Suara sumpah pernikahan terdengar memenuhi ruangan, membuat hati seorang wanita bernama Anne Lusiana begitu berbunga-bunga. Ini adalah pernikahan yang paling dia impikan, ini adalah akhir dari cerita menyedihkan yang pada akhirnya menemukan kebahagiaan tersendiri. Usianya baru saja menginjak dua puluh tiga tahun, tapi rasa cinta yang kuat biasa kepada pria itu benar-benar membuatnya tak perduli dengan masa muda yang katanya begitu indah.
Tatapan matanya Anne nampak berbinar memancarkan kebahagiaan yang benar di rasakan hatinya, bibirnya tersenyum indah seindah apa yang di rasakan hatinya. Cintanya, pria yang dia idamkan akhirnya mengucapkan kata sumpah setia dalam pernikahan untuk dirinya. Seperti sebuah mimpi, tapi ini begitu nyata hingga dia sama sekali tidak bisa berhenti tersenyum.
Tapi, pria itu justru sama sekali tidak terlihat bahagia. Sepanjang acara pernikahan berlangsung dia terus berekspresi datar, kadang sesekali menatap dingin tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya kepada sang pengantin wanita. Pria itu bernama James Alexander, pria yang sebenarnya adalah mantan kekasih kakak tiri dari Anne sendiri. Jelas pria itu tak menunjukkan rasa bahagia atas pernikahan yang bagus aja terlaksana, tapi Anne yang benar-benar tida perduli dengan itu sama sekali tidak terpengaruh dan begitu fokus dengan perasaan bahagia yang ia rasakan.
Lalu, bagaimana bisa James yang adalah mantan kekasih kakaknya Anne malah menjadi suami dari Anne?
Beberapa bulan lalu.
" Paman dan Bibi, aku datang kesini untuk melamar Angel. " Ucap James kepada kedua orang tua Angel yang juga berarti orang tua Anne sendiri.
Kedua orang tua Angel dan Anne kompak terdiam sembari saling menatap. Mereka sebenarnya sudah tahu bagaimana hubungan James dan Angel selama ini, tapi karena ada satu hal besar yang tidak mungkin di terjang, maka kedua orang tua Angel mengambil keputusan tegas dan pada akhirnya memaksa James datang memberanikan diri untuk melamar Angel setelah sekian lama diam-diam menjalin hubungan dengan Angel di belakang keluarganya juga kedua orang tua Angel dan Anne.
" Tidak bisa, kau sudah tahu ini sejak lama kan? Pernikahan untuk Angel sudah di siapkan dari Angel kecil, kau adalah teman bermain Angel sedari kecil, kau pasti paham benar kenapa kami tidak menyetujui dan menerima lamaran mu ini kan? "
James tertunduk Kelu, iya benar sekali! Dia dan Angel besar bersama, dia begitu akrab karena kedua orang tua mereka berteman dekat, bahkan bisnis juga sampai milik bersama. Angel sudah ada janji pernikahan, alias sudah di tenangkan dengan salah satu kerabat jauh kedua orang tua Angel, dan rencananya bulan depan Angel akan dinikahkan dengan ana dari kerabat orang tuanya.
" Tapi, Paman dan Bibi tahu kan betapa aku dan Angel saling mencintai? "
Ayahnya Anne dan Angel, atau panggil saja dia Ayah Bien. Pria itu sama sekali tidak terlihat goyah ataupun terlihat kasihan meski James adalah anak dari sahabat baiknya. Dia justru menatap dingin James ketika pria itu mengatakan akan perasaan mendalam yang dimiliki putrinya dan juga James sendiri. Sejujurnya dia tahu benar kalau masalah hati tidak akan bisa di kontrol oleh orang lain, tetapi janji tetaplah janji yang harus di tepati.
" Kau seharusnya tahu dengan siapa seharusnya kau menikah kan? "
James mengeryit dengan tatapan terkejut menatap Ayah Bien. Dia memang pernah dengar orang tuanya membicarakan soal pernikahan dengan putri dari Ayah Bien, tapi tidak mungkin kan yang akan dinikahinya adalah anak kedua Ayah Bien yang terkenal manja, dan tidak bisa melakukan apapun itu.
