NovelToon NovelToon

CEO Bastard Yang Bucin

Si Bastard CEO

Prank!

Terdengar suara gelas pecah, Aarav membuka ruangannya dengan cepat.

"Kenapa kau mengganggu kesenangan ku?" teriak Aarav dengan wajah penuh tanda merah berbentuk bibir yang sangat sensual.

"Ma-af pak, s-aya hanya lewat dan tidak sengaja mendengar suara aneh, jadi s-aya berhenti di depan ruangan b-apak," jelas si gadis bernama Anetta.

"Besok lagi, kau jangan sok ingin mencari tahu jika ada suara aneh lagi, paham!" teriak Aarav sambil membanting pintu.

Aarav kembali masuk ke dalam ruangannya, karena masih penasaran, Anetta menempelkan telinganya di pintu itu dan sayup-sayup mendengarkan suara aneh lagi.

Ah .. baby!

Yeah!

Auh No!

Yeah!

Anetta bahkan belum memahami suara apa itu, dia benar-benar nekat karena penasaran.

Dia membuka pintu itu perlahan dan mendapati pemandangan yang membuat mata sucinya ternoda.

"Astaga! dua sapi sedang melakukan uh ah uh ah," celetuknya sambil perlahan menutup pintu itu tanpa Aarav ketahui.

Kata-kata Anetta yang absurd itu berasal dari sang ayah yang menjabarkan hal dewasa seperti dua sapi yang sedang uh ah uh ah dan ini membuat Anetta meyakini kata-kata itu sebagai panduannya saat ini.

Anetta masih terbayang-bayang dua sapi tadi, sambil memunggut pecahan gelas, dia tersenyum sendirian.

"Astaga, dua sapi, hihihi," ucap Anetta yang lugunya tidak ketulungan.

Tap ... tap ... tap ....

Terdengar langkah seorang pria berjas. Pria itu sepertinya ingin bertemu dengan Aarav.

Seketika itu juga, sang gadis bangkit dan memberitahu kepada pria berjas tadi.

"Tuan, jangan masuk, ada dua sapi sedang uh ah uh ah," ucap Anetta dengan wajah tak berdosa.

Sang pria berjas paham dengan kata-kata Anetta.

"Cih, kau sebut kakakku sapi? astaga, bosan hidup ya? aku hanya ingin tahu, dia sudah selesai belum bersenang-senangnya, aku ada perlu."

Sang pria berjas yang ternyata adalah sang adik bernama Adya, tersenyum smirk kala mengetahui sang kakak sedang melebarkan sayap bi...rahinya.

Sudah lama Aarav melakukan hal ini tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya, meskipun tidak to the point, tapi sudah membuatnya tidak suci lagi sebagai seorang pria.

Aarav paham akan hal ini, namun hasrat dalam dirinya yang menggebu, tak bisa di anggap remeh. Dia memiliki kecenderungan ingin berhubungan se***x saat merasa gundah atau pusing.

Entah itu hanya main dengan jari atau mulut, dia akan melakukannya untuk mendapatkan ketenangan.

Kembali kepada gadis lugu yang langsung turun mentalnya karena ada sosok lain dengan wajah yang mirip datang padanya dan mengaku menjadi adik sang bos yang aneh.

"M-aaf Tuan, aku tidak tahu jika anda adik dari Tuan bos Aarav, maaf sekali lagi," ucap Anetta yang langsung menunduk dan terdiam.

Dia memilih untuk segera membereskan sisa pecahan kaca itu dan ia letakkan di atas nampan.

Setelah itu dia pamit pergi dari hadapan Adya yang masih berada di depan pintu ruang kerja sang kakak.

Saat Anetta telah enyah dari hadapannya, Adya usil dengan mengetuk pintu ruangan sang kakak.

Tok ... tok ... tok ....

Suara itu terdengar sangat jelas. Namun si kakak nyatanya tidak membuka pintu, membuat si Adya nekat membuka pintu.

Bug!

Tiba-tiba sebuah sepatu melayang tepat di wajah Adya.

"Woy!" pekik Adya yang tidak terima kedatangannya disambut oleh sepatu hitam yang melayang bebas.

Sang kakak justru tertawa, dia tetap melanjutkan aktivitasnya sampai pelepasan itu usai.

