NovelToon NovelToon

Ceo Yang Jatuh Cinta Kepada Gadis SMA

Bab I

Seorang gadis yang keadaan ekonominya tidak mendukung, dia terpaksa harus bekerja keras demi keluarga tercintanya. Ayah dan ibunya telah meninggal dunia, jadi dia hanya tinggal bersama neneknya yang sedang mengidap penyakit jantung. Dia harus bekerja setelah pulang sekolah, seharusnya dimasa mudanya di habiskan untuk kumpul dengan teman-temannya bukan malah bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Seperti saat ini dimana dia harus berusaha keras untuk membayar biaya rumah sakit, demi kesembuhan sang nenek. Dia berusaha mencari pekerjaan tambahan agar bisa melunasi biaya rumah sakit saat ini. Bahkan dia sampai tak mengenal malam demi kesembuhan neneknya, meski paman dan bibinya tidak peduli dengan keadaan orang tuanya. Alasan mereka karena neneknya selalu membelanya di bandingkan anak kandungnya, tapi kali ini dia datang di waktu yang tidak tepat, dia menggunakan alasan karena neneknya demi melunasi semua hutang-hutangnya.

"Maira bibi ingin bicara padamu!!"

"Apa yang ingin bibi bicarakan??" Maira merasa ketakutan karena tatapan pamannya begitu menakutkan.

"Jika kamu menyayangi nenekmu tolong terima perjodohan ini!!" jawabnya sambil memegang tangan Maira dengan wajah memelas, agar aku menerima keinginannya. Padahal dia tahu kalau aku masih SMA dan belum saatnya melakukan pernikahan apalagi dengan orang yang enam tahun lebih tua darinya.

"Apa kamu dengar perkataan bibimu??" pamannya mulai meninggikan suara karena Maira tidak menjawab dengan ucapan bibinya.

"Aku enggak bisa bibi!!"

"Apa tidak bisa kamu pikirkan lagi? demi nenekmu? keselamatannya lebih penting!!" Maira tidak kuat dengan perkataan bibinya, dia memang ingin neneknya sembuh tapi bukan dengan cara seperti ini.

"Pikir lah dulu sebelum bertindak, ayo sayang kita tinggalkan dia supaya dia memikirkan untuk keputusannya nanti. Aku kasih kamu waktu untuk memikirkan semuanya besok pagi kami akan kembali kesini untuk menerima jawaban dari mu!!" mereka pergi, Maira melihat neneknya yang terbaring lemah di tempat tidur sambil meneteskan air mata di pipi nya yang mulus itu. Bahkan dia tidak memiliki tempat untuk bersandar kecuali kepada neneknya, teman pun dia tidak punya karena keadaannya.

"Ya tuhan apa yang harus aku lakukan saat ini? apakah aku harus menerima perjodohan dengan orang yang tak aku kenal. Jika menolak apa yang akan terjadi kepada nenek, ya tuhan beri aku petunjuk untuk pilihanku!!" Maira benar-benar gelisah dengan posisinya saat ini, dia terus menangis dan menangis karena masih belum menemukan pilihan yang tepat.

Air matanya terus keluar tanpa henti, Maira berusaha untuk tenang tapi tidak bisa menenangkan hatinya yang begitu tersakiti saat ini, karena pilihan sangat sulit baginya. Hingga paman dan bibinya datang bersama dua orang pria yang berbadan kekar, tinggi juga putih berpakaian rapi layaknya pekerja kantoran.

"Silahkan masuk tuan!!" pintanya bibi Maira sedangkan Maira masih menangis karena belum siap dengan pilihannya saat ini.

"Silahkan duduk tuan, ini keponakan kami Maira Aprilia. Yang kami ceritakan kepada anda waktu itu!!" ucap paman Maira sambil menarik Maira agar terbangun dari tempat duduknya.

"Cantik ayo bicaralah padanya!!" pura-pura baik di depan kedua pria tersebut, sehingga membuat Maira merasa muak dengan sikap mereka berdua.

"Maaf keponakanku memang malu-malu, maklum jarang bertemu dengan orang!!"

"Baiklah nanti malam bawa gadis ini untuk melakukan pertunangan dan besok siang kita akan melaksanakan pernikahannya!!" Maira terkejut dengan perkataan pria itu tentang pertunangan sekaligus pernikahannya yang secara dadakan.

"Tapi saya masih sekolah??"