" Paman, maksud Paman adalah? "
" Kau seharusnya menikah dengan Anne. Angel juga sudah setuju untuk menikah dengan Gerry, jadi jangan mengatakan hal konyol tentang cinta di hadapan ku. Kau mungkin benar memiliki cinta yang tulus untuk Angel, tapi cinta tulus saja tidak cukup untuk membangun sebuah hubungan rumah tangga yang menjurus untuk seumur hidup. "
" Paman, aku janji aku akan bisa di andalkan. Aku janji akan memenuhi standard sebagai menantu asalkan aku menikah dengan Angel! " James menatap Ayah Bien dengan tatapan memohon. Sementara istrinya, atau panggil saja di Ibu Kinan memilih untuk diam karena tak berani ikut campur dalam keputusan suaminya. Memang terdengar begitu egois, tapi sejauh ini keputusan suaminya ia rasa selalu tepat dan tidak akan merugikan siapapun, apalagi ini adalah tentang kedua putrinya, dan juga putra satu-satunya dari sahabat baiknya, tentulah semua sudah di pikirkan matang-matang oleh Ayah Bien.
" James, percayalah bahwa Gerry adalah pria yang cocok untuk Angel. Berhenti untuk memikirkan Angel, coba untuk mendekatkan diri dengan Anne, aku yakin kau akan menemukan kecocokan dengannya. "
James mengeraskan rahangnya, sungguh dia tidak mengerti dengan cara berpikir Ayah Bien yang begitu sok tahu tentang dirinya. Bagiamana bisa dia harus mendekatkan diri dengan Anne yang jelas ia tahu banyak tentang tingkah polah bocah itu. Selain dia sangat manja, Anne juga sangat suka merebut sesuatu tanpa memperdulikan perasaan orang lain. Dia sangat t jauh berbeda dari Angel yang anggun, dewasa, cara berpikirnya yang bijak, dia juga terlihat amat sabar menghadapi adiknya yang begitu banyak tingkah menyebalkan. Tentu saja dengan apa yang di deskripsikan tadi Angel adalah wanita yang mask ke dalam kriterianya, bahkan bisa di bilang Angel jauh melebihi kata sempurna menurut penglihatannya.
" Paman, jadi benar-benar tidak ingin memberikan kesempatan untukku walau sekali saja? " James menatap Ayah Bien dengan tatapan memohon, dan lagi-lagi Ayah Bien akan memperlihatkan wajah dinginnya seolah dia tidak perduli dan ogah membicarakan tentang kesempatan atau apapun itu jika hubungannya adalah dengan Angel.
" Tidak. "
James mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras karena emosi yang mulai naik dengan begitu cepat. Kenapa dia di tolak? Pakah kekayaan keluarganya tidak bisa di samakan dengan kekayaan yang dimiliki keluarga Gerry? Entah seperti apa wajah dan penampilan pria itu, tapi sejak membicarakan nama Gerry di pikirannya, James mulai memiliki dendam dan kemarahan tersendiri kepada pria itu.
" Kalau begitu, aku juga menolak untuk menikahi Anne. " Ucap James dengan tatapan penuh keyakinan sengaja ia tunjukan di hadapan kedua orang tua Angel dan Anne. Kenapa dia harus menikahi Anne? Bahkan orang bodoh saja akan berpikir ratusan kali kalau ingin dinikahkan dengan gadis itu.
Ayah Bien menghela nafas, alasan yang sesungguhnya tentu saja tidak bisa dia ungkapkan saat ini juga, tapi dia akan mencoba kartu terakhir agar James berhenti berulah dan mengatakan yang pada akhirnya berujung penolakan.
" Terserah kau saja, tapi jangan salahkan aku kalau aku akan menarik semua saham yang aku punya, aku juga tidak ragu untuk membuat batasan. "
Bersambung.
