Kesalahan strategi menjadikan dirinya terjebak dalam situasi sulit. Ia masuk ke markas musuh.
Camelia yang mendapatkan misi sebagai mata-mata salah satu kelompok mafia terbesar di negara itu, akhirnya terjebak di posisi yang sulit. Camelia berpura-pura menjadi wanita bodoh yang kesasar di markas geng mafia musuh nya.
Akankah Camelia bisa menjalankan misi dari kelompok nya? Apakah Camelia bisa keluar dan terbebas dari orang-orang di markas musuh? Temukan cerita lengkapnya di TERJEBAK DI MARKAS MUSUH.
🍀🍀🍀🍀🍀
Di dalam markas besar dengan pemimpinnya masih dirahasiakan indentitas nya itu, Camelia bersembunyi di balik pohon yang besar letaknya di halaman pekarangan dengan luas tiga hektar. Camelia bisa sampai di markas itu karena diam-diam bersembunyi di mobil terbuka milik mereka saat mengangkut barang muatan. Markas itu dikenal dengan geng Kepala Naga. Pemimpinnya terkenal sadis dan tidak mengenal ampun kepada siapa saja yang berurusan dengan dia ketika melakukan kesalahan. Baik anggota nya sendiri yang telah gagal menjalankan misi nya atau ketahuan telah berkhianat dan membocorkan rahasia dari misi geng kepala Naga. Pemimpin geng kepala Naga dikenal tidak mengenal kata ampun jika sudah menghabisi musuh-musuhnya.
Camelia adalah salah satu orang dari anggota geng Ular. Keberadaan nya di sana untuk menyusup dan mencari informasi misi yang sedang dijalankan oleh geng kepala Naga. Selain bisnis gelap yang sudah dijalankan. Persaingan kekuasaan dan kekuatan itu lah akhirnya mereka berebut wilayah. Geng kepala Naga terkenal selalu bisa mendapatkan kekuasaan dari tempat dan wilayah baru. Tugas Camelia sebenarnya ingin mengetahui tingkat kekuatan mereka dan mencari kelemahan geng kepala Naga. Hal ini akan mempermudah geng Ular untuk menyerang dan merobohkan markas geng kepala Naga serta menghabisi orang-orang geng kepala Naga.
Camelia mengamati di sekitar markas geng kepala Naga dengan penjagaan yang super ketat. Orang-orang dengan tinggi besar dilengkapi senjata api.
"Pantas saja geng kepala Naga ditakuti oleh geng manapun. Di dunia bawah nama geng kepala Naga sangat disegani dan seperti momok jika sudah berhubungan dan bermasalah dengan salah satu anggota mereka. Aku ingin tahu seperti apa wajah pemimpin geng kepala Naga ini. Pasti orangnya dekil, hitam, dan juga sangat jorok," ucap Camelia pelan.
"Ehem! Siapa kamu? Sedang apa kau di sini, hah?" Tiba-tiba suara laki-laki ada di belakang Camelia. Laki-laki itu berdiri dengan menyilang kan kedua tangannya. Pandangan nya tajam menatap Camelia.
Camelia benar-benar terkejut dan takut. Namun Camelia berusaha menyembunyikan keterkejutan nya.
"I'm, tolong aku om! Aku ingin pulang dan kembali ke rumah. Ibu aku saat ini sakit. Tadi aku diam-diam naik ke mobil box barang-barang supaya aku bisa cepat sampai ke rumah. Tapi kerena aku sangat kelelahan aku tertidur. Dan saat terbangun, aku sudah berada di tempat ini. Sebenarnya ini tempat apa om? Gudang penyimpanan apa?" kata Camelia panjang. Laki-laki dewasa yang dipanggil om itu hanya menatap Camelia dingin.
Laki-laki itu segera melangkah masuk ke pintu belakang. Camelia meneriaki nya.
"Om, tolong aku! Om jangan tinggalkan aku! Om tunggu!" teriak Camelia sambil mengikuti laki-laki muda dengan wajahnya yang bersih segar. Camelia tersenyum dalam hatinya dia menemukan jalan untuk menjalankan misinya.
"Aku akan mendapatkan informasi dari laki-laki muda itu. Aku pikir dia tidak segarang seperti penjaga-penjaga yang tersebar di setiap sudut halaman ini. Bagaimana situasi di dalam markas geng kepala Naga ini? Apakah penjagaan nya juga seketat di luar?" pikir Camelia.
