"Sir Bara." Kaget Jimmy penjaga mansion akan kedatangan Bara yang terlalu malam dan sedikit tidak sabaran.
"Buka pagar." Tegas Bara. Delvin yang menyetir di sampingnya karena dia tahu Bara dalam keadaan kesal. Bisa-bisa mereka mati konyol.
Jimmy membuka pagar. Mobil melaju dan berhenti di depan rumah. Bara turun dengan tergesa-gesa. Mengedor pintu dengan tidak sabaran. Pelayan pria membukanya, alangkah kagetnya dia saat Bara langsung masuk.
"Di mana Freya?" Tanya Bara tidak sabar. Dia tidak harus mencari Freya dengan mengelilingi mansion.
"Mrs. Horisson di ruang serba guna bersama miss Amber, sir." Jawab pelayan tersebut.
Bara langsung menuju ruangan yang dimaksud, membuka pintunya dengan kasar.
Freya dan Amber yang sedang bersantai di ruang itu menjadi kaget. Amber merajut syal dan Freya seperti biasa sedang membaca novel.
"Ketidak sopanan apa ini, sir." Teriak Amber melihat kedatangan Bara yang tidak bersahabat. Sejak menikahi Freya, Bara meninggalkan Freya dan kembali ke London. Freya menjadi istri yang diabaikan kembali. Kadang Amber heran dengan nasib Freya.
"Maafkan aku madam, tapi aku perlu penjelasan Freya, bisakah kami berbicara hanya berdua?" Bagaimanapun Bara tidak ingin masalah rumah tangganya menjadi konsumsi publik sekalipun, Amber keluarga Freya dan Delvin telah dianggap Bara sebagai keluarganya.
"Apa maksudmu?" Kali ini Freya mengeluarkan suaranya. Dia merasa terhina karena sejak menikah Bara meninggalkannya.
"Apa maksudku?" Bara melangkah ke arah Freya dan menatap tajam Freya kemudian perutnya. Semakin membuat Bara kesal karena wanita ini, ternyata wanita murahan.
"Anak pria mana yang kau kandung?" Pertanyaan tidak berperasaan dilontarkan Bara kepada Freya.
Amber menutup mulutnya, dia tidak percaya, apakah Bara telah mengetahui sesuatu?
"Tentu saja ... ini anakmu." Ucap Freya terbata-bata. Apa Bara mengetahui kebohongannya?
"Apa kau yakin? Bukan anak selingkuhanmu?" Freya menampar Bara.
"Aku tidak pernah berselingkuh." Teriak Freya, terhina dengan tuduhan Bara.
"Aku membawa dokter yang akan mengambil sample, memastikan anak siapa yang kau kandung."
"Jangan pernah pernah mencoba menyentuhku." Teriak Freya frustasi. Amber shock melihat semua ini, apakah ini saatnya kebohongan mereka terbongkar?
"Sir, kami bisa jelaskan, Freya tidak pernah berselingkuh, saya pastikan itu." Ucap Amber membela Freya. Dia belum meninggalkan ruangan.
"Apa kalian pikir aku bodoh, percaya begitu saja? Kalian berurusan dengan orang yang salah." Bara menatap tajam Freya. Freya benar-benar merasa terhina. Dia merasa seperti wanita murahan yang diabaikan suami dan mencari kehangatan dengan pria lain.
Mata Amber terbelalak mendengar ucapan Bara. Tidak rela keponakannya dihakimi oleh Bara.
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan, sir ... Freya benar-benar tidak berselingkuh ... dia bukan wanita murahan ... aku bisa pastikan itu." Amber meyakinkan Bara karena tidak tahan keponakannya di sudutkan. Seolah-olah dia wanita murahan.
"Bukan wanita murahan? Lalu apa namanya wanita yang hamil dengan pria lain dan berselingkuh?" Sarkas Bara. Dia tidak terima Freya yang dulu membuat dia terpesona, ternyata menipunya dan berselingkuh jauh sebelum Bara mengenalnya. Mungkin saat Freya masih menikahi Edward, karena kesepian dan dia butuh kehangatan.
