NovelToon NovelToon

Calm Down! Mr. Psycho!

I just wanna see

Ruangan yang hanya di dominasi oleh dua warna, hitam dan putih. Terlihat begitu rapi dan nyaman walaupun nyata nya seperti neraka siksaan.

Suara yang berat dengan napas yang terdengar seperti jeritan meminta tolong dengan gemerincing lonceng kecil di kaki yang di ikat dengan rantai.

Pisau tajam dengan tetesan darah yang mengalir di ujung nya membuat pria yang telungkup seakan binatang melatah itu semakin takut.

"Ku.. mohon..."

"Bu-bunuh saja aku..."

Ucap nya yang memohon sembari menyentuh kaki pria yang berdiri di depan nya.

Pria itu menatap datar, ia tak mengatakan apapun dan mulai berjongkok.

Pisau tajam yang ia pegang pun ia gunakan sebagai sandaran ke dagu seseorang yang telah memohon pada nya.

"Apa kau sedang menangis sekarang?" tanya nya dengan wajah datar dan memperhatikan pria yang terlihat tak sanggup lagi bergerak itu.

Pria yang bahkan sudah hampir kehilangan 60 persen kulit dari tubuh nya.

Brak!

Suara pintu yang membuat pria yang memiliki garis wajah tampan itu langsung berbalik.

"Sir? Anda harus segera rapat sekarang! Dewan sedang sang-"

"Ck! Mereka menyebalkan! Aku juga ingin menguliti mereka!" potong nya segera sembari bangun dan beranjak.

......................

JNN Grup

Dasi yang di ikat dengan rapi, jam tangan mewah yang tengah berdenting di tangan pria tampan itu.

Lucas Alessandro Demian nama yang indah mengikuti garis wajah yang seperti lukisan yang di pahat sendiri oleh sang pencipta.

Pria berdarah Spanyol dan Jerman yang berumur 30 tahun dan memiliki wajah yang tampan, kekayaan yang tak ada henti nya bagai air terjun yang mengalir serta tubuh atletis yang membuat nya semakin mempesona.

Namun siapa yang ada sangka jika kesempurnaan itu hancur karna pria itu yang tak mampu merasakan emosi dan melihat warna, pria yang bahkan memiliki sikap anti sosial yang sangat tinggi sehingga sangat sulit untuk mendekat pada nya.

Namun kepercayaan diri pria itu juga sangat tinggi karna ia tau jika ia berada di rantai makanan teratas.

Bahkan lebih buruk dari penglihatan para penderita buta warna.

Hanya ada hitam dan putih, garis dan bayangan serta tampilan yang mirip dengan sketsa di pandangan nya.

Pria itu bahkan tak bisa membedakan ekspresi sedih, senang dan puas seseorang.

Karna yang terpantul masuk ke dalam mata nya hanya lah gambar yang seperti di lukisan. Semua nya terasa rata dan tak memiliki keindahan sama sekali.

Dan satu-satu nya keindahan adalah warna tegas dan aroma sengir yang keluar bersamaan dengan corak yang baginya indah itu.

Darah segar, sesuatu yang di hasilkan dari tubuh seseorang yang masih hidup, aroma anyir dan amis yang membuat nya tau seketika jika cairan berwarna merah itu ada.

Hal itu lah yang membuat nya begitu terobsesi dengan warna, alasan kuat yang membuat nya sangat suka menguliti orang lain.

Pria itu bahkan mengalami sakit kepala yang parah dan juga insomnia berkepanjangan yang membuat wajah nya selalu memberikan ekspresi kaku.

...

Perbincangan yang membosankan dan juga perdebatan yang membuat nya muak namun harus tetap ia ikuti.

"Baik, kita akan gunakan model sebagai brand peluncuran terbaru," ucap Lucas sembari mengernyitkan dahi nya.

Para dewan itu pun mengangguk, pria yang berpakaian rapi serta memiliki bangku yang berdiri di dekat sang penguasa itu pun berdiri.

