NovelToon NovelToon

Cinta Kedua CEO

Bab. 1. Permohonan

"Mas Akmal," lirih seorang perempuan yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit yang mencoba melirik ke arah suaminya yang duduk di sofa.

Pria yang dilakukan panggil Mas Akmal segera berjalan ke arah Rianti yang wajahnya semakin pucat saja. Tangan bagian kanannya terpasang selang infus sedangkan di hidungnya terpasang alat pernafasan.

"Ada apa sayang?" Tanyanya Akmal yang sangat khawatir dan juga ketakutan dalam waktu yang bersamaan.

Akmal menggenggam tangan Istrinya dengan penuh kasih sayang. Dia menciumi punggung tangan istrinya dengan penuh kasih sayang.

"Mas! Jika esok Aku sudah tidak ada di dunia ini, aku mohon menikahlah dengan orang lain, kasihan putri kita jika tidak ada yang merawatnya," pinta Rianti yang sudah terbata bata dalam berbicara.

Tangis pilu dari seorang perempuan menyayat hati bagi siapa pun yang mendengarnya. Perempuan itu sedang duduk di samping suaminya dengan menundukkan kepalanya dalam deraian air matanya.

Penyakit yang diidapnya kurang lebih empat tahun belakangan ini sudah menggerogoti dirinya. Penyakitnya itu membuatnya tidak berdaya. Disisi lain, dia sangat ingin membahagiakan suaminya tercinta yang sudah dinikahinya selama enam tahun itu.

Mereka menikah atas dasar suka sama suka. Mereka pacaran hampir dua tahun lamanya, memutuskan untuk mengakhiri masa pacaran mereka ke jenjang yang lebih serius. Pertemuan pertama mereka saat kuliah di luar negeri hingga memutuskan untuk menikah.

"Mas, aku mohon penuhilah permintaanku ini, aku tidak mungkin bisa menjadi istri yang sempurna lagi, apapun caranya!! Umurku sudah tidak lama lagi" Rianti memelas sendu dengan deraian air matanya.

Suaminya hanya terdiam terpaku tak bergeming, tanpa ada niat untuk menimpali perkataan dari istrinya itu.

"Mas Akmal Ali Taher, aku mohon dan Anggap saja ini adalah permintaan terakhirku pada Mas," ucapnya dengan nafas yang sudah terputus.

Rianti menangis di hadapan suaminya itu dengan wajahnya yang sudah basah dipenuhi dengan air mata.

Air matanya menetes membasahi pipinya, dia tidak segan untuk mengemis di depan suaminya agar apa yang diinginkannya itu bisa dipenuhi oleh Lion.

Tapi, semua permintaan dan perkataan dari mulut istrinya itu sama sekali tidak membuatnya bergeming dari kediamannya. Dia masih tetap dalam pendiriannya. Bahkan sedikit pun dia masih terdiam membisu seribu bahasa. Bungkam jalan yang dipilih oleh Lion.

"Mas Akmal tolonglah aku, kalau Mas memang sangat mencintaiku tolong penuhi permintaanku kali ini," ucapnya dengan deraian air matanya.

"Maaf, sampai kapan pun aku tidak akan memenuhi permintaanmu ini," jawabnya lalu meninggalkan kamar pribadinya dengan wajahnya yang memerah menahan amarahnya.

"Aku tidak mungkin menduakanmu, apa pun yang terjadi, camkan itu baik-baik," terangnya dengan sedikit mengepalkan tangannya.

Brakk!!!!!

Pintu kayu jati itu tertutup dengan kuatnya. Hingga membuat tembok sedikit bergetar. Rianti sangatlah sedih melihat suaminya seperti.

"Ya Allah… aku sudah tak sanggup lagi seperti ini terus, jika Engkau memanggillku aku sudah ikhlas untuk pergi meninggalkan dunia ini," ujarnya dengan suara yang lirih.

Kondisinya semakin parah, dokter pun sudah angkat tangan dan menyuruh seluruh keluarganya untuk memperbanyak berdoa.

Ibu mertuanya yang kebetulan berada di dalam sana tidak tahu harus berbuat apa-apa lagi. Dia sangat menyayangi satu-satunya menantu perempuan di dalam keluarganya.

Akmal adalah anak tunggal di dalam keluarganya. Sedangkan Rianti hanyalah anak yatim piatu tapi, karena kebaikan dan ketulusan hatinya serta kecantikannya mampu meluluhkan hati Akmal dan kedua mertuanya itu.

