NovelToon NovelToon

Pacarku Bos Geng Di Sekolahku

Ditakuti seluruh siswa

Seluruh siswa sudah mengenal pria yang bernama Johan Satria. Seluruh siswa takut padanya karena dia sering mamalak anak-anak disekolahnya. Meski sekolah itu urutan pertama paling populer di Jakarta. Tak banyak anak yang mau mengadukan kekuasaan Johan.

Johan sendiri anak dari kelurga miskin. Sehari-hari ia tak pernah diberikan oleh orangtuanya uang jajan. Sehingga itu menjadi alasan untuk ia memutat otak bagaimana cara mendapatkan jajan saat di sekolahnya.

Saat duduk ditingkatan pertama, kekuasaan Johan muncul ketika teman seangkatan mulai takut padanya dengan wajah arogan serta nada bicaranya yang tinggi.

Ia mengambil kesempatan itu untuk mengajak teman-teman seangkatannya yang dulu sudah berteman sejak ditingkatan SD, SMP hingga bertemu kembali ditingkatan SMA.

Johan mulai membentuk geng sekolah. Menggertak teman-temannya. Memalak mulai dari jumlah yang kecil untuk memberikan jajan kepada teman-temannya satu geng tersebut.

Masih ditingkatan pertama, Johan hanya berani untuk mengganggu teman seangkatannya saja.

Sementara anak ditingkat dua dan akhir belum berani disentuhnya. Terlebih mereka sudah menjadi senior Johan.

Naik ketingkat dua, Johan mulai membangun kekuasaan gengnya. Menakut-nakuti seluruh junior mereka. Tak segan-segan Johan juga membully anak-anak yang sering membolos yang bertemunya dibelakang sekolah.

Johan termasuk anak yang malas. Tak ada prestasi selama sekolah. Kerjaannya disekolah hanya tidur didalam kelas. Terkadang dia juga mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diterangkan oleh gurunya saat jam mata pelajaran.

Tak jarang juga Johan untuk membolos karena bosan dengan kegitan sekolahnya. Membolos dan mengajak teman-temannya ke kantin sekolah adalah kegiatan rutin baginya.

Satu kegiatan lain yaitu Johan dan teman-temannya membolos dan pergi menongkrong di alun-alun. Jika dia bertemu dengan anak satu sekolah dengannya, itu menjadi sasaran empuk baginya untuk memalak uang jajan mereka.

Apalagi jika ketahuan membolos sekolah hanya untuk berpacaran. Selama dua tahun berada di sekolah itu, Johan tak takut nilanya jelek. Menurutnya sekolah adalah hal yang paling menyebalkan.

Naik ketingkatan akhir, Johan mulai disibukkan dengan seluruh kegiatan dan tugas-tugas. Lagi-lagi dia malas mengerjakan tugas. Dan akhirnya menyuruh anggota gengnya untuk menuntaskan seluruh PR yang diberikan guru.

Karena sudah berada ditingkatan akhir. Johan menjadi satu-satunya orang ditakuti di sekolah. Kekuasaannya semakin tinggi. Karena dia merupakan senior di sekolah tersebut.

Seluruh anak takut padanya mulai dari junior ditingkat satu, dua hingga seangkatannya. ketika seluruh gengnya keluar saat jam istirahat, banyak anak yang langsung memberikan uang jajannya.

Meski memiliki sifat arogan, suka membully, tapi Johan justru memiliki paras tampan, tinggi dan berkulit bersih. Tak heran banyak wanita dari junior hingga seangkatannya jatuh cinta padanya.

Suatu hari, wali kelasnya mengumumkan akan ada seorang murid pindahan dari Bogor. Seluruh siswa mendengarkan pengumuman tersebut termasuk Johan.

Keesokannya saat memasuki jam sekolah, Fania Indriani yang merupakan murid pindahan dari Bogor telah tiba. Sayangnya hari pertama ia memasuki sekolah justru tak bertemu dengan Johan karena hari itu dia tak masuk sekolah.

Jam pelajaran dimulai. Wali kelas memperkenalkan Fania Indriani yang pindah disaat tingkatan akhir di sekolah. Guru itu sempat memuji Fania karena telah melihat nilai rapor yang bagus karena Fania masuk juara satu umum di sekolahnya.