Camelia berlari kecil mengikuti langkah lebar laki-laki dengan perawakan tinggi besar. Bahunya yang lebar mampu menutupi badan kecil nan langsing milik Camelia. Saat laki-laki yang diikuti oleh Camelia tiba-tiba berhenti dua langkah dari pintu belakang, tubuh Camelia beradu ke punggung laki-laki itu. Camelia tiba-tiba seperti terhipnotis.
"Wangi! Dia menggunakan parfum maskulin apa yah? Ini bisa membuat wanita-wanita yang berada di dekatnya menjadi enggan untuk menjauh darinya. Hem! Aku pikir dunia mafia seperti ini, laki-laki nya tidak akan menjaga penampilan nya. Aku pikir, semua laki-laki nya akan bau ketek dan kecut. Ini beda loh!" batin Camelia masih saja berdiri mematung di belakang punggung laki-laki itu. Camelia hanya menempel di sana.
"Bagaimana, Aprilio situasi di luar halaman?" tanya seorang laki-laki dengan suara berat tidak jauh dari sana. Ternyata laki-laki yang telah diikuti oleh Camelia adalah memiliki nama Aprilio.
"Aman bos! Tapi ada gadis kecil yang terjebak di markas kita!" jawab Aprilio. Tentu saja Camelia menjadi terkejut ketika mendengar percakapan laki-laki itu. Camelia mengintip dari samping punggung milik Aprilio. Camelia melihat seorang laki-laki muda dan wajahnya tentu saja lebih tampan dari pada Aprilio.
"Apakah dia pimpinan geng kepala Naga di markas ini? Dia bahkan dipanggil bos oleh Aprilio ini. Berarti laki-laki itu lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Aprilio ini," pikir Camelia. Aprilio menggeser badannya ke samping supaya wajah Camelia bisa terlihat oleh bos nya.
Laki-laki yang disebut dengan bos itu hanya tersenyum menyeringai saat melihat wajah Camelia. Camelia terlihat menciut saat dilihat oleh laki-laki yang duduk di kursi goyang nya. Tangan satunya menikmati batang rokok yang menyala ditangan nya. Di kanan dan kirinya ada laki-laki dewasa juga duduk di sana. Jumlah nya sekitar dua puluh orang.
"Rupanya hanya seorang gadis kecil seperti kecoa saja! Kemari kamu! Mendekat lah gadis kecil!" ucap laki-laki muda yang duduk di kursi goyang nya. Dia mungkin saja pimpinan di markas itu.
Aprilio menarik lengan Camelia lalu mendorong tubuh Camelia dengan kasar ke arah bos nya. Semua laki-laki yang berada di sana tertawa melihat Camelia yang jatuh tersungkur di bawah kaki laki-laki yang menjadi bos di tempat itu.
"Siapa nama kamu gadis kecil?" tanya pimpinan geng kepala Naga itu yang bernama Nagata.
"Aku... aku Camelia, om!" jawab Camelia dengan suara cempreng nya. Semua laki-laki yang berada di sana tertawa terbahak-bahak saat mendengar Nagata dipanggil oleh Camelia dengan sebutan om.
"Kau memanggil aku apa, hah? Aku tidak cukup tua untuk dipanggil dengan sebutan om. Umurku bahkan masih dua puluh satu tahun. Berapa umur kamu, Camelia?" tanya Nagata.
"Kita hanya beda beberapa tahun saja, kamu sangat sombong sekali om! Umurku dua puluh tahun om," jawab Camelia.
"Jangan memanggil aku dengan sebutan om! Apakah kamu sejak tadi tidak mendengarkan nya, hah?" gertak Nagata. Camelia langsung menciut.
"Emm, lalu aku harus memanggil kamu apa? Sedangkan aku belum mengetahui nama kamu?" tanya Camelia.
"Aprilio! Jelaskan siapa aku dan nama ku pada gadis ini!" perintah Nagata.
"Beliau tuan muda Nagata! Pimpinan dari geng kepala Naga di markas ini. Putra tunggal dan pewaris tunggal dari keluarga Naga. Memiliki pengaruh di Dunia bawah tanah," kata Aprilio.
"Cukup, Aprilio! Jangan menjelaskan gadis kecil itu yang dia sendiri tidak akan pernah tahu soal kehidupan dunia kita. Hai gadis kecil! Aku Nagata. Cukup panggil aku Nagata," sahut Nagata.
"Aprilio! Jelaskan kepala ku! Kenapa gadis muda ini bisa masuk ke markas kita!" kata Nagata sembari melihat Camelia dan berusaha meneliti apakah dia adalah salah satu mata-mata yang telah dikirimkan oleh musuh atau pihak lawan dari geng mafia lainnya.
