NovelToon NovelToon

Tiba Tiba Istriku Cuek

Bab 1

"Mas.... bangun ini sudah pagi kamu gak kekantor? " Veli mencoba membangunkan suaminya dengan lembut, sambil mengusap usap lengan suaminya itu.

Namun pria yang dibangunkan itu tidak bergeming sedikitpun, ia tetap nyaman dengan tidurnya.

"Mas,bangun nanti kamu telat loh kekantornya," Lanjut Veli yang masih mencoba untuk membangunkan suaminya dengan menguncang sedikit keras bahu sang suami. Velisa menghela nafasnya, karena suaminya adalah tipe kebo saat sedang tidur, alias susah bangun.

Tiba tiba Dewa terbangun karena sedikit tersentak dengan guncangan di bahunya. Mata Dewa langsung menatap tajam wajah wanita yang mengguncang tubuhnya itu. Pandangan mereka beradu sebentar, sebelum Dewa mengalihkan pandanganya

"A-ku bangunin kamu sedikit keras tadi, karna kamu gak bangun bangun," ujar Veli cepat takut suaminya marah.

"Hemmm..." jawab Dewa dengan cuek lalu beranjak menuju kamar mandi. Ia sebenarnya merasa kesal, tidur nyenyaknya diganggu oleh wanita yang menjadi istrinya itu.

"huffffff.. " Veli hanya bisa menghela nafas pasrah dengan sifat cuek suaminya, bahkan untuk menyiapan pakaian pun Dewa melarangnya, katanya selera Veli itu kampungan.

"Mas.... aku kebawa dulu ya, mau nyiapin sarapan," ucap Veli pada Dewa, meskipun tidak ada sahutan dari Dewa, Veli yahkin Dewa mendengarnya. Hanya saja, entah kenapa rasanya sangat sulit sekali suaminya itu untuk sekedar berbicara padanya.

Veli segera beranjak menuju dapur menyiapkan sarapan untuk suaminya.

...****************...

Tidak lama kemudian Dewa datang menghampiri Veli yang sedang menata makanan diatas meja makan. "Mau makan apa mas?" Tanya Veli setelah Dewa duduk dikursi.

"Terserah," jawab Dewa singkat, ia malas melihat penampilan Veli yang hanya menggunakan daster, karena Velisa memang terkesan cuek dengan penampilanya yang penting dia nyaman maka tidak masalah, begitulah pikirnya.

"Apa-apaan penampilanya itu buat mata sepet aja ngeliatnya," batin Dewa mencibir penampilan istrinya itu.Padahal dengan tampilan sederhana dan wajah tanpa makeup, Velisa terlihat cantik dan manis.Memang si Dewa aja yang buta

Setelah menyelsaikan sarapanya, Dewa beranjak dari kursinya tanpa berpamitan ataupun menoleh pada istrinya yang masih memakan sarapanya itu.

Sedangkan Veli hanya memandang pungung suaminya dengan sedih, "Selama kita menikah kamu selalu acuh tak acuh terhadapku Mas, entah sampai kapan aku bisa bersabar?. Aku juga wanita biasa yang bisa kapan saja menyerah dengan pernikahan ini," lirih Velisa dengan airmata yang mengalir membasahi pipinya.

...****************...

"Wes kenapa nih muka? Pagi-pagi udah mendung aja, pasti semalam gak dapet jatah ya dari si Veli? Ya kan ngaku kamu?" Ledek Bima sekertaris plus sahabat dari Dewa. Mereka bersahabat sudah lama, sehingga Bima bersikap santai pada Dewa, meskipun Dewa itu adalah atasannya. Dan Dewa sendiri tidak mempermasalahkan hal itu.

Dewa berdecak kesal, jatah dia bilang? Menyentuhnya saja belum pernah.

"Jangan ngawur kamu... Nyentuh aja ogah, apalagi minta jatah. kamu tau sendirikan dia bukan tipeku!" Celetuk Dewa dengan nada kesal. Bisa-bisanya sahabatnya itu berbicara begitu, tidak tahukah jika selera perempuan idamannya itu tinggi. Tidak mungkin ia, menyentuh perempuan kampungan seperti istrinya itu. Bisa-bisa wibawanya akan jatuh, jika ia menyentuh perempuan tidak berkelas seperti Veli.

