Sinopsis
Alexa Loen adalah wanita terangkuh di jajaran teman-teman kelas atasnya. Kehidupannya terasa sangat mudah dan menyenangkan, ia memiliki wajah cantik, kaya raya, kepintaran dan juga popularitas yang tak dapat diganggu gugat oleh siapapun yang mengenalnya.
Semua kelebihannya itu membuatnya merasa setinggi langit, Merasa paling hebat dan paling terbaik. sifat buruknya itu mampu menyakiti siapapun. Terutama tingkahnya terhadap lelaki. Ia dengan gampangnya merendahkan dan menginjak siapapun yang tak sesuai seleranya.
Alexa itu iblis berawajah malaikat.
Ia tak akan peduli pada semua lelaki yang memohon belas cinta dan kasihnya. Karena ia merasa tak perlu melakukan semua itu. Dan ia tak pernah menggubris orang-orang rendah dibawahnya yang memohon ampunannya. Baik itu teman atau bahkan saudaranya sekalipun. Karena Baginya, orang yang sudah tak sesuai selera dan kebutuhannya adalah sampah.
Alexa itu benar-benar berhati busuk.
Namun, saat Ardeo datang dikehidupannya. Siapa sangka Alexa si Iblis itu seperti meninggalkan semua gengsi dan harga dirinya. Ia dengan mudahnya jatuh dalam pesona Ardeo, Laki-laki yang notabenya tiga tahun lebih muda darinya.
Namun Alexa ya tetap Alexa, wanita angkuh itu tak pernah memikirkan kesenjangan umur itu. Ia bahkan rela bersimpuh hanya untuk sekedar Ardeo luluh padanya.
Seperti sebuah roda ber karma, kehidupan Alexa hancur setelahnya.
Tak akan ada yang menyangka, Ardeo si laki-laki muda yang terlihat patuh dengan Alexa itu mengajari nya arti sebuah karma dan menyakitkannya sebuah Balas Dendam.
Karena sesungguhnya, Ardeo lah si raja iblis itu sendiri.
****
Tokoh utama dan karakter
Alexa Loen
Mahasiswa tingkat akhir yang jelita, bermata kelabu dan berdarah campuran Indo- Belanda. Berasal dari keluarga kaya raya. Memiliki jumlah saham mutlak diperusahaan keluarga ayahnya. Memiliki Sifat yang Angkuh, angkuh dan angkuh.
Ardeo Gutama
Mahasiswa baru jurusan Bisnis yang terkenal ambisius, kaku dan juga tampan. Mendapat Beasiawa penuh dari pihak kampus jalur prestasi. Tampak patuh dan penurut namun memiliki banyak rencana dikepalanya yang penuh ambisi, kelicikan dan juga tipu muslihat.
Riana putri Gutama
Sahabat dekat Alexa yang dimanfaatkan kecerdasannya oleh Alexa, naif, pemalu, penurut dan gampang ditindas namun selalu berlindung dibalik punggung Alexa untuk meminta perlindungan. Satu-satunya orang yang masih betah berteman dengan Alexa bertahun-tahun.
Sagara Dirga
Teman SMP Alexa yang latar belakang kehidupan dan sifatnya hampir sama dengan Alexa, menyukai Alexa sejak SMP namun selalu ditolak oleh Alexa, mempunyai berbagai cara agar selalu dekat Alexa walaupun selalu mendapat penolakan.
Rion putra Fabian
Tunangan Alexa, sudah dijodohkan sejak kecil sebagai pemererat hubungan antara kedua keluarga. Menyukai Riana sejak dikenalkan oleh Alexa dipesta ulang tahunnya.
Tokoh lainnya dijelaskan dalam dialog atau narasi cerita.
****
Haiii..
Aku bawa karya baru, kali ini aku jelaskan karakter setiap tokoh diawal cerita biar kalian juga ikut berspekulasi dan ikut menebak alur ceritanya.
