NovelToon NovelToon

Naira(Kasih Kan Sampai)

1.Mendapatkan Pekerjaan Baru

...BAB.1...

Dunia kerja memang keras. Terlebih lagi, jika mencoba peruntungan di kota orang. Hal tersebut sangatlah tidak mudah. Seperti yang kini Naira Kusuma alami. Wanita 21 tahun yang kabur dari kota asal, dan mencoba peruntungan ke kota yang berjuluk Kota Kembang Bandung, namun masih nihil hasilnya. Lelah ke sana ke mari, mengunjungi satu tempat ke tempat lainnya, dengan berbekal map coklat di genggaman nya. Akan tetapi, 'tak satu pun yang ia dapatkan.

Terik matahari, haus, serta lapar, mengharuskannya 'tuk menepi.Terlihat sebuah Rumah Makan Padang di sebrang jalan, Naira pun memutuskan untuk singgah sejenak mengisi tenaga yang sedari pagi terkuras habis. Ia pun memesan makanan beserta es teh manis kepada pelayan yang berada di tempat itu. Usai memesan kepada pelayan tersebut, 'tak berapa lama kemudian, makanan beserta minuman pesanannya pun telah tersaji di atas meja. Ia segera menyantapnya dengan lahap. Saat tengah menikmati pesanannya, seseorang yang entah dari mana, duduk begitu saja di sebelah Naira. Hal tersebut membuatnya merasa aneh. Namun, ia tidak begitu menghiraukannya. Naira terlalu fokus untuk menghabiskan santapannya.

"Ah kenyangnya," gumamnya setelah selesai menghabiskan semua makanan di piringnya.

"Punten Neng, kayaknya si Eneng lagi cari kerja ya?" sapa orang yang sedari tadi duduk di samping Naira.

"Eh iya, kok tau sih Mba?" balasnya sopan.

"Iya, keliatan dari penampilannya si Eneng. Oya, kebetulan di restoran saya lagi cari karyawan ... gimana kalo Neng kerja di tempat saya aja? gaji UMR, dapet tempat tinggal juga," tawar wanita tersebut. Meski terkesan aneh, namun tanpa pikir panjang Naira segera menerima tawaran tersebut. Kesempatan emas 'tak mungkin ia sia-siakan. Apa lagi, sedari pagi ia belum juga mendapatkan pekerjaan.

"Mau banget Mba,makasih tawarannya," ucap Naira.

"Bisa liat CV-nya?" pinta wanita itu. Naira pun segera menyerahkan CV yang sedari tadi ia bawa kepada wanita itu.

"Naira Kusuma, nama panggilan Naira atau Nay, lahir 21 tahun yang lalu di Surabaya, Jawa Timur, dan bla bla bla ...." Wanita itu pun membaca kata perkata dari CV yang Naira berikan hingga akhir.

"Eh, dari Surabaya? jauh amat Neng, kok cari kerjanya sampe sini?" tanya wanita itu.

"Hehe, iya Mba. Ada suatu hal yang memaksa saya nyampe sini," balas Naira.

"Oh begitu, apapun latar belakang kamu datang kesini, yang pasti, kamu harus semangat berjuang disini ya," kata wanita tersebut menyemangati.

"Syukur-syukur kalo bisa sukses. Entah dari materi, atau pun pengalaman," lanjutnya menasehati. Naira hanya manggut-manggut mencerna dengan baik.

"Hem, CV-nya menarik. Besok kamu datang ya, ke restoran. Ini kartu nama saya, alamat lengkapnya ada di situ." Wanita itu pun menyerahkan sebuah kartu nama kepada Naira.

"Izana ... Resto Nusantara Indah ...." Raihnya dan membaca kartu nama tersebut.

"Iya, kamu bisa panggil saya Teh Iza," balasnya penuh dengan senyum ramah yang menyenangkan. Naira pun mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.

"Sekarang kamu tinggal sama siapa?" tanya teh Iza.

"Tinggal sama temen, di kost" balasnya.

"Oh, ya udah. Kalo gitu, Teteh permisi dulu ya. Besok jangan lupa bawa CV-nya ke alamat yang ada di kartu itu jam 8 pagi. Bilang aja sama karyawan resto, kalo mau interview sama teh Iza" terangnya sembari beranjak pergi.

