NovelToon NovelToon

Sistem Kebahagian

SISTEM KEBAHAGIAAN

"Bu apakah ibu akan pergi ke sawah lagi?" tanya Dede pada ibunya yang sedang menenteng cangkul ditangan kanannya.

"Iya nak ibu akan kembali mencangkul sawah milik pak haji Darman, jika kamu lapar ibu sudah siapkan nasi sama ikan asin diatas meja makan. Ngomong-ngomong kemana kakakmu kenapa dia tidak pulang bersamamu?" mata Masitoh memandang Dede penuh kasih sayang.

"Tadi kak Isti bilang akan mengerjakan tugas sekolah dirumah temannya" kata Dede sambil membuka topi sekolah dasar berwarna merah ada lambang tut wuri handayani didepannya.

Keringat di dahi Dede masih belum mengering, hari itu matahari cukup panas menyinari bumi. Dede adalah sekarang anak sekolah dasar kelas 4 sedangkan kakaknya Isti berada dikelas 6.

Dede adalah anak dari pasangan suami istri Tri jaya dan Masitoh. Dede hanya mempunyai satu orang kakak perempuan. Sekarang mereka hanya bertiga menempati rumah peninggalan almarhum Tri jaya.

Ayah Dede meninggal pada usia 25 tahun karena terkena racun oleh penjajah belanda saat zaman perang. Almarhum Tri jaya adalah seorang tentara rakyat tingkat rendah.

Semenjak Tri Jaya meninggal, kehidupan keluarga Dede hanya bergantung pada ibunya sebagai buruh tani. Penghasilan yang tidak seberapa membuat mereka berada di situasi serba kekurangan.

Gaji Masitoh untuk sebulan hanya bisa bertahan untuk lima hari saja. Untuk hari-hari berikutnya keluarga Dede hanya bisa makan nasi sama garam saja.

Begitupun jika sekolah, Dede dan Isti sudah terbiasa untuk tidak mendapatkan uang saku dari ibunya. Mereka berdua hanya bisa menghela nafas ketika melihat teman-temannya jajan di kantin sekolah.

"Ya sudah nak ibu akan pergi ke sawah sekarang, kau jangan lupa makan dan ganti baju seragam mu".

"Baik bu hati-hati dijalan" kata Dede memegang dan mencium tangan ibunya.

Lalu ibunya pun berlalu pergi, Dede masuk kerumahnya sesudah membuka kedua sepatunya. Kemudian dia mengganti baju lalu setelah itu makan nasi dengan lauknya satu potong ikan asin.

Sambil menikmati makanannya Dede teringat pada perkataan guru agamanya disekolah. Bahwa jika dia menginginkan sesuatu jangan bergantung pada manusia. Tapi mintalah pertolongan kepada Tuhan yang maha kuasa.

"Tuhan jika benar apa yang dikatakan oleh guru agama ku itu, maka buatlah aku menjadi orang yang bahagia". Beberapa menit tidak ada jawaban apapun dari Tuhan.

Kemudian Dede melanjutkan makannya sampai selesai. Lalu dia mencuci piring bekas makannya sambil mencuci tangan. Dede sudah terbiasa makan tanpa menggunakan sendok.

Sesudah itu Dede menyimpan piring yang sudah dicuci di rak piring, Kakinya sedikit berjinjit karena tangannya tidak sampai menggapai rak itu.

Entah kenapa saat itu Dede terpeleset, tubuhnya kehilangan keseimbangan kemudian dia tersungkur keningnya membentur tembok dengan keras.

"Aduh" Dede merintih kesakitan memegang kepalanya yang berkunang-kunang.

[ Ding ]

[ Sistem kebahagian telah menemukan inang yang cocok ]

[ Proses penyatuan sistem akan berlangsung dalam hitungan mundur 10..9..8..7..6..5..4..3..2..1 ]

[ Selamat anda telah berhasil menyatu dengan sistem kebahagian ]

Sadar tidak sadar Dede mendengar suara tanpa wujud. Perlahan dia berusaha duduk "Kau siapa? kenapa tidak menunjukan wajah? jangan membuatku takut ya. Kau harus percaya aku adalah anak yang pemberani" katanya sambil mengedarkan pandangannya dengan detak jantung berdetak dengan cepat.

