NovelToon NovelToon

Gadis Polos Milik Monster Tampan

Part 1

...***...

"Hiksss, Papa, Bunda. Kania takut!"

Seorang gadis terlihat sedang menangis sambil memeluk boneka di atas trotoar. Matanya tak berhenti menatap takut ke arah jalanan yang sepi.

Cit!

Mobil sport berwarna merah mendadak berhenti di dekat trotoar, tempat di mana Kania duduk. Sang pemilik mobil itu langsung menghampiri Kania dengan langkah tergesa-gesa.

"Ada apa, Kak? Kenapa Kakak menangis sendirian di sini?" tanyanya.

Perlahan Kania menatap ke arah orang itu. Lebih tepatnya pada seorang gadis muda memakai bando merah yang sedang berjongkok di depannya.

"Hiks.. Kamu siapa?" tanya Kania lirih.

Gadis muda itu tersenyum ramah. "Aku Bella, Kak. Kalau Kakak?"

"K--Kania."

"Ohh, Kak Kania. Kak Kania kenapa sendirian di sini?" tanya Bella lagi.

"Kania diturunin sama Ibu tiri Kania di sini," jawab Kania lirih.

Lantas mulut Bella ternganga. Tak menyangka jika ternyata cerita ibu tiri kejam itu benar adanya.

"Terus orang tua kandung Kak Kania ke mana?"

"Papa Bunda Kania udah lama pergi ke rumah Tuhan," cicit Kania, lalu kembali menangis sejadi-jadinya.

Lagi-lagi Bella dikejutkan dengan penuturan Kania. Bella pun segera memeluk Kania dan menenangkannya.

"Udah ya Kak, jangan nangis lagi! Bella ngerti kok perasaan Kakak," ucap Bella.

"Hikss ... Kania takut di sini. Kania pengen pulang."

"Gimana kalau Kakak ke rumah Bella dulu aja? Gak papa 'kan?" tanya Bella memastikan.

Kania mengangguk menyetujui.

Bella kemudian membantu Kania berdiri dan memapahnya menuju mobil.

Skip.

Di Rumah.

Bella menuntun Kania menuju sofa dan meminta gadis malang itu untuk duduk.

"Sebentar ya Kak, Bella ambilin minum dulu!" ucap Bella, lalu dibalas respon anggukan dari Kania.

Bella kemudian pergi ke dapur. Sementara Kania melihat-lihat ke arah sekelilingnya.

Ruangan yang begitu mewah dan bersih, persis seperti ruangan yang ada di rumahnya. Tapi sekarang rumah itu dikuasai oleh Ibu tirinya.

Kania adalah gadis polos. Wajar jika dia tidak tau bagaimana cara melawan dan merebut kembali apa yang menjadi hak miliknya.

"Bell, apa kau melihat celana d*alam Kakak?" teriak seseorang sambil menuruni anak tangga.

"AAAA ... MONSTER," teriak Kania histeris dan langsung menutup wajahnya dengan boneka.

Ya, Kania baru saja melihat pemandangan buruk. Di mana orang itu, ralat, pria itu bertelanjang dada dengan handuk yang dililitkan dari pinggang sampai lutut.

Ditambah memar di wajah yang cukup banyak membuat Kania menganggap pria itu adalah monster.

"Ada apa, Kak? Kenapa Kakak teriak?" tanya Bella dari balik dapur.

"I--itu ... ada monster di sana!" ucap Kania polos sambil menunjuk ke arah pria itu.

Bella mengikuti arah tunjuk Kania. Setelah itu Bella tersenyum lebar.

"Ohh itu Kakakku, Kak. Namanya Kak Daniel," ucap Bella.

"kakak?"

Bella mengangguk. Lalu Bella memegang tangan Kania untuk dibawa pada Daniel.

"Sini, biar Bella kenalin!"

Kania tiba-tiba menahan diri sambil menggelengkan kepala. Ada raut ketakutan di wajah Kania ketika melihat sosok Daniel, dan itu bisa dilihat oleh Bella.

"Ayo, Kak! Jangan takut! Kak Daniel baik kok, dia gak bakal makan Kakak!" bujuk Bella.

"Takut dimakan," cicit Kania sambil mengeratkan pegangannya pada boneka yang ia peluk.

"Enggak, Kak. Percaya sama Bella. Ayo!" Bella menarik lembut tangan Kania dan membawanya berhadapan dengan Daniel.