"Ada apa?" ucap sang kakak sambil mengecup tengkuk sang kekasih.

"Hentikan dulu kegilaanmu, baru aku akan mengatakan tujuanku," jawab Adya dengan apa adanya.

Dia memahami sifat sang kakak yang terkenal bastard tapi sangat takut dengan mommy dan daddynya.

"Mommy akan datang kemari, jadi aku mohon kakak segera selesai kan apa yang sudah kakak mulai," pinta sang adik.

Aarav yang memahami hal ini, kemudian berbisik manja dan merayu sang kekasih yang seorang model cantik nan seksi itu agar keluar dulu ruangannya karena dia ada urusan.

Sang model memahami hal ini dan merapikan baju seksinya yang melorot sampai dasar gairah karena ulah ganas Aarav.

"Muach adik ipar." Sang model melayangkan cium jauh kepada Adya dan Aarav kembali bereaksi.

Adya kena timpuk sepatu lagi, kini membuat perutnya sakit.

"Astaga! kakak!" pekik Adya sambil memegangi perutnya yang terasa sakit sampai mual rasanya.

"Itu hukuman karena kau selalu menggangguku," tegas Aarav sambil mengenakan celana hitam dan jas yang cukup compang-camping akibat cakaran maut Claudia, sang model p.e...mu..as ga...irah..nya.

Adya mendekat ke arah sang kakak, dia terlihat serius.

"Kak? kau masih merasa harus melakukan  hubungan se***x saat pusing?" tanya Adya.

"Otakmu ya, tidak juga. Aku hanya sedang kesal dengan seseorang, jadi aku meminta kekasihku datang, aku juga akan bertanggung jawab. Aku akan menikahinya," jelas Aarav sambil menghisap  rokoknya.

"Kakak, berhentilah menjadi ba...djing...a..n," pinta sang adik.

"Hush, aku tidak badji...Ngan karena dia adalah kekasihku," jelas sang sang kakak sambil berbisik.

"Hm ... okelah, aku paham. Tapi lain kali kau harus enyahkan 10 wanita lainnya. Mereka menggangguku saja, asal kakak tahu, mereka melihatku seperti kakak dan itu menyebalkan!"

Sang adik merasa risih dengan apa yang dilakukan gadis-gadis yang sering datang ke restoran sang kakak, wajah kelima putra Alex memang mirip jadi para gadis itu kadang salah terka dan tidak pernah memastikan.

Mereka langsung gas tanpa konfirmasi.

Adya yang polos jadi ternoda oleh gadis-gadis itu.

"Cih, kita kaya raya, jadi tidak apa melakukan hal yang membahagiakan hati. Oh ya, mommy ada apa ya tiba-tiba mau bertemu denganku?" tanya Aarav penasaran.

"Kau akan dijodohkan dengan temannya mommy, jadi kau harus siap menikah dengan orang yang bukan kekasih sensual-mu itu," jelas Adya dengan senyum menggembang sempurna.

"Astaga mommy, kenapa mommy masih terus memaksaku, astaga!" Aarav terlihat sangat gusar, dia tidak ingin perjodohan dengan gadis udik yang selalu disebutkan mommy Laras akan terjadi.

Tapi apalah daya, keinginan mommy Laras tak bisa diganggu gugat.

Dia akan tetap memaksa Aarav hingga dia mau menerima perjodohan ini.

Saat frustasi kembali hadir, tiba-tiba pintu ruangannya diketuk.

Aarav bersembunyi di bawah meja, sedangkan Adya yang membuka pintu.

Tap ... tap ... tap ....

Langkah sang adik sangat hati-hati karena waspada, jika itu sang mommy, dia akan mengatakan hal yang bisa membuat mommynya menggagalkan perjodohan, jika yang mengetuk pintu bukan mommynya, dia hanya akan mengatakan Tuan bos Aarav sedang sibuk.

Klek!

Pintu ruangan sang kakak terbuka, dia melihat tidak ada siapapun. Namun dia terkejut kala menoleh ke kanan," Astaga, apa yang kau lakukan!" teriak Adya saat melihat seorang gadis membawa tameng di tangannya dan mengenakan helm di kepalanya.

"Perlindungan pertama saat menemui Tuan bos Aarav, dia terkenal suka melayangkan serangan sepatu tiba-tiba,jadi aku melakukan ini," jelas sang gadis aneh.

