Dalam sebuah kafe bergaya retro, tampak sosok pria berkulit putih yang sedang membersihkan gelas-gelas dan menatanya dengan rapi.
Pria tersebut memiliki perawakan cukup tinggi. Dia memiliki kulit putih, rambut hitam cukup panjang diikat ke belakang, dan wajah tampan dengan senyum ramah di wajahnya. Namun bukan paras yang membuatnya menarik ... tetapi iris mata yang berbeda warna.
Heterochromia, itulah mutasi genetik yang membuat kedua iris bisa berbeda.
Kring!
Suara lonceng kecil terdengar ketika pintu kafe terbuka.
Sosok pria yang sedang membersihkan gelas menoleh lalu berkata, "Maaf, kami belum buka. Silahkan datang— Cih! Kenapa kamu datang ke tempat ini, apakah kamu tidak sibuk berkeliling dunia untuk menggali batu?"
Sosok lelaki yang mengenakan pakaian rapi berlapis coat berwarna cokelat dan juga memakai topi fedora masuk ke dalam kafe. Sepatu kulitnya tampak mengkilap. Dia membawa sebuah koper besar di tangan kanan, dan menggendong seekor kucing British Shorthair gemuk dengan tangan kirinya.
Lelaki itu langsung duduk di kursi paling dekat dengan konter. Setelah meletakkan barang-barangnya tanpa terburu-buru, dia menoleh ke arah konter sembari berkata.
"Sebotol wine, tolong."
Sudut bibir pria di belakang konter berkedut. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia kemudian berkata dengan nada sopan.
"Mohon maaf, Pelanggan. Tempat ini belum buka. Juga ... ini adalah kafe, bukan pub atau bar!"
Setelah mengatakan itu, dia kembali melanjutkan.
"Kamu sudah puas, Michael? Kalau sudah puas lebih baik kamu pergi. Jangan mengganggu bisnisku."
"Apakah kamu berusaha bersikap sopan, Arthur? Sungguh, itu tidak cocok untuk orang gila sepertimu.
Setelah tiga tahun berkeliling dunia untuk belajar memasak, aku pikir kamu akan membuka restoran besar dengan hidangan mancanegara. Siapa yang menyangka kamu malah membuka kafe kecil?"
Pria bernama Arthur itu menggaruk belakang kepalanya. Dia menaruh gelas kembali ke tempatnya lalu pergi berjalan ke kulkas untuk mengambil dua kaleng bir. Pria itu kemudian berjalan ke meja Michael lalu duduk di seberang meja.
Meletakkan sekaleng bir di depan Michael, Arthur kemudian berkata dengan nada tidak sabar.
"Jadi, apa yang kamu inginkan? Aku repot mempersiapkan pembukaan kafe, benar-benar tidak bisa menemanimu bermain."
"Ayolah, untuk rekan yang berada di garis depan bersama selama tiga tahun, sikapmu terlalu dingin, Arthur."
Michael mengangkat bahu dengan senyum tipis di wajahnya.
"Aku tidak peduli!" ucap Arthur kasar. "Ayolah! Aku hanya ingin menikmati hari tua dengan kehidupan damai, jangan ganggu aku. Gali saja batu-batu itu dan jangan pikirkan aku."
Mendengar kata "hari tua" membuat sudut bibir Michael berkedut. Pria pirang dengan penampilan tampan dan penampilan layaknya sarjana itu menghela napas panjang.
Arthur dan Michael adalah teman baik, bahkan bisa disebut sahabat. Mereka bertemu di garis depan ketika sedang mengikuti wajib militer. Anehnya, mereka berdua sama-sama berada di ketentaraan lebih dari waktu yang ditentukan, yaitu tiga tahun. Hal tersebut membuat mereka saling mengenal dan akrab.
Kedua pria itu berusia 23 tahun. Mereka berada di ketentaraan dari usia 18 sampai 20 tahun. Tiga tahun terakhir mereka gunakan untuk mengejar karir, atau lebih tepatnya ... impian mereka.
Michael adalah seorang arkeolog, sedangkan Arthur adalah seorang koki. Ya ... walau status koki sama sekali tidak diakui.
"Aku ... Aku akan menikah."
Setelah beberapa saat, Michael berkata dengan ekspresi rumit di wajahnya.
