NovelToon NovelToon

Azzura: The Fight Of The Tough Lady

Bab 1. Rebirth

"Uhukkkk"

Azzura terbangun dengan napas tercekat, gadis itu mengusap dan sedikit menekan lehernya. Napas yang sebelumnya seperti sudah terlepas dari tenggorokan kini kembali dan mulai mengisi pasokan oksigen ke paru-paru gadis tersebut.

Azzura menarik napas dalam-dalam seperti orang yang kehausan dan kelaparan akan oksigen. Azzura sempat berpikir kalau dia telah mati dan sekarang dia sudah ada di akhirat ,namun ketika dia melihat sekeliling, dia merasa sangat aneh. Keadaan di tempat itu sangat ramai, orang-orang wara-wiri kesana kemari. Suara musik terdengar sangat keras. Tidak mungkin ini di neraka kan, kenapa orang-orang dan suasananya terasa sangat nyata bagi Azzura. Bahkan suara itu membuat jantung Azzura yang tadi sudah tidak berdetak kini berdegup kencang mengikuti irama musik yang ada di ruangan itu. Azzura terheran. Bukankah dia sudah mati, namun saat dia memperhatikan seluruh tubuhnya.

Alangkah lebih terkejutnya Azzura ketika melihat penampilannya kala itu. Kenapa pakaiannya berbeda dengan pakaian yang tadi dia pakai, seharusnya sekarang dia basah kuyup bukan, dan dia tidak memiliki baju sebagus ini. Matanya kembali menerawang di antara orang-orang yang berkeliaran. Ada orang-orang yang memakai baju yang sama dengannya. Setelah itu, barulah dia berpikir kalau itu adalah baju pelayan. Ya, Azzura sadar kalau sekarang dia ada di sebuah bar. Bar yang sangat besar, orang-orang yang ada di dalam bar itu adalah orang-orang kelas atas. Terlihat dari pakaian yang mereka kenakan.

Azzura menoleh ke kiri dan ke kanan saat dia ingin mencari jawaban. Tiba-tiba seseorang dengan pakaian rapi menghampirinya.

"Azzura, kenapa kau masih di sini? Ada seorang pelanggan yang menginginkanmu untuk melayaninya di KTV VIP yang ada di sayap kanan."

Azura hanya melamun. Dia terdiam untuk beberapa saat.

Lelaki itu kembali memanggil namanya. "Azzura Aurora!" ucapnya sembari mengibaskan tangan.

"Azzura Aurora?" batin Azzura. Azzura memang namanya, namun nama belakang Aurora tidak ada di dalam akta keluarganya selama ini. Azzura terus berusaha berpikir kenapa nama ini sangat tidak asing dan apa yang dia lihat sekarang pun sebenarnya terasa seperti dejavu. Azzura seperti pernah ada dalam situasi seperti ini namun kapan, dan di mana.

"Azzura kau ingin aku pecat?" tegas orang itu yang ternyata merupakan seorang manager. Damian kembali bersuara karena Azzura masih diam.

Azura menggeleng, ia mengikuti arahan sang Manager lalu pergi ke sebuah ruang KTV yang ada di bar itu.

Tok! Tok! Tok!

"Permisi! Saya membawakan beberapa minuman yang Tuan pesan."

Azzura melayani tamunya dengan baik, namun dia merasa sangat risih karena orang itu terus berusaha untuk menyentuh dirinya. Bahkan ketika Azura sedang menuangkan alkohol di gelas orang tersebut, tubuhnya tiba-tiba ditarik dan dihimpit oleh pria brengsek tersebut.

Terlintas di pikiran Azzura bahwa dia memang pernah mengalami ini namun kapan, ingatan itu terus menghampirinya. Namun ketika dia sadar, ternyata ini bukanlah kejadian yang pernah dia alami, melainkan adegan di mana Azzura, seorang tokoh novel figuran di dalam novel yang pernah dia baca. Dia ingat, saat ini Azzura akan diperkosa di ruangan ini. Meskipun Azzura masih tidak percaya, dia berusaha melawan. Tubuh tinggi tegap yang tiga kali lebih besar dari tubuhnya itu tak lantas membuat Azzura menciut, dia bersyukur untuk satu hal, kekuatannya ternyata masih berfungsi dengan baik.

Bughhhhh!

Brukkkkk!

Azzura menendang ************ klien nya tersebut sampai dia melayang dan terperosok di atas langit-langit KTV tersebut.

Brukkkkk!

Orang itu kembali jatuh tepat di atas meja di samping Azzura. Gadis itu tersenyum sinis, ia yang sejak tadi berbaring kini mulai berdiri, berjalan menghampiri lelaki itu.

Bughhhhh!

