NovelToon NovelToon

Pernikahan Terpaksa

Mendadak Menikah

Hari ini adalah hari pernikahan CEO wanita yang sangat tersohor anak dari Tuan Betrand yakni Nona Keysa. Dia akan menikah dengan seorang pemuda tampan seorang aktor top papan atas bernama, Joni

"Maaf, apakah calon pengantin prianya masih lama ya? karena saya tidak bisa menunggu lama lagi, saya harus menikahkan yang lain juga," tukas bapak penghulu.

"Keysa, coba kamu telpon Joni. Kenapa belum sampai juga!" Pinta Betrand kesal.

"Baiklah, pah."

Keysa segera menelpon nomor ponsel calon suaminya. Dan langsung tersambung .

"Sayang, apa kamu masih lama datangnya? ini pak penghulu sudah menunggu dari tadi."

"Keysa, aku minta maaf. Karena aku tak bisa datang ke pernikahan kita. Aku harus menyelesaikan kontrak filmku di Amerika. Ini cita-citaku dari dulu ingin menjadi aktor Hollywood."

Saat itu juga Joni mematikan panggilan telpon secara sepihak. Keysa sangat shock dan dia menjatuhkan ponselnya begitu saja.

"Keysa, ada apa?" Betrand menjadi sangat khawatir.

"Joni, pah. Dia membatalkan pernikahan ini dan dia kabur ke Amerika."

Betrand langsung panik, dan dia meraih tangan Johan yakni sopir pribadi Keysa.

"Johan, ikut aku sebentar."

Betrand membawa Johan menjauh dari ruangan yang untuk ijab qobul.

"Ada apa, Tuan Besar?"

"Johan, aku percaya kamu pria yang baik. Aku minta kamu menikahlah dengan, Keysa. Aku tak ingin buruk di mata orang karena pernikahan anakku gagal."

Sejenak Johan terdiam seolah ragu dengan permintaan bos besarnya.

"Johan, kamu nggak usah khawatir. Saya tahu saat ini kamu kan sedang bingung dengan biaya rumah sakit ibumu. Saya yang akan menanggungnya, asal kamu mau menikah dengan anak saya. Demi nama baik keluarga kami. Saya mohon, Johan."

Hingga akhirnya Johan merasa tak enak hati, dia pun menuruti kemauan bos nya.

"Baiklah, Tuan Besar."

Saat itu juga Johan di dandani layaknya pengantin pria dengan memakai kemeja putih dan jas hitam.

"Pah, yang benar saja! masa aku harus menikah dengan sopirku sendiri! aku tidak mau, mending batal saja pernikahan in!" Keysa menolak mentah-mentah.

"Diam kamu, Keysa! apa kamu mau membuat papah malu dengan batalnya pernikahanmu! kamu lihat kan, pilihanmu ternyata salah! tapi tidak dengan pilihan papah, papah yakin Johan pria yang baik! sudah jangan membantah!"

"Pak penghulu, bisa di mulai sekarang acara ijab qobul nya." Pinta Betrand.

Dengan sangat terpaksa, Keysa menuruti kemauan papahnya dengan menikahi Johan.

Setelah acara ijab qobul dan resepsi selesai, Betrand memberikan kado rumah untuk mereka berdua.

"Johan -Keysa, rumah ini papah hadiahkan untuk kalian berdua. Dan kalian akan honeymoon kemana? biar papah juga yang biayai."

"Nggak usah, pah. Nggak ada acara honeymoon!" Keysa melangkah cepat ke arah kamarnya.

"Johan, kamu yang sabar ya. Papah yakin, lambat laun Keysa pasti akan jatuh cinta padamu." Betrand menepuk bahu menantunya.

"Baiklah, Tuan."

"Eits, jangan Tuan. Panggil papah."

"Ya, pah."

"Ya sudah, papah pulang ya. Kalian baik-baik di sini."

"Biar saya antar, papah."

"Nggak usah, Johan. Biar papah pulang sendiri saja. Kamu samperin saja istrimu."

Johan tak lupa menyalami papah mertuanya. Lantas dia menyusul istriny ke kamar. Akan tetapi pada saat Johan membuka pintu kamarnya, bantal dan selimut melayang tepat ke arah mukanya.

