Pukul 4:00 p.m
Bel SMA Swasta Kyokudai berbunyi dengan jelas membuat seluruh siswa-siswi mulai merapihkan barang-barang untuk segera pulang, begitu juga dengan salah satu primadona tercantik di sekolah yaitu Miura Yuriko
Dia adalah salah satu perempuan tercantik di sekolah tersebut, tidak ada lelaki yang tidak menyukainya.
Namun, Yuriko terkenal dengan sifat yang sangat cuek, datar dan membosankan karena dia tidak pernah berbaur dengan siswa-siswi lainnya, selalu sendiri.
Saat Yuriko berjalan keluar kelas 2-2, atau kelas 11-2. Para siswa-siswi mulai memperhatikan kearahnya dengan berbagai bisikan yang dihiraukan oleh Yuriko, berbeda dengan siswa yang selalu mengangumi kecantikan Yuriko.
Sementara para siswi selalu membicarakan kejelekan Yuriko sebab mereka iri dengan kecantikan bak seorang bidadari.
“ Yuriko, mau pulang? Sama aku ya. “ ajak seorang lelaki yang berdiri di hadapan Yuriko.
Kulit putih, tinggi 176 cm dan wajah yang tampan membuat banyak perempuan iri dengan Yuriko karena bisa mendapatkan salah satu lelaki tampan satu sekolah yaitu Harada Kenichi
Tanpa menjawab ajakan dari Kenichi, Yuriko kembali berjalan melewati Kenichi dengan menggunakan headphone yang berada di telinganya.
“ Wah, benar-benar sok cantik. “
“ Iya, dia sombong sekali. “
Tapi Kenichi tidak menyerah, ia terus berjalan mengikuti Yuriko. “ Kalau diam, jawabannya iya kan. “ Kenichi terus mengoceh hal-hal yang tidak penting, meskipun tidak terdengar oleh Yuriko tetapi ia merasa risih dengan kehadiran Kenichi yang berada di sampingnya terus.
Sampai akhirnya, di depan halte bus Yuriko menghentikan langkah kakinya dan membuka headphone yang berada ditelinga nya.
“ Cukup mencari perhatiannya! “ tegas Yuriko masuk ke dalam bus tanpa diikuti oleh Kenichi.
“ Sial! “ keluh Kenichi mengepal tangannya merasa kesal karena tidak bisa mendapatkan Yuriko.
Sudah selama 1 tahun, ia terus mengejar Yuriko tapi tidak juga mendapatkan hati Yuriko sedikit pun.
Seperti biasa, Yuriko tidak pulang ke rumah melainkan bekerja paruh waktu di Tokyo Metropolitan Library.
“ Selamat sore. “ sapa salah satu wanita pekerja tetap di perpustakaan saat Yuriko memasuki Perpustakaan. “ Yuriko. “
“ Iya, selamat sore Yui-san. “ balas Yuriko memasuki ruang staff untuk berganti pakaian.
Shift pagi diambil oleh Yui yang merupakan pekerja tetap di perpustakaan tersebut, sedangkan Yuriko hanya sebagai pekerja paruh waktu yang mengganti salah satu pekerja tetap yang sedang melakukan cuti.
Setelah Yuriko selesai berganti pakaian, Yui sudah bersiap-siap untuk segera pulang.
“ Aku pulang ya. “ kata Yui mengambil tasnya dan keluar dari perpustakaan yang sunyi, Yuriko hanya memberikan jawaban dengan sebuah senyuman kecil.
Jam waktu Yuriko adalah jam yang sedang ramai-ramainya karena banyak para siswa-siswi pulang, dan mahasiswa yang juga pulang untuk belajar di perpustakaan.
Apalagi bagi para siswa yang belajar di perpustakaan tersebut, mereka bisa mendapatkan beauty service dari Yuriko sehingga belajar tidak terlalu membosankan.
“ Hai, Yuriko. “ ucap salah satu mahasiswa bernama Fujita Masaki, ia adalah mahasiswa yang selalu menggoda Yuriko saat sedang bekerja.
“ Seperti biasa, kamu selalu cantik. “ goda Masaki lagi.
“ Permisi, saya mau minjam buku ini. “ kata siswi yang menghampiri meja Yuriko.
“ Iya, silahkan disini. “ jawab Yuriko mengambil buku yang diberikan salah satu siswi kepadanya.
Yuriko segera melihat nomor yang tertera di buku tersebut, dan mengetik nya di komputer. “ Batas waktunya 3 hari ya, mohon dikembalikan. Jika tidak dikembalikan dalam waktu 3 hari akan dikenakan biaya tambahan lagi. “
“ Baik, terimakasih. “ ujar siswi tersebut mengambil buku dari Yuriko.
“ Lagi-lagi, cuekin ya? “ kesal Masaki karena selalu didiamkan oleh Yuriko.
