NovelToon NovelToon

Terjebak Dendam 2 Mafia

Club Starry Night

Novel ini, ada adegan kekerasan dan adegan dewasa. Harap bijak dalam memilih bacaan.🙏 Terimakasih atas perhatiannya.🌹

...----------------...

Di Club Starry Night, Inggris.

Seorang pria berambut coklat tua dengan jambang terlukis rapi di wajahnya, tengah duduk di ruangan VVIP yang telah ia pesan, empat orang pengawalnya menemani duduk di hadapannya.

Tak lama, lima orang wanita berpakaian sexsy masuk ke dalam ruangan itu, salah satunya membawa nampan dengan beberapa botol minuman beralkohol serta gelas.

“Ikat dia!” Pria itu menatap tajam wanita yang tengah meletakkan botol dan gelas di meja.

Dua pengawalnya langsung berdiri, satu berbadan besar dengan kepala botak, yang satunya lagi, kurus dan sangat tinggi menjulang, telapak tangan dan sepatunya sangat besar, rambutnya panjang terikat dengan karet hitam.

“Akh, ampun Tuan, ampuni saya, saya hanya pelayan untuk mengantar minuman, bukan wanita pekerja pelayanan!” Wanita itu mencoba menepis tangan kekar sibotak, memohon pada pria berambut coklat yang berjambang itu.

“Memohonlah dengan baik!”

Dua pengawal menekan tubuh dan kepala wanita itu, membuat ia bersujud diantara dua paha pria berambut coklat, sedangkan empat wanita lainnya berpura-pura tidak tahu karena takut akan menjadi target mainan selanjutnya, mereka duduk diantara dua pengawal yang tengah duduk memperhatikan.

Ia menarik dagu wanita itu sampai terdongak melihat ke atas. “Buka celanaku!” perintah Pria berambut coklat dengan mengembuskan asap rokok yang mengepul ke wajah wanita itu.

Dengan tangan gemetar, ia terpaksa membuka celana si pria, menurunkan resleting celananya, hingga menunjukkan sesuatu yang tak ingin ia lihat. “Mainkan!” Lagi, pria itu menyuruhnya dengan tatapan tajam.

“Maaf Tuan, aku bukan wanita panggilan!” tolaknya.

Pria berambut coklat itu menatapnya dengan geram, lalu memaksa memasukkan miliknya ke dalam mulut wanita itu dengan satu tangan memegang miliknya yang setengah bangun, sedangkan kepala gadis itu di tekan paksa oleh pengawal berkepala botak.

Ia ingin muntah, mukanya sampai memerah karena milik pria berambut coklat itu masuk sampai ke kerongkongan. Air matanya sampai keluar, ia tak kuasa, namun apa daya, perlahan wanita itu pun mulai mengikuti dan memainkannya sendiri seperti yang diinginkan sipria jahat itu.

“Cih!” Melihat wanita itu sudah tak memberontak dan mulai memainkan miliknya, pria itu berdecih mengejek, kemudian mendorong wajah wanita itu agar menjauh dari miliknya.

Ia mematikan api rokok di bahu wanita itu dengan berkata. “Tidak? Tetapi kau suka juga!” Wanita itu hanya bisa meringis, bahunya perih terkena api dari puntung rokok. Kemudian, Pria itu mengeluarkan pistolnya, memasukkan ke dalam mulut wanita itu dan menembaknya.

Dor! Darah menyembur keluar, wanita itu langsung tergeletak di lantai, mati di tempat. Empat wanita yang duduk bergidik ngeri, lutut mereka sampai bergetar.

“Buka baju kalian!” perintahnya dengan menggoyangkan tangan yang tengah memegang pistol. Memainkan pistol itu sampai berputar.

Empat wanita itu terburu-buru membuka baju, pria itu menatap dengan tersenyum aneh. Dua pengawal yang masih duduk tadi, langsung mengeluarkan borgol, memorgol tangan empat wanita yang telah tanpa busana itu. Kemudian sibotak memberikan pelecut pada pria berambut coklat. Tubuh empat wanita itu semakin bergetar hebat karena takut.

Pengawal yang tinggi mulai membakar lilin merah, memberikan pada pria berambut coklat. Dengan wajah yang masih tersenyum, ia meneteskan lelehan lilin yang sudah dibakar itu di tubuh empat wanita itu, di ujung dadanya, di perut, dan pinggul.