"Ya. Selamat! Kirimi aku undangannya, aku akan datang. Kamu bisa pergi sekarang," ucap Arthur tidak sabar.
Michael menggaruk kepalanya dengan ekspresi frustrasi.
"Aku belum ingin menikah! Orang-orang tua itu ... mereka lagi-lagi ingin mengatur hidupku!"
"Ingat untuk tidak merusak apapun di kafe, Bocah Manja. Bahkan jika kamu kaya, aku telah mengatur pembukaan kafe sejak lama. Jangan mengacau!
Omong-omong, bukankah lebih baik mengikuti niat orang tuamu. Tinggal mengambil mantel ayahmu dan boom, menjadi konglomerat."
"Meski tidak ingin menyinggung ini, terkadang aku sedikit iri dengan kehidupanmu, Arthur. Meski tidak memiliki keluarga pasti berat, tetapi setidaknya kamu cukup bebas dalam menentukan jalanmu."
"Hey! Aku tersinggung, Bung! Memulai semuanya dari nol tidak semudah yang kamu bayangkan!"
"Memiliki segalanya juga tidak seindah yang kamu bayangkan, Kawan."
Keduanya saling memandang lalu menghela napas panjang. Arthur lalu mengangkat sekaleng bir di tangannya. Melihat itu, Michael juga melakukan hal sama.
"Untuk masa depan yang tidak bisa ditebak!"
"Ya. Untuk masa depan yang tidak bisa ditebak!"
Kedua pria itu bersulang lalu mulai minum bersama. Setelah itu, Michael berkata dengan nada tidak puas.
"Seharusnya kamu menunjukkan lebih banyak ketulusan, Arthur. Sekaleng bir murah setelah tidak bertemu selama dua tahun? Bukankah kamu pelit?"
"Jika kamu tidak mau, kembalikan! Pulang dan minum wine mahal itu, Orang Kaya!"
"Ayolah. Aku hanya bercanda! Omong-omong ... aku memiliki sebuah hadiah untukmu."
Michael membuka kopernya lalu mengeluarkan sebuah wadah transparan yang tampak indah. Hanya saja, di dalamnya tidak ada berlian atau permata, tetapi malah batu hitam penuh ukiran aneh seperti grafiti yang dibuat anak-anak.
"Simpan kembali. Aku tidak butuh kerikil sebagai dekorasi!" ucap Arthur tidak puas.
"Bah! Ini bukan batu biasa, aku menemukannya di reruntuhan kuno. Menurut deskripsi dari teks yang tertulis pada tablet batu dan lukisan pada mural, ini disebut batu keberuntungan.
Ini batu yang sempat dipuja oleh suatu kerajaan di masa kuno karena bisa mengabulkan permohonan dan membawa keberuntungan!"
"Aku tidak percaya pada takhayul, Michael."
"Simpan saja!" ucap Michael tegas.
Melihat ekspresi tegas dan tulus Michael, Arthur memiringkan kepalanya.
"Kamu menyelundupkan ini, kan? Membawa hal penting dari reruntuhan secara diam-diam?"
"Bukan itu masalahnya!" teriak Michael yang akhirnya kehilangan kesabarannya.
"Baik, baik ... Aku akan menyimpannya."
"Bagus!" Michael mengangguk puas.
"Setelah ini, kamu akan pergi ke mana?"
"Aku akan pergi ke rumah gadis itu untuk menjelaskan semuanya. Aku ingin membatalkan pertunangan!"
"Kamu sudah gila?!" Arthur tercengang.
"Sama sekali tidak." Michael menggelengkan kepalanya. "Aku hanya ingin menegaskan tekadku! Aku ingin menjadi arkeolog dan membuka banyak misteri dunia. Tidak ada waktu untuk cinta!"
"Ya, ya, ya ... Itu yang disebut semangat, Jagoan."
Arthur tersenyum. Setelah mereka berdua berbicara panjang lebar, Michael akhirnya pergi.
Pria itu kemudian menyimpan batu yang dibawa oleh Michael di rak pajangan. Dia kemudian pergi membersihkan meja dan menata kursi.
Sore harinya, hujan lebat tiba.
Di dalam kafe, Arthur menatap luar jendela dengan ekspresi rumit. Melihat hujan deras di luar, dia benar-benar merasa kalau dirinya "terlalu beruntung".