Mau seberapa kali Masaki berbicara, Yuriko tidak akan pernah menjawab perkataannya. “ Yuriko! “ teriak Masaki sambil mengepak meja di depan Yuriko.
Seluruh pengunjung perpustakaan tersebut mulai memperhatikan Masaki dengan sinis karena ia terlalu berisik di dalam perpustakaan.
“ Mohon maaf tuan, disini perpustakaan jadi harap tenang. “ kata Yuriko.
“ Cih. “ Masaki keluar dari perpustakaan dengan emosi yang bergejolak.
.....
9:00 p.m
Jam waktu kerja Yuriko sudah habis, ia berjalan keluar dari perpustakaan yang sudah ditutup.
Selama perjalanan pulang, Yuriko membuka dan membaca diary kecilnya. Sebuah buku cerita yang dituliskan Yuriko sejak kecil yang diberikan oleh kedua orang tuanya sebagai hadiah ulang tahun umur 7 tahun.
Sudah 10 tahun, Yuriko masih terus menuliskan hari-harinya di dalam buku tersebut karena dengan membagikan hari-harinya ia tidak terlalu merasa kesepian dengan kepergian kedua orang tuanya tersebut.
“ WOI, BERANI-BERANINYA SAMA BOS! “
“ UDAH MAU MATI YA? “
Suara bentak kan yang terdengar sampai di telinga Yuriko, ia berjalan melewati ketiga lelaki yang sedang memukul seorang siswa di lorong.
Lorong ini adalah jalan pintas terdekat rumahnya, dan Yuriko selalu menggunakan jalan ini. Tapi dalam umurnya yang 17 tahun, ia baru melihat sebuah pembullyan di lorong ini.
Kedua lelaki terus menghajar siswa yang sudah terkapar di lorong, sedangkan salah satu lelaki lainnya berjalan mendekati Yuriko dengan tatapan ganas.
“ Beraninya lewat sini! “ seru lelaki bertubuh sekitar 180 cm.
Padahal Yuriko ingin tidak memperdulikan apapun, tapi lelaki ini berdiri di depannya dengan tatapan yang membuat tubuh Yuriko bergetar ketakutan.
“ Minggir! “ tegas Yuriko menatap balik lelaki itu dengan berani.
“ Wah, cewek ini berani juga. “ Lelaki itu mengambil lengan kanan Yuriko sehingga buku diary nya terjatuh. “ Coba kita lihat. “ ia mendekatkan wajahnya kearah wajah Yuriko.
“ Kamu cantik. “ lelaki itu meremas pipi Yuriko.
“ Jangan menyentuhku! “ Yuriko mencoba menampar lelaki tersebut tapi tangan kirinya tertahan oleh salah satu lelaki bertubuh besar yang juga temannya.
“ Bos, mau kita apakan cewek ini? “ tanya salah satu lelaki bertubuh besar.
Berarti bisa diartikan, bahwa lelaki yang berada di depan Yuriko adalah ketua dari mereka.
“ Bos? Wah, sehebat apa kamu sampai menjadi bos? “ ejek Yuriko. “ Bukankah kamu anak SMA? Kok bisa menjadi bos? Mau buat gangster ya? “
“ Diam kau! “ tegas seorang lelaki yang memegang salah satu siswa yang terkapar dengan wajah babak belur.
“ Lebih baik kita bermain sedikit dengannya, dia cantik bos. “ saran dari lelaki bertubuh besar yang membuat wajah Yuriko memucat seketika.
Lelaki yang berada di hadapan Yuriko hanya terus memperhatikan wajahnya dengan sebuah senyum kecil. “ Tidak, kita tidak bermain dengan perempuan. “ ujarnya melepaskan tangannya dari wajah dan lengan Yuriko.
“ Lepaskan dia Taro. “ pinta lelaki yang berada di depannya kepada lelaki bertubuh besar yang bernama Taro.
“ Tapi bos.. “ tahan Taro.
“ Kamu mau mati?! “ ancam lelaki bertubuh 180 cm tersebut dengan tatapan mematikan.
“ Kalau dia melaporkan ke polisi, bagaimana Ryuzaki? “ ujar lelaki yang memegang seorang siswa.
“ Tenang saja, Tora. “ Ryuzaki berjalan mendekati Yuriko lagi. “ Lagipula, dia tidak punya bukti apapun. “
“ Cepat pergi, atau kamu mau bermain dengan kami? “ lanjut Ryuzaki.
Dengan terburu-buru, Yuriko ingin berlari pergi tapi kakinya terhenti saat melihat siswa yang berada di belakangnya terkapar tanpa sadarkan diri.
“ Ada apa lagi? “ tanya Ryuzaki yang melihat Yuriko sedang menatap kearah lelaki yang menjadi korbannya.
“ Tidak. “ jawab Yuriko yang tidak memperdulikan lelaki dengan luka-luka di sekujur tubuhnya, ia hanya tidak ingin terlibat lebih jauh lagi.