"Iya Teh, siap. Makasih banyak bantuannya," balas Naira sembari berdiri menghargai kepergiannya.

"Iya, sama-sama." Teh Iza pun berlalu meninggalkan Naira yang masih berada di meja, dengan kartu nama yang ada di genggamannya.

...****************...

Esoknya, Naira pun mendatangi alamat yang di berikan oleh teh Iza kemarin. Sesampainya di depan restoran, ia menarik nafas dalam-dalam. Berharap semuanya berjalan dengan lancar sampai akhir. Setelah menguatkan hati, ia pun perlahan berjalan ke dalam restoran, dan bertanya pada salah satu karyawan yang berada di dalam.

"Maaf ... saya mau ketemu teh Izana, apa beliau ada?" tanya Naira dengan ragu.

"Oh iya ada, Eneng yang mau interview itu ya?" balas salah seorang karyawan yang diperkirakan usianya lebih dari kelapa tiga.

"Iya Teh," balas Naira.

"Ya udah atuh, sok yuk saya anter ke ruangan teh Iza. Udah di tunggu tuh," ajak karyawan tersebut. Mereka pun kini berjalan menuju ruang kerja sang owner restoran tersebut.

"Nah, ini Neng ruangannya. Eneng masuk aja, saya mau lanjut kerja dulu," pamitnya sesaat setelah mengantar Naira.

"Makasih Teh," balas Naira dengan sopan. Karyawan itu pun pergi berlalu meninggalkan Naira. Sementara itu, Naira pun masuk ke ruangan owner tersebut. Beberapa lama melakukan wawancara kerja, Naira pun menyepakati kerja sama dengan teh Iza. Dengan rincian, gaji UMR, dan tempat tinggal di mess restoran, serta dengan sistem kerja per shift 8 jam. Selain itu, ia juga mendapat libur empat hari dalam satu bulan. Ia pun sudah bisa mulai masuk kerja besok siang. Itu berarti, ia mendapat shift 2.

Selesai wawancara, Naira dan teh Iza pun berjalan beriringan keluar dari ruang kerja owner tersebut, untuk menunjukkan mess tempat tinggal Naira selama bekerja di restoran.

"Nah Nay, ini messnya. Kamu bisa pindah ke sini kapan aja. Ini kuncinya ya," katanya sembari menyerahkan kunci kamar.

"Oh iya Teh, makasih banyak," balas Naira begitu menerima kunci tersebut, sembari melihat-lihat isi ruangan. Selesai berkeliling restoran, Naira pun pamit kepada teh Iza, untuk mengambil barang-barang yang berada di kost temannya, guna di pindahkan ke mess segera.

"Teh, makasih banyak ya bantuannya. Saya janji, bakal kerja yang serius!" katanya dengan semangat.

"Bagus. Saya suka semangat kamu," balas teh Iza.

"Kalo gitu, saya izin pamit pulang dulu ya Teh. Mau mindahin barang-barang, biar besok enak," pamitnya.

"Oh iya boleh. Terus nanti kamu naik apa?" tanya wanita tersebut.

"Naik ojek online paling. Soalnya ... kalo naik angkot belum paham daerahnya, hehe ..." balas Naira.

"Oh ya sudah, hati-hati di jalan ya," balas wanita tersebut.

"iya Teh, kalo gitu saya permisi dulu," kata Naira mengakhiri pertemuan mereka. Naira pun berjalan keluar, menuju tepi jalan raya untuk memesan ojek online.

...****************...

Mentari telah bersinar. Ini adalah pagi pertamanya berada di tempat tinggal yang baru. Serta, ini juga hari pertamanya untuk memulai pekerjaan barunya. Ia pun bertekad penuh, jika hari ini, ia akan menjalankan tugasnya dengan baik. Ia tidak ingin sedikit pun mengecewakan sang owner yang telah memberikannya kepercayaan. Hari ini, jam masuk kerjanya pukul 14:00. Maka, waktu pagi hari ini ia gunakan untuk berkeliling ke sekitar lokasi. Melihat-lihat sekitar yang tampak asing baginya.