Dalam satu kali tendangan, lelaki brengsek itu terguling dari atas meja. Kini dia terlentang dengan tubuh yang sudah lemas.

Duk!

Azzura menginjakkan kakinya di atas dada orang tersebut. Menarik ujung bibirnya lalu mulai menunduk dan menatap orang itu lekat. "Jangan pikir karena aku seorang wanita, kau bisa bersikap seenaknya. Jika kau melakukan hal ini pada pelayan lain, yakinlah, lain kali bukan telor mu yang pecah. Tapi kepalamu."

Orang itu menganggukkan kepalanya pasrah. Azzura mengangkat kakinya, menghembuskan napas kasar lalu meniup poninya. "Dasar tidak berguna!" umpatnya lagi.

****

Sepulang bekerja, Azzura masih berpikir, dia bingung dia mau ke mana, hari itu sudah hampir subuh. Jika benar apa yang Azzura pikirkan, setelah ini Azzura Aurora akan kembali dilecehkan oleh beberapa preman. Jika itu benar-benar terjadi, maka dia memang sedang berada di dalam sebuah cerita novel tersebut.

Ketika berada di gang yang sepi, benar saja, segerombolan orang datang menghampiri Azzura. Azzura langsung kaget bukan main, ini benar-benar alur cerita yang pernah dia baca. Dirinya benar-benar masuk ke dalam cerita novel. Sebenarnya apa yang terjadi dengan tubuhnya yang sesungguhnya. Apakah dia sudah mati lalu masuk ke dalam novel itu? Dan kenapa nasibnya sangat buruk. Azzura harus mengalami ketidakadilan baik di dunia nyata maupun di dunia novel ini.

"Hei gadis cantik, kenapa berdiri sendirian di sini hmm, udara sangat dingin, kita bermain sebentar yuk, Abang yakin, kau akan merasa lebih hangat setelah bermain dengan kami."

Gelak tawa terdengar dari segerombolan orang tersebut. Azzura menaikkan satu alisnya.

"Baiklah, jika benar aku masuk ke dalam tubuh Azzura Aurora, aku akan menerimanya. Aku tidak akan menyia-nyiakan hidupku lagi. Sudah cukup aku mengalah, jika sebelumnya aku mati sia-sia, maka hari ini, aku memutuskan untuk menjadi diriku. Kau tenang saja Azzura Aurora, tubuh mu aman bersama ku." Azzura bermonolog sendiri.

Orang-orang yang tadi hendak menganggu nya saling menetap keheranan. Tak mau menyia-nyiakan waktu lebih banyak, mereka mulai mendekat dan mengitari Azzura.

Gadis itu hanya diam, memperhatikan orang-orang tersebut satu per satu. Azzura benar-benar tidak habis pikir, kenapa sampah seperti orang-orang gila ini Tuhan biarkan hidup. Sementara dia, dia malah harus mengalami kematian yang tragis.

"Cantik, rambutmu sangat lembut!" ujar salah satu orang yang baru saja menyentuh rambut Azzura. Azzura tersenyum sinis, ketika satu tangan lain terulur, Azzura menahan tangan tersebut.

Orang-orang itu kembali saling menatap, mereka tertawa meremehkan Azzura yang sok berani karena ingin menantang mereka yang notabenenya adalah anggota gangster yang sangat di takuti di wilayah itu.

"Akhhhhhh!"

Tiba-tiba senyum semua orang hilang saat tangan orang yang tadi di cengkraman Azzura menimbulkan suara gemeretak seiring dengan terpelintirnya tangan lelaki brengsek tersebut.

"Yakkkkkk!"

Pria lain berteriak. Dia hendak menjambak rambut Azzura namun dia tentu saja kalah cepat dengan tangan Azzura yang kini sudah memelintir tangan pria itu.

"Akhhhh, ampun. Ampun. Jangan patahkan tanganku!" ucap pria itu meringis kesakitan. "Yakkkk, kenapa kalian diam saja!" teriaknya pada teman-temannya yang lain.

Orang-orang itu gelagapan. Mereka ingin mundur, namun tentu saja mereka gengsi. Harga diri mereka di pertaruhkan jika mereka sampai kalah dari gadis ingusan seperti Azzura.

"Kemarilah!" Azzura berucap dengan wajah dinginnya.

Orang-orang itupun mendekat ke arah Azzura. Melangkah dengan pasti dan ....

Bughhhhh! Bughhhhh! Bughhhhh! Bughhhhh! Bughhhhh! Bughhhhh! Bughhhhh! Bughhhhh!

Tepat saat mereka hendak menendang Azzura, Azzura menendang mereka lebih dulu. Tubuh orang-orang itu melayang bagai kapas tertiup angin. Kedua orang yang masih ada dalam genggaman Azzura membulatkan mata dan mulut mereka. Mereka saling menatap lalu beralih menatap Azzura.