"Anda salah, sir ... Freya tidak akan pernah berselingkuh, dia sangat menjaga diri ...."
"Tidak usah membelanya, sekali murahan akan tetap murahan." Potong Bara sebelum Amber melanjutkan omongannya.
Bahkan mungkin sejak Freya menikahi Edward dia telah melakukan perselingkuhan. Mungkin saja saat Bara meniduri Freya waktu itu Freya telah hamil anak selingkuhannya?
"Dia masih perawan asal kau tahu, sir." Amber menutup mulutnya yang keceplosan. Namun, dia tidak bisa begitu saja membiarkan Freya dipermalukan oleh Bara. Semua bukan sepenuhnya salah Freya, mereka tidak akan bertindak sejauh ini, andai saja Edward memperlakukan Freya sebagai layaknya istri dan Bara tidak melakukan hal yang sama seperti Edward.
"Lalu? Benih siapa yang di kandung Freya?" Jika Freya masih perawan, dalam pikiran Bara mungkin Freya melakukan bayi tabung atau dia tidak benar-benar hamil?
"Apa kau benar hamil, Freya?" Bara mencengkram lengan Freya. Dia mencoba menyentuh perut Freya yang membuncit. Freya menepis tangan Bara yang sedikit lagi menyentuh perutnya.
"Ya, kau benar, aku tidak hamil." Teriak Freya putus asa. Harga dirinya terhina diperlakukan memalukan di depan dokter teman Bara.
"Semua bukan salah Freya sepenuhnya, kau harus memahami situasi kami. Aku yang memberikan ide ini kepadanya" Amber masih berusaha menolong Freya.
"Bisa kalian tinggalkan kami?" Tegas Bara. Karena sepertinya instruksi pertama diabaikan Amber. Delvin segera mengajak Amber keluar.
"Aku harap kau tidak terlalu kejam dengannya. Bukan salah Freya jika dia tidak bisa hamil. Jika kau maupun Edward memberinya kesempatan" Ucap Amber sebelum meninggalkan ruangan.
"Jelaskan padaku?"
"Apa yang harus aku jelaskan, bukankah kau telah mengetahuinya?" Freya memalingkan wajah dari pandangan menuduh Bara.
"Kau seorang penipu licik yang payah Freya. Aku tidak suka dibohongi. Apakah kau begitu ingin menguasai harta keluargaku?" Tuduh Bara tanpa ampun.
Freya bergerak, dia lelah berdebat sambil berdiri. Namun Bara menahannya dan menariknya membuat Freya membenturkan tubuhnya ke dada bidang Bara.
"Lepaskan aku." Teriak Freya, mencoba melepaskan diri dari Bara.
"Tidak akan, kau harus membayarnya." Bara memegang dagu Freya memaksa Freya menatapnya. Perasaan Bara antara ingin mencium bibir Freya dengan kasar. Atau memukulnya untuk melampiaskan kemarahannya?
Akan tetapi, Bara tidak sanggup melakukan kedua hal itu. Bara melepaskan Freya.
"Aku tidak akan melaporkanmu ke polisi atas penipuan yang kau lakukan, aku akan memberikanmu uang untuk menyewa rumah dan biaya hidup selama setahun, tapi aku minta kau menjauh dari Maidstone. Jangan pernah bertemu lagi."
"Setidaknya, kau harus berterima kasih, karena aku tidak menjebloskanmu ke penjara. Aku hanya ingin kau menanda-tangani surat cerai ini ... dan besok pagi kau dan keluargamu harus keluar dari sini." Bara mengeluarkan surat persetujuan cerai yang harus di tanda tangani Freya. Bara meninggalkan Freya yang masih terpaku. Freya tidak pernah bermaksud ingin menipu. Namun, keadaan membuatnya harus melakukan itu. Freya menandatangani surat itu dan membiarkannya di meja.
Freya mencoba menahan air matanya, dia tidak akan menangis hanya karena ini. Bersyukur Bara tidak menjebloskannya ke penjara. Bahkan Bara memberikan lumayan banyak, yang pantas Freya terima.