Puas berkeliling ke sudut kota, 'tak terasa hari telah beranjak siang. Ia pun memutuskan untuk segera kembali ke tempat tinggalnya sekarang. Begitu sampai di depan restoran, langkahnya berhenti sejenak. Mengamati tiap aktifitas di dalam restoran dari balik kaca besar pembatas luar dan dalam. Ini adalah jam makan siang, waktu tersibuk bagi para karyawan shift 1. Terlihat dari balik kaca, para karyawan sibuk ke sana dan ke mari, menerima dan mengambil pesanan pelanggan. Riuh para pelanggan pun terekam jelas di telinga. Bahkan, sesekali ia pun mendengar teriakan pelanggan yang tidak sabar.

"Hey! meja no.4 kenapa belum di antar?" protes salah seorang tamu.

"Oh, iya sebentar," balas salah seorang karyawan yang tengah memberikan pesanan pada meja no.5 yang kebetulan, posisinya persis di sebelah meja tamu yang tengah protes tersebut.

"Neng, es teh saya mana?" tamu lain yang juga tampak menanyakan pesanannya. Karyawan tersebut pun tampak menenangkan pelanggan tersebut dengan sopan,agar mau bersabar 'tuk menunggunya.

Sedangkan di sisi lain, terlihat juga karyawan yang tengah memeriksa pesanan para tamu di meja bar, dan kemudian terlihat membuatkan minuman sesuai pesanan para tamu. Setelah selesai, ia pun segera mengantarkan minuman yang telah ia buat, ke para tamu, sesuai apa yang di pesan. Ia pun tampak di bantu oleh pramusaji yang lain. Karyawan yang mengantar minuman itu pun terlihat berjalan lebih cepat dan tetap berhati-hati, saat meletakkan minuman pada tiap-tiap meja, dan kemudian berlari kembali ke bar. Sedangkan pramusaji yang membantunya, juga terlihat bekerja lebih cepat. Terlebih, saat ada tamu baru yang ingin makan siang. Setelah mengantar pesanan tamu, pramusaji itu pun kemudian berlari mendekat ke tamu yang baru datang tersebut, guna mempersilahkan duduk di meja yang masih kosong. Selanjutnya, ia segera menawarkan menu yang ada. Tak lupa, ia pun menyiapkan buku note kecil beserta pena di tangannya, guna mencatat pesanan tamu tersebut.

Setelah terlihat selesai mencatat menu pesanan, pramusaji tersebut pun pergi meninggalkan tamu tersebut. Kemudian, berjalan menuju mesin kasir, guna menyerahkan catatan pesanan kepada karyawan yang berjaga di balik mesin kasir. Selanjutnya, ia berikan hasil catatan tersebut kepada staf dapur. Sembari menunggu pesanannya siap, pramusaji tersebut pun kembali ke depan. Dari luar restoran, tampak para pramusaji silih berganti berlari kesana kemari untuk melayani request ini itu dari para tamu yang ada. Juga membersihkan meja yang selesai di gunakan tamu yang telah pergi, agar dapat langsung di pergunakan kembali pada tamu yang baru datang.

Rasa lapar dan lelah sepertinya 'tak mereka hiraukan. Mereka hanya fokus untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan maksimal.

"Wah harus kerja extra nih, kalo keadaannya begitu. Bismilah semoga bisa!" narasinya di dalam hati. Sibuk memerhatikan aktivitas di dalam restoran, tidak terasa jam telah menunjukkan pukul 13:00. Ia pun segera berjalan kembali, melewati depan restoran menuju samping tempat ia tinggal sekarang.

...Bersambung.........

2.Hari Pertama Kerja

...BAB.2...

Jam makan siang telah berakhir, para tamu yang datang pun satu persatu pergi meninggalkan restoran. Restoran pun kini telah sepi pengunjung. Pukul 14:00, Naira telah berada di dalam restoran dengan seragam barunya, untuk memulai pekerjaannya. Begitu ia datang melewati pintu belakang, jalur para karyawan keluar masuk. Tampak terlihat ada beberapa karyawan yang tengah makan di ruang dapur, dan sebagian tengah berjaga di bagian bagian depan. Sesuai perintah owner, begitu ia masuk, ia harus mencari karyawan yang bernama Ranti. Karyawan yang akan menjadi mentornya.

"Maaf mau tanya, yang namanya Ranti itu mana ya?" tanya Naira pada karyawan yang tengah makan siang.

"Kamu siapa?" tanya salah seorang karyawan.