"Baik, kita bisa akhiri rapat nya di sini." ucap Diego mengakhiri pertemuan mereka.

William Diego, pria cerdas yang memiliki karir cemerlang yang selalu berada di samping sepupu sekaligus atasan nya.

Lucas membuang napas kasar sembari memijit kepala nya yang semakin sering terasa sakit.

"Kapan jadwal ku dengan dr. Dave?" tanya pria tampan itu dengan mengernyitkan dahi nya.

Ia tau dan sadar jika dirinya bermasalah, maka dari itu memiliki dokter pribadi yang memberinya obat untuk mengurangi rasa sakit di kepala nya ataupun membantu nya agar bisa melihat dengan normal bukan seperti apa yang terlihat dalam mata nya.

"This afternoon, and I hope you don't kill your doctor anymore, Luc." balas Diego pada pria itu.

Karna sulit bagi nya mencari dokter yang mampu untuk mengobati penyakit pria itu.

Lucas tak menjawab dan hanya menatap dengan iris nya yang tajam pada sepupu sekaligus orang terdekat yang ia miliki saat ini.

......................

Suara berisik yang memenuhi koridor serta tawa dari beberapa remaja yang masih menikmati jam istirahat nya.

"Anna? Anna!"

Deg!

Mauranne Arianna Gadis berparas cantik dengan mata berwarna biru serta rambut pirang bergelombang dan juga kulit seputih susu itu pun dengan segera melepas earphone nya.

Gadis berusia 17 tahun yang tak memiliki siapapun setelah keluar dari panti asuhan yang merawat nya selama 4 tahun.

Memiliki sejuta senyuman dan keceriaan untuk di tampilkan serta sifat yang seperti wadah karna mampu beradaptasi dengan lingkungan nya.

"Ada apa?" tanya gadis cantik itu yang langsung berkerut saat teman nya menyapa nya.

"Makan dulu! Jangan main handphone terus!" ketus gadis yang mengenakan rok lebih pendek itu yang bernama Samantha.

"Aku seperti nya bisa melamar di sini, sebagai model yang jadi hore-hore nya saja!" ucap nya dengan semangat menunjukkan lowongan pekerjaan nya.

"Berarti bukan model utama?" tanya Samantha mengernyit.

"Bukan, tapikan lumayan." jawab gadis itu tersenyum cerah.

Samantha hanya tersenyum, teman nya memang sangat menyukai uang dan bekerja keras untuk itu.

"Kamu udah belajar untuk ujian Minggu depan?" tanya Samantha sembari memasukkan makanan di mulut nya.

"Belum," jawab Anna dengan santai.

"Anna! Mau tinggal kelas yah?!" tanya Samantha yang tau persis seperti apa teman nya.

"Peringkat terakhir juga tidak apa-apa yang penting tidak tinggal kelas, Haha..." jawab Anna sembari tertawa yang tak peduli dengan nilai sekolah nya.

Karna ia tau ia juga tak akan bisa menjalani tahap sekolah lanjutan karna keterbatasan biaya.

Tuk!

Samantha yang kesal pun langsung memukul kepala teman nya itu dengan sendok yang ia gunakan untuk makan tadi.

Auch!

"Sakit Sam!" ucap Anna dengan tatapan kesal nya.

Ia pun segara membalas pukulan teman nya hingga terjadi perang sendok panas di kantin.

......................

Pria yang memiliki cukup rambut yang telah turun pigmen hitam nya itu pun melihat ke arah pasien di depan nya.

"Aku sudah mengikuti anjuran mu dan juga meminum obat nya dengan teratur, tapi kenapa kepala ku masih sakit dan penglihatan ku yang semakin buruk?" tanya Lucas dengan wajah datar nya.

Ia pun mengambil sesuatu dari tas nya dan mengeluarkan nya, dr. Dave pun ingin segera muntah melihat apa yang di berikan pria itu.

Kulit wajah yang diangkat dan di iris dengan pisau lalu setelah itu di celupkan di dalam cairan darah.

"Kau sedang takut?" tanya Lucas dengan datar yang tak bisa membaca ekspresi takut pria itu.