"Siapa dia?" tanya Daniel menatap datar ke arah Kania yang tengah menunduk ketakutan.

"Teman Bella, Kak. Namanya Kak Kania," jawab Bella.

Daniel mengernyitkan dahinya. "Teman? Setau Kakak teman kamu tidak ada yang namanya Kania."

"Teman baru, Kak maksudnya," timpal Bella membenarkan.

"Ohh." singkat Daniel dan bergegas menaiki anak tangga.

Namun, Bella secepatnya menahan tangan Daniel.

"Ihh, Kakak mau kemana? Kenalan dulu sama Kak Kania. Kakak kebiasaan deh suka cuek sama temen Bella," kesal Bella.

"Semua teman kamu gak berselera buat Kakak, jadi untuk apa Kakak kenalan," sahut Daniel.

"Dicoba dulu, Kak. Siapa tau Kak Kania cocok sama selera Kakak. Iya 'kan?" goda Bella sambil menaik-naikan kedua alisnya.

"Kamu maksa?" tanya Daniel.

"Iya, Bella maksa!" Tanpa basa-basi, Bella sedikit menarik tangan Daniel untuk diulurkan di hadapan Kania.

"Nah, Kak Kania.. Ini Kakaknya Bella, namanya Kak Daniel," ucap Bella sambil mengambil tangan Kania untuk disatukan dengan tangan Daniel.

"Ha--halo, Om," gelagap Kania.

Seketika Daniel melototkan mata. Om? Apa dia terlihat setua itu?

"Aku bukan paman kamu sampai harus dipanggil om," ketus Daniel.

"Terus manggilnya apa?" tanya Kania berusaha menatap mata Daniel. Karena saat ini Kania masih merasa takut melihat wajah pria itu.

"Terserah! Asal jangan om," timpal Daniel.

"Daddy?"

Daniel menghela napas kasar mendengarnya. Sementara Bella tak bisa menahan tawa saat Kania memanggil Daniel dengan sebutan Daddy.

"Hahaha ... tuan sugar Daddy," ledek Bella.

Saking kesalnya, Daniel menarik tangan Kania yang masih menempel di tangannya hingga tubuh Kania hampir menubruk dada bidangnya.

"Lihat baik-baik wajah aku, Kania! Apa aku terlihat setua itu sampai dipanggil Daddy juga?" tanya Daniel dengan suara paraunya.

Kania menggeleng tidak tau. Saat ini Entah kenapa tubuhnya mendadak gemetaran saat berada di dekat.

TBC ....

Jangan lupa like, komen & vote semuanya ❤

Part 2

...***...

Kania menggeleng tidak tau. Setelah itu Kania memejamkan matanya erat, enggan menatap wajah Daniel yang terlihat menyeramkan seperti monster.

"Aaa, kenapa wajah Om.. Eh, maksud Kania, wajah Daddy kayak monster. Kan Kania jadi takut," cicit Kania dengan tubuh gemetaran.

Daniel menghela napas panjang. Lagi-lagi Kania menyebutnya Daddy, bahkan gadis itu dengan lancang menyamakan dirinya dengan monster.

"Bell, apa tipe temanmu seperti ini? Kenapa dia sulit sekali dikasih tau," kesal Daniel sambil menjauhkan diri dari Kania.

"Sekali-kali Kak, Bella punya teman langka kayak Kak Kania," sahut Bella dengan kekehan kecilnya.

"Ya sudah, Kakak ke atas dulu. Mau pakai baju," ucap Daniel.

"Emangnya Kakak mau telanjang dada terus? Ohh atau Kakak emang sengaja turun ke bawah buat tebar pesona nunjukin roti sobek Kakak ke Kak Kania?" goda Bella menatap Kakaknya penuh selidik.

Lantas Daniel langsung mengusap wajah sang adik dengan kasar. "Jangan asal nuduh! Kakak ke bawah itu mau nanyain celana ...."

Daniel menggantung ucapannya. Ia hampir keceplosan ingin mengatakan celana d*alam di depan Kania.

"Celana apa, Kak? Celana jeans? Levis? Atau apa?" tanya Bella tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun.

"Gak jadi! Kakak ke atas dulu," ucap Daniel cepat.

"Kak Daniel."

Daniel menghentikan langkahnya di anak tangga usai mendengar suara panggilan seseorang. Dan suara itu bukan berasal dari adiknya, Bella. Melainkan ...

Kania.

