NovelToon NovelToon

Jodohku Seorang Dokter.

"Jodohku Seorang Dokter ".

"Melisa Anatasya gadis cupu dan kuper kini telah selesai di wisuda dan resmi menjadi perawat."

Rasa syukur tak hentinya ia panjatkan, karna dia bisa membuktikan kepada rekan-rekannya cewek cupu dan kuper berhasil meraih cita-citanya. Tak terasa semua acara telah selesai kini Melisa sudah bersama sang ibu tercinta, menunggu mobil jemputan tiba. Di bawah pohon dekat pos satpam kami menunggu seraya merencanakan setelah ini aku akan tugas kemana. Saat asik berdiskusi mobil jemputan yang kami tunggu telah tiba tanpa banyak kata kami masuk.

"Tak terasa mobil pun sudah sampai rumah, ku baringkan tubuh ini di sofa ruang tengah. Bibi yang melihat ku pun bertanya capek non ? Iya bik,jawab ku singkat tak lama ibu ku kluar dari kamar sembari tersenyum padaku. Icha"[Ya keluarga lebih suka memanggil ku dengan nama Icha.]". Buruan mandi gi lalu istirahat dulu ini udah sore tak baik anak gadis mandi malam". Walau lelah aku pun mengiyakan perintah ibuku, siap ibuku tersayang hehe...Hmm ya sudah sana. Iya ibu.

15 menit aku selesai mandi, ku lepas kacamata ku dan ku simpan di laci nakas. Aku tersenyum kecut bila mengingat model culun ku. Padahal aslinya aku tidaklah culun.

"Flasback oof".

"Ya sebenarnya aku juga cantik secantik ibuku, ibuku menyembunyikan kecantikan ku kepada semua orang. Ibuku tidak ingin kecantikan putrinya di manfaatkan orang dan di rusak orang. Hanya segelintir aja yang tau.

"Flasback on"

"Pagi sudah menjelang, dari selesai sholat tadi aku sudah berkutat di dapur bersama bibi Inah. Ya bi Inah sudah kami anggap keluarga sendiri dan kami percaya itu tengah berdendang sholawatan. "Aje gile masyaallah bibi syahdu banget, ucapku yang sukses membuat Art ibuku merah merona menahan malu dan tawa karna ketauan telah bernyanyi di kala bekerja."

"Kenapa berhenti bisa ?" Tanyaku namun belum sempat di jawab, ada suara mobil di depan. Gegas aku pinjam handuk bibik dan pake kacamata ku. Kalau di kuncir tak mungkin ada waktu keburu ketauan. Dengan nafas memburu aku meminjam baju bibi yang kedodoran banget. Tau ah dengan begini aman. Bibi yg melihat ku tak hentinya nahan tawa dan geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak demikian ini berada di rumah sendiri baru denger mobil masuk sudah gelagapan kaya orang ketahuan mencuri.

"Aku yang tau dengan tingkah aneh bibi cuma aku balas senyum.

Tak berapa lama aku membuka pintu mempersilahkan tamu masuk. Betapa terkejutnya aku bukan tamu yang datang tapi kakak kandung ku yang datang, terang saja ku pukul dia kakak kandung menyebalkan. Eh kenapa kamu sambil tahan tawa karna pakaian yang ku kenakan. puffff haha...kamu lucu banget dek. Mendengar keributan di luar ibuku kluar, kenapa ini pagi-pagi udah ribut.

"Itu Bu Nona Icha sama tuan Dodhy. Sahut bibi Inem. "Deg Dodhy jawab ibuku terkejut. Iya nyonya.

Hmm anak itu udah pulang juga awas kamu ya berani bohongin ibu. Bibi hanya tersenyum melihatnya. Karna semenjak tuannya pergi rumah berasa sepi."["Ya Dodhy Pradipta, anak dari Fajar Pradipta dan Anggun Anatasya ini harus rela pergi jauh dari ibu dan adiknya setelah kejadian naas yang menimpa keluarganya."

"Flasback oof".