Bisa jadi, hidupnya akan semakin rumit apabila ia menolong lelaki itu. Yuriko tidak ingin kehidupan yang tenang diganggu hanya karena itu, lagipula juga itu adalah urusan mereka.
Bukan urusan Yuriko, jadi untuk apa menolong?
Saat jarak Yuriko dengan Ryuzaki sudah lumayan jauh, Ryuzaki mengambil sebuah buku diary yang berada di hadapannya. Cover buku tersebut tertulis nama “ Miura Yuriko “
“ Hahaha. “ tawa Ryuzaki yang menggema, dengan adanya buku diary milik Yuriko ia bisa kapan saja datang menemui Yuriko.
Keesokan harinya.
Bel istirahat SMA Swasta Kyokudai berbunyi, seluruh siswa-siswi mulai berjalan menuju Kantin. Berbeda dengan para siswa-siswi lainnya, Yuriko hanya ingin berada di dalam kelas.
Tidak ada teman yang bisa diajak untuk makan bekal bersama, hampir siswi-siswi di sekolah menjauhinya karena wajah Yuriko yang sangat cantik.
Aneh bukan? Hanya karena cantik ia dijauhi.
“ MIURA YURIKO! “ teriak seorang lelaki yang terdengar satu sekolah.
“ MIURA YURIKO “ lagi dan lagi suara itu terus terdengar.
Teriakan lelaki itu membuat para siswa-siswi memperhatikan kearah jendela, melihat seseorang yang memanggil Yuriko.
Tapi Yuriko tidak memperdulikan hal tersebut, ia hanya terus memakan bekal siangnya.
“ Yuriko ada yang memanggilmu, dia ada di depan gerbang sekolah. “ ujar Yuno yang merupakan ketua kelas dari kelas 2-2.
“ KALAU KAMU TIDAK KELUAR, AKU AKAN BAKAR SEKOLAH INI! “ Ancam lelaki yang sama sekali tidak dikenal oleh Yuriko.
“ Dia udah gila. “ bisik siswa di kelas 2-2.
Sedangkan siswi-siswi terkagum-kagum dengan wajah lelaki yang berdiri di depan gerbang.
“ Dia ganteng. “
“ Lagi-lagi dia dapat yang tampan. “
“ Dasar murahan. “
Gosip siswi-siswi di kelasnya membuat Yuriko kesal dan beranjak dari kursinya untuk melihat siapa orang yang memanggilnya di siang hari ini.
Tinggi sekitar 180 cm, kulit tidak terlalu putih, badan atletis, rahang tegas, senyum yang sama dengan lelaki yang ia temui kemarin malam di lorong.
“ Dia? “ pikir Yuriko heran kenapa Ryuzaki berada di depan gerbang sekolahnya.
“ Cepat dia memanggilmu, jangan sok kecantikan begitu. “ sindir Anne dengan tangan terlipat di dada. Yuriko tidak punya pilihan lagi, ia berjalan menuju Ryuzaki.
“ Ada apa? Kenapa kamu ada disini? “ Yuriko heran.
Baju Ryuzaki yang berantakan, wajah yang terdapat luka dan juga tatapannya yang tidak kunjung berhenti menatap Yuriko.
“ Aku ingin kamu jadi pacarku sekarang! “
Pernyataan Ryuzaki yang membuat Yuriko menganga tidak percaya, ia bahkan tidak mengenal lelaki yang berada di hadapannya ini. Nama, tempat tinggal, sekolah, dan hal lainnya sama sekali tidak diketahui oleh Yuriko.
Tetapi dengan gilanya meminta Yuriko menjadi pacarnya.
“ Apa kamu sakit? “ ejek Yuriko.
“ Kamu tidak bisa menolak. “ kata Ryuzaki.
“ Hah?! “ Yuriko semakin tidak mengerti, ia menggelengkan kepalanya. “ Kalau kamu hanya berbicara hal gila, lebih baik aku masuk lagi. “ Yuriko yang mencoba berjalan memasuki kelasnya lagi tapi lengannya tertahan oleh Ryuzaki.
“ Tunggu. “ tahan Ryuzaki, ia mengeluarkan buku diary yang dimiliki oleh Yuriko dari dalam bajunya. “ Ini punyamu bukan? “
“ Kamu dapat darimana. “ Yuriko berusaha untuk mengambil diary tersebut tetapi tidak bisa karena tingginya beda 25cm dengan Ryuzaki.
“ Aku bilang. “ Ryuzaki mendekatkan wajahnya kearah wajah Yuriko. “ Jadi pacarku selama 1 bulan, dan aku akan mengembalikan buku diary ini. “
“ Dasar gila! “ tegas Yuriko.
“ Kamu tidak ingin buku ini di kembalikan? Bukankah ini penting? “
“ Kembalikan dan kita bicarakan baik-baik. “
“ Tidak, aku akan kembalikan kalau kamu jadi pacarku. “
TENG-NENG-TENG-NENG
Bel istirahat sudah selesai, Yuriko mengigit bawah bibirnya panik. Tangannya tertahan oleh Ryuzaki, bukunya juga berada di tangan Ryuzaki. Ia tidak bisa pergi ke kelas tanpa membawa buku diary nya.