"Tenang saja, aku baru mengulitinya tadi pagi jadi masih kulit segar." ucap Lucas dengan santai.

"Tapi kalau kau juga tidak berguna mungkin nanti kau yang akan ku kuliti juga." ucap nya pada pria itu.

Alasan ia sangat suka menguliti orang yang masih hidup tak lain karna ingin melihat cairan merah kental itu keluar dan nanti nya akan memberi sebuah objek yang terlihat ketika terbalut darah.

Diego langsung mendekat dan segara memberi tau nya agar tak membunuh dokter ke empat yang mengurus masalah kejiwaan nya.

"Apa anda sudah coba memelihara sesuatu? Mungkin jika menumbuhkan perasaan akan memberikan emosi dan nanti nya bisa mempercepat kondisi penyakit anda dan penglihatan anda," ucap dr. Dave yang bersuara sekuat tenaga karna nyawa nya di ujung tanduk.

"Aku sudah punya banyak peliharaan," ucap Lucas dengan datar.

Semua korban yang ia miliki dan ia kuliti setiap hari adalah peliharaan bagi nya. dr. Dave pun menelan saliva nya dengan susah payah dan berusaha mencari alternatif lain nya.

"Atau anda juga bisa berhubungan dengan seseorang seperti ketertarikan hubungan pria dan wanita," ucap dr. Dave

"Aku benci hal seperti itu, kau memang mau mati ya?" Ucap Lucas lagi yang mengernyit.

Diego yang mendengar itu pun langsung mendekat dan berbisik pada pria itu.

"Jangan membunuh dokter mu lagi, sulit mencari pengganti nya." ucap nya.

Lucas tak menjawab, ia hanya diam dengan wajah yang tanpa ekspresi, bagi nya semua yang ada di penglihatan nya saat ini hanya gambar dalam sketsa kecuali saat di bumbui dengan cairan merah kental.

...****************...

Karna banyak yang bilang cerita modern othor buat yang modern lagi dan nanti mudah" han karya selanjutnya othor mau buat yang kerajaan gitu wkwk (Tapi ga tau kapan🤣)

Oh iya, ini ada visual nya dan kalau gak suka bisa skip pakai visual yang pembaca mau atau imajinasi aja yah😘

Lucas Alessandro Demian 🔪🔪🔪

Maurenne Arianna 🐈🐈🐈

Selamat membaca, dan semoga suka yah💕💕💕

Jangan lupa fav dan dukungan nya💕💕💕😘😘😘

Aku mau dia

Mata biru yang terbuka, menatap ke arah ruangan yang terlihat kecil namun masih bisa ditinggali.

Suara alarm yang membuat bising hingga gadis itu berdecak kesal.

"Kenapa sudah pagi? Padahal masih mau tidur," gumam nya sembari kembali memeluk guling nya.

Namun ia tau jika tak bisa berlama-lama berada dalam zona nyaman nya, gadis itu pun perlahan bangun lalu mengusap mata nya dan beranjak bersiap untuk ke sekolah.

Cukup berat dan sulit untuk gadis berusia 16 tahun itu hidup sendirian di kota besar yang penuh dengan kehidupan keras.

Namun ia juga sudah melalui banyak hal untuk dapat bertahan hingga sekarang.

Anna yang sudah bersiap dengan tas bawaan nya pun melihat ke arah ponsel nya yang memberikan notifikasi.

"Aku lolos?" ucap nya tersentak dengan terkejut.

Siluet senyuman cerah langsung terlihat di wajah cantik nya, ia pun segara menghampiri cermin dan melihat wajah nya.

"Setidak nya aku punya keberuntungan di wajah!" ucap nya tertawa sembari berpose di depan cermin nya.

......................

JNN Grup

Setelah sepulang sekolah dan sesuai waktu yang di janjikan, gadis itu pun datang ke tempat pengambilan iklan nya.