Dan yang pasti, aku berharap kalian juga bisa mengenal cerita melalui karakteristik tokoh utama. (Karena nggak akan banyak tokoh didalam cerita ini)
Jalan cerita novel ini beralur maju ya, tapi seperti novelku yang lainnya aku bakal kasih hide story diakhir cerita yang bakal memperjelas semuanya.
Secara garis besar, alur novel ini memang sedikit klise, namun aku usahakan untuk menyajikannya dalam sudut yang menarik. So enjoy guys.
mari saling menyapa di bab selanjutnya.
see you.
Alexa mengibaskan rambut panjangnya saat ia mulai merasa panas, keramaian yang dibuat oleh laki-laki yang kepalanya sedang mencium sepatu nya itu membuat senyum iblisnya mengembang. Sebenarnya niat awalnya ia tak akan lagi membully kakak tingkatnya secara terang-terangan begini.
Namun, bagaimana lagi, Kakak tingkatnya ini bersikap sangat kurang aja padanya. Memintanya untuk menjadi pacar dengan ancaman, mencoba melecehkan nya dengan rekaman di kamar mandi karena mendapat penolakannya. Benar-benar sangat menggangu.
Karena merasa muak, Alexa pun meminta Sagara dan teman-temannya untuk menghajar kakak tingkat yang sudah mengibarkan bendera perang dengannya itu. Ia harus mencium kakinya sebagai permintaan maaf.
" Ekhem, mumpung uda rame, gue mulai aja deh" Alexa menepuk tangannya sekali.
"Peringatan buat lo semua!" Alexa mengeraskan suaranya, mata kelabunya menatap penuh tajam kesemua orang yang mengerubuninya, tak peduli kalau sebagian dari mereka adalah kakak tingkatnya.
"Peringatan dan pemberitahuan buat lo semua, jangan pernah ada yang ngusik gue lagi, kalau kalian gak mau gue jadiin sampah kayak ketua kesayangan kalian ini, "
"Kenapa lo semua natap gue kayak gitu hah? lo fikir gue takut sama tatapan lo semua itu? Gak, Jangan sementang-mentang kalian kakak tingkat gue, kalian bisa intimidasi gue sama mata gak guna kalian itu!" Alexa menunjuk beberapa orang yang paling dekat dengannya, yang tadinya menatapnya penuh kebencian.
"Heh, iblis gue masukkan sosmed baru tau rasa lo!" Salah satu orang berceletuk ditengah kerumunan yang membuat suasana semakin riuh karena hampir semua yang berkerubun menyetutujui sorakan itu. Bahkan beberapa dari mereka mulai berani mengeluarkan kamera ponsel mereka.
Alexa mendengus, "Rekam aja, dan setelah itu say good bye untuk kampus, dan masa depan kalian,
"Gak peduli, lo pikir lo bisa apa hah!" Sorakan itu semakin ramai.
Alexa mengepalkan tangannya, "Lo tanya gue bisa apa?" Perempuan berdarah Belanda itu mengedarkan mata kelabunya dengan berani. "Gue bisa buat siapapun yang ngusik gue hancur sampai akarnya. Lo, Keluarga lo, usaha keluarga lo, nama lo, semuanya bisa gue blacklist dari semua perusahaan dan kampus di negara ini, gue bisa buat kalian mati sengsara dijalanan sedetik aja setelah kalian main-main sama gue!"
"Gue bisa lakuin semuanya, Coba aja," Alexa mengatur nafasnya sesaat setelah berteriak, beberapa kamera yang tadinya menyorotnya itupun perlahan turun. yah, siapa juga yang berani bermain ancam-ancaman dengan salah satu pewaris tunggal sebuah perusahaan yang menjadi pilar dan kiblat dari hampir semua perusahaan besar dinegara itu. Alexa memang bukan orang terkaya dinegara nya, bukan juga anak petinggi dinegaranya itu. Namun, siapa sih yang bisa mengalahkan keroyalan dari banyaknya relasi keluarganya dan juga keluarga tunangannya. Tak ada yang berani bermain-main untuk itu.
