NovelToon NovelToon

ISTRI SIRI TITIPAN

BAB 1. CINTA TERPENDAM DIBALIK PERSAHABATAN

Dua sahabat karib mencintai wanita yang sama tanpa masing-masing tahu siapa sebenarnya yang gadis tersebut cintai.

Alan Surya Pratama yang lebih dulu mengetahui jika Radit Anggara sahabatnya mencintai Keysha Amelia memilih mundur dan mengubur perasaan cintanya dalam-dalam demi tetap utuhnya persahabatan di antara mereka.

Alan dan Radit berasal dari kota yang sama, keduanya sejak kecil bersahabat dan rumah orangtua mereka juga saling berdekatan.

Kedua sahabat itu memiliki selera dan hoby yang sama, bahkan dalam hal cita dan cinta.

Menjadi dokter adalah cita-cita dari keduanya. Mereka ingin, kelak bisa mengabdi, menolong masyarakat, khususnya di daerah terpencil yang tentunya jauh dari akses memadahi, baik dari segi ekonomi, transportasi maupun pelayanan serta fasilitas alat-alat medis yang lengkap dan modern.

Ternyata cita-cita tersebut hanya angan bagi Radit, dia terpaksa harus merelakan cita-citanya kandas demi menuruti permintaan orangtua, yang menginginkan dirinya untuk menjadi pengusaha sebagai penerus sang Papa dalam mengelola dan mengembangkan bisnis keluarga.

Sementara Alan sangat beruntung, dia mendapatkan dukungan dari orangtuanya yang bekerja di pemerintahan. Ayah Alan memberikan kebebasan, agar dirinya bisa menentukan pilihan cita-cita yang harus dia gapai demi masa depannya sendiri.

Sedangkan Keysha sendiri bisa bersekolah di tempat yang sama dengan Alan dan Radit berkat kecerdasannya.

Keysha yang notabene anak dari keluarga kurang mampu dan tinggal di kampung memiliki kesempatan bersekolah di SLTA unggulan berkat beasiswa yang dia terima dan juga mendapatkan fasilitas untuk tinggal gratis di kost-kostan yang di sediakan oleh pihak sekolah untuk siswa yang berasal dari luar kota.

Merasa dari keluarga yang jauh dari kata mampu, Keysha merasa minder dengan cintanya. Dia memilih menyimpan perasaannya terhadap Alan, apalagi saat Alan mulai menjaga jarak karena demi menjaga perasaan Radit.

Sementara Radit memiliki keberanian untuk terang-terangan mengungkapkan perasaan cintanya terhadap Keysha setelah dia meminta pendapat dari Alan dan mendapatkan dorongan semangat dari sahabatnya itu.

Alan berlapang dada, mungkin dengan cara menghindar, akan jauh lebih baik daripada cintanya semakin tumbuh dan akan timbul rasa iri saat dirinya melihat Keysha dan Radit kian hari kian bertambah dekat.

Padahal Keysha sama sekali belum memberikan keputusan kepada Radit sampai hari kelulusan mereka tiba.

Ketiga sahabat itupun berpisah dengan membawa pergi rasa cintanya masing-masing. Ketiganya menyerahkan keputusan cinta kepada takdir.

Keysha kembali ke kampung halamannya sebelum dia mendapatkan keputusan tentang pengajuan bea siswa untuk kuliah di universitas terkenal di Bandung, dimana Radit juga akan mendaftar kuliah di sana.

Radit ingin bisa terus berdekatan dengan Keysha walaupun mungkin akan berbeda jurusan karena keysha memilih kuliah jurusan keguruan, sedangkan Radit akan mengambil jurusan manajemen bisnis seperti harapan sang Papa.

Nasib baik, pengajuan beasiswa Keysha di setujui dan dia akhirnya berangkat ke kota Bandung lagi untuk mencari tempat kost-kostan yang tidak jauh dari kampus guna memudahkan dirinya tanpa mengeluarkan biaya transportasi.

Radit membantu mencari tempat kost sesuai dengan kemampuan Keysha, padahal Radit telah menawarkan untuk mencari tempat kost terbaik karena dia akan membantu Keysha dengan menyisihkan uang saku pemberian orangtuanya.