"Tuh, buat tidur kamu! jangan tidur di kamar! tidurlah di sofa sana! dan ingat satu hal, panggil aku tetap dengan sebutan, Nona. Hanya di depan papah saja kamu panggil aku layaknya istri!"

"Baik, nona."

Saat itu juga, Johan keluar ke ruang tengah dengan membawa selimut dan bantal. Dan dia tidur di sofa.

Tak terasa pagi menjelang, Johan bangun lebih awal. Dia sengaja menyiapkan sarapan untuk istrinya. Karena di rumah tersebut belum ada asisten rumah tangga.

"Tok tok tok tok"

"Nona, sudah pagi. Bukannya nona akan ke kantor."

"Iya, lima menit lagi." Jawab Keysa sekenanya tetap matanya terpejam kembali.

Dengan sabar Johan menunggu waktu lima menit lagi, dan pada akhirnya dia datang kembali membawa sarapan untuk istrinya.

"Tok tok tok".

"Ih, berisik banget sih!" teriak Keysa lantang.

"Nona, ini sudah lima menit lewat. Nanti nona telat ke kantor."

Akhirnya dengan mata masih mengantuk, Keysa membuka pintu kamarnya.

"Nona, ini sudah saya buatkan sarapan."

Johan memberikan nampan berisi sepiring roti tawar diberi selai coklat dan selai kacang serta segelas susu.

"Hem, ternyata kamu tahu juga menu sarapan kesukaanku. Terima kasih ya. Sembari menunggu aku sarapan dan bersiap-siap ke kantor. Kamu lekas cuci mobilnya. Dan ingat ya, di kantor kamu jangan sok akrab dengan aku walaupun kamu sudah menjadi suamiku!"

"Brak" Dengan sangat kasar Keysa menutup pintu kamarnya hingga membuat Johan terlonjak kaget.

Johan membalikkan badannya, dia pun lekas mencuci mobil seperti yang di perintahkan oleh, Keysa. Hingga beberapa menit kemudian datanglah Keysa dengan memakai pakaian kantornya.

Dengan cekatan, Johan membukakan pintu mobilnya. Dan lekas dia melajukan mobilnya arah ke kantor. Sesampai di kantor, Keysa bersikap acuh tak acuh pada, Johan.

Sementara semua karyawan dan karyawati menatap heran kepada sepasang suami istri tersebut. Bahkan ada beberapa yang saling berbisik-bisik. Hal ini membuat Keysa kesal dan lekas menghardik mereka.

"Heh, kalian berani membicarakan saya! apa mau saya pecat sekarang juga! bubar dan kembali ke meja kalian masing-masing!" bentak Keysa.

"Dan kamu, kembali sana ke mobil!" pinta Keysa sinis pada Johan.

Johan hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Selama menunggu Keysa pulang dari kantor, Johan tak segan membantu pekerjaan cleaning servis. Tetapi kini semua temannya yang cleaning servis tidak mau di bantu.

"Johan, kamu tak usah lagi membantu kami. Nanti kami di omelin sama istrimu! pergilah!"

"Iya, Johan. Kami tak enak jika kamu bantu pekerjaan kami."

"Kalian tak usah sungkan seperti itu, istriku baik kok orangnya." Tukas Johan meyakinkan.

Hingga akhirnya para temannya mengizinkan Johan membantu mereka. Hingga siang menjelang, barulah Johan berhenti membantu para cleaning servis. Dia pun berinisiatif ke ruang kerja istrinya. Dia pikir istrinya akan letgu makan siang dan butuh diantar olehnya.

"Tok tok tok"

"Masuk!"

Pada saat Keysa melihat siapa yang masuk, dia lantas marah-marah.

"Untuk apa kamu kemari?" tatapannya sinis pada Johan.

"Maaf, nona. Sekarang kan waktunya makan siang, barang kali nona akan makan siang juga."

"Sudah pergi kamu, tak usah sok perhatian! kamu tunggu saja sampai sore sampai waktunya jam pulang kerja! sudah sana pergi!"

Akhirnya Johan pun pergi, dia memutuskan ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya yang sedang di rawat di sebuah rumah sakit karena penyakit hipertensi dan kolesterol serta struk ringan.