"Di usia yang masih duduk di bangku SMK dan adiknya baru SMP. Dia harus menelan pil pahit karna ditinggal meninggal dunia oleh ayahnya, yang entah kenapa ada yang ganjil dengan kematian ayahnya." Menurut hasil otopsi dari RS P**A, Ayahnya meninggal karna serangan jantung tapi dari pihak keluarga ayah/ibu tidak membenarkan ayahnya memiliki sakit jantung. Entah apa yang terjadi padamu yahh tapi Dodhy berjanji akan mencari kebenarannya. Itulah janji Dodhy di depan jasad ayahnya sebelum di makamkan. Diiringi isak tangis 2 kluarga, sahabatnya ayah maupun ibu dan sahabatku dan juga sahabat adikku. Ibu dan adikku menangis dan aku yang tadinya kuat akhirnya tak tahan juga luruh airmata. Tangan ini ditarik oleh seseorang teman ayahku yang sudah lama kami kenal dia memelukku dan berbisik ayahmu di bunuh bukan sakit jantung.

"Deg seketika aku tersentak maksud om apa ? Ya dia om Fadil seorang dokter yang prestasinya sangat banyak dan atas dedikasi dan juga kejujuran nya lah beliau bisa membuka RS sendiri. Kita lanjutkan nanti karna disini masih ada dia. Ucap om Fadil. Om tunggu kabar selanjutnya lalu beranjak pergi. Iya om sahut ku."

Malamnya selesai tahlil kami berempat pamit ingin istirahat,adikku yang masih menangis dipeluk oleh oma ["Mama dari ayahku."]. Yang juga sudah ditinggal opa selamanya. Diam mematung melihat orang yang ku sayang menangis meminta keadilan namun apa daya ku aku masih kecil tak mungkin aku mengurus ini. Aku yang memikirkan solusi dikejutkan oleh pelukan ibu,ibu yang melahirkan ku dan menguatkan ku kini memeluk sambil berkata susah cukup ibu kehilangan ayah ibu dan kini ayahmu. Cukup mereka saja kamu jangan ya nak. Airmata ini mengalir dan aku membalas pelukan ibuku. Tanpa bisa lagi menjawab nya. Sejak itu aku bertekad untuk berhati-hati dalam memilih teman dan memberi kepercayaan pada siapa pun.

"Ibuku dan adikku terjatuh secara bersamaan karna sudah 3 hari tidak makan. Aku menghubungi dokter Fadil. 1/2jam kemudian beliau datang. Selesai memeriksa dokter menyarankan untuk selalu support mereka dan ajak mereka jalan-jalan.

Sesampai di ruang tamu om Fadil menghentikan langkah nya. Dhy, ya om jawab ku. Hati-hati mereka masih mengintai mama dan adikmu. Gelang ibu dan adikmu ada bukti tentang kebusukan musuh ayahmu. om saranin kamu bawa ke luar negeri dan kamu berikan pada kembaran ayahmu om Satya. Biar dia nanti yang akan menghabisi mereka. Ya sudah om tinggal dulu dan jaga terus mereka. Ya om jawabku.

"Flasback on".

"Dasar anak brondong yang nyebelin tapi ngangenin kenapa bohongi ibu ? Tanya ibuku."

Aduh maaf bu sakit lepasin dulu. Ya bu harusnya Dodhy pulang besok tapi om Satya menyuruh pulang sekarang karna besok aku akan melamar kerjaan di sini.

"Kerja di mana kak ? Tanyaku kemudian,di tempat ibu." Oh jawab kami bersamaan. Aku yang tau kalau kakakku bawa teman cowok langsung ke dapur mengembalikan baju daster dan bik Inem. Kembali duduk dan melepas kacamata lalu memakan cemilan yang ku bawa tadi.

Ehemmm kakakku dan ibuku berdehem bersama. Kenapa kak ? Bu ?

Mereka memberi bahasa isyarat lewat mata. Aku pun langsung terperanjat lari sempoyongan karna melihat 2 teman kakakku yang menatap aku penuh arti.

Setelah kepergian ku mereka semua tertawa hingga terdengar dari ruang kamarku. Oya Bagas gimana kabar om Satya? Tanya ibuku yang langsung dijawab Bayu kembaran Bagas. Alhamdulillah baik mi. ["Ya tanpa sepengetahuan keluarga dan yang lain Satya adik dari ayahku Fajar Pradipta telah resmi pindah ke luar negeri untuk menjauh dulu dengan kedua putranya Bayu Anggara Pratama dan Bagas

Anggara Pratama. Ya semenjak menikahi Sandra,dia langsung pergi ke luar negeri untuk membuka bisnisnya.