Keysha menolak, dia tidak mau menyusahkan dan terutama berhutang budi terhadap temannya itu.

Namun, bukan Radit namanya kalau mengenal kata menyerah. Jika dia menginginkan sesuatu, pasti Radit akan terus berjuang hingga bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.

Radit diam-diam menemui pihak kampus dan memberikan sejumlah uang untuk sewa kost dan dia meminta pihak kampus agar menghubungi Keysha serta mengatakan bahwa pihak kampus telah memberikan fasilitas kost bagi mahasiswa yang lulus pengajuan beasiswa.

Latar belakang keluarga Radit yang merupakan salah satu donatur di universitas tersebut membuat pihak kampus menyetujui permintaan Radit.

Dengan segera pihak universitas menghubungi Keysha agar segera menempati kost yang telah mereka sediakan.

Keysha bersyukur, dia merasa selalu dikelilingi keberuntungan. Jalan hidup untuk menempuh pendidikan senantiasa mendapatkan kemudahan.

Sementara Alan, akan mengikuti orangtuanya yang pindah tugas sebagai duta besar di negara jiran dan dia via online telah mendaftar kuliah kedokteran di sana.

Di sinilah kehidupan Alan, Radit dan juga Keysha di mulai, dalam meraih cita-cita dan cinta mereka.

Sebelum keberangkatan Alan, mereka sepakat bertemu di sebuah cafe tempat tongkrongan anak-anak muda di sekitar sekolah.

Di sana ketiganya bebas tertawa, mengenang masa-masa selama tiga tahun di sekolah yang kini telah mereka tinggalkan.

Ketiganya pun berjanji, setiap libur kenaikan tingkat, mereka akan menyempatkan diri untuk datang dan bertemu di tempat tersebut.

Setelah puas bercengkrama, Alan pun pamit, besok dia harus berangkat bersama keluarganya.

Radit memeluk Alan, lalu melakukan tos bersama seperti yang sejak dulu mereka lakukan jika bertemu ataupun berpisah. Sedangkan Keysha mengulurkan tangan, mengucap selamat jalan dan mendoakan Alan agar selamat sampai tujuan serta lancar dalam perkuliahan.

Keduanya berjabat tangan cukup lama, sampai masing-masing tersadar dan melepaskan jabatan tangan saat Radit berdehem.

Air mata Keysha mengambang di pelupuk mata, tapi dia buru-buru menghapusnya saat perhatian Alan dan Radit tertuju kepada segerombolan anak jalanan yang baru saja datang.

Permainan alat musik sederhana yang terbuat dari barang-barang bekas, membuat Alan dan Radit tertarik, hingga mereka tidak melihat saat Keysha menangis.

Keysha sangat sedih begitu pula yang dirasakan oleh Alan, tapi mereka pandai menutupi perasaannya hingga masing-masing tidak mengetahui, begitu pula dengan Radit.

Ketiga sahabat itupun memutuskan untuk pulang. Alan bermaksud ingin mengantar Keysha ke tempat kost, sebagai kebersamaan mereka terakhir, sebelum dirinya berangkat. Tapi keduluan Radit yang telah menarik lengan Keysha menuju mobilnya yang kebetulan parkir tidak jauh dari pintu keluar cafe.

Alan hanya bisa menarik nafas dalam sembari melambaikan tangan, saat mobil Radit melaju meninggalkan dirinya yang masih berdiri mematung di sana.

Setelah mobil Radit hilang dari pandangan mata, Alan pun bergegas menuju mobilnya. Dia tidak ingin langsung pulang, tapi pergi berkeliling untuk menenangkan hati sambil menikmati semilirnya angin, sebelum dirinya meninggalkan kota kelahiran untuk waktu yang cukup lama.

Berpisah dan pergi jauh dari orang yang dicintai dan mencintai kita memanglah sangat sulit dan sakit, apalagi keduanya sama-sama tidak tahu jika mereka ternyata saling cinta. Itulah yang saat ini di rasakan oleh Alan dan juga Keysha.