"What...! Gila. Kamu masi normal kan Wa? Punya bini cantik dan belum pernah kamu sentuh sama sekali. Kamu ngak suka batang kan, Wa?" Cecar Bima dengan heboh, menatap Dewa dengan bergidik ngeri, membayangkan Dewa itu seorang Gay.

Plaaakk

Dewa mengeplak kepala Bima dengan keras, karena kesal dengan ocehan Bima yang ngawur.

"Aku masih normal bego. Kamu tau sendirikan, aku sama Veli itu dijodohkan, dan sampai sekarang pun aku gak cinta sama dia. Veli bukalan perempuan idamanku, kalau bukan karena orangtuaku yang memaksa aku untuk menikahinya, mana sudi aku menikah dengan perempuan seperti itu. Lagian Veli itu buluk, jauh sekali dari kriteria cewek idamanku, yang cantik, anggun, berkelas, dan juga seksi. Jadi buang jauh-jauh pikiran kotormu itu," Jawab Dewa panjang lebar.

"Udah sana kembali ke habitatmu, mau ku pecat kamu pagi-pagi udah bikin orang kesal saja!" Ucap ketus Dewa sambil mengibas-ibaskan tanganya mengusir Bima.

"I-iya Bos permisi..." Sedangkan Bima yang masih melongo mendengar ucapan panjang lebar sang Bos, segera tersadar dan cepat-cepat pergi sebelum dipecat oleh Bos galaknya itu. Tidak biasanya Bossnya ini berbicara panjang lebar seperti tadi, biasanya dia akan menjawab dengan singkat. Apa mungkin Bossnya itu begitu kesal, dengan pembahasan perihal istri yang dia benci itu. Pikir Bima.

...----------------...

maaf ya kalau ceritanya terlalu bertele-tele dan ngebosenin karna ini aku baru pertama kali nya menulis semoga suka....

kalau mau ngasih saran juga boleh lohh

Jangan lupa beri like command and vote biar author tambah semangat love you all...

Bab 2

Setelah Bima keluar dari ruanganya,Dewa menyandarkan tubuhnya dikursi kerjanya. Sambil menghelai nafasnya, moodnya buruk karena membahas sang istri.

"Berani sekali dia menuduhku tidak normal karna belum pernah nganu sama Veli." Kesalnya.Ya, memang selama menikah Dewa belum pernah menyentuh Veli sama sekali dengan alasan ngak cinta sama istrinya itu.

Drrt drrt drrt

Suara deringan dari ponsel yang terletak dimeja kerjanya, mengalihkan kekesalannya

"Mama" gumam Dewa seraya menjawab telfon dari sang Mama,📞"hallo Ma kenapa?"Tanya Dewa, tumben Mamanya menelfon dijam kerja.

📞"Hallo Wa, maaf Mama telfon kamu dijam kerja kantor. Kamu pasti sibuk ya?" Mama arumi takut menganggu putranya itu.

📞"Enggak kok ma...ada apa?"Tanya Dewa

📞"ini loh Wa, Papakan sedang ada kerjaan di Jakarta, rencana nanti Mama sama Papa sekalian mau kerumah mu. Lagian Mama juga udah kangen sama menantu Mama!"

Dulu, Mama Arumi dan Papa Wiguna Raharja tingal di Jakarta. Karena mengurus bisnisnya yang berbeda di Bandung, membuat mereka pindah ke Bandung. Sementara Dewa menetap di Jakarta. Velisa sendiri sebenarnya tingal di Bandung begitupun dengan keluarganya, setelah di jodohkan dan menikah dengan Dewa, Veli pun pindah ke Jakarta ikut pak suami ketusnya itu.

📞"APA.....! Mama mau kerumah!" Keget Dewa, karena orang tuanya mau kerumahnya.Bukan karena tidak suka jika orang tuanya berkunjung kerumahnya, hanya saja Dewa malas untuk sandiwara bersikap baik pada Velisa di depan orangtuanya, Karena tidak ingin mengecewakan kedua orangtuanya. ya, selama ini jika ada salah satu dari orangtua mereka yang berkunjung, maka mereka sudah sepakat untuk berpura-pura menjadi pasang suami istri pada umumnya,tentunya atas perintah dari sang baginda raja Dewangga.

📞"Kenapa kamu kok kaget begitu, kamu gak suka kami mau berkunjung, atau kamu sama Veli sedang bertengkar!" selidik Mama Arumi

📞"engak Ma,Dewa hanya kaget. Kok Mama tidak ngabarin dari kemaren-kemaren" jawab Dewa cepat, takut Mamanya bertanya yang tidak-tidak.