Freya berjalan gontai ke kamarnya. Ternyata Amber telah menunggu di depan kamar Freya.
"Bagaimana?" Tanya Amber tidak sabaran. Dia takut jika Bara tidak mengampuni mereka dan menjebloskan mereka ke penjara.
"Dia tidak akan melaporkan kita ke polisi." Beritahu Freya, Amber merasa lega.
"Syukurlah, sir Bara, masih memiliki hati yang baik." Amber juga menyangka Bara memaafkan mereka.
"Kita harus bersiap-siap dan meninggalkan Maidstone, bibi." Freya mencari kopernya. Seketika Amber menjadi pucat, langkahnya gontai mengikuti Freya yang memasukan pakaiannya ke koper.
"Apa itu artinya, sir Bara, mengusir kita?" Amber terduduk menyandar di lemari Freya.
"Ya, setidaknya dia memberi kita uang untuk menyewa rumah dan biaya hidup setahun. Aku rasa itu cukup." Beritahu Freya, dia memilih barang-barang yang akan dibawanya.
"Lalu, akan kemana kita?" Tanya Amber, dia masih bingung mau berbuat apa.
"Aku juga tidak tahu, bibi, aku bahkan belum pernah kemanapun." Freya mengingatkan Amber bahwa dia dari lahir sampai sekarang belum pernah keluar dari Maidstone.
"Bagaimana, jika kita ke London saja?" Amber memberikan sarannya.
"Bara tinggal di London, aku takut bertemu dengannya. Dia tidak ingin bertemu kita lagi."
"London luas, sayang, bibi yakin hanya satu persen kita akan bertemu dengannya. Kita akan mencari tempat tinggal di pinggiran kota, di sana sewanya lebih murah."
"Baiklah, kita akan berangkat malam ini, bibi."
🍒🍒🍒
Hi kisah Bara dan Freya aku upload ulang ya.
Mampir juga ke karya teman author
Lima bulan yang lalu
London, Inggris
Seorang pria berusia empat puluh lima tahun, memakai jas berwarna navy, rambut disisir rapi ke belakang. Warna rambutnya adalah coklat tua. Si pria menatap gedung tinggi di depannya. Sebuah gedung dengan nama The Horisson Tower yang terletak di tengah pusat kota London, West End. Gedung ini terdiri dari 50 lantai dengan tinggi 1.020 kaki. Gedung yang mayoritas terdiri dari kaca mengelilinginya. Mudah-mudahan misinya untuk menuntaskan pekerjaannya membuahkan hasil.
Hampir dua bulan dia mencari orang ini, si anak hilang, tepatnya anak yang diusir oleh ayahnya. Saat si anak berusia delapan tahun. Siapa yang menduga jika si anak dan ibu yang diusir ayahnya bisa sesukses ini. Si pria telah mendapatkan latar belakang pria pemilik gedung. Usahanya sangat berhasil, dia memiliki beberapa jenis usaha dibidang IT berupa Games yang sukses menjadi tradding di dunia maya, belum lagi Kasinonya, Royal Horisson Clubs and Casino yang menjadi tempat nomor satu bagi kalangan penjudi baik dari golongan bangsawan maupun orang kaya di seluruh dunia, clubs dan kasino tersebut tidak bisa di masuki sembarang orang, hanya orang-orang tertentu yang memiliki akses masuk. Dia juga pemilik usaha property salah satunya Grand Horisson hotel yang berada di seluruh wilayah Inggris. Bisa dipastikan pemilik gedung sangat kaya raya.
Pria tersebut menarik nafas, memasuki lobby gedung, berharap tidak akan ditolak. Dia memastikan kembali tas yang dibawanya masih aman. Tas hitam yang berisi data penting. Dia mendekat menuju meja resepsionis yang panjang dan elegan. Meja tersebut terbuat dari bahan kombinasi kayu dan kaca. Lampu diatasnya membuat meja tersebut bersinar dan indah dipandang.