Ia memang bukan model utama melainkan model latar yang berdiri di belakang bersama model lain nya, namun hal itu tetap membuat nya senang karna ia mendapatkan bayaran yang bagi nya hampir setara dengan kerja part time di restoran.

Iris nya membesar menatap ke arah gedung bertingkat yang tampak begitu mewah dan megah.

"Apa aku bisa bekerja di sini nanti?" gumam nya sembari menatap kagum.

Namun sedetik kemudian ia pun segera membuyarkan khayalan nya, "Aduh! Tapi kuliah aja aku gak tau bisa apa tidak," sambung nya lagi yang kembali pada realita.

Ia sadar dengan kemampuan nya, tidak kaya dan tidak pintar. Tentu nya dengan dua hal itu pendidikan adalah hal yang ingin ia gapai namun tak semudah ucapan nya.

Ia pun masuk ke dalam perusahaan dengan menggunakan tanda pengenal yang di berikan oleh penjaga setelah sudah memeriksa ponsel nya yang memberikan notifikasi penerimaan nya.

Kaki kecil nya berjalan tanpa arah ke perusahaan yang seperti tak ada habis nya itu, begitu besar hingga membuat nya bingung apa saja yang berada di dalam nya hingga memiliki luas seperti ini.

"Tapi di mana tempat nya?" gumam nya yang malah nyasar yang entah berada di mana.

Tempat yang rapi dan bersih namun ia tak melihat satupun karyawan atau pegawai lain nya.

"Apa aku salah tempat?" gumam nya lagi yang ingin kembali namun ia pun lupa di mana ia tadi berjalan.

"Ya Ampun! Beneran nyasar! Kalau Sam tau pasti udah abis di ketawain!" decak nya yang berusaha mencari dan mengingat di mana tadi berjalan.

Iris biru nya membesar begitu melihat ada orang lain di sana, ia pun dengan cepat langsung menghampiri nya.

"Permisi! Maaf Sir, tempat untuk iklan yang akan di lakukan di mana yah?" tanya Anna pada pria yang berdiri di depan nya.

Pria itu diam sejenak lalu memberikan senyuman kecil, "Anda salah satu model nya? Silahkan berjalan ke arah sana lalu saat menemui lift pilih lantai 8 setelah keluar pergi ke arah kiri lalu anda bisa mencari ruangan nya di sana."

Anna pun tersenyum sembari mengingat ucapan yang di katakan pria itu.

"Terus belok kiri lift delapan," gumam nya dengan suara kecil.

"Baik, terimakasih Sir." jawab gadis cantik itu dengan senyuman cerah nya.

Anna yang berjalan ke arah yang di beri tau pun berpapasan dengan seseorang, ia tak memperhatikan namun pria yang berpapasan pada nya langsung berhenti dari langkah nya melihat ke arah gadis itu.

Diego yang melihat Lucas datang pun langsung menghampiri nya ketika pria itu seperti diam sejenak.

"Ada apa?" tanya Diego pada Lucas yang terlihat diam untuk sementara.

"Gadis yang baru lewat tadi siapa?" tanya Lucas pada pria itu.

"Dia? Entahlah, mungkin model yang akan melakukan iklan." jawab Diego karna ia tau saat Anna bertanya pada nya tadi.

"Iklan?" gumam Lucas lagi sembari berbalik menatap tempat kosong saat gadis itu sudah menghilang.

"Ada apa?" tanya Diego lagi pada saudara sekaligus atasan dan teman nya itu.

Lucas tak menjawab, ia hanya mengernyit dan berpikir apakah ia hanya salah lihat.

Yang tadi itu apa? Sangat bersinar, tapi kenapa sejelas itu? Apa ku salah lihat?

"Luc? Don't make me crazy anymore, okey?" ucap Diego yang sedang tak ingin melakukan pekerjaan aneh karna ulah pria itu lagi.

"Aku mau lihat syuting nya," ucap Lucas yang beranjak pergi lebih dulu, "Kapan mereka mulai?" tanya nya lagi sembari berbalik.

"Sekitar satu jam lagi," jawab Diego yang sudah angkat tangan dengan dengan pria itu.

