NovelToon NovelToon

Terjebak Cinta Palsu

1. Awal

Fiona kini sudah beranjak dewasa. Lima belas tahun hidup di luar negeri membuat dirinya berkeinginan untuk pulang ke tempat dimana dia lahir . Keinginan nya untuk pulang bahkan selalu ia nantikan tiap hari. Namun apa daya, ayah nya yang mengirimkan nya ke luar negeri sama sekali tidak pernah menghubungi maupun menanyakan kabar . Lima belas tahun lamanya Fiona hanya hidup di dampingi oleh Rosa. Tak terlalu tua ,tak terlalu muda juga, Rosa di perintahkan Danu untuk mengurus dan menjaga Fiona di luar negeri.

"Apakah ayah tidak pernah menanyakan keadaanku? " Tanya Fiona yang sedang sarapan.

"Mungkin ayah mu sedang sibuk ." Tutur Rosa memegang kedua bahu melisa.

"Ayah benar-benar lupa pada putrinya. Apakah ayah tidak ingin aku pulang." Tanya lagi Fiona lalu menyeruput segelas susu.

"Fiona, sudah tidak apa-apa. Disini ada bibi yang selalu menemani mu." Ujar Rosa.

"Aku ingin pulang! aku rindu suasana di tempat lahir ku." Celetuk Melisa.

"Aku akan pergi ke kamar! aku tidak ingin berangkat kuliah hari ini." Ucap Fiona yang selalu mengurung diri di dalam kamar. Gadis itu lalu beranjak dari tempat duduk nya dan berjalan menuju kamar.

Rosa hanya membuang kasar nafasnya ketika Fiona pergi ke kamar.

"Kasihan sekali! Kau diasingkan oleh ayah mu sendiri. Aku akan mencoba menghubungi Danu saja." Ujar Rosa dalam hati lalu meraba saku nya untuk mengambil ponselnya.

ponsel Danu berdering.

Pria yang baru saja duduk bersantai di sofa ruang kantor nya langsung saja mengambil ponsel yang berada di dalam saku nya. Danu sempat merasa heran kenapa Rosa menelpon nya, padahal belum lama diri nya sudah mengirimkan jumlah uang yang sangat banyak untuk biaya hidup putrinya.

"Hallo...ada apa kau menelpon ku? " Tanya Danu.

"Aku ingin berbicara sebentar." Jawab Rosa.

"Apa yang ingin kau bicarakan? " Tanya kembali Danu.

"Akhir-akhir ini Fiona sangat jarang masuk kuliah, dia juga selalu berkata ingin pulang. Bahkan Fiona terus bertanya pada, kenapa ayah nya tidak pernah menanyakan keadaan nya." Bisik Rosa agar tak terdengar.

"Agrh... carilah alasan dulu, jangan sampai Fiona pulang ke sini. Bahkan lebih baik jika Fiona tinggal selama-lamanya di sana." Tutur Danu ."Tidak apa jika dia tidak ingin berangkat kuliah, yang penting jangan sampai dia kembali." Jelas Danu.

"Sampai kapan kau terus begini? lima belas tahun lamanya Fiona tidak pernah melihat mu. Dia sangat membendung kerinduan untuk mu." Keluh Rosa yang kasihan.

"Rosa, aku belum siap untuk bertemu dengan putri ku. Mungkin butuh waktu lagi untuk siap menemui nya.Tolonglah, gantikan aku di sisinya untuk sementara waktu." Pinta Danu.

Mendengar ucapan Danu Yang sama setiap saat, Rosa pun langsung mematikan sambungan telepon tanpa berpamitan.

"Maafkan ayah mu ini putriku!" Lirih Danu membuang nafas kasar.

Tiba-tiba datang Mirna istri nya dari arah luar.

"Mir... Mirna? apakah kau mendengar ku tadi? " Tanya Danu bangun dari duduknya, dia sedikit terkejut.

"Pilihan ada di tangan mu!" Ujar Mirna duduk di hadapan suaminya.

"Jika putri mu kembali kesini, mungkin putri mu akan mengalami nasib yang sangat buruk.Tapi jika putri mu tetap di sana maka putri mu akan ku pastikan baik-baik saja." Kata Mirna.

