NovelToon NovelToon

STEPBROTHER (KAMP MUSIM PANAS HAIKYUU X KUROKO NO BASKET)

1

Suasana rumah yang tadinya dingin dengan aura yang mencekam, kini perlahan-lahan mulai tampak bewarna dengan hiasan pernak-pernik yang lebih kekinian. Hal ini jelas terjadi sejak Akashi Masaomi, Ayah kandung Akashi Seijuro memutuskan menikah lagi dengan Nyonya Ushijima yang merupakan Ibu dari Ushijima Wakatoshi.

Rumah yang tadinya terasa dingin, kini mulai menghangat dan lebih hidup semenjak Nyonya Ushijima mengambil alih peran ibu sekaligus istri dalam keluarga tersebut, Walaupun peraturan-peraturan dan tradisi dari keluarga Akashi masih tetap berjalan pada semestinya.

Sepertinya pernikahan yang terjadi diantara dua orang dewasa itu mulai merubah sikap dan kepribadian Tuan Masaomi menjadi lebih baik lagi, ia bahkan tak lagi terlalu keras kepada Akashi Seijuro dan mulai menunjukkan sikap keperduliannya kepada keluarga. Dimana pada akhirnya, ia memutuskan membuat dan mendanai program Pelatihan Kamp Musim Panas untuk kedua putranya sebagai bentuk pembuktian atas dukungannya terhadap minat dan bakat yang dimiliki kedua putranya itu. Meskipun sebenarnya ide gilanya itu sama sekali tak bisa diterima dengan akal sehat oleh anaknya tersebut, sebab bagaimana mungkin sebuah kamp pelatihan musim panas yang nantinya akan dihadiri oleh beberapa sekolah pilihan tersebut tidak hanya diikuti oleh satu cabang olahraga saja melainkan nantinya akan diikuti secara bersamaan oleh Olahraga Volly dan Basket di lokasi yang sama.

Jelas saja Akashi Seijuro sangat menentang program ini, ia berusaha berkali-kali menolak keinginan Ayahnya itu. Namun tetap saja, kalau sang Ayah sudah bersikeras pasti tak ada satupun alasan yang bisa lagi digunakan oleh Akashi Seijuro untuk membantahnya. Dia benar-benar terlihat sangat lemah bila dihadapkan dengan sang Ayah dan kelemahannya inilah yang membuatnya tak bisa tidur selama beberapa hari ini karena  tak mampu menolak keinginan sang Ayah.

Dan seperti biasanya, ia selalu berjalan mengendap-endap kedalam Ruangan bersantai keluarga Akashi untuk memainkan Piano miliknya. Piano klasik yang biasanya Akashi gunakan tatkala saat ia memiliki banyak pikiran ataupun sedang merasa jenuh. Untungnya saja rumah Akashi yang sangat luas dan besar takkan sampai membuat suara kebisingan dari Piano terdengar di seluruh Rumah, jadi Bunyi Piano yang dimainkannya setiap malam tersebut takkan sampai membuat Sang pemilik rumah terbangun dari tidurnya.

"Apakah bermain Piano ditengah malam seperti ini adalah bagian dari Hobimu juga?" tanya Ushijima yang baru saja berjalan masuk kedalam ruangan santai, sepertinya Ushijima baru saja usai membaca salah satu majalah iklan dan berniat untuk mengembalikannya kedalam rak buku yang ada diruangan bersantai keluarga tersebut.

Akashi menghentikan permainan Pianonya, "Bagaimana denganmu, Ushijima-San? Apakah membaca majalah iklan adalah satu-satunya Hobimu, selain olahraga lari dan Volly?"

"Benar, tapi sepertinya aku telah usai membaca dan ingin segera tidur sekarang. Kau juga harus tidur, karena bergadang akan menurunkan fungsi obat dan mengganggu Hormon pertumbuhanmu. Aku tak bisa membayangkan kalau harus berjalan bersamamu, orang lain pasti mengira aku sedang menculik seorang anak kecil." Ushijima mengatakannya dengan wajah yang datar, ia benar-benar tak memiliki sedikitpun aura ketakutan dari sosok Akashi Seijuro.

Bahkan dengan tenangnya, ia berjalan pergi dari sana usai menyusun kembali majalah dalam rak buku. Tanpa ia sadari, kalau saat ini Akashi tengah memberikan senyuman tidak sukanya kepada Ushijima.

