NovelToon NovelToon

Suamiku Mafia

Darah keluargaku

"Tidak!!!!"

Teriakan histeris terdengar jelas dari mulut seorang gadis yang baru saja pulang dari tempatnya bekerja.

Dia melihat mayat kakak, adik serta kedua orang tuanya bersimbah darah di lantai ruang tamu.

Di antara mayat-mayat itu, berdiri seorang pria tampan berperawakan tinggi 178 cm, dia bertubuh kekar dan besar.

Sorot matanya begitu tajam saat mendengar teriakan sang gadis, Brenda Marvina.

Langkah tegapnya melangkahi salah satu mayat dan datang menghampiri sang gadis.

Setelah berhadapan dengan sang gadis, dia mengatakan," Ini akibatnya jika tidak patuh padaku!"

Sang pria memeluk tubuh yang kaku dan dingin itu, sang gadis terlihat sangat marah, nyala api di matanya sangat kentara.

"A-pa yang kau lakukan pada keluargaku!"

Sang gadis yang baru saja menginjak usia 20 tahun, mencoba untuk tetap tegar, karena tepat hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Dia tidak menyangka jika hari bahagianya akan disambut dengan kematian seluruh anggota keluarganya, perasaannya sangat tidak menentu.

Dia merasa menjadi orang yang tidak berguna, karena pinangan seorang bos mafia dua hari lalu ia tolak mentah-mentah.

Brenda yang sudah memiliki kekasih, merasa tidak perlu terlalu memikirkan ancaman pria mafia bernama Maraville Myer itu.

Seorang mafia yang sudah lima tahun terakhir tidak pernah henti memberikan lamaran pernikahan.

Brenda dan anggota keluarga sudah menolak dengan halus, tapi tetap saja sang mafia datang tanpa rasa malu.

Mereka sudah berpindah tempat tinggal selama lima tahun terakhir, namun mafia itu tetap bisa menemukannya, dia juga harus berpindah tempat kerja dalam kurun waktu yang sama.

Dalam keadaan frustasi, sang ayah membentak mafia itu, ayahnya sudah muak hingga dua hari setelah penolakan, kematian justru datang pada seluruh anggota keluarga Brenda.

"Aku terlalu bersabar denganmu dan ayahmu, tapi justru bentakan yang aku terima. Aku tidak suka di bentak, dia yang membuatku marah, apalagi anggota keluargamu sangat menganggu."

Sang mafia dengan percaya diri tetap menjadi orang yang tidak bersalah meskipun darah ada di permukaan pistol, wajah serta bajunya.

Dia memeluk tubuh sang gadis dengan senyum yang merekah," Kini tidak ada halangan untuk kita menikah, baby."

"Bunuh saja aku."

"No, aku akan tetap membuatmu hidup!"

"Biarkan aku saja yang melakukannya!"

Sang gadis mencoba merebut pistol yang ada di tangan pria itu, sang pria sepertinya membiarkan hal apapun terjadi.

Hingga pukulan di tengkuk sang gadis merobohkan kesedihannya.

"Bagus, Faldin. Namun kau terlalu cepat membuat semuanya berakhir."

"Aku tidak suka basa-basi kak."

"Ya terserah kau saja."

Sang mafia terlihat mengendong tubuh sang gadis lalu membawanya pergi, sang mafia membawa mayat anggota keluarga Brenda lalu membakar rumah itu.

Sang mafia berniat memberikan mayat keluarga Brenda kepada hewan peliharaannya yang siap untuk memangsa orang-orang yang tak patuh padanya.

Saat tubuh Brenda berada di pundak sang mafia, tiba-tiba saja ada panggilan telepon dari gadis yang suka mengejar-ngejar sang mafia, dia adalah seorang model yang selalu menemani sang mafia kala gundah gulana memikirkan lamaran pernikahan yang selalu ditolak.

Namanya, Geraldine.

Dia berjalan mendekati Maraville dan menatap sang gadis yang berada di pundak sang mafia dengan penuh kebencian.

"Huft, gadis ini lagi, apakah tubuhku kurang seksi baby?" tanya sang model.

Dia heran dengan sang mafia yang tidak henti mengejar si gadis sampai harus membasmi semua anggota keluarga sang gadis yang menolak lamaran dengan kasar.

"Apa yang kau lakukan di sini? bukannya kau ada di L.A?" ungkap sang mafia yang meninggalkannya begitu saja setelah tidur bersama sang model.