"Rianti! Maafkan suamimu yah, dia sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti ataupun berbuat kasar padamu," tutur Ibu Dewi ibu mertuanya.

Rianti hanya menganggukkan kepalanya dengan lemah, tapi tetesan air matanya sesekali tetap menetes membasahi wajahnya yang sudah tirus.

Akmal berjalan meninggalkan rumah sakit dengan langkah yang lebar dengan raut wajahnya yang penuh amarah.

Menunggumu dalam kesabaran lebih indah bagiku dari pada mengungkapkannya. Menantimu dalam doa lebih bermakna dari pada menjelaskannya.

...----------------...

Silahkan mampir juga ke novel Aku yg lainnya judulnya ada di bawah ini, ceritanya pasti berbeda dan tetap recehan dan insya Allah menghibur..

Dilema Diantara Dua Pilihan

Pelakor Pilihan

Pesona Perawan

Cinta ceo Pesakitan

Ketika Kesetianku Dipertanyakan

Kau Hanya Milikku

Makasih banyak bagi kakak Readers yang telah memberikan dukungannya, i love you all…

Tetap Dukung Cinta Kedua CEO dengan cara, Favoritkan, Rate Bintang 5, like Setiap Episodenya, gift poin dan koin seikhlasnya..

Mohon maaf jika banyak terdapat beberapa kesalahan dalam penulisannya atau typo yang meresahkan Readers..

Bab. 2. Kepergiaan Sang Istri

Akmal tidak mungkin dia menduakan cintanya Rianti sampai kapan pun walaupun Rianti harus meninggal dunia sekalipun.

Prinsip Akmal adalah hidup sekali, jatuh cinta sekali, menikah sekali dan matipun cuma sekali.

Bu Dewi juga tidak tahu harus berbuat apa, karena mereka lah yang menjalani walaupun penyakit dan kondisi dari anak menantunya sudah tinggal menghitung hari saja dan kapan saja bisa merenggut nyawanya.

"Ya Allah… kalau memang harus seperti ini jalannya maka permudahlah semuanya untuk menuju jalanMu, aku sudah tidak sanggup dan tidak rela melihatnya setiap saat harus menderita," batinnya Bu Dewi sembari melap peluh keringat yang bercucuran membasahi seluruh wajah dan tubuhnya Rianti.

"Aaaahhhhhh!!!" Teriak Akmal yang memukul setir mobilnya.

"Aku sangat mencintaimu Rianti!! mana mungkin aku bisa melakukan hal itu, aku tidak mungkin tega melihatmu menderita dan sedih jika aku harus menikah lagi dengan wanita lain," sesalnya dengan memegang bajunya di bagian dadanya itu.

Akmal segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Pikirannya kalut, dia tidak bisa berpikir dengan baik. Perasaannya sangat sedih dengan permintaan dari istrinya yang sudah hampir dua bulan itu dia ucapkan.

Kondisi kesehatan Rianti semakin hari semakin bertambah parah dan memprihatinkan.

"Rianti!!!! cintaku dan kasih sayangku padamu tidak akan pernah berubah hingga akhir waktuku, walaupun hingga nanti kamu tidak bisa lagi melayaniku di atas ranjang!!" Teriaknya sambil terus mengemudikan kendaraannya.

Sedangkan di tempat lain, Akmal memarkirkan mobilnya di pinggir pantai,dia menatap ke arah laut seakan-akan dia mengabarkan kepada angin, kepada laut, ombak, matahari jika dirinya sedang kebingungan dan dilema dengan permintaan istrinya.

"Rianti!!! aku tidak mungkin menduakan cintamu sampai kapanpun hingga akhir waktuku di dunia ini sekalipun kamu sudah tiada," teriak Akmal yang duduk di atas kap mobilnya sambil melempar sebuah botol minuman kaleng yang bersoda ke arah laut.

Air matanya menetes membasahi pipinya, memang selama ini sudah menikah dengan Rianti kurang lebih empat tahun tapi, berhubungan intim dengannya hanya baru beberapa kali dan itu pun dalam keadaan yang sudah sering sakit-sakitan sehingga ia memutuskan untuk tidak menuntut sedikit pun haknya sebagai suami.

"Aku harus bagaimana lagi Rianti, aku tidak mungkin menduakan cintamu!! aku sangat mencintaimu melebihi diriku sendiri," Akmal menangis tersedu-sedu.

Awalnya dia ingin berangkat ke Kantornya, tetapi hatinya yang tidak tenang sehingga melarikan mobilnya hingga ke Pantai.