📞"Eeem...kirain,yaudah Mama cuma mau ngasih tau itu aja!" Setelah itu pangilan mereka terputus

"Huft!"Dewa menghelai nafasnya

"males banget harus sandiwara dengan Veli,cih memuakkan!" Gumam Dewa dengan sinis.

Setelah bergumam-gumam tidak jelas, Dewa segera menyelsaikan pekerjaanya yang menumpuk. Dan segera pulang sebelum orangtuanya sampai

...****************...

Setelah pekerjaan kantornya selesai, Dewa bergegas pulang ke rumah mewahnya.Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam Dewa sampai di kediamannya,karena jalanan lumayan macet. Jika jalanan sedikit sengang, maka hanya memerlukan waktu selama 30 menitan.

Setelah memarkirkan mobilnya, Dewa berjalan masuk kerumahnya"kemana Veli, ck males baget harus nyari-nyari dia, nanti yang ada dia bisa besar kepala karena bisa berbicara dengan seorang Dewangga!" Selama ini mereka jarang bicara jika tidak ada yang penting, dan hanya Veli saja yang berbicara duluan pada Dewa, itupun hanya di tangapi dengan singkat dan ketus oleh Dewa.

"Meding aku triak aja daripada capek-capek nyariin si Veli!" Gumam Dewa

"Veli....!!" Suara teriakan dari Dewa yang baru pulang dari kantornya mengema di ruang tamu.

"Kenapa mas?!" sahut Veli, dengan sedikit berteriak dari dapur. Berjalan terburu-buru menghampiri suaminya itu

"Mas udah pulang? Mau makan? aku siapin sekarang ya?" tanya Veli dengan suara lembutnya dan senyum manis yang menghiasi wajahnya.

"Nggak perlu!" Jawab Dewa dengan ketus, "nanti malam Mama sama Papa mau kesini," lanjutnya seraya berlalu menuju kamarnya dilantai atas.

"Sebegitu sulitkah kamu menerimaku dihidupmu, sudah 7 bulan lebih kita menikan tapi sikapmu selalu dingin dan acuh dengan keberadaanku." Lirih Velisa, dengan memandang pungung suaminya yang menjauh.

"Huft...sabar Veli! Sekarang lebih baik aku nyiapin makan malam" sambil berjalan menuju dapur

......................

Setelah Dewa membersihkan tubuhnya dan sudah memakai pakaian santainya, Dewa segera turun menghampiri istrinya di dapur.

"Veli !" pangil Dewa.

"kenapa mas?" sambil menata makanan,di meja makan.

"Aku cuma mau ngingetin kamu, untuk bersandiwara menjadi pasangan suami istri pada umumya, dan jangan sekali-kali kamu mengadu kepada orangtuaku tentang hubungan kita yang sebenarnya.Ngerti kamu!"ucap Dewa dengan dingin.

"I-iya Mas, aku ngerti"jawab Veli

"nggak papa walaupun cuma sandiwara, aku tetep bahagia bisa deket sama kamu mas.Aku harap kamu bisa cinta dan menerima aku sebagai istrimu."Batin Veli dengan senyum getirnya menatap suaminya yang sudah duduk di kursi, sambil memainkan ponselnya.

Tidak Lama kemudian, terdengar bell pintu berbunyi.

"Itu pasti mereka, biar Veli yang bukain pintunya" ucap Veli sambil berjalan menuju pintu utama.Dengan riang Veli membukakan pintu untuk kedua mertuanya.

"Mama, mama apa kabar" ucap Veli, setelah kedua mertuanya masuk. Seraya memeluk tubuh Mama mertuanya

"sehat sayang, kamu sendiri gimana?" sambil membalas pelukan Veli.

"Veli juga sehat Ma,"jawab Veli sambil melepas pelukanya, dan beralih ke Papa mertuanya.

"Papa juga sehatkan?" seraya mencium tangan laki-laki paruh baya tersebut.

"Papa, juga sehat Nak" sambil mengusap lembut pucuk kepala Veli.

"Dimana suami kamu?" tanya Papa Wiguna Raharja

"Mas Dewa sudah menungu di meja makan,mari kita keasan" jawab Veli, sambil mengajak mertuanya ke meja makan.

"Anak itu bukanya menyambut orang tuanya, malah duduk santai di sana!" celetuk Mama Arumi dengan kesal.