[ Tuan aku adalah sistem yang dikirim oleh tuhan sebagai jawaban doa mu tadi. Aku akan memandu mu menjadi manusia yang bahagia ]

[ Sebagai hadiah pertama dari sistem karena penggabungan berhasil tuan mendapatkan 10 poin kesehatan ]

[ Satu poin kesehatan tuan tidak akan terserang penyakit apapun dalam satu bulan ke depan. Saat ini tuan memiliki 10 poin kesehatan maka tuan akan sehat selama 10 bulan ke depan ]

[ Jika tuan ingin melihat keadaan fisik sendiri, tuan tinggal mengatakan status maka sistem akan memperlihatkannya dalam layar hologram yang hanya dapat dilihat oleh tuan sendiri ]

Dede mengerti dengan semua penjelasan sistem. Dia sangat bersyukur karena tuhan telah mengabulkan doanya. Mungkin karena Dede masih kecil belum mempunyai banyak dosa sehingga tuhan langsung mengabulkan keinginan Dede saat itu juga.

"Status"

[ Nama : Dede Mulyadi

umur : 9 tahun

jabatan : -

poin kesehatan : 10 terpakai 10 ]

Rasa sakit di keningnya seketika menghilang saat poin kesehatan aktif, Dede yang tadinya sedang terserang penyakit flu mendadak sembuh total.

"Terimakasih tuhan karena telah mengabulkan doa ku" kata Dede dalam hati.

[ ding ]

[ Selamat anda telah menerima hadiah satu poin kekuatan karena bersyukur pada tuhan, jika anda menggunakan satu poin kekuatan maka anda tubuh anda akan menjadi kuat selama satu bulan ke depan ]

[ Apakah anda akan menggunakan poin kekuatan sekarang ya atau tidak ? ]

" Ya pakai sekarang "

[ Satu poin kesehatan berhasil digunakan tubuh anda akan menjadi kuat dalam satu bulan ke depan ].

Dede tersenyum senang. Dia kemudian berdiri, tubuhnya sekarang menjadi terasa teringan dan kuat.

[ Ding ]

[ misi baru diterima selamatkan seekor anak kucing yang hanyut di selokan, hadiah satu poin kecepatan ]

"Sistem dimana lokasinya?"

[ Dua puluh langkah kearah utara anda akan bertemu dengan korban ]

Seketika muncul petunjuk arah pada layar hologram didepan dirinya. Sebuah anak panah berwarna biru berkedip-kedip yang menandakan Dede dan warna merah menunjukan lokasi korban.

"Baiklah pembela kebenaran beraksi" kata Dede meniru superhero yang ada didalam siaran TV kesukaannya.

Kemudian dia berlari keluar rumah langsung menuju ke tempat yang ditunjukan oleh sistem. Dalam hitungan menit Dede telah sampai di daerah yang ditunjukan sistem.

Dapat terlihat olehnya seekor anak kucing berwarna putih sedang terhanyut di selokan yang airnya deras. Dede berlari mengejarnya kemudian setelah dekat dengan korban Dede melompat kedalam selokan sedalam lututnya dan berhasil memegang badan si anak kucing.

"Meong, meong, meong" anak kucing itu tidak berhenti mengeong saat berada dalam dekapan Dede. Dia terlihat basah kuyup serta bergetar kedinginan. Lalu Dede beranjak dari selokan tadi.

[ Selamat tuan telah berhasil menyelesaikan misi anda mendapatkan satu poin kecepatan. Apakah anda akan memakai poin kecepatan sekarang ya atau tidak ]

"Tentu saja Ya" Dede tanpa berpikir langsung memakai poin kecepatan.

[ Selamat tuan telah berhasil menggunakan poin kecepatan, tuan akan mempunyai kecepatan super selama satu bulan ke depan ]

Tidak lama kemudian terdengar suara mamah muda yang meneriakkan sebuah nama sambil berlari kearah Dede.

"Cinta maafkan aku sayang. Apa kau tidak apa-apa?" kata mamah muda itu terlihat khawatir.

"Wah ini parah nih, kenapa mamah muda ini memanggilku cinta?" pikir Dede dalam hatinya, secara reflek dia mundur selangkah kebelakang.

Setelah ada dihadapan Dede kemudian mamah muda itu segera merebut anak kucing yang ada dalam pelukan Dede.

"Oh ternyata Cinta itu nama anak kucing yang aku selamatkan tadi" Dede baru sadar dia telah salah paham.

