NovelToon NovelToon

ISTRI YANG TAK DI ANGGAP

Ayah dan ibu sakit

Hari ini tepat Senin 18 July 2005 semua murid SMK "INSAN NURANI" berkumpul di di sekolah.Aku yang duduk sendiri di masjid dekat sekolah menunggu kedatang kedua orangtuaku.Alangkah bahagia aku sama seperti murid murid lain yg menanti ayah bundanya untuk pengambilan rapor sekaligus pengumuman kelulusan kami.Aku diantara cemas ,takut ,dan bahagia bercampur jadi satu entah apakah mereka juga merasakan hal yang sama kegundahan hati ini meliputi setiap nafasku ingin segera aku melihat kearah depan sekolah berharap kedua orangtuaku sudah datang untuk mengambil raporku hari ini tetapi sungguh memang aku tidak beruntung hari sudah menjelang jam 3 sore teman temanku pun sudah berangsur pergi dan hanya menyisakan aku seorang diri,entah apa yang harus aku perbuat nafas ini seakan berhenti dan pandanganku pun buyar hingga pada detik itu juga aku tersadar karna ada seorang guru yg menepuk pundak ku lalu berkata,:" Ainun kok kamu disini mana orangtuamu?" ucap Bu guru Anne.Ya..dia memang guru yg selalu care kepadaku disaat aku sedang butuh sandaran dia mau mendengarkan keluh kesahku.

" Ah ,ini Bu anu ..itu bapak sama ibu belum datang jadi saya menunggu beliau disini tapi sampai detik ini tidak muncul juga" harapku sedih..

" Ainun ,ibu tau itu tapi apa tidak sebaiknya kamu masuk ke dalam kelas dan ambillah rapot mu sendiri mungkin kedua orangtuamu sedang sibuk ,nak" sanggahnya.

" Tidak mungkin Bu ,bapak sama ibu bukan pekerja kantor mereka juga tidak mempunyai pekerjaan tetap jadi mana mungkin mereka punya kesibukan",bantahku pada guru bertubuh gembul itu.

" Bisa saja kan mereka sedang tidak sempat nak mungkin juga mereka lupa kalo hari ini kelulusanmu,sayang." mencoba merayuku.

" Terserah ibu saja tapi aku malu pada teman teman kenapa hanya aku yang tidak ada yang peduli" aku mencoba menahan airmata walaupun sudah tidak terbendung lagi.

" Sudahlah Nun ,ayok ikut ibu keatas kita ambil rapotmu dan lihatlah daftar kelulusan di papan depan kepala sekolah namamu tercatat sebagai juara 1 di kelas nak, Selamat ya" soraknya tersenyum dan bangga.

" Terimakasih Bu, baiklah ayo kita keatas,"pintaku.

Sesampai dikelas aku mengambil rapot ku sendiri setelahnya aku pun langsung turun ke bawah untuk melihat apakah benar aku peringkat pertama di kelas, sejajar aku luruskan pandanganku dan tak henti hentinya aku berucap syukur kepada Tuhan atas karunia Nya selama ini ,walaupun aku dilahirkan dari keluarga miskin tetapi Tuhan menganugerahkan ku kejernihan otak untuk bisa menjadi siswi berprestasi.

" Alhamdulillah ibu ,bapak, Ainun lulus pak Bu,Ainun dapat rangking pertama di sekolah Bu, pak ,Ainun seneng banget pak semoga ini bisa membuat kalian bangga sama Ainun ya pak Bu." doaku saat itu.

" Ainun ,selamat ya nak kamu sudah buktikan ke ibu kalo kamu emang pantas diharapkan,ibu bangga sama kamu nun." sahut Bu Anne di sela sela kegirangan ku mendapat juara kelas .

" e.. em Bu makasih karna ibu selama ini berjasa banget buat Ainun buat selalu semangatin Ainun supaya jangan takut akan hari esok dan terus mengejar mimpi." selorohku.

" Tentu dong sayang ,ibu tuh sudah Anggap kamu sebagai anak sendiri nak," ucap Bu Anne sembari mengusap pipinya yang telah basah dengan airmata.