Aprilio menjelaskan soal kedatangan Camelia yang tiba-tiba berada di markas kepala Naga.
Nagata masuk ke dalam ruangan pribadinya diikuti oleh Aprilio. Kini Nagata mulai mengambil botol wine di lemari kaca di ruangannya. Duduk di kursi empuk dan mulai menyalakan barang rokok seleranya. Aprilio membuka tutup botol itu lalu menuangkan nya di gelas. Nagata mulai menyesapnya.
"Kamu perhatikan semua gerak-gerik dari gadis itu. Pastikan jangan sampai dia mengetahui segala rahasia dan pergerakan kita. Baik misi yang kita jalankan maupun kegiatan apa saja. Aku rasa dia adalah seorang mata-mata yang dikirimkan oleh geng Ular. Namun bersikap bodoh dan pura-pura tidak tahu saja kita. Setelah ini beri gadis itu jebakan kecil supaya dirinya tidak bisa keluar dari markas ini. Kamu mengerti Aprilio?" kata Nagata.
Aprilio melebarkan matanya. Aprilio tentu saja tidak menyangkalnya jika Camelia ternyata adalah salah satu mata-mata yang dikirimkan dari geng ular untuk mendapatkan informasi dan pergerakan maupun misi rahasia dari geng kepala naga. Ditambah lagi, sikap Nagata yang tadi seolah seperti laki-laki biasa yang terlihat bodoh di depan Camelia ternyata hanyalah berpura-pura saja. Sampai Nagata rela ditertawakan oleh anggota nya atau anak buahnya saat bersikap seolah bodoh di depan gadis kecil Camelia itu.
"Baik bos! Lalu untuk mengikat gadis itu, apa yang akan kita lakukan bos?" tanya Aprilio.
"Tahan gadis kecil itu seolah kita menginginkan dia di sini. Dengan begitu gadis kecil itu mengira inilah peluang untuk memperoleh misi nya di markas ini. Tawarkan pada gadis kecil itu pekerjaan rumah di sini dengan gaji yang cukup fantastik. Ini hanya untuk alibi kita seolah kita tidak tahu menahu rencana gadis kecil itu kesasar di markas ini. Padahal dia dengan sengaja naik di mobil terbuka kita supaya bisa masuk ke dalam markas ini," terang Nagata. Aprilio manggut-manggut Kepala nya mendengar penjelasan dari Nagata.
"Baik bos! Siap dimengerti dan segera dijalankan!" sahut Aprilio.
"Oke! Kamu bisa pergi dari ruangan ku! Dan satu lagi tugas kamu! Panggil Imelda ke raungan aku sekarang juga!" kata Nagata. Aprilio segera berlalu meninggalkan ruangan Nagata. Sedangkan Nagata mulai menenggak minuman yang menghangatkan badannya.
"Camelia! Dia mau bermain-main di markas Kepala Naga, hahahaha," kata Nagata sambil tertawa keras.
Suara langkah kaki terdengar masuk ke ruangan Nagata. Seorang wanita dengan minim bahan pakaiannya. Sangat terlihat tonjolan-tonjolan bagian dada nya. Ditambah pahanya yang putih mulus terekspos sempurna. Rambut panjangnya dibiarkan terurai. Wajahnya yang oval benar-benar terlihat cantik. Apalagi memiliki hidung yang mancung.
Nagata melihat Imelda dengan tersenyum seringai. Kini dengan nakal Imelda duduk di atas kedua paha milik Nagata. Dengan sangat menggoda dia menghadap ke arah Nagata sehingga kedua mata Nagata menikmati dengan bebas pemandangan yang indah dia gunung kembar yang siap menerima his@pan dan gigitan nakal.
"Nagata sayang! Tumben kamu memanggilku. Biasanya akulah yang selalu mendatangi kamu dan mengganggu kamu saat bekerja," ucap Imelda seraya menempelkan bagian belahan gunung kembarnya ke kepala Nagata. Nagata sedikit mundur lalu memegang dua benda yang sangat membuatnya terganggu dan membangunkan singa yang sejak tadi tertidur. Bahkan singa di bawah sana sudah sangat marah hendak menerkam mangsa di dekatnya.
"Lakukan apa yang kamu mau! Aku akan menikmati nya," ucap Nagata sambil kembali menyesap minuman nya. Imelda segera menjalankan tugasnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!