran "
kopi saja pakai gula secukupnya, buat teh terlalu mudah untuk mengetes mu " ucap khanza tampa melirik abid "
abid tidak menjawab dan keluar untuk membuat kopi.
rasain kamu saya kerjain suruh siapa tadi songong " gerutu khanza dengan senyum kemenangan "
abid sudah berada di ruang pantry dan menyeduh kan kopi untuk sang bos " untung aku terbiasa buat kopi kalau umi tidak sempat buat kopi untuk abi " gumam nya.
baru kali ini ilmu dari umi berguna " monolog nya lagi pada diri sendiri "
hey mas ganteng kamu OB baru di sini ya, ganteng banget " ucap anita sekretaris khanza karena tadi dia sedang beristirahat jadi tidak melihat abid masuk ruangan CIO nya "
saya assisten baru bos khanza dan ini di suruh buatkan kopi untuknya " ucap abid cuek "
loh ko bisa biasanya itu kan tugas OB " jelas anita heran "
abid hanya mengangkat pundak nya dan berjalan keluar pantry menuju ruang CIO.
ganteng sih tapi irit bicara dan cuek, tapi aku tetep suka Bambang tampan " monolog anita pada dirinya sendiri "
pintu di ketuk dan abid masuk membawa secangkir kopi.
silahkan bos " ujar abid sambil menyodorkan secangkir kopi di meja CIO "
ngapain berdiri duduk sana di sopa besok meja kamu baru tersedia.
em baik bos " abid duduk di sopa ruang CIO tersebut "
khanza meniup tiup kopi dan menyeruput nya pelan sambil menikmatinya " enak banget kopi ini pas rasa nya batin khanza dan tidak membutuhkan waktu lama khanza menghabiskan satu cangkir kopi itu "
jam sudah menunjukan pukul lima sore.
hmm sudah waktunya pulang gumam khanza melihat jam di pergelangan tangannya.
hari ini khanza sibuk membereskan beberapa berkas yang menumpuk hingga dia sendiri lupa kalau sekarang sudah punya asisten.
sialan aku sedari tadi sibuk dia malah asik tidur di sopa terlentang lagi " khanza geleng geleng kepala "
khanza membangunkan abid dengan melempar tas nya di perut abid,
abid terbangun kaget dan langsung terduduk, ia bos kenapa sorry aku ketiduran abis ga ada pekerjaan apa apa dari tadi " ucap abid beralasan "
ya sudah ayo antar saya pulang " ucap khanza sambil berjalan keluar di ikuti abid dari belakang "
kini mereka berdua berada di dalam lip menuju basemen.
apa kamu bawa motor " tanya khanza pada abid "
tidak kenapa memang bos " tanya abid heran
saya tidak bawa mobil hari ini jadi kita pulang pakai taksi saja " pungkas khanza "
aku bawa kalau mobil, bos bisa ikut saya kalau mau" ucap abid polos "
ni orang kumat songong nya " batin khanza "
baik lah
kini mereka sudah berada di parkiran basemen.
mana mobil mu " tanya khanza "
itu " tunjuk abid pada mobil hitam Ducati dengan plat khusus dan dengan santai nya mendekati mobil itu dan menempelkan kartu di dekat pintu mobil itu dan pintu terbuka "
khanza terdiam tidak percaya dengan asistennya itu, padahal untuk harga mobil itu khanza mungkin harus mengumpulkan keuntungan perusahaan nya dalam satu tahun.
khanza duduk di samping kemudi dan abid sudah di kursi kemudi, kamu ga usah kaget ini bukan mobil saya, ini mobil bos lama saya ko cuma belum sempat saya kembalikan " ucap abid berbohong karena melihat kecurigaan dari khanza, sebenarnya dia tidak bohong karena ini bukan mobil nya. ini mobil rayyan sang adik namun di lebih lebihkan saja bilang mobil bos karena malas di tanya macam macam.
dih siapa juga yang mengira ini mobil kamu " gerutu khanza "
ya kali kamu berfikir macam di novel novel aku lelaki kaya raya yang sedang pura pura miskin mencari sang putri, secara kan saya putih ganteng tinggi ha ha ha " tawa abid menggema "
ga lucu " bantah khanza yang langsung membuat abid berhenti dari tawa nya "
kini mereka sudah sampai di halaman rumah khanza, khanza turun dari mobil.
terimakasih " ucap khanza lalu menutup pintu mobil "
abid ikut turun dari mobil, loh kenapa kamu ikut turun bukanya pulang tanya khanza heran.