Namun sayang disaat bisnisnya lancar ada mantan Sandra yang tiba-tiba mengusik mereka. Tanpa berfikir panjang Sandra yang di rumah hanya di temani dua jagoan nya dan pembantu sekaligus tukang kebon pun tersentak karna suara tembakan. Sandra yang ingin menyelamatkan anak-anaknya gagal karna tembakan mantan kekasih nya mengenai tepat di jantungnya. Bukan hanya Sandra dan art sekaligus tukang kebun nya yang di habisi tapi juga Bagas bayi mungil itu harus merasakan sakit nya lidah dipotong dengan sebilah pisau. Tetangga yang mendengar langsung terkejut melihat tukang kebun tewas bercucuran darah. Saat ingin memotong lidah Bayu Kepalanya ditembak dari belakang seketika dia tewas. Ya teman Satya yang berniat mampir ke rumah nya harus menyaksikan siksa anak sahabat nya."]

Flasback on.

Bagas terlihat sedih,segera ibuku memeluknya memberikan kekuatan untuknya. Sabar ya sayang. Maaf mami tidak tau [mereka terbiasa memanggil ibu kami dengan sebutan mami karna dulu ibuku yang menyusui mereka hingga 2 tahun.

"Malamnya aku ingin makan karna tadi jam makan malam aku malah asik di dunia mimpi. Maklum ngantuk." Jam pun juga sudah menunjukkan angka jam 9 malam. Sepi hanya lampu tengah saja yang menyala,aku mengambil minum dan makan saat sudah suapan terakhir aku terkejut melihat teman kakakku berdiri mematung. Aku cermati wajahnya kaya kenal sambil minum aku mengingat ALLAH Akbar Bagas. Doa pun tersenyum lantas menemaniku duduk di ruang makan. Di kamar Bayu yang tak menemui keberadaan sang kembaran pun gegas kluar takut dia sedih karna tadi. Ya ALLAH ternyata kamu disini kak. ucap Bayu. kami pun langsung melihat arah sumber suara. Ya Bay, jawabku. Dan anggukan jawab Bagas. Kak,jangan sakit hati ya atas kejadian tadi. Bagas pun menggeleng cepat dan tersenyum sambil berpelukan. Ish kalian ini soal sweet banget. ucapku dan tak terasa air mataku kluar. Mereka pun terkejut lalu berhambur memelukku.

Setelah drama romantis tadi kami bertiga memutuskan untuk istirahat kembali namun baru ingin melangkah Kakakku Dodhy baru saja datang.

Part 2

"Bisa enggak sih kalau datang tanpa harus Ngagetin ? ucapku ketus. Hahahaha au adek ku dari tadi marah melulu cepet tua lho. Ucap kakakku di selengi gelak tawa.

"Kalian ini bisa engga sih enggak berisik gangguin orang tidur saja. Ucap ibuku yang entah dari kapan kluar dari kamar. Kalau kumpul kaya Tom and Jerry berantem melulu pusing kepala ibu." Ya bu jawab kami bersamaan lalu mendekati ibu dan memeluknya seperti teletubbies.

"Paginya aku sudah selesai semua tinggal nunggu balasan dari pihak RS".

Bosan di kamar aku kluar untuk menyirami tanaman. Karna jam masih menunjukkan angka 6 pagi. selesai menyirami tanaman aku ke pos satpam,Pagi pak Parjo pagi pak Slamet lagi pada gantian tugas ya sapa ku. Eh Nona jawab mereka bersama ya non. kalau gitu pak Parjo pamit dulu ya non. Ok pak ucap ku. Pak Slamat enggak jenuh kah cuma duduk aja ? Tanya ku. "Ya jenuh non tapi udah tugas negara dan saya juga butuh biaya hidup mau gak mau ya harus dijalani. Iya juga sih pak.

"Saking asyiknya aku ngobrol sama pak Slamet satpam komplek rumah, tanpa sadar ada yang mandangin aku dan mendengarkan swaraku. Dari seberang rumah yang tak jauh dari rumahku, dia tersenyum sendiri sambil curi-curi pap aku dan disimpan di galeri hp nya dia."

Tapi bukan yang cupu melainkan yang cantik. Tak berselang lama kakakku datang sambil membawa handuk untuk aku karna sedari tadi di tunggu tak pernah muncul dan makin gemas melihat adiknya tertawa tanpa berfikir panjang banyak mata cowok modus yang secara gratis melihat wajah aslinya yang tak cupu.

"Kenapa kak, m*n**n gitu dan itu juga kenapa bawa handuk ? Ucapku. Namun tak ku dengar jawabannya kakakku langsung melempar handuk itu tepat di kepalaku sambil berbisik liat arah jam 8, 9, dan 12." Tanpa berfikir panjang lagi aku liat tanpa aba-aba kakakku langsung menarik aku dan membawaku lari dari pos. Mereka yang melihat hanya geleng-geleng kepala dan tahan tawa.