Dua orang resepsionis berdiri di meja tersebut. Satu wanita dan satu pria. Wajah mereka adalah wajah-wajah yang enak dipandang. Wanita muda cantik dengan senyum manis dan pria muda yang tak kalah tampannya. Pria muda dengan tinggi sekitar 178 cm, rambut hitam, mata berwarna coklat. Pria memakai jas berwarna merah, serasi dengan warna pakaian resepsionis wanita.
Si pria resepsionis masih melayani seorang tamu yang juga memiliki keperluan dengan salah satu karyawan yang ada di gedung ini. Pria tersebut menghampiri Resepsionis wanita yang tidak melayani orang lain.
"Selamat siang, sir, ada yang bisa saya bantu?" Resepsionis tersenyum ramah, gadis dengan rambut panjang berwarna burgundy yang dicepol rapi. Make up resepsionis wanita juga tidak mencolok. Penampilan yang benar-benar enak dipandang.
"Selamat siang, saya Dayton Drake, pengacara dari Drake Firm. Saya ingin bertemu, Sir Bara Alexander Horisson." Si Pria yang bernama Dayton Drake memperkenalkan diri sekaligus memberitahukan alasannya ke The Horisson Tower, tidak lupa dia memberikan kartu namanya kepada gadis tersebut.
"Apakah anda telah membuat janji sebelumnya, sir?" Resepsionis mengambil kartu nama yang disodorkan Dayton.
"Belum, saya belum membuat janji, ini adalah kali pertama saya ke sini, saya dari desa Maidstone." Jelas Dayton lagi.
"Maaf, sir, jika belum membuat janji, tidak bisa bertemu sir Bara langsung. Saya akan buatkan janji temu anda dengan sekretarisnya dulu, sir." Balas Resepsionis ramah.
"Ini sangat penting, saya pengacara dari Albert Horisson, ayah sir Bara, ada sesuatu yang harus saya sampaikan kepada beliau." Dayton berharap dia bisa memastikan bahwa tugasnya benar- benar harus segera diselesaikan, kasus ini telah menyita waktunya hampir dua bulan. Dia tidak bisa menunda-nunda lagi.
Jika masih menunda maka pekerjaan lain akan terbengkalai, Dayton tidak ingin clientnya yang lain kecewa. Jadi dia harus menyelesaikan masalah ini segera. Sebelum kepercayaan client menurun kepada firma keluarga yang dikelolanya.
"Sebentar, saya akan coba menghubungi sekretarisnya." Gadis resepsionis tersebut menghubungi sekretaris Bara.
"Siang, miss, ada sir Dayton Drake dari Drake firm, Maidstone, ingin bertemu sir Bara, dia pengacara sir Albert Horisson." Jelas Resepsionis kepada Sekretaris Bara.
"Baik, miss, terima kasih." Resepsionis menutup telepon dan kembali berbicara dengan Dayton.
"Silahkan tunggu, sir, sekretaris sir Bara sedang menanyakannya, saya akan konfirmasi kembali kepada anda." Resepsionis menunjuk kursi yang bisa dijadikan tempat bagi Dayton untuk menunggu.
Dayton menunggu di Lobby, sambil melihat sekeliling. Kantor yang sangat sibuk. Dayton bertanya-tanya dari mana Bara mendapatkan kekayaan ini? Seingatnya dulu Albert Horisson mengusir anaknya yang berusia delapan tahun dan istri keduanya tidak memberikan bekal apapun, kejam memang.
***
Di ruangan Bara
"Siang, sir, seorang pengacara dari Maidstone, ingin bertemu anda." Beritahu Sekretaris Bara, Charlote.
Maidstone, lama Bara tidak mendengar nama tempat itu, dua puluh empat tahun. Bara melirik Delvin, teman, rekan bisnis sekaligus penolongnya saat dia masih berada di pemukiman kumuh dan masih menjadi pencuri kecil dengan ibu yang baru saja meninggal.