"Gue mati dijalanan, lo juga mati nahan malu di penjara kalau vidio ini sampai viral!" Teriak satu-satunya orang yang masih mempertahankan kameranya, dia salah satu teman dekat dari laki-laki yang sekarang bersujud dengan tubuh bergetar dibawah kakinya. Teralalu lemas karena memar disekejur tubuhnya.
"Wah, setia kawan ya, duh jadi terharu, tapi sayangnya. Sorry ya kak, gue gak semiskin lo buat hapus vidio lo itu dan bayar media buat berita lain yang justru buat lo sengsara dan Boom! Kita liat siapa yang yang bakal nahan malu di Penjara nantinya."
Susasana menjadai ricuh sebentar karena hampir semua orang menahan kamera laki-laki yang berniat membela temannya itu tadi, "Uda Bim, udah, nanti lo yang rugi, udah Bim"
"Udah Bim, kita uda mau lulus gak usah mainan sama Iblis kayak dia,"
Alexa masih bisa mendengar orang-orang itu merebut kamera orang yang setia kawan dan ternyata bernama Bima itu.
"Sok banget" Dengus Alexa pelan, lalu ia menunduk untuk melihat kakak tingkat dibawahnya.
" Oya buat Kak Tirta ,Jadi sekarang uda ngerti kan?" Tanya Alexa sambil menjongkokkan badannya, mengelus pelan kepala seorang anggota salah satu organisasi kampus juga yang merupakan Ketua kelas Jurusan Bisnis tingkat 4 yang terkenal tampan dan cerdas.
"Uda ngerti kan kalau Sampah itu gak pantes buat berlian kayak gue, selama ini gue diem bukan berarti gue ngalah ya sama lo. Gue cuma males ngotorin tangan bersih gue untuk sampah kayak lo, tapi lo seenaknya mancing emosi gue. Heh! Gue gak peduli jabatan lo dikampus atau dikelas itu apa, gue juga gak peduli lo kakak tingkat gue atau apalah itu. Lo berani sentuh gue lagi, mati lo ditangan gue" Alexa menepuk pelan bahu kakak tingkatnya itu.
"Kak Tirta, Hello, Lo ngertikan!"
"Heh, gue tanya!!! lo sekarang uda ngerti kan?" Bentak Alexa sambil memukul pelan kepala yang sedikit ia tahan untuk terus mencium sepatunya.
"B*jingan!" Maki laki-laki itu mengepalkan tangan, namun tetap berusaha menahan berat badan dan kepalanya untuk tidak bersujud penuh pada sepatu Alexa.
Kepalanya pening dan darah mimisan sudah menetes ke sepatu putih Alexa saat perempuan beradarah Belanda itu memukul kepalanya.
"****!!! Sepatu putih gue! hapus nggak itu darah!" Alexa sudah hampir menginjak kepala kakak kelasnya itu sangking emosinya, namun untungnya Sagara- Orang yang tadi membantu Alexa menghajar Tirta menarik perempuan itu kebelakang punggungnya.
"Lepas Gara!!!" Amuk Alexa mengibaskan tangannya, mencoba melepas kan cekalan Sagara yang kuat.
"Uda lah, Xa, uda mau mati anak orang itu" Kata Sagara pada Alexa.
Alexa mendengus, "Dia kotorin air jord*n gue Gar!"
"Diem, " Bentak Sagara tegas. "Riana, bawa temen lo ini" Sagara memanggil Riana- Teman satu-satunya Alexa. Riana yang tadinya agak melamun karena merasa ngeri saat melihat sahabatnya itu membully kakak tingkat mereka itu tersentak, dan segera menarik Alexa seperti apa yang diperintahkan Sagara. Tampaknya Alexa bisa berubah menjadi iblis jika dibiarkan sendiri.
Dan Alexa walaupun agak kesal tapi tetap mengikuti tarikan Riana, berusaha mengatur emosi dan kekesalnnya dalam sekejab waktu.
"Ria pelan-pelan lo mau buat gue jatuh hah!" Bentak Alexa saat Riana semakin kuat menariknya menjauh.