"Saya Naira, karyawan baru. Kata teh Iza, saya harus ketemu sama karyawan yang namanya Ranti," terang Naira.

"Oh gitu, dia ada di depan kasir. Langsung masuk aja," balas karyawan lain.

"Oh iya, terimakasih banyak," kata Naira.

"iya, sama-sama," balas karyawan tersebut.

Naira pun segera menuju ke ruang depan, di mana tempat kasir, bar, dan meja tamu berada.

Ia segera menuju ke seseorang yang tengah berjaga di depan kasir.

"Maaf Teh,Teteh yang bernama Ranti?" tanya Naira.

"Iya, kamu Naira?" tanya wanita tersebut.

"Iya, mohon bantuannya," balas Naira.

"Iya.Tadi bos udah cerita, katanya suruh mentorin kamu," terang Ranti.

"Nah sekarang, kita mulai dari sini," kata Ranti, dengan menunjukkan sebuah meja bar.

"Ini bagian bar, yang bertugas jaga di bar tiap shift, itu ada satu orang.Tapi, semua pramusaji harus bisa juga di bagian bar. Ya ... biar kalo pas lagi rame, semua bisa saling bantu," jelas Ranti.

"Ini kerja tim, jadi harus saling bantu," lanjutnya kemudian.

"Siapapun yang gak sibuk, harus ngebantu yang lain.Ya ... yang ... sekiranya lagi keteteran gitu. Nah, di belakang sini ada lemari," tunjuknya pada sebuah lemari besar yang berada persis di belakang meja bar.

"Rak di bagian kiri atas berisi piring kecil, kalo di bagian bawahnya buat piring yang besar," terang Ranti yang membuka pintu lemari sebelah kiri.

"Nah, kalo di sebelah kanan atas, itu berisi gelas buat minuman dingin. Sedangkan di bagian Kanan bawah, itu berisi gelas khusus minuman hangat," lanjutnya sembari membuka pintu lemari bagian kanan.

"Terus ... kalo bagian bawah sini, itu isinya teko," tunjuknya pada bagian paling bawah lemari.

Setelah menunjukkan isi lemari, Ranti pun menutup semua pintu lemari tersebut dan bergeser ke bagian meja bar.

"Nah, kalo ini meja bar. Di sini ada laci yang punya beberapa sekat. Urutannya itu, sendok makan letaknya bagian paling kanan, kalo sebelahnya buat isi garpu, sebelahnya lagi isi sumpit, dan yang paling ujung isi pisau makan," lanjutnya sembari membuka laci yang berada di bawah meja.

"Terus ... kalo peralatan minuman ada di sebelah sini. Ada blender, saringan, mesin kopi, termos, dan lain-lain," terangnya sembari menunjuk ke tiap bagian.

"Teh, kopi, gula, pokoknya yang bahan-bahan minuman, itu ada di sebelah sini," tunjuknya.

"Kalo mau bikin minuman dingin, es batunya ada di freezer belakang kamu ini," katanya sembari menunjuk sebuah freezer.

"Nah, samping nya freezer ada dua kulkas. Kulkas yang ini isinya minuman dingin. Bagian bawah ini, isi buah buat jus," terangnya sembari menunjuk ke kulkas yang tepat berada di samping freezer.

"Nah, kalo kulkas yang di sebelah sini, itu isinya khusus minuman soda," terangnya sembari menunjuk ke kulkas yang di sebelahnya.

"Oh ... jadi ... harus di pisah gitu ya?" tanya Naira.

"Iya. Itu semua di lakukan biar memudahkan kita kalo mau ambil barang. Apa lagi pas waktu rame," balasnya.

"Nah, bar udah ... sekarang kita ke bagian kasir. Kalo kasir gak bisa saling handle. Tiap shift cuma satu orang yang jaga di bagian kasir. Mereka di pilih yang udah paham banget tentang menu dan harga yang ada," jelasnya.

"Pramusaji yang abis mencatat menu, selanjutnya harus serahin catatannya ke bagian kasir. La nanti baru yang jaga kasir mencatat di sistem. Nah salinannya, nanti pramusaji itu yang nyerahin ke bagian dapur," imbuhnya.

"Sampe di sini paham?" tanya Ranti.