"Hah! aku tidak bodoh, aku pulang saat aku tahu kau pergi, baby, aku rindu. Mari kita lakukan lagi, tapi aku benci gadis ini," cetus sang model penuh hasrat yang membara.

Dia bahkan meraba dada bidang berotot itu dengan hati-hati, seketika desir itu hadir dengan sendirinya.

Rasa tak biasa yang menjadi bukti bahwa hanya Maraville yang ada di hati Geraldine.

"Singkirkan tangan kotormu itu, aku masih harus menyiapkan pernikahanku dengan Brenda."

Sang pria menarik tangan gemulai itu dengan paksa lalu menghempaskannya begitu saja.

"Aw!" pekik sang gadis yang merasa sang pria telah membuat tangannya sakit.

"Maraville, mengapa kau begitu jahat padaku, apa salahku? ha?"

"Minggir, aku sedang tidak bernafsu untuk meladenimu!"

Sang mafia bahkan mendorong gadis yang selama ini telah membuatnya bahagia ketika gundah melanda.

Maraville membuang gadis itu saat berhasil mendapatkan si gadis cantik berkulit putih, penuh pesona, Brenda.

Langkahnya yang sangat yakin, terhalang oleh tangan sang gadis yang masih belum terima jika mafia kejamnya lebih memilih bersama Brenda daripada dirinya.

Ini sangat menyakitkan mengingat perasaannya sangat tulus kepada sang mafia.

"Tolong beri aku kesempatan, aku tidak akan membuatmu kecewa, 6 kali sehari aku kuat, aku bisa!" Sang gadis dengan kata-kata gilanya akan menyanggupi permainan tak biasa sang mafia.

Namun, Maraville sendiri malas untuk menanggapi terlalu serius apa yang disampaikan oleh gadis yang masih memegangi kakinya.

"Lepaskan, atau aku akan menembak mu!"

"Maraville! kau tega sekali!"

"Pergi dariku!"

"Tidak, aku akan tetap bersamamu!"

"Kau ingin mati?"

Saat si pria ingin melepaskan satu timah panas ke arah si gadis keras kepala, sang adik menghentikannya.

"Kakak, stop! biar aku yang menanganinya."

"Owh, kau suka dia ya?"

"Tidak, hanya saja aku tidak ingin ada orang yang menganggu hidup kita, dunia kita. Dia berpotensi membuat geng kita hancur karena sifatnya yang suka mengadu domba, aku akan mengeksekusinya!"

"Hm, boleh juga. Oke."

Sang mafia membiarkan sang adik yang mengurus si gadis sialan itu.

Perlahan tapi pasti tangan si gadis telah lenyap dari pandangan mata Maraville.

Kini dia bisa melanjutkan langkah kakinya keluar dari rumah Brenda yang sebentar lagi akan hancur di lalap api.

"Aku tidak suka kekerasan, tapi keluargamu yang membuat aku harus kejam!"

Sang mafia menatap si gadis yang masih ada di pundaknya.

Kini sang mafia telah berada di depan rumah Brenda dan berjalan menuju mobil yang sudah terparkir rapi disana.

Dia segera memasukkan tubuh Brenda ke dalam mobil, lalu duduk di samping jok kemudi.

Setelah sang gadis telah berada dalam genggamannya, kini giliran para anak buahnya melakukan tugas yang sudah sang mafia perintahkan.

Dalam waktu hanya beberapa menit saja, rumah Brenda yang dibangun atas jerih payah kedua orang tuanya, luluh lantak tak tersisa. Si jago merah berhasil menguasai rumah itu.

Sang mafia sengaja merekam peristiwa ini menggunakan ponselnya sebagai kenang-kenangan.

"Mungkin saja calon istriku ini nanti rindu rumahnya, aku akan memperlihatkan betapa mudahnya kehancuran itu datang jika tidak patuh padaku. Haha ...."

Tawa menggelegar terdengar sangat nyata dengan kobaran api melahap semua yang ada di rumah Brenda.

*****

Pernikahan Paksa

Setelah semuanya usai, sang mafia tancap gas menuju gedung pernikahan yang sudah ia siapkan, semuanya sangat luar biasa hingga dia tidak bisa menahan segala kebahagiaan itu sendirian.

Rasanya sangat membuncah dan tidak percaya jika sudah mendapatkan apa yang diinginkan selama lima tahun terakhir.