Rian menghentikan langkahnya, lalu melepas cengkraman tangannya pada Alexa. "S-sori Xa, gue takut"
Alexa mendengus, ia mengusap pergelangan tangannya yang memerah. "Nyebelin banget"
"Sori Xa" Sesal Riana agak takut.
Alexa mendengus. "Hm"
"Beneran nih dimaafin"
"Hm"
"Gue traktir deh"
"Lo fikir gue miskin, yang ada gue yang harus sedekah sama manusia miskin kayak lo"
Riana tertawa pelan, ia lalu menggandeng tangan Alexa, tak merasa tersinggung dengan bentakan dan sindiran sahabat sejak SMA nya itu. Bagi Riana, Alexa adalah pelindungnya. dan Bagi Alexa, Riana hanyalah budak untuk pengerjaan tugasnya. Namun walaupun begitu, Riana tak pernah pergi dari Alexa, ntahlah, padahal Riana sangat tau kalau dirinya hanya dimanfaatkan, tapi ntah kenapa Riana tetap mau bertahan, ntah untuk alasan apa.
*****
"Masalah apa lagi yang lo buat!"
Alexa dan Riana sedikit agak tersentak saat Rion- Tunangan Alexa itu- menggebrak meja kantin tempat keduanya makan.
"Lo apa-an si Yon" Marah Alexa.
Rion menatap Alexa marah, "Apa-an lo bilang, heh, lo buat Tirta masuk rumah sakit bego! mikir dong otak lo itu Xa, gak punya hati ya lo buat anak orang hampir mati. kelewatan tau nggak lo"
"Kalau lo gak tau ceritanya gak usah sok tau ya" Dengus Alexa jengah.
Rian menendang kaki meja dengan kesal, membuat kuah mie Alexa dan Riana tumpah begitu saja. "Apalagi yang nggak gue tau hah! lo yang ngebully adik tingkat, atau lo yang permaluin semua orang yang nyatain cinta ke elo. Heh, Xa, lo itu punya otak nggak sih sebenarnya, kalau lo-
"Kalau Alexa apa?" Potong Sagara yang baru saja menghampiri mereka.
"Gak usah ikut campur lo" Ketus Rion pada Sagara.
"Kenapa? Takut lo? " Balas Sagara meremehkan.
"Gue mau ngomong sama tunangan gue anj*ng!" Marah Rion saat Sagara mendorong bahunya mundur.
"Dan gue mau belain sahabat gue b*bi"
"Ck, ngeropotin" Alexa mengedarkan pandangannya keseluruh kantin yang juga hampir semua penghuninya menatap kearahnya dengan tatapan penuh kebencian dan juga kerendahan.
"Xa mau kemana? Itu Gara sama Rion-
"Lo urus deh, gue males" Alexa melangkah keluar kantin meningglkan Gara dan Rion yang sudah mulai saling pukul.
"Gak ada gunanya, Tunangan sampah!" Alexa mengumpati Rion disepenjang perjalanannya keluar, namun langkahnya tiba-tiba terhenti saat ia menyadari kalau ia meninggalkan tasnya yang dibawa Riana. Hal yang biasa sih, selain menjadi budak tugasnya, Riana itu juga merangkap sebagai babunya. Membawa ini- itu, dan disuruh ini-itu.
"Ck, nggak ada yang nyenengin gue sehari aja sih, nyusahin semua!" Dumel Alexa berbalik badan dan kembali masuk kearah kantin yang masih ricuh oleh pertengkaran Sagara dan Rion.
"Minggir!" Alexa membentak saat kerumunan yang melihat pertengkaran Sagara dan Rion itu menghalanginya.
"Udah, udah guys"
Alexa menaikkan alisnya saat melihat Riana mencoba menegahi Sagara dan Rion. Riana itu bodoh atau apa sih, ada orang berantem malah berdiri ditengahnya. Dan benar saja, Boom, Riana terjatuh saat Sagara melayangkan tinjunya. Suara pekikan kaget memenuhi aula kantin. Mereka semua kaget dengan tindakan Riana yang kelewat nekat itu.