Lucas pun beranjak, ia menyelesaikan pertemuan nya dengan cepat dan setelah itu datang ke lokasi pembuatan iklan yang akan di lakukan untuk peluncuran produk baru.

...

Anna terlihat bingung saat banyak orang-orang yang tengah sibuk mempersiapkan pengambilan gambar.

Ia tak tau apa yang harus di lakukan karna baru pertama kali, gadis cantik itu berjalan dan juga bertanya apa yang harus ia lakukan.

Gaun berwarna biru gelap serta make tipis dan juga rambut pirang nya yang membuat nya semakin terlihat cantik.

"Kau bisa berdiri di sini?" tanya salah seorang kru pada gadis itu.

"Ha? Di sini? Tapi aku model tam-"

"Cepat! Semua nya berkumpul!" belum sesali ia mengatakan kalimat nya namun sudah di potong.

Beberapa kru salah mengira jika ia adalah model utama maka dari itu ia di tempatkan di posisi utama.

"Loh? Kok aku di sini?" gumam nya yang kebingungan.

Duk!

Heels yang ia kenakan pun langsung kehilangan keseimbangan saat ia di tabrak dari belakang.

Wajah cantik dan mata yang sinis menatap nya tajam, "Tempat mu di belakang bukan di sini!" ucap wanita itu tak suka.

"Iya! Kan bisa bilang, memang nya gak punya mulut?" celetuk Anna tak suka dengan sikap kasar wanita itu.

Ia pun perlahan bangun dan pindah ke posisi nya semula.

Sementara itu seorang pria yang menatap semua proses yang tengah berjalan itu, mata nya hanya menatap ke arah satu titik.

"Gadis yang berdiri di sebelah kanan kedua itu siapa?" tanya Lucas sembari tak melepaskan pandangan nya.

"Dia hanya model tambahan, mau ku cari tau?" tanya Diego pada pria itu.

"Ada sesuatu di mata nya," gumam Lucas sembari melihat merinci ke arah gadis itu walau dari jauh.

Di hidup nya ia sudah terbiasa hanya dengan melihat warna hitam dan putih bagai sketsa di gambar lalu warna merah yang hanya bisa ia lihat jika berasal dari darah lalu bagaikan warna yang membentuk gambar dalam penglihatan nya.

Namun kali ini?

Ia melihat sesuatu yang jelas, bersinar, dan tampak indah bagi nya.

Pria yang terobsesi dengan warna itu pun tentu saja tak akan melewatkan kesempatan itu, gemuruh dalam dada nya ingin segera menarik dan mencongkel bola mata indah itu lalu menyimpan nya dalam toples seperti para korban yang ia sebut dengan peliharaan lalu ia kuliti.

"Aku mau gadis itu jadi peliharaan ku, lagi pula dr. Dave bilang aku harus memelihara sesuatu kan?" tanya nya pada Diego dengan senyuman yang tak beres.

Miliki aku?!

Diego tersentak sejenak, ia melihat ke arah gadis yang terlihat tersenyum itu dari jauh.

Ia merasa sedikit kasihan karna gadis muda itu mungkin sebentar lagi akan kehilangan kecantikan serta masa hidup nya begitu semua kulit di tubuh nya terlepas.

"Baik," jawab nya pada teman sekaligus saudara dan atasan nya itu.

Lucas pun beranjak dari tempat ia berdiri dan meninggalkan Diego yang kini mulai memutar otak untuk mencari cara menculik gadis itu agar tak mencolok dari luar.

...

Setelah pemotretan, Anna pun turun dari panggung, gaun biru gelap yang ia pakai sedikit menyulitkan nya hingga membuat nya sulit.

"Mau saya bantu?" ucap Diego sembari mengulurkan tangan nya pada gadis itu.

Anna tersentak tiba-tiba, paman tampan yang tadi nya memberi petunjuk arah kini menawarkan bantuan.

Ia pun tanpa rasa curiga dan takut menerima uluran tangan tersebut.