Wanita-wanita itu mendesis menahan perih. Sakit! Sungguh sangat menyakitkan!

Lagi, empat wanita itu kembali takut, menyaksikan apa yang tengah di pegang oleh kepala botak, berbagai macam alat penyalur has*rat, mulai dari berbentuk bulat berekor, berduri, panjang, besar, dan bergerigi.

Benda-benda itu di masukkan oleh empat pengawal ke tempat buang air besar dan buang air kecil. Pria berambut coklat itu tertawa lebar menontonnya.

Hahahaha!

Empat wanita itu kemudian disumpal mulutnya. Mereka mulai menggeliat, mengeluarkan keringat yang banyak, karena alat yang dimasukkan ke dalam tubuh mereka bergetar dan bergerak-gerak, membuat mereka kesakitan, kegelian, sensasi nikmat bercampur jadi satu.

“Nikmati itu! Ahahahha!” Kemudian ia melecut empat wanita itu bergantian dengan kuat. Para wanita itu menitikkan air mata, tubuh mereka memerah karena lecutan itu. Sakit, mereka disiksa.

“Hahahahaha!” Pria itu tertawa puas.

__

Di sisi lain, pria berkacamata hitam tengah sibuk mengotak atik laptop, ia tengah menyadap cctv club malam, untuk mencari manusia buruan. Telinganya terpasang earphone, lalu di dada sebelah kirinya juga terpasang kamera kecil pengintai.

“Siap!” ucapnya.

“Ok!” sahut tiga pria muda, salah satunya langsung menggunakan topeng hitam untuk menutupi wajah, satunya lagi memakai jacket hoodie berwana hitam, menggunakan topi dan masker, sedangkan satunya lagi menggunakan jas hitam yang elegan dengan kacamata keren.

Mereka bertiga turun dari mobil yang disembunyikan di jalan gang kecil disebalik rimbunan bunga yang cukup tinggi. Yang memakai topeng hitam, baju dan celana hitam, persis seperti bandit, berlari dengan sigap dan kencang ke arah kiri.

Pemuda yang memakai Hoodie berbelok ke sebelah kanan, meletakkan earphone di telinga. Sedangkan pemuda berjas, berjalan lurus ke arah club.

Setelah hampir sampai di depan club, empat orang pria berjas telah mengikutinya, berjalan beriringan dan masuk ke dalam club itu dengan pemeriksaan yang cukup ketat oleh satpam.

Pemuda bertopeng tiba di belakang bangunan club yang sepi, ia melompatkan tali panjang yang memiliki magnet pencekram untuk kaca. Memanjat tali itu hingga ia sampai di puncak paling atas club. Ia menarik tali dan menyimpannya kembali ke dalam tas yang ia sandang, kemudian mengeluarkan tablet, di sana tampak peta kemana arah ia akan masuk.

Pemuda yang memakai jacket hoodie, duduk di kursi yang telah disediakan di tepi jalan kota itu, tepat di depannya ada tiang air, ia duduk sambil memainkan tablet dan hp-nya untuk membobol keamanan club.

Sedangkan pemuda berjas, masuk ke dalam club, ia dibawa masuk ke dalam ruangan VVIP, dimana empat wanita disiksa dengan keadaan tak berbusana. Tubuh mereka terluka dan mengeluarkan darah, terlihat seperti segan hidup, mati pun tak mau.

Pria berambut coklat menatap sinis. “Ada apa?” tanyanya dengan angkuh.

“Perkenalkan, saya Lee Yuan, saya utusan dari perusahaan Sunny Education Group.” Pemuda berjas memperkenalkan dirinya.

Pria berambut coklat itu pun duduk dan mulai mendengar.

Pemuda bertopeng telah sampai di tempat tujuan mereka, dia telah mengambil benda penting di ruangan itu, ia mulai merangkak di ventilasi ruangan penghubung di atas loteng yang begitu sempit. Perlahan namun pasti, ia kini telah sampai di atas loteng toilet pria.