"Akan ku pastikan putri ku tidak akan pernah kembali kesini. Agar kau tidak bisa menyentuhnya sedikit pun." Papar Danu.

Wanita itu tertawa renyah mendengar perkataan Danu. Ia sangat tidak menyukai putri kandung suami nya, bahkan Mirna lah yang menyuruh Danu untuk mengirimkan Fiona ke luar negeri lima belas tahun Yang lalu.

🥦

Malam hari nya, Danu berserta keluarga sedang menikmati makan malam bersama di ruang makan. Nampak penuh kebahagian yang terpampang di wajah mereka. Hana ibu kandung Fiona yang telah lama tiada kini di gantikan oleh Mirna. Ya, setelah Hana meninggal, Danu memutuskan untuk menikah dengan Mirna dan sekarang hasil pernikahan nya dengan Mirna menghasilkan dua orang anak yang bernama Erik Dan Tasya.

Erik yang berusia dua puluh lima tahun kini sedang menjadi direktur salah satu perusahaan di kota nya. Sedangkan Tasya baru saja berusia dua puluh dua tahun dan masih kuliah.

"Sangat nikmat sekali makan malam kali ini! " Ujar Mirna membuka percakapan di suasana yang hening.

"Kapan aku bisa makan bersama dengan Fiona." Tanya Danu dalam hati sambil mengunyah daging.

"Bukankah begitu?" Tanya Mirna tersenyum melirik Danu.

Bukan tidak tahu, Mirna sangat tahu jika suami nya selalu memikirkan putri kandung nya yang berada di luar negeri.

"Owh iya...Aku sangat senang sekali bisa makan dengan putra putri ku setiap harinya. " Balas Danu membohongi perasaan nya.

"Aku jadi teringat dengan saudara ku yang sudah berada di luar negeri. Bagaimana kabar nya ayah? " Tanya Tasya membuat Danu berhenti makan. Sorot mata Mirna langsung mengarah ke Danu yang sejenak terdiam.

"Dia baik-baik saja di sana, bahkan dia berkata lebih senang tinggal di sana." Dalih Danu berbohong.

"Benarkah?tapi setidaknya kenapa ayah tidak pernah menyuruh nya pulang kesini walaupun sebentar saja? " Tanya lagi Tasya.

"Sebaiknya kau makan lebih banyak lagi untuk menjaga kesehatan mu agar tidak sakit." Ucap Danu mengalihkan pembicaraan. Dia tersenyum pada Tasya.

Mirna yang mendengar jawaban suaminya hanya tersenyum tipis dengan bibir sedikit keatas.

"Ayah selalu mengalihkan pembicaraan ketika aku bertanya tentang saudaraku." lirih Tasya lalu menyeruput minuman.

Sedangkan Fiona yang berada di dalam kamar nya, terus saja berdiri melamun menghadap ke arah luar jendela kamar sambil menghayati rintikan hujan yang turun.

Kemudian wanita itu duduk di kursi. Dihadapannya ada meja yang terpajang bingkai foto ia bersama orangtuanya ketika ia masih kecil.

"Aku sangat merindukan pelukan kalian berdua!" Lirih Fiona mengucurkan air mata. "Ibu, seandainya saja ibu masih ada sampai sekarang, pasti aku tidak akan begini." Tutur Fiona.

"Aku juga merindukan mu ayah!" Ujar Fiona lalu merangkul bingkai foto.

Tak lama kemudian, Fiona akhirnya terlelap tidur di kursi sambil memeluk bingkai foto. Rosa yang selalu mengecek Fiona tiap malam di kamar, langsung saja meletakan bingkai foto tersebut kembali ke atas meja. Rosa lalu memindahkan tubuh Fiona yang lumayan berat ke tempat tidur lalu menyelimutinya.

"Tidurlah sayang, aku akan selalu menjagamu. Gadis yang malang!" Bisik Rosa mengelus rambut Fiona.