"Itu bisa diurus nanti!!" jawabnya sambil tersenyum puas dengan apa yang dia dapatkan saat ini, Maira memikirkan bagaimana nantinya saat disekolah?? tidak ada kejadian ini aja dia sering di ejek sama teman-temannya. Setelah pria itu pergi Maira? menangis lagi karena dia harus memikirkan masalah pernikahannya yang begitu cepat bahkan dia belum siap untuk hal itu.

"Puas kamu? hampir saja kamu membatalkan rencana kami. Memangnya kamu tidak ingin hidup enak apa?? kamu mau kehilangan nenek kamu??" Maira kena marah abis-abisan karena dia mengatakan bahwa dia masih ingin sekolah.

"Sekarang kamu ikut bibi, ayo cepat!!" dengan menarik paksa Maira menuju rumah yang dia tinggali bersama neneknya saat ini.

"Bibi aku tidak mau menikah dengannya!!"

"Bibi tidak peduli kamu mau atau tidak, bibi melakukan ini demi keselamatan nenek kamu!!" jawan bibi Maira sambil memasukkan barang Maira kedalam koper.

"Bibi aku mohon tolong batalkan pernikahan ini!!" Maira bersujud di kaki bibinya supaya membatalkan pernikahan yang tak dia inginkan.

"Tidak akan pernah, ayo cepat!!" lagi-lagi dengan paksa bibi Maira membawa Maira keluar dari kamar menuju ruang tamu sambil menunggu mobil jemputan.

"Bibi aku mohon sama bibi tolong batalkan pernikahannya!!" lagi-lagi Maira memohon kepada bibinya agar membatalkan pernikahannya.

"Tidak akan pernah, bibi melakukan ini demi kebaikan nenek kamu. Kamu mau kehilangan nenek kamu??" Maira terdiam setelah mendengar perkataan bibinya yang selalu membawa-bawa neneknya dalam pernikahannya. Maira saat ini pasrah dengan pernikahan ini, Maira berharap kalau orang yang di nikahinya itu orang baik yang mengerti dengan posisinya saat ini, tapi sayangnya harapan itu hangus setelah keputusan dari pria yang dia temui itu. Tak lama kemudian ada suara mobil dan mengetuk pintu.

"Permisi!"

"Iya sebentar, ayo cepat bangun jangan bikin malu paman sama bibi paham. Jika kamu melakukan itu maka bibi akan mengusir mu dari sini dan tidak akan mengakui mu!!!" bibinya marah jika sampai Maira kabur dari pernikahan yang mereka tentukan itu.

"Maaf sudah membuatmu menunggu lama!!" jawab bibi Maira sambil menaruh barangnya di bagasi dan menyuruh Maira masuk, ketika di dalam Maira menundukkan kepala. Karena tak kuat menahan sakit hati yang di buat oleh bibinya itu, air matanya terus mengalir tanpa henti dan tak menghiraukan orang di sekitarnya.

"Sudah jangan menangis terus ini semua demi kebaikan nenek kamu!!"

"Sebelum aku bertunangan izinkan aku bertemu nenek!!" Maira memohon bertemu dengan neneknya sebelu melakukan pertunangan dengan orang yang dia tak kenal.

"Tidak akan!!" Maira sudah mengira kalau bibinya akan menolak keinginannya Maira untuk bertemu dengan neneknya. Karena tidak mendapatkan izin Maira melihat kearah jendela makin hari makin gelap, rasa cemas di tambah ke takutan nya makin mengguncang hatinya yang lemah. Tak lama kemudian mobil berhenti di depan rumah mewah seperti istana, semua orang pasti akan tergila-gila dengan pemiliknya demi harta. Tapi tak semua orang yang memiliki sifat seperti itu, sebagian ada yang tidak suka yang namanya foya-foya ataupun bangga dengan apa yang mereka miliki.

"Silahkan masuk nyonya!!" di rumah megah itu banyak pelayan, saking banyaknya sampai tak bisa dihitung berapa jumlah pelayan.

"Maaf nyonya anda silahkan ikut denganku, untuk nona tunggulah disini nanti tuan muda akan menemui mu!!!"

"Baik!!" lalu mereka semua meninggalkan Maira, sedangkan bibinya di bawa keruangan lain untuk bertemu dengan tuan besar atau ayah pemilik rumah yang mewah ini.

"Hey kamu ikut denganku!!"