Buku itu sangat penting bagi Yuriko, buku itu adalah hidupnya.
“ Bel sudah berbunyi, kamu tidak ingin masuk kelas? Kalau telat, kamu akan dihukum. “ Ryuzaki yang memanasi Yuriko.
“ O..ke.. “ Yuriko terbata-bata.
“ Aku tidak mendengar mu? “ goda Ryuzaki.
“ Iya, aku mau. Hanya 1 bulan kan? “
Senyum Ryuzaki terpampang di wajahnya dengan sangat gembira, ia mengembalikan buku diary milik Yuriko dan berbisik. “ Aku sudah baca semua isinya. “
Seketika tangan kiri Yuriko melayang ke pipi Ryuzaki, tapi lengannya lagi dan lagi terhenti. “ Ini privasi, bagaimana bisa kamu baca seenaknya? “ tegur Yuriko.
“ Aku ingin tahu semua tentangmu agar aku bisa menjadi pacarmu. “ ucap enteng Ryuzaki melepaskan kedua lengan Yuriko, Yuriko tidak bisa membalas ia hanya berdiri dengan tangan terkepal.
“ Masuk kelas mu, nanti kamu di hukum. “ Ryuzaki mengusap lembut kepala Yuriko.
Lalu, ia memakai sebuah speaker lagi “ HARI INI YURIKO MENJADI PACARKU, ADA YANG BERANI MENGANGGU ATAU MENDEKATINYA AKAN MATI! “
“ Pulang aku akan menjemputmu. “ kata Ryuzaki kepada Yuriko.
Pandangan Yuriko kosong, ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung sekolah kembali. Seluruh rahasia yang disimpan baik-baik oleh Yuriko terbongkar dalam sehari kepada lelaki yang sama sekali asing bagi Yuriko.
Lelaki itu telah membaca seluruh kehidupannya, dan kemungkinan juga dia mengetahui tentang kematian orang tua Yuriko yang tertulis di buku diary nya juga.
Saat seluruh dunia tidak mengetahui apapun tentang Yuriko, lalu muncul seorang yang seketika mengetahui kehidupan Yuriko begitu saja.
“ Ini sangat memalukan. “ gumam Yuriko.
Ketika Yuriko memasuki kelas, banyak pertanyaan yang memasuki telinganya.
“ Kamu beneran pacaran sama dia? “
“ Kok mau, dia kan terlihat seperti preman. “
“ Dapat cowok baru, senang? “
“ Wah dasar perempuan murahan. Bagaimana rasanya jadi perempuan murahan? “
Pertanyaan yang seharusnya tidak dilontarkan, begitu menyakitkan dan Yuriko sama sekali tidak bisa apa-apa. Ia hanya kembali duduk di kursinya tanpa menjawab pertanyaan dari teman kelasnya sedikit pun.
“ Mika-sensei datang! “ ujar Yuno yang melihat Mika sedang berjalan menuju kelasnya, seluruh siswa-siswi mulai duduk kembali di kursi masing-masing.
4:00 p.m
Bel pulang sekolah berbunyi, seperti biasa para siswa-siswi mulai untuk pulang sekolah. Ketika Yuriko berjalan untuk pulang, para siswi-siswi menghadangnya untuk tidak keluar dari kelas.
Sekitar 10 orang perempuan sedang mengerumuni Yuriko yang membuatnya tidak bisa kemana-mana.
“ Kamu baru saja ditembak? Bagaimana rasanya? “
“ Dia tampan loh, kamu kok bisa dapetin dia? “
“ Namanya siapa? Sekolah dimana? “
Lagi dan lagi pertanyaan bertubi-tubi menghampiri Yuriko, seharian ini ia sama sekali tidak bisa tenang karena pertanyaan yang selalu dilontarkan kepadanya berkali-kali.
“ Aku lelah, aku ingin pulang. “ ucap Yuriko dengan nada rendah sambil mencoba untuk keluar.
Tetapi Anne menahan lengan Yuriko sehingga ia tidak bisa kemana-mana.
“ Lepaskan. “ pinta Yuriko.
“ Tidak. “ tolak Anne.
“ Lepaskan, sebelum aku bertindak kasar. “
“ Wah, hebat! “
“ Yuriko? “ panggil Kenichi di depan kelas 2-2, di kelas tersebut Yuriko sedang di hadang oleh beberapa perempuan.
“ Hei, kalian sedang apa! “
“ Kenichi? “ kaget Anne melepaskan tangannya di lengan Yuriko, sesaat lengan Yuriko di lepaskan oleh Anne ia mulai melangkahkan kakinya keluar dari gedung sekolah.
“ Yuriko, tunggu! “ teriak Kenichi mengikuti Yuriko.