Namun, bukan itu yang menjadi fokus utama Alexa, ia tak peduli dengan Riana omong-omong, hanya saja, ekspresi khawatir dan paniknya tunangannya lah yang ia perhatikan.
Tentang bagaimana paniknya Rion yang memeluk Riana, atau tentang bagaimana marahnya Rion pada Sagara karena Riana.
Alexa menelengkan kepalanya, Rion tak pernah sekhawatir ini dengannya, namun dengan Riana yang bahkan bukan siapa-siapanya tampak sangat peduli. Wah, Alexa tampaknya bisa menyimpulkan sesuatu.
Cinta bersemi rupanya.
Alexa mendengus, ia lalu menatap Riana remeh.
Ternyata Riana orangnya ya?
Cinta bersemi rupanya.
Alexa mendengus, ia lalu menatap Riana remeh.
Ternyata Riana orangnya ya?
...****************...
Dulu saat mereka masih berusia kisaran 15 tahun, Rion dan Alexa dijodohkan dengan alasan mempererat hubungan keluarga dan bisnis. Rion sendiri tak pernah masalah untuk itu, karena sebagai anak tunggal dikeluarganya, sudah menjadi kewajibannya untuk selalu menurut pada orang tua dan juga memikirkan bisnis keluarga dimasa mendatang. Karena, mau tak mau pasti perusahaan dibidang Elektronik itu akan jatuh ditangannya.
Awal kisah sepasangan tunangan itu memang begitu, lalu ketika Rion bertemu Alexa yang saat itu masih berada di Belanda dan melihat sendiri bagaimana kehidupan seorang Alexa Loen. Rion langsung tak menyukainya.
Rion tak bohong saat mengatakan kalau Alexa Loen itu adalah manusia terangkuh dan ter Iblis yang pernah Rion temui semasa mereka remaja, sifatnya yang angkuh, sombong dan egois benar-benar melengkapi Ego nya yang merasa setinggi langit.
Nada bicaranya tinggi, Rion benar-benar tak suka. Namun, orang tuanya mengatakan kalau tak ada cara lain selain menerima pertunangan itu. Perusahaan Alexa walaupun bukan yang merupakan terbesar di negera mereka, namun perusahaan keluarga Alexa adalah perusahaan dengan banyak Relasi di Asia, bahkan mulai merembet ke Eropa. Itu didapatkan karena kedua orang tua Alexa benar-benar dikenal publik semasa bersama, begitupun ketika sudah bercerai, ayah atau ibu tiri Alexa bahkan adalah orang-orang berpengaruh dibereberapa bidang, baik itu di Bisnis, maupun pemerintahan.
Istilahnya, Untuk memajukan Perusahaan baru mereka yang masih belum stabil ini, Perusahaan dengan Relasi terbanyak dan terbaik adalah yang mereka cari saat itu.
Dan itu jatuh pada perusahaan milik keluarga dari pihak ayah Alexa dengan syarat pertunangan kedua remaja itu, bukan tanpa alasan sebenarnya. Orang tua kandung Alexa merasa butuh penjaga anaknya karena mereka sudah tak bisa mengontrol Alexa lagi semenjak bercerai. Dan orang yang harus menjaga Alexa itu jatuh pada Rion. Selain sebagai Bisnis, Rion juga harus menjaga Alexa seperti tunangan pada umumnya.
Bertahun-tahun berlalu, dan masih tak ada yang bisa membuat Rion betah disamping Alexa berlama-lama kecuali saat-
Alexa mengenalkan Riana.
Rion merasakan apa itu kagum dan jatuh cinta pada Riana. Gadis pintar, kalem dan sedikit lugu yang selalu menempeli Alexa itu membuat Rion mampu bertahan sejauh ini.
"Hai, namaku Riana, sahabatnya Alexa, salam kenal ya tunangannya Alexa. Aku masih nggak nyangka kalau Alexa beneran uda punya tunangan. Pantesan dia kasar banget kalau ada yang nyatain cinta"
Rion bahkan masih mengingat jelas sesi perkenalan mereka hampir tiga tahun yang lalu. Rion juga ingat kalau lidahnya terlalu keluh untuk membantah kalau sikap kasar Alexa pada laki-laki adalah karenanya.