aku boleh minta minum ga haus " ucap abid cengengesan "
minum apa " tanya khanza singkat "
air putih panas aja pakai sedikit gula sama sedikit kopi bubuk " ujar abid polos "
itu kopi bukan air putih " bantah khanza dan berjalan masuk rumah dan di ikuti abid dari belakang "
itu dapur nya kamu sekalian buat dua saya ke kamar dulu mau ganti pakaian " ucap khanza sambil berlalu menuju tangga arah ke kamar nya "
abid membuat dua gelas kopi dan berjalan menuju ruang tamu sambil membawa dua cangkir kopi, tiba tiba keluar dari salah satu kamar wanita berusia kisaran empat puluhan ya itu ibu laras.
sore tante " ucap abid canggung "
sore, kamu siapa pacar nya khanza atau " ucapan bu laras menggantung "
aku cuma karyawan nya tante " jawab abid cepat "
oalah padahal kamu ganteng baik lagi tante kira pacarnya " ucap bu laras kecewa "
abid hanya menggaruk garukan kepalanya yang tidak gatal.
beberapa menit berselang turun khanza memakai kaos polos berwarna putih dan celana traning panjang, kini aura kecantikannya terpancar dan terlihat gadis belia lain dengan setelan kantor yang terlihat lebih dewasa dari usia nya.
ngapain kamu liatin saya, dasar mesum " kesal khanza dan duduk di samping ibu laras"
abid tidak menjawab dan terlihat salah tingkah karena memang dia tadi cukup lama memperhatikan khanza hingga dia lupa di depan nya ada ibu nya khanza ibu laras.
mereka pun sedikit berbincang bincang hingga gadis muda keluar dari kamar dan menghampiri mereka.
kaka " panggil jihan manja pada khanza "
ia dek kenapa " tanya khanza pada jihan adik satu satu nya dan adik tersayang nya "
namun jihan menghiraukan khanza dan mendekati abid seraya mengulurkan tangannya menyapa abi " nama aku jihan abang ganteng siapa nama nya "
nama saya abid " ucap abid lembut "
abang pacar nya kaka khanza ya " tanya khanza kepo "
bukan saya cuma karyawan nya saja dan panggil saya abid tidak perlu ada embel embel abang " ucap abid karena tidak enak oleh khanza "
sudah sewajarnya jihan manggil nak abid abang kan usia jihan lebih muda dari nak abid " potong ibu laras "
sudah sewajarnya nya jihan manggil nak abid abang kan usia jihan lebih muda dari nak abid " potong ibu laras "
kenapa dek tanya khanza lagi,
oh ia kaka ini aku ada tugas sekolah susah banget ucap jihan sambil menyodorkan buku tugas nya pada khanza.
khanza cengengesan, kaka juga ga ngerti dek " ucap khanza merasa bersalah "
jihan pun hanya diam merasa bersedih karena biasanya hanya kaka nya yang selalu jihan andalkan dalam segala hal.
abid yang tidak tega melihat jihan memberanikan diri berbicara meski dia sendiri tidak yakin bisa membantu " boleh saya lihat tanya nya pada khanza "
khanza memicingkan matanya malas lalu memberikan buku tugas itu pada abid.
abid memperhatikan soal soal itu dan menyuruh jihan yang menulis jawabannya dan abid memberitahukan jawabannya.
awas aja kamu asal jawab nanti adik ku harus ujian ulang " ancam khanza meremehkan abid"
dari sepuluh soal ini kalau ada satu saja yang salah bos tinggal potong saja gajih saya selama satu bulan " ucap abid yakin "
khanza kaget dia tidak menyangka asisten baru nya ini mempunyai kepercayaan diri yang tinggi.
kita buktikan saja nanti " ucap khanza ketus "
lalu bagaimana bos kalau semua jawaban ini benar " abid balik menantang bos nya ini"
terserah kamu mau minta apapun saya akan beri kamu tiga permintaan kalau memang jawaban itu benar semua " karena khanza yakin tidak mungkin pertanyaan serumit itu terjawab sempurna "
ini sudah mau malam pergi sana " usir khanza pada abid "
abid yang memang sudah selesai meminum kopi nya pun langsung berpamitan dari rumah khanza, saat di depan pintu khanza berteriak dan abid hanya menganggukkan kepala nya.
ingat besok jemput saya jam tujuh pagi " teriak khanza "
kini jihan sudah kembali ke kamar nya hanya ada khanza dan bu laras di dalam ruangan tersebut.
nak lain kali kamu jangan begitu meski pun abid itu bawahan kamu dia laki laki dan usia nya lebih tua dari mu jadi harus lebih sopan dan jangan sekali kali membentak nya lagi " ucap ibu laras menasehati anak nya "
ibu kenapa bela dia sih " ujar khanza kesal "
ibu bukan membela nya ke siapa pun itu kamu jangan suka semenamena karena di mata tuhan kita sama " lanjut nasehat ibu laras "
baik bu ya sudah aku ke kamar dulu " ujar khanza dan segera pergi ke kamarnya.