Delvin menemukannya saat dia berusia dua belas tahun. Delvin merawat Bara seperti adiknya sendiri, menyekolahkan Bara yang saat itu baru kehilangan ibunya. Delvin juga yang mengajarkannya untuk bermain kartu, dengan kecerdasan dan kepintarannya tidak butuh waktu lama bagi Bara untuk menjadi pejudi ulung.
Bara yang selalu ikut bermain kartu bersama Delvin, mencoba peruntungan di usia delapan belas tahun. Siapa yang menyangka dia sangat beruntung dan selalu memenangkan pertandingan. Sedikit demi sedikit Bara bisa mengumpulkan uang, dia juga sangat pintar dalam bahasa pemograman yang merupakan hobbynya, dia membeli laptop, kemudian membuat games. Games yang dibuat Bara, membuatnya kaya diusia dua puluh tahun.
Bara kemudian mendirikan kasinonya sendiri, dengan nama Royal Horisson Clubs and Casino. Tahun-tahun pertama kasino tidak semegah sekarang, itu hanya tempat kecil yang belum terkenal dan hanya beberapa teman baik Delvin yang datang berkunjung.
Namun lambat laun kasino tersebut sukses. Kekayaan semakin menghampirinya menjadikannya anak muda yang kreatif dan inofatif, bahkan majalah Fobes menjulukinya pria muda terkaya nomor dua belas di dunia.
Kemudian Bara mulai merambah usaha di bidang property, dia memberi semua usahanya dengan nama Horisson sebagai pembuktian kepada ayahnya bahwa dia bisa sukses tanpa bantuan ayahnya. Bara berharap keluarganya melihat kesuksesan Bara, terutama ayahnya. Agar ayahnya mengingat bahwa anak yang dia buang bisa sukses tanpa bantuannya.
"Sebaiknya kau temui saja, aku juga penasaran apa yang ingin disampaikan pengacara itu." Bujuk Delvin. Tidak bisa ditampik bahwa dia penasaran dengan kedatangan pengacara ayah Bara, setelah bertahun-tahun.
"Suruh dia ke sini." Perintah Bara kepada Sekretarisnya, Charlote.
Sekretaris Bara meninggalkan ruangan, untuk kembali ke mejanya dan menyampaikan perintah Bara kepada resepsionis.
"Miss, suruh sir Dayton Drake ke ruangan sir Bara." Selesai menyampaikan informasi dia langsung menutup teleponnya.
***
Lobby
"Sir, silahkan ke lantai lima puluh ... tunggu, saya akan meminta securitty mengantar anda, agar anda tidak tersesat." Ucap resepsionis
"Terima kasih." Ucap Dayton sambil membungkuk.
Resepsionis memanggil salah satu securitty untuk mengantar Dayton ke ruangan Bara. Bersyukur securitty di kantor The Horisson Tower yang berjaga di depan pintu masuk juga ada dua orang. Mereka adalah securitty-securitty pilihan yang diperkerjakan oleh Bara.
🍒🍒🍒
Tulisan di Italic menandakan waktu lampau alias Flash back.
Mampir juga ke karya teman author ya
Maidstone, Kent, Inggris
"Mereka menemukannya." Freya Horisson janda Edward Horisson, mondar-mandir di kamarnya dengan menggenggam surat yang baru dia terima dan meremas surat tersebut.
Kamar Freya berada di lantai dua, mansion Horisson. Bukan kamar utama karena Edward, suaminya tidak mengizinkan Freya tidur bersamanya. Sehingga Freya menepati kamar lain, di sampingnya.
"Boleh bibi lihat, apa isi suratnya?" Amber Hathaway meminta surat tersebut dari Freya sebelum surat itu tidak dapat dibaca. Amber beranjak dari duduknya di bangku yang berada di kaki ranjang Freya dan menuju ke tempat Freya berdiri.
Freya menyerahkan surat resmi dari kantor pengacara Drake Firm, yang menjelaskan bahwa mereka telah menemukan pewaris sah Horisson, putra kedua Albert Horisson dengan istri keduanya.