Anne duduk di pinggiran tempat tidur dengan degup jantung yang kuat biasa kencang. Awalnya dia ingin bersikap biasa saja agar tak begitu gugup, tapi begitu masuk ke kamar pengantin mereka yang sudah di hias dengan begitu indah, secara otomatis jantungnya tak bisa lagi di kontrol. Ada perasaan Malu, gugup, juga bahagia bercampur menjadi satu sehingga dia tak akan mampu mengungkapkan hanya dengan kata-kata. Sejenak dia menarik nafas dan menghembuskan perlahan berharap rasa gugup yang ia rasakan sedikit berkurang.
Cukup lama dia melakukan itu sembari menunggu James yang belum juga masuk ke dalam kamar. Kabar terakhir yang di sampaikan dari pembantu rumah tangga yang bekerja di rumahnya adalah, James sedang menemani anggota keluarganya sebelum mereka kembali ke rumah. Tapi sudah lewat satu jam dan James belum juga datang.
Anne bangkit dari duduknya berniat untuk keluar kamar dan mencari keberadaan James, tapi baru saja akan meraih handle pintu, rupanya pintu terbuka, dan James lah yang datang kesana. Bibir Anne tertarik membentuk lengkungan indah, dia tersenyum karena memang bahagia melihat James datang ke kamar pengantin mereka. Sebenarnya dia juga masih merasakan gugup yang luar biasa, bahkan jantungnya juga berdetak lebih hebat dari sebelumnya. Tapi ini adalah malam pengantin, malam pertama bagi pasangan yang baru menikah dan dia harus tetap tersenyum kepada suaminya. Suami? Ah, panggilan itu benar-benar bisa dia sematkan untuk James, iya! James adalah suaminya sekarang, James adalah miliknya seorang sekarang!
" Ayah dan Ibu mertua sudah pulang? "
James terlihat menahan agar tak menunjukan ekspresi apapun, dia mengangguk dan segera masuk ke kamar untuk mengganti bajunya. Sungguh dia mau harus menghabiskan malam bersama dengan Anne, wanita yang sama sekali tidak ia sukai, wanita yang selama ini bertingkah menyebalkan dengan sikap manjanya yang tidak tertolong.
" Kak James, aku akan memanggilmu sayang mulai sekarang, kau kan sudah menjadi suamiku, jadi panggilan sayang sangat cocok kan? " Anne tersenyum dengan begitu manis, James tentu bukan orang baru untuknya. Selama ini James sering datang ke rumah, kadang dia juga datang ke rumah James bersama dengan kakaknya, juga kadang dengan orang tuanya. Sudah tujuh tahun dia jatuh cinta dengan James, ah! Tujuh tahun itu terhitung saat Anne menyadari perasaan itu, karena mungkin saja perasaan suka kepada James sudah berlangsung sangat lama entah sejak kapan.
James, pria itu terdiam sebentar karena tidak tahu harus menjawab apa. Kala boleh jujur dia tentu saja tidak mau dan tidak setuju dipanggil sayang oleh Anne, selama ini dia benar-benar menganggap Anne seperti bocah sialan yang selalu bersikap manja kepadanya dengan begitu menyebalkan. Setiap kali dekat dengannya Anne akan berpura-pura tidak bisa melakukan apapun dan membuatnya terpaksa membantunya. Memang menyebalkan bukan? Tapi selama ini dia hanya bisa menuruti Anne karena orang tuanya, juga orang tua mereka sangat berteman baik, bahkan mereka tidak pernah ragu membantu satu sama lain meski mereka sendiri kadang dalam keadaan yang kurang baik dan mampu untuk membantu.
" Sayang, aku siapkan baju ganti untukmu ya? Oh iya, apa kita akan melakukan itu? "
James mengeryit menatap Anne. Jelas saja James bisa mengerti jika yang di maksud adalah melakukan hubungan suami istri seperti kebanyakan pasangan baru menikah lainnya. Sungguh dia tidak habis pikir dengan Anne yang begitu tidak bisa menjaga perkataan di hadapan pria dewasa sepertinya. Sebenarnya kalau dipikir lagi jelas wajar saja mengingat Anne sudah menjadi istrinya, tapi apakah Anne lupa bahwa hubungan di antara mereka tidak sedekat itu?