"Ekhem." Bella refleks merilekskan tenggorokannya.

Sungguh, Bella jadi gemas sendiri. Rasa-rasanya dia ingin cepat-cepat mempersatukan Kakaknya itu dengan teman barunya yang lucu.

"Ada apa?" tanya Daniel dengan wajah datar. Padahal bibirnya ingin sekali tersenyum karena Kania akhirnya memanggilnya dengan sebutan Kakak, bukan Om ataupun Daddy.

"Kakak tadi nyari Bella buat nanyain sesuatu 'kan?" tanya Kania.

"Iya, tapi gak jadi," timpal Daniel.

"Kenapa gak jadi? Padahal Kania tau apa yang Kakak cari," ujar Kania seraya tersenyum manis.

"Maksud Kak Kania?" tanya Bella tidak mengerti.

Kania kemudian bergegas menuju sofa dan mengambil sesuatu di atas sana. Setelah itu, Kania menunjukan sesuatu tersebut di hadapan Daniel.

"Ini kan yang Kakak cari?" tanya Kania.

Lantas Daniel terbelalak melihatnya. Bagaimana bisa celana d*alam miliknya yang bergambar spiderman ada di atas sofa. Dan lebih malunya lagi Kania yang menemukannya.

"Astaga! Jadi Kak Daniel turun ke bawah cuma untuk nyari celana d*alam spiderman," ucap Bella sambil tertawa keras.

Daniel yang sudah terlanjur malu, akhirnya merebut celana d*alam tersebut dari tangan Kania.

"Ini punya teman! Bukan punyaku!" dusta Daniel dan langsung menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa.

Bella yang melihat Kakaknya salah tingkah hanya bisa tertawa. Baru kali ini Bella melihat sang Kakak malu seperti tadi di depan gadis asing.

"Emangnya Kak Daniel suka spiderman ya?" tanya Kania dengan wajah polosnya.

"Hahaha, iya Kak. Kak Daniel itu paling suka sekali sama spiderman. Kalau Kakak masih penasaran, Kakak bisa masuk kamar Kak Daniel dan cari tau sendiri," ucap Bella di akhiri dengan menaik-naikan kedua alisnya.

"Yaudah, nanti Bella kasih tau ya dimana letat kamar Kak Daniel," ucap Kania.

"Oke, Kak! Tapi nanti Kakak pakai baju yang Bella kasih ya!" peringat Bella, yang langsung direspon anggukan kepala dari Kania.

'Xixixi ... Sebentar lagi Bella akan tau Kak Daniel itu pria normal atau tidak. Kalau normal ya pasti Kak Daniel bakal ngelakuin sesuatu sama Kak Kania. Minimal c*iuman lah,' batin Bella seraya tersenyum jahil.

*

*

*

Di Kamar.

Daniel sedang sibuk mengancingkan kemejanya. Lalu tiba-tiba terdengar suara pintu kamar terbuka.

Ceklek!

"Bell, apa itu kau? Kemarilah! Bantu Kakak pasangkan dasi!" pinta Daniel tanpa menoleh ke arah orang itu.

Hening.

Tak ada respon.

"Bell, tumben sekali hari ini kau tidak bicara? Biasanya kan kau suka cerewet kalau ke kamar Kakak," ucap Daniel merasa heran.

Lagi-lagi tidak ada sahutan.

"Kau lagi ada masalah ya? Apa temanmu yang lugu itu menyakitimu, hm?" tanya Daniel lembut. Namun, belum menoleh pada orang itu.

"Kamar Kak Daniel bagus juga ya ternyata!"

Lantas Daniel membulatkan matanya sempurna. Pasalnya suara itu bukan adiknya, Bella. Melainkan si gadis lugu.

Cepat-cepat Daniel membalikan tubuhnya memandang ke arah Kania. Tampak gadis itu sedang duduk manis di atas ranjang tidur king size miliknya.

"Kau? Sedang apa kau di sini?" tanya Daniel ketus seraya berjalan menghampiri Kania.

"Lihat-lihat kamar Kakak. Kata Bella kamar Kakak ada gambar spiderman-nya. Tapi kok Kania liat, gak ada ya?" heran Kania sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Daniel menepuk dahinya sekilas. Ternyata dugaannya mengenai Kania adalah gadis polos memang benar. Buktinya gadis itu mempercayai omong kosong adiknya.

"Di kamarku tidak ada gambar spiderman. Lebih baik sekarang kau keluar!" usir Daniel.