Dia dan Brenda, akan menjadi pasangan suami istri yang bahagia menurut versinya.

Versi dari sang gadis, tentu sangat berbeda karena pernikahan dengan seorang pria kejam seperti Maraville, tidak pernah ada dalam list kehidupannya.

Dia hanya akan menikah dengan sang kekasih yang selama ini telah menemaninya dalam suka dan duka, dia adalah Jerry.

Seorang pria keturunan Italia yang sangat baik dan tidak pernah menyakiti hatinya, sudah menunggu Brenda dalam janji suci ikatan pernikahan yang akan berlangsung beberapa hari lagi.

Bagi sang gadis, ini merupakan hal yang sangat menyakitkan, dia telah kehilangan seluruh anggota keluarga, bahkan semua benda-benda berharga yang ia miliki dengan ceritanya sendiri pun hangus dibakar oleh si jago merah.

Tidak ada yang tersisa kecuali kekecewaan dan rasa kesalnya mendarah daging terhadap pria yang selama ini mengincar dirinya.

Pria mafia, seorang yang tidak pernah merasa lelah mengajari meskipun penolakan demi menerapkan telah diberikan oleh siapa yang dengan cara yang harus, hari ini adalah sebuah hari yang sangat tidak beruntung bagi ayah Brenda, ini dikarenakan sang ayah justru mengeluarkan kata-kata kasar terhadap Maraville.

Kata-kata yang terucap karena sikap sang mafia yang arogan.

Ayah sang gadis harus menerima akibatnya dengan semua anggota keluarga yang tewas ditangan sebabnya kecil yang tidak berhati.

Lima tahun sudah penantian sang pria mafia, hari ini adalah pernikahannya bersama sang gadis impian akan segera dilaksanakan.

Dia cukup bahagia mendapatkan hadiah yang sangat luar biasa dari kerja keras yang sudah ia lakukan selama ini.

Sang mafia segera tancap gas meninggalkan rumah yang sudah tidak layak huni itu.

Semuanya sangat tak terduga karena sang mafia merasa usahanya sudah sangat maksimal tetapi keraguan selalu datang penerpanya, penolakan, kadang ingin menyerah tetapi wajah sang gadis memintanya untuk tetap berusaha dengan maksimal.

Perasaan gundah itu hadir kala sang gadis tak kunjung membuka matanya padahal sang mafia sangat ingin mengobrol dengan Brenda.

"Baby, aku tahu kau lelah, tapi buka matamu."

Sang mafia terus saja membujuk sang gadis yang duduk di samping sang pria untuk melakukan pernikahan suci bersamanya, namun kenyataannya tidak terjadi dengan mudah.

"Aku tahu, sangat membenciku tetapi hari ini adalah yang aku inginkan selama lima tahun terombang-ambing dalam perasaan yang tidak menentu karena terlalu mendambakan dirimu menjadi calon istri. Kau sangat berarti bagiku namun tidak pernah mendapatkan balasan yang setimpal darimu," imbuh sang mafia masih dengan fokus menyetir dan menatap selama yang ada di sampingnya.

Gadis tak berdaya yang hanya bisa hidup dengan kepura-puraan, karena jika tidak, kehidupannya akan berakhir.

Satu jam kemudian ....

Mobil sang mafia kini sudah berada di depan gedung pernikahan yang selama ini menjadi impiannya dalam melakukan pernikahan bersama Brenda, semuanya telah dipersiapkan dengan matang sehingga sang mafia hanya perlu merias dan memberikan wewenang anak buahnya untuk mengatur segala persiapan sang gadis dalam naik ke altar pernikahan.

Sang mafia sudah datang tepat waktu dan mendapatkan sambutan yang luar biasa dari anak buahnya, beberapa orang langsung melakukan tugasnya dengan sangat cepat dan gesit.

Maraville sangat senang, pernikahan ini akan terlaksana

"Bos, kami akan membawa calon istriku masuk ke dalam gedung, sudah ada seorang perias dan beberapa gadis yang sudah ditunjuk olehmu menunggu di ruangan khusus tempat di mana gadismu akan mendapatkan riasan serta gaun indah untuk menjadi ratu dalam sehari." Sang anak buah segera memberikan laporan agar tidak menjadikan bos cemas karena pernikahan ini sangat sakral dan tidak bisa main-main.