"Ma, Pa. Kalian udah sampai?" Dewa bangkit dari duduknya, lalu mencium tangan kedua orang tuanya

"seperti yang kamu lihat!" singkat Mama Arumi, karena masih kesal dengan putranya yang tidak menyambutnya.

"Mama kenapa Pa?"

Wiguna hanya megedikan bahunya, tanda tidak tau.

"Yaudah mari kita makan, selagi makananya masih hangat" sahut Veli.

Veli dengan telaten menyendokan makanan untuk suaminya, begitupun dengan Mama Arumi.Jika tidak sedang sandiwara, Dewa tidak akan mau diambilkan makanan oleh istrinya, bahkan tidak jarang dia menolak makan bersama istrinya itu.

Mereka berempat makan dengan khidmat, tanpa ada yang berbicara.

......................

Setelah selesai, mereka sekarang berkumpul diruang keluarga. Di sana Veli duduk bersebelahan dengan Dewa, begitupun dengan Papa Wiguna dan Mama Arumi yang duduk di Sebrang.

Terlihat Veli hanya duduk diam, sedangkan Dewa sibuk dengan ponselnya.

"Dewa, simpan ponselmu itu. Tidak sopan bermain ponsel saat sedang mengobrol dengan keluarga!" tegas Papa Wiguna, membuat Dewa lekas menyimpan ponselnya

"maaf Pa, tadi ada pekerjaan sedikit."

"Kalian berdua kenapa terlihat kaku? Kalian tidak sedang bertengkar kan?" Tanya Mama Arumi yang melihat keduanya tampak saling diam.

Terlihat dari sikap mereka berdua, tanpa menyapa ataupun sekedar melempar senyum, bahkan saat makan malam tadi.

"Tidak!" jawab mereka kompak

"beneran, kalian tidak sedang berbohong kan?" tanya Papa Wiguna dengan tegas

"Tidak, Pa kami baik-baik saja,iyakan sayang?" jawab Dewa, sambil merangkul pundak Veli.

"I-iya pa, kami baik-baik aja" jawab Veli tergagap dengan pipi bersemu merah, karena pangilan sayang dan di rangkul mesra oleh Dewa.

"Syukurlah kalu begitu. Papa seneng dengernya, kalau ada masalah selesaikan dengan baik-baik, jangan sampai berlarut-larut, apalagi kalian menikah karena di jodohkan!" nasehat untuk anak dan menantunya.

"Dan untuk masalah momongan, Mama tidak masalah jika kalaian menundanya, karena kalian juga butuh waktu untuk pacaran dulu sebelum ada anak di antara kalian" sahut Mama Arumi, dengan tersenyum memandang keduanya.

Deg

"I-iya Ma" jawab Veli singkat, sambil menunduk tak berani memandang wajah mertuanya.

"Hamil. Cih nggak sudi aku punya anak dari dia, terlintas di pikiranku pun gak pernah!" Batin Dewa mengomel.

Sedangkan Dewa hanya diam saja, engan menangapi obrolan Mamanya yang membahas tentang kehamilan.

"Sudah lebih baik kita istirahat ini sudah Malam, besok pagi Papa sama Mama harus balik ke Bandung. Karena besok Papa ada meeting." Ucap Papa Wiguna, setelah lama mengobrol.

Dan merekapun beranjak ke kamar masing-masing. Untuk Veli dan Dewa mereka tidurnya tetap satu kamar, dan diranjang yang sama.

TBC.

Bab 3

Keesokan pagi nya, di depan rumah Dewa

"Lain kali, menginap lah lebih lama, Ma. Veli masih kangen," ucap Veli, sambil memeluk Mama Arumi.

"Iya sayang, sebenarnya Mama juga pengen ngabisin waktu berdua sama kamu. Tapi mau gimana lagi, pekerjaan Papa tidak bisa ditinggal,"Jawab Mama Arumi, sambil membalas pelukan Veli.

"Cih, drama," deci Dewa, dengan lirih

"Ya sudah, kita berangkat dulu, kalian yang rukun. Ingat pesan-pesan Papa, terutama kamu Dewa!"Ucap Papa Wiguna dengan tegas. Dijawab anggukan kepala saja oleh Dewa.

Dewa dan Veli, mencium tangan Papa Wiguna dan Mama Arumi, sebelum mereka berangkat.

Setelah mobil yang yang ditumpangi kedua orang tuanya melesat meninggalkan rumahnya, Dewa menghelai nafas lega, karena sudah terbebas dari sandiwaranya.