"Iya Teh, paham," balasnya dengan disertai anggukkan kepala.

"Terus selanjutnya, masalah penempatan para karyawan. Bagian jaga kasir bagian sini, terus dua di bagian depan pintu, yang satu tugasnya membukakan pintu, yang satunya lagi mengarahkan ke meja. Terus, satu orang jaga bagian kanan meja, dan yang satunya lagi di bagian kiri meja, buat mempersiapkan meja," terangnya.

"Itu posisi kalo sepi. Kalo rame, selain tugas utama tiap posisi, para karyawan juga wajib saling membantu satu sama lain. Supaya apa? supaya dengan keterbatasan karyawan yang ada, para tamu tetep terlayani dengan baik," lanjutnya.

"Sampe sini paham?" tanya Ranti.

"Iya,Teh," balas Naira.

"Terus kalo makan gimana? kalo pas rame," tanya Naira.

"Rame gak rame kalo makan tetep gantian. Yang shift 1 jadwal makannya dari jam satu siang sampe selesai. Makanya, kenapa kita yang shift 2 berangkatnya jam dua? ya itu karena biar bisa nge-backing shift 1 yang lagi pada makan. Jadi bisa di bilang waktu-waktu sekarang adalah waktunya semua karyawan kumpul. Yang shift 1 belum pulang, dan yang shift 2 udah dateng," jawabnya.

"Oh begitu," balas Naira.

"Nah ... tugas kamu sekarang, jaga di balik pintu, sampingnya Setiawan. Bukain pintu kalo ada yang dateng, terus ngarahin ke meja. Nanti biar Setiawan yang catetin menunya," perintah Ranti.

"Oh iya,Teh," balas Naira.

"Wan ... tolong di bantu ini ya!" teriak Ranti yang berada di meja bar, kepada Setiawan yang tengah berjaga di balik pintu.

"Ok!" balasnya.

"Ya udah sana. Gak usah takut, dia baik kok. Ya meski mukanya keliatan jutek gitu," bisik Ranti.

"I-iya ya, Teh." Naira pun segera berjalan menuju ke arah Setiawan berada, untuk menjalankan tugas pertamanya.

...****************...

Hari cepat berlalu. Tak terasa, jam kerja telah berakhir, dan restoran pun telah tutup.

"Resto udah tutup, waktunya closingan. closing kasir, beresin meja, abis itu matiin lampu, AC, kunci pintu depan, inventori ,dan terakhir pulang lewat pintu belakang," terang Ranti. Mentor sekaligus kawan seprofesinya, pada Naira sang karyawan baru pada saat closing.

"Saya closing kasir, kamu bantu yang lain beresin semuanya ya. Ingat, jangan sampe ada yang kelewat!" perintah Ranti.

"Oh, iya siap," balasnya disertai anggukan kepala.

Naira dan rekan yang lain pun kemudian mulai menyusun satu-persatu meja dan kursi. Mulai dari bagian depan pintu hingga ke belakang, agar terlihat rapih. Tidak lupa pula, dilapnya meja yang kotor agar terlihat bersih. Setelah semua meja dan kursi tersusun rapih. Lanjut mematikan AC, kemudian mengunci pintu. Setelah semua selesai, mereka pun mulai inventori stok bahan dan minuman. Hal itu mereka kerjakan secara bersama-sama.

Beberapa menit berlalu, akhirnya semua tugas closing telah selesai. Begitupun Ranti yang telah menyelesaikan closing kasir. Setelah semua selesai, mereka pun secara bersamaan keluar melalui pintu belakang restoran.

"Nih Nay, kamu kan yang tinggal dekat sini, jadi kunci pintu belakang kamu yang pegang ya. Biasanya teh Iza yang pegang, tapi berhubung beliau gak dateng hari ini, katanya suruh dititipin ke kamu. Besok biar yang shift pagi bisa langsung ke tempat mu buat ambil kunci dan bisa langsung kerja," terang Ranti sembari menyerahkan kunci pintu belakang restoran.

"Oya, ingat ya! kalo ada yang mau ambil kunci, suruh tunjukin ID Card-nya!" imbuhnya.

"Oh iya, siap Teh" balas Naira. Setelah itu semua, seluruh karyawan yang ada pun kemudian berpisah menuju tempat tinggalnya masing-masing. Ada yang memesan ojek online, ada juga yang membawa motor seperti Ranti. Termasuk juga Naira yang berjalan menuju tempat tinggalnya.