Akashi menekan kuat tombol keyboard Piano untuk menghentikan langkah kaki Ushijima, ia memberikan tatapan mata tajam pada Ushijima yang hanya membalas tatapan Akashi dengan penuh kedataran.

"Kau tak sepantasnya berani memandang rendahku, Ushijima-san. Aku memang bukan lagi Akashi yang dulu, tapi aku takkan segan-segan menusukkan gunting kewajahmu bila kau merendahkanku sekali lagi!" ancam Akashi.

"Aku hanya mengatakan apa adanya, bahkan siapapun pasti menyadari kalau tubuhmu itu pendek, ditambah lagi tak akan ada yang percaya kalau kau adalah seorang atlet Basket," ucap Ushijima yang terkesan berterus-terang dengan apa yang dipikirkannya, ia memang tak pernah sekalipun membohongi hatinya dan selalu blak-blakan setiapkali berbicara. Sikapnya inilah yang membuat dirinya terkesan tak berwibawa dan terkesan angkuh.

"Memangnya tinggi badan akan menjamin seorang atlet memiliki kemampuan yang hebat? Apa perlu aku berikan contoh nyata tentang salah satu Atlet pendek yang telah berhasil mengalahkan tim Vollymu itu? Ah, kalau gak salah namanya Hinata ya." Akashi Seijuro tertawa puas, ia langsung bangkit dari kursinya dan berjalan menghampiri tubuh tinggi Ushijima.

"Aku harap Tim Vollymu bisa memenangkan pelatihan Kamp musim panas konyol itu nantinya,"ucap Akashi yang langsung berjalan melewati Ushijima, tepatnya seusai ia menunjukkan mata emperor menyala dan aura mematikannya kepada Ushijima malam itu.

Tanpa sekalipun ia menduga-duga, kalau Ushijima mengikuti langkahnya  dan mendorong pintu kamar Akashi dengan keras. Wajah tak suka Ushijima tampak terlihat malam itu, sepertinya ia tak senang atas ucapan Akashi yang merendahkan timnya beberapa saat yang lalu.

"Aku hanya ingin mengatakan kalau aku sama sekali tidak mengerti tentangmu, karena itulah aku tidak menyukaimu sama sekali. Kau harusnya tahu kalau aku sangat membenci sesuatu yang tidak kumengerti, jadi lebih baik berhenti membual dan mengancamku!" tegas Ushijima yang langsung membalikkan badannya untuk segera pergi dari sana, tapi sayangnya belum sempat ia pergi menjauh tiba-tiba sebuah benda tajam menyayat pipi kanannya. Kini, ia bisa merasakan ada darah yang menetes sedikit dibagian pipi kanan tatkala saat ia menyentuh sayatan kecil di pipinya itu.

Kini ia mulai mengerti apa yang dimaksudkan oleh adik tirinya itu, ia tak habis pikir kalau Akashi bukanlah tipe kepribadian yang hanya sekedar membual saja dan ia juga baru menyadari telah berurusan dengan orang segila Akashi Seijuro.

"Aku bukan orang yang senang membual, Ushijima-San. Jadi, berhentilah memandang rendah diriku." Akashi tersenyum puas, ia bisa merasakan wajah terkejut Ushijima saat itu.

"Kalau begitu selamat tidur, Ushijima-San." Akashi sama sekali tak berniat meminta maaf, sebaliknya ia malah menutup pintu kamarnya dengan rapat dan meninggal Ushijima yang masih terdiam di depan pintu kamarnya Akashi.

Cukup lama Ushijima tertegun disitu, ia masih tak habis pikir betapa menyeramkannya sang adik itu yang telah hampir tiga Minggu ini hidup bersama dengannya. Dan kini, ia malah dikagetkan dengan sebuah luka sayatan dipipi yang benar-benar mengagetkannya.

Bahkan lamunan tak percaya itu masih terus berlanjut saat disekolah, ia masih saja memikirkan peristiwa tadi malam ditengah-tengah jam latihan Vollynya. Jelas saja, hal ini merubah ritme permainan Vollynya yang membuat Tendo menegurnya saat itu juga.

"Wakatoshi-kun, Apa ada sesuatu yang sedang kau pikirkan? Kenapa hari ini kau tidak bersemangat?" tanya Satori Tendo dengan wajah imutnya.

