"Uhm,..."
Kinan mulai menggeliat Dengan sentuhan hangat dari jari jemari Mas ocong.
Perlahan Mas ocong mulai membuka pakaian yang menutupi tubuh keduanya. Lagi, lagi dan lagi, keduanya mulai bersatu dan menghabiskan malam yang sunyi dan dingin itu dengan kehangatan dunia yang sangat memabukkan dan merusak iman itu.
Ruangan yang gelap membuat Kinan tak dapat melihat wajah dari pria yang telah memberikannya kenikmatan duniawi itu, dia hanya bisa mengikuti alur permainan Mas ocong dan sesekali mendesah menambah irama dalam permainan mereka.
Hampir 1 jam lamanya mereka bermain, dan Kinan pun kini mulai merasa lelah. Setelah mengeluarkan belenggu dan dosa itu secara bersamaan, akhirnya keduanya pun merasa terpuaskan.
Dengan lelah Kinan mulai terlelap di kasurnya, matanya mulai terpejam dan kesadarannya perlahan menghilang.
Mas ocong menyentuh lembut ke kening Kinan yang sudah tertidur pulas itu, dia menatap lembut ke arah Kinan.
"Gadis yang sangat cantik".
Mas ocong kembali memakai kain kafannya yang kotor dan belum pernah di cuci selama hampir 10 tahun itu. Dia perlahan melompat-lompat pergi meninggalkan Kinan yang telah tertidur lelap.
Keesokan paginya, Kinan yang terbangun mulai meraba tempat tidurnya, dia mencari sosok pria yang tadi malam telah menghabiskan malam penuh nikmat bersama, tapi saat dia mulai membuka mata, sosok itu telah tiada.
"Eh, kok gak ada orang"
Kinan melihat ke samping tempat tidurnya.
Melihat pria itu tidak ada membuat Kinan langsung bangkit dan mencari ke kamar mandi, tapi dia tetap tak menemukan sosok pria itu, bahkan setelah dia mengelilingi kamar itu sampai sepuluh kali, dia tetap tak menemukan apapun tentang pria misterius yang tidur dengannya tadi malam.
Dengan perasaan kesal di campur kecewa, Kinan memutuskan pergi dari penginapan itu.
"Sial, apa aku di permainkan oleh pria itu"
Kinan memukul kasur dengan kesal.
Kinan belum tau bahwa yang tadi malam bermain-main dengannya adalah sosok makhluk astral dan bukan manusia.
Kinan tak mau menyerah sampai di sini, dia terus berjanji pada diri sendiri bahwa dia akan menemukan pria itu bagaimanapun caranya, sebab dia telah merasa nyaman dan terikat dengan pria yang tidur dengannya malam itu.
Kinan langsung menancapkan gas mobilnya dan bergegas kembali ke rumah. Di sepanjang jalan, dia terus mengingat saat-saat bersama dengan pria itu, mulai saat pria itu menyelamatkannya bahkan sampai mereka menghabiskan malam bersama.
Itu adalah kali pertama Kinan melakukannya, dulu dia pernah berjanji pada dirinya bahwa hanya akan melakukannya bersama suaminya saja, tapi kali ini, dia malah melakukannya dengan pria yang baru saja dia kenal.
Bahkan bodohnya, dia tak tau bagaimana rupa dan nama dari pria tersebut.
"Bagaimana jika aku hamil? Ah, tidak, tidak"
"Aku harus mencari pria itu untuk mencari pertanggungjawaban nya kelak"
Kinan terus ngoceh yang tidak-tidak dalam keadaan kesalnya. sampai 1 jam kemudian akhirnya dia sampai di rumah.
Sesampainya di rumah, Kinan masih saja memikirkan Mas ocong, bayangan tentang Mas ocong masih terngiang-ngiang di pikiran Kinan.
"Ah,.. gak bisa begini terus, lebih baik aku pergi ke diskotik buat hilangin semuanya dan cari pria tampan lainnya" ucap Kinan yang langsung mengganti pakaiannya dan bersiap pergi. Dia ingin menghilangkan perasaannya tentang Mas ocong dan rasa nikmat dari layanannya yang luar biasa perkasa itu...