“ Tunggu! “ Kenichi berdiri di hadapan Yuriko. “ Aku ingin berbicara denganmu “
“ Minggir! “ sinis Yuriko.
“ Kamu beneran pacaran sama lelaki tadi? Itu bohong kan? “ tanya Kenichi sambil memegang bahu Yuriko.
Dari belakang, Ryuzaki yang memperhatikan Yuriko bersama dengan lelaki lain mulai berjalan mendekati mereka.
Tidak perduli dimarahi oleh satpam atau tidak, ia tidak ingin perempuannya disentuh oleh lelaki lain selain dirinya.
“ Berani-beraninya menyentuh wanitaku! “ seru Ryuzaki kepada Kenichi dengan tatapan tajam.
Mendengar perkataan Ryuzaki yang menakutkan, seketika Kenichi melepaskan tangannya di bahu Yuriko.
“ Kamu pacar dia? Tidak mungkin kan. “ Kenichi berlaga berani di hadapan Ryuzaki.
“ Kamu tidak percaya? “ Ryuzaki langsung merangkul Yuriko tanpa peringatan terlebih dahulu yang membuat Yuriko terkejut. “ Aku dan dia pacaran, jadi jangan beraninya menyentuh dia! “ tegas Ryuzaki yang berjalan keluar gedung sekolah bersama Yuriko.
Sepanjang perjalanan, Ryuzaki tidak juga melepaskan rangkulan tangannya di tubuh Yuriko. “ Lepaskan! “ kesal Yuriko memberhentikan langkah kaki.
“ Baru sehari pacaran, kamu sudah jalan keluar sekolah bersama lelaki lain. Nanti kedepannya bagaimana? “ kesal Ryuzaki melepaskan rangkulannya.
“ Oh, mungkin aku akan selingkuh. “ ketus Yuriko.
“ Hei, jangan berani-beraninya selingkuh! “ geram Ryuzaki dengan tatapan mematikan.
“ Sudahlah jangan mengikuti-ku lagi, aku ingin bekerja. “ Yuriko melangkahkan kakinya lagi menuju halte bus.
“ Bekerja paruh waktu di perpustakaan bukan? Aku ikut. “
“ Tidak, apa kamu tidak ada kerjaan lain selain mengikuti-ku? “
“ Hm, tidak ada. Kamu pacarku jadi sudah sewajarnya aku mengikuti kamu. “
Tidak lama kemudian, mereka sudah sampai di halte bus dan bus juga datang bersamaan dengan kedatangan mereka berdua.
Mereka memasuki bus yang sudah dipenuhi banyak orang, tidak ada bangku yang tersisa sehingga keduanya tidak punya pilihan selain berdiri.
Di dalam bus, beberapa lelaki mencoba untuk mendekati Yuriko. Ia sedikit merasa tidak nyaman dengan keadaan tersebut karena bisanya lelaki itu berusaha untuk menggoda Yuriko.
Melihat wajah Yuriko yang tidak nyaman, Ryuzaki langsung mendorong lelaki yang berdiri di samping Yuriko sampai terjatuh tanpa belas kasihan. “ Minggir jangan dekat-dekat dengan wanitaku! “
“ Kamu sudah gila ya! “ kesal salah satu lelaki yang terdorong oleh Ryuzaki.
Teng-
Bus sudah berhenti, Yuriko menarik lengan Ryuzaki untuk keluar dari bus agar tidak terjadi pertikaian lebih lanjut lagi.
“ Kenapa turun? Bukannya jaraknya masih lumayan jauh? “ Ryuzaki kebingungan.
“ Kamu ini tidak bisa apa tenang sedikit saja? Tadi di dalam bus orang-orang sudah memperhatikan. Apa kamu tidak malu? “ protes Yuriko.
“ Tidak karena mereka berusaha untuk menyentuh wanitaku dan membuat wanitaku merasa tidak nyaman. Jadi untuk apa aku tenang dan membiarkan hal itu? “
Perkataan yang membuat hati Yuriko tergerak.
“ Apa-apaan ini? “ pikir Yuriko.
Setelah sekian lama, hatinya tergerak lagi dan yang membuat hatinya tergerak adalah lelaki asing yang sama sekali tidak diketahui Yuriko.
Selama 5 jam, Yuriko terus bekerja dan akhirnya telah selesai. Yang membuat Yuriko merasa terkesan adalah Ryuzaki dapat bertahan selama 5 jam di dalam perpustakaan dengan menunggu Yuriko.
Bisanya, banyak lelaki sama sekali tidak menyukai perpustakaan dan menurut mereka itu sangat membosankan. Tapi berbeda dengan Ryuzaki yang bisa bertahan selama 5 jam menunggu Yuriko selesai bekerja.
“ Yuriko, kamu ingin pulang? “ Ryuzaki menutup buku cerita yang dibacanya dan menaruh kembali buku tersebut di rak.