***

Hai guys, maaf ya kalau misalnya ada kesalahan kata dalam kisah ini. Dan karena author gak tahu nama ibunya Ushijima, jadi author buat aja namanya Nyonya Ushijima. Jangan lupa beri like dan komentar usai membaca ya😊

2

"Wakatoshi-kun, Apa ada sesuatu yang sedang kau pikirkan? Kenapa hari ini kau tidak bersemangat?" tanya Satori Tendou dengan wajah imutnya.

"Aku baik-baik saja, aku hanya merasa sedang banyak pikiran." Ushijima mengusap wajahnya dengan seragam Volly yang digunakannya, lalu ia berjalan pergi meninggalkan lapangan Volly untuk sekedar mengistirahatkan diri di bangku yang ada di sudut lapangan.

Sekilas matanya mengamati anggotanya yang sedang latihan, sebelum akhirnya ia mulai berterus-terang menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya kepada Satori yang sedang duduk disebelahnya dengan tatapan yang tak sabar untuk menunggu Ushijima bercerita.

"Jadi, beritahu aku! Apa yang telah menganggu pikirannya Wakatoshi-Kun?" tanya Satori lagi, ia memang terbiasa memanggil Ushijima dengan nama belakangnya karena kedekatan yang mereka miliki selama ini sebagai sahabat.

"Baru-baru ini ibuku menikah lagi dengan seorang pengusaha kaya raya dari Kyoto yang kekayaannya telah diakui di Jepang," beritahu Ushijima secara blak-blakan.

"Itu bagus dong, lalu apa yang membuatmu banyak pikiran Wakatoshi-Kun? Apa kau masih belum terima perpisahan kedua orangtuamu?" tanya Satori.

"Bukan begitu, aku sama sekali tidak keberatan tentang hal itu. Dan aku juga sudan ikhlas tentang perpisahan kedua orangtuaku dulu, hanya saja aku sama sekali tak suka memiliki adik tiri seperti Akashi Seijuro." Ushijima mengatakannya dengan wajah yang tak banyak memberikan ekspresi apapun, berbeda pula dengan Satori yang tampak terkejut dengan nama yang baru saja di dengarnya.

"Akashi Seijuro? Jadi, kau baru saja mengatakan kalau Ibumu menikah dengan keluarga kaya raya yang terpandang seperti Keluarga Akashi?" tanya Satori lagi seperti tengah meyakinkan apa yang baru saja didengarnya.

"Benar," jawab Ushijima seraya mengangguk setuju.

"Astaga, Wakatoshi-Kun. Kau sama sekali tidak tahu atau memang pura-pura tidak tahu kalau kau itu bersaudara dengan orang seperti Akashi Seijuro?" tanya Satori penuh semangat, bahkan suaranya yang keras dan nyaring itu sampai terdengar ditelinga anggota yang lain. Dimana salah satunya ialah Goshiki Tsutomu yang merupakan anggota inti Volly Shiratorizawa, ia langsung mendekati Ushijima saat itu juga usai mendengarkan nama Akashi Seijuro disebut-sebut oleh Satori.

"Maaf, Senpai. Tapi apa kalian barusan menyebut nama Akashi Seijuro?" tanya Goshiki yang penuh percaya diri, tanpa sekalipun takut atau segan untuk berbicara dengan seniornya tersebut.

"Benar sekali, Wahai adik kelasku. Memangnya kenapa? Apa kau juga mempunyai informasi yang sama dengan yang kumiliki?" tanya Satori yang tak kalah bersemangatnya seperti biasa, ia memang orang yang tak pernah lupa untuk terus tersenyum dengan sikap bahagianya itu.

"Aku rasa informasi yang Satori Senpai tahu takkan seakurat informasi yang kumiliki. Jadi, lebih baik Ushijima Senpai bertanya saja padaku." Goshiki berusaha menonjolkan pengetahuan yang dimilikinya didepan Ushijima, satu-satunya orang yang sangat dikaguminya dan berencana ingin disainginnya saat ini.

"Astaga, Goshiki. Kamu itu tak boleh meremehkan keakuratan informasi dariku. Lagian, apa alasannya kau sangat yakin kalau kau Benar-benar mengenalinya?" tanya Satori.

"Benar apa yang dikatakan Tendo, kenapa kau sangat yakin dan antusias seperti ini?" tanya Ushijima.