Cerita yang didapat Freya dari pelayan lama mereka adalah terjadi perselisihan antara Albert dan istri keduanya, sedangkan istri pertamanya, ibu Edward telah meninggal. Albert mendapatkan informasi bahwa istri keduanya berselingkuh sehingga mengusir dia dan putranya. Bara, si anak yang malang.
Ibu Bara adalah wanita cantik, seorang artis pada masanya, jatuh cinta dengan Albert dan meninggalkan dunia hiburan. Ibu Bara tidak memiliki keluarga di Inggris, dia berasal dari Italia. Demi mengejar karir dia meninggalkan Italia. Saat menikahi Albert dia meninggalkan karir dan memutuskan menjadi ibu rumah tangga saja.
"Pengacara brengsek, seharusnya mereka tidak usah mencari anak itu, bagaimana dia mewarisi semuanya, sementara kita yang membuat tempat ini 'hidup'." Geram Amber, dia melirik Freya yang masih mondar-mandir karena gugup. Dipikiran Freya, kehancuran, kemiskinan dan keputusasaan membebani dadanya laksana batu besar yang menghimpit. Freya tidak tahu harus melakukan apa jika mereka harus meninggalkan mansion.
Freya dan keluarganya sudah sangat terikat dengan mansion ini. Sejak menikahi Edward, Freya tidak pernah lagi berhubungan dengan teman-temannya. Baik teman Sekolah maupun tetangganya dulu.
Mereka tidak memiliki rumah dari dulu, ayah Freya adalah salah satu pekerja di perkebunan Horisson. Jadi mereka tidak memiliki harta. Jika pria, si pewaris adalah orang yang kejam tentu akan mengusir Freya dan keluarganya, tanpa ampun, seperti ayahnya mengusir dia dan ibunya.
Surat wasiat Albert sebelum meninggal adalah mewariskan semua hartanya kepada Edward, jika Edward meninggal maka warisan akan jatuh kepada cucu laki-lakinya yaitu anak Edward, namun jika Edward tidak memiliki anak maka warisan akan jatuh kepada putra keduanya, Bara Alexander Horisson. Sedangkan Edward sendiri tidak menuliskan wasiat, sehingga wasiat dari Albert yang digunakan pengacara.
Dulu Freya tidak ambil pusing dengan wasiat Albert, begitupun dengan Edward, bagi Edward tetap harta jatuh kepadanya. Dia tidak peduli jika dia mati maka Freya tidak akan mendapatkan apapun. Edward tidak peduli dengan Freya, dia hanya memanfaatkan Freya demi kepentingannya.
Belum lagi hukum di Inggris yang sangat absolute, apalagi warisan keluarga Horisson yang nota bene keturunan bangsawan tidak bisa diabaikan begitu saja. Mereka harus mengikuti peraturan kerajaan yang tentunya tidak bisa dianggap remeh. Mau tidak mau mereka harus mengikuti peraturan tersebut.
Naas bagi Freya, menikah selama enam tahun dengan Edward, dia tidak memiliki anak, bagaimana bisa punya anak jika Edward tidak menyentuhnya, Freya bahkan masih perawan diusianya yang kedua puluh enam tahun. Ciuman pertamapun didapat oleh Freya saat pernikahannya dan itupun Edward tidak benar-benar memberikan ciuman. Edward terkesan jijik saat melakukannya. Freya pikir karena di depan umum makanya Edward risih.
Freya mengingat saat pernikahannya, dimana dia gadis muda dari keluarga biasa di Maidstone, dilamar oleh Edward, anak pemilik perkebunan dan pabrik anggur Horisson, bisa dikatakan Albert Horisson adalah salah satu tuan tanah di Maidstone dan Edward adalah tuan muda keluarga Horisson. Mereka juga keturunan bangsawan Inggris. Siapa yang tidak menginginkan Edward? Hampir semua wanita seusia Freya saat itu menyukai Edward. Dan Freya yang dipilih oleh Edward.
Sangat bahagia, itu yang Freya rasakan, gadis berusia dua puluh tahun saat itu sangat naif. Dia tidak mengetahui jika Edward menikahinya hanya karena ingin mendapatkan warisan dari ayahnya.