keesokan pagi nya jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi dan abid belum datang untuk menjemput nya, sedangkan mobil khanza masi di bengkel.
assisten kurang ajar mana aku ga ada no dia gumam khanza, sialan sialan mana mobil ku masi di bengkel lagi, kalau pun aku naik taksi pasti tidak akan keburu mana ada meeting jam delapan " khanza ngedumel emosinya kini sudah di puncak ubunubun kepalanya "
sementara abid baru terbangun pukul tujuh kurang sepuluh menit dia bergegas mandi selesai mandi dia menuju parkiran karena waktu mendesak akhirnya dia memutus kan untuk memakai motor besarnya dan jam tujuh lewat lima belas menit dia sudah sampai di depan rumah khanza,
kemana dia apa dia sudah berangkat " gumam nya dan turun dari motor mengetuk ketuk pintu rumah khanza.
ibu laras membukakan pintu, oalah nak itu khanza sudah nangis dia takut terlambat katanya karena ada meeting penting.
khanza yang mendengar suara abid bergegas menghampiri abid, ayo berangkat ujarnya dengan suara parau dan berpamitan pada ibunya dengan tangan masi menyibak bekas air mata nya.
abid hanya diam dia tau terlambat di hari pertama dia menjemput khanza namun hanya telat sedikit dia tidak menyangka khanza akan mudah menangis hanya karena hal semacam ini.
kini mereka sudah berada di depan motor abid, kamu bawa motor tanya khanza sedikit lega karena setidak nya perjalan nya ke kantor akan sedikit lebih cepat.
ia karena aku ga punya mobil ini saja motor kreditan " jawab abid cengengesan "
ya sudah ayo yang penting kita cepat sampai " ucap khanza karena dia ingin segera sampai kantor "
kini mereka sampai kantor pukul tujuh empat puluh lima menit ada sedikit waktu untuk menyiapkan beberapa berkas untuk meeting penting.
bos kenapa tadi nangis kangen ya sama aku " ucap abid menggoda khanza "
aku malas becanda abid kamu tau ini meeting hidup mati nya perusahaan kita " ucap khanza pelan dengan suara masi parau "
maaf aku tidak tau, lagian kebiasaan si bodoh ini kalau sudah tidur susah kali bangun, sambil menunjuk jidat nya sendiri
" ucap abid mencoba menghibur khanza "
ada sedikit senyum dari wajah khanza namun itu hanya sedikit benar benar sedikit karena sekarang diri nya dalam ke adaan tegang karena ingin menemui investor untuk perusahaan nya yang sudah hampir gulung tikar,
kini semua sudah berada di ruang meeting khanza dengan beberapa petinggi berikut pa latif wakil dirut serta abid duduk di belakang khanza sebagai assisten nya.
kini beberapa orang dari perusahaan masuk setelah sebelum nya mereka di sambut langsung oleh khanza.
bagaskara manager keuangan dari PRANAJA company di dampingi para staf dan assisten pribadi nya.
sebelum meeting di mulai bagaskara asik mengobrol dengan dengan khanza karena ternyata mereka saling mengenal bagas kaka tingkat kuliah khanza waktu khanza semester satu bagas semester tujuh dengan jurusan yang sama yaitu bisnis, dan dia baru bergabung dua tahun di pranaja company yang memang terkenal dengan orang orang kepercayaan perusaan besar itu mengutamakan kompetensi SDM nya bukan masa lama nya mengabdi di perusahaan, dan berkat kecerdasan bagaskara dirinya sudah menduduki posisinya sekarang,
tidak ada satu orang pun yang berani menghentikan obrolan mereka.
baik pa bagas sebaiknya meeting kita mulai sekarang " ujar khanza sopan "
meeting pun berjalan lancar namun keputusan belum di ambil karena perlu persetujuan CIO Pranaja company yakni rayyanza pranaja anak ke dua dari sang pendiri perusahaan.
kini abid berjalan masuk ke ruangan khanza sambil membawa secangkir kopi untuk khanza dan menyimpan nya di meja khanza.
abid pa bagas keren ya dia usia nya masi muda loh baru dua puluh empat tahun tapi sudah meraih posisi penting di perusahaan no satu di dunia bisnis " ucap khanza memberi tahukan "
ya hebat bos lah orang dia hanya pekerja sedang kan bos pemilik perusahaan " sebenar nya abid malas mendengar pujian pujian itu keluar dari mulut khanza karena memang dia pun seorang laki laki "
aku jadi pemilik perusaan dari ayah jadi bukan kerja keras ku, sedangkan dia hasil kerja kerasnya sendiri " gelas khanza masih membanggakan bagas "
abid tidak menanggapi dan memilih duduk di kursinya dan mengerjakan beberapa berkas yang di berikan khanza pada nya.
waktu berlalu begitu cepat sudah hampir enam bulan abid bekerja di perusahaan khanza.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!