Dengan petunjuk dua pria yang bekerja sebagai pengintai jaringan dan pengendali cctv melalui tabletnya, ia membuka tutup ventilasi dengan hati-hati, karena toilet itu aman dari cctv dan tak ada orang di dalamnya, ia pun turun perlahan dan memasangkan tutup ventilasi itu kembali. Zat penting yang ia curi itu, ia masukkan ke dalam botol kecil, ia mengganti bajunya dengan pakaian berwarna cerah, layaknya pemuda yang suka berhura-hura dan mabuk-mabuk di Club.

Setelah berganti pakaian, zat yang ada di dalam botol ia masukkan ke dalam tong sampah basah, sedangkan tali, pakaian, dan tas ia buang terpisah di tong sampah kering. Lalu, berjalan keluar dengan santai, masuk dan bergabung dengan orang-orang yang tengah menari di lantai dansa.

“Masuk!” perintah pria berkacamata yang mengotak atik laptop di dalam mobil tadi, setelah menerima signal dari pemuda bertopeng itu.

...****************...

Nb: Hai, agar lebih paham sama cerita ini, silahkan baca novelku yang ini dulu ya💞

Kerja Bagus!

Empat pria berjas yang mengikuti pria yang mengaku bernama Lee Yuan, utusan dari Perusahaan Sunny Education Group berdiri tegak di belakangnya, bersiap memperhatikan antaraksi bisnis pria berambut coklat itu dengan Lee.

Mendengar kode siap, dua orang dari pria berjas itu, berpura-pura keluar hendak pergi ke toilet, tentu saja dengan liciknya pria berambut coklat itu mengizinkan, karena meninggalkan pria tampan seperti Lee dengan dua orang bodyguard yang terlihat lemah dan kecil, sangat menyenangkan.

Dua pengawal tadi sama-sama masuk ke dalam toilet pria, mengintai, memperhatikan keadaan dan memeriksa dua tong sampah tempat pria bertopeng tadi membuang peralatan dan zat yang dia curi.

“Bersiap, sudah masuk satu orang office boy untuk membersihkan toilet,” ucap Pria yang berada di dalam mobil menunggu mereka sambil memantau cctv dan titik koordinat anggotanya berada.

“Siap,” jawab mereka berdua berbisik pelan.

Tak lama, office boy pun masuk ke dalam.

Brugh! Pria itu di buat pingsan oleh mereka berdua. Lalu, salah satu di antara mereka membuka baju sang pekerja itu, memakainya. Mendorong dua tong sampah itu keluar. Sedangkan yang satu lagi menyembunyikan office boy dengan cepat di dalam kamar toilet.

“Cepat! Ada yang masuk!”

Dan benar saja, baru saja dia menutup pintu, ada dua pria yang masuk ke dalam. “Cepat keluar!" Terdengar kembali perintah di earphone nya.

Sampah itu terus di dorong keluar, saat sampai di luar, dia segera mengganti bajunya kembali dengan jas, memasukkan barang-barang ke dalam tas. Meletakkan Tas di rumput jalan ke luar. Lalu, dia kembali berdiri di ambang pintu keluar sambil merokok.

Sedangkan yang satu lagi, hendak kembali masuk ke dalam ruangan pertemuan Lee, sayangnya dia dicegat oleh penjaga.

Musik terus berbunyi, orang-orang menari dengan geloranya di dance floor. Sedangkan pria yang tadi menari di dance floor perlahan keluar dari keramaian sambil membawa dua botol minuman beralkohol yang cukup mahal, berpura-pura teler.

“Oh ... bulan, bintang menari, terangilah malamku, duniaku ... hanya ada kamu sayangku, kasihku, cintaku,” gumamnya berjalan teler sambil meracau-racau.

Dua penjaga hanya mendelik kesal melihatnya. “Hei Bung, jika mabuk pergi dari sini!” Pria berjas yang merokok tadi berpura-pura, dia mendekati temannya yang juga tengah berpura-pura mabuk.

“Biar aku yang mengurus dia!” Dia memapah temannya yang pura-pura mabuk.

“Oh Sayang, kenapa kau tidur di rumput ini?" Dia sengaja berguling dan tidur-tiduran di rumput, melihat dua penjaga itu lengah, lalu membawa tas yang letakkan di rumput tadi, mendekapnya cepat, sehingga dua penjaga club itu hanya melihat dua punggung pria yang sedang keluar.