"Terimakasih," jawab Anna tersenyum manis.

Beberapa model senior yang sudah tau siapa pria itu pun memandang sinis ke arah Anna dan menatap nya dengan tak suka.

Namun gadis itu yang itu pun segera ikut bergabung dengan para senior model lain nya.

"Wah, anda cantik sekali..." ucap nya dengan mata berbinar pada salah satu wanita yang juga menjadi model seperti nya.

Tak butuh waktu lama, model yang tadi nya menatap sinis kini malah mengelus kepala nya seperti anak kucing.

Bahkan model yang tadi nya marah karna tempat nya di renggut pun kini seperti mulai menyukai nya ketika merapikan rambut yang berantakan dari gadis itu.

Diego memperhatikan dari jauh, gadis di depan nya seperti slime yang segera mampu menyesuaikan di mana ia berada.

Bersikap menggemaskan dan mengatakan sesuatu yang membuat orang senang tentu nya membuat gadis itu cepat beradaptasi.

Setelah istirahat beberapa minuman seperti jus atau kopi pun dai bagikan.

Tak ada yang tau dan tak ada yang akan menyangka juga jika terdapat sesuatu di dalam minuman yang di berikan.

Dengan binar mata biru nya yang bersinar Anna pun mengambil jus strawberry yang di siapkan.

"Enak!" ucap nya dengan senang saat meminum nya, karna ia tau ia tak akan mungkin dengan mudah meminum minuman seperti itu.

Setelah meminum nya ia pun kembali mengikuti pemotretan yang belum selesai.

Kenapa rasa nya perut ku jadi sakit? Kepala ku juga...

Batin Anna saat mengikuti pemotretan.

"Hey? Gaun biru gelap? Kau tidak bisa fokus?" tanya sang sutradara saat melihat senyuman dan ekspresi salah satu gadis berubah.

"Ma-maaf..." jawab Anna yang mulai terlihat pucat.

Pemotretan pun kembali di lakukan namun raut wajah gadis itu membuat hasil foto tak seimbang sehingga sang sutradara menurunkan nya.

"Maaf..." ucap Anna kembali mengulang.

Ia pun dengan segara langsung beranjak ke toilet untuk membasuh wajah nya, namun langkah nya semakin berat, pandangan yang semakin memutar dan kabur hingga.

Bruk!

Tubuh gadis itu terjatuh seketika dan tak lama kemudian seorang pria pun datang dan melihat ke arah nya.

"Sayang sekali, padahal dia masih muda." ucap Diego lirih dan menggendong gadis itu.

......................

Mansion Demian

Ruangan yang memiliki gaya modern klasik dengan dominasi hitam putih bagai domino, lantai yang terbuat dari marmer hingga memberikan kesan cermin ketika berada di atas nya.

Gadis itu perlahan terbangun, tempat yang dingin serta besi-besi kecil yang bagaikan kandang besar sehingga membuat nya dapat tidur di sana.

Pandangan yang mengabur itupun mulai jelas, mata nya menoleh ke segala arah hingga ia pun baru sadar sepenuh nya.

Kring!

Gadis itu mengernyit melihat ke arah kaki nya yang memiliki lonceng gemerincing serta rantai yang mengikat nya.

"Apa di sini sedang syuting juga? Tapi tema nya apa?" ucap Anna bertanya-tanya saat ia menyadari posisi diri nya.

Tak lama kemudian seorang pria yang datang dengan rambut yang masih basah serta berbalut dengan mantel mandi ke ruangan tersebut.

Dada bidang dan perut yang penuh dengan otot serta tetesan lembut buliran air yang masih terlihat membuat mata yang belum pernah melihat tubuh pria dewasa itu terpesona.

"Wah! Ciptaan Tuhan yang terindah," ucap Anna kagum hingga terus melihat nya dengan mata nya biru yang bersinar.

"Sudah bangun?" tanya Lucas sembari melihat dan mendekat ke arah gadis yang tengah terpana itu melihat nya.