"Malamnya Icha ngomong sama ibunya setelah selesai makan. Ibu kapan kak Dodhy kembali ke Singapura ? Ucapku pada ibuku". Ya enggak apa-apa buk cuma makin lama makin ngeselin main ketempat pos saja dah di susul dan di tutup handuk, belum sempat pamit udah di bawa lari. Tak ada respon namun malah tahan tawa, aku sebel bu kok ibu malah tawa ? Ucapku. Iya maaf sayang, habisnya kamu lucu sih ceritanya b*b*rnya di m*n*ngin gitu biar apa coba biar kaya ikan K*ki gitu ?

"Bukan gitu bu habisnya aku bosan kemana-mana dilarang. Bukan dilarang tapi lihatlah keadaan mu tadi pake baju dan celana kurang bahan, rambut di gerai dan tidak dandan culun Makanya kakak melarang mu. Jawab kakakku ketus.

"Merekapun setuju dengan kakakku. Jam menunjukkan pukul 9 malam gegas kami semua masuk kamar, aku yang sudah sampai kamar lupa ambil minum gegas aku ambil minum."

Saat sampai di dapur, aku dengar swara orang menangis, Ku coba dengar sumber swara. Ternyata di ruang ibadah tamu, naluri kepo ku muncul ku coba mengintip dari pintu yang tidak di tutup rapat ku amati seksama ternyata Bagas, Bagas sesenggukan menangis dalam hati bertanya ada apa gerangan kenapa sang kembaran tidak memenangkannya ? Aku mengetuk pintu kamar si kembar, ya ibuku memberi 2 kamar untuk si kembar, kamar bayi yang dulu mereka tempati setelah ibunya dinyatakan meninggal dalam insiden pembunuhan berencana. Ntah lah aku hanya mendengar ceritanya karna aku belum lahir..kakak ku saja masih umur 3 tahun.

"Aku mengetok pintu dengan pelan, tanpa dia sadari Bayu ngomel ish kamu ini kenapa ketuk pintu...Ini aku Icha. Ups maaf ya kirain kakakku." Ya, aku memberi bahasa isyarat untuk diem dan tengok di sebelah kamarmu.

ALLAH akbar.....kak Bagas, kakak kenapa ? Tanya Bayu, Bagas hanya memeluk Bayu karna menjawab pun tak mampu di mengerti oleh Bayu dan aku.

"Akhirnya aku berinisiatif untuk meminjam kan hp ku kepadanya agar kami mampu mengerti ucapan nya. Walau aku perawat tapi aku belum faham bahasa isyarat. Tapi aku akan belajar lewat Bagas.

"15 menit kami menunggu akhirnya Bagas selesai mengetik pertanyaan kami."

Aku yang ikut membaca hanya menangis, rupanya Bagas rindu Papa dan mamanya. Saat semua pergi untuk tidur Bagas ambil hp niatnya untuk mengabari papanya kalau dia sudah rindu, namun belum sempat mengirim ada pesan masuk no hp nya pun baru, Awalnya dia enggan membuka tahun kejadian 3 tahun terulang lagi. Dia di teror dari orang yang tidak dikenal. Hingga dia ingin pergi menjauh menusul sang mama. Namun sayang Bayu sudah tau walau Bagas tidak mengatakan nya namun Bayu bisa merasakannya. Dia langsung memberi takkan pada papanya, papanya hanya memeluk Bayu dan bilang makasi sayang. Papa akan usut secara tuntas.

"Siapa gerangan yang neror kakakku lagi ? Ada aku kak udah ya. Mama kita meninggal bukan karena malu punya kakak. Tangis semakin pecah dan tanpa aba-aba Bagas pingsan."

Gegas ku panggil pak sopir untuk cepat ke RS terdekat, aku minta tolong pada ibu untuk memberi tau pada ibu dan kakak Dhody. Bayu menangis histeris sambil mencoba telfon papanya yang sedari tadi belum di jawab. Sesampainya di RS Aku membuka pintu mobil untuk Bayu yang kini menggendong sang kakak. Sus tolong selamat kan kakakku sus. Tak selang lama Bagas berada di UGD.

"Mendengar penuturan bisa Inah, ibu dan kakakku langsung ke RS. Dan Om Satya juga sedang berada di perjalanan. Tak henti-hentinya kalimat astagfirullah kluar dari m****nya. "

"Flasback oof ".