"Semuanya aku serahkan kepada kalian, aku tunggu di ruanganku."

"Oke bos."

Anak buah dan sang bos berjalan menuju arah yang sama tapi ruangan yang berbeda.

Dalam hal ini, sang gadis masih pingsan.

Memudahkan semua persiapan yang sudah cukup matang.

Sang mafia kini sudah ada di pintu utama gedung pernikahan, dia menatap setiap dekorasi cantik yang sangat memanjakan mata, rasanya tak menyangka jika semuanya akan terjadi hari ini.

"Aku akan menikahi gadis itu, ah senangnya."

Sang mafia kemudian berjalan menuju ruangan yang khusus untuknya, tempat dimana dia akan mengganti pakaiannya.

"Aku tidak sabar untuk menikah."

Baru saja sang pria mafia merasa bahagia, suara gaduh tiba-tiba terdengar dari ruangan tempat sang gadis sedang di rias.

Pintu ruangan itu terbuka.

Sang gadis yang sudah siuman, terlihat berlari dan ingin kabur.

Maraville yang mengetahui hal ini, langsung menghalangi Brenda.

"Kau mau kemana?"

"Apa maumu pria gila! aku ingin pergi dan membawa mayat keluargaku, mereka pantas mendapatkan tempat yang layak!"

"Haha ... tidak perlu kau memikirkannya, karena tempat yang layak adalah perut singa milikku! haha ... ini sangat menyenangkan baby, ayahmu terlalu sombong dan angkuh! dia pantas mendapatkan hukuman ini!"

"Bedebah kau Maraville!! setelah membunuh seluruh anggota keluargaku, apakah kau sudah puas?"

"Belum, jika kita belum menikah. Kembalilah ke ruang rias, sebelum aku sendiri yang menyeret tubuhmu ke dalam sana!"

Sang gadis tetap keukeuh dengan pendiriannya, dia tidak bisa menjadi orang yang sabar ketika lima tahun sudah ia menunggu tapi tidak mendapatkan kepastian yang jelas justru dia harus menelan kekecewaan karena penolakan tegas yang disampaikan oleh ayah sang gadis.

Tanpa pikir panjang, sang mafia mencoba rambut gadis itu dan menyeretnya masuk ke dalam ruang rias.

Situasi ini sangat mengerikan, untung saja punggung sang gadis tidak robek karena harus bertempur dengan lantai gedung yang halus.

"Urus dia! jika sampai dia kabur lagi, nyawa kalian semua akan menjadi taruhannya!!"

Sang mafia sampai mengangkat senjata untuk peringkat ke semua orang yang berada dalam ruang rias itu untuk benar-benar menjaga sang gadis agar tidak pergi kemanapun.

BRUAK!

Sang mafia menutup pintu ruang rias itu dengan sangat keras, membantingnya penuh kekesalan karena cinta yang dia berikan justru mendapatkan balasan yang tidak setimpal.

"Aku sudah menunggunya selama lima tahun lamanya tetapi apa yang aku dapatkan?! selama itu aku sudah menjadikannya ratu di dalam hatiku, apapun sudah aku lakukan bahkan semua gadis yang mendekat padaku hanya menjadi pelampiasan dan tidak akan pernah mendapatkan cinta dariku! apa mau gadis itu? sialan!"

Sang mafia saat kesal, dia menghantam tembok dengan tangan yang mengepal sehingga mengucur lah darah segar dari punggung tangannya.

*****

Pengantin Kematian

Sang pria terlihat meninggalkan tembok yang ada bercak darah akibat hantaman tangannya. Dia berjalan menuju ruangannya, seorang gadis yang dia sebut Kakak datang dan langsung memeluk si pria.

"Aku baru datang, maaf."

"Tidak masalah, aku masih saja merasa kesal saat seorang gadis yang aku inginkan menolakku dan membuatku kesal."

"Brenda?"

"Iya, siapa lagi?"

"Biarkan aku yang menanganinya."

"Apa kau bisa?"

"Tentu saja. Kami sama-sama wanita dan pasti memiliki satu kesamaan, kami menginginkan seorang pria perkasa seperti ini," bisik sang kakak.

Wanita yang terlihat sangat manis, dia adalah anak pertama dari keluarga mafia kejam Tuan Myer.

Wanita itu bernama, Yanov Myer berusia lebih dewasa dari Maraville.