"Siapa?" tanya Anna yang saat itu kesadaran nya kembali setelah mendapat asupan pemandangan.

"Tentu kau," jawab Lucas mengernyit.

"Yang tanya, Haha..." canda gadis itu yang masih tak memahami jika ia sedang di culik ataupun nyawa nya yang mungkin di ujung tanduk.

Wajah pria itu terlihat berubah, ia tak mengerti candaan karna ia selalu tak memiliki teman kecuali sepupu sekaligus sekertaris dan merangkap menjadi teman nya.

"Bercanda, kenapa serius sekali sih?" tanya Anna yang masih dengan santai dapat tertawa.

"Sir? Rantai nya di lepas bisa? Kita sedang syuting apa sih? Kenapa di kurung gini?" celetuk gadis itu.

"Syuting?" tanya Lucas mengernyit.

"Iya!" jawab Anna segera.

Sedangkan pria itu hanya menatap mata yang sedari tadi memberikan pemandangan yang berubah, sinar mata yang melihat nya saat baru datang.

Lalu binar ketika kelopak mata mengecil bagai sabit saat tertawa, serta cahaya yang tampak di balik bola biru saat tengah bertanya pada nya.

"Kita Syuting congkel mata," jawab Lucas dengan datar sembari mengambil toples dan pisau nya.

Ia semakin tak sabar untuk memiliki mata yang bisa ia lihat warna nya itu,

"Congkel mata? Itu pakai konsep ap- Auch!"

Ringis Anna saat tangan nya di tarik keluar dari kerangkeng besi itu.

Tempat tidur yang sudah di modifikasi sehingga dapat langsung mengikat tangan dan kaki hingga terlihat huruf silang.

"Loh? Ini ada apa? Lepas! Gila! Tolong!" ucap Anna mulai panik saat tangan dan kaki nya perlahan di rantai.

Suara gemerincing dari lonceng kecil di kaki nya pun terdengar nyaring ketika tubuh nya memberontak dan tak ingin ikat.

"Syuting, kita sedang syuting mengambil bola mata. Bukan nya aku sudah bilang?" tanya Lucas sembari menyentuh pipi gadis itu dengan pisau.

Mata Anna membulat sempurna, ia sungguh tak mengerti kenapa tiba-tiba bisa berada dalam situasi seperti ini.

"Tunggu! Ini bohongan kan? Yang lain mana? Model yang lain? Sutradara?" tanya nya lagi yang mulai merasa takut.

"Mereka sedang membuat iklan kan? Kau punya syuting yang berbeda," jawab Lucas sembari mulai sedikit menggoreskan ujung pisau nya yang tajam ke pipi gadis itu.

Deg!

Anna tersentak, kini ia tau jika ia sedang tak berada di lokasi syuting.

"Tenang saja aku cuma mau memiliki mata mu, bukan kau. Jadi setelah aku meletakkan di sini kau bisa kembali pulang." jawab Lucas pada gadis itu tanpa ekspresi sama seperti sebelum nya.

Jantung Anna berdegup kencang mendengar nya, Rasanya semua degup nya ingin meledak seketika.

Tangan dan kaki yang tak bisa melawan saat sudah di rantai dengan kuat.

Mana bisa pulang abis ini! Langsung beda alam iya!

Decak gadis itu dalam hati yang mulai panik.

Lucas pun perlahan menancapkan pisau nya ujung mata gadis itu.

"Tunggu! Aduh! Tunggu!" ucap Anna yang memohon pada pria itu namun tak di dengarkan karna Lucas sudah pernah mendengar permohonan yang tak terhitung jumlah nya dari para 'peliharaan' nya yang lain.

"Dari pada hanya mata ku anda kan bisa memiliki ku! Kalau ada aku pasti lebih berguna dari pada mata!" teriak nya yang mengalir begitu saja agar mata nya tak di congkel.

Lucas pun menarik pisau nya dan kembali menatap gadis itu, mata biru itu kini tampak berubah lagi seperti di dalam kaca.

"Kenapa aku harus memiliki mu?" tanya nya dengan datar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!