******

Di Jadikan Bagaikan Asisten Rumah Tangga

Sesampainya di rumah sakit, Johan langsung ke ruang rawat ibunya. Tak di sangka di dalam ruangan tersebut telah ada, Betrand.

"Tuan Betrand, ada di sini?" Johan tersenyum ramah.

"Johan, kenapa kamu masih saja memanggil aku dengan sebutan, Tuan? kamu ini sudah menjadi bagian hidup keluargaku. Sudah menjadi anak lelakiku, aku bukan lagi menganggap kamu menantu."

"Hhe, iya maaf pah."

"Nak, Pak Betrand sudah cerita semua pada ibu. Tentang pernikahanmu dengan anaknya. Bahkan beliau juga yang telah melunasi semua biaya rumah sakit ini serta membayar tunggakan sekolah adikmu." Tukas Bu Sarah lirih.

"Pah, terima kasih atas segala budi baik papah."

"Sama-sama, Johan. Nanti kalau ibumu sudah pulih dan boleh keluar dari rumah sakit ini. Sebaiknya ajak saja tinggal bersamamu." Saran Betrand.

"Tidak usah, Pak Betrand. Biar saya di rumah saya saja bersama si bungsu." tukas Bu Sarah lirih.

Setelah cukup lama berada di rumah sakit, Betrand memutuskan untuk pulang. Dan kini tinggal Johan bersama ibunya.

"Johan, apa kamu bahagia dengan pernikahanmu? ibu lihat kamu seperti tak bahagia tetapi tertekan," tukas Bu Sarah lirih.

"Bu, aku bahagia kok. Istriku sangat baik dan pengertian, aku hanya cape saja makanya aku terlihat tertekan. Ibu jangan berpikiran yang aneh-aneh ya. Kini pikirkan saja kesehatan ibu, supaya kita bisa lekas berkumpul kembali."

Johan mencoba tersenyum di depan ibunya.

Dia sengaja menutupi semuanya dari ibunya, karena dia tak ingin kesehatan ibunya malah menjadi memburuk. Walaupun dirinya memang tertekan.

"Bu, maafkan aku ya. Sebenarnya sifat istriku itu sungguh menyakitkan. Tapi aku tak pernah menyalahkannya karena kami menikah atas dasar terpaksa," batin Johan.

*******

Kehidupan rumah tangga Johan dan Keysa bagaikan kehidupan seorang majikan dan bawahan. Karena Keysa sengaja tak mempekerjakan asisten rumah tangga. Dia melakukan itu supaya Johan yang melakukan pekerjaan rumah tangga.

"Johan, mulai sekarang. Kamu yang melakukan pekerjaan rumah ya, karena aku sengaja tak mempekerjakan asisten rumah tangga. Semua di dunia ini tidak gratis, apa lagi aku tahu jika semua biaya rumah sakit ibumu dan biaya sekolah adikmu telah di bayar lunas oleh papahku. Hitung-hitung semua ini untuk ganti ongkos tersebut."

"Dan satu lagi, kamu akan tetap aku gaji sebagai sopir pribadi aku. Tapi aku minta kamu jangan pernah mengaku suamiku di depan orang banyak."

Keysa berkata sangat angkuh dan lantang di hadapan suaminya. Dia benar-benar tak menganggap jika Johan adalah suami sahnya, walaupun semua tamu undangan sudah tahu jika Johan ini adalah suami sahnya.

"Keysa, apa kamu lupa? pada saat kita menikah, semua orang sudah melihatku dan tahu kalau aku ini adalah suamimu. Setidaknya hargai aku sedikit saja sebagai seorang suami."

Kini Johan sudah mulai berkata, tidak seperti pada awal pernikahan.

"Kamu sudah berani ya denganku? apa kamu mau aku pecat saat ini juga, dan kamu jadi pengangguran?" ancam Keysa seraya berkacak pinggang.

"Keysa, aku akan melakukan semua yang barusan kamu katakan padaku. Tapi setidaknya kamu jangan pernah menganggap aku ini orang lain jika di luaran sana, karena bagaimanapun aku ini suamimu."

"Sudahlah, nggak usah memaksa aku untuk menganggapmu sebagai suamiku. Dari awal aku sudah katakan, jika aku tak sudi menikah denganmu. Tapi kamu tetap berkeras hati memenuhi kemauan papahku! sudahlah, aku cape tak ingin berdebat lagi denganmu!"