Besok harinya, seperti biasa Rosa selalu menyiapkan sarapan untuk Fiona yang akan berangkat kuliah. Rumah yang hanya di huni dua orang itu sangat lah hening setiap hari nya. Bodyguard hanya ditugaskan berjaga di halaman rumah saja.

"Makanlah roti dan minumlah susu terlebih dahulu!" Tawar Rosa yang menyajikan di meja makan.

Dengan wajah murung, Fiona yang baru saja turun tangga langsung mendekati Rosa.

"Bibi, aku ingin pulang! aku tidak mau tahu aku ingin pulang!" Kata Fiona menatap Rosa.

Rosa seketika berhenti sejenak dari aktivitasnya dan langsung menoleh ke Fiona.

"Aku muak setiap hari selalu begini, aku bosan aku juga ingin mendapatkan suasana yang baru." Jelas Fiona dengan mata berkaca-kaca.

"Fiona!" Ucap Rosa menghembuskan nafas kasar.

"Selama ini aku yang merawat mu, setiap pagi juga kau mengatakan ingin pulang. Apakah menurutmu aku tidak muak? jelas aku lebih muak setiap hari mendengar rengekan mu." Pekik Rosa mengucurkan air mata."Kau bukan anak kecil lagi Fiona, belajarlah menerima keadaaan." Pinta Rosa sedikit kesal.

2. Ingin Pulang

Fiona yang mendengar ucapan Rosa, langsung tercengang. Mata yang awal nya berkaca-kaca kini menumpahkan air mata. Dirinya tak menyangka bahwa orang yang selalu berada di sisi nya berkata seperti itu.

"Jika kau merasa keberatan selama ini, lantas kenapa kau merawat ku hingga aku tumbuh menjadi dewasa? " Tanya Fiona. "Lalu apa yang harus aku lakukan?tidak bisa kah aku melakukan itu? tidak bisakah aku mengeluh dan merengek? kau adalah satu-satunya orang yang berada disisi ku sekarang. Bagaimana bisa aku hidup tanpamu." Ucap Fiona dengan tekanan.

Rosa terdiam sejenak mendengar ucapan Fiona. Wanita itu sedikit kaget mendengar perkataan

yang dilontarkan Fiona.

"Fiona, bukan maksud ku berbicara seperti itu. Aku sudah menganggap mu seperti anak ku sendiri." Tutur Rosa mendekati lalu mencoba memeluk.

Fiona yang menangis ter sendu-sendu langsung melepaskan pelukan Rosa.

"Aku akan segera pulang dan pergi meninggalkan tempat ini!" Ucap Fiona.

Lagi-lagi Rosa terdiam, wanita itu sudah tidak bisa menahan keinginan Fiona untuk pulang.

"Boleh tidak boleh aku akan tetap pergi! kau tidak bisa lagi menghalangiku! karena aku sudah mengambil paspor ku." Seru Fiona.

"Fiona, bagaimana kau tahu dimana aku menyimpan paspor mu? kau tidak boleh pulang begitu saja Fiona, ini belum waktunya." Ujar Rosa terperanjat.

"Aku akan mulai mengemasi pakaian ku." Lirih Fiona tanpa menghiraukan pertanyaan Rosa.

Fiona kemudian melangkah ke kamar untuk mengemasi pakaian nya.

"Fiona.... Fiona!!" Teriak Rosa

"Ya tuhan.... bagaimana ini? " Ucap Rosa terduduk lemas di sofa sambil menutup mulut nya. "Aku sangat mengerti perasaanmu Fiona, tapi ini bukan waktunya untuk kau kembali pulang!" Ujar Rosa cemas.

Sore harinya, Rosa yang sedari tadi duduk di ruang keluarga nampak seperti orang bingung. Sesekali ia termenung memikirkan keputusan Fiona yang akan kekeh dengan kepulangan nya. Wanita itu kemudian beranjak dari sofa dan langsung melangkah masuk ke dalam kamar Fiona.

"Fiona!" Panggil nya pada Fiona yang sedang duduk menghadap ke luar jendela.

"Maafkan atas sikap ku tadi!" Kata Rosa namun tak dihiraukan. Ia kemudian mencoba mendekati dan merangkul Fiona.

"Pulanglah! jika itu keinginan mu!" Ucap Rosa.

Ucapan Rosa kemudian membuat Fiona langsung menatap nya.

"Bibi, benarkah ucapan mu itu?" Tanya Fiona menyakinkan.

"Kau sudah besar sekarang, pergilah dan temui lah ayah mu!" Kata Rosa mencoba lapang dada.

"Terimakasih bibi!" Seru Fiona dengan nada girang. "Apakah ayah tahu jika aku akan segera pulang?" Tanya Fiona

Rosa menggeleng pelan. "Belum, tapi aku akan memberi tahu ayahmu nanti." Jawab Rosa.

"Apakah bibi akan ikut bersama ku juga?" Tanya lagi Fiona.

"Untuk ini, aku tidak bisa ikut pulang bersama mu, karena masih ada sedikit urusan yang harus ku selesaikan.Tapi aku akan segera menyusul mu nanti." Papar Rosa menghela nafas sambil menatap wajah Fiona.

Keesokan harinya, Fion sudah menyiapkan diri untuk berangkat menuju bandara.Namun sebelum itu, Rosa tak lupa menghidangkan sarapan untuk Fiona terlebih dahulu. Seusai nya sarapan, Rosa memberikan beberapa pertanyaan kepada Fiona.

"Apa kau benar-benar yakin ingin pulang?" Tanya Rosa.

"Kenapa tidak yakin, ini adalah hal yang aku inginkan selama ini." Jawab Fiona lalu menyeruput segelas susu.

"Apakah kau siap tinggal dengan bersama ibu tiri mu?" Tanya lagi Rosa.

"Entahlah, tapi aku harap dia baik terhadap ku. Lagipula beberapa hari setelah ibu ku meninggal, aku langsung pergi ke luar negeri." lirih Fiona.

"Di Sana kau akan bertemu dengan kedua saudara tiri mu." Ujar Rosa. "Aku juga tidak bisa memastikan apakah saudara tiri mu baik nantinya." Batin Rosa sambil menatap wajah Fiona.

"Lihat saja nanti!" Ucap Fiona

."Marilah kita pergi sekarang." Ujar Fiona sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.

Rosa mengantar Fiona ke bandara dengan di supir oleh bodyguard nya. Selang beberapa saat mengendarai mobil, Fiona kini sampai di bandara. Di lobby bandara mereka menyempatkan diri untuk melakukan perpisahan.

"Aku akan segera checkin!" Ujar Fiona sambil mengambil ponsel nya dari dalam tas. "Aw...tapi sebelum itu ada hal yang ingin aku tanyakan." Ucap Fiona.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" Tanya Rosa.

"Di berbagai cerita menceritakan bahwa ibu tiri sangatlah jahat, apakah ibu tiri ku juga jahat?" Tanya Fiona.

Rosa yang mendengar pertanyaan Fiona langsung terdiam sejenak.

"Fiona, sebentar lagi kau akan berangkat, cepatlah! nanti kau akan tertinggal." Ujar Rosa mengalihkan pembicaraan.

"Hem...baiklah kalau begitu. Aku akan selalu menelpon mu. Aku harap bibi menyusul ku secepatnya." Tutur Fiona merangkul Rosa dengan raut wajah sedih.

"Kau harus memberi ku kabar." lirih Rosa. "Hubungi aku jika sesuatu terjadi padamu. "Cepat atau lambat aku akan menyusul mu." Ujar Rosa mengelus rambut Fiona.

Fiona pun melepaskan rangkulan nya. Entah antara bahagia atau sedih gadis itu merasa keberatan jika harus berpisah dengan orang yang merawat nya dari kecil. Tapi disisi lain dia juga harus pergi. Sebaliknya dengan Rosa, Rosa yang sudah menganggap Fiona sebagai anak sangat merasa sedih atas kepergiannya. Mau tidak mau ia harus merelakan Fiona pergi.

Fiona membalikan badan nya dan berjalan melangkah masuk sambil menyeret koper. Dengan mata berkaca-kaca Rosa tersenyum pada Fiona yang menoleh nya.