"Astaga, kau ini ada-ada saja."

Adya tersenyum, dia membenarkan apa yang dilakukan oleh si gadis absurd didepannya.

*****

Hukuman Alex

Sang adik yang sudah tidak bisa berkata-kata lagi, kemudian memilih untuk masuk ke dalam ruangan lagi, sang gadis mencegah Aarav.

"Tuan bos Aarav masih main sapi uh ah tidak?" tanya sang gadis yang ternyata adalah Anetta.

"Sudah berhenti, kau ada urusan apa dengan kakakku?" tanya Adya.

"Aku ingin bertanya tentang stok ikan yang terus berkurang, padahal restoran sedang ramai dan menu ikan itu yang laris manis dipesan para pelanggan," ujar sang gadis absurd.

"Biar aku saja yang mengurusnya, dia akan melemparmu dengan sepatu hitamnya, sakit tauk!" ucap Adya dengan gayanya yang sok kocak.

"Anda lebih baik dari Tuan bos Aarav, anda baik," jawab Anetta si polos.

"Haha ... tidak juga, eh namamu siapa, aku baru melihat gadis aneh sepertimu ada disini," ungkap Adya.

"Aku sudah lama bekerja disini, hanya saja berada di dapur, kini aku menjadi manager operasional. Kata pembimbingku, aku bertugas ini itu, sesuai dengan data yang aku bawa ini Tuan bos," jelas si polos.

"Oh, kau pandai juga. Namun, kau sangat udik," ungkap Aarav saat melihat penampilan kuno Anetta.

"Aku memang udik Tuan bos, tapi karena ingin uang aku harus bekerja. Nah, kebetulan aku bisa memasak, alhasil masuk jadi karyawan restoran no.1 di kota Utara. Aku hanya anak nelayan Tuan bos, aku juga tidak bersekolah, baca, tulis, menghitung juga baru saja belajar."

Anetta menjelaskan segalanya kepada Adya, membuat Adya tersenyum.

"Kau luar biasa, kau harus bekerja keras agar menjadi CEO seperti Tuan bos Aarav, paham?" ungkap si Adya.

"Apa? bakso?" tanya si udik dengan raut muka aneh dan tidak paham.

"Kwkwkw bakso? CEO, udik. Itu lho, pemimpin perusahaan. Kalau Kak Aarav itu pemimpin restoran atau CEO nya restoran ini, jadi dia itu bersekolah sampai luar negeri agar mampu menjadi orang hebat!" cakap Adya membanggakan sang kakak.

Namun, saat tiba-tiba sosok sang mommy datang, dia langsung mundur teratur.

Tukang jodoh-jodoh mulai beraksi.

"Cie, sedang pendekatan dengan karyawan baru ya?" tanya sang mommy dengan raut bahagia.

"Apalah mommy, kami sedang berbincang mengenai pekerjaan," jelas sang putra bungsu.

"Iya Nyonya besar, kami sedang membicarakan bisnis," imbuh Anetta.

Si bungsu terlihat mengkode Anetta agar tidak  ikut menjawab pertanyaan sang mommy, namun si telat mikir salah penafsiran.

"Oh iya, Tuan bos Aarav ada di dalam, silahkan masuk," kata si udik.

Adya tepok jidat, dia langsung menarik lengan sang gadis.

"Bukan itu maksudku, kau pergi lebih dulu, nanti aku menyusul, itu arti dari kode yang aku berikan kepadamu," bisik Adya.

"Ups ... maaf Tuan bos, aku tidak mengerti maksud Tuan bos," jelas sang gadis lugu bin ajaib itu.

Apapun yang Adya katakan, sepertinya tidak akan berpengaruh apapun terhadap si mommy.

Tanpa bisa menghentikan langkah sang mommy, si Adya pasrah.

Sang gadis masih saja bengong seperti orang linglung.

"Kau jangan seperti orang bodoh, lebih baik ikut aku saja," jelas si Adya.

Sang gadis mengekor langkah Adya yang memilih menjauh dari ruangan sang kakak yang sebentar lagi akan ada wanita ngamuk karena menemukan benda aneh yang ada di sekitar meja si putra pertama.

...

KLEK!

Tanpa basa-basi, Laras langsung membuka pintu itu dan terkejut dengan apa yang ada didepannya.