"Sekarang juga antar aku ke kantor, dan setelah itu kamu pulang kerumah rapikan semuanya. Jika menjelang aku pulang kantor, baru kamu datang ke kantor untuk menjemputku!"

"Dan panggil aku seperti biasa. Kamu boleh panggil aku nama saja jika di depan papah!"

"Baiklah, non. Dan satu hal lagi yang ingin aku minta padamu. Jika suatu saat nanti kamu bertemu ibu dan adikku, tolong juga kita berpura-pura menjadi suami istri yang sesungguhnya. Dan satu hal lagi, papahmu telah memutuskan jika ibuku telah sehat. Ibu dan adikku akan tingga di sini bersama kita." Tukas Johan.

"Apa? seenaknya saja kamu akan bawa ibu dan adikmu tinggal bersama di sini? aku tidak setuju!"

"Jika kamu tidak setuju, katakan saja pada papahmu. Karena ini semua keputusan dari papahmu bukan keputusanku sendiri."

Keysa melangkah pergi ke arah pelataran rumah di ikuti oleh Johan. Mereka masuk ke dalam mobil dan Johan lantas melajukan mobilnya.

Sesampainya di kantor, Johan sengaja tidak turun sesuai dengan perintah istrinya. Dia justru melajukan kembali mobilnya menuju ke rumah untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dari mencuci, memasak, mengepel dan bahkan membersihkan halaman rumah.

Hingga sore menjelang dia pun lekas mandi karena sebentar lagi akan menjemput istrinya di kantor. Johan juga tak berani turun lagi dari mobil. Dia tak berani masuk ke dalam kantor sesuai perintah istrinya.

Keysa yang melangkah menuju ke parkiran mobil dan lekas masuk ke dalam mobil. Tanpa ada sepatah katapun, Johan melajukan mobilnya arah pulang.

Sesampainya di rumah, Keysa langsung melangkah ke kamarnya tanpa ada sepatah kata pun. Dia merasa sangat lelah karena pekerjaan kantor begitu padat.

"Badanku terasa sangat lelah dan pegal-pegal, oh iya kenapa aku nggak minta pijitin Johan saja ya?"

"Johan, cepat kemari!" teriaknya lantang.

Johan yang sedang ada di halaman rumah lekas berlari menuju ke kamar istrinya.

"Ada apa, nona?"

"Tolong lekas pijitin kakiku pegal sekali, dan pijitnya jangan keras-keras ya?"

"Baik, nona."

Johan dengan sangat telaten memijit kaki istrinya bahkan hingga Keysa tertidur pulas sekali.

"Jika sedang tertidur seperti ini sangat terlihat manis dan cantik. Tapi jika tidak, judes dan galaknya minta ampun. Tapi entah kenapa aku tak bisa membalas setiap amarah yang selalu kamu katakan padaku."

"Apakah karena aku benar-benar cinta padamu walaupun pernikahan kita hanyalah terpaksa?"

Johan terus saja tersenyum pada saat melihat wajah ayu Keysa yang sedang tertidur pulas. Dia ingin sekali mengusap pipi Keysa yang halus.

Pada saat tangannya akan menyentuh pipi istrinya, dia pun mengurungkan niatnya.

"Janganlah, nanti istriku terbangun karena kaget. Kasihan juga pasti dia sangatlah lelah karena padatnya jadwal di kantor."

"Selamat istirahat istriku tercinta, semoga mimpi indah ya sayang."

Kembali lagi tangan Johan refleks akan mengusap surai hitam istrinya, tetapi kembali lagi dia mengurungkan niatnya. Dia lekas bergegas keluar dari kamar tersebut. Dan melanjutkan lagi merapikan tanaman dengan memotong daun yang telah menguning.

Hingga menjelang adzan Maghrib, barulah Keysa terbangun dan dia langsung melakukan ritual mandi sorenya. Setelah selesai mandi dia merasakan perutnya terasa lapar. Dia lekas menuju ke ruang makan untuk segera makan.

"Hem, ternyata Johan bisa masak juga. Dan masakannya juga enak, jarang-jarang ada lelaki bisa masak seperti ini."

Keysa sangat menikmati makanan yang di masak oleh, Johan.