"Tentu saja aku yakin, Senpai. Soalnya dulu aku bersekolah di SMP Teiko seperti Akashi, jadi jelas saja aku tahu tentangnya. Walaupun kami berbeda organisasi, tapi ia sangat populer disekolah itu dan tak ada satupun orang yang tidak mengenalinya sama sekali di sekolah Teiko." Goshiki mengatakannya dengan penuh semangat, ia tak bisa menyembunyikan wajah Pamernya dihadapan Ushijima dan Satori.

"Memangnya siapa dia?" tanya Ushijima yang tak suka bertele-tele.

"Akashi Seijuro? Dia itu mantan kapten Kiseki no Sedai dari sekolah Teiko. Satu-satunya tim Basket SMP  yang berhasil memenangkan Liga Nasional berturut-turut," jelas Goshiki yang penuh percaya diri atas informasi yang dimilikinya.

"Kiseki no sedai? Apa itu?" tanya Ushijima yang merasa asing dengan nama tersebut, maklum saja karena memang Ushijima tidak suka mencari tahu sesuatu yang tak disukainya dan baginya hal seperti itu tidaklah berhubungan dengan Dunia Volly yang tidak perlu diketahuinya.

"Kiseki no sedai itu julukan yang diberikan kepada anggota berbakat SMP Teiko, mereka itu terdiri dari Kise Ryouta, Aomine Daiki, Midorima Shintaro, Murasakibara atsui, Kuroko Tetsuya dan yang terakhir adalah sang Kapten yang bernama Akashi Seijuro. Jadi bisa dikatakan mereka itulah orang-orang berbakat yang paling terkenal di Dunia Basket Jepang seperti halnya Ushijima Senpai." Goshiki menaikan sebelah alisnya, tampaknya sekali lagi ia merasa bangga dengan informasi yang dimilikinya.

"Tapi itukan dimasa SMP, bagaimana dengan masa SMA-nya sekarang? Apa yang kau ketahui tentangnya?" tanya Ushijima yang langsung disambar cepat oleh Satori.

"Nah, jadi sekarang itu Akashi Seijuro-Kun bersekolah di SMA Rakuzan. SMA unggulan terbaik di Kyoto yang selalu menjadi pemenang juara Interhigh SMA, tapi sayangnya baru-baru ini berhasil dikalahkan oleh SMA seirin pada Winter Cup. Dan lucunya, Akashi-kun dikalahkan oleh mantan anggotanya sendiri yang gak salah namanya itu Kuroko Tetsuya." Tawa Satori menggelegar di seluruh lapangan Volly.

"Itu sama sekali tidak lucu, Satori Senpai! Kalah itu bukan sesuatu yang pantas ditertawakan," ucap Goshiki yang memang tidak terlalu sependapat dengan candaan Satori.

Tapi sepertinya Ushijima malah memberikan respon yang baik pada candaan Satori, sebab jika kau melihatnya serius maka kau akan mendapatkan senyuman tipis dari Ushijima secara sekilas.

"Ternyata dia juga pernah kalah, lalu kenapa seenaknya dia mentertawakanku kemarin." Ushijima masih belum melupakan ejekan Akashi kemarin malam padanya, tetapi baru sebentar ingatan itu kembali terbayang padanya tiba-tiba saja suara kehebohan Goshiki membuyarkan lamunannya itu.

"Oh iya, Ushijima Senpai. Aku baru teringat kalau kupikir-pikir Akashi itu adalah orang yang menyeramkan. Bayangkan saja bagaimana mungkin seorang siswa tahun pertama sepertiku berhasil menjadi ketua OSIS dan Kapten Basket yang memimpin anggota senior semudah itu? Memangnya apa dia sehebat itu di Timnya, bisa saja aku jauh lebih hebat darinya kalau aku meminati olahraga Basket juga."

"Kau jangan banyak mengkhayal Goshiki-Kun, kau saja belum bisa menjadi Ace dan mengalahkan Wakatoshi-Kun. Jadi berhentilah berandai-andai, bagusan kau pikirkan saja Vollymu ini supaya kita bisa menang di kamp pelatihan musim panas nanti!" ucap Satori yang membuat Goshiki kesal.

"Kau tak boleh meremehkanku, Senpai. Aku pasti bakal mengalahkan Ushijima Senpai suatu saat nanti, lagian aku juga nantinya akan jadi Ace buat gantikan Ushijima Senpai kok." Goshiki mengatakannya dengan penuh percaya diri, sampai suara sang wakil kapten  berteriak memanggil namanya dari arah lapangan.