Saat mereka berdua berhasil keluar, pria yang duduk dengan jacket hoodie langsung mendekati, zat yang dicuri itu langsung berpindah tangan pada pria itu. Sedangkan dua pria itu juga bergegas pergi ke mobil mereka. Mengganti baju dan menyimpan pakaian dan semua alat-alat seperti tali dan lainnya, sedangkan dua botol alkohol yang di bawanya tadi, diletakkan di depan.

“Berhasil! Keluarlah segera!” ucap pria yang ada di mobil pada empat pria yang masih berada di dalam Club.

“Kenapa kalian membatasi aku untuk masuk? Di dalam ada majikanku!" hardik pria berjas pada penjaga di depan pintu ruangan si rambut coklat.

“Tuan tidak menerima banyak orang. Tuan Lee sudah ada dua pengawal di dalam, tidak perlu banyak pengawal!”

“Cih, bedebah!” Brug! Dia melakukan tendangan melayang ke arah wajah pria yang menyahutinya barusan sambil memutar badan memberikan pukulan pada teman di sebelahnya.

“Sialaaan!”

Bugh! Bugh! Terjadilah perkelahian diantara dua pria penjaga dan satu orang pria berjas yang mendampingi Lee Yuan tadi.

Pria berambut coklat mendekat dan menyentuh wajah Lee. “Aku suka pria cantik.”

Pria yang mengaku bernama Lee Yuan itu mengerutkan alis, menatap jijik pria buncit berambut coklat itu.

“Berapa gajimu kerja di Perusahaan Sunny Education Group? Aku bisa membayarmu sepuluh kali lipat, asal kau melayaniku.”

Dia benar-benar ingin meludahi dan muntah saat ini juga. Dia pria normal, masih menyukai wanita. Apalagi menyukai pria jelek seperti di depannya ini. Sungguh menjijikkan.

“Maaf Tuan, saya sudah lama bekerja di Sunny, tidak mungkin saya berpaling begitu saja.” Masih menjawab dengan sabar sambil menunggu langkah tepat.

Dua bawahannya sejak tadi sudah bersiap, lalu sama-sama mengangguk. Mereka melempar sebuah senjata berasap. Ya, gas air mata.

Dor! Dor! Dengan asap yang masih tebal, dua pria berjas dan Lee sudah menembaki bawahan pria berambut coklat. Sayangnya, yang tertembak hanya cecunguk lemah saja. Sedangkan bawahannya yang botak dan tinggi menjulang itu juga menggunakan lensa khusus seperti mereka bertiga. Sehingga tidak terkena dampak gas air mata.

Pria tinggi kurus menjulang dengan cepat menarik tangan pria berambut coklat keluar, sedangkan pria botak menembak dua bawahan Lee.

“Awh!” Salah satu tertembak di bagian lengan dan kaki.

“Brengsek!” Dor! Dor!

Suara tembakan di dalam ruangan itu tidak terdengar keluar, karena ruangan ini meredam suara.

Dor! Pria botak itu pun akhirnya tertembak tepat di jidatnya. Tak ada lagi suara setelah sibotak mati, asap pun juga menghilang. Empat wanita hiburan sudah pipis ketakutan di sebalik sofa bersembunyi dengan tangan dan kaki masih terikat dan terborgol.

Brak! Pintu terbuka lebar. Pria berjas yang di luar seorang tadi sudah banyak menghabisi orang di luar.

“Gimana? Beres?” tanyanya dengan wajah dan tangan bersimbah darah sambil menodongkan senjata.

“Gmon terluka!” Dia langsung menghampiri kawannya yang terluka.

“Hei kau, lepaskan para gadis itu!” suruh Lee pada bawahannya satu lagi yang tidak terluka. “Cepat ikat lukanya dan bawa keluar!” lanjutnya lagi memerintah.

“Keluar segera, jika kalian tidak ingin mati!" serunya setelah melepaskan ikatan para gadis itu, kemudian langsung mengejar si rambut coklat dengan pengawal nya yang kurus tinggi menjulang itu. Para gadis menarik bajunya cepat, memakai terburu-buru, berlari tunggang langgang keluar dengan ketakutan, melongkahi beberapa mayat yang bersilongkangan.

“Dia ada di atap! Ayo!” perintah Lee. Dua orang mengikutinya. Sedangkan satu orang lagi sudah memapah temannya yang terluka keluar.