Hal semacam itu benar-benar bisa terjadi ketika kafe baru dibuka!
Merasa agak kesal, Arthur memutuskan untuk merebus air untuk membuat teh. Dia pikir aroma teh akan membuatnya menjadi lebih tenang. Sambil menunggu air matang, dia duduk di dekat jendela sambil membaca buku.
Saat itu, Arthur tiba-tiba mengendus aroma samar. Ekspresinya langsung berubah. Dia langsung melompat, memecahkan jendela untuk keluar dari bangunan tersebut.
BOOM!!!
Suara ledakan keras terjadi. Arthur yang baru saja bangkit di bawah hujan melihat ke arah bangunan dua lantai yang entah bagaimana bisa terbakar begitu saja.
Saat itu, suara klakson mobil terdengar. Sebuah mobil hitam tiba-tiba bergegas ke arahnya dengan cepat.
Ekspresi pemuda itu kembali berubah. Dia langsung melompat ke samping, melakukan rolling beberapa kali dengan ekspresi cemberut di wajahnya.
"APA-APAAN DENGAN SEMUA INI!"
Pada saat bangkit, Arthur meraung marah. Napasnya naik-turun. Dia menjadi tidak sabar.
Hujan deras, kafe terbakar, hampir ditabrak mobil yang tiba-tiba muncul ...
Semuanya benar-benar terlalu aneh!
"Untung saja aku memiliki asuransi. Aku juga menyiapkan cukup banyak tabungan sehingga—"
Sebelum menyelesaikan gumaman, Arthur mendengar suara bergemuruh. Dengan ekspresi tidak percaya, dia mendongak ke langit.
Saat itu juga, Arthur melihat petir langsung jatuh ke arahnya!
^^^>> Bersambung.^^^
---
Bantu Author Kei dengan vote, like, dan komentar. Kalian juga bisa memberikan gift agar author lebih semangat.
Terima kasih!
Ruangan putih.
Itulah yang Arthur lihat ketika membuka matanya. Sebuah ruangan dengan lantai putih, langit-langit putih, dan dinding tanpa sudut berwarna putih tanpa setitik pun warna lain.
Selain itu, Arthur juga melihat orang lain. Lebih tepatnya, 11 orang lain tidak termasuk dirinya. Ya ... dia tidak berada di tempat ini sendiri.
"Apakah itu kamu, Arthur?"
Suara yang tidak asing terdengar di telinga Arthur. Pada saat menoleh, dia melihat sosok laki-laki berusia sekitar 17-18 tahun. Sosok itu memiliki wajah tampan dan rambut pirang. Namun Arthur merasa cukup familiar.
"Michael?"
"Ya! Ini aku! Aku sudah menduga itu kamu. Mata itu tidak bisa menipu!" ucap Michael penuh semangat.
"Tunggu! Kita di mana dan sedang apa? Apakah hanya aku yang bingung di sini?"
"Kamu sudah mati, Arthur. Begitu pula denganku."
"Kamu ... mati? Bagaimana bisa?"
Mendengar pertanyaan itu, ekspresi Michael menjadi agak sedih. Setelah menghela napas panjang, dia kemudian menjelaskan.
"Sebenarnya, aku mati tertembak.
Setelah pergi dari kafe milikmu, aku menuju ke rumah tunanganku. Siapa sangka, di sana aku dijebak. Wanita jahat itu berkolusi dengan anak haram ayahku. Seperti yang kamu lihat ... akhirnya aku di sini."
"Tunggu! Jika kamu mati, kenapa kamu bisa begitu tenang?" Arthur bertanya dengan ekspresi aneh.
"Karena seharusnya kita akan dikirim ke dunia lain, Arthur! Seperti yang ada dalam cerita dan-"
"Jangan hal-hal semacam itu, aku tidak ingin mendengarnya. Daripada itu, aku malah tertarik melihatmu menjadi lebih muda.
Takhayul tentang dunia lain itu-"
"Kamu juga kembali muda, Arthur. Kira-kira berusia 17-18 tahun."
"Aku? 7 tahun lebih muda?"
Arthur tercengang. Melihat sekitar, dia baru sadar kalau 12 orang termasuk dirinya ternyata tampak muda. Berusia 17-18 tahun dan berada di masa jayanya!
"Tunggu! Itu tidak penting! Yang lebih penting, bagaimana cara aku bisa kembali?!"