"Iya, Senpai. Aku akan kesana!" teriak Goshiki yang menyahut seruan sang wakil kapten, ia langsung berlari terburu-buru. Sementara itu, Satori langsung menatap bingung kepada Ushijima yang ada disebelahnya.

"Hey, Wakatoshi-Kun. Bukannya Akashi-kun itu adikmu? Lalu, kenapa kau sama sekali tidak mengetahui apa-apa tentangnya?" tanya Satori penasaran.

"Karena dia bukan atlet Volly, bagiku itu bukanlah suatu hal menarik dan aku juga tidak mengenalnya selama ini. Tapi, sepertinya aku sudah mulai kepo tentangnya sejak tadi malam. Dia benar-benar memancing emosiku, bahkan seenaknya berbuat tak sopan kepada senior sepertiku." Tampak kedua mata Ushijima memancarkan ketidaksukaannya.

"Memangnya apa yang telah dilakukannya padamu?" tanya Satori yang masih belum bisa memuaskan rasa penasarannya.

"Sudahlah, bagusan kita latihan lagi saja. Lagian gak ada gunanya juga menggali pasir yang tak memberikan manfaat apapun pada kita," ucap Ushijima yang langsung bangkit dari sana dan berjalan memasuki lapangan.

"Kau selalu saja mengatakan perkataan aneh, Wakatoshi-Kun. Aku benar-benar tak paham sama sekali, apakah kepintaran dari seorang Miracle Boy telah tumpul?" tanyanya seraya tertawa sendiri, lalu ia berlari menghampiri Eita Semi yang berada tidak jauh darinya dengan niat ingin meledek Rekannya itu.

3

Disisi lain, tepatnya di sebuah Kafe yang memiliki bangunan minimalis dan cukup ramai siang itu. Tampak beberapa remaja SMA tingkat pertama sedang menyantap makan siang saat itu. Salah satu diantara remaja itu tidak lain ialah Akashi Seijuro yang sedang meneguk minumannya dengan tenang. Ia sama sekali tak mempermasalahkan kebisingan yang tengah diperbuat oleh Aomine dan Kagami saat itu hanya karena masalah sepele, dan ia juga tampak tak berniat terganggu dengan tingkah Momo yang sejak tadi selalu menempel didekat Kuroko.

"Aku rasa Kamp Pelatihan Musim Panas ini sangat cocok untuk dijadikan Pertandingan ulang kita, karena aku benar-benar tak sabar ingin bertanding ulang dengan SMA Seirin." Midorima terlihat sangat antusias bila membayangkan rencana Kamp Pelatihan yang diberitahukan oleh Akashi beberapa hari yang lalu.

"Aku juga akan sangat senang bila mempunyai kesempatan bertanding denganmu dan Shutoku kembali, Midorima." Timbal balik Kuroko yang sepertinya mendengar perkataan Midorima barusan.

"Jadi, apa kalian setuju dengan rencana itu? Memangnya kalian mau disatukan dengan para pemain Volly dari sekolah lain?" tanya Akashi Seijuro.

"Tidak masalah untukku, Akashi. Justru kita bisa sesekali menonton pertandingan Volly bila ada waktu, bukannya melihat pertandingan dalam ajang Olahraga lain juga cukup seru," ucap Kuroko.

"Ya, sepertinya kau benar. Kalau memang kalian cukup tertarik mengikuti pelatihan itu, aku takkan punya alasan lagi untuk membatalkannya. Semoga saja liburan pelatihan Kamp musim panas ini akan berjalan seru," tukas Akashi seraya tersenyum.

"Oh iya, Akashi. Aku dengar dari Fangirlku kalau Saudara laki-laki baru akashi adalah anggota Timnas Volly Jepang, Itu sangat keren banget Akashiiii...." Kise tampak riang menyampaikan hal tersebut pada Akashi, tanpa ia sadari kalau Mood Akashi langsung memburuk usai mendengarkan berita tersebut.

"Hei, Kise. Apa aku tidak salah dengar? Tidak biasanya kau mengakui orang lain hebat bila belum bertanding denganmu," ucap Aomine yang secara tak sengaja mendengarkan pujian Kise yang berlebihan.

"Benar juga ya, apa perlu aku berpindah sejenak ke olahraga Voli untuk menguji kemampuannya?" tanya Kise seperti orang yang sedang bergumam pada dirinya sendiri.