"Aku akan selalu merindukan mu!" Teriak Fiona sambil melambaikan tangan.

"Aku juga akan merindukan mu!" Balas Rosa sambil melambaikan tangan juga.

Selepas itu, Rosa melangkah berjalan keluar menuju mobil. Sebelum masuk kedalam mobil, Rosa mengambil ponsel nya dari dalam tas. Ia berniat untuk menghubungi atau memberitahu Danu soal kepulangan Fiona.

"Pasti kau akan sangat marah!" Tutur Rosa menghembuskan nafas kasar.

Telepon tersebut ternyata tidak di angkat oleh Danu. Sudah berapa kali menghubungi namun tak ada jawaban. Rosa yang sedikit geram langsung mematikan ponsel nya.

"Kenapa kau tidak mengangkat telepon mu Danu? segitu tidak penting nya kah anak mu? Baiklah kalau begitu, biarkan kau terkejut atas kedatangan anak mu." Gerutu Rosa lalu masuk ke dalam mobil dan pergi.

Sedangkan Fiona kini sedang melakukan penerbangan ke kota xxx . Dia duduk berdampingan dengan salah satu pria yang seusia dengan nya. Fion menghadapkan kepala nya ke pintu jendela sambil menutup mata nya dengan maksud akan tidur selama penerbangan.

Beberapa jam penerbangan, Fiona terbangun.Wanita itu kemudian membuka penutup mata nya.

"Apakah tidur mu sangat nyenyak? sampai-sampai dengkuran mu sangat keras dan menganggu ku." Celetuk seorang pria yang bernama Alex.

"Apa? siapa kau? apakah aku mendengkur dengan sangat nyaring?" Tanya Fiona yang belum tapi sadar sambil mengucek mata.

Alex hanya memalingkan pandangan nya dari Fiona dengan menghembuskan nafas kasarnya.

"Katakanlah, apakah aku mendengkur dengan sangat keras?sungguh ini memalukan!" Keluh Fiona mengerutkan dahi nya. "Kenapa kau tidak memberitahu ku?" Tanya Fiona sambil memegang bahu Alex.

"Apakah itu penting? tidak, itu tidak penting bagiku!" Ujar Alex menyingkirkan tangan Fiona.

3. Sampai Rumah

Fiona begitu tercengang saat mendengar ucapan dari pria yang belum ia ketahui nama nya itu. "Seumur hidup baru ini aku temukan pria sombong seperti mu!" Tutur Fiona dengan senyum menyeringai.

"Benarkah?" Tanya Alex dengan senyuman.

Selang beberapa saat, pesawat yang di tumpangi Fiona kini sudah mendarat di kota tujuannya.

"Argh....betapa segar nya udara di kota ini, pemandangan nya juga lebih indah disini." Ujar Fiona menengadahkan kepala nya sambil membentangkan kedua tangan.

"Singkirkan tangan mu ini! hanya menghalangi jalan saja!" Ucap seorang pria yang tak lain adalah Alex. Pria yang satu pesawat dengannya tadi.

"Apa-apaan kau!" Lirih Fiona dengan rahang menegang. "Bukan kah jalan di sini begitu luas?ada apa kau ini!" Geram Fiona.

Dengan dibukakan pintu mobil oleh asisten pribadi nya, pria itu langsung masuk ke dalam mobil tanpa menghiraukan celotehan Fiona.

"Sialan sekali!" Umpat Fiona langsung mengambil ponsel nya. "Aish....siapa yang akan menjemput ku?" Lirih Fiona.

Alex sekilas menatap Fiona yang berdiri di luar mobil seperti orang kebingungan dan setelah itu ia langsung pergi begitu saja.

"Baiklah, aku akan naik taxi saja." Ucap Fiona yang hanya berbekal alamat yang di beri oleh bibinya.

Di tengah perjalanan, Alex terus saja termenung. Sesekali dia mengingat wanita yang ia temui di bandara tadi.

"Wajah nya seperti tidak asing!sepertinya aku pernah bertemu dengan nya." Ujar Alex dalam hati.

Menjelang sore, Fiona yang melakukan perjalanan menggunakan taxi dari tadi terpaksa harus berhenti di salah satu cafe yang jaraknya lumayan dekat dari rumah nya.

"Terimakasih pak!" Ucap Fiona sambil memberikan ongkos taxi.

"Aku lapar sekali, aku akan makan terlebih dahulu di cafe favorit ku sejak kecil. Ternyata cafe ini masih buka saja." Lirih Melisa tersenyum.

Gadis itu kemudian berjalan masuk ke dalam cafe tersebut dan langsung memilih tempat duduk. Setelah selesai memilih menu makanan, Fiona kembali mengambil ponsel nya dari dalam tas dengan maksud menghubungi bibi nya jika ia telah sampai.

"Hallo bibi! aku sudah sampai, tapi aku belum di rumah." Tutur Fiona.

"Benarkah? lalu di mana kau sekarang?" Tanya Rosa.

"Aku sedang mampir makan di cafe yang sering aku kunjungi bersama ayah dan ibu dulu. Cafe nya lumayan dekat dari rumah. Aku kira cafe ini sudah tutup ternyata masih buka." Jelas Fiona.

"Baiklah, pokonya kau tidak boleh telat makan disana. Jaga kesehatan mu. Aku hanya bisa mengingatkan mu dari jarak jauh sekarang!" Ucap Rosa.

"Baik bi, sekarang aku matikan sambungan telepon nya. Nanti aku hubungi lagi." Ujar Fiona

Percakapan telepon pun berakhir, Rosa yang sedang menyeruput segelas minuman anggur. Tiba-tiba bunyi ponsel Rosa berdering, panggilan dari Danu membuatnya langsung segera mengangkat telepon.

"Darimana kau, kenapa kau tidak mengangkat telepon ku dari kemarin? bahkan aku mencoba mengirimi kau pesan, tapi tidak kau balas." Tanya Rosa dengan geram.

"Ah....aku sedang sibuk! Mirna bersama ku dari kemarin. Lagipula aku tidak sempat membuka ponsel." Jawab Danu.

"Benarkah? apakah kau sudah membaca pesan ku?" Tanya Rosa ."Bacalah pesan ku jika belum!" Titah Rosa lalu menutup telepon.

"Hallo....?hallo....?" Panggil Danu tapi sambungan telepon sudah mati.

Dengan menghembuskan nafas kasar, Danu lalu membuka pesan dari Rosa. Bukan main, ia begitu terkejut setelah membuka isi pesan tersebut. Rosa mengirimkan pesan bahwa Fiona sudah pulang dan kini sudah berada di kota xxx. Sontak pria itu langsung menghubungi kembali Rosa.

"Hallo...kau dasar wanita bodoh!kenapa kau izinkan Fiona untuk pulang kesini?!" Teriak Danu di ruang kantor nya.

"Maafkan aku, aku tidak bisa lagi menghalangi keputusan Fiona untuk pulang ke sana." Ucap Rosa.

"Setidaknya kau bisa mencegah nya dengan mencari berbagai alasan agar dia tidak pulang! lalu dimana dia sekarang? biarkan aku menyuruh suruhan ku untuk mengantar nya ke tempat lain!" Gerutu Danu dengan nafas tak beraturan.

"Mungkin putri mu baru saja memasuki rumah!" Ucap Rosa.

Tak tinggal diam, Danu yang sedang dirundung emosi langsung pergi meninggalkan ruangan nya. Pria itu bergegas untuk pulang ke rumah nya.

"Waah, akhirnya aku sampai juga!" Ujar Fiona yang sudah berdiri di gerbang rumahnya.

"Permisi nona!" Sapa penjaga rumah yang tidak mengenal Fiona.

Fiona pun memalingkan wajah ke arah penjaga rumah.

"Apakah nona ada kepentingan datang kesini?" Tanya nya.

"Apa?apakah kau tidak mengenaliku?" Tanya balik Fiona.

"Hanya orang yang berkepentingan dan mempunyai janji yang boleh masuk ke rumah ini." Ujar penjaga rumah dengan nada sombong.

"Aku adalah putri kandung dari pak Danu yang baru saja pulang dari luar negeri. Kau tidak perlu melarang ku untuk masuk." Kata Fiona dengan ketus.

"Hah? benarkah? maafkan saya, saya sama sekali tidak tahu!" Ucap nya terkejut. "Say akan membawakan koper anda dan mengantar anda masuk ke dalam." Tawar nya.

Fiona hanya mengangguk-anggukkan kepala nya. Dia kemudian berjalan masuk ke halaman rumah lalu setelah itu masuk ke dalam rumah.

Sampai nya di ruang keluarga, Fiona berdiri terdiam sejenak dengan kedua bola mata melirik suasana isi rumah. Matanya menatap bingkai foto yang tertera di atas meja maupun dinding.

"Apakah ini ibu tiri ku? penampilan nya sangat berubah drastis." Lirih Fiona sambil memegang bingkai foto keluarga itu.

"Apakah ini juga saudara ku?sepertinya usia kami tak beda jauh!" Ucap Fiona tersenyum.

Gadis itu kemudian menghempaskan badan nya ke sofa.

"Argh....aku sangat lelah sekali. Bisakah kau menyuruh pembantu untuk memberikan ku segelas jus tomat secepatnya?" Titah Fiona pada penjaga rumah yang berdiri.

"Baik nona!" Ujar nya lalu melangkah pergi.

"Banyak nya foto yang terpajang di rumah ini, hanya aku yang tidak ada." Batin Fiona sambil melipat kedua tangan nya. "Kenapa nampak sepi sekali?kemana orang-orang nya?"' Tanya Fiona.

Tiba-tiba datang Mirna dan Tasya dari arah belakang. Mirna yang melihat adanya Fiona yang sedang duduk, langsung saja terkejut.

"Kau?" Tegur Mirna mata nya melotot.

"Ibu? senang bisa bertemu dengan mu, setelah sekian lama tak bertemu." Kata Fiona beranjak berdiri dengan di iringi senyum menyeringai.

"Sejak kapan kau berada disini." Tanya Mirna yang masih kaget.

"Maaf jika kepulangan ku tidak memberitahu terlebih dahulu." Papar Fiona sambil mengambil segelas jus dari pembantu.

Mirna yang mendengar ucapan Fiona hanya diam merapatkan bibir nya.

"Fiona !" Sambung Danu yang baru saja datang.

"Ayah!" Lirih Fiona yang baru saja menyeruput segelas jus. Gadis itu kemudian menaruh kembali jus tersebut. Dia mendekati sang ayah lalu memeluknya dengan erat. Begitu pula Danu yang sudah lama tidak melihat putrinya, dia juga membalas pelukan dari Fiona tanpa menghiraukan adanya Mirna dan Tasya.

"Kenapa kau pulang, kenapa kau tidak memberitahu ku terlebih dahulu." Tanya Danu.

"Apa? Apakah ayah tidak suka dengan kepulangan ku?" Tanya balik Fiona.

"Bukan begitu sayang, ayah sangat merindukanmu." Ungkap Danu.

Cukup lama mereka berpelukan akhirnya mereka melepaskan pelukan tersebut.

"Pergi lah ke kamar dan beristirahat lah, pasti kau sangat merasa lelah dengan perjalanan pulang mu." Ujar Mirna membuka suara dengan memberikan setengah senyum.

"Iya benar sekali, aku sangat merasa lelah." Ucap Fiona.

Fiona langsung menyuruh pembantu untuk membawakan koper nya ke kamar. Baru saja akan melangkah menaiki anak tangga, mata nya terarah kepada Tasya.

"Apakah kau yang bernama Tasya?" Tanya Fiona berhenti sejenak.

"Iya, aku Tasya saudara mu." Balas Tasya.

"Sepertinya kita seusia." Ujar Fiona lalu pergi.

Tasya yang mendengar perkataan Fiona hanya bisa membalas dengan senyuman saja.

"Kita bicarakan setelah ini!" Seru Mirna pada Danu dengan mengigit bibir lalu melangkah pergi.

Danu kemudian langsung menyusul Mirna. Ia tahu jika Mirna sedang menahan emosi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!