Kinan mulai berjalan menuruni tangga, tapi saat di ruang tamu Lastri, Ibu tiri Kinan menghentikan langkahnya.
"Kamu itu yah, anak gadis tapi hobinya pergi ke diskotik, pulang larut malam, mana pakainya juga udah kayak perempuan gak beres, sadar Kinan, Bapak mu itu seorang Bupati, apa kata orang nantinya" Ceramah Bu Lastri yang lumayan membuat telinga pengang...
Kinan menjawab santai semua celotehan Bu Lastri. Dia membalikkan apa yang Bu Lastri katakan padanya kepada Maya putri kandungnya itu...
"Haduh, hari gini masih ceramahin anak orang, tapi anak sendiri lebih gak beres dari aku" sahut Kinan sambil memutar mata malas dengan ocehan Bu Lastri.
"Jaga mulut kamu ya Kinan, Maya itu anak baik, bagaimana bisa di samakan sama kamu yang gak beres" ujar Bu Lastri yang tak mau putri satu-satunya itu di jelek-jelekkan oleh Kinan..
Kinan yang tak mau berdebat, langsung pergi tanpa peduli dengan ocehan Bu Lastri yang menurutnya sangatlah membosankan. "Kinan, tunggu,.. kau itu yah... " ucap Bu Lastri mencoba menghentikan Kinan, tapi Kinan tak peduli, dia terus berjalan ke arah parkiran...
Kebetulan sekali, saat Kinan hendak pergi, Pak Soedarmo pulang dari perjalanan dinasnya. Saat melihat ayahnya pulang, Kinan tak jadi pergi, dia malah berlari ke arah Ayah kesayangannya itu dan memeluknya. "Ayah.. " Kinan melompat ke dalam dekapan hangat sang ayah...
"Sayang, kau rindu ayah juga ternyata" ujar Pak Soedarmo. "Tentu saja, ayah itu adalah keluarga satu-satunya yang Kinan punya, jelas Kinan pasti rindu" sahut Kinan...
Kinan terus menggandeng tangan Pak Soedarmo masuk ke dalam rumah. Bu Lastri dan Maya juga telah menunggu di dalam. Dengan lembut Bu Lastri langsung menyuguhkan teh pada Pak Soedarmo, tapi Pak Soedarmo menolak, sebab saat ini dia sedang bersama dengan putri kesayangannya itu...
"Taruh di meja saja, saya masih mau mendengar cerita dari putri ku ini, apa saja yang telah dia lakukan, sampai-sampai tidak pernah menghubungi ayahnya selama di luar kota" ujar Pak soedarmo..
"Ih ayah, Kinan kan sudah besar, umur juga sudah 20 tahun" sahut Kinan penuh manja. Maya yang melihat kedekatan Pak soedarmo dan Kinan merasa cemburu, tapi dia tidak bisa mengatakannya, dia hanya bisa menahannya dalam hati...
"Oh begitu kah, kalau begitu, anak ayah sudah pantas untuk menikah" ucap Pak soedarmo lagi. Kinan langsung menolak dengan menyilangkan kedua tangannya, dia sangat anti dengan perjodohan dari dulu...
"Tidak, Aku tidak mau di jodohkan ayah, aku ingin menemukan sosok pria yang perkasa dan juga hebat seperti ayah sendiri" sahut Kinan sambil pikirannya terus mengingat sosok Mas ocong yang sangat perkasa...
"Mas, Kinan itu kerjanya main terus, gak mau belajar, semua yang urus Maya" ujar Bu Lastri menonjolkan putrinya pada Pak soedarmo. "Itu kan memang tugas seorang kakak, lagi pula bukankah lebih tua Maya setahun dari pada ku ayah" Sahut Kinan yang membuat Bu Lastri tak senang...
"Tapi Kinan kau itu,... " belum selesai Bu Lastri berbicara, Kinan memotongnya. "Ayah jangan bandingkan aku dong dengan Maya, aku kan anak kandung ayah, kalau Maya kan bukan" ucapan Kinan sontak membuat Maya merasa semakin kesal dengannya. Pak soedarmo juga langsung menyangkal ucapan Bu Lastri tentang Kinan, dia tak ingin mendengar hal buruk tentang putrinya lagi, terutama jika itu keluar dari mulut Bu Lastri yang kini telah menjadi istrinya...