Keysha memilih diam sepanjang perjalanan pulang, raganya berada bersama Radit tapi pikirannya sedang tertuju ke Alan.

Radit yang sejak tadi memperhatikan Keysha dari kaca spion, merasa penasaran. Lalu diapun bertanya, "Apa sebenarnya yang mengganggu pikiranmu, Keysha? Sedari tadi aku perhatikan, kamu hanya diam termenung dan terlihat sangat sedih. Jika memang sedang ada masalah, ceritalah! Aku siap mendengarkan."

"Tidak ada apa-apa kok Dit, aku hanya lelah, maklum lah baru menempuh perjalanan jauh dari kampung dan tiba di sini langsung berbenah di tempat kost-kostan," jawab Keysha yang berusaha berbohong.

"Oh...kalau begitu saat tiba di kost nanti, kamu harus segera tidur, jangan lagi mengobrol dengan teman lain. Kamu harus jaga kesehatan, aku tidak mau melihatmu sakit karena beberapa hari lagi kegiatan perkuliahan akan segera dimulai," ucap Radit.

Keysha hanya mengangguk menanggapi ucapan Radit. Pikirannya saat ini masih juga belum tenang, bayangan wajah Alan terus saja mengganggu konsentrasinya.

Bersambung....

Selamat malam sahabat semua, salam jumpa di karya terbaruku, mohon dukungannya ya, dari awal hingga akhir karya ini.

Mungkin nanti saat karya ini berakhir akan ada berbagi rezeki bagi empat orang fans yang tetap setia mendukung karya ku ini hingga akhir.

Oh ya, mampir juga yuk dalam karya sahabatku, pastinya nggak kalah seru lho...dan jangan lupa beri juga dukungan kalian di sana ya 🙏😘

![](contribute/fiction/5582130/markdown/24522111/1662205674298.jpg)

BAB 2. IRI HATI

Radit pamit setelah mengantarkan Keysha ke tempat kost nya, dia ingin memberi Keysha waktu untuk beristirahat.

"Aku pulang ya Key, ingat! kamu harus istirahat dan besok, aku akan menjemputmu. Mumpung perkuliahan belum dimulai, aku akan membawamu jalan-jalan dan memperkenalkan kamu kepada orangtua ku," ucap Radit.

"Aku malu Dit, kita dari golongan sosial yang berbeda, apa kata orangtuamu nanti jika kamu memiliki teman dari keluarga miskin seperti ku!"

"Sudahlah jangan di bahas lagi, kita semua sama, harta bukan ukuran untuk derajat manusia. Aku nggak mau dengar kamu ngomong begitu lagi, sekarang masuklah! Aku pulang ya. Ingat yang aku katakan!"

Keysha pun mengangguk, lalu diapun masuk setelah melihat mobil Radit meninggalkan area kost-kostan.

"Hai, kamu anak baru ya! perkenalkan namaku Rena. Nama kamu siapa?"

"Oh ya, aku Keysha. Baru masuk tahun ini di jurusan matematika bidang keguruan."

"Salam kenal ya Keysha. Oh ya, kamu berarti yang menempati kamar kost VIP ya, beruntung kamu. Itu pasti bayaran pertahunnya sangat mahal, karena diperuntukkan bagi anak-anak orang berduit. Enak kamu sebagai anak orang kaya," ucap Rena.

"Aku dari kampung lho Kak Rena, aku bisa kuliah di sini juga karena beasiswa dan tempat tinggal ini juga gratis. Kata pihak kampus, kost ini diberikan mereka berikan gratis sebagai fasilitas khusus bagi mahasiswa penerima beasiswa."

"Oh, aku baru dengar ada fasilitas tersebut. Aku sudah masuk tahun ke tiga di sini tapi belum pernah ada yang mendapatkan fasilitas seperti kamu meskipun para penerima beasiswa."

"Ntahlah Kak, aku awalnya juga kaget, tapi ya...aku bersyukur juga, uang yang harusnya untuk biaya kost bisa aku berikan kepada adikku yang saat ini mau masuk SMK."