Dia adalah salah satu orang yang membuatnya tetap kuat menghadapi kenyataan di dalam kehidupannya, sang mafia adalah orang yang tak terkalahkan dan sama sekali tidak ada yang bisa menolak semua permintaan yang tetapi ayah Brenda, telah melakukan kesalahan dengan menolak kehadirannya sebagai seorang menantu padahal dia akan menjadi orang paling bersemangat untuk berubah lebih baik sebagai manusia biasa tanpa embel-embel bos mafia.

Rencananya sudah sangat matang tetapi dipatahkan begitu saja oleh ayah Brenda.

Alhasil, amarah itu meminta tumbal yang cukup menyedihkan.

"Haha, apakah yang ada di pikiran hanya itu saja? seorang gadis bernama Brenda Marvina, tidak pernah melihat sesuatu dari fisiknya sudah tetapi hati dan perasaannya," cetus sang adik yang sangat mengetahui seluk beluk sang gadis.

"Cih, kau itu terlalu memuja Brenda, sehingga tidak bisa melihat mana yang baik dan buruk! kau seharusnya pergi bersama gadis lain, calon tunanganmu itu tetapi ..., sudahlah! berbicara denganmu siapa saja berbicara dengan tembok! kau tunggu saja hasilnya, aku akan memintanya untuk segera menata rambut serta mengenakan baju khas milikku," cetus sang Yanov.

"Ehm, terserah kau saja, pada intinya Kau tidak perlu repot-repot melakukan banyak hal untukku, aku hanya perlu kau membuat suasana hati Brenda, jadi lebih baik ketika kami berada di altar pernikahan!" ungkap sang mafia.

"Haha, Aku tidak tahu apa yang ada di pikiranmu tetapi sesungguhnya, aku merasa kasihan kepadamu yang tak mendapatkan cinta yang sama seperti sebelumnya. Ini seperti karma untukmu karena terlalu banyak memilih," ucap Yanov yang paham akan sifat sang adik yang sangat pemilik.

"Jika ayah tahu aku menikahi seorang gadis biasa, pasti hidupku akan berakhir! pastikan kau tidak terlalu banyak bicara mengenai hal ini!" pinta sang mafia.

Dia sudah memberitahukan kepada Yanov, agar tidak terlalu mengurus dirinya dan kisah cintanya.

Namun, pada akhirnya, sebagai wanita satu-satunya di keluarga mafia itu, Yanov, harus mengetahui siapa calon anggota baru dalam gengnya yang sangat di kagumi oleh sang adik.

"Aku hanya tahu Gadis itu selalu ada di dalam impianmu, tapi tidak mengetahui seberapa berpengaruhkah dia terhadap kehidupanmu. Aku saat ingin mengenalnya lebih dekat, bagaimanapun juga, aku akan menjadi kakak iparnya," cetus sang kakak.

"Hm, kau itu terlalu banyak alasan dan aku tidak suka! Aku hanya ingin menikah dan mengapa sulit sekali, aku harus membakar rumah itu, membunuh seluruh anggota keluarganya! betapa luar biasanya usaha yang aku lakukan untuk mendapatkan cinta seorang Brenda Marvina, gadis yang cantik serta sederhana. Aku sangat mengaguminya karena kebaikan hatinya membantu seorang pengemis untuk menyeberang dan dia memberikan uang yang cukup banyak kepada pengemis itu sedangkan dia hanya memakan sepotong roti, sungguh aku tidak bisa membayangkan bagaimana hatinya itu sangat cantik, secantik wajahnya!" ungkap sang adik, mengingat waktu pertama mereka bertemu.

Meskipun Brenda hanya menganggapnya pria yang terlalu terobsesi olehnya.

Brenda juga tidak terlalu menghiraukan apa yang diinginkan sang mafia, karena hubungannya dengan sang kekasih sangatlah baik.

Selama lima tahun ini, Brenda memang tidak terlalu memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan ketika penolakan demi penolakan diberikan kepada Maraville Myer.

Hingga, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-20 dia harus menanggung segala amarah yang muncul dari penolakan terakhir sang ayah terhadap lamaran Maraville yang sudah bertahun-tahun ini menghantui keluarga itu.

Maraville, benar-benar menghancurkan titik kebahagiaan seorang Brenda Marvina.

Brenda hancur sehancur hancurnya dan membuat dirinya tak mampu lagi untuk bangkit selain ingin melihat jasad semua anggota keluarganya yang telah luluh lantah bersama api yang melahap rumah penuh kenangan itu.