Sementara Fania terpaksa harus pindah sekolah dari Bogor ke Jakarta karena mengikuti sang ibu yang telah menikah dengan ayah tirinya.

Kegiatan sekolah tampak biasa saja. Layak sekolahnya di Bogor. Tak ada yang istimewa. Namun Fania dapat mengikuti pelajaran di sekolah terpopuler itu.

"Katanya pelajaran disini susah. Tapi biasa saja menurutku," ucapnya dalam hati.

Fania mulai mendapatkan teman-teman baru. Banyak teman yang mengajaknya berkenalan seperti Baby, Lucy, dan Angel. Mereka mulai berteman akrab semenjak kepindahan Fania.

Sebenarnya tingkah laku Fania mulai berubah semenjak perceraian kedua orangtuanya. Saat tinggal di Bogor, Fania sudah sering membolos. Namun ia terbantu dengan nilainya karena salah satu siwa yang berprestasi di sekolahnya.

Sejak perceraian kedua orangtuanya, Fania mulai mencari jati dirinya. Dia trauma tentang percintaan. Takut dikecewakan oleh orang yang benar-benar disayang. Tak heran jika selama dimasa SMA Fania justru tak pernah berpacaran.

Setelah berpindah ke sekolah di Jakarta. Rupanya tabiat Fania tak hilang. Ia merasa capek menjadi murid teladan dan pintar. Digari pertama sekolah, Fania mengikuti kegiatan belajar seperti biasanya.

Namun saat memasuki hari kedua, Fania mulai membolos. Dia tak takut jika dimarahi oleh gurunya. Meski sudah akrab dengan tiga orang teman dikelasnya, Fania tak mau mengajak ketiga temannya untuk membolos.

Ia khawatir akan dimarahi oleh orangtua teman-temannya jika memberikan pengaruh yang buruk.

Sementara dihari kedua Fania belajar, Johan juga tak muncul. Lagi-lagi Johan tak hadir. Kali ini alasannya karena sakit.

Entah apa yang terjadi pada Johan hingga ia tak datang ke sekolah. Saat jam istirahat, anak-anak sekolah awalnya panik harus membagi uang jajan mereka pada bos geng di sekolah. Tapi hingga jam istirahat berakhir, tak ada yang memalak anak-anak di sekolah.

Anggota geng Johan tak berani memalak jika sang bos tidak ada disisi mereka.

Hingga hari ketiga Fania mengikuti pelajaran, rupanya Johan sudah memasuki kelas saat itu. Jam pertama pelajaran diikuti oleh Fania dan Johan.

Karena berada ditingkatan akhir, sebenarnya Fania dan Johan takut tidak diluluskan oleh pihak sekolah karena tindakan mereka yang sering membolos.

Tapi karena malas belajar, membolos adalah solusi bagi mereka. Terlebih Fania sudah jenuh dengan pelajaran-pelajaran yang selama ini dia pelajari dari waktu ke waktu.

Pergantian mata pelajaran dimulai. Fani mencari-cari cara untuk keluar dari ruangannya. Ia beralasan akan ke kamar mandi untuk buang air.

"Baby, gue ke kamar mandi dulu ya," kata Fania .

"Gue ikut dong Fan," ucap Baby.

"Jangan! Perut gue sakit nih, kayanya bakal lama. Kalau guru nanta bilang aja gue di kamar mandi," terang Fania.

Fani berjalan pelan keluar ruangan. Sementara Johan sudah keluar saat bel pergantian mata pelajaran.

Johan membolos sendiri karena tak ingin ketahuan oleh gurunya. Kalau ia mengajak seluruh anggota gengnya, makan banyak kursi kosong berada didalam kelasnya.

Fani berjalan menuju belakang sekolah. Kemarin dia sudah mencoba bolos melompati tembok belakang, dan sekarang ia akan mencobanya lagi.

Sesaat ia ingin melompat tembok, rupanya Johan tengah asik duduk dikursi bawah pohon tak jauh dari tembok tersebut sambil menikmati musik dengan earphonenya.

Johan sengaja hanya memasang satu earphone di kupingnya agar sewaktu-waktu bisa mendengar jika ada yang mendekatinya.

Rupanya suara Fania terjatuh terdengar oleh Johan. Fania terjatuh saat memanjat tembok belakang sekolah. Kakinya tak sampai keatas dinding dan terpeleset.

Suara keras muncul. Sontak membuat kaget Johan. Sebab tak ada satupun siswa yang berani membolos selain dirinya. Johan takut suara itu sengaja dikeluarkan guru untuk menakut-nakutinya.

Dengan pelan Johan melangkahkan kaki. Ia mengintip dari kejauhan dan mencari tahu asal muasal suara tersebut.

Setelah dilihatnya seorang perempuan menggunakan seragam yang sama dengannya sedang terjatuh ia merasa lega. Dengan pedenya Johan mendekati Fania.

"Ngapin loe disini?," tanya Johan.

"Lah loe sendiri ngapain?," tanya balik Fania.

"Ya ini emang tempat gue nongkrong. Bentar lagi juga gue cabut," jelas Johan.

"Gue juga sama dengan loe. Gue mau cabut. Loe mending bantuin gue daripada banyak nanya," kataa Fania.

Johan tak mengetahui kalau yang dibantunya adalah murid baru pindahan yang beberapa hari lalu diumumkan oleh gurunya. Ia membantu dan memberikan penyanggah tangannya untuk dinaiki oleh kaki Fania.

Fani berhasil lolos dari sekolah. "Thanks ya!," ucap Fania.

Kenalan

Johan mengikuti jejak Fania. Dia juga meninggalkan sekolah karena takut akan ketahuan oleh gurunya.

Dari belakang Johan mengikuti Fania diam-diam. Dia ingin mengetahui kemana wanita itu pergi. Terlebih ia penasaran dengan Fania karena sebelumnya tak pernah bertemu dengannya.

Bahkan Fania juga tak mengetahui tentangnya. Anak yang paling ditakuti di sekolah. Fania berjalan pelan. Menuju tempat bermain anak-anak yang tak jauh dari sekolah mereka.

Disekitar area sekolah memang ada sebuah taman bermain. Taman itu mencari target konsumen dari kalangan pelajar jikalau telah pulang sekolah.

Taman bermain dilengkapi dengan permainan berbagai wahana. Termasuk ada tempat karoke koin, foto-foto, capit boneka, dan masih banyak lainnya.

Karoke koin adalah favorit Fania Indriani. Di Bogor ia juga sering berkaroke bersama teman-temannya. Bedanya karoke yang ia datangi adalah ruang karoke keluarga dengan jam waktu.

Berbeda dengan karoke koin yang hanya sekali pakai koin baru bisa bernyanyi. Fania sampai di taman bermain. Dari belakang Johan memandangi Fania dan ikut masuk ke taman bermain tersebut.

Beruntung Johan sudah mengantongi beberap jumlah uang dari hasil malakin teman-temannya pagi tadi sebelum memulai pelajaran.

Sehingga ia ada pegangan jika sewaktu-waktu ketahuan tengah mengikuti Fania. Fania masuk kedalam satu ruangan koin karoke. Sebelumnya ia telah membeli koin yang banyak untuk menghilangkan stressnya.

Ia ingin berteriak sekencang-kencangnya menikmati lantunan lagu. Fania bahkan malas pulang ke rumah karena malas melihat ibunya dan ayah tirinya yang baru karena sering bermesraan dengan teman-temannya.

Sementara ayah kandungnya pun jarang menghubunginya karena sibuk bekerja dan juga dengan keluarga barunya.

Nasib Fania luntang lantung setelah menjadi anak broken home. Beruntung ia masih punya tempat kembali. Walaupun ibunya sudah sibuk dengan dunia barunya dan jarang mengurus hingga memperhatikan Fania.

Satu-satunya jalan untuk menghibur diri yaitu Fania sering bermain sendiri dan jalan-jalan sesuka hati.

Dia juga selalu pulang sore ke rumah. Tak pernah tepat waktu. Meski pulang sore, ibunya tak pernah menanyai tentangnya termasuk sekolahnya. Hal itu yang membuat Fania mulai ogah-ogahan sekolah padahal dulunya menjadi murid teladan.

Setelah memasuki ruang karoke ia mulai menyanyikan satu lagu. Lagu favoritnya dari one direction berjudul History.