"Huft, akhirnya terbebas juga dari sandiwara sialan ini," gumam Dewa sinis. Lalu melengos masuk meninggalkan Veli, tanpa menyapa ataupun sekedar menoleh.

Sedangkan Veli, dia hanya bisa mengelus dada, dengan sikap cuek suaminya.

" Ahhh...! balik lagi deh ke mode aslinya." Veli berjalan dengan gontai memasuki rumahnya.

"Kemana Mas Dewa? cepet banget ilangnya,"gumam Veli, kala tidak melihat Dewa setelah ia memasuki rumah.

"Apa mungkin di kamar?"Wanita itu berjalan menaiki tangga, menuju kamarnya dengan Dewa.

cklek

Wanita itu membuka pintu kamar, lalu dia masuk kedalam kamar yang bernuansa abu-abu itu, dengan ranjang king-size yang juga berwarna abu-abu, warna kesukaan Dewa. Tetapi dikamar tersebut nampak sepi,dikamar mandi pun tidak ada tanda-tanda keberadaan Dewa.Hari ini weekend, jadi Dewa tidak ke kantor.

"Ah, mungkin Mas Dewa sedang ada di ruang kerjanya"monolog Veli

Drrtt drrtt drrtt

Terdengar suara getaran ponsel milik Veli, yang terletak di saku bajunya, dengan cepat dia merogoh saku bajunya dan mengambil ponselnya. Terlihat nama Nessa yang sedang menelfon, dengan cepat, Veli mengangkat telfon dari sahabatnya sewaktu di Bandung.

📞"Halo Nessa..! Kamu kemana aja, gak pernah ngabarin, dihubungi juga gak bisa, ku kira kamu sudah lupa denganku!" cerocos Veli,setelah menjawab telfon sahabatnya.

📞"Aduh Veli...! Bisa gak sih, gak usah nyerocos Kayak gitu"pekik Nessa kesal

📞"ya sorry, kamu tau sendirikan, pekerjaanku apa, dan saat ini tuh aku lagi sibuk-sibuknya pemotretan, istirahat yang cukup aja jarang, apalagi pegang ponsel"jelas Nessa, agar sahabatnya itu tidak ngambek.

Jadi Nessa itu adalah sahabat Veli sejak SMA, dan berkuliah di Kampus yang sama tapi beda jurusan. Dan setelah mereka lulus, mereka tidak pernah bertemu lagi karena kesibukan masing-masing.

📞"Iya aku tau"jawab Veli malas

📞"Udah dong sayangku, jangan ngambek, aku punya kabar gembira," ujar Nessa menjeda ucapanya.

📞"Kamu tau saat ini aku lagi ada di Jakarta, dan kebetulan tidak jauh dari tempatmu tinggal. Dan lebih menggembirakan lagi, kemungkinan besar aku bakal menetap lebih lama disini, jadi kita bakal sering ketemu kalau aku gak sibuk," jelas Nessa panjang lebar.

📞"What, sarius?" Tanya Veli

📞"Jadi, apakah kita berdua bisa bertemu? aku kangen banget sama kamu," tutur Nessa

📞"Bisa, Dimana?"

📞"Di cafe xxx aja, gimana?"

📞"Oke, kalau gitu aku siap-siap dulu"

📞"Oke!"

****tuuuut****, panggilan berakhir.

Veli segera beranjak bersiap-siap, Wanita itu memakai dress sederhana yang nyaman digunakan, serta memoles wajahnya dengan make up tipis,agar tampak segar, dan menggerai rambut panjangnya.

"Oh iya, aku kan belum minta izin sama Mas Dewa" wanita itu bergegas menghampiri suaminya yang berada di ruang kerjanya.

Saat sampai di depan ruang kerja suaminya, wanita itu mengernyitkan keningnya, kala mendengar suaminya seperti sedang mengobrol, kebetulan pintunya sedikit terbuka.

"Sepertinya itu suara Mas Bima? tapi kapan datangnya?" Wanita itu hendak mengetuk pintu. Akan tetapi, ia urungkan karena mendengar obrolan suaminya dengan Bima, yang tengah membicarakan dirinya. Yang lebih parahnya, dia harus mendengarkan kata-kata menyakitkan dari mulut suaminya sendiri, membuat dadanya sesak dan sakit hati.

**Huh,,,,Dewa ngomong apa ya kira-kira?

TBC**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!