"Hm, tapi kenapa kau harus membakar rumahnya? kau bisa melakukan hal lain!"

Sang kakak, mencoba membuat jalan tengah agar sang adik bisa mengendalikan amarahnya, setiap warga sipil tidak boleh ikut campur dalam urusan geng.

Yanov, sebenarnya tidak terlalu setuju jika Maraville ingin menikahi gadis dari kalangan orang biasa, orang-orang yang tidak mengetahui masalah geng, akan membuat masalah ataupun menimbulkan permasalahan yang cukup pelik.

Para musuh, pasti akan menyasar orang yang tidak memiliki basic dunia kejahatan.

Brenda, dikhawatirkan akan menjadi seorang penghianat demi menghancurkan gengnya.

"Tutup mulutmu kak, kau seharusnya sudah ada di dalam ruang rias pengantin bersama calon istriku, simpan semua nasehatmu! aku belum membutuhkannya!"

Sang mafia, memilih untuk meningkatkan kakaknya.

Dia menyerahkan segala urusan mengenai Brenda kepada Yanov.

"Cih, apakah dia satu-satunya orang yang paling jatuh cinta di tempat ini? paling menderita karenanya? dasar pria jatuh cinta yang menyebalkan!"

Sang kakak, lebih memilih untuk masuk ke dalam ruangan di mana Brenda berada.

Dia ingin mengetahui secara jelas bagaimana perasaan gadis itu terhadap adiknya, meskipun dia mengetahui bahwa sang gadis pasti membenci Maraville dengan segenap jiwanya.

Klek!

Sang wanita, membuka pintu ruang rias.

Dia segera menghampiri mempelai wanita yang penuh dengan amarah di mata dan wajahnya.

"Nona Brenda, bisakah aku berbicara denganmu sebentar?" tanya Yanov lemah lembut.

"Bisakah kau katakan kepada orang itu Jangan menggangguku lagi? aku akan menuruti semua yang dia inginkan, tetapi kembalikan seluruh anggotaku! Aku tidak mau hidup bersama seorang pria yang sama sekali tidak mencintai anggota keluargaku, Apakah kau paham apa yang aku katakan nona?" jawab Brenda dengan air mata yang mengalir tetapi wajahnya sangat keras kepala dan penuh dengan duka yang mendalam sehingga isak tangis pun tak terdengar tetapi perih begitu terasa di dalam dadanya.

Dia harusnya merayakan ulang tahun ke-20 nya di ruang tamu dengan sang kekasih serta anggota keluarganya, tetapi apa yang dia dapatkan?

Brenda harus menelan segala kekecewaan serta kepedihan ini sendirian tanpa ada yang mau memahami kesedihannya, dia harus menjalani kehidupan penuh dengan cobaan.

Dia ingin sekali pergi dari tempat itu, setidaknya melihat rumahnya yang sudah tak bersisa.

Brenda ingin mengucapkan selamat tinggal juga kepada kekasihnya agar tidak menunggu di pelaminan nanti.

"Sayangnya aku tidak bisa melakukannya karena, adikku merupakan seorang pria yang tidak akan melakukan sesuatu hal itu dua kali ataupun kembali dalam satu kesempatan yang sama. Dia akan tetap dalam keteguhan hatinya yang sama sekali tidak pernah bisa dimasuki oleh siapapun, pilihanmu hanya dua? menikah dengan adikku atau kekasihmu akan tewas, jika kau masih tidak mau menerima adikku sebagai calon suami. Jika aku menjadi dirimu, selamatkan dirimu dan biarkan kekasihmu hidup dengan bahagia meskipun tak bersamamu, setidaknya dia masih hidup dan kau bisa melihatnya! Hm, Apa kau mau kekasihmu itu berlumuran darah tepat di depan matamu? putuskan segera, apa yang ingin kau pilih!"

Yanov, benar-benar seorang wanita yang kejam, dia tak ubahnya seperti Maraville versi perempuan.

Sang gadis menoleh," Kau wanita, tapi hatimu seperti iblis!"

"Aku pernah berada di tempatmu dan lebih hancur lagi, jadi pikirkanlah baik-baik nasib kekasihmu!"

Kedua mata itu saling pandang, sorot amarah nampak jelas, dua wanita berbeda yang memiliki egoisme masing-masing.

*****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!