Ayah dan ibu sakit part 2

" Assalamualaikum Bu , assalamualaikum pak ini Ainun pak,Bu ,Ainun pulang bawa kabar baik buat bapak ibu , assalamualaikum." sorak ku ketika sampai di depan teras rumah.

Kok ga ada jawaban sih biasanya bapak sama ibu kalo aku panggil apalagi sampai aku teriak kayak gini mereka langsung datang samperin aku, ada apa sih kemana mereka ya? tanyaku dalam hati.

" Eh neng Ainun lagi apa di depan teras kok ga masuk ke dalam? tanya Bu Darti tetangga sebelah ku.

" Eh Bu Darti ini Bu saya teriak teriak kok ga ada jawaban ya dari bapak sama ibu di dalam saya udah manggil kenceng kenceng tetep aja gak ada jawaban apa apa,! " selorohku.

" Coba kamu ketuk lagi neng mungkin bapak sama Bu Mumtaz ga denger kan maklum saja orangtuamu itu kan sudah lanjut usia mungkin saja pendengeran mereka berdua kurang atau mungkin sedang tidak ada dirumah neng" Bu Darti mencoba menjelaskan kepadaku.

Tapi aku ga yakin kalo bapak sama ibu lagi ga dirumah orang sendal yang biasa mereka pakai ada di depan teras kok,terus kenapa mereka ga denger aku manggil manggil mereka ya?. Coba aku panggil lagi aja deh.

" Assalamualaikum Bu pak ini Ainun pak Bu bukain pintu Ainun mau masuk Ainun capek dari sekolahan ambil rapot ibu sama bapak kenapa ga Dateng ke sekolahan ini kan hari pengumuman kelulusan Ainun pak Bu kalian kemana sih kok diem aja?! " sahutku kesal.

" Oohh ..neng abis ambil rapot ya pantesan masih pake baju sekolah, tapi kenapa sore banget pulangnya neng biasanya siang udah ada di rumah bantuin ibu Sani nyuci baju tetangga" ucap Bu Darti mengalihkan perhatianku.

" Emmh..iya nih Bu saya abis ambil rapot sekalian lihat pengumuman kelulusan harusnya sih udah pulang dari jam 2 siang cuma saya nunggu bapak sama ibu di sekolah tapi mereka ga Dateng Dateng ya udah jadi saya ambil sendiri aja jadi baru sampe rumah jam segini Bu," sorak ku menjelaskan.

" Oh begitu neng, trus gimana neng hasilnya rapot kamu bagus gak trus kamu lulus gak neng," tanya Bu Darti.

" Alhamdulillah Bu saya lulus dan Alhamdulillah juga saya peringkat ke satu di kelas Bu dan hari ini juga saya dapat beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi cuma itu harus persetujuan bapak sama ibu tapi mereka ga Dateng hari ini, Ainun sedih mereka ga jadi Dateng padahal ini momen bahagia Yg Ainun tunggu selama ini " selorohku.

" Alhamdulillah neng ibu turut bersyukur atas keberhasilan neng di sekolah prestasi yg cukup membanggakan orang tua seandainya anak ibu Amanda seperti Ainun yg rajin ,pintar ,berbakti dan berprestasi di sekolah ibu pasti bangga sekali neng tapi sayangnya Amanda anak yg berbeda dengan kamu neng, ibu rasa gak sanggup lagi menghadapi perilakunya setiap hari kerjanya cuma main main dan pulang larut malam ,setiap ibu nasihati selalu ibu yg jadi sasaran amarahnya membuat ibu ingin menangis neng," seloroh Bu Darti menjelaskan.

Aku yg diam tak tau harus berkata apa hanya ikut sedih aku bisa merasakan apa yg Bu Darti rasakan menjadi seorang janda yg hanya mengandalkan uang pensiunan mendiang ayahnya Amanda membuat aku ikut prihatin karna kelakuan Amanda Putri satu satunya yg harusnya menjadi tulang punggung kebanggaan ibunya malah tega menyakitinya setiap hari.

Sakit Apaaa....?