"Aarrraaaavvvvvvvvv!" teriak sang mommy yang melihat ruangan sang putra berantakan.

"Apa ini sayang! kau sudah membuat ruang kerjamu seperti kapal pecah! apa lagi ini, celana siapa? astaga, kau!" Sang mommy sampai stres menghadapi sang anak yang baik, penurut tapi nakal juga ini.

"Aku kira kau itu penurut, tenyata sama saja, kalau daddymu tahu, kau akan habis Aarav!" teriak sang mommy makin frustasi.

Aarav yang enggan keluar dari tempat persembunyiannya, hanya bisa diam dan tidak bergerak. Sedikit saja mengeluarkan suara, dia akan kena mental sama sang mommy yang akan menyergapnya.

BRUAK!

Sang mommy mengebrak meja dan membuat Aarav terkejut, dia terbentur meja dan terpaksa mengeluarkan suara.

"Aduh!"

Suara Aarav membuat sang mommy langsung bisa menemukan si anak sulung yang kini sangat nakal.

"Keluar tidak!" pinta sang mommy.

"I-ya mommy!" jawab sang putra sambil keluar dari bawah meja dan menunjukkan wajah merah merona akibat kecupan ganas si model cantik.

"Astaga! salahku apa Tuhan! kenapa dengan wajahmu? bajumu? binatang buas apa yang membuat penampilan tampanmu porak-poranda?" Sang mommy tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh putra sulung yang sangat ia kagumi dan banggakan itu.

Sang mommy tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Dia hanya bisa duduk dan menelepon Alex agar sang daddy yang mengurusi ini semua.

"Lex, datang kemari. Lihat kelakuan anakmu!" ucap sang mommy penuh amarah.

"Mommy! jangan! Daddy akan menebas kepalaku jika tahu aku melakukan hal ini," pinta Aarav memohon, dia bersimpuh dihadapan sang mommy.

"Huft! aku juga tidak bisa menyalahkan dirimu sepenuhnya, karena Daddy juga seperti itu pada mommy tapi dia setia," bisik Laras yang membuat Aarav punya senjata untuk menghadapi sang daddy.

Namun, tetap saja dia takut.

"Daddy akan datang sebentar lagi, kau harus bicara baik-baik dengan daddymu, jangan memakai emosi," cakap sang mommy lemas.

Kepalanya berdenyut kala mengetahui kelakuan anaknya.

"Kau cuci muka dulu, aku dan Alex akan membahas perjodohan antara dirimu dengan teman mommy bernama Viona."

Mommy Laras terlihat sangat pasrah, dia tidak bisa protes ataupun memukul sang anak yang sudah kelewat batas.

Biar Alex yang menyelesaikan semuanya.

Sambil menunggu sang daddy datang, tiba-tiba saja mommy Laras teringat akan seorang gadis udik yang baru saja ia temui.

"Rav, kau tahu gadis yang berpakaian sederhana itu namanya siapa?" tanya sang mommy penasaran.

"Aku tidak tahu, tanya Adya atau Lexis saja. Dia yang selalu mengurus semua hal yang ada di restoran ini," jawab sang putra sulung dengan santai, membuat si mommy kesal.

"Astaga! apa yang kau lakukan di restoran? ha? semua pekerjaan adikmu yang kerjakan! Ya Tuhan! kenapa kau ...." Belum sempat sang mommy melanjutkan ucapannya.

Seorang pria gagah datang dengan gaya cool nya.

"Habislah riwayatmu Aarav, sudah ku bilang agar cuci mukamu!" bisik Laras.

Si cool mendekat ke arah sang istri," Baby, minggir, dia biar aku yang mengurusnya."

Sang mantan mafia meminta Aarav masuk ke dalam kamar mandi, si putra sulung sudah memahami apa yang dilakukan oleh Alex, dia pasrah.

"Basah dah, kena jewer kena apa lagi," ujar sang putra sudah paham hukuman yang akan dia dapatkan.

Namun, kali ini, Alex tidak terlihat seram, Aarav hanya bisa menatap wajah ayahnya yang lebih berseri.

Dia menyembunyikan amarah yang sesungguhnya.

'Daddy sedang senang sepertinya,' batin sang putra sulung mengira-ngira.

Dia tidak mengetahui jika sebenarnya sang ayah sedang melakukan hal yang akan membuat sang putra jera dan tidak mengulangi kegilaannya lagi.