Fania sangat suka dengan grup one direction. Ia sudah menjadi fansnya sejak lama. Lagu history sendiri merupakan lagu yang diciptakan khusus untuk para fans one direction karena telah mendukung karya-karya mereka.

Sementara Johan duduk dikursi menunggu dari kejauhan sambil menikmati musik di earphonenya.

Tak terasa sudah lina lagu dinyanyikan oleh Fania. Lima belas menit ia berada disalam ruangan koreka koin itu. Saat keluar tak sengaja ia melihat Johan yang sedang duduk dikursi sambil menutup matanya dan menyandarkan kepalanya disandaran kursi yang didudukinya.

Ia mengagetkan Johan. "Duaarrr...," sambil memegang pundak Johan.

Seketika Johan terbangun dan sadar akan keberadaan Fania. "Apaan sih," kata Johan kaget.

"Eh loh ngikutin gue ya?" tanya Fania.

Johan tak mengaku dan malah menangkisnya. Dia berkata hanya mampir ditempat bermain karena ingin bersantai. Tempat itu cukup sepi dikala jam pelajaran sekolah berlangsung.

"Nggaklah. Gue mau nyantai aja disini karena sepi," ujarnya menyakinkan Fania.

Fania mulai bertanya tentang siapa Johan. Dia belum mengenal bos geng di sekolahnya itu. Sebab baru ketemu dihari ini. Sama halnya dengan Johan, dia juga belum mengenal Fania.

"Loe kelas berapa? kok berani bolos," tanya Fania.

"Gue kelas 3. Lah loe sendiri anak baru ya?," tanya balik Johan.

"Iya gue baru tiga hari di sekolah ini," ceritanya.

"Gue malas belajar dan gak punya teman," lanjutnya lagi.

"Sama dong," sambar Johan.

Johan mengajak Fania untuk keluar dari taman bermain. Tak terasa telah masuk jam makan siang, perut Fania terdengar keroncongan. Hingga Johan berinisiatif untuk mengajaknya makan di kafe terdekat.

Cukuplah uang hasil palakan tadi pikir Johan, untuk mentraktir anak baru itu. Fania mengikuti Johan. Berjalan bersebelahan sambil menceritakan tentang kepindahannya dari Bogor ke Jakarta.

Akhirnya Johan mengetahui alasan mengapa Fania pindah ditingkat akhir pendidikannya itu. Bahkan mereka mulai dekat satu sama lain. Tak ada kata sungkan untuk saling bercerita.

Hanya saja Johan belum mengaku kalau ia mempunya geng di sekolahnya bahkan sudah menjadi bosnya selama dua tahun terakhir.

Johan khawatir Fania akan takut dengannya jika mengetahui dia bos geng di sekolah tersebut.

Fania dan Johan duduk berhadap-hadapan. Memesan makanan di kafe yaitu nasi goreng pilihan yang tepat untuk pelajar seperti mereka. Selain harga yang murah, nasi goreng makanan yang enak dan unggulan kuliner saat ini.

Sambil makan mereka juga berbincang-bincang. Kali ini Johan bercerita tentang dirinya. Ia menceritakan kalau dia sangat malas belajar dan ingin segera lulus dari sekolah itu.

Nilai pelajarannya pun tak ada yang istimewa. Semua biasa-biasa saja. Namun Johan tak bercerita tentang keluarganya yang miskin berbeda dengan Fania yang bercerita kesal tentang perceraian kedua orangtuanya.

Sama halnya tentang gengnya pun tak diceritakan oleh Johan. Dia tidak mau memiliki image yang buruk dimata Fania.

Usai makan siang Fania dan Johan berlanjut jalan-jalan ke alun-alun dekat sekolah. Keduanya bersantai bak sedang berpiknik diatas rumput yang hijau didalam alun-alun.

Tak terasa sudah sore hari. Fania dan Johan sama-sama nyaman dengan pertemanan mereka.

Namun Johan melarang Fania untuk bercerita ke anak-anak lainnya kalau mereka pernah berjalan berduaan seperti ini.

Mulai Enjoy dengan pelajaran

Keesokannya Fania dan Johan bertemu di dalam kelas. Hari ini Fania absen dari jadwal bolosnya.