Riana benar-benar sempurna. Dia adalah perempuan pintar yang semua keputusannya disertai Logika dan perasaan. Sangat-sangat seimbang. Yah, kecuali keputusannya untuk selalu bersama dan diperbudak Alexa.
Melihat bagaimana menyedihkannya Riana diperbudak dan diperbodoh Alexa, Rion mendapatkan secercah alasan. Alasan untuk ia terus bertahan disamping Alexa.
Yaitu menjaga Riana.
...****************...
"Tunangan lo tuh Xa, uda mulai berani terang-terangan ya " Ejek Sagara saat keesokan harinya Riana dan Rion semakin dekat. Mereka bahkan berangkat ke kampus bersama.
Keluar dari mobil dengan bergandengan tangan sambil beecanda dan tertawa. Melupakan kewajiban Rion sebagai tunangannya untuk menjemputnya ke kampus pagi tadi.
"Urusan mendadak, katanya" Sagara meniup telinga Alexa menggoda. "Taunya mau jemput selingkuhan ya Xa" Sagara terbahak diakhir kalimatnya. Merasa puas dengan ekspresi marah seorang Alexa.
"Diem nggak lo!" Bentak Alexa kesal.
Sagara kembali tertawa, "Adudu, Lexa jangan marah-marah dong, kan jadi gemes akunya" Sagara mencium sudut bibir Alexa cepat. Posisi mereka yang sedang berdekatan dengan Rangkulan Sagara yang erat membuat Alexa tak dapat menolak ciuman kecil itu.
"Apa sih Gar, jijik gue" Kesal Alexa mengelap bekas ciuman itu.
Sagara tertawa, tapi tawanya tak semenyebalkan sebelumnya. Kali ini ia tertawa karena menutupi ketersinggungannya.
"Sama gue aja uda Xa, gue se pemikiran sama lo, gue bahkan rela ngehajarin sampah-sampah yang berusaha nyentuh lo" Sagara mengelus pundak Alexa yang polos, Ah, Alexa memang sering memakai dress untuk kekampus, pastinya Dress yang kekurangan bahan.
"Dan yang pasti-" Sagara mencium pipi Alexa cepat. "Gue cinta sama lo sampai mati"
Alexa tak terkejut dengan pernyataan cinta Sagara karena teman semasa SMP nya di Belanda ini memang menyukainya dari dulu. Alexa juga tau kalau Sagara nekat mengikutinya sampai ikut pindah negera juga karena terobsesi pada dirinya. Tapi yang membuat Alexa terkejut adalah-
saat tatapan Riana yang masih berada dihalaman lah yang membuatnya tertegun.
Riana dan Rion sedang memperhatikannya dan Sagara dari halaman dekat parkiran. Posisi mereka yang berada di Rooftoof fakultas mampu menjadi pusat perhatian orang-orang dibawahnya karena terlalu mencolok.
walaupun dengan jarak yang cukup jauh, tapi Alexa bisa melihat bagaimana cepatnya Riana menghapus air mata dan lari meningglkan Rion.
Kenapa Riana-
ah, senyuman Alexa kembali mengembang.
jadi begitu.
Senyuman iblis itu pun kembali terbit dengan lebarnya.
...****************...
"Jadi gimana rasanya jadi selingkuhan tunangan gue Ri?" Tanya Alexa santai ketika ia berhasil menjambak rambut Riana dan menyeretnya ke kamar mandi.
"Akh- Sakit Xa" Rintih Riana ntah untuk yang keberapa kalinya. Alexa memang Iblis, bukan hanya menjambaknya saja, tapi perempuan Belanda itu juga menampar dan menyiram tubuhnya dengan air dikamar mandi. Riana merasa sangat pusing dan sakit walau hanga untuk sekedar berbicara karena bibirnya yang pecah.