"Kau akan dibunuh oleh Kasamatsu- Senpai kalau sampai meninggalkan Basket, Kise." Kuroko mencoba menjawab keraguan Kise yang tengah berniat untuk mencoba Voli.

Kise yang baru saja mendengarkan nama Seniornya itu dari mulut Kuroko langsung tersadar saat itu juga, ia jadi tak berani ambil resiko untuk meninggalkan Klub Basket Kaijo bila mengingat pukulan keras dari Kasamatsu-Senpai yang selalu saja galak padanya.

"Ah, kau benar sekali Kuroko. Aku tak bisa membayangkan kemarahan Kasamatsu-Senpai bila mengetahui hal ini, lagian aku juga belum mengalahkan kalian semua, jadi aku akan tetap bertahan di Basket. Hidup Basket!" ucap Kise penuh ceria, sampai membuat Midorima geleng-geleng kepala saja melihat temannya itu.

"Akashi, kenapa ekspresi Wajahmu murung seperti itu? Apa makananmu sudah habis?" tanya Murasakibara seraya tetap menyantap snack yang ada di genggamannya. Disusul juga oleh member lain yang mulai menyadari raut wajah sang kapten yang tampak tidak menyenangkan.

"Tidak apa-apa, aku hanya kesal saja mengingat kepribadian buruknya kemarin. Kami hampir beberapa Minggu tak bertemu, tapi sekalinya berjumpa malahan ia memberikan kesan yang buruk dipertemuan awal kami." Akashi meremas kuat Cup minumannya yang telah kosong.

"Tapi kau tidak sampai melukainya kan, Akashi?" tanya Kagami yang tiba-tiba saja teringat oleh tragedi gunting yang hampir melukainya dihari pertama kali ia bertemu dengan Akashi.

"Aku melakukannya, Kagami. Aku tak pernah suka dengan orang yang memandang rendah diriku, apalagi dia adalah orang yang tidak kukenal sama sekali." Akashi mengatakannya tanpa beban, sampai membuat Aomine dan Kagami bergidik ngeri.

"Kau itu benar-benar abu-abu, Akashi.  Memangnya apa yang dilakukan ushijima-san sampai membuatmu semarah itu?" tanya Midorima seraya melirik Sendok yang saat ini menjadi benda keberuntungannya, sebelumnya ia menyimpan sendok itu di ransel selagi menyantap makan siang.

"Dia mengatakan aku bertubuh pendek," beritahu Akashi yang membuat Kagami dan Aomine tertawa geli.

"Apa yang lucu, kagami?" tanya Kuroko.

"Tidak ada, Kuroko. Hanya saja aku pikir apa yang dikatakan Ushijima itu benar. Dan faktanya, kalau digrup kita ini hanya dirimu dan Akashi yang bertubuh pendek. Walau sebenarnya, kalian itu cukup tinggi dibandingkan anak normal yang tidak mengikuti basket sama sekali." Aomine mengangguk setuju seraya tertawa cekikikan disebelah Kagami, mereka memang terlihat satu pemikiran bila meledek orang lain dan saking solidnya mereka terlihat seperti saudara kandung saja.

Jelas saja Akashi yang mendengarkannya jadi tak suka, ia berdehem sengaja untuk memperingati Kagami dan Aomine sekaligus menghentikan tawa kedua Tom dan Jerry itu.

"Lebih baik kalian berhenti tertawa, sebelum nantinya Akashi marah pada kalian." Peringat Murasakibara.

"Itu tidak mungkin, kita sudah mengenal dekat dengan Akashi. Jadi tidak mungkin Akashi marah cuman karena  masalah dirinya di bilang pendek, benarkan Akashi?" tanya Kagami yang kini bisa menyadari Akashi yang sedang terduduk dengan wajah merah padam seperti orang yang tengah menahan emosinya.

Benar saja rupanya seperti yang dikatakan Murasakibara, Akashi benar-benar telah marah yang membuat aura di sekitar mereka mulai terasa tidak nyaman. Kagami dan aomine yang semakin jelas melihat kemarahan Akashi langsung terdiam tak bergeming, mereka tahu kalau kaptennya ini sudah marah pastilah berubah menjadi menyeramkan.