Bersikap Arogant

Beberapa hari kemudian, Bu Sarah sudah di izinkan pulang. Dia pulang ke rumah mewah yang di tempati oleh, Johan dan Keysa.

"Wah, kak. Rumahnya bagus sekali." tukas Lisa adik Johan yang duduk di bangku kuliah.

Keysa mendengar ada suara di ruang tamu dia pun memutuskan untuk keluar dari kamarnya.

"Eh ini ini, kak Keysa. wah cantik sekali istrimu, Ka Johan. Ka perkenalkan, aku Lisa adiknya ka Johan."

Lisa mengulurkan tangannya seraya tersenyum akan tetapi Keysa tetap bersedakep tangan.

"Keysa, ini ibuku." Tukas Johan.

"Nak, nama Ibu Sarah. Kamu sehat kan?" Bu Melisa mengulurkan tangannya pula.

Akan tetapi Keysa juga sama sekali tak menghiraukannya. Dia malah kembali melangkah masuk ke dalam kamarnya.

"Johan, kenapa istrimu seperti itu? apa dia tak suka kehadiran ibu dan Lisa?" Bu Sarah merasa sedih melihat respon menantunya.

'Bu, sebaiknya kita ke rumah kita saja. Dari pada di rumah mewah ini tetapi tidak ada keceriaan," Lisa juga merasakan hal yang sama seperti yang di rasakan oleh ibunya.

"Ibu, Lisa. Sebaiknya kalian jangan berpikiran yang aneh-aneh dulu. Lisa bawa ibu ke kamarnya di sebelah sana. Aku akan bicara sebentar dengan, Keysa."

Sementara Lisa menuntun ibunya ke kamar tamu, Johan melangkah ke kamar untuk menemui, Keysa.

"Keysa, aku kan sudah pernah katakan padamu waktu itu. Supaya sedikit bersikap baik pada ibu dan adikku. Kenapa kamu seperti ini?" protes Johan.

"Jika kamu tak suka dengan sikapku, sebaiknya kamu angkat kaki dari rumah ini dan bawa serta ibu dan adikmu itu!" Keysa tak segan mengusir Johan.

Johan sudah tak bisa berkata lagi, dia hanya bisa menghela napas panjang. Lalu dia melangkah keluar dari kamar tersebut.

"Seenaknya saja membawa ibu dan adiknya tinggal di rumah mewah ini! dia pikir aku sudi menerima keluarga dia sebagai keluargaku? aku saja hingga kini tak sudi menerima dia menjadi suamiku!" gumamnya kesal dengan memukul tinjunya pada kasur.

*****

Pukul empat pagi, Johan sudah mulai beraktivitas di rumah mewah tersebut. Dia mulai memasak dan mencuci serta melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya.

Bu Sarah yang bangun di pagi hari merasa heran dengan apa yang di lakukan oleh anaknya sulungnya tersebut.

"Johan, apa semenjak kamu menikah melakukan semua ini?" tanya Bu Sarah

"Iya, Bu. Ini semua karena kemauanku sendiri, Bu. Karena aku tidak ada kegiatan sama sekali di sela menjadi sopir." Johan tersenyum di sela memasaknya.

"Ya Allah, kenapa anak lelakiku di perlakukan seperti ini oleh istrinya? apakah mentang-mentang dia itu kaya?" batin Sarah merasa sedih melihat anaknya tersebut.

Setelah masakan telah siap, Johan. pun mandi supaya tubuhnya tidak tercium aroma keringat. Karena Keysa sangat marah jika mencium bau keringat menyengat dari tubuh Johan.

Seperti biasa, Keysa siap dengan sarapan paginya di meja makan. Tapi pagi ini dia merasa tak berselera makan karena ada ibu mertua dan adik iparnya.

"Selamat pagi, Ka Keysa." Sapa Lisa tersenyum ramah.

Keysa hanya melirik sinis tak tersenyum sama sekali, membuat Lisa agak tak suka.

"Bagaimana tidurmu semalam, nak? nyenyak kan? semoga pagi ini harimu indah pekerjaanmu lancar tidak ada halangan ya, Nak?" tukas Bu Sarah.