"Lari, aku harus lari, y Tuhan tolong aku" ucap Kinan yang terus berlari. Sekelompok preman tengah mengejarnya dari tadi, entah siapa yang menyuruh mereka, tapi orang-orang itu ingin mencelakai Kinan...
"Woy, jangan lari lu wanita jal*ng" ucap seorang preman berbadan besar. Sambil berlari di tengah hutan lebat, Kinan berusaha untuk menghubungi ayahnya, tapi karena saat ini dia tengah berada di sebuah perkampungan ujung kota, dia tak mendapatkan sinyal. Dengan panik Kinan hanya bisa terus berlari, dengan suasana hening malam yang gelap Kinan bahkan tak bisa melihat jalan, dia hanya bisa mengandalkan instingnya untuk terus berlari menjauh dari para preman itu...
Sampai di sebuah lorong gelap, samar-samar dia melihat seseorang di sana, tanpa berpikir panjang, Kinan langsung meminta bantuan orang tersebut. "Tolong, ku mohon tolong aku" ucap Kinan sambil memegang lengan pria itu, walaupun agak sedikit aneh, sebab di tak bisa menemukan letak tangan pria itu, tapi dia tak peduli, saat ini keselamatannya adalah yang terpenting baginya...
Kinan tak tau bahwa pria yang saat ini dia mintai tolong bukanlah seorang manusia, melainkan makhluk astral, Pocong pria yang meninggal sudah 10 tahun yang lalu, dan telah menghuni lorong itu selama 10 tahun, bahkan di depan lorong itu telah tergeletak berbagai macam sesajen dan menyan...
Mungkin akibat ketakutan dan kepanikan, membuat Kinan tak lagi mencium aroma menyan, sebab di pikirannya saat ini hanyalah bagaimana cara agar bisa lolos dari para penjahat itu...
"Berikan aku tubuh mu" ujar Mas ocong. Tanpa berpikir panjang Kinan langsung mengiyakan apa yang Mas ocong inginkan, sebab baginya lebih baik tidur dengan pria asing ini dari pada harus mati sia-sia dan mendapatkan perlakuan yang brutal sebelum ajal menjemput...
"Woy, akhirnya jumpa juga lu" ucap salah seorang preman itu. "Apa mau kalian? Kenapa kalian ingin menyakiti ku?" ucap Kinan yang penasaran. "Gak usah banyak bacot lu, gak penting siapa yang nyuruh kita, yang penting kita akan bersenang-senang dengan mu j*lang, y kan teman-teman" sahut preman itu dan 4 rekannya langsung mengiyakan...
Kinan yang takut hanya bisa bersembunyi di belakang Mas ocong yang berdiri tegap di depannya. "Eh, lu jangan ikut campur, pergi lu sana atau kita habisin" ucap seorang preman. Karena gelap mereka semua tak menyadari bahwa yang mereka hadapi adalah makhluk astral yang sudah pernah meninggal dan tak ada senjata yang bisa menyakitinya juga, sebab orang mati gak bisa di bunuh lagi juga...
Mas ocong menyuruh Kinan mundur dan menjauh. "Bersembunyi lah dan jangan lihat ke depan" ucap Mas ocong dan Kinan langsung mengangguk. Setelah Kinan pergi, Mas ocong langsung menunjukkan identitasnya dengan menghidupkan lampu lorong yang telah 10 tahun mati itu. "Ahh!!!" Para preman itu menjerit ketakutan. "Pe... pe... pocong.... " Semua preman itu langsung berlari kalang kabut, padahal Mas ocong belum melakukan apapun, dia cuma lihatin wajahnya sama mereka...
Dasar cemen, cuma lihat begitu aje udah pada kabur, preman, premangan ini yang ianya..
Setelah di rasa aman, Kinan berusaha melihat ke arah mereka, tapi alangkah terkejutnya dia, saat ternyata Mas ocong telah berdiri di hadapannya. "Astaghfirullah!" ucap Kinan yang kaget...
Sambil mengelus dadanya, Kinan menarik napas panjang, "Huft, kau mengagetkan ku saja" ucap Kinan. "Sekarang aku mau bayarannya" sahut Mas ocong. Kinan hanya bisa menelan cairan salivanya..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!