“ Iya. “ jawab Yuriko mengambil tasnya dari ruang staff dan berjalan keluar perpustakaan bersama dengan Ryuzaki.
“ Kamu tidak lelah? “ tanya Yuriko yang melihat Ryuzaki sama sekali tidak lelah sudah menemaninya bekerja.
Apalagi selama Yuriko bekerja saat beberapa lelaki mencoba mendekatinya, Ryuzaki selalu membantu Yuriko agar para lelaki itu tidak lagi menggodanya.
“ Tidak, justru menyenangkan. “ senyum manis Ryuzaki yang terlihat diwajahnya.
“ Jadi sekarang kamu ingin mengikuti-ku lagi? “
“ Iya, aku akan mengantarmu pulang. “
“ Aku bisa sendiri. “
“ Membiarkan pacar berjalan malam sendirian tidak baik, atau kamu ingin bertemu dengan seseorang sepertiku lagi di jalan saat malam hari? “
“ Tch. “ keluh Yuriko.
Bertemu dengan Ryuzaki saja sudah sulit dan menakutkan, bagaimana jadinya dengan Ryuzaki kedua? Itu akan sangat-sangat menakutkan.
Mereka terus berjalan sampai akhirnya langkah keduanya terhenti saat melihat beberapa pria berbadan besar sedang berdiri di hadapan Ryuzaki dan Yuriko.
“ Wah, Ryuzaki sedang apa? Salah satu calon bos terbesar bermain dengan perempuan? “ sindir pria dengan kulit hitam.
“ Dia siapa? “ bisik Yuriko dengan perasaan ketakutan.
“ Kamu di belakangku! “ Ryuzaki menarik lengan Yuriko ke belakang tubuhnya.
“ Kalian tidak ada kerjaan lain selain menganggu orang-orang? “
“ Ah benar, kalian sudah dipecat. Jadi tidak punya pekerjaan, benar bukan? “ ejek Ryuzaki yang membuat lima pria berbadan besar menghampirinya dengan tatapan menakutkan.
“ Yuriko, lari! “ perintah Ryuzaki.
“ Bagaimana denganmu? “ khawatir Yuriko.
“ Aku tidak apa-apa, jadi cepat lari! “
Melihat keadaan yang genting, Yuriko tidak punya pilihan selain berlari menjauhi Ryuzaki. Jika ia tetap di sana, Yuriko akan menjadi hambatan bagi Ryuzaki.
“ Bagus, seperti itu. “ Ryuzaki tersenyum setengah
Kelima pria itu tanpa berbasa-basi langsung ingin menghajar Ryuzaki, tapi secepat kilat Ryuzaki menahan pukulan dari kelima pria tersebut dan menghajar balik wajah mereka tanpa kasihan sedikit pun.
Tidak butuh waktu lama, Ryuzaki berhasil membuat kelima pria tersebut berbaring di tanah tanpa sadarkan diri.
“ Kalau mau menghajar ku jangan hanya membawa 5 orang, 100 orang sekalipun akan aku hajar. “ kecam Ryuzaki tanpa ampun.
“ Apa dia udah pergi? “ pikir Ryuzaki mencari-cari Yuriko.
Lampu-lampu jalanan sudah gelap, jalanan sudah lumayan sepi hanya tinggal beberapa pekerja saja.
“ Hah..... ha....... “ suara nafas seseorang yang tengah berlari menghampiri Ryuzaki.
Dalam kegelapan dengan pandangan yang sedikit kabur, seorang perempuan berlari kearah Ryuzaki dengan keringat yang sedikit bercucuran di wajah perempuan itu.
“ Loh? “ Ryuzaki kebingungan, padahal dia sama sekali tidak lelah dan terluka tapi kenapa pandangannya menjadi sangat gelap.
Perlahan-lahan, Ryuzaki kehilangan kesadaran dan terjatuh tepat di bahu perempuan itu yang lain dan tidak bukan adalah Yuriko.
“ Hei, bangun! Kamu tidak apa-apa?! Hei! “ Yuriko terus membangunkan Ryuzaki, tapi ia sudah kehilangan kesadaran.
...
3 jam kemudian.
Jam sudah menunjukkan pukul 00:00, tengah malam Yuriko bersama dengan seorang lelaki yang tidak dikenal di rumahnya. Saat Ryuzaki kehilangan kesadaran, Yuriko segera membawanya ke rumah ia tidak punya pilihan karena bila Ryuzaki dibawa ke rumah sakit Yuriko tidak memiliki biaya untuk mengobatinya.
Uang bulanan yang dimiliki Yuriko sudah menipis, dia saja belum dapat gaji dari pekerjaannya di perpustakaan dan detik ini Yuriko hanya mempunyai uang untuk biaya makannya sehari-hari saja.
Sudah 3 jam juga Ryuzaki tidak kunjung bangun dan membuat Yuriko sedikit cemas. “ Bangun! Kamu menggangguku, cepat bangun dan pulang! “ seru Yuriko sambil menusuk-nusuk pipi Ryuzaki dengan pensil.