Bukannya menurut, Kania malah beranjak mendekati Daniel.

"Kau?"

Daniel melototkan matanya ketika menyadari pakaian yang Kania pakai. Mini dress berwarna cream di atas lutut yang menampakan belahan d*ada.

Apa ini ulah Bella juga?

Ahh, sial, batin Daniel.

"Kenapa kau memakai baju itu?" tanya Daniel seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Ohh ini ... tadi Bella nyuruh Kania buat pakai baju ini, katanya baju ini bakal bikin Kak Daniel suka sama Kania," jawab Kania terus terang.

Apa katanya? Suka?

Jujur, saat ini Daniel bukan hanya suka, melainkan dirinya mulai terg*airah.

"Sebaiknya kau keluar sebelum--"

"Sebelum apa, Kak?" tanya Kania seraya mengerjapkan mata berkali-kali.

'Arghh, kenapa dia harus imut?!' batin Daniel resah.

"Oya Kak, di wajah Kakak ini kenapa banyak yang merah-merah? Kakak beneran saudaranya monster?" tanya Kania polos sambil meraba-raba setiap inci wajah tampan milik Daniel.

Astaga? Apa lagi ini?

"Kania," gumam Daniel mulai mencekal pergelangan tangan Kania. "Jangan coba-coba menyentuhku!" peringatnya.

"Kenapa? Kania suka kok nyentuh wajah Kakak," ucap Kania.

Daniel menghela napas kasar. Lalu dengan satu tarikan, tubuh Kania sudah menempel pada dada bidang milik Daniel.

"Kania, apa kau tau, kau ini sedang masuk kamar siapa?" tanya Daniel, di mana matanya kali ini menatap Kania lebih intens.

*

*

*

"Astaga! Kenapa aku yang deg-degan ya? Padahal kan Kak Kania yang akan digempur sama Kak Daniel, bukan aku," resah Bella sambil mondar-mandir gak jelas di ruang tengah.

"Kira-kira Kak Kania berhasil gak ya goda Kak Daniel?" pikir Bella penasaran.

Matanya kini tertuju pada lantai atas, lebih tepatnya pada kamar Kakaknya.

"Intip dikit gak papa kali ya?"

*

*

*

"Ka--kamar Kakak kan?" tanya Kania gelagapan.

Daniel sejenak tersenyum menyeringai. Setelah itu, Daniel mendekatkan wajahnya pada telinga Kania.

"Bukan! Kau baru saja masuk ke kandang harimau, Kania!" bisik Daniel di akhiri dengan meng*ecup singkat telinga Kania.

Deg!

TBC...

Jangan lupa like, komen & vote semuanya ❤

Follow FB author ya : @Helly IV

Instagram : @Definarahmawati03

Part 3

...🍀🍀🍀...

"Harimau?" Kania menelan ludahnya susah payah saat mendengar kata harimau.

"Bagaimana? Apa kau mau mencobanya, hm?" goda Daniel dengan nada sen*sual.

"TIDAK!!!" teriak Kania dan langsung mendorong tubuh Daniel dengan kuat hingga si pemilik tubuh tegap itu terduduk di lantai.

"Dimana harimaunya? Dimana?" panik Kania seraya mengedarkan pandangan ke arah sekelilingnya.

"Kakak pelihara harimau tanpa sepengetahuan Bella, hah?" tanya Kania dengan kepalan kedua tangan yang terangkat ke atas seperti seorang peninju.

Daniel yang melihat hal itu, langsung memijat pelipisnya. Ternyata butuh kesabaran extra saat menghadapi gadis langka seperti Kania.

"Tau takut 'kan? Sekarang keluar!" usir Daniel dengan datar.

Kania menggeleng kuat. Ia tetap bersikeras ingin membuat Daniel menyukainya.

"Hmm Kak, maafin Kania. Kania gak sengaja dorong Kakak tadi. Sini Kania bantu Kakak berdiri!" ucap Kania mendekati Daniel dan mengulurkan tangan di depan lelaki itu.

"Tidak usah!" ketus Daniel sambil menampik tangan Kania dan memilih berdiri sendiri.

"Kakak marah ya? Maafin Kania Kak," cicit Kania dengan menundukan kepalanya.

Daniel menghela napas gusar. "Aku ga marah. Sekarang kamu keluar!" titah Daniel sambil menunjuk ke arah pintu.

Grep!

Kania tiba-tiba memeluk Daniel. Hal itu lantas membuat Daniel terkejut di tempatnya.

"Kania, kau ...."

"Maafin Kania, Kak. Kania janji Kania akan nurut sama kata-kata Kakak, tapi Kania mohon jangan usir Kania dulu. Kania masih betah di kamar Kakak," lirih Kania sambil mengingat-ngingat kembali dialog yang diperintahkan oleh Bella padanya.

Daniel terdiam dan tidak tau harus berbuat apa saat Kania berada di pelukannya.

"Oya Kak, masalah gaun yang Kania pakai, ini pertama kalinya Kania memakai gaun seperti ini dan ke depannya Kania hanya akan memakainya di depan Kakak. Apa Kakak suka?" tanya Kania yang kini beralih bersandar pada dada bidang milik Daniel dan mengelus lembut dada bidang tersebut.

Daniel membulatkan matanya. Dari mana gadis polos seperti Kania memiliki keberanian seperti ini?

Apa ini juga ajaran adiknya, Bella?

"Kalau boleh jujur, Kania sebenarnya ingin lebih dekat lagi sama Kakak. Apa Kakak mengizinkannya?" tanya Kania lagi, di mana kali ini jarinya perlahan mengelus ke bawah.

Semakin ke bawah melewati perut sixpack milik Daniel. Dan...

Greb!

Daniel dengan cepat mencekal pergelangan tangan Kania sebelum tangan itu semakin merayap lebih jauh.

Bruk!

Daniel memojokan tubuh Kania di dinding lalu memenjarakan tubuh gadis itu dengan kedua tangannya.

"Kania, apa kau tau kau sudah melewati batas?" tanya Daniel dengan suara paraunya.

Kania menganggguk. "Tau Kak, asalkan itu bisa buat Kania lebih akrab sama Kakak, Kania gak masalah kok!" jawab Kania.

"Apa kau yakin? Kau tidak akan menyesal setelah ini, hm?" tanya Daniel, beralih memegang dagu Kania.

Cepat-cepat Kania menggeleng. "Tidak akan pernah!"

"Eh tapi Kak, emangnya Kakak mau ngelakuin apa sama Kania?" tanya Kania.

"Ngelakuin ini."

Cu*p!

Daniel menci*um bibir Kania. Gadis itu tampak membulatkan mata karena baru kali ini bibirnya bersentu*han dengan bibir seorang pria.

Saking terkejutnya, Kania hendak mendorong tubuh Daniel. Namun, Daniel dengan cepat menahan tengkuk Kania dan mulai menggerakkan bi*birnya melu*mat bibir gadis itu.

"Umm ...."

Kania memukul-mukul dada Daniel. Ia merasa sesak. Ingin rasanya Kania berteriak, tapi tidak bisa. Akhirnya Kania memilih diam, membiarkan lelaki itu menyes*ap bibirnya dengan ga*nas.

'Sial! Kenapa bibirnya sangat manis!' rutuk Daniel dalam hatinya.

3 menit berlalu, Daniel mulai melepaskan ciu*mannya. Ia lalu mengusap dengan lembut bibir Kania yang sedikit bengkak karena ulahnya.

"Maaf," gumam Daniel.

Sementara Kania mulai berekspresi seperti anak kecil yang akan menangis. "Huaaa! Kak Daniel jahat! Kenapa Kakak gak ngebiarin Kania bernapas? Kakak mau bun*uh Kania?"

"Engga, Kania. Tadi aku ga sengaja ci*um kamu lama," timpal Daniel.

"Bohong! Hiksss ...."

Daniel menarik napas panjang. Padahal sudah jelas ini adalah salah Kania karena gadis itu sudah sembarangan masuk ke dalam kamarnya dan menggoda dirinya dengan memakai gaun yang terbuka.

"Kania, udah, jangan nangis! Sekali lagi aku minta maaf. Lebih baik sekarang kamu keluar! Aku tidak ingin menyakitimu seperti tadi!" titah Daniel seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Kak Daniel masih mau?" tanya Kania yang kini sudah berhenti menangis.

"Hah?"

"Kak Daniel masih mau yang kayak tadi?" Kania beralih menunjuk-nunjuk bibirnya.

Daniel mengerjap mata tak percaya. Ia tau maksud Kania ke arah mana. Tapi, tidak. Daniel tidak ingin bertindak lebih jauh lagi jika ujungnya hanya akan merusak hidup gadis itu.