" Aku tidak ada waktu melayani obrolan mu. Tidak usah melakukan apapun sebagai istriku, aku akan mengurus diriku sendiri. " James berjalan menuju kamar mandi, sementara Anne terdiam begitu mendengar apa yang di katakan James barusan.
" Kenapa? Padahal aku kan istrinya, melayaninya tentu saja adalah kewajiban ku kan? " Gumam Anne dengan mimik sedihnya, hanya sebentar dia terlihat sedih, karena Anne memang adalah anak yang cenderung selalu berpikir positif dengan pemikiran yang selalu menjurus kedalam kebahagiaan.
" Tidak apa-apa! Kak James pasti masih terkejut dengan pernikahan ini. Pokoknya aku harus berusaha sebaik mungkin untuk membuat kak James bahagia. Aku tahu dia pasti akan bahagia kalau aku bersikap baik kan? " Anne tersenyum karena mampu menghibur dirinya sendiri.
Setelah James keluar dari kamar mandi, Anne segera berjalan mendekatinya sembari menenteng handuk kecil untuk mengeringkan rambut James.
" Sayang, aku bantu keringkan rambutmu ya? "
" Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri. "
Tak menghiraukan apa yang dikatakan James, Anne meraih lengan James dan menariknya untuk duduk lalu dengan segera dia mengeringkan rambut James. Bukan mengeringkan rambut yang membuat James terkejut, tapi posisi Anne yang duduk di pangkuannya menghadap ke arahnya, tangannya yang naik ke atas mengeringkan rambutnya membuat bagian dada Anne berada tepat di hadapannya. James bukanlah pria yang begitu tidak bersekat sehingga tidak bereaksi, tentu saja dia cukup berdebar karena melihat benda kembar itu sedikit menyembul melebihi kain baju tidur yang begitu minim.
" Hentikan! "
Ucap James karena tidak ingin sampai lepas kendali, dan lagi perasaan berdebar melihat dada Anne ini malah membuatnya terganggu. Kalau saja itu adalah Angel, sudah pasti bisa dia sergap sepuasnya. Tapi Anne, wanita itu benar-benar membuatnya selalu melihat batasan yang dia sendiri lah yang membangunnya.
" Kenapa? Aku hanya membantu kok. " Ucap Anne tak membuatnya berhenti dari apa yang tengah ia lakukan. Anne yang semakin kuat menggosok rambut James tentu saja membuat dadanya ikut bergerak membuat James semakin tak tahan. Dengan cepat James bangkit, menjatuhkan tubuh Anne ke tempat tidur. Dia pikir itu sudah selesai, tapi sialnya saat dia menjatuhkan Anne bagian bawah dress yang digunakan Anne tersingkap ke atas hingga menunjukan paha mulus Anne beserta bagian intinya yang masih terbungkus kain segitiga berwarna hitam. James sempat menatap bagian itu beberapa detik, setelah menelan saliva dengan segera dia membuang pandangan karena tak mau terlalu lama melihat apa yang seharusnya dia yakini tidak perlu dilihat.
" Lain kali jangan melakukan apapun saat aku tidak memintanya. "
Anne menghela nafas, dia bangkit dari posisinya meski dia malu sekali dengan apa yang terjadi barusan. Sebenarnya sih dia juga pernah menggunakan bikini saat James datang kerumahnya, dia kakaknya dan James berenang bersama dan tentu saja dia menggunakan bikini. Tapi sekarang di saat hubungan mereka sudah berubah menjadi suami istri, Anne benar-benar merasa malu sendiri jadinya.
" Sayang, kenapa sih harus ketus begitu? Ini kan malam pertama kita, jadi ayo tersenyum! " Anne mengecup bibir James singkat membuat pria itu melotot kaget.
Bersambung.
James menjauhkan tubuhnya agar Anne tidak bisa lagi melakukan hal yang sama seperti tadi. Mungkin saja jika itu diteruskan James akan melakukan sebuah kesalahan yang fatal, jadi akan lebih baik jika untuk sementara ini dia menjauh dari Anne dulu.
" Jangan melakukan apa yang tidak aku inginkan, kau seharusnya paham dengan kata-kata ku kan? " James menatap tajam Anne berharap gadis itu menuruti apa yang dia perintahkan. Memang benar Anne adalah istrinya, tapi apa yang terjadi selama ini membuatnya enggan untuk mencoba menerima Anne meski sadar dia telah terikat dengan sebuah pernikahan yang mungkin saja akan bertahan lama tidak perduli dia mau atau tidak.
" Tapi aku kan bukan gadis penurut. " Anne tersenyum, dia melangkahkan kaki untuk bisa lebih dekat lagi dengan James, tapi segera James memundurkan langkahnya dan memilih keluar dari kamar karena tidak ingin terjadi sebuah kesalahan yang akan dia sesali nantinya. Anne membuang nafasnya karena James malah memilih untuk keluar dari kamar.
Sementara James yang tidak tahu mau kemana hanya bisa duduk di teras rumah sembari melamun. Pernikahan mereka tidak di gelar di hotel atau tempat terkenal lainnya sesuai dengan permintaan Anne. Gadis itu benar-benar begitu menyukai suasana rumahnya sehingga tak menginginkan pernikahan super mewah yang harus di gelar di hotel bintang lima atau gedung khusus.
James membuang nafas kasarnya, ingin merokok tapi dia tidak ada rokok, ingin memainkan ponsel tapi ponselnya ada di kamar, jadilah dia hanya sibuk menatap langit malam sembari melamun, cukup lama dia melakukan itu hingga suara langkah kaki membuatnya tersadar dari lamunannya, menoleh ke arah dimana langkah kaki itu terdengar.
" Paman? Maksudku, Ayah mertua. "
Ayah Bien menatap James yang kini tengah bangkit dari duduknya dengan tatapan dingin. Jelas lah dia tidak suka melihat James berada di sana. Niat awalnya dia ingin menyapa Ayahnya, atau kakek dari Angel dan Anne sebelum dia tidur, tapi malah mendapati menantunya berada di teras rumah padahal ini adalah malam pertamanya bersama dengan putrinya.
" Kau ingin mempermalukan ku dengan berada di sini? "
James terdiam karena tidak tahu harus menjawab apa. Jelas kalau Ayah Bien akan marah, jadi mau tidak mau dia hanya bisa diam sebentar sembari mencari alasan apa yang akan dia gunakan.
" James, aku memang selalu baik kepadamu selama ini, tapi kalau kau bersikap seperti merendahkan ku dengan mengabaikan putriku, maka jangan salahkan aku kalau aku berniat semauku. "
James mengeraskan rahangnya. Jujur dia merasa begitu kesal karena ada yang mengendalikan hidupnya, padahal orang tuanya saja tidak begitu ketat padanya.
" Masuklah, jangan sampai aku melihat lagi kau duduk disini saat malam hari, karena kalau tidak, maka mimpi buruk mu akan segera aku wujudkan. "
James membalikkan tubuhnya, tidak perlu mengatakan apapun sebagai bantahan, toh apa yang akan di katakan nanti tidak akan bisa di pahami oleh Ayah Bien, karena orang itu benar-benar hanya perduli dengan pemikirannya sendiri.
" Kalau aku sampai melihat putriku sedih, aku juga akan melakukan hal yang sama kepadamu. Kau tahu benar orang tuamu sangat bergantung dengan kemampuan ku kan? "
James sebentar berhenti mendengar apa yang di katakan Ayah Bien. Iya, memang benar orang tuanya belum bisa mandiri dan masih membutuhkan kemampuan Ayah Bien sebagai penyokong perusahaan orang tuanya, benar-benar ingin egois dan mengatakan apa yang di rasakan oleh hatinya, tapi James juga takut kalau orang tuanya akan jatuh terperosok. Ayah James adalah anak kedua dari pemilik pabrik minuman kemasan, tapi karena di anggap tidak mampu menjalankan bisnis Ayahnya, atau kakek dari James, maka pabrik itu di kelola oleh anak pertamanya, atau pamannya James sehingga Ayahnya yang di anggap tidak mampu tidak diberikan apapun sebagai tunjangan. Untunglah di bertemu dengan Ayah Bien, berawal dari iseng-iseng mereka membuka usaha, dan memang Ayah Bien lah yang banyak berusaha memajukan usaha mereka. Mulai dari promosi, pemilihan kemasan, dan hak lainnya di kerjakan mereka berdua tapi atas ide dari Ayah Bien. Jadi kalau dia bertindak frontal bukan hanya akan membuat orang tuanya sulit, tapi kakek serta pamannya pasti akan mengatakan, tidak heran kalau Riko tidak bisa mempertahankan perusahannya, dia itu kan memang tidak memiliki bakat! Sungguh membayangkannya saja James sudah sangat kesal. Ayahnya adalah orang yang baik sehingga dia sendiri tidak tega melihat Ayahnya di hina oleh orang lain, jadi sekarang biarkan lah dia di kekang asalkan bisa menyelamatkan muka Ayahnya itu sudah jauh dari pada cukup.
" Aku tahu. "
Setelah mengatakan itu James kembali ke kamar dimana Anne berada, dan itu adalah kamar yang akan digunakan untuk melalui malam pertama, serta kamar yang akan mereka gunakan untuk tidur mulai saat ini.
Untunglah Anne sudah tidur, jadi dia tidak perlu berinteraksi batinnya. Dengan hati-hati dia merangkak tubuhnya di samping Anne karena tida ingin gadis itu bangun dan melakukan apa yang tidak dia suka. Sungguh hari ini dia benar-benar lelah dan butuh istirahat, tapi baru saja mulai merasakan nyaman ketika berbaring, Anne rupanya bangkit dari tidurnya, dia tersenyum menatap James yang tenga menatapnya dengan tatapan terkejut.
" Bukanya kau sudah tidur? " Tanya James bingung.
" Tadi memang sudah tidur, tapi karena aku gampang terbangun ketika ada pergerakan atau suara nafas mu, aku jadi terbangun. "
James menghela nafasnya.
" Tidurlah, aku lelah sekali hari ini, kau juga pasti lelah kan? "
Anne nampak merengut tak setuju, padahal dia sudah mandi dengan sangat bersih, menggunakan parfum yang khusus dia pesan agar bisa membuat James puas, tapi kalau seperti ini apa gunanya juga pakaian seksi yang ia gunakan di saat suhu ruangan begitu rendah?
" Sayang, ini kan malam pertama kita, masa kita akan tidur begitu saja? " Protes Anne sembari mengguncang tubuh James.
James menghela nafas sebalnya.
" Anne, kau tahu benar kalau dari pagi kita tidak istirahat sama sekali kan? Kita istirahat saja, besok juga harus melakukan banyak hal seperti aktifitas harian kita kan? "
Anne membuang nafas sebalnya.
" Ajari saja aku bagaimana caranya, aku akan melakukannya untukmu, kau hanya perlu mengarahkan bagaimana caranya. "
James menatap Anne dengan tatapan tidak percaya.
" Anne, kau ini sadar tidak dengan apa yang kau katakan? "
Anne mengangguk dengan cepat.
" Tahu lah! Aku sudah banyak membaca novel romantis, menonton banyak drama padahal aku tidak suka melakukannya. Aku benar-benar sudah mempersiapkan diri agar malam pertama kita berkesan, jadi jangan mengunduhnya ya? "
James mengusap wajahnya dengan kasar.
" Anne, aku- "
Bum selesai James berkata, Anne sudah duduk dipangkuan James sembari memeluk tengkuknya.
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!