"Nggak usah sok akrab denganku, Bu. Biasa saja lah, nggak usah lebay. Lagi pula aku ini bukan anakmu jadi jangan panggil aku nak-nak segala! panggil aku ,nona. Seperti yang di lakukan anakmu! dan jika ingin tinggal di sini, semuanya juga, tak gratis! kalian berdua harus bantu pekerjaan rumah yang di kerjakan oleh, Johan setiap harinya." Tukas Keysa tanpa ada rasa malu mengatakan hal tersebut.

"Keysa, jaga ucapanmu terhadap ibuku! kamu boleh menginjak harga diriku selama ini, tapi tidak dengan ibuku! hormati dia layaknya ibumu karena dua ini sudah menjadi ibumu!" Tukas Johan lantang.

"Hey, kamu sudah berani mengaturku hanya karena ada ibu dan adikmu ini! kamu lupa dengan perjanjian kita"

"Aku tidak lupa, tapi setidaknya kamu jangan bersikap seenaknya pada ibu dan adikku. Apa susahnya bersikap sopan pada ibu!"

"Johan, asal kamu tahu! aku sama sekali tak suka basa basi! aku lebih suka bersikap apa adanya! dan asal kamu ingat, kita menikah juga bukan karena kemauan aku atau kita saling cinta! ini semua juga karena kemauan, papah!"

Keysa emosi dia membating sendok dan garpu di piringnya.

Lantas dia berlalu pergi begitu saja tanpa menghiraukan keluarga Johan.

"Keysa, tunggu! aku belum selesai berbicara!" Johan mengejar Keysa.

Akan tetapi Bu Sarah memanggilnya.

"Johan, kemarilah. Biarkan istrimu pergi, jika kamu mengejarnya pasti kalian akan bertambah ribut," saran Bu Sarah.

Johan duduk lagi di meja makan, dia pun murung.

"Johan, jika dia tak cinta padamu. Kenapa kalian bisa menikah?" tanya Bu Sarah penasaran.

Johan pun akhirnya menceritakan semuanya pada ibunya di hadapan adik kandungnya. Bagaimana dia bisa menikah dengan, Keysa tanpa ada rasa cinta sedikitpun.

Baik Ibu maupun adiknya dengan seksama mendengarkan cerita dari Johan.

"Hem, jadi kamu sama saja berperan sebagai pengantin pengganti." Tukas Abi Sarah.

"Yah begitulah, Bu. Aku juga tak bisa menolak kemauan dari, Tuan Betrand. Karena selama ini dia sudah teramat baik padaku."

"Hem, sudahlah Johan. Mulai sekarang jalani saja kehidupan rumah tanggamu ini. Semoga saja suatu saat nanti Keysa akan berubah." Tukas Bu Sarah mensuport anaknya.

"Bu, tetapi jika sudah sifat itu susah untuk berubah." Tukas Lisa ikut berbicara.

"Hus, kamu kenapa berkata seperti itu? seharusnya kamu memberi semangat pada kakakmu ini. Bukan malah membuat nyalinya kecil."

"Hheee, maaf ya Kak Johan. Aku hanya menyampaikan apa yang ada di hatiku." Lisa sedikit tak enak dengan Johan.

"Sudahlah, ibu dan Lisa tak usah khawatir. Aku yakin bisa bertahan menghadapi, Keysa."

Saat itu juga Johan mengemasi semua perabot yang kotor.

"Johan, biar ibu saja yang merapikan dapur. Sebaiknya kamu bersiap-siap antar istrimu ke kantor."

"Dia kan sudah berangkat sendiri, Bu."

Selagi adik di dapur, tanpa mereka sadari Betrand datang.

"Ternyata kalian ada di sini? mana Keysanya?" tanya Betrand celingukan.

"Papah, kenapa datang tak memberi kabar? kan Johan bisa jemput papah." Johan menyalami papah mertuanya.

"Keysa barusan berangkat ke kantor sendiri, pah."

"Ya sudah nggak apa-apa, papah datang juga ingin bicara hal penting padamu, Johan."

"Oh iya, Bu Sarah dan Lisa. Semoga kalian berdua betah tinggal di sini ya?"

Baik Sarah maupun Lisa hanya tersenyum ramah seraya menganggukkan kepala mereka.

Sementara Johan melangkah ke ruang tamu mengikuti langkah kaki papah mertuanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!