“ Bangun! Kalau tidak bangun, perjanjian kita dibatalkan! “
Sekali lagi Yuriko berbicara, tapi tetap Ryuzaki tidak bangun sedikit pun.
“ Cih “ desis Yuriko yang tidak bisa apa-apa selain menunggu pagi hari yang akan datang.
7:30 a.m
Pagi yang terang dengan matahari yang menyinari bumi, pantulan cahaya matahari tersebut mengenai jendela kamar Yuriko yang membuatnya terbangun dari tidurnya. Perlahan ia membuka mata dan melihat dirinya berada di atas ranjang.
“ Bukannya kemarin aku ada di lantai? “ gumam Yuriko memikirkan semalam yang tidak dapat ia ingat lagi.
“ Terus cowok itu dimana? “ pikir Yuriko beranjak dari ranjang dan melangkahkan kaki mencari Ryuzaki.
Dan ternyata lelaki itu berada di dapur, Ryuzaki sedang menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan Yuriko.
Mulut Yuriko menganga tidak percaya, lelaki seram yang ia lihat waktu itu kemana? Kenapa sekarang Ryuzaki terlihat seperti lelaki idaman para perempuan?
“ Kenapa kaget gitu? “ Ryuzaki menaruh masakannya di meja makan.
“ Tidak. “ jawab cuek Yuriko sambil duduk di kursi.
“ Kenapa di rumahmu tidak ada bahan makanan sih? Hanya ada ramen saja, seharusnya sebagai perempuan kamu perhatikan diri kamu. Makan ramen saja tidak baik, mengerti! “ tegur Ryuzaki dengan menatap tajam kearah Yuriko.
“ Kenapa belum pulang? “ pertanyaan pertama kali yang dilontarkan oleh Yuriko dengan pandangan sinis.
“ Kamu seharusnya langsung pulang setelah bangun, tidak usah repot-repot membuatkan makanan untukku. “
“ Kedepannya aku akan membawa makanan yang lebih baik untukmu. “
“ Tidak perlu. “
“ Kamu tidak bisa menolak, kamu pacarku! “
“ Pacar? “ Yuriko menyeringai. “ Itu hanya pendapatmu saja, bagiku kita tidak ada hubungan sama sekali. “ kata Yuriko dingin.
Perkataan Yuriko membuat hati Ryuzaki sedikit terluka, perkataan yang benar-benar kasar dan tidak memikirkan perasaan orang lain.
“ Aku akan pergi setelah sarapan, jadi kamu juga sarapan. Jika tidak aku tidak akan keluar dari rumah ini sedikit pun. “ ucap Ryuzaki dengan nada rendah dan mulai untuk sarapan meskipun tidak ada nafsu sedikit pun.
Setelah keduanya selesai sarapan, sesuai dengan ucapan Ryuzaki. Ia sudah keluar rumah Yuriko, begitu juga dengan Yuriko yang sudah berjalan menuju sekolah tanpa diantar oleh Ryuzaki.
Mungkin perkataan Yuriko sedikit kasar, tetapi ia tidak ingin terlibat lebih jauh lagi dengan Ryuzaki. Kemarin saja sudah ada yang ingin membunuhnya, bagaimana kedepannya? Yuriko tidak ingin mengorbankan nyawanya hanya demi seorang lelaki asing.
TENG-NENG-TENG-NENG
Bel masuk sekolah sudah berbunyi, siswa-siswi mulai berlarian untuk memasuki kelas.
“ Dengar-dengar, pacar Yuriko itu preman sekolah yang di belakang loh. “
“ Iya? Menakutkan sekali. “
“ Iya benar, katanya dia pernah menghajar 50 orang sekaligus tanpa terluka sedikit pun. Dia juga sering memalak orang-orang, terlebih lagi katanya lelaki itu pernah hampir membunuh seseorang. “
“ Wah ganteng-ganteng psikopat. “
Gosip yang seakan-akan ingin menjatuhkan Yuriko, mau seberapa banyak gosip yang dikeluarkan ia tidak perduli sebab lelaki itu ( Ryuzaki ) tidak ada hubungan dengannya.
Hampir seluruh sekolah sudah mulai membicarakan keburukan Ryuzaki, dari dia adalah seorang preman, tukang malak, suka tidur dengan perempuan dan pembunuh.
Berbagai macam gosip tentangnya sudah menyebar luas ke SMA Swasta Kyokudai.
Dan gosip itu menyebar karena Ryuzaki berpacaran dengan Yuriko, serta dengan gosip seperti itu bisa menjatuhkan harga diri Yuriko. Ini adalah kesempatan bagus untuk siswa-siswi yang ingin mendapatkan Yuriko dan juga menjatuhkannya.
Mendengar berita yang sudah sampai di telinga Yuriko, membuat Yuriko memakai headphone agar tidak mendengar suara-suara menyebalkan itu lagi.