"Engga, Kania. Stop jangan pancing aku lagi!" pinta Daniel.

"Kakak yakin gak mau?" tanya Kania memastikan.

Dengan cepat Daniel mengangguk.

"Yaudah, kalau gitu Kania keluar dulu ya Kak. Kalau Kakak masih mau, bilang aja sama Kania," ucap Kania dan langsung bergegas keluar kamar.

Daniel ternganga. Apa katanya tadi? Bilang aja? Apa telinganya tidak salah dengar? Ucapan Kania barusan seolah-olah memberi akses tersendiri untuk Daniel.

"Arghh, gara-gara gadis lugu itu, aku harus mandi berendam!" gerutu Daniel sekilas melihat ke bawah. Lebih tepatnya pada junior kecilnya yang sudah berdiri tegak.

🍀

🍀

🍀

Kania yang akan keluar kamar, tiba-tiba dikejutkan dengan sosok Bella yang sudah ada di depan pintu.

"Loh Bella, kenapa Bella ada di sini?" tanya Kania.

Bella yang menyadari kehadiran Kania, langsung cengengesan. "Hehe, engga Kak. Cuma nguping dikit."

"Oya Kak, gimana tadi? Lancar? Kak Daniel ngelakuin sesuatu ga sama Kakak?" tanya Bella penasaran.

"Iya, tadi Kak Daniel ci*um bi*bir Kania lama," jawab Kania terus terang.

Bella tercengang girang. Ia lalu melompat-lompat seperti anak kecil yang mendapatkan es krim gratis. "HORE!!! Berarti Kak Daniel normal. Yuhuuu ...."

"Kakak tau ga? Dari sekian banyaknya teman Bella yang udah Bella suruh buat godain Kak Daniel, baru Kakak loh yang to the point langsung dici*um sama Kak Daniel," ungkap Bella.

"Benarkah?"

"Iya, sepertinya Kak Daniel emang suka sama Kakak. Ekhem!" goda Bella sekilas menyenggol lengan Kania dengan sikutnya.

Kania hanya tersenyum manis menanggapi godaan Bella. Pasalnya gadis polos seperti Kania kurang tau tentang cinta dan semacamnya.

🍀

🍀

🍀

Di ruang makan.

Terlihat Daniel, Bella dan Kania sedang makan bersama. Namun, belum ada pembicaraan apapun di antara mereka, sampai akhirnya Bella memilih untuk berbicara terlebih dulu.

"Oya Kak Kania, setelah ini Kakak mau ke mana?"

"Pulang. Kania ingin pulang," jawab Kania.

"Kakak yakin?"

Jujur Bella khawatir jika Kania pulang ke rumah. Mengingat beberapa jam yang lalu Bella menemukan Kania di pinggir jalan karena ibu tiri yang menurunkannya.

Bukan feeling lagi, tapi Bella sangat yakin jika ibu tiri Kania itu sangatlah jahat.

"Hmm Kak Daniel, boleh ga malam ini Kak Kania tinggal di rumah kita dulu?" tanya Bella setelah dipikir-pikir lagi.

"Emangnya dia ga punya rumah?" tanya Daniel datar, tanpa menoleh Bella ataupun Kania sedikitpun.

"Ihh Kakak, bukan gitu. Kania punya rumah. Tapi ... gimana ya ceritanya. Nunggu timing yang pas aja deh Kak Bella ceritain ke Kakak. Tapi untuk malam ini boleh ya Kak Kania tinggal di rumah kita dulu. Please," mohon Bella sambil menunjukkan wajah imutnya.

"Kamu maksa?" tanya Daniel.

'"Iya, Bella maksa. Boleh ya Kak?" Bella tak henti-hentinya memohon pada Kakaknya.

Daniel menghela napas panjang. Karena tak ingin ada perdebatan antar saudara, akhirnya Daniel mengiyakan keinginan adiknya itu.

"Yaudah, boleh. Tapi untuk malam ini aja kan?"

"Iya Kak Daniel. Lagipula Kak Kania tidurnya di kamar Bella, bukan di kamar Kakak. Wlee," ledek Bella di akhiri dengan menjulurkan lidahnya.

'Xixixi ... tapi boong. Bella pastiin Kak Kania akan tidur di kamar Kak Daniel, lebih tepatnya di ranjang king size punya Kak Daniel,' batin Bella seraya tersenyum jahil.

Bersambung

Jangan lupa like, komen dan vote semuanya ❤

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!