"Ba-baik!!" Maira sangat takut berada di tempat asing, tuan muda membawa Maira ke sebuah ruangan yang begitu besar nan mewah.

"Ganti bajumu!!" jawabnya sambil menyodorkan sebuah kotak yang berisi baju.

"Cepat ambil."

"Baik!!" karena ketakutan dia langsung mengambil baju dalam kotak itu dan menuju kamar mandi.

"Kenapa aku merasa kayak pernah liat dia? tapi di mana? mungkin hanya firasatku saja." Gumam Malvin, Malvin Sanjaya yang akan di jodohkan dengan Adinda Maira, Malvin lelaki tampan, gagah, berbadan kekar, cool, pilihan para gadis. Sikapnya yang dingin tapi tak pernah tega untuk menyakiti seorang wanita, kecuali wanita itu yang mencari masalah kepada Malvin Sanjaya.

"Kenapa dia lama banget??" gumam Malvin, yang perasaannya tidak tenang karena Maira tak kunjung keluar dari kamar mandi. Ketika Maira keluar Malvin menatap Maira dengan tatapan sinis, sehingga Maira merasa takut untuk menatap Malvin.

Bab II

Dimana semua orang sibuk untuk mempersiapkan acara pertunangannya Malvin dan Maira.

"Lo kenapa liat gue kayak gitu?" tanya Malvin menatap sinis ke arah maira.

"Enggak papa!!" wajah Maira terlihat ketakutan saat melihat sikap Malvin yang dingin terhadapnya.

"Inget jangan pernah menatapku seperti itu paham kamu??"

"Paham!!" jawabnua sambil duduk di sofa.

Mereka berdua selalu bertengkar apalagi Malfin yang sikapnya sinis banget, sehingga membuat orang yang melihatnya jadi ketakutan. Maira sangat ketakutan akan kehidupannya setelah menikah, pasti dia akan mengira kalau dia tidak akan bisa memenuhi keinginannya.

"Kamu tolong buatin aku teh tawar!!" karena Maira masih saja diam melamun dan tidak mendengarkan perintah dari Malvin" Apa kamu tidak dengar tadi aku bilang apa??" ucap Malvin membentak di dekat telinganya sehingga dia langsung tersadar dari lamunannya itu.

"Maaf, tapi bisa kan kamu tidak teriak di telinga aku?? pendengaranku masih normal!!"

"Lagian kamu di panggil enggak jawab, ngelamunin apaan sih??" sambil duduk di sebelahnya Maira tanpa sadar, sedangkan Mairapun tak menghindari apa yang terjadi.

"Aku cuma mikir aja kenapa bibiku tega menikahkan aku di usiaku yang sekarang??"

"Lalu apa kamu enggak mau sama pernikahan ini??"

"Bukannya enggak mau hanya saja!!" Maira menyadari kalau ?Malvin duduk di sebelahnya, Mairapun reflek langsung menjauhi Malvin.

"Kenapa? salah aku duduk disini??"

"Bukan gitu hanya saja??" belum selesai bicara tiba-tiba ada papanya Malvin datang menghampiri mereka berdua yang masih duduk di ruang tamu.

"Kenapa kalian masih disini? Malvin bawa calon istrimu kekamar kamu dan suruh dia memakai baju yang sudah di siapkan oleh mama kamu!!"

"Kenapa harus kamar Malvin pa??"

"Sudah jangan banyak membantah lakukan saja!!" Malvin paling tidak bisa melawan papanya. Memang dia memiliki kekuasaan di dalam kantor sebagai penerus MBC Group, sesuai perintah papanya dia langsung menarik tangan Maira kedalam kamarnya. Tapi author heran kok nama mereka bisa sama iya? Maira Malvin, sama-sama awalan huruf M, mungkin memang jodoh kali ya mereka berdua.😘😘

"Tunggu sini!!" Malvin terpaksa menerima perjodohannya karena dia tidak mau berurusan sama papanya ataupun neneknya yang jauh lebih galak dari papanya.

Cerita sedikit tentang mereka sebelum mereka tunangan........................

Dari Malvin dulu ya.........

Malvin Sanjaya dia berumur 28 tahun, dia sudah menjabat sebagai presedir di perusahaan yang di berikan papanya setelah dia selesai menempuh masa kuliah. Dan sekarang dia sudah sarjana, dia memiliki sifat seperti ayahnya , meski tatapannya dingin dan cara bicaranya juga dingin diapun tidak berani menyakiti wanita. Karena dia masih mengingat akan keberadaan sang mama yang selama ini mengajarinya untuk tidak menyakiti wanita.