"Niat hati ingin membantu sang anak namun nyatanya malah fatal. Ya Bagas memiliki kelainan karna terlalu lama menangis akibat l*d*hnya di potong. Beruntung dia selamat terlambat 5 menit saja nyawa nya tak tertolong. Dan dia juga tidak boleh menangis karna bisa berakibat fatal" .

"flasback on".

"Dokter Fadil keluar,ya dokter kepercayaan kluargaku ku itu hanya tersenyum dan menepuk bahu kakak ku. Jaga dia buat dia lupa sakitnya dan untuk sementara jangan beri dia hp dulu." Baik om jawab kakak ku".

Tak berselang lama om Satya datang dengan orang kepercayaan nya. Mbak gimana anakku tanya om Satya pada ibuku. Sabar Satya dia pasti kuat. Bayu,terduduk lemas di lantai dan menangis tanpa henti.

Part 3

"Satya yang melihat sang anak bungsu tak kuasa menahan tangis, airmata yang tadi bisa ia tahan namun akhirnya tak bisa juga dia tahan".

Bayu, sedetik kemudian Bayu langsung berdiri memeluk sang papa. Aku dan yang lain terharu menyaksikan ini semua. Tanpa ku tahu kakakku melepas jaketnya untuk menutupi tubuhku yang terekspos karna aku memakai baju tidur yang tanpa lengan. Biasanya dia akan m*n*o*e* kalau aku terlihat seperti ini.

Setelah semua tenang baru lah Bayu berjalan menghampiri aku. Dia lalu memelukku dengan erat. Sambil berkata makasih Cha. sambil men*c*p keningku. Iya sama-sama jawabku. Mereka yang tak tau pun melihat kami dengan seksama, makasih untuk apa Bay ? Tanya kakak ku.

Akhirnya bayu menceritakan dari awal sampai akhir tanpa di lebih-lebihkan/di kurangi. Mendengar itu om Satya langsung meminta gawai milik Bagas untuk melacak siapa yang telah berani mengganggu anaknya. Namun beda dengan ibuku, dia menangis lalu mengucapkan lirih dari bayi kamu sudah tersiksa nak,kenapa mereka belum puas juga mengganggu kamu. Aku yang mendengar itu pun langsung memeluk ibu memberi kekuatan.

"Kak Dhody kluar dari ruangan Bagas, dia terlihat kusut. Mata yang sembab dan tatapan nyalangnya membuat yang melihatnya berbigidik ngeri. Rasanya ingin me***k*m orang yang sudah mengganggu tidurnya sang singa.

Om Satya hafal betul akan sifat dan mimik wajah kakakku karna 3 tahun sudah tinggal bersama dengannya untuk sekolah disana dan membantu bisnis om Satya. Karna perusahaan almarhum ayahnya telah hangus.

Dhy, panggil om Satya. Kamu mau kemana ? Bukannya menjawab namun kakakku malah mengatakan Bagas sudah sadar om. Dia ketakutan. Takut kenapa tanya Bayu sambil terisak. Kakak mu takut karna dia akan di bunuh disini jadi tetap waspada bisik kakakku.

Ibu, Icha dan Dodhy pamit dulu om karna hari sudah malam. Dan besok Icha harus ke RS lagi. Ya makasih ya atas semuanya. Ya om jawab kami serentak. Namun berbeda dengan ibu. Beliau masih sedih dan mencoba menemui Bagas sejenak sebelum pulang.

Sesampai di kamar ibu ku langsung memeluk Bagas dan menciumi nya sampai-sampai Bagas di buat tertawa karna c***man ibuku. Aku yang ikut masuk ikut tersenyum juga. Bagas yang menyadari ada aku di dalam juga, sontak langsung menghentikan tawanya. Ibu yang curiga dengan perubahan Bagas, langsung melihatku dan tersenyum simpul. Dia saudaramu sayang Icha tidak mungkin cemburu. Ucap ibuku lirih yang mampu membuat Bagas tersenyum kembali.

Gegas aku memeluk mereka, aku juga mau dipeluk kalian...ucapku dan disambut juga pelukanku.

Bagas kami pulang dulu ya besok aku akan kesini lagi. ucapku yang langsung dijawab dengan mengangguk. Dia menatap nanar melihat kami ingin pulang, namun aku langsung balik badan lalu mengerlingkan m*t*ku untuk buat dia tersenyum dan sukses dia menggeleng sambil tersenyum. Ibu dan Bayu yang sudah masuk ke dalam pun tertawa renyah melihat kekonyolan ku. Aku yang baru sadar ada Bayu menutup kepalaku dengan jaket kakakku lalu pamit pulang.