...Bersambung.........

3.Mencari Menu Sarapan

...BAB.3...

"Drett ... dret ... dret ... dret ..." nyaring bunyi alarm yang dihasilkan dari ponsel milik Naira. Dengan terkantuk-kantuk, ia mengambil ponsel miliknya, dan mematikan alarm yang sengaja dipasangnya semalam. Pukul 05:00 WIB, begitulah angka yang tertera pada layar. Segera ia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi, untuk membersihkan badan. Kemudian berlanjut 'tuk menjalankan rutinitas paginya. Setelah selesai, ia pun memutuskan untuk kembali merebahkan badannya ke atas ranjang, sembari menunggu mentari terbit.

Saat di rasa matahari telah menunjukkan sinarnya. Naira pun beranjak dari tempat tidur, untuk berjalan-jalan, sembari mencari sarapan di pagi hari ini. Belum selesai bersiap-siap, terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"Tuk tuk tuk." Ia pun mempercepatnya dan segera membukakan pintu.

"Iya ada apa?" tanyanya dari balik pintu.

" Ini, saya teh mau ambil kunci restoran," pinta orang tersebut.

"Mas ... karyawan resto?" tanya Naira.

"Iya Neng," balas orang tersebut.

"Kalo begitu, bisa tunjukin ID Card-nya?" pinta Naira. Orang itu pun menunjukkan ID Card-nya sebagai karyawan. Setelah melihat ID Card tersebut, Naira segera beranjak ke dalam untuk mengambil kunci.

"Nih Mas, kuncinya," ucapnya seraya menyerahkan kunci yang di maksud kepada orang itu.

"Ya udah, ini teh hatur nuhun kuncinya, saya permisi dulu Neng," lanjutnya sembari pergi meninggalkan Naira, setelah mendengar jawaban kembali kasih dari Naira.

Setelah karyawan itu pergi. Lantas Naira pun bersiap dan tidak lupa mengunci pintu, untuk melanjutkan misinya mengisi perut. Berjalan di sepanjang trotoar mencari kudapan yang cocok di lidah.

Puas berkeliling, kini pilihannya jatuh pada nasi uduk yang berada di depan mata. Segera ia datangi kedai nasi uduk yang terlihat begitu ramai di depan sana.

Cukup lama ia mengantri untuk seporsi nasi uduk, namun itu terbayar dengan aroma khas nasi uduk yang di sajikan. Aroma santan yang kuat, dan pandan yang mendominasi nasinya, 'tak lupa berbagai toping lauk yang beragam. Ada bihun yang melekat kuat bersama bumbu kecap, ada oreg tempe yang begitu gurih memanjakan lidah, tahu dan tempe bacem yang berbumbu khas kecoklatan yang begitu meresap pada setiap sisinya, tidak lupa juga irisan mentimun segar, beserta kerupuk sebagai pelengkap yang sempurna. Pantas saja kedai itu begitu ramai, makanan yang di suguhkannya begitu sempurna.

Setelah mendapatkan seporsi nasi uduk, Naira pun berjalan menuju meja yang telah di siapkan penjual, yang berada 'tak jauh dari kedai. Ia pun mulai menyantap sesuap demi sesuap nasi yang ada di dalam piring secara perlahan. Menikmati tiap paduan rasa yang beragam, namun menyatu apik dalam lidah.

"Enak ... pantas rame," gumamnya sembari terus menyuapkan nasi hingga 'tak tersisa. Puas memanjakan lidah, ia pun beranjak dari tempat duduk, dan bermaksud untuk mengembalikan piring serta membayarnya. Namun, baru satu langkah beranjak, datang seorang laki-laki dengan perawakan bak model papan atas, yang menghampirinya dengan penuh senyum ramah menyejukkan jiwa.

"Piringnya Teh," pintanya. Sangkin terpesonanya, Naira pun 'tak langsung merespon. Hingga untuk kedua kalinya laki-laki itu berucap agak keras,

"punten Teh, piring!" dengan suara yang sedikit di tinggikan, berhasil membuyarkan lamunannya yang entah kemana.

"Teh gelas? eh iya, apa?" Naira pun jadi salah tingkah sendiri.