Malvin di kenal sangat arogan, bahkan hatinya sulit di taklukan atau sulit mendapatkan wanita yang benar-benar mencintainya dengan tulus bukan karena harta. Maka dari itu sangat sulit bagi Malvin untuk mendapatkan cinta sejatinya, bahkan dia masih jomblo meski dia memiliki jabatan seorang presedir.

Ayooooo yang minat buat deketin pak presedir.....

Siapa yang bisa bikin luluh hatinya pak presedir maka akan hidup enak 😘😘😘

Aits jangan lupa Malvin sudha di jodohkan dan bentar lagi akan nikah, 😭😭 hilang sudah kesempatan para gadis jomblo itu. Tapi apakah Malvin akan memperlakukan tunangannya itu dengan baik atau sebaliknya??

Maira Aprilia

Maira Aprilia dia berumur 19 tahun dia masih duduk di bangku sekolah menengah akhir, dia hanya tinggal menunggu dua bulan lagi dan akan melaksanakan ujian sekolah. Tetapi nasib buruk yang menghampiri Maira dan terpaksa harus menerima nasib buruk itu. Mudah-mudahan Maira bisa menjalani masalah itu dengan baik dan bahagia selalu. Maira terpaksa melakukan itu demi kesembuhan neneknya dan tidak mau mencari masalah terhadap pamannya.

Author selalu mendoakan yang terbaik untuk kehidupan Maira karena banyak yang menyayangi Maira.

🌸🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🌸

"Ini pakai yang ini!!"

"Baik!!" Maira langsung menuju ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya, agar dia tidak kena omelan dari Malvin.

>Kenapa aku harus menuruti keinginannya coba?? lagian dia siapa? kenapa enggak nanya dulu aku mau apa enggak nikah sama dia?? orang kaya selalu bertindak semaunya!!< gumam Maira di dalam kamar mandi sambil menghentakkan kakinya karena kesal dengan sikapnya Malvin yang kaku dan selalu bikin orang ketakutan.

Tok............Tok.........Tok........... Tok...........

"Kenapa lama? cepetan keluar aku kebelet nih!!" ucap Malvin sambil mengetok pintu kamar mandi, sehingga membuat Maira tak tahan dengan sikapnya yang selalu seenaknya memerintah.

"Iya bentar."

"Cepetan enggak tahan nih!!!"

"Ish enggak sabaran banget sih!!" saat Maira membuka pintu kamar mandi tiba-tiba.

Gubrrrrrraaaaaakkkkkkkk..........

Karena terburu-buru Malvin sampai tak di sengaja menabrak Maira dan Maira reflek sehingga tak bisa menjaga keseimbangan mereka pun terjatuh bersamaan. Sehingga mereka saling menatap satu sama lain.

>Kalau di liat-liat dia cantik juga!!< gumam Malvin yang berada di atas Maira, Maira menatap Malvin dengan begitu serius.

>Ternyata dia tampan juga kalau di liat tapi sayangnya dia kalau bicara selalu datar< gumam Maira yang berada di bawah Malvin.

Lima menit kemudian............

-

Sepuluh menit kemudian....................

-

Lima belas menit kemudian................

Tiba-tiba terdengar suara orang yang memanggil Malvin dari luar pintu.

"Tuan muda,,,,,,,,,,,, Tuan muda,,,,,,,,,,,, apakah anda masih di dalam??" ucapnya sambil mengetuk pintu kamar Malvin.

Tok............Tok.........Tok........... Tok...........

Malvin menghela nafas dan mulai berdiri >Dasar pengganggu, enggak liat apa kalau aku lagi berduaan sama Maira, hampir aja tadi!!< gumam Malvin dengan sangat kesal karena hampir saja Malvin mencium bi*** Maira yang membuat Malvin terkagum padanya.

"Ada apa??" jawabnya dengan sangat kesal melihat kedatangannya mereka.

"Tuan besar meminta tuan muda untuk turun bersama nona muda!"

"Baiklah kami akan segera turun!" Malvin langsung menutup pintunya dengan kasar sehingga Maira kaget mendengar suara bantingan pintu. Sedangkan Maira tidak memberanikan diri untuk menanyakan kepada Malvin.

Menghela nafas" Malvin tadi itu siapa??" Tanya Maira dengan wajah tertunduk.

"Bukan siapa-siapa, dan bukan urusan kamu!!" Malvin menyalahkan Maira bahkan dia sampai lupa kalau dia kebelet.

"Malvin!!"

"Apa lagi??" jawab Malvin dengan wajah marah.

"Kok duduk??"

"Emangnya kenapa?? apa urusanmu jika aku duduk?? ini kamarku!!"

"Emang enggak salah tapi!!!" Maira tidak yakin akan pertanyaannya tapi dia harus mencoba"Tadi bukannya kamu mau ke kamar mandi? katanya kebelet??"

"Oh iya sampe lupa!!" jawab Malvin sambil menepuk jidatnya sendiri.

>Masih muda udah lupa sama diri sendiri gimana sama istri nanti?? kenapa aku malah mikir kesana??< gumam Maira sambil melihat Malvin menghilang dari pandangannya. Maira menunggu Malvin yang sedang berada di kamar mandi, dan mengingat kejadian saat membuka pintu tadi.

"Aaaakhhhhhh nyebelin bikin jantung aku deg degan aja!!"

"Siapa yang nyebelin??" ucap Malvin yang tiba-tiba berada di samping Maira, sehingga Maira kebingungan harus memberi alasan apa terhadapnya.

"Bukan siapa-siapa!!"

"Ya udah!" sambil melihat Maira"Kamu udah selesaikan??"

"Udah memangnya mau kemana??" Malvin melihat ke wajah Maira dengan tatapan dinginnya.

"Denger ya enggak udah banyak nanya, lebih baik kamu ikuti aja apa kata aku, pahaaamm??"

"Pa, pa, paham pak!!" Malvin menghela nafas dengan kasar.

"Eh jangan manggil aku bapak, emang aku bapak kamu??"

"Maaf!!"

"Udah buruan ikut aku, aku enggak mau ya kena omelan papa!!" jawab Malvin sambil menarik tangan Maira agar keluar dari kamar, dan menuruni anak tangga.

Malvin melihat semua para tamu telah hadir, tanpa meminta persetujuan Maira Malvin langsung menautkan tangan Maira supaya melingkari lengan Malvin.

Bab III

Maira mengikuti Malvin, karena dia merasa takut kalau Malvin lagi marah, saat Maira dan Malvin akan turun tanpa di sengaja Maira hampir terjatuh, tapi untung saja dengan cepat Malvin menangkap Maira sehingga jatuh ke dalam pelukannya.

"Hati-hati!!" Maira hanya terdiam karena sangat malu, kenapa harus terjatuh dalam pelukannya.

"Dibawah banyak orang jadi lo harus hati-hati, supaya lo tidak malu!!" lagi-lagi Maira tidak menjawab omongan Malvin.

"Hey kenapa lo malah melamun??" ucap Malvin sambil memegang bahu Maira, karena Malvin sudah mengajaknya bicara tapi tak ada satupun jawaban darinya.

"Ah, i, i, iya ada apa??" ucapnya dengan wajahnya yang terkejut.

"Kenapa sih lo?"

"Aku enggak papa kok!!!" jawabnya begitu dengan penggilan Malvin.

"Ya udah kita turun!!" akhirnya mereka turun, Malvin menyuruh Maira untuk memegang tangannya agar tidak terjatuh, ataupun tersandung.

Semua orang hadir kecuali paman dan bibinya Maira tidak hadir, karena keluarga Malvin melarang mereka untuk bertemu dengan Maira lagi. Maira terlihat sangat cantik menggunakan gaun berwarna merah dan rambunya di urai, siapapun yang melihat nya akan ter pesona dengan kecantikan Maira. Karena sudah tiba di bawah Malvin dan Mira menghampiri keluarganya Malvin yang sudah menunggu di bawah bersama anggota rekan lainnya.

"Halo cantik!!" ucap mama Malvin sambil memeluk Maira.

"Makasih bibi!!"

"Jangan panggil bibi dong, panggil aja mama!!" Maira terkejut mendengar perkataan mamanya Malvin bahwa dia harus memanggilnya mama.

"Baiklah ma!!"

"Kok gitu sih mam??" Malvin tidak terima dengan perkataan mamanya yang menerima Maira sebagai anaknya.

"Emang kenapa?? toh dia menantu mama!!"

"Itu kan nanti mam!!"