Ujang Tindik

"Cinta maaf atas keteledoran bunda, hingga kamu tidak sengaja nyemplung ke selokan" Anita tak henti-hentinya memeluk anak kucing itu, terlihat jelas dimatanya raut wajah menyesal.

Kemudian Anita memandang dede yang masih berdiri dihadapannya, "Adik dede terimakasih ya karena kebaikan hatimu, Cinta jadi terselamatkan. Ini ambilah uang sebagai rasa terimakasih dari saya", Anita menyodorkan uang 50 ribu rupiah kepada dede.

"Tidak usah bu Anita saya ikhlas menolong kucing itu" dede pura-pura jual mahal padahal hatinya senang diberi uang sebesar itu.

"Ayo jangan malu-malu, ambil saja uang ini" kata Anita memasukan uang selembar itu kedalam saku baju dede.

"Baiklah kalau bu Anita memaksa, saya tidak sanggup menolaknya" dede tersenyum senang.

"Eh mulai sekarang jangan panggil saya ibu ya. Panggil saja saya tante Anita. Untuk kedepannya kita akan sering ketemu karena kita tetanggaan" Anita tersenyum lembut.

"Baik tante jika begitu aku pamit dulu ya" Kata dede sambil tidak lupa salim pada Anita.

"Anak yang baik, kapan-kapan main ya ke rumah tante. Yuna juga pasti akan senang jika ada teman bermain." Yuna adalah anak satu-satunya tante Anita. Dia sekelas dengan dede disekolah yang sama.

"Iya tante" kata dede berlalu pergi. Sebenarnya dede merasa sedikit canggung jika harus bermain dengan Yuna. Karena mereka berdua berbeda status. dede orang miskin sedangkan Yuna anak orang kaya.

"Asyik aku dapat uang 50 ribu. Jajan apa ya enaknya?" dede mengingat makanan yang paling dia sukai. Ada Es krim, Coklat, jus buah, atau Marshmellow. Saat sedang berpikir terdengar kembali suara dering sistem.

[ Ding ]

[ Misi baru terdeteksi bantu orang yang sedang kelaparan dipinggir jalan, hadiah misi akan mendapatkan satu poin kasih sayang ]

"Poin kasih sayang? maksudnya apa? ada-ada saja sistem ini" dede bergumam dalam hatinya.

[ Poin kasih sayang adalah poin jika digunakan maka anda akan sayangi oleh setiap makhluk yang melihat anda ]

"Oh baiklah aku mengerti, sekarang tunjukan dimana lokasi korban kelaparan itu?"

Kemudian sebuah layar hologram muncul dihadapan dede menunjukan sebuah peta yang memperlihatkan posisi dirinya dan korban kelaparan.

"Untung saja aku sebelumnya mendapatkan uang 50 ribu dari tante Anita. Sebaiknya aku membeli makanan dan minuman dulu" lalu dede berlari menuju warung nasi terdekat.

Sesampainya di warung kemudian dia memesan nasi rames dan air botol mineral. Ibu pemilik warung melirik kearah dede.

"dede memangnya kau punya uang berapa? tumben anak miskin seperti mu membeli di warung ini" bu Yeni mencibir kearah dede.

Semua orang di daerah itu memang sangat mengenal keluarga dede yang hidup dalam kemiskinan. Untuk makan sehari-hari saja mereka sering ngutang. Sekarang anak miskin ini memesan makanan di warung bu Yeni dengan berkata ringan.

Ada rasa sakit di hati dede mendengar kata-kata tajam pemilik warung, namun dia mencoba mengabaikannya.

"Sudahlah bu, tidak baik berkata seperti itu pada anak yatim seperti dede. Beri saja apa yang dia pesan biar saya sendiri yang akan membayarnya" kata pak haji Darman yang saat itu kebetulan sedang makan di warung bu Yeni.

Pak haji Darman adalah pemilik sawah tempat ibu dede bekerja. Beliau adalah seorang pria yang baik hati dimata masyarakat desa.

"Baik pak haji, saya akan membungkusnya sekarang. dede cepat bilang terimakasih pada pak haji dia sudah berbaik hati pada mu" kata bu Yeni melirik dede sinis.

dede mengalihkan pandangannya pada pak haji Darman kemudian dia mendekat lalu salim kepada pak haji.

"Terimakasih pak haji atas kebaikannya, tetapi saya benar-benar punya rezeki sedikit untuk saat ini. Jadi pak haji tidak perlu membayar pesanan saya" kata dede sopan.

Pak haji Darman sangat senang dengan kesopanan yang dede perlihatkan padannya, dengan tangan kanan mengelus rambut dede dia berkata ;

"Simpan uang itu untuk kebutuhan kamu dan keluarga. Biar pesanan kamu bapak yang bayar. Tidak baik menolak rezeki yang tuhan berikan". haji Darman berkata tulus.

"Kalau begitu terimakasih banyak pak haji" kembali dede menyalami tangan pak haji. Kemudian dia berbalik dan mengambil nasi rames dan air mineral kemasan.

Setelah keluar dari warung nasi dede kemudian berlari kembali menuju kearah yang ditunjukan peta hologram itu.

Sesampainya ditempat terlihat oleh dede seorang anak punk yang sedang terduduk lemas dipinggir jalan raya.

Tidak ada seorangpun yang mau menolong orang itu. Mungkin karena penampilannya yang mengerikan membuat orang-orang enggan untuk mendekatinya.

dede lalu mendekati orang itu, matanya terlihat terpejam, mulutnya sudah mengering. Serta banyak tato memenuhi seluruh kulit tubuhnya. Tindik berjajar dikedua telinganya.

"Bang..bang bangun bang" dede mencoba membangunkan anak punk itu dengan suaranya.

Beberapa waktu berlalu dia tetap tidak membuka matanya. Kemudian dede mencoba mendorong-dorong tubuhnya dengan pelan takut dia menjadi berbalik marah.

Perlahan anak punk itu membuka kedua matanya, "Siapa kau? kenapa membangunkan tidur ku?" matanya yang merah melotot kearah dede.

"Jangan marah bang, saya hanya mau menawarkan ini karena abang terlihat kelaparan" kata dede jujur sambil menyodorkan nasi rames bersama air minum botolan.

Anak punk itu melirik pemberian dede, seketika dia menjadi melunak, " ini benar buat saya?" tanya dia menyakinkan menatap lekat dede.

"Benar bang ambil saja saya ikhlas memberikan itu" kata dede jujur sambil tersenyum.

Seketika anak punk itu berkaca-kaca, dengan tangan bergetar dia meraih pemberian dede. "Jujur saja dek abang sudah tiga hari tiga malam tidak makan dan minum. Setiap abang ngamen tidak ada seorangpun yang memberi uang. Sekarang kamu memberikan nasi dan air ini tanpa diminta. Semoga kebaikan kamu diganti dengan yang lebih baik dari ini".

"Aamiin bang terimakasih sekarang makan saja. Saya akan pamit dulu sekarang" kata dede sambil membalikan badannya.

"Tunggu dek siapa nama kamu? barangkali saja kita bertemu lagi dikemudian hari" tanya anak punk itu.

"Nama saya dede Mulyadi warga desa sini" kata dede sambil melambaikan tangannya.

"Nama saya Ujang tindik. Ingat baik-baik ya. Kita akan berteman jika bertemu kembali'' kata dia sambil mengunyah nasi pemberian dede.

[ Ding ]

[ Selamat anda telah menyelesaikan misi ]

[ Anda mendapatkan poin kasih sayang apakah anda akan memakainya sekarang ya atau tidak ? ]

"Ya" jawab dede mantap tanpa ragu.

[ Selamat anda telah memakai poin kasih sayang, anda akan di sayangi seluruh makhluk yang menatap tubuh anda selama satu bulan ke depan ]

" Hahaha ada-ada saja emang bisa hanya dengan menatap saja aku jadi disayang semuanya, terserahlah yang penting aku sekarang bahagia setelah membantu orang ".

SUPER DEDE

"Status"

[ Nama : Dede Mulyadi

umur : 9 tahun

jabatan : -

poin kesehatan : terpakai 10 sisa waktu 10 bulan aktif

poin kekuatan : terpakai 1 tersisa waktu satu bulan kurang 2 jam aktif

poin kecepatan : terpakai 1 tersisa waktu satu bulan kurang 1 jam 30 menit aktif

poin kasih sayang : terpakai 1 tersisa waktu satu bulan kurang 30 menit tersisa ]

Setengah jam berlalu semenjak Dede membantu Ujang tindik yang kelaparan. Saat ini dia sedang berjalan sendirian di jalanan desa.