"Uda gini aja lo ngeluh sakit! Waktu selingkuh sama Rion lo santai aja tuh. seneng ya dijadiin selingkuhan. "
Riana menggeleng panik, "Nggak Xa, gue sama Rion- Akh
Alexa kembali menjambak rambut Riana kuat, tak lagi memperdulikan banyak helaian rambut Riana yang putus ditangannya. "Mau ngomong apa lo? Lo fikir gue percaya hah!!"
"Ngasih apa lo sama Rion sampai mau mungut sampah kayak lo? Oh, iya, " Alexa bertepuk tangan, melepaskan jambakannya sampai Riana yang memang sudah lemas jatuh begitu saja dilantai kamar mandi yang basah.
"lo kan miskin ya. Pasti ngejual harga diri dong ya. Berapa lembar lo dibayar Rion dalam semalam Hm?"
"Heh" Alexa menendang kaki Riana dengn sepatunya.
"Ditanya itu dijawab bego, berapa lo dikasih Rion buat bayar harga diri sampah lo ini hah!"
Riana terisak, "Nggak Xa hiks, nggak"
"JAWAB YANG BENER!!!! ATAU GUE PECAHKAN KEPALA LO HAH!"
Riana yang tergugu terpaksa mendongak keatas saat Alexa menarik rambut panjangnya. "Berapa!?"
Riana menggeleng sambil memejamkan matanya. "Nggak Xa, hiks, Nggak, g-gue sama Rion hiks, ng-nggak selingkuh"
"Oh gitu, jadi nggak mau jawab?" Tanya Alexa tertawa pelan. Perempuan itu lalu menyodorkan handphone Riana yang tadi ia sita. Menunjukan roomchatnya dengan Rion.
Disana, Rion dan Riana banyak mengobrol dengan bahasa aku-kamu, yang jarang sekali dipakai Rion padanya. Lalu disana akhir chat itu juga ada Rion yang menyepam nomor Riana dengan pertanyaan yang menyulut emosi.
[***Jadi gimana Ri? kamu mau kan?]
[Ri? kamu mau kan jadi pacarku***]
Riana masih menangis. Ia menggeleng-geleng, ingin menjelaskan kalau ia sudah menolak Rion secara halus saat laki-laki itu menjemputnya tadi. Tapi lidah dan bibirnya terasa beku untuk mengeluarkan suara.
Alexa sudah menjadi iblis seutuhnya.
"Masih mau ngelak? Duh, sayang ya, orang pinter kayak lo harus jadi selingkuhan" Alexa menepuk keras kepala Riana yang membuat perempuan itu menjerit sakit karena kulit kepalanya sudah perih bekas jambakan Alexa sebelumnya.
"Lo itu harus inget Ri, waktu SMA dulu, waktu lo dibully sama temen-temen lo, gue yang mungut, gue yang buat lo bisa kuliah dan punya uang kayak sekarang!!! Sekarang lo betingkah, heh, sampah itu tetal sampah. Barang pungutan juga belagu"
Alexa menepuk dressnya pelan. lalu bersandar didinding kamar mandi. "Gue emang gak suka sih sama Rion. Tapi lo harus tau. Kalau semua yang uda jadi punya gue ya punya gue. Gak ada orang lain yang berhak nyentuh punya gue. "
"G-gue gak suka sama Rion Xa hiks" Akhirnya Riana berani berbicara, kata merah dan basahnya menatap Alexa penuh kerendahan.
"Tapi lo mau nerima perhatian dia"
"G-gue gak maksud Xa, hiks, R-rion yang maksa gue. Gue uda nolak hiks"
Alexa menghela nafas. "Yaudah sih, gue juga gak peduli" Alexa membuka cardigan yang tersampir dibahunya. Lalu melemparkannya kewajah Riana. Lalu juga melempar sebuah kartu ATM kepangkuan Riana yang agak lembab.
"Beresin muka lo" Kata Alexa santai. " Itu bayaran karena lo uda mau bantuin gue tiga tahun ini. Oya, Tiga hari lagi jumpai gue di apartemen gue, Malam jam 8."
Riana kian tergugu.
"Mulai sekarang lo bukan budak gue lagi, bye-bye Jal*ng!!!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!