"Piringnya Teteh, biar saya bawa ke belakang, Teteh tinggal bayar aja ke Akang yang di sana," jelasnya dengan menahan tawa, sembari menunjuk ke arah bapak-bapak yang berada di depan gerobak.

"Makasih Mas, saya permisi bayar dulu." Dengan menahan rasa malu, Naira pun segera pergi dari hadapan laki-laki itu sebelum semakin mempermalukan diri lebih jauh.

"Mang, ini mau bayar." Ia pun menyerahkan beberapa lembar uang kepada penjual itu.

"Oh iya, nuhun Teh," balas penjual itu sembari menerima lembaran uang dari Naira. Naira pun segera beranjak pergi meninggalkan kedai menuju tempat tinggalnya. Sepanjang perjalanan, ia 'tak henti-hentinya membayangkan sosok lelaki tampan tersebut. Bahkan, sesampainya di tempat tinggalnya pun ia masih terus terkesima pada lelaki yang entah siapa namanya.

...****************...

Tak serasa, kini jarum jam telah menunjukan pukul 14:00. Kini waktunya ia berangkat ke restoran 'tuk memulai pekerjaannya kembali. Setibanya ia di restoran, Naira tercengang mendapati lelaki yang tadi pagi ada di kedai, tengah duduk bersantai di salah satu meja restoran.

"Lah, tuh kan Mas Pelayan ganteng tadi, kenapa di sini? mati kau Naira! bisa malu tujuh turunan nih," paniknya begitu melihat dari jauh. Niat hati ingin bersembunyi dari lelaki itu, namun takdir sepertinya belum merestui. Baru satu langkah mundur, teh Rara selaku karyawan senior di restoran itu, menghampirinya dengan membawa nampan berisi minuman dingin yang terlihat menyegarkan.

"Neng, ini anterin ke meja no.2 ya," pintanya.

"Hah, saya Teh?" tanyanya memastikan.

"Ya iya atuh Eneng, kan yang lain lagi pada sibuk," jelas teh Rara. Dengan terpaksa, Naira pun menerima nampan tersebut dan berjalan gugup menuju meja no.2 tersebut. Sepanjang jalan, ia komat-kamit berdoa, berharap semoga lelaki yang tadi pagi itu tidak mengenalinya. Hingga sampailah ia di depan meja nomor dua,

"Kak ini pesanannya." Disuguhkannya minuman dingin tersebut ke hadapannya. Lelaki yang sedang terlihat asik dengan gawainya pun mendongak untuk mengucapkan terima kasih.

"Terimaka ..." kalimatnya tergantung, ketika mengetahui sosok yang ada didepannya.

"Eh, Neng yang tadi pagi kan? kerja di sini ya," lanjutnya. Dengan ragu, Naira pun mengakuinya.

"I-iya Mas." Sedetik setelah menjawabnya, Naira pun segera berlari meninggalkannya. Naira lebih memilih melanjutkan pekerjaannya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa di antara mereka berdua.

Tamu yang yang datang tidak sebanyak di saat jam makan siang, hal itu sangat menguntungkan Naira. Ia dapat sedikit lebih santai melayani tamu. Sesekali mengelap meja dan kembali berdiri menunggu tamu yang ingin dilayani.

"Neng, mau tambah minum!" panggil pria ganteng itu pada Naira. Karena tuntutan pekerjaan, dengan terpaksa Naira pun menghampirinya dan pergi mengambilkan minum untuknya. Sekembalinya dari belakang, 'tak hanya pria itu yang tengah duduk. Namun, ada juga pak Niko. Suami dari teh Iza, yang tengah asik berbincang-bincang dengan lelaki itu. Dengan rasa hormat pada pak Niko, Naira hanya menundukkan kepala sembari menyerahkan minuman itu. Lantas ia berbalik untuk meninggalkan mereka berdua. Selangkah kemudian,

"iya A, bentar lagi." terdengar jelas pria itu memanggil sang owner dengan sebutan kaka. Seketika Naira berhenti sejenak,

"hah ... a ... aa? cowo tadi adiknya bos? gawat nih bisa malu tujuh turunan lima tanjakan kalo bos tau kejadian tadi pagi," gumamnya yang sedikit menguping.

...Bersambung...............

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!