Sekilas dia melihat sosok gadis yang sangat dia kenal baik keluar dari rumah tetangganya yang mempunyai pagar tralis putih.

"Kak isti" teriak Dede memanggil kakaknya yang baru saja keluar dari pekarangan rumah teman kakaknya.

Dede berlari kearah Isti sambil tersenyum bahagia.

"Dede kamu dari mana? kok ada disini? kamu sudah makan?" Isti memberondong Dede dengan beberapa pertanyaan.

"Satu-satu dong kak kalau nanya. Dede jadi bingung harus jawab yang mana dulu" kata Dede memanyunkan bibirnya tanda kesal.

Isti nyengir sambil mengacak-acak rambut Dede. "Kok adik kakak jadi cengeng gitu sih?" Isti mencubit pelan pipi tembem Dede.

"Habisnya kakak bikin kesel" kata Dede.

"Ya udah kakak minta maaf, sekarang kita pulang yuk kakak udah lapar nih belum makan dari siang" ajak Isti sambil menarik tangan adiknya.

Tapi Isti merasa aneh, kenapa adiknya terasa sangat berat saat dia tarik. Dia tidak tahu bahwa Dede yang sekarang telah menggunakan poin kekuatan jadi mudah saja Dede menahan tarikan tangan kakaknya.

"Dede kok kamu jadi kuat sih?" tanya Isti heran.

"Ah kakak, mungkin cuma perasaan kakak saja kali. Kak tapi sebelumnya kita beli temen nasi dulu yuk. Dirumah cuma ada garam saja. Aku punya uang pemberian tante Anita nih" kata Dede memperlihatkan uang 50 ribu dari sakunya.

"Hah kok bisa bu Anita ngasih kamu uang sebanyak itu?" uang 50 ribu buat anak seperti Isti dan Dede cukup besar menurut mereka berdua.

"Begini kak tadi aku menyelamatkan kucing tante Anita yang terhanyut di selokan dekat rumahnya. Karena dia senang kucingnya aku selamatkan, jadi dia memberi ku uang 50 ribu rupiah sebagai tanda terimakasih katanya" Dede menjelaskan semuanya.

Akhirnya Isti mengerti kenapa Dede punya uang 50 ribu. Dia menjadi merasa senang dan bangga mempunyai adik yang baik hati seperti Dede. Secara reflek Isti memeluk Dede.

"Adik kakak memang yang terbaik" kata Isti sambil memeluk erat Dede.

"Udah kak jangan gini. Malu tahu dilihat banyak orang" kata Dede mendorong pelan badan kakaknya.

"Biarin semua warga desa tahu kan kita adik kakaan" Isti tersenyum kearah adiknya. Dede hanya bisa menghela nafas pelan menghadapi kelakuan kakaknya.

"Ayo kak kita beli temen nasi dulu. Kakak mau makan sama apa?" tanya Dede.

"Kita beli ayam Krispy yuk !!" kata Isti semangat.

"Baiklah ayo kita berangkat" ajak Dede sambil berjalan mendahului Isti menuju tukang goreng ayam Krispy pinggir jalan desa.

"Bang beli ayam tiga dibungkus" kata Isti.

"Ya ia lah kakak dibungkus, masa beli ayam krispy kaki lima dimakan ditempat. Emangnya ini KFC" celetuk Dede. Sedangkan abang penjualnya hanya tersenyum mendengar pembicaraan mereka berdua.

"Ini dek ayamnya" kata penjual ayam menyodorkan bungkusan ayam pakai kertas bekas ujian anak SD. Lalu Dede memberikan uang 50 ribu kepadanya.

Harga ayam krispy didesa Dede hanya 7 ribuan. Jadi mereka membeli 3 potong sekalian membeli untuk makan ibu Masitoh

"Ini kembaliannya" penjual itu memberikan uang 36 ribu rupiah.

"Loh bang ini kebanyakan" kata Dede memperlihatkan uang kembalian yang lebih 7 ribu rupiah.

"Oh itu bonus dari saya dik, karena adik pembeli pertama hari ini" kata penjual itu membuat Dede dan Isti semakin senang.

"Baiklah pak terimakasih ya" kata mereka berdua bersamaan.

Saat sedang berjalan berdua, terdengar oleh Dede suara pemberitahuan sistem dikepalanya.