"Apa kau bukan manusia?"

To Be Continued

Yuhuuuuu ... Author balik lagi Guys. Genre baru nih. Selamat menghalu ya. Semoga suka. Jangan lupa like dan komen. ♥️♥️♥️

Bab 2. Flashback

Bab 2

Malam sebelumnya.

Suara riuh di sebuah pasar tradisional pagi itu terdengar sangat berisik. Seorang gadis berusia dua puluhan terlihat sangat antusias saat dia membantu beberapa orang yang berbelanja sayur mayur dan lain sebagainya.

Azura. Gadis cantik yatim piatu berusia 21 tahun itu melakoni hari-harinya sebagai kuli panggul di pasar. Dia terpaksa bekerja serabutan karena dia tidak memiliki pendidikan tinggi. Dia berhenti sekolah tepat sebelum dia bisa mengikuti ujian nasional. Orang tua Azura yang sudah meninggal di saat Azura masih duduk di kelas 11 membuat Azura sedikit kesulitan. Untuk makan saja dia sudah sangat sulit. Apalagi kalau Azzura harus membayar uang SPP sekolah.

"Hei! Cepatlah Nak! Angkotnya sudah mau jalan ini!"

Azzura berlari saat seorang pelanggan memintanya untuk lebih cepat saat memikul sekarung wortel di punggungnya. Sesungguhnya Azzura tidak kesulitan untuk mengangkat barang-barang seperti ini. Berkat gen yang diturunkan oleh ibunya, Azzura memiliki kekuatan super di luar nalar. Namun Azzura harus menyembunyikan kekuatan itu. Mendiang ibunya meninggal karena difitnah oleh seseorang yang tidak bertanggungjawab. Orang itu menyebarkan berita bohong kalau Ibu Azzura adalah seorang penyihir karena kekuatan super yang dia miliki. Padahal ibu Azzura orang baik. Dia tidak pernah menyalahgunakan kekuatannya untuk hal yang tidak-tidak. Namun tetap saja warga di desa itu terhasut sampai ibunya meninggal karena di racun orang yang tidak tahu siapa. Setahun setelah ibunya meninggal. Ayahnya pun ikut menyusul sang ibu.

"Sudah semua ya Bu!" ucap Azzura menaikan karung berisi wortel tersebut ke dalam angkot.

"Terima kasih Nak! Ini upah untuk kamu!"

Azzura mengambil dua lembar uang kertas yang nominalnya tidak besar tersebut. Tapi dia masih bersyukur karena berapapun uang yang dia dapat, setidaknya itu bisa menyambung hidup.

"Terima kasih Bu!"

"Iya. Kamu pulang lah! Pasar sudah mulai ( sepi). Paling yang datang siang hanya pembeli kecil!"

Azzura mengangguk. Memang dia hanya bekerja dari jam 1 malam sampai jam 5 pagi. Jika sudah lewat dari jam 6, orang-orang yang berbelanja biasanya hanya belanja untuk konsumsi pribadi. Jadi sangat jarang Azzura dapat orderan untuk kuli panggul.

"Lumayan lah buat beli paket. Novel si ganteng kan belum tamat!"

Azzura memang sangat menyukai novel online. Selain untuk menghilangkan penat, terkadang membaca novel online seperti sedang menonton series gratis tanpa harus berlangganan. Dan novel yang sedang dia sukai sekarang adalah novel Cinta Pertama Tuan Muda yang Buta. Novel ini sangat menyenangkan karena menceritakan tentang seorang laki-laki yang memiliki kehidupan malang dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Meskipun dia buta, dia sangat tampan dan gagah. Kekayaan nya juga sangat menggiurkan. Azzura yang notabenenya adalah gadis miskin dari kelas bawah sangat berharap jika kelak dia bisa bertemu dengan laki-laki impiannya yang ada di dalam novel. Agak absrud memang. Tapi Azzura sangat menyukai dunia kehaluannya.

Saat tiba di sebuah tempat sepi, tiba-tiba Azzura di hadang 4 orang laki-laki yang tidak dia kenal. Ke empat laki-laki itu berjalan mengikuti Azzura meskipun dia sudah mundur terus menerus.

"Mau apa kalian?" sentak Azzura saat orang-orang itu mulai mengitari Azzura. Jam 5 ini masih cukup gelap, jadi masih sangat sepi. Daerah tepatnya tinggal merupakan daerah pantai.

"Kamu Azzura kan, gadis yang selalu bekerja sebagai kuli panggul. Jadi simpanan Abang aja gimana sayang, nanti Abang kasih uang banyak. