"Dia butuh penanganan yang serius nay,peralatan di sini tidak lengkap secepatnya dia segera di tangani dan hanya di rumah sakit besar yang bisa menanganinya."Ucap Dokter yang merawat Bintang anak yang masih berusia lima tahun itu harus terkapar tak berdaya karna penyakit gagal jantung yang di deritanya.Ini sudah kesekian kalinya Bintang di larikan kerumah sakit karna penyakitnya."Kita harus melakukan tindakan Nay untuk menyelamatkan nyawanya".Sambung dokter lagi.Nayra yang mendengar penjelasan dokter di hadapannya terkulai lemas,butir air bening tak dapat di bendungnya lagi hatinya begitu teriris mendengar keterangan dokter,fikirannya gamang Bintang adalah hidupnya mereka hanya hidup berdua di dunia ini tidak ada siapa pun hanya Bintang.
"Jadi saya harus membawanya ke Jakarta dok,tapi saya tidak mengenal siapa pun disana,dokter tahukan kami tidak memiliki siapa pun."Ujar Nayra sedih apa yang harus di lakukannya sekarang?Tapi Bintang harus segera di obati.
"Saya punya kerabat yang bekerja di rumah sakit yang kami rekomendasikan untuk pengobatan Bintang."
"Kapan Bintang di rujuk ke Jakarta,dok?"
"Minggu depan, bersiaplah."
Naira mengangguk pelan,lalu beranjak keluar dari ruangan dokter yang menangani Bintang.
Hatinya kalut dan bingung,ada beban yang begitu berat di pundaknya.Naira berjalan menuju kamar perawatan Bintang dengan pikiran yang entah kemana.
Saat memasuki kamar Bintang ,Naira menatap ke arah anak kecil yang sedang terbaring lemah dengan berbagai alat rumah sakit untuk membantu menunjang kehidupannya.
*
*
*
Naira duduk di teras rumahnya sambil menelungkupkan kedua lututnya di depan dada,lalu bersandar di dinding kayu rumahnya.Rumah Naira adalah rumah semi permanen di mana sebagian dindingnya masih terbuat dari papan sedangkan bagian bawahnya sudah permanent.Wajahnya ia dongakkan ke atas menghadap atap seng rumah yang tidak di plafon.
Pikirannya menerawang jauh kebelakang, mengingat saat -saat Dimana kedua orang tuanya masih hidup,mereka tinggal berempat di rumah sederhana ini,walau hidup sederhana tapi mereka begitu bahagia menikmati hidup ,seakan tak ada beban hidup.Ayah Naira adalah pensiunan PNS yang bekerja di kantor kecamatan,sedangkan ibunya hanya lah seorang bidan tapi belum di angkat jadi PNS,ia hanya bidan kontrak di salah satu desa terpencil tapi tidak begitu jauh dari desa tempat tinggalnya ,hanya membutuhkan waktu satu jam jika menggunakan kendaraan.
Sedangkan Naira putri semata wayang kedua orang tuanya adalah seorang sarjana management di salah satu perguruan tinggi di Bandung.
lalu siapa Bintang...?
Bintang adalah bayi yang di temukan oleh ibu Naira di depan Pustu tempat nya bekerja,saat itu hari sudah malam ,ibu Naira yang terpaksa harus menginap di Pustu tempatnya bekerja, tiba-tiba di kejutkan oleh suara tangisan bayi laki-laki.
Ibu Naira yang tinggal bersama seorang perawat,keluar mencari sumber suara tangisan itu,di luar terlihat begitu gelap hanya beberapa lampu yang menyala itu pun hanya di teras rumah warga,saat itu tidak semua warga desa itu memiliki lampu listrik,hanya beberapa saja,itu pun hanya warga yang tergolong mampu saja yang memilikinya.
Mereka menemukan seorang bayi laki-laki yang masih merah,bahkan tali pusar bayi itu masih menempel, menandakan jika bayi itu baru saja lahir ke dunia ini.
Ibu Naira kemudian mengambil bayi itu .Bayi itu hanya berselimut kain tipis serta tak memakai alas,hanya di letakkan di atas lantai teras Pustu itu.
Keesokan harinya saat ibu Naira mengumumkan adanya bayi yang di temukan semalam,tak ada satu pun warga yang mengakuinya,akhirnya ibu Naira membawa bayi malang itu ke rumahnya dan di beri nama Bintang .
Namun seiring berjalannya waktu,Bintang yang awalnya sakit-sakitan akhirnya di vonis memiliki kelainan jantung bawaan lahir.
" Ngapain melamun gitu,kesambet baru nyaho kamu." Seru Joana sahabat sekaligus tetangga Naira.
"Kebiasaan kamu ya,suka ngagetin orang." Kesal Naira sambil mengusap dadanya pelan.
"Abis dari tadi aku panggil,kamu tidak dengar." Ucap Joana membela diri lalu duduk di kursi plastik kosong di samping Naira.
"Mikirin apa sih?"
Naira menghela nafas berat,menatap kosong ke depan.
"Minggu depan Bintang harus di rujuk ke Jakarta." Lirih Naira pelan .
"Aku bingung,aku tidak mengenal siapa pun di Jakarta,kalau aku ke Jakarta bagaimana kami bisa hidup,tahu sendiri kan Jakarta begitu keras."
Joana menatap Naira begitu dalam,ia bisa merasakan beban berat yang yang kini berada di pundaknya,apa lagi tak ada keluarga yang memberi support.
"Minggu depan juga aku ke Jakarta,wah sebuah kebetulan, Aku di pindahkan ke Jakarta di kantor pusat tempatku bekerja, bagaimana kalau kita berangkat bareng saja ." Usul Joana serius.
"Tidak Jon,nanti kami merepotkan mu,lagi pula kamu kan juga baru memulai bekerja di sana." Tolak Naira,dia tidak ingin merepotkan sahabatnya itu .
"Kenapa berkata seperti itu,bukankah kita ini saudara walau tak sedarah,lagi pula di sana tempat tinggal dan segala tetebengeknya sudah di siapkan perusahaan jadi kita tinggal masuk saja,tidak perlu repot-repot cari kontrakan lagi." Jelas Joana.
"Wah... perusahaan itu pasti sangat besar, sampai-sampai tempat tinggal karyawannya pun di fasilitasi,kamu beruntung Jon ."
Joana menatap horor ke arah Naira,yang membuat Naira seketika merinding di buatnya.
"Aku salah ucap ya? perasaan aku memuji loh,Jon."
"Sudah berapa kali aku mengatakan jangan memanggil ku Jon,panggil namaku J O A N A ." Kesal Joana dengan cemberut.
Naira terkekeh melihat sahabatnya itu kala sedang ngambek seperti ini,Naira yang tadinya di landa beribu-ribu pikiran berat kini tertawa lepas seakan tak ada beban di pundak nya,Joana memang selalu membuatnya terhibur.Melihat Naira tertawa Joana tersenyum sendiri,ia bahagia melihat tawa Naira,sudah lama tawa keceriaan itu hilang dari nya sejak orang tuanya meninggal dunia.
"Bagaimana?mau ya terima tawaran ku,lagian aku juga kesepian kalau sendirian.Nanti aku bantu cari kan kerja di Jakarta,mungkin saja di tempatku bekerja ada lowongan,setidaknya sampai kamu mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal.Mau ya." Bujuk Joana dengan mata puppy ayes nya.
Sejenak Naira berfikir, mempertimbangkan baik buruknya jika tinggal bersama dengan Joana,ia hanya takut merepotkan sahabatnya itu.
"Baiklah." Putus Naira akhirnya, setelah ia memikirkan banyak hal,ada baiknya ia tinggal bersama Joana untuk sementara sambil dirinya mencari pekerjaan dan tempat tinggal baru.
"Gitu dong..." Ucap Joana senang sambil memeluk Naira dari samping.
Naira begitu beruntung karna memiliki sahabat sebaik dan sesetia Joana yang selalu ada disaat dia dalam kesulitan.
Pagi hari sebelum Naira berangkat kerja,ia selalu mampir ke rumah sakit untuk melihat adik kesayangannya itu.Naira bekerja di salah satu bank milik BUMN ,dengana gaji nya itu ia menghidupi dan membantu membiayai pengobatan Bintang ,sedangkan gaji pensiunan ayahnya dia gunakan untuk makan dan sisanya di tabung untuk masa depan Bintang.
"Mau jenguk Bintang ,Nay..?" Sapa salah seorang perawat yang kebetulan berpapasan dengan Naira di lorong-lorong rumah sakit.
"Iya,biasalah...." Ucap Naira dengan senyum ramah lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar perawatan Bintang.
Saking seringnya Naira keluar masuk rumah sakit bersama Bintang ,hampir semua perawat dan dokter mengenalnya.Naira memang sosok yang begitu humble ,begitu mudah berbaur dengan orang -orang baru .
Setelah dari rumah sakit untuk menjenguk Bintang ,Naira pun kembali melanjutkan perjalanannya menuju sebuah bank tempatnya bekerja dengan menggunakan sepeda motor.
Naira tiba di kantornya sedikit terlambat karena tadi ada sedikit masalah di jalan.Naira turun dari motor dan berjalan dengan sedikit berlari sambil sesekali melihat jam yang ada di lengannya.
"Selamat pagi." Sapa Naira sambil membuka pintu kantornya dan disana terlihat teman-temannya baru saja selesai briefing pagi.
Naira berjalan dengan sedikit kaku karena semua mata menatap ke arahnya.
"Tumben terlambat? " Ujar Diva teman kerja Naira ..
"Iya,tadi ada sedikit masalah di jalan.Aku pasti kena semprot lagi ni ."Naira lalu meletakkan tasnya di atas meja kerjanya yang bersampingan dengan meja Diva.
"Nay,di panggil pak bos." Ucap rekan kerja Naira yang baru saja keluar dari ruangan atasan mereka.
"Baru juga di omongin,Uda di panggil aja tuh." Celetuk Diva sambil memberikan semangat pada Naira yang beranjak dari duduknya untuk masuk ke ruangan sang bos.
"Selamat pagi pak." Sapa Naira saat membuka pintu ruang atasannya.
"Pagi,masuk Nay." Ucap atasan Naira yang sedang duduk di meja kerjanya.
"Bapak memanggil saya?"
"Iya,silahkan duduk dulu."
"Kamu mengajukan resign dua Minggu lalu? Tanya atasan Naira yang baru saja mendapatkan surat pengunduran diri Naira yang sudah di ajukannya sejak dua Minggu lalu.
"Iya." Jawab Naira sedikit gugup.
"Kenapa? padahal kamu salah satu karyawan terbaik di kantor ini."
"Maaf pak,saya ingin ke Jakarta untuk membawa adik saya menjalani perawatan,saya tidak mungkin bolak balik Jakarta Bandung kan untuk bekerja."
Sang atasan pun menghela nafas berat,lalu mengambil sebuah dokumen di laci mejanya dan meletakkan nya di atas meja.
"Saya ada tawaran ,mungkin saja kamu tertarik untuk bergabung." Ucap atasan Naira.
"Apa itu pak?" Tanya Naira bingung.
"Minggu lalu perusahaan Brawijaya corporation sedang mengajukan kerja sama,mereka ingin menempatkan beberapa karyawan kita untuk di tempatkan di kantor mereka karena perusahaan itu menginginkan agar karyawan mereka lebih mudah jika ingin berurusan dengan bank yang bekerja sama dengan perusahaan mereka.Dan kemarin saya baru saja,menerima perintah dari pusat untuk menempatkan salah satu karyawan terbaik yang ada di kantor cabang , bagaimana menurut mu,kalau kamu bersedia saya akan merekomendasikan mu ke kantor pusat,biar kamu yang di tempatkan di perusahaan itu,ini kesempatan yang baik untukmu,selain dapat gaji dari kantor kamu juga akan mendapatkan gaji dari perusahaan itu." Jelas atasan Naira panjang lebar.
Naira begitu tak percaya dengan apa yang didengarnya,ia sangat senang mendengar kabar baik ini,jadi saat di Jakarta dia tidak perlu susah-susah mencari pekerjaan lagi .
"Dan satu lagi,mengenai tempat tinggal perusahaan mereka sudah menyediakan fasilitas perumahan untuk karyawan yang dari luar kota."
"Baik pak,saya mau...saya mau menerima tawaran itu." Ucap Naira antusias,dia tidak akan melewatkan kesempatan emas ini,dan juga dia tidak perlu merepotkan sahabatnya lagi.
"Baiklah,baca ini dan tandatangani surat persetujuan ini,nanti saya akan mengarahkan kamu ke kantor pusat jika sudah di Jakarta,mereka yang nantinya akan mengantarkan kamu untuk ke perusahaan itu .
"Baik pak, terimakasih." Ucap Naira penuh haru,ia tak menyangka Tuhan masih begitu menyayangi nya dan tidak membiarkannya hidup terlunta-lunta jika di Jakarta nanti.
"Kalau begitu saya pamit pak."
"Iya, bersiap lah karena tiga hari lagi kamu akan berangkat ke Jakarta."
Naira mengangguk pelan sebagai jawaban lalu beranjak keluar menuju meja kerjanya.
"Kamu baik-baik saja Nay?" Tanya Diva saat melihat Naira berjalan sambil tersenyum-senyum sendiri.
"Sangat baik." Jawab Naira lalu duduk di kursi kerjanya.
"Ngapain kamu di panggil pak bos?" Tanya Diva lagi,temannya yang satu ini memang terkenal kepo,dia tidak akan berhenti bertanya Sampai kekepoannya itu terjawab.
"Aku di pindahkan ke pusat." Jawab Naira senyum-senyum.
"Wah,benarkah selamat ya." Ucap Diva ikut bahagia.
Naira tidak menjelaskan jika dirinya di pindahkan ke perusahaan terbesar di Indonesia,biarlah teman-teman nya cukup tahu jika dirinya di pindahkan ke kantor pusat.
*
*
*
"Nay...." Teriak Joana dari pintu rumah Naira.
"Nay....kamu mau kemana?" Tanya Joana lagi saat masuk kerumah Naira dan mendapatinya sedang berkemas.
"Mau ke Jakarta." Ucap Naira sambil memasukkan pakaiannya dan juga pakaian Bintang.
"Bukannya Minggu depan baru berangkat nya , kenapa berkemas nya sekarang?" Tanya Joana bingung.
"Aku di pindahkan di kantor pusat,tiga hari lagi harus berangkat ke Jakarta karena banyak yang harus aku urus dulu,jadi aku percepat saja ke Jakarta nya."
"Lalu Bintang gimana?dia kan masih di rumah sakit."
"Sudah bisa keluar,aku juga sudah konsultasi dengan dokternya,setelah ini aku mau ke rumah sakit jemput dia."
"Aku ikut ya?"
"Terserah kamu saja."
"Ya sudah aku bantuin,tapi Nay...kamu mau tinggal dimana,aku kan belum berangkat?"
"Tenang saja,tempat tinggal sudah di siapkan kok dari kantor."
"Huh...syukurlah."
Mereka pun berkemas memasukkan pakaian-pakaian yang ingin di bawah Naira ke Jakarta.Naira hanya membawa pakaian nya dan pakaian Bintang saja,serta berkas -berkas yang penting,sisanya ia tinggalkan di rumahnya ini.
Setelah berkemas,mereka pun berangkat kerumah sakit untuk menjemput Bintang mereka menggunakan mobil tetangga mereka yang berada di depan rumah Naira,untunglah Naira di kelilingi orang-orang baik yang akan dengan senang hati membantunya jika mengalami kesulitan.
Tak lama kemudian Naira dan Joana tiba dirumah sakit,sedangkan sopir yang membawa mereka hanya menunggu di tempat parkir saja sambil merokok.
"Kami masuk dulu sebentar mang." Ucap Naira saat ingin keluar dari mobil.
"Iya neng,saya tunggu di sini saja,mau ngerokok dulu,hehe."
Naira dan Joana pun memasuki gedung rumah sakit tempat Bintang di rawat.
"Hai Nay..." Sapa dokter yang kebetulan baru saja keluar dari ruangan Bintang.
"Gimana dok,sudah bisa di bawah pulangkan?" Tanya Naira memastikan.
"Bisa,tapi setelah tiba di rumah dia harus istirahat total ,biarkan dia pulih dulu." Jelas dokter.
"O ya , sebentar lagi saya akan menyuruh suster untuk membawa kan laporan kesehatan Bintang dan juga surat rujukannya,biar di rumah sakit di Jakarta nanti kamu lebih mudah untuk memeriksakan keadaannya.
"Makasih dok."
"Ya sudah,kalau begitu saya permisi dulu."
Dokter pun pergi meninggalkan Naira dan Joana yang masih berdiri di depan pintu kamar Bintang,setelah kepergian dokter mereka masuk ke kamar dan melihat Bintang sedang duduk di atas tempat tidur sambil menggambar.Ya sejak Bintang tinggal di rumah sakit ,dia di berikan kesibukan seperti menggambar agar dia tidak bosan di rumah sakit.
"Kakak..." Ucap Bintang saat menyadari Naira masuk ke kamarnya,dia pun meletakkan buku gambar dan pensilnya di sampingnya.
"Lagi ngapain sih,serius banget kakak liatnya." Ujar Naira sambil duduk di depan Bintang sedangkan Joana berdiri di samping Naira.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!