Beberapa jam sudah ia lewati di pantai tersebut. Hingga dering dan getar hpnya mampu membuyarkan lamunannya.

"Mami!" gumamnya saat melihat siapa orang yang telah menelponnya.

Dia pun buru-buru mengangkat telponnya karena mulai ketakutan dan khawatir dengan keadaan Istrinya.

"Assalamualaikum Mi," sapanya Akmal.

Tapi bukannya menjawab salam dari putranya dia hanya menangis tersedu-sedu di balik telpon. Perasaan Akmal langsung tidak enak dan kepikiran dengan kondisi dari istrinya.

"Mami! Tolong bicaralah, jangan hanya menangis saja, katakan kepadaku apa yang terjadi dengan istriku?" Tanyanya Akmal dengan raut wajahnya yang sudah sendu dengan matanya yang memerah.

Ibu Dewi yang menangis tersedu-sedu segera mengatur nafasnya dan menyeka air matanya lalu segera menjawab pertanyaan dari anaknya.

"Rianti Nak, dia su-dah…" ucapannya yang terbata langsung terpotong karena kembali melanjutkan tangisannya itu.

"Apa yang terjadi dengan Rianti Mi?" Tanyanya Akmal yang sudah mendesak maminya untuk segera berbicara jujur dan berterus terang kepadanya apa yang sudah terjadi.

"Istrimu Rianti sudah pergi untuk selamanya," jawabnya Bu Dewi.

Bagaikan tersambar petir di siang bolong itu, Akmal spontan menjatuhkan hpnya stelah mendengar perkataan dari mulut Maminya jika perempuan ke dua dalam hidupnya sudah meninggal dunia.

Akmal tergugu dalam tangisnya, dia segera berjalan ke arah mobilnya lalu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

"Ya Allah... kenapa engkau tega memanggil istriku disaat aku tidak ada di sampingnya, maafkan aku Rianti, aku sangat mencintaimu dan aku berjanji untuk selamanya kamu tetap nomor satu di dalam hatiku dan hidupku untuk selamanya hingga akhir waktu," sungutnya Akmal yang sangat sedih atas kematian istrinya tercinta karena penyakit yang sudah lama diidapnya itu.

Kematian selalu menyisakan luka yang mendalam bagi setiap orang. Terlebih saat keluarga atau orang-orang terdekat telah menemui ajalnya, tentu hal ini menjadi peristiwa yang sangat memilukan.

Sebagai manusia yang masih diberi kesempatan untuk hidup, sudah seharusnya selalu mendoakan orang yang sudah meninggal agar diberi tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.

......................

Silahkan mampir juga ke novel Aku yg lainnya judulnya ada di bawah ini:

Dilema Diantara Dua Pilihan

Cinta dan Dendam

Pelakor Pilihan

Pesona Perawan

Cinta ceo Pesakitan

Ketika Kesetianku Dipertanyakan

Kau Hanya Milikku

Makasih banyak bagi kakak Readers yang telah memberikan dukungannya, i love you all…

Tetap Dukung Cinta Kedua CEO dengan cara, Favoritkan, Rate Bintang 5, like Setiap Episodenya, gift poin dan koin seikhlasnya..

Mohon maaf jika banyak terdapat beberapa kesalahan dalam penulisannya atau typo yang meresahkan Readers..

Bab. 3. Lima Tahun Kemudian

Akmal menangis tersedu-sedu di atas tanah pusara Istrinya tercinta yang masih basah. Dia sangat menyesali keputusannya karena meninggalkan sang istri dalam keadaan yang sudah kritis karena dalam keadaan yang sudah penuh dengan rasa amarah yang menggebu-gebu.

"Rianti! Maafkan Mas sayang sudah terlalu marah padamu, bukannya aku marah sama kamu tapi, aku terlalu sangat mencintaimu," tuturnya Akmal sambil menggenggam bunga dengan sedikit tanah yang ikut kedalam genggamannya sedangkan air matanya sedari tadi terus menetes membasahi pipinya.

Bu Dewi maminya dan pelayak lainnya sudah meninggalkan tempat pemakaman umum tersebut. Sedangkan Akmal masih memilih untuk tetap tinggal di sana.

"Tabahkanlah hati anakku, dan berikan dia Kesabaran untuk menerima semua kenyataan jika Rianti istrinya telah berpulang ke Rahmatullah untuk selamanya.