Setelah terkejar dan melihat dua pria yang berlari itu. Dor! Dia menembak kepala belakang pengawal yang kurus menjulang. Dor! Lalu menembak kaki si pria coklat yang berlari hendak ke helikopternya.

“Hei, Tua Bangka buncit! Bukankah kau suka dengan pria cantik? Kenapa kau ingin meninggalkan pria cantikmu ini? Apa kau tidak menyukai pria cantikmu ini lagi?” tanyanya dengan menyeringai.

Pria berambut coklat itu beringsut mundur dengan kaki berdarah penuh kesakitan.

“Dimana bos dan tempat berkumpul kalian?” tanyanya memainkan pistolnya.

“Aku tidak punya bos, akulah bosnya!” teriaknya.

“Oh, ya! Berarti terimalah ajalmu!”

Dor! Dia menembak kening pria berambut coklat itu. Pria itu mati seketika. “Beri tanda seperti biasa!" suruhnya pada dua orang yang mengikuti dirinya tadi.

“Oke.”

Darah di kening pria berambut coklat itu dijadikan untuk tinta menulis oleh bawahannya, mereka memegang tangan korban menggunakan sarung tangan, menggerakkan jari korban dengan mencelupkan ke darah korban, mengukir tanda mereka.

“Semua selesai, ayo!" Mereka bertiga segera membersihkan diri, berbaur melewati dance floor yang memekakkan di lantai bawah, sedangkan pembantaian barusan ada di lantai atas dan lantai khusus.

Tolong!

Dor!

Teriakan dari salah satu pengunjung yang melihat ada mayat, lalu tembakan dari penjaga club agar musik berhenti, semua menjadi riuh. Mereka bertiga perlahan tetap keluar berdesak-desakan dengan yang lain.

Saat mereka keluar, mereka sempat di periksa, tidak ada apa-apa, karena senjata mereka sudah mereka bersihkan dan meletakkan di tangan mayat, sebelum turun ke lantai dance floor.

Mereka berhasil keluar dan bergabung ke dalam mobil.

Polisi datang dan memeriksa semua orang termasuk mobil mereka yang tak jauh dari sana. Laporan tentang kehilangan dan pembunuhan, sehingga semuanya di selidiki.

“Pak, kami hanya penjual roti keliling. Mobil kami hanya berisi roti dan dua botol alkohol.” Akting pria yang mengaku bernama Lee Yuan tadi.

Polisi memeriksa dan memang hanya ada roti. Ya, karena roti dibagian atas, sedangkan perkakas dan baju ada di bagian paling bawah. Dan satu hal lagi. Zat tidak bersama mereka, sehingga alat khusus mendeteksi zat itu, tidak bisa menemukannya.

Sementara saat mobil diperiksa, pria yang memakai jaket hoodie tadi, menempelkan permen karet yang dia makan di pipa air di tepi jalan dan beberapa tempat. Dia terus berjalan santai hingga cukup jauh.

“Saatnya dimulai!” ucap pria berjaket hoodie itu.

Dan....

Duaar! Byuur! Sekaligus tempat-tempat yang dia letakkan permen karet tadi meledak seketika dengan pipa air yang berada ditepi jalan itu.

Polisi pun teralihkan. Mobil mereka pun dengan cepat melaju dari sana, menaikkan pria berjaket hoodie yang menunggu di jalan yang cukup jauh dari Club.

“Kerja bagus!”

Bertahun-tahun Lamanya

“Bagaimana Bang, I'm cool?” Pemuda yang mengaku bernama Lee Yuan tadi, tersenyum kepada pria berkacamata hitam yang duduk menunggu aksi mereka semua, di dalam mobil.

Pemuda ini aslinya bernama Boris Albert Ryker, dipanggil Mr. A. di dalam dunia mafia. Dia putra kedua Dedrick Ryker Van Hallen.

“Kau terlihat biasa.” jawabnya.

“Hei, Bang! Apa salahnya memujiku, katakan aku luar biasa, setidaknya pujilah adikmu yang tampan rupawan ini.” Dia tersenyum menggoda pria berkacamata.

Pria berkacamata hitam itu mengabaikan Albert. Dia adalah Arsen Ryker Van Hallen. Akan tetapi, nama yang dikenal di dunia mafia adalah Mr. Handros.