"Tidak ada."
Suara tenang menjawab pertanyaan Arthur. Suara tersebut terdengar aneh karena tidak bisa dibedakan apakah suara laki-laki atau perempuan.
Saat itu juga, sosok yang memakai jubah putih bertudung muncul entah dari mana. Bagian bawah jubah terseret di lantai dan seluruh tubuhnya tertutup jubah.
Pada saat orang-orang melihat bagian wajah sosok itu, mereka hanya bisa melihat ruang hitam dengan galaksi di dalamnya. Tampak misterius sekaligus aneh.
"Kalian tidak perlu mengenalku. Namun aku bisa memastikan ...
Seperti yang kalian duga, kalian semua akan dikirim ke dunia lain. Di sana, hidup dan mati terserah kepada kalian sendiri. Aku berada di sini hanya untuk memberi kalian "paket pemula" sebelum mengirim kalian pergi."
Saat itu, sosok pemuda putih gemuk bermata sipit mengangkat tangannya. Namun sebelum orang itu bertanya, sosok misterius berkata.
"Kalian akan di kirim ke dunia dimana para iblis merajalela. Bisa dibilang, kalian dipanggil sebagai para pahlawan dalam cerita. Namun aku akan mengingatkan ...
Di sana, musuh kalian bukan Raja Iblis atau hal-hal semacamnya, karena memang ada banyak iblis yang sangat kuat dan memiliki gelar semacam itu di seluruh penjuru dunia.
Iblis yang aku maksud tentu bukan wanita cantik dan tampan dengan tanduk di kepala mereka, tetapi makhluk terdistorsi, roh jahat, monster, serta hal-hal mengerikan lainnya."
Saat itu, gadis cantik berambut merah mengangkat tangannya. Sebelum sempat berbicara, sosok misterius itu kembali berkata.
"Tidak. Kalian tidak memiliki tugas wajib untuk membersihkan dunia atau semacamnya. Kalian bisa hidup bebas seperti yang kalian inginkan.
Orang-orang di dunia itu "mengundang" kalian. Aku hanya membawa hadiah sekaligus pemandu kalian menuju dunia itu."
Pada saat sosok misterius itu diam, Michael mengangkat tangannya. Beberapa saat kemudian, sosok misterius itu kembali berbicara.
"Keuntungan mengirim kalian sampai-sampai harus memberi hadiah? Itu tidak penting dan kalian tidak perlu tahu.
Juga ... Tidak ada sistem, tidak ada panel status, atau hal-hal semacam itu. Sebagai gantinya, sebelum dikirim pergi, kalian akan mendapatkan keuntungan transmigrator.
Membangkitkan satu bakat bawaan, mendapatkan satu skill khusus, mendapatkan satu senjata, dan mendapatkan satu hewan peliharaan.
Meski diacak, tetapi semuanya memiliki kualitas tinggi. Semuanya juga terikat pada jiwa kalian, jadi tidak perlu takut kehilangan.
Jadi, mari kita mulai sekarang."
Sementara semua orang bersemangat, Arthur menghela napas panjang. Pemuda yang biasanya tersenyum santai dan cukup bersemangat dalam menghadapi kehidupan itu tampak lesu.
Arthur benar-benar masih enggan meninggalkan dunia sebelumnya!
'Padahal tinggal menikmati hidup! Kenapa aku harus pergi ke dunia lain yang penuh dengan bahaya?
Apa-apaan dengan ledakan, mobil yang tiba-tiba menabrak, bahkan petir dari langit!
Makhluk aneh ini jelas menggunakan berbagai cara untuk membunuhku'
Arthur berjongkok sambil menggambar lingkaran dengan ekspresi tertekan. Dia berkali-kali menghela napas, mengabaikan sebuah roulette spin semi transparan yang muncul di benaknya.
Saat itu, orang-orang mulai menguji keberuntungan mereka. Beberapa saat kemudian, suara terkejut dan bahagia terdengar dari orang-orang itu.
"Hahahaha! Tubuh Vajra! Aku membangkitkan Tubuh Vajra!
Selama dilatih dengan baik, pertahananku tidak akan bisa ditembus."
"Wow! Ini busur Dewi Bulan!"
"..."