"Selamat deh, mudah-mudahan nanti bakal ada yang dapat fasilitas terbaik seperti kamu juga, kalau tidak, berarti kampus pilih kasih," ucap Rena dengan nada yang kurang mengenakkan.

"Terimakasih Kak Rena. Iya, aku juga berharap kita semua yang ada di sini bisa mendapatkan fasilitas gratis seperti ku. Aku ke kamar dulu ya Kak, ingin mandi, rasanya sudah sangat gerah," pamit Keysha.

Rena bersungut-sungut berjalan pergi menuju kamarnya, saat dia melintasi dapur, Rena berpapasan dengan Mbak pengantar makanan untuk anak kost.

Terlihat mbaknya membawa tempat makan yang unik dan masih baru, hal ini membuat Rena penasaran, lalu diapun bertanya, "Hai Mbak! cantik sekali tempat makanan itu dan terlihat istimewa, pasti isinya juga menu makanan yang enak. Memangnya ada tamu istimewa ya Mbak?"

"Oh, ini jatah makanan Keysha, anak semester awal yang baru tiba kemaren."

"Wah, anak baru saja dapat keistimewaan ya. Kamar kost VIP, makanan enak dan aku lihat di antar jemput pria kaya."

"Itu rezeki dia Rena. Kami hanya menjalankan perintah dari manajemen kampus."

"Jangan-jangan dia menjadi simpanan salah satu dekan atau rektor, hingga mendapatkan fasilitas istimewa."

"Hush...kamu jangan sembarangan ngomong. Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan lho!" ucap Mbak Karin yang bertugas mengantar makanan.

"Lah Mbak pikir saja, baru tahun ini 'kan dan cuma untuk Keysha seorang fasilitas tersebut diadakan. Kalau Mbak tidak percaya, boleh tanya Riri, dia juga mahasiswa penerima beasiswa, tapi tidak mendapatkan keistimewaan seperti si Keysha."

"Kita berbaik sangka saja, mungkin ini program baru kampus dan mudah-mudahan tahun depan juga ada mahasiswa yang mendapatkan keistimewaan seperti Keysha."

"Ah, mana mungkin Mbak. Pokoknya, aku akan selidiki hal ini, jika memang fasilitas itu ada karena Keysha gadis simpanan dosen, dekan atau rektor, kami akan usut tuntas agar si Keysha dikeluarkan dari kampus."

"Perbuatan seperti itu akan mencoreng nama almamater dan juga azabnya akan terkena kepada kita semua yang tinggal di kost-kostan ini."

"Terserah kamu Re, yang penting Mbak sudah mengingatkan, jangan gegabah bertindak karena tuduhanmu itu belum tentu benar."

"Jika tuduhanmu itu tidak terbukti dan Keysha menuntut atas pencemaran nama baik, pasti akan terjadi kebalikannya. Kamu yang akan dikeluarkan dari kampus."

"Mbak tenang saja, aku pasti berhasil membuka kedoknya," ucap Rena sambil masuk ke dalam kamarnya.

Di dalam kamar, Rena juga menghasut teman-temannya yang tinggal satu kamar dengannya. Kebetulan kamar yang Rena tempati cukup besar, jadi empat tempat tidur muat di dalamnya.

Ketiga teman Rena sudah termakan hasutan, mereka berpikiran sama, bahwa Keysha memang menjual diri kepada salah satu petinggi kampus, makanya dia mendapatkan semua fasilitas tersebut.

Rena senang mendapatkan dukungan, besok dia berencana ingin mulai menyelidiki.

Empat orang gadis di kamar itu terus bergunjing tentang Keysha, tapi ada satu gadis yang sejak tadi hanya diam mendengarkan omongan Rena, tanpa menanggapinya. Menurutnya, cerita Rena terlalu berlebihan, dia hanya iri dengan keberuntungan Keysha.

"Sudah, kalian jangan terlalu berburuk sangka, tidak ada bukti jangan menuduh. Dosa tahu!" ucap Kinan, gadis yang sejak tadi hanya diam saja.

"Kamu jangan sok ceramah, masa kamu nggak bisa berpikir secara logika, coba mulai besok kalian perhatikan Keysha dan pria yang suka antar jemput dia," ucap Rena.