Albert Horisson, sangat khawatir karena diusia tiga puluh tiga tahun Edward belum juga menikah, akhirnya Albert memaksa Edward menikah, apakah dengan gadis pilihannya sendiri atau dengan seseorang yang akan dicarikan oleh Albert. Edward menemukan Freya gadis polos yang cocok menjadi istrinya.
Malam pernikahan, yang seharusnya menjadi malam pertama mereka sekaligus pengesahan pernikahan dengan melakukan hubungan intim. Freya telah mempersiapkan dirinya, menurutnya dia sangat cantik dengan gaun tidur yang sangat sexy dan menggoda. Kulit Freya yang putih dengan tubuh yang porposional, padat dan berisi, tinggi Freya 170 cm. Bibir sensual yang menggoda, hidung mungil yang mancung, mata besar berwarna hijau kelam serta rambut berwarna merah tembaga, membuat Freya begitu memikat.
Namun kata-kata Edward saat melihat penampilannya membuat Freya rendah diri dan merasa tidak menarik, Edward dengan kejam mengatakan dia tidak tertarik dengan gadis seperti Freya. Edward kemudian keluar kamar, membuat Freya menangis sendirian, berpikir kenapa Edward menikahinya jika dia tidak menyukai Freya? Sampai sekarang kata-kata Edward yang mengatakan Freya bukan gadis menarik, diyakini Freya dan dia merasa dirinya bukanlah orang yang menarik. Freya menjadi rendah diri dan pendiam.
Seminggu setelah pernikahannnya, Albert meninggal dunia dan Edwardpun memilih tinggal di rumah yang dia sewa di London, alih-alih mengelola perkebunan dan pabrik. Freyalah yang mengurus semuanya, menjadikannya kembali 'hidup'. Itu juga cara Freya mengusir kesepian karena diabaikan suami. Menyibukan diri dengan mengelola mansion, perkebunan dan pabrik.
"Seharusnya Edward menulis surat wasiat, setidaknya mewariskan rumah ini dan memberikan dana perwalian untukmu." Amber menambahkan dengan kesal, dia menyalahkan nasib buruk yang menimpa keponakannya, adalah murni kesalahan Edward.
Amber bukan tidak tahu jika Edward tidak menyentuh Freya. Jika saja Edward mau menyentuh Freya pasti mereka telah memiliki setidaknya tiga orang anak dan Amber yakin salah satunya akan menjadi pewaris.
"Semua telah berlalu, bibi, kita tidak dapat memutar waktu, jika waktu dapat berputarpun, aku akan lebih memilih tidak bertemu Edward." Tatapan Freya kosong ke penjuru kamar.
"Tetap saja, ini tidak bisa dibenarkan, sayang. Edward seharusnya menjadi suami yang bisa kau andalkan. Namun dia mengabaikannya. Aku tidak habis pikir, kenapa dia menghindarimu?" Amber lebih menekankan kata terakhirnya, untuk diri sendiri.
"Karena aku bukan wanita yang menarik baginya." Jawab Freya.
"Omong kosong apa itu, semua orang bisa menilai, kau wanita cantik yang menarik dan menggoda, hanya laki-laki bodoh yang tidak tertarik padamu!" Teriak Amber.
"Buktinya Edward tidak menyukaiku? Dan bibi terlalu berlebihan dalam memujiku, hanya karena aku keponakanmu. Bukan berarti kau menilaiku dengan tidak objektif, bibi." Freya tersenyum kepada Amber.
"Tapi ini kenyataan, Freya. Kau adalah gadis dengan kecantikan yang unik. Tidak semua memiliki kecantikan seperti dirimu. Ibumu wanita yang sangat cantik dan dia mewariskannya kepadamu." Amber menggenggam tangan Freya meyakinkan Freya.
Freya memeluk Amber, berharap mereka bisa saling menguatkan.
🍒🍒🍒
Hi mampir juga ke karya teman aku ya, ga kalah seru loh.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!