Bukan hanya orang-orang itu, tetapi Michael sendiri juga sangat bersemangat. Tampaknya mereka mengabaikan kematian yang terjadi sebelumnya dan bersenang-senang dengan hadiah yang mereka dapatkan.
'Daripada orang-orang yang menikmati kesenangan sementara, tampaknya kamu lebih memikirkan kehidupanmu berikutnya.'
Suara sosok misterius tersengat dalam kepala Arthur. Membuat ekspresi sedikit putus asa di wajahnya sedikit berubah.
'Kalau begitu ... bisakah aku meminta untuk kembali?'
'Tidak. Hal tersebut tidak bisa dilakukan karena kamu telah mati. Bahkan, tubuhmu telah menjadi abu.'
'Abu???'
Arthur tercengang. Menurut logika, walau mati disambar petir, tubuh orang itu masih utuh. Paling-paling ada bekas luka bakar, dan apabila parah ... bisa menjadi gosong seperti arang.
Sedangkan langsung dilenyapkan menjadi abu? Hal tersebut jelas tidak mungkin!
Arthur langsung menatap ke arah sosok misterius dengan ekspresi curiga. Namun sebelum bertanya, suara lain segera mendesaknya.
'Segera lakukan pengundian karena aku akan segera mengirim kalian pergi.'
"..."
Meski merasa kesal, Arthur hanya bisa menggertakkan gigi. Jelas, sosok misterius itu sengaja.
"Hey! Apa yang kamu dapatkan, Arthur?"
Mendengar pertanyaan itu, Arthur menoleh untuk melihat ke arah Michael yang membawa seekor tikus. Seekor tikus seukuran kepalan bayi dengan warna emas di seluruh tubuhnya kecuali dua mata seperti rubi.
"Ini adalah tikus harta karun, seperti namanya-"
"Diam dulu. Aku belum mengundi."
Setelah mengatakan itu, Arthur melihat roulette spin semi transparan yang hanya bisa dia lihat lalu mulai menggerakkannya dengan pikiran. Undian langsung dimulai begitu saja.
Beberapa saat kemudian, Arthur merasakan perubahan dalam tubuhnya. Jelas, empat hadiah telah dia dapatkan. Namun pria itu tidak memilih untuk mengeluarkannya.
Dari apa yang Arthur lihat, sekali keluar, senjata dan pet tidak bisa dikembalikan. Jadi, menurut pendapatnya ... tidak ada hal-hal seperti inventori atau semacamnya.
Saat Arthur masih bingung dan berpikir untuk mencerna semua informasi, suara lain terdengar.
"Karena semua orang sudah siap. Maka aku akan mengirim kalian."
Arthur tercengang. Dia sama sekali belum siap. Namun saat itu tubuhnya terasa lebih ringan. Saat itu juga, cahaya samar muncul di penglihatannya. Kemudian ...
Dua belas orang langsung menghilang dari ruang putih.
Dikirim ke dunia lain untuk memulai petualangan mereka!
^^^>> Bersambung.^^^
---
Bantu Author Kei dengan vote, like, dan komentar. Kalian juga bisa memberikan gift agar author lebih semangat.
Terima kasih!
Pada saat Arthur membuka mata, dia langsung terdiam. Hawa dingin langsung menyerang inderanya.
Mengamati ke sekeliling, Arthur melihat kalau dia dan 11 orang lain berdiri di sebuah altar besar. Di sekeliling altar, tampak banyak lilin menyala. Alih-alih memiliki warna merah, warna api pada lilin tersebut adalah biru kehijauan yang tampak aneh.
Atap di atas kepala mereka berbentuk kubah. Begitu besar tetapi terlihat agak aneh karena banyak rune atau tulisan-tulisan yang Arthur serta orang-orang lain tidak ketahui artinya.
Berada di tempat aneh dan terasa berbahaya, refleks pertama Arthur adalah memegang pinggang kirinya dimana dirinya biasanya meletakkan pistol. Namun ketika menyadari bahwa tidak ada senjata, pemuda itu hanya bisa mengamati sekeliling dengan waspada.
Jika biasanya tampak santai dan ceria, Arthur langsung merubah ekspresinya ketika berada dalam kondisi terdesak. Rasanya perubahan tersebut terjadi begitu saja, secara refleks berubah padahal dia sendiri tidak menyadarinya.
Bukan hanya Arthur, tetapi ada tiga orang lain yang juga langsung menjadi serius. Mereka adalah Michael, pemuda gemuk dengan mata sipit, dan gadis cantik dengan rambut merah menyala. Selain mereka berempat, orang-orang lain tampaknya tidak begitu peduli. Mereka memasang ekspresi bersemangat dan begitu polos.
"Tampaknya ada beberapa bibit bagus yang muncul di era kita."
Suara lelaki serak dan tak acuh terdengar dalam ruangan tersebut. Saat itu juga, 12 sosok muncul entah dari mana dan berdiri mengelilingi altar. Kebanyakan dari mereka adalah kakek atau nenek tua, ada yang kurus atau gemuk, ada yang tinggi atau pendek, bahkan ada beberapa yang tampak masih muda.
Satu hal yang sama. Mereka mengenakan pakaian khas timur yang mirip, tampaknya sebuah pakaian dari sekte tertentu. Pakaian mereka sedikit mirip hanfu, kimono, atau hanbok. Cukup dengan yang ada dalam novel-novel martial art.
Pakaian mereka berwarna putih dengan garis ungu serta pola awan berwarna sama. Hanya dengan melihat sekilas, mereka tampak kuat dan bijaksana. Jelas, orang-orang itu adalah tokoh penting dalam sekte dimana mereka muncul.
Pada saat Arthur dan 11 orang lain tampak bingung, terdengar suara langkah kaki. Suaranya tampak ringan, tetapi berirama dan membuat semua orang tidak bisa tidak mengalihkan pandangan mereka ke arah dimana suara tersebut berasal.
Saat itu juga, 12 orang itu langsung terpana.
Sosok gadis cantik melangkah menaiki tangga. Kulitnya seputih salju, rambut hitam disanggul dengan hiasan emas, sepasang mata berwarna emas memancarkan kilau suci. Dia memakai gaun tradisional layaknya seorang permaisuri berwarna ungu dengan hiasan emas.
Langkahnya tampak begitu ringan, tidak cepat atau lambat, tetapi terlihat begitu elegan.
Sementara lima lelaki lain menelan ludah dengan tatapan terpesona, Arthur malah seperti pemuda yang marah karena orang tuanya dihina. Tampak seperti siap bertarung dengan gadis cantik itu kapan saja.
'Sesungguhnya godaan iblis itu lemah.'
'Sesungguhnya tipu daya (godaan) para wanita begitu besar.'
Mengingat itu, Arthur selalu menganggap wanita sebagai bahaya. Meski tidak membencinya, pemuda itu selalu waspada. Semakin cantik wanita itu, semakin besar bahaya.
Bahkan, ada kisah dimana kecantikan seorang wanita bisa membuat dua kerajaan berperang!
Gadis cantik itu terlihat tenang, tampaknya telah terbiasa merasakan pandangan para lelaki ke arahnya. Namun ketika melihat Arthur yang memusuhinya, dia tertegun sejenak.
'Apakah ada masalah dengan kepala pemuda itu? Kenapa dia memandangku seolah aku yang membunuh para leluhurnya?'
Gadis itu pura-pura batuk. Dia kemudian tersenyum lembut sembari memberi hormat layaknya bangsawan, lalu mulai berbicara.
"Selamat datang, para pahlawan yang terpilih.
Perkenalkan, nama saya Miku. Orang-orang memanggil saya sebagai Gadis Suci. Saya adalah perwakilan dari Sekte Pilar Surgawi untuk menyambut kedatangan kalian.
Sekte Pilar Surgawi adalah salah satu sekte terbesar di dunia. Sekte memiliki tugas untuk memerangi kejahatan di dunia ini. Roh jahat, iblis, monster, dan kejahatan-kejahatan lain adalah musuh kami.
Selain itu, Sekte Pilar Surgawi adalah satu-satunya sekte yang memiliki kemampuan untuk memanggil orang-orang terpilih, para pahlawan yang datang dari dunia lain untuk membantu melenyapkan kejahatan di dunia.
..."
Arthur mendengar dialog pembukaan dari Miku dengan ekspresi waspada. Dari panjang lebar yang dijelaskan oleh wanita itu, dia bisa menyingkat beberapa informasi penting.
Sekte Pilar Surgawi bisa memanggil orang dari dunia lain dengan syarat tertentu. Terakhir kali mereka dipanggil, itu 200 tahun yang lalu. Sedangkan dimana? Tentu saja mati di perut monster atau iblis itu.