"Sekarang terserah kalian, aku sudah mengingatkan, nggak ada untungnya juga bagi kita mengusik kehidupan orang lain," ucap Kinan sembari bangkit dan keluar kamar.

Lama kelamaan, Kinan merasa pergaulan dengan teman-teman sekamarnya sudah tidak sehat lagi.

Kinan duduk di teras belakang kost-kostan sambil memandang bulan dan bintang dilangit, dia teringat kampung dan juga keluarganya.

Keysha yang baru selesai mandi, mengenakan pakaian santai, lalu dia turun hendak menikmati malam bersama teman-teman satu kost-kostan dengannya, sekalian ingin berkenalan dengan mereka.

Namun, Keysha tidak melihat satu orangpun temannya ada di luar kamar, lalu diapun keluar ke teras belakang.

Mendengar suara langkah kaki mendekat, Kinan menoleh, dia melihat Keysha tersenyum kepadanya.

"Selamat malam," sapa Keysha.

"Malam, silahkan duduk! Kita belum berkenalan ya," ucap Kinan.

"Iya, kenalkan namaku Keysha," ucap Keysha sembari mengulurkan tangan kepada Kinan.

"Aku Kinan, mahasiswa ekonomi semester 3," ucap Kinan.

"Senang berkenalan dengan Kakak. Oh ya Kak, Kak Kinan berasal dari mana? Aku dari Bandung."

"Aku dari Lampung. Kamu sudah kenal dengan yang lain?"

"Belum Kak, cuma tadi sudah kenalan dengan Kak Rena."

"Oh, sebaiknya kamu berhati-hati dalam memilah dan memilih teman. Tidak semua teman bisa menjadi sahabat, teman buat berbahagia banyak, tapi teman yang bisa diajak bersakit, itulah teman sejati."

"Iya Kak, terimakasih sudah mengingatkan ku. Aku jadi teringat dengan kedua sahabat ku saat di SLTA, mereka bersedia melakukan apapun demi membahagiakan ku, tanpa memandang statusku yang sangat tidak sebanding dengan status mereka."

Keysha jadi teringat masa-masa dimana Alan dan juga Radit telah menjadi sahabat terbaiknya selama 3 tahun berada di sekolah yang sama.

Bersambung.....

Mampir yuk sobat ke karya sahabatku, pastinya nggak kalah seru lho... dan jangan lupa tinggalkan dukungan kalian ya sobat dalam karya kami, terimakasih 🙏😘

BAB 3. TIDAK AKAN MENYERAH SEBELUM JANUR KUNING MELENGKUNG

"Mbak, aku mohon makananku nggak usah dibedakan dari teman yang lain ya! Aku kepingin sarapan bareng mereka. Nggak enak jika mereka melihat menu untukku berbeda apalagi ada susu."

"Tapi Key, kami nggak bisa mengabaikan perintah dari pihak kampus, lagipula sudah ada kontrak untuk fasilitasmu, kami sudah dibayar untuk 6 bulan ke depan."

"Aku nggak bakal lapor kok Mbak. Sebenarnya aku penasaran Mbak, kenapa fasilitas yang ku terima sangat istimewa. Aku diperlakukan seperti anak orang kaya, sementara hal ini sebelumnya tidak pernah berlaku untuk kakak-kakak penerima beasiswa lainnya."

"Barangkali ada peraturan baru Key, dimulai dari tahun ini dan tahun-tahun ke depan."

"Mudah-mudahan memang begitu, aku nggak enak dengan teman-teman, pandangan mereka begitu sinis, seperti aku telah melakukan kesalahan terhadap mereka."

"Sudahlah Key, jangan diambil hati. Cuekin saja, lagipula kamu tidak melakukan kesalahan terhadap mereka. Bukan kamu yang meminta fasilitas ini, kalau mereka mau komplain, suruh tanya langsung saja ke pihak kampus. Pergilah sarapan, kalau kamu mau berteman, Mbak rasa Kinan bisa jadi teman yang baik. Mbak sudah beberapa tahun bersama mereka, sedikit banyak Mbak tahu, sifat masing-masing."