" Sabar ya Bu nanti kalo Ainun ketemu Amanda coba Ainun ajak ngobrol siapa tau Amanda mau dengar permintaan ibu ," tandasku.

" Terimakasih ya nun kamu emang anak yg baik dan sopan orangtua kamu beruntung miliki anak seperti kamu walaupun kamu tau hidup susah tapi kamu tetap menghormati kedua orangtuamu" sorak Bu Darti sembari berlalu pergi meninggalkan aku sendiri.

**********************************************

"Ainun hei bangun ngapain tidur di depan teras emang kamu ga ke rumah sakit jenguk orang tuamu disana" samar samar aku dengar seseorang bicara kepadaku dan sontak saja aku terbangun ketika aku tau bahwa pak RT yang bicara dan lebih lagi beliau mengatakan kalo orangtuaku sedang ada dirumah sakit.

" Astaghfirullah Al adzim...pak..pak..pak RT tadi ngomong apaan Ainun ga salah denger bapak sama ibu ngapain di rumah sakit pak?" sahutku kaget.

"Emang kamu ga tau nun bapak kamu terkena stroke kemarin siang dan ibu mu langsung membawa bapakmu ke rumah sakit di depan jalan sana," tunjuk pak RT.

Lemas sudah badan ini mendengar kabar itu ,seperti tersambar petir airmataku membasahi pipiku ,Segera Ku langkah kan kaki ke rumah sakit yang dikatakan pak RT ,dengan wajah penuh keringat aku berlari menuju meja resepsionis dan bertanya pada petugas disana .

" Permisi mba saya mau ketemu ibu Sama bapak saya mereka ada dimana ya mba? " tanyaku penuh harap .

" Maaf dek nama orangtua kamu siapa biar saya bantu Carikan mereka ada di ruang mana" kata petugas resepsionis itu.

"Pak Mumtaz Alaydrus dan ibu Sari Kumala ,mba" celoteh ku.

" Baik ,tunggu sebentar saya bantu Carikan ya ," sahut nya.

" An.bapak Mumtaz ada di ruang melati blok D ya ,silahkan adek lewat ke depan Sana lurus aja di paling pojok kamar nya, " seloroh petugas itu dengan ramah.

" Makasih mba ,makasih" sahutku segera menuju tempat yang dikatakan petugas resepsionis tersebut.

Tanpa banyak fikir lagi segera ku buka kamar melati yang sudah di depan mata ,ku hempaskan nafasku secara perlahan tak terasa airmataku berlinang menyaksikan kedua orang yang paling aku cintai terkulai lemah di sini.

" bapaakkkk.....bapaakkkk....Bu bapak kenapa Bu tangisku "mengoyak ngoyakan tangan ibuku dengan kasar.

Ibu hanya bisa menangis saat itu kupandangu kedua bola matanya yang tak lagi segar dapat aku rasakan kepiluan dihatinya..dia hanya menggenggam erat tanganku seraya berkata dengan suara lemah nya.

" Bapak mu terkena stroke ,nak kemarin siang sewaktu ingin berangkat sekolah bapakmu tiba tiba terjatuh dan segera ibu bawa kesini ,dokter bilang bapak terkena stroke karna sebagian tubuhnya sudah Tidak bisa digerakkan lagi ,dan dokter bilang harus dirawat intensif disini agar proses pemulihan kesehatannya bisa lebih cepat" ,tutur ibu menerangkan.

"Tapi bapak ga apa apa kan Bu ,bapak baik baik aja kan Bu ,Ainun sedih Bu tolong jangan tinggalin Ainun sendiri lagi seperti kemarin Bu,..Ainun takut," lirihku tak kuat menahan tangis .

" Ibu ga tau ,nak , dokter cuma bilang ke ibu bapak harus dirawat di rumah sakit karna untuk penyembuhannya butuh proses cukup lama ,sedangkan kamu tau nak biaya disini mahal ,ibu ga sanggup nak ibu ga kuat kalo sampai bapakmu kenapa Napa ,nak".tangis ibu membuatku semakin tak kuasa ingin memeluk nya..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!