Memang sih setelah Winter Cup berlalu, Akashi hampir tidak pernah memperlihatkan kemarahannya dan selalu bersikap tenang setiapkali bersama mereka. Bahkan, tak jarang Akashi menerima candaan konyol dari mereka. Hanya saja kali ini rasanya berbeda, jelas-jelas saat ini Akashi sedang kesal karena Ushijima malah ditambah lagi kekesalannya oleh tingkah Aomine dan Kagami. Pastilah ia akan bertambah kesal dua kali lipat, Kuroko saja sampai geleng-geleng kepala melihat Kagami dan Aomine yang sudah pasti bakal jadi sasaran empuk Akashi.

"Lihatlah, Akashi sudah benar-benar kesal pada kalian berdua." Kuroko malah semakin menyuramkan suasana saja dengan perkataannya itu.

"Lebih baik kau diam saja, Tetsuya. Kau sama sekali tidak membantu," celutuk Aomine yang merasa sedang sial hari ini.

Lalu ia menghela nafas panjang, "Hei, Akashi. Aku benar-benar tak berniat mengejekmu, itu semua salah Kagami. Dan aku akan memberikanmu majalah khusus spesial edisi terbatas sebagai ganti permintaan maafku," ucap Aomine yang tampak menyudutkan Kagami.

Kagami yang mendengarkan namanya dikambing-hitamkan tampak tidak terima, ia langsung berdiri sambil menunjuk kepada Aomine.

"Seenaknya kau menuduhku, Aomine. Kau juga kan yang pertamakali mentertawakan Akashi, kau yang bilang Akashi pendek." Kagami mengatakannya secara blak-blakan, ia sama sekali tak bisa menyaring lagi emosinya yang membuat Akashi memberikan tatapan tajam kepada mereka.  Sementara itu teman-temannya yang lain cuman bisa menutup mata saja, mereka sama sekali tak menduga bisa-bisanya Kagami mengulang kembali kata pendek dihadapan Akashi pada situasi seperti ini.

"Sepertinya aku ingin membeli sesuatu di luar sana, maukah Daiki dan Taiga ikut denganku sekarang!" ajak Akashi yang sudah berdiri, lalu ia melirik kepada Kagami dan Aomine secara bergantian.

"Akashi, Mungkin kita bisa membicarakannya baik-baik secara kekeluargaan. Benarkan Momo?" tanya Aomine yang malah menyudutkan Momo.

"Apa itu benar, Momo?" tanya Akashi yang kini mulai menatap tajam pada Momo.

"Aku tidak ikut campur, Akashi. Kau bisa membawa mereka saja, kami bisa disini menunggumu." Momo langsung bersembunyi dibalik bahu Kuroko, ia benar-benar tak mau ikut terlibat pada Akashi yang sedang marah.

"Kau benar, Momo. Kalau gitu kalian berdua ikut aku sekarang!" Perintah Akashi yang langsung menarik paksa Aomine dan Kagami yang memiliki tubuh lebih tinggi darinya. Dan benar saja, keduanya tak bisa melakukan apapun saat ini dan tak punya nyali untuk menghindari kemarahan sang kapten.

Begitu kembali dari luar, tiba-tiba saja wajahnya sudah lebam sampai membuat Kise tertawa terbahak-bahak. Siapapun pastinya akan merasa lucu atas kesialan yang menimpa Temannya, termasuk juga Kise dan Murasakibara.

"Apa kalian puas sekarang? Hei, Kuroko. Harusnya kau membantuku dong, kau ini bayanganku atau tidak sih?" keluh Kagami seraya mengelus lebam diwajahnya yang terasa perih.

"Itu semua salahmu, Kagami. Aku Sangat mengerti perasaan Akashi dan aku juga pasti akan kesal kalau disebut pendek," ucap Kuroko tenang.

"Benar banget, Kuroko. Lagian mereka bisa-bisanya cari ribut sama Akashi," sambung Kise yang masih tertawa, tetapi tawa itu sekejap terbungkam tatkala melihat Akashi muncul dari pintu kafe.

Tapi kali ini ada yang berbeda dari Akashi, sebab Akashi kembali dengan suasana hati yang telah membaik dan senyuman menawan dari wajahnya. Akhirnya Akashi yang dikenal baik oleh semua teman-temannya kembali datang lagi sehingga suasana pertemuan mulai mencerah dengan sendirinya.

"Jadi, apa yang akan kita bicarakan sekarang?" tanya Akashi yang membuka topik pembicaraan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!