"Pokoknya Maira harus memanggil mama dengan sebutan mama bukan bibi!!" Malvin terdiam karena dia tahu kalau dia akan kalah saat berdebat dengan mamanya.

"Terserah mama aja deh!!!" tak lama kemudian acaranya di mulai, Malvin awalnya tidak mau menerima Maira sebagai tunangannya sekarang dia hanya pasrah dengan semuanya yang sudah terjadi.

Sedangkan Maira hanya diam, dia harus menerima semua perbuatan paman dan bibinya, yang telah menjual Maira kepada keluarganya Malvin. Sedangkan kedua orang tuanya Malvin sangat bahagia melihat Malvin bersama Maira, setelah selesai pertukaran cincin Maira mendapat pelukan hangat dari mamanya Malvin.

"Selamat ya sayang sekarang kamu menjadi bagian di keluarga kami!!"

"Makasih ma, sudah mau menerima Maira sebagai anak mama!!" tanpa di sadari air mata Maira jatuh tanpa permisi sehingga membuat Malvin terkejut melihat Maira menangis.

"Segitunya dia sampek harus nangis kayak gitu??"

Gumam Malvin melihat Maira yang mengeluarkan air mata kebahagiaan.

"Malvin papa mau Maira tidur di kamar kamu ya!!"

"Kenapa harus kamar Malvin pa? kan masih banyak kamar tamu!!" Malvin tidak terima jika dia harus satu kamar dengan Maira, apalagi dia laki-laki normal bisa-bisa dia menerkam Maira hidup-hidup.

"Pokoknya papa mau Maira tidur di kamar kamu, jika kamu membantah keinginan papa jangan salah kan papa melakukan hal itu terhadapmu!!"

"Terserah papa!!" Malvin sebenarnya bahagia jika Maira berada di kamarnya tapi dia hanya gengsi untuk mengakuinya kepada kedua orang tuanya.

Waktu terus berjalan, pesta sudah selesai semua orang sudah pulang kecuali keluarga Malvin dan keluarga paman bibinya. Yang masih melapaskan rindu terhadap keluarga, Malvin sedang berbicara dengan sepupunya.

"Wiiiih enak tu, diem-diem udah dapat tunangan cantik!!"

"Resek lo, biasa aja!!" Malvin menampakkan wajah dinginnya kepada sepupunya itu, dan sepupunya itu bernama Devan sanjaya dia seumuran dengan Malvin hanya saja dia lebih jujur akan perasaannya terhadap wanita yang dia cintai saat ini.

"Idiiiih si bos galak awas lo entar kecantol baru tau rasa lo!!"

"Bisa diem enggak!!" Malvin dengan Devan selalu seperti itu tapi mereka saling menyayangi satu sama lain. Devan tunangan terlebih dahulu di bandingkan dengan Malvin, tunangan Devan sangat cantik, baik, dan perhatian.

"Hay, perkenalkan namaku Lina!!"

"Hay Maira!!" Maira kebingungan dengan datangnya gadis cantik terhadapnya, bahkan Lina lebih dewasa dari pada Maira.

"Selamat ya atas pertunangan kalian!!"

"Iya makasih!!" Lina tersenyum melihat sikap Maira yang begitu malu.

"Jangan malu, anggap aja aku temen kamu, dulu aku juga seperti kamu. Tapi lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan semuanya!!" memegang tangan Maira "Aku tunangannya Devan sepupunya Malvin, jika kamu butuh sesuatu kamu bisa tanyakan sama aku!!" Maira merasa lega setelah dia berkenalan dengan Lina.

"Makasih ya Lin!!" ketika Maira dan Lina sedang asik ngobrol tiba-tiba Malvin dan Devan menghampiri mereka.

"Lagi pada ngomongin apa sih??"

"Ini sayang Maira akan menjadi temanku, supaya Maira tidak kesepian disini!!" sedangkan Malvin hanya terdiam melihat Maira yang tidak pernah bicara.

"Hay Maira kenalin gue Devan sepupunya Melon!!"

"Melon??" ucap Maira dan Lina sambil melihat kearah Devan sedangkan Malvin hanya mengangkat alisnya dengan perkataan Devan yang tidak masuk akal itu.

"Iya Melon, itu nama penggilan gue buat Malvin!!"

"Apa lo bilang? dasar tomat!!" Maira dan Lina hanya terkekeh melihat mereka berdua berdebat enggak jelas. Malvin terkejut karena Maira sekarang tersenyum karena dari tadi dia hanya diam saja tanpa ada satu katapun.