Mengingat telah duduk dikelas tiga, ia harus mulai fokus dengan persiapn ujian untuk kelulusan sekolahnya.

Sepertinya aku harus fokus belajar untuk dua minggu ini batin Fania.

Dia harus mengikuti pembelajaran di sekolah. Mengejar ketinggalan pelajarannya selama tiga hari ini. Apalagi dia murid baru di SMA, khawatir perbedaan program pelajaran di Bogor dan Jakarta yang berbeda.

Selama pelajaran berlangsung, Johan mengurungkan niatnya untuk bolos sekolah. Dia melihat gerak-gerik Fania yang tengah fokus belajar dan mendengarkan penjelasan guru mereka.

Sedangkan Johan duduk diam sambil mencoret-coret bukunya.

Jam bel istirahat berbunyi. Semua berbodong-bondong keluar untuk mengisi kekosongan perut mereka.

Johan mulai berkumpul dengan anggota gengnya. Sedangkan Fania berkumpul dengan ketiga temannya yaitu Baby, Lucy dan angel untuk pergi kekantin sekolah.

Fania dan ketiga temannya menikmati makan siang mereka. Sementara Johan dan anggotanya pergi ke belakang sekolah.

"Loe suruh deh anak-anak kesini. Jangan lupa bawa jajanan buat kita," kata Johan menyuruh satu anggotanya Lhee.

Lhee membawa beberapa anak-anak junior mereka. Tak lupa dengan jajanan yang dipegangnya dari anak-anak lain yang berada di kantin.

"Bos tumben hari ini loe nggak keling. Kita malah diam disini," tanya salah satu anggotanya," Brian.

"Gue lagi capek. Pengen istirahat disini," jelas Johan.

Padahal Johan ingin menghindari Fania. Dia tak ingin ketahuan kalau sering memalak uang jajan anak-anak lainnya.

Hari ini Johan full mengikuti kegiatan sekolah. Sepanjang pelajaran dia hanya memandangi Fania.

Sementara Fania terus fokus menyelesaikan tugas-tugas yang sudah diberikan oleh gurunya. Jam pelajaran sudah usai. Baik Fania dan Johan belum saling menyapa.

Fania enggan menyapa johan lantaran telah diperingatkan oleh Johan kemarin agar pura-pura tak pernah bertemu dengannya.

Selama dua minggu berturut-turut Fania mengikuti ***. Sama halnya dengan Johan juga tak pernah absen dan membolos dari sekolahnya.

Meski dia malas belajar tapi ia ingin terlihat rajin masuk sekolah seperti Fania. Tak lupa juga tugas-tugas milik Johan selalu dilimpahkan pada salah satu siswa di kelasnya untuk dikerjakan.

Johan mulai bosan dengan rutinitasnya menjadi anak yang baik di sekolah.

"Bos tumben loe akhir-akhir ini nggak pernah absen atau bolos," bisik Lhee saat mata pelajaran sekolah berlangsung.

"Berisik loe. Udah dengerin aja tuh guru," balas Johan.

Pengumuman dari wali kelas disampaikan. Mulai minggu ini akan ada les tambahan bagi murid kelas tiga untuk persiapan ujian akhir. Tidak diperbolehkan ada yang bolos.

Jika kedapatan membolos, maka siswa tersebut harus siap tak akan lulus dari sekolah tersebut.

Fania mulai enjoy dengan *** mereka. Dia bisa mengikuti pelajaran di sekolah populer di Jakarta itu.

Sesekali sahabatnya yang berada di Bogor meneleponnta saat istirahat. Ia mempertanyakan kabar hingga aktivitas sekolah mereka.

Fania anak yang pintar, tak heran dia bisa mengikuti pelajaran dengan cepat dan mendapatkan nilai yang baik. Tugas tugas yang diberikan guru juga mendapat nilai yang perfect.

Ketiga teman barunya itu sering memuji Fania berkat kepintarannya.

Hari pertama dengan les tambahan berlangsung. Fania yang sudah mulai nyaman menjadi murid teladan ditingkat akhir melirik dan mencari keberadaan Johan.

Rupanya Johan membolos dihari pertama les tambahan mereka. Padahal guru telah memperingatkan jika siswa berani membolos makan tidak akan diluluskan dari sekolah ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!