[ Ding ]

[ Misi baru terdeteksi. Bantu seorang kakek yang sedang mendorong gerobak seorang diri. Anda akan mendapatkan satu poin kekuatan ]

[ Apakah anda akan menerima misi ya atau tidak ? ]

"Ya, dimana posisi target" kata Dede mengejutkan Isti.

Kemudian peta lokasi target tergambar jelas dilayar hologram didepan Dede. Tentunya hanya dia saja yang bisa melihat itu semua.

"Dede kamu ngomong apa sih? kok bicara sendiri?" Isti bertanya pada adiknya heran. Dia takut adiknya terkena gangguan jiwa. Karena bicara sendiri.

"Maaf kak kamu pulang duluan saja. Aku ada urusan sebentar" kata Dede langsung berlari tidak menunggu jawaban kakaknya, menuju arah yang ditunjukan peta pada sistem.

Tentu saja kakaknya tidak akan menurut perkataan Dede, Isti khawatir melihat Dede berlari tergesa-gesa seperti ada masalah serius yang akan dia hadapi.

Buru-buru Isti pun menyusul Dede berlari sekuat tenaga. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya Isti sudah sampai ditempat yang dituju Dede.

Dengan nafas ngos-ngosan Isti dapat melihat adiknya sedang membantu seorang kakek tua renta yang mendorong gerobak penuh rongsokan dijalan desa yang menanjak.

Sepertinya kakek itu akan menjual rongsokan yang dia kumpulkan ke pengepul yang ada dipusat desa. Namun karena tenaganya yang sudah mulai lemah kakek itu sangat kesusahan membawa gerobaknya keatas.

Untung saja ada super Dede yang datang tepat pada waktunya. Si kakek sangat bahagia atas bantuan dari Dede. Sekarang kakek itu tidak khawatir lagi rongsokan miliknya tidak sampai tujuan.

Dede dengan santai mendorong gerobak yang beratnya sekitar satu kwintal. Tidak terlihat setetes pun keringat yang keluar dari tubuhnya. Nafas Dede pun terlihat normal dan ringan.

Isti yang melihat itu dari kejauhan menjadi heran kenapa adiknya menjadi kuat seperti itu.

"Sejak kapan Adikku mempunyai kekuatan sebesar itu. Mustahil anak berumur 9 tahun dengan mudah mendorong gerobak yang terlihat berat" Isti memandang Dede sambil mengerutkan keningnya.

Kemudian Isti berjalan mengikuti Dede dan kakek tua renta itu dari belakang. Hingga akhirnya mereka sampai diujung jalan tanjakan.

"Alhamdulillah akhirnya sampai juga" kata kakek itu berkata pelan. Tapi masih bisa terdengar oleh telinga Dede.

"Adik kecil kakek tidak bisa membalas kebaikanmu yang sangat besar tadi. Kakek hanya mempunyai uang sedikit buat bekal jajan kamu, ini ambilah" kata kakek itu menyodorkan uang 50 ribu rupiah.

"Jangan kek aku ikhlas menolong kakek tadi, saya tidak bisa menerima uang itu" kata Dede kasihan melihat kondisi kakek tua yang sudah tua renta tapi tetap masih mau bekerja.

"Ambilah nak kakek akan merasa kecewa jika kamu tidak menerima uang ini" si kakek memaksa.

Dengan berat hati Dede pun menerima uang pemberian kakek itu. "Kalau begitu terimakasih banyak kek semoga pemberian kakek ini dibalas dengan balasan yang berlipat-lipat".

"Aamiin nak, sekarang kakek pamit akan menjual barang rongsok ini ke pengepul" kakak itu tersenyum kearah Dede.

"Iya kek hati-hati ya aku juga pamit mau pulang" kata Dede berbalik.

[ Ding ]

[ Selamat tuan anda telah berhasil menjalankan misi ]

[ Anda berhak mendapatkan satu poin kekuatan ]

[ Apakah anda akan memakainya sekarang ya atau tidak ]

" Tidak, sebaiknya aku menyimpan dulu poin ini. Dan akan aku pakai pada saat yang tepat "

[ Terimakasih anda telah menyimpan satu poin kekuatan pada inventori sistem ]

bersambung....

Silahkan like, komentar, hadiah, dan vote.

Jangan lupa pijit tombol Favorit agar tidak ketinggalan up date selanjutnya.

Terimakasih sampai jumpa lagi bos ku

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!