"Ayo, kita ke ruangan makan, biar Mbak temani untuk sementara, sampai kamu terbiasa membaur dengan mereka."

"Terimakasih ya Mbak," ucap Keysha sembari mengikuti Mbak Risa si pengantar makanan.

Meskipun Risa usianya tidak jauh beda dari para mahasiswa yang kost di sana, tapi dia disegani dan mahasiswa yang julid tidak berani menyindir Keysha saat mereka sarapan. Paling sesekali mereka berbisik satu sama lain dan melihat ke arah piring Keysha.

Keysha, berpura-pura tidak tahu dan dia ngobrol dengan Kinan tentang kampung halaman masing-masing.

Selesai sarapan, Keysha kembali ke kamar, dia bersiap karena sebentar lagi Radit akan menjemput. Mereka akan pergi ke ke perpustakaan, museum daerah dan galeri lukisan, karena di sana sedang diadakan acara bazar dan lelang lukisan untuk acara amal.

Sebenarnya Keysha kurang menyukai lukisan, tapi karena Radit suka, tidak ada salahnya jika dia menemani Radit untuk datang ke acara tersebut.

Sekitar satu jam kemudian, Radit datang, tumben dia berpakaian sangat rapi dan juga mengenakan jas serta sepatu mengkilap. Radit layaknya seperti seorang CEO dari sebuah perusahaan.

Melihat pandangan Keysha yang terasa aneh di mata Radit, diapun bertanya, "Hallo Key! Apakah aku tampan dan mirip seorang Bos?"

Keysha pun tersenyum, lalu menjawab, "Bukan hanya mirip Pak Bos, Dit, tapi sudah seperti seorang aktor film Hollywood!"

"Hahaha," tawa Radit pecah mendengar jawaban Keysha.

"Sebenarnya aku nggak suka dengan penampilan seperti ini, tapi terpaksa. Kamu tahu 'kan Key, aku lebih suka dan pastinya lebih tampan jika memakai jas putih dan kalung stetoskop. Yah, apa mau dikata, ingin masuk surga dan nggak mau di cap sebagai anak durhaka," jawab Radit sambil nyengir kuda.

"Sebentar ya, aku ke atas dulu mengambil tas dan ponselku, sekalian pamit kepada ibu kost," ucap Keysha.

"Okey, salahnya ada larangan masuk ya Key, tamu tidak diperbolehkan masuk ke kawasan kamar kost. Kalau tidak, aku pasti paling tampan di dalam sana!" ucap Radit sambil menyugar rambut depannya dengan tangan.

"Di luar sini kamu juga paling tampan, coba kamu perhatikan sekeliling," ucap Keysha sambil tertawa dan meninggalkan Radit bergegas ke arah kamarnya.

"Hah, awas kamu Keysha, beraninya kamu bandingkan aku dengan ayam, burung dan tumbuhan. Nanti pasti aku balas," monolog Radit.

Namun, sejujurnya Radit senang melihat Keysha, sudah memiliki kemajuan dalam hal bercanda. Dulu awal mengenal Keysha, Radit menyangka dia adalah gadis yang sombong.

Sementara Radit menunggu di teras, Keysha memoles tipis bibirnya dengan lipstik, memakai sepatu, lalu menyambar tas serta ponselnya dan bergegas turun menemui ibu kost untuk meminta izin.

Saat melihat Risa di dapur, Keysha menghampirinya, "Mbak, apakah Ibu ada di kamarnya?"

"Ibu pergi Key, tadi pagi selepas subuh putranya datang menjemput. Kata beliau, menantunya akan melahirkan."

"Oh, pergi ya Mbak."

"Memangnya kenapa Key?" tanya Risa.

"Aku dan temanku hanya ingin pamit Mbak, dia mengajak ke acara bazar dan lelang lukisan. Mungkin aku pulang rada telat," ucap Keysha.

"Pergilah Key, ayo kita temui teman kamu itu," ajak Risa sembari meninggalkan pekerjaannya.