Semua orang memberikan dorongan moril dan turut berbelasungkawa atas kematian istrinya Rianti. Semua keluarga besar dan seluruh staf di perusahaannya ikut turut berduka cita atas meninggalnya perempuan yang sudah sangat baik di mata mereka.

Hingga sore hari, Akmal masih berdiam diri di sana hingga mentari mulai turun dari peraduannya, barulah dia bangkit dari duduknya.

"Sayang! Maafkan Mas, permintaanmu untuk saat ini tidak mungkin aku penuhi walaupun kamu sudah tiada du dunia ini, tapi satu hal cintaku padamu begitu besar dan begitu dalam hingga aku tak sanggup untuk menggantikan kamu dengan wanita lain," gumamnya saat kembali menabur bunga di atas gundukan tanah yang masih basah.

Mulai detik itu, Akmal mengisi hidupnya dan kesehariannya dengan bekerja dan larut dalam dunia kerja tanpa sekali pun pernah berfikir untuk mencari sosok calon istri pengganti.

Bu Dewi dan yang lainnya sering kali mengingatkan Akmal untuk segera menikah dan membina rumah tangga tapi mereka selalu menuai hasil yang selalu kegagalan.

Akmal selalu memberikan alasan dan jawaban yang sama setiap kali diminta dan didesak untuk menikah lagi. Sehingga Bu Dewi maminya mulai mencari cara untuk membuat Akmal mau menikah dengan perempuan lain.

Lima tahun telah berlalu begitu cepatnya..

Keesokan harinya, Nafeesa berangkat untuk mencari pekerjaan sesuai yang diutarakan oleh Ibu Laila. Ibu Laila yang sudah dianggapnya sebagai Ibu kandungnya sendiri.

Di dalam sebuah rumah yang cukup minimalis, seorang perempuan dengan ibunya sedang menikmati sarapan paginya sembari berbincang-bincang santai.

"Ibu entar Riana saja ke Pasar untuk belanja beberapa kebutuhan untuk pesanan catering ibu Lindaweni," usul putrinya yang sesekali mengunyah makanannya saat mereka menghadapi sarapan pagi kala itu.

Ibu Laila menatap ke arah anak tunggalnya, sebelum membalas perkataan dari Adriana Keysha Paramitha yang akrab dipanggil Riana itu, sembari menghabiskan makanan yang kebetulan sudah berada di dalam rongga mulutnya.

"Kamu fokus nyari kerjaan saja nak, kebetulan Ibu mau singgah di rumahnya Ibu Linda untuk ambil uang dp tanda jadi sebelum belanja," ungkapnya yang menolak permintaan dari Riana secara halus.

"Ohh gitu, Ibu kalau boleh tahu Ibu Linda buat acara apa di rumahnya, kok mesennya banyak banget, tidak seperti biasanya?" Tanyanya dengan menatap penuh selidik Ibu Laila.

"Kalau sesuai yang Ibu Linda katakan, katanya di Perusahaan tempat suami dan anaknya bekerja akan ada acara besar-besaran untuk merayakan ulang tahun Perusahaan tersebut," jelasnya yang sudah berdiri dari duduknya.

"Kalau gitu kita perlu bantuan tenaga Bu, gimana kalau kita manggil Anjani sama Lita saja, karena menurutnya aku sepertinya kita akan kesulitan kalau hanya berdua saja Bu," tuturnya dengan menghabiskan minuman yang khusus dibuat untuknya dari tangan Ibu Laila.

"Sepertinya bukan hanya mereka yang kita panggil, karena mereka ternyata minta dibuatkan kue sebagai menu penutupnya, tapi menurut kamu nak, apa Wina dan Rina juga kita panggil saja? Kasihan mereka tidak punya kerjaan?" Tanyanya yang meminta masukan dan persetujuan dari Riana.

Silahkan mampir juga ke novel Aku yg lainnya judulnya ada di bawah ini:

Dilema Diantara Dua Pilihan

Cinta dan Dendam

Pelakor Pilihan

Pesona Perawan

Cinta ceo Pesakitan

Ketika Kesetianku Dipertanyakan

Makasih banyak bagi kakak Readers yang telah memberikan dukungannya, i love you all…

Tetap Dukung Cinta Kedua CEO dengan cara, Favoritkan, Rate Bintang 5, like Setiap Episodenya, gift poin dan koin seikhlasnya..

Mohon maaf jika banyak terdapat beberapa kesalahan dalam penulisannya atau typo yang meresahkan Readers..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!