*****

Biar Tahu Rasa!

Sang putra tidak mau masuk ke dalam kamar mandi, sampai harus lari-lari dulu sebelum sang mantan mafia memeluk tubuh sang putra erat dan ia seret masuk ke dalam kamar mandi.

"Mommy ... tolong!!!!" pekik Aarav lima detik sebelum pintu kamar mandi terkunci sempurna.

"Ini hukuman untukmu Aarav, kau ini kakak pertama, tapi sudah memberikan contoh buruk, memanfaatkan kecerdasan adik-adikmu untuk bekerja, sedangkan kau justru bermain dengan celana segitiga yang berlubang, lingerie, astaga! ampuni dosaku Tuhan! jika kakek Hans mengetahui hal ini, kau akan dice..kik olehnya," ucap sang mommy sambil memijat kepalanya yang berdenyut.

Saat sang mommy mencoba meredakan rasa sakit di kepala dengan memijatnya pelan.

Aarav telah menemukan neraka di kamar mandi.

Bug!

Bug!

Bug!

Alex menghajar sang putra tanpa ampun.

"Daddy, aku mohon maafkan aku!" ucap Aarav dengan muka yang membiru.

Padahal ini baru tiga pukulan, bagaimana dengan pukulan ke empat dan seterusnya?

Bisa babak belur sang putra mantan mafia ini.

"Kau tahu aku kan Rav? masih saja sok bermain dengan para wanita!"

Bug!

Alex kembali melayangkan pukulan lagi, dia mengarah bagian tubuh yang tidak berbahaya karena hanya pukulan peringatan.

"Ampun Daddy!" ujar sang pria yang sok sekali, tapi tak berkutik di depan sang daddy.

"Menikah! baru aku akan mengampunimu!" jelas sang daddy.

"Mengapa harus menikah daddy? aku masih ingin bebas, Daddy! menikah itu sangat menyiksa batin, harus menemui wanita yang pasti lebih cerewet dari mommy. Aku tidak suka dilarang ini itu, aku masih ingin sendiri Daddy!" cakap Aarav memulai tawar menawar dengan sang daddy mantan mafia.

Alex menatap wajah sang putra yang cukup babak belur, dia kira sudah cukup hukuman untuk Aarav.

"Jika masih ingin menawar lagi, Daddy akan memukulmu! Daddy setia pada mommy dan kau mempermainkan wanita, Daddy tidak terima!" ungkap sang daddy.

"Tapi saat Daddy membuat kami, pasti Daddy menggempur mommy, aku yang keluar pertama kali, jadi keganasan ini karena Daddy," ucap sang putra mafia sambil menahan rasa sakit di wajah dan tubuhnya.

Alex melotot ke arah sang putra sampai dua bola mata itu terlihat akan keluar, Alex benar-benar marah.

"Aarav, jangan samakan itu dengan tingkahmu yang kebablasan ini, jika kau merasa ingin seperti Mommy dan Daddy, harus menikah! astaga, kau tahu dari mana lagi jika aku ganas di ranjang," ucap sang mantan mafia.

Awalnya dia berbicara tegas dan lantang, tapi saat bagian kalimat selanjutnya, semakin lirih saja.

"Ada apa Daddy?" tanya sang putra yang merasa daddynya mengatakan sesuatu.

"Tidak ada! besok kau harus menikah! titik." Sang mafia tidak ingin putra pertamanya memberikan contoh buruk terhadap keempat adiknya, alhasil Alex harus lebih ketat terhadap pergaulan sang putra pertamanya.

"Ayah, jangan. Aku masih ingin single, please!" jelas sang putra memohon.

Namun, kesempatan sang daddy sudah final dan tidak bisa diganggu gugat lagi, Aarav hampir kehabisan akal.

Saat kebuntuan melanda, sang putra memiliki ide cemerlang.

"Daddy, jika aku memiliki calon istri, apa Daddy akan merestui kami dan menggagalkan perjodohan?" tanya sang putra.

"Jika dia baik, tidak aneh-aneh, daddy dan mommy bisa mempertimbangkannya," jelas sang daddy mantan mafia.