Lagipula, Yuriko tidak mengetahui apa-apa tentang Ryuzaki dan ke depannya tidak ingin tahu tentang dirinya juga. Sebisa apapun, ia ingin menjauhi lelaki pembawa masalah kedalam kehidupannya.
“ Yuriko. “ panggil Yuno di depan meja Yuriko. “ Ada apa? “ tanya Yuriko membuka headphone miliknya.
“ Kenichi memintaku untuk menyuruhmu ke halaman belakang sekolah, katanya ada yang ingin dibicarakan. “ jawab Yuno.
“ Aku tidak ingin. “ tolak Yuriko.
“ Katanya, kalau tidak ingin dia akan memberitahu rahasia semalam antara kamu dan pacarmu. “
“ Rahasia semalam? “ pikir Yuriko. “ Apa dia tahu kalau aku bersama dengan lelaki itu semalaman? Ah gila. “
“ Aku akan ke sana. “ ujar Yuriko berjalan menuju halaman belakang sekolah.
Halaman belakang sekolah merupakan tempat yang sepi dan hanya ada tumbuhan-tumbuhan kecil, beberapa orang di sekolah biasanya menjadikan halaman belakang sebagai tempat pernyataan cinta atau pembullyan.
Oleh karena itu, Yuriko selalu menghindari halaman belakang. Siapapun yang memintanya untuk ke sana, ia akan selalu menolak alasan apapun itu.
Tapi kali ini Yuriko tidak punya pilihan selain ke sana, karena bisa jadi Kenichi akan memberitahu satu sekolah bahwa semalaman Yuriko bersama dengan Ryuzaki.
Meskipun tidak melakukan apapun, tetapi pandangan orang akan berbeda-beda dan nantinya Yuriko semakin dijauhi.
“ Yuriko. “ sapa Kenichi yang duduk disebuah bangku
dengan tatapan kosong.
“ Kenapa? “ jawab cuek Yuriko.
“ Besok aku akan pindah ke Korea, apa kamu tidak bisa menemaniku? “
“ Untuk apa? Itu merepotkan. “
“ Sekali saja tidak bisa? “ Kenichi beranjak dari bangku dan mulai berjalan mendekati Yuriko.
“ Tidak! “ tegas Yuriko tidak ingin memberi kesempatan kepada Kenichi yang sebenarnya adalah lelaki bajingan yang tidak tahu malu.
Selama 1 tahun Kenichi selalu mendekatinya, dan dalam 1 tahun itu juga Yuriko tahu bahwa Kenichi adalah lelaki yang selalu mempermainkan perasaan perempuan bak seorang boneka.
Dia juga selalu mem-bully orang-orang yang tidak bersalah, dan lebih menjijikkannya lagi Kenichi pernah membagikan sebuah foto perempuan telanjang yang dulunya adalah pacarnya.
Dalam wajahnya yang tampan, terdapat sejumlah kebusukan.
“ Kamu tidak ingin? HAHA “ Kenichi mulai menggila. “ Ini pertama kalinya aku ditolak oleh seorang perempuan. “
“ Berani-beraninya kamu! “ Kenichi meremas pipi Yuriko dengan sangat kuat membuat Yuriko kesakitan.
“ Lepaskan! Ini sakit! “ Yuriko mencoba mendorong tubuh Kenichi agar melepaskan tangannya dari wajah Yuriko.
“ Semua cepat kesini. “ perintah Kenichi yang seketika terdapat 3 laki-laki yang mendatangi Yuriko.
“ Pegang dia. “
3 laki-laki tersebut langsung memegang tangan kanan dan juga tangan kiri Yuriko agar tidak dilepas.
“ Kita akan bermain dengannya. “ ucap Kenichi membelai rambut Yuriko.
“ Lepaskan! Kamu benar-benar gila! “ Yuriko yang terus berusaha dengan sekuat tenaga untuk melepaskan tangan 3 laki-laki itu dari tangannya.
Tubuh Yuriko bergetar ketakutan, pelupuk matanya mulai basah karena sudah tidak bisa apa-apa.
Dan sekejap, seorang lelaki langsung menghajar wajah Kenichi dan ketiga laki-laki lainnya. Lelaki itu terus memukul Kenichi tanpa belas kasihan sedikit pun, wajah Kenichi juga sudah dipenuhi darah yang bercecakan.
Sedangkan ketiga laki-laki lainnya sudah berlari ketakutan dan Yuriko hanya berdiri dengan air mata yang terjatuh.
“ BUKANKAH AKU SUDAH MEMPERINGATI SELURUH SEKOLAH INI, JIKA ADA YANG BERANI MENGANGGU YURIKO ATAU MENDEKATINYA AKAN MATI! “ Bentak laki-laki tersebut yang masih memukul Kenichi walaupun sudah tidak berdaya.
Dan lelaki yang sudah menyelamatkan Yuriko adalah Ryuzaki.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!