Risa, hari ini mewakili ibu kost untuk memantau para gadis yang ingin pergi, dia harus tahu mereka hendak kemana, jadi jika sewaktu-waktu terjadi apa-apa setidaknya dia dan ibu kost tahu akan mencari kemana.

Saat Radit dan Keysha pamit, Rena mengintip dari balik jendela kamar, lalu dengan tergesa-gesa diapun memberitahu teman-temannya untuk melakukan hal yang sama.

"Hei kalian, sini lihat! Jika bukan menjual diri, bagaimana dia bisa pergi dengan pria tampan dan kaya seperti itu!" ucap Rena sembari menunjuk ke bawah.

"Iya benar, Keysha naik ke dalam mobil mewah," ucap Tria.

"Geser woy, aku juga ingin lihat!" seru Sasi.

"Amboi, tampan banget tuh orang! Kapan aku bisa jalan dengan pria setampan itu ya! Beruntung banget Keysha, sudah tampan, tajir pula," ucap Sasi lagi.

"Tapi, kita tidak tahu 'kan, apa yang mereka lakukan diluar sana. Mana mungkin tidak ada imbalannya," ucap Rena, lalu mencebikkan bibirnya.

"Aku juga mau, jika prianya setampan itu, bisa jadi seorang ratu kita dibuatnya. Oh ya, barangkali pria itu yang mendanai semua kebutuhan Key, apa kalian pernah melihat dia di kampus kita? anak petinggi kampus barangkali?" tanya Vera.

"Aku belum pernah lihat! Tapi wajahnya seperti tidak asing, mirip siapa ya!" ucap Vera lagi.

"Kalian pagi-pagi sudah ngegosip, seperti tidak ada pekerjaan yang lain saja! ayo bubar, katanya mau pada mencuci, nanti matahari keburu tenggelam!" ucap Kinan yang melihat para teman sekamarnya sedang berebut, mengintai dari balik jendela.

Kemudian mereka pun bubar, saat mobil Radit sudah tidak terlihat lagi, sedangkan Kinan, masih mengotak-atik ponselnya sambil mengingat-ingat di mana pernah bertemu Radit. Karena, Kinan merasa tidak asing dan sepertinya pernah melihat Radit sebelumnya.

Radit, diam-diam memperhatikan gadis idamannya itu dari kaca spion, dia semakin kesemsem dan bertekad akan tetap berjuang untuk mendapatkan cinta Keysha, walau dia tidak tahu sampai kapan, batas perjuangannya itu akan berakhir.

"Hei, ngapain senyum-senyum sendiri, memangnya penampilanku ada yang aneh?" tanya Keysha, hingga membuat Radit spontan menjawab.

"Kamu semakin cantik! Kapan kamu mau jadi pacarku Key? Apa tunggu wajah kita keriput?" tanya Radit sambil tersenyum dan menunjukkan deretan giginya yang rapi dan putih.

"Aku belum siap untuk berkomitmen dengan siapapun Dit. Maaf, Aku masih ingin fokus dengan kuliah dan mengejar karir," jawab Keysha yang terlihat merasa tidak enak hati karena terus menolak cinta Radit.

"Tidak masalah Key! Kamu jangan ambil hati ucapanku ya. Aku akan tetap sabar menunggu keputusan mu, sampai kamu benar siap untuk berkomitmen, meski aku tidak tahu, kamu akan menerima atau menolak cintaku nantinya," ucap Radit.

"Namun, yang perlu kamu tahu, aku akan terus berjuang, tidak ada kata menyerah dalam kamus percintaan Radit. Sebelum janur kuning melengkung di depan rumahmu, aku Radit, tidak akan pernah menyerah," ucap Radit lagi.

Bersambung....

Selamat pagi sahabat semua, semoga kita selalu sehat dan bahagia. Ayo semangat para sobat, kita jalani hidup dengan selalu tersenyum, meski kadang kerikil-kerikil kehidupan membuat kita sesekali terjatuh dan menangis.😬

Sambil menunggu aku update lagi, mampir juga yuk, dalam karya sahabatku dan jangan lupa tinggalkan dukungan kalian di karya kami ya, 🙏😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!