"Idiiih tomat??"

"Kenapa, enggak terima??" mereka saling tatap dengan tatapan sinis.

"Udah-udah jangan berdebat terus, kalian bukan anak kecil lagi. Malvin sebaiknya lo bawa Maira istirahat sepertinya dia kecapean, dan kamu sayang juga harus istirahat!!" Lina pun langsung menarik tangan Devan "Mai lo istirahat dulu ya, gue ke sana dulu dah!!" Lina pun meninggalkan Malvin dan Maira yang mematung dengan perkataan Lina tadi.

"Ya udah kita ke kamar sekarang!!" ucap Malvin tanpa sadari menarik tangan Maira menuju kamarnya.

"Seharusnya dia di panggil cabe bukan melon, karena sikapnya yang datar, dan pembicaraannya yang pedas itu sama kayak cabe, dia enggak pantes mendapat julukan melon!!"

Gumam Maira yang mengikuti Malvin tanpa ada bantahan apapun.

"Kenapa lo liatin gue kayak gitu??" Tanya Malvin setelah berada di kamar.

"Enggak papa!!" ucapnya sambil duduk di sofa, Maira sudah mulai berani saat berbicara dengan Malvin.

"Dasar cewek aneh!!"

Gumam Malvin sambil melepaskan kemeja dan jasnya dan segera menuju kamar mandi. Sedangkan Maira masih setia duduk di sofa yang ada di kamar Malvin.

"Eh lo, gue mau nanya sama lo. Kok lo mau sih di paksa kayak gitu sama paman bibi lo??"

"Kepo lo!!!" ucapnya sambil bangun untuk menuju kamar mandi tapi Malvin mencegahnya sehingga Maira terjatuh ke dalam pelukan Malvin. Bahkan mereka sempat tatap-tatapan walau hanya sebentar tidak seperti di toilet.

"Waaaahhh sepertinya lo suka jatuh dalam pelukan gue??" Maira yang menyadarinya langsung melepaskan pelukannya, dengan wajah kesal.

"Dasar cowok mesum!!" ucap Maira sambil menepuk jidat Malvin sehingga Malvin kesal dengan sikapnya Maira.

"Lo tu ya??"

"Apa wuueeekk!!!" ucapnya sambil menjulurkan lidahnya karena Malvin tidak bisa menahan Maira lebih lama.

"Liat aja gue akan menghukum lo!!" ucap Malvin sambil mengontak antik leptop nya, sedangkan Maira berada di kamar mandi membayangkan wajah kesalnya Malvin.

"Apa yang akan dia lakuin ya ke aku setelah aku selesai mandi nanti?? gimana kalau dia nanti menerkam ku hidup-hidup?? mati gue!!"

Gumam Maira yang membayangkan wajah Malvin yang siap menerkam mangsanya. Tak lama kemudian Maira memberanikan diri untuk keluar dari kamar mandi, ternyata Malvin sibuk dengan laptopnya.

"Udah mandinya??"

"Udah emang kenapa??" entah dari mana Maira punya nyali untuk menjawab perkataan Malvin.

"Waaaah sekarang udah berani ya??"

"Kalo iya kenapa??" ucap Maira dengan wajah menantang sehingga membuat Malvin langsung menutup laptopnya dan berdiri sambil melangkahkan kaki kearah Maira sehingga membuat Maira ketakutan akan sikap Malvin yang tiba-tiba bangun.

"Waaaah lo sekarang udah punya nyali?? hebat!!"

"Dasar Melon!!" mendengar kata melon Malvin langsung menatap sinis kearah Maira.

"Melon? berarti lo kucing yang akan menjadi mainan gue ya kan??" wajah Maira memerah dan ketakutan tercampur aduk.

"Dasar mesum!!"

"Emang apa salahnya mesum sama tunangan sendiri?? pasti sangat enak? apalagi lo masih polos pasti enak banget ya kan??" lagi-lagi Malvin membuat hati Maira berdetak sangat cepat sehingga dia merasa sesak dan tidak berani menatap wajah Malvin lagi.

"Kenapa enggak berani? tadi bukannya nyalinya udah besar?? kenapa sekarang diam aja??" sambil menghampiri Maira, entah kenapa setiap Malvin merayu Maira pasti Maira akan terdiam tanpa kata-kata.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!