Sekte Pilar Surgawi bertempat di area luas. Bangunan utama, berbagai toko, arena bela diri, dan beberapa bangunan lain ada di lembah. Lembah tersebut dikelilingi oleh 12 gunung. Di setiap gunung, ada jurusan yang mewakili 12 pilar dari Sekte Pilar Surgawi.
Setiap pilar disebut sesuai dengan nama shio, dari tikus, kerbau, harimau, kelinci, naga, dan sebagainya.
Dua belas orang yang muncul selain Gadis Suci adalah 12 pemimpin yang mewakili aliran masing-masing. Sedangkan alasan mereka datang ke sini adalah ...
Perjanjian seratus hari.
Selain syarat-syarat tertentu untuk melakukan pemanggilan para pahlawan, mereka memiliki sebuah kewajiban untuk mengajar para pahlawan selama 100 hari sebelum mengirim mereka pergi keluar dari sekte untuk menghadapi kejahatan dunia atau melanjutkan hidup seperti yang mereka inginkan. Namun, ada satu hal penting yang harus 12 orang itu ingat.
Bahkan jika mereka ingin hidup normal, mereka tidak bisa melakukannya.
Dikarenakan suatu alasan dimana mereka akan terus diincar oleh para iblis, roh jahat, dan monster ... pada akhirnya 12 orang tersebut menempuh jalan "demon hunter".
"Kalau begitu, waktunya untuk memilih "rumah" baru bagi kalian, Pahlawan."
Miku kemudian mengeluarkan 12 lonceng emas berukuran kecil dengan ukiran shio yang berbeda-beda. Setelah itu, dia mulai bergumam. Kemudian, 12 lonceng emas melayang lalu melesat ke arah dua belas orang berbeda.
Arthur menangkap salah lonceng emas dengan ekspresi aneh. Setelah itu, dia melirik ke arah ukiran shio lalu diam di tempat.
"Kalau begitu, mari mulai memanggil sesuatu dengan urutan," ucap Miku lembut.
"Pilar of Rat."
Mendengar ucapan itu, sosok Michael maju. Dia kemudian berjalan menuju ke arah lelaki tua kurus, pendek, dan sedikit bungkuk. Lelaki tua tersebut tampak ramah, langsung menerima Michael dengan santai.
'Tikus ...'
Arthur merasa agak bingung. Michael jelas anak konglomerat, dia juga memiliki ilmu, wibawa, dan semacamnya. Kata "tikus" jelas tidak cocok menggambarkannya. Arthur pikir, orang itu akan diterima di pilar harimau.
"Pilar of Ox."
"Pilar of Tiger."
"Pilar of Rabbit."
Tiga orang kembali dipanggil. Seorang pemuda di pilar kerbau, dan dua gadis di pilar harimau serta kelinci.
Saat itu, suara kembali terdengar.
"Pilar of Dragon."
Mendengar itu, Arthur maju. Sosok kakek tua yang tampak seperti sarjana dengan rambut, kumis, dan jenggot panjang. Kedua tangannya selalu berada di belakang punggungnya. Dia memiliki wibawa tinggi, bahkan ... tampak cukup sombong.
"Tidak buruk," ucap kakek tua itu dengan ekspresi dingin.
"..." Arthur memiringkan kepalanya.
"Nama lelaki tua ini adalah Shigekuni. Mulai saat ini, kamu bisa memanggilku dengan sebutan Guru.
Jadi ... apa keahlianmu? Dan jalan apa yang ingin kamu tempuh?"
Lelaki tua bernama Shigekuni menatap Arthur dengan ekspresi serius.
"Memasak dan menjadi koki."
Jawaban Arthur yang melenceng langsung membuat wajah tegas lelaki tua itu berubah. Shigekuni menatap ke arah pemuda itu, tetapi sudut bibirnya berkedut ketika melihat mata penuh tekad pemuda tersebut.
'Bocah ini ... Benar-benar tidak bisa diharapkan!'
Pikir Shigekuni dengan ekspresi suram di wajahnya.
^^^>> Bersambung.^^^
---
Bantu Author Kei dengan vote, like, dan komentar. Kalian juga bisa memberikan gift agar author lebih semangat.
Terima kasih!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!