“Jika kau masih ingin ikut denganku, lebih gesitlah dalam bergerak, kau telat 15 detik menyelesaikan panjatanmu tadi, selebihnya oke!” Arsen berkata tanpa menoleh pada pria yang tadi memakai baju bertopeng seperti bandit.

“Oke Bang, aku nggak akan telat lagi dan berlatih lebih keras lagi,” sahut pemuda yang sudah mengganti baju bertopengnya tadi. Dia adalah putra kandung Berend Elmo, adik Vindo, bernama Jackson Zein Elmo.

Kebiasaan, sikap, dan fashionnya hampir menyerupai Vindo, karena sejak kecil dia begitu terobsesi pada kakaknya itu, sedangkan Kakak laki-lakinya itu mengabdi pada Arsen, sehingga dia memilih mengikuti Arsen atas perintah ayahnya Berend dan Vindo.

Sedangkan pemuda memakai jacket hoodie hanya diam tanpa bicara apapun, wajahnya datar tanpa ekspresi. Dia adalah Genio Chion, seorang pemuda yang pernah diselamatkan Arsen dan di didik olehnya saat memburu laki-laki yang membunuh keluarganya.

Arsen telah pergi meninggalkan keluarganya bertahun-tahun, tak pernah memberikan kabar lagi, wajah rupawannya yang terlihat baby face dan lemah lembut itu berubah menjadi sikap aslinya yang dingin. Wajah yang telah dioperasi dan mata yang berwarna biru ke abu-abuan milik ayahnya.

Mobil bak dengan logo roti yang mereka kendarai berhenti di sebuah rumah sederhana. Tiga pemuda tadi turun sambil memikul beberapa kotak dan menyandang tas ransel, begitu pun beberapa pria lainnya yang baru saja muncul, mereka adalah bawahan dan pengawal Arsen.

“Rapikan barang dagangannya kembali!” perintah Arsen pada mereka, lalu beranjak pergi dari sana, masuk ke dalam rumah.

Jika dilihat sekilas, rumah itu terlihat kecil dan sederhana, tetapi siapa yang akan mengira, di dalam tanah, begitu luas dan lapang, bangunannya. Di rumah yang kecil itu, ratusan orang berkumpul, berbagai macam senjata tersimpan dan dirakit di sana. No one knows!

Arsen masuk ke dalam kamar, membuka pakaiannya dan membersihkan diri di dalam kamar mandi. Usai membersihkan diri, dia bercermin, menatap wajahnya yang sangat berbeda, ditambah dia memiliki bekas luka baru di bagian kening menyabet sampai ke alis mata kiri. Dia membiarkan luka itu, dia tidak peduli dengan tampilannya lagi, hatinya hampa dan kosong, hanya ada dendam.

Arsen memakai celana pendek sambil mengge*sekkan handuk ke rambutnya yang basah. Tubuhnya benar-benar kuat dan berotot, di bagian tulang rusuk samping kanan juga terlihat bekas jahitan luka yang cukup lebar, belum sembuh total.

Arsen duduk di tepi ranjang, menggantungkan handuk tadi di lehernya, meraih bingkai foto.

“Aku rindu....” lirihnya. Ya, foto keluarga, ada kedua orangtuanya dan tiga adiknya.

Begitupun dengan tiga pemuda tadi, mereka sudah membersihkan diri, dan mengatur para bawahan, mengobati mereka yang tadi terluka saat bertarung.

“Nion, mana zat-nya?” tanya Jackson bertanya pada Genio Chion.

“Sudah aku berikan pada, Bang Arsen,” jawab Nion.

“Oh, oke.” Jackson pun menepuk bahu Nion.

“Si Albert mana?” Jackson kembali bertanya, mencari-cari Mr. A.

“Di bawah.”

“Ok, kamu lanjutkan saja kerjamu, semoga kita menemukan jejak si keparat itu segera. Aku ke bawah dulu!” Jackson melambaikan tangan pada Nion dan segera berlari kecil ke lantai bawah.

Di lantai paling bawah. Bangunan yang terasa amat dingin karena beberapa meter jauh di dalam tanah, ruangan ini bahkan dibantu dengan tambahan oksigen.