'Yes, aku akan meminta Claudia menjadi gadis sederhana, aku akan menikah dengannya. Aku mencintainya, tidak yang lain. Ya, begini saja lebih baik,' gumam Aarav sambil menyunggingkan senyum cerah merona meskipun wajah babak belur.

"Oke Daddy, besok pagi, aku akan memintanya datang ke restoran. Daddy dan mommy bisa berkenalan dengannya," ungkap sang putra.

"Oke, Daddy setuju. Tapi kunci mobil dan dompet, Daddy sita! berikan!" Sang daddy benar-benar kejam, dia bahkan tidak memperbolehkan putranya menggunakan fasilitas yang sudah diberikan sang mantan mafia.

Aarav semakin frustasi.

"Nanti aku pulang naik apa?" tanya sang putra memelas.

"Bis! di depan restoran mu ada halte bis kan? naik itu saja," pinta sang mantan mafia dengan senyum smirk.

Tangan sang mantan mafia masih terulur untuk meminta kunci mobil serta dompet sang putra.

Dengan sangat terpaksa, sang putra mengambil kunci mobil dan dompetnya dari saku celananya sudah compang samping miliknya.

"Bagus! Daddy tunggu besok pagi, bagaimana calon istri yang kau banggakan itu, apakah lebih baik dari calon yang sudah mommy mu pilih?" cetus sang daddy sambil keluar dari kamar mandi dan membiarkan sang putra merenungi segala perbuatannya.

Alex membuka kunci pintu kamar mandi, setelah itu keluar dan tersenyum kepada istrinya.

"Baby, hari ini kita jalan-jalan dan makan enak," ucap sang suami dengan senyum yang merekah.

"Wow! kau dapat uang dari mana?" tanya sang istri.

"Aku baru saja memalak anakmu yang bandel itu, lumayan kunci mobil dan dompet penuh dengan uang. Uang ini kita gunakan untuk berfoya-foya saja, agar dia tidak punya uang sama sekali! biarkan saja," ujar sang daddy yang merasa harus memberikan pelajaran yang berharga bagi sang putra.

"Jangan Lex, kenapa harus berfoya-foya? kita gunakan untuk membuat pesta saja. Hari ini Adelio pulang dari Jepang, Tuan Fudo baru saja menghubungi aku tadi," ungkap sang istri penuh dengan kegembiraan.

"Untung anak kita nomor lima itu lebih baik, semoga kembar nomor lima tidak seganas putra pertama. Diam-diam menghanyutkan," ucap Alex sambil mengelus dadanya.

"Dia itu pria misterius, dia juga sangat pendiam seperti awal kita bertemu, kau juga sok misterius dulu!" sindir sang istri.

"Hehe ... itu kan dulu sayang, kita sudah memiliki 5 anak yang masing-masing berusia 22 tahun. Satu anak akan segera menikah, aku akan menunjukkan jati diriku yang sesungguhnya yaitu sangat manis dan hangat, kau pasti mengetahui aku yang sebenarnya kan?" cetus Alex sambil mendekat ke arah sana istri dan memeluknya erat.

"Iya aku paham, meski kau juga bastard, tapi setidaknya kau setia hanya kepadaku."

Sang istri merasa kagum dan bangga karena mafia seperti Alex bisa betah hanya dengan satu istri saja tidak seperti pria lain yang memberi kuasa untuk menikah lagi.

"Hm, aku tidak ingin menikah lagi karena pusing, aku sudah tua dan 5 anak cukup untuk membuat kepala botak! apa kau tidak menyadari, ada celana segitiga milik wanita di meja anak kita, ada tisu magic serta peralatan liar lainnya. Dia melakukannya di kantor dan kita tidak mengetahui apapun! astaga, kita harus menjaga anak kita dengan baik Laras. Menikah adalah hal yang harus dilakukan oleh Aarav, jika dia masih saja bermain wanita, setelah ini dia akan masuk ke rumah sakit karena tiada ampun baginya!" cakap sang mafia.

"Huft, kasihan juga dengan anak-anak, tapi kalau sudah keterlaluan ya harus dihukum," ungkap Laras yang setuju atas apa yang dilakukan oleh sang suami.

Laras tidak habis pikir dengan putranya yang jauh sekali sifatnya dari Alex, meskipun Alex dulu adalah seorang mafia, pria itu tetap setia kepada sang istri dan tidak pernah sekalipun mempermainkan perasaannya.

*****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!