Setelah kepergian kami Bagas membuang nafas dengan pelan, mengetahui itu Bayu segera memeluknya. Ada aku kak,aku akan selalu ada untukmu. Bagas balas memeluk sang adik. Satya yang hendak masuk ia urungkan melihat Bagas sudah tenang.

1 jam Satya merenung akhirnya dia masuk. Sungguh indah melihat kedua putranya yang tidur berpelukan. Bagas yang menyadari ada yang mendekat, membuka matanya dan tersenyum kala ada papanya. Bagas takzim pada sang papa, dan papa Satya membalas menc****ya dan menyuruh tidur kembali.

Azan subuh sudah berkumandang, suster dan perawatan laki-laki masuk ingin memeriksa kondisi Bagas yang masih di peluk sama Bayu.

Satya yang mendengar itu langsung bangun dan menunggu anaknya di periksa. Setelah selesai melihat anaknya, gegas Satya menjalankan kewajiban nya. Melihat sang papa ibadah, Bagas ingin ibadah. Selesai sholat Satya memasang kan anaknya peci dan membangunkan Bayu karna hari sudah pagi. Mereka pun akhirnya sholat bersama, Bayu kini yang mengimami bukan papanya.

Melihat itu pun Satya terharu, walau tanpa tau kasih sayang ibu kandung' namun mereka bisa tumbuh dengan sholeh. Ya tu semua didikan dari kakak iparnya ibunya Dodhy dan Icha.

"Di rumah yang tinggal berangkat ke RS untuk melihat Bagas, namun di tinggal tidur sama kak Dodhy membuat ku jadi kesal. Gimana gak kesel katanya di suruh nunggu 5 menit pas ditanya mau apa ? Jawabnya mau ke toilet, taunya hanya tidur. membuatku dan ibuku geram".

1 jam kakakku baru bangun, dia terkejut melihat kami dengan wajah kesal. Hehehe maaf sambil mengangkat 2 jarinya. Ya sudah yuk berangkat. Ok bu negara jawab kakakku, yang langsung dapat cubitan di lengannya. Auu sakit bu, kan aku udah minta maaf.

Suasana hening, aku yang sedari tadi jawab chatting Bayu dan RS pun mendadak mengenyernyitkan alis m*t*ku. Kakakku yang menyadari itu pun langsung bertanya kenapa dek ?

Kak RS P*n*, bukannya yang ditempati Bagas ya ? Tanyaku. Dan langsung di Jawab iya kenapa memangnya ? Aku ditugaskan di situ kak. Alhamdulillah jawab mereka kompak ? Jangan bilang ini permintaan kakak. Tanyaku, yang langsung dijawab ibu. Bukan kakak mu tapi ibu. Maksih bu jawabku kemudian. Sama-sama sayang.

Berarti aku boleh dong bawa motor sendiri ? Enggak boleh jawab mereka kompak lagi. Dan lagi, berangkat dan pulang harus sana pak Mudin.

Ya deh. Jawabku dengan pasrah. Dan tak boleh merubah dandanan mu. Ingat itu. Ok bos ucapku kemudian.

Sesampai di RS, aku pergi duluan bersama pak Mudin, karna beliau juga khawatir dengan kondisi Bagas. Sedangkan ibu dan kakak Dodhy mau bertemu om Fadil, menanyakan kondisi Bagas yang sebenarnya karna semalam kurang begitu puas mendengar jawabannya.

Di tengah jalan aku yang asik ngobrol dan diselingi tawa sama sopirku, tak sengaja menabrak seseorang yang belum kami kenal. Sontak pak Mudin langsung berusaha membantuku namun bukannya tertolong malah pak Mudin yang terjerembab hingga ia meringis kesakitan. Sedangkan aku dan dia saling tatap membeku, tatapan kami pun lama. Sampai suara barinton yang aku kenal menggelegar di telinga. Bagus ya tadi kakakmu sekarang kamu mau ibu cubit ? Jangan nyah ini tidak seperti yang nyonya liat ucap pak Mudin.

Syukur deh kalau begitu. Ibuku langsung menarik ku dan mengucapkan maaf sekaligus trima kasih pada orang itu.

Iya tante jawabnya seraya tersenyum karna siapa sangka dia udah jatuh cinta pada pandangan pertama.

Namun beda dengan Icha yang sulit membuka hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!