Albert tampak berbincang-bincang dengan seorang pemuda berkacamata, sambil menganggukkan kepala.

“Hai, Dok,” sapa Jackson setelah dekat dengan dua laki-laki itu.

“Malam Tuan Muda,” sahut pria tampan berkacamata itu sambil merunduk hormat.

“Tidak ada yang bahaya sama Abang 'kan?” tanya Albert sekali lagi memastikan.

“Iya, Tuan Muda. Tuan Handros baik-baik saja, gejala pusing itu hanya karena kelelahan dan kurang istirahat, kepalanya tidak apa-apa,” jelas dokter itu kembali.

“Baiklah, periksa saja pasien lain, berikan pengobatan terbaikmu untuk para bawahan.”

“Siap,” jawab dokter itu tersenyum ramah dan segera berlalu dari sana.

“Ada apa?” tanya Albert menatap Jackson yang berdiri di sampingnya menyimak sejak tadi.

“Abang sakit?” Bukannya menjawab, dia malah bertanya balik.

“Nggak tahu, aku lihat Abang beberapakali memegang kepalanya, makanya aku tanya ke dokter.”

“Oh.”

“Ya. Ada apa?” tanya Albert lagi.

“Itu ... ayo, kita ke ruanganmu dulu!” ajak Jackson.

Sesampainya di kamar Jackson yang memiliki ruangan kecil tiga kali tiga meter di sebelahnya, mereka bicara secara rahasia di sana.

“Nion menemukan jejak si keparat Johan di Korea Utara beberapa waktu lalu. Rupanya dia merubah wajahnya, pantas kita tidak bisa menemukan dia,” bisik Jackson.

“Dia operasi wajah juga? Sial, itu pasti sulit kita lacak. Kamu sama Nion dapat gambar wajahnya?”

“Blur!” jawab Jackson.

“Ah, sial!” umpat Albert.

“Dont worry! Nion pasti bisa melakukannya dengan baik. Sekarang, kita harus latihan dan melatih para bawahan, dan tentu saja kita harus menyiapkan rencana sebaik-baiknya!” Jackson berkata dengan tersenyum evil, yang dibalas juga dengan seringaian aneh dari Albert.

Di tempat lain.

Prang! Gelas ramping yang bertangkai panjang pecah berderai karena di banting kuat oleh pria botak bertatto di tengkuknya.

Badannya kekar mengkilat. “Sial, apa bajingan itu menemukan jejak diriku, Son?”

“Jejak saat Anda di Korea Utara, tetapi sudah saya bereskan, Anda tenang saja,” sahut pria tampan berkulit putih. Dia adalah Sony dan pria botak itu adalah Johan Rhys.

“Bagus! Kau harus ingat, Arsen itu licik dan genius, jangan pernah lupa itu! Jangan pernah beri dia celah sedikitpun, kau tahu 'kan? Kita harus menghabisi dia lebih dulu, sebelum dia menghabisi kita!” Dia memperingati Sony yang menjadi kaki tangannya.

Seorang pria berjas membungkuk hormat pada Johan, saat melihat kode tangan Johan. Dia memberikan cerutu dan menghidupkan api untuk membakar cerutu itu.

“Ya. Saya akan mengingatnya, Boss.”

Johan mengangkat tangannya, meminta mereka semua keluar dari ruangan itu.

“Sial! Apa aku harus melakukan operasi wajah lagi! Akh, benar-benar sial!” Johan menghisap cerutu nya panjang dan menghembuskan asapnya keluar pelan-pelan sambil memejamkan mata.

“Aku tidak akan merubahnya lagi, sudah cukup aku bersembunyi. Mari kita bertemu kembali baji*ngan! Kita harus berpisah dengan kematian, salah satu diantara kita harus mati!” Sorot mata ingin membunuh Johan sangatlah pekat.

Selama bertahun-tahun, baik Arsen ataupun Johan, sama-sama memperkuat kekuatan, mengumpulkan banyak uang dan senjata, dan selama itu pula, dendam mereka semakin kuat karena pertikaian, perebutan wilayah kekuasaan, dan merampas barang incaran, contohnya zat penting yang diambil Arsen malam ini adalah incaran Johan juga.

“Cuih! Bukan hanya mencuri zat milikku! Tetapi dia juga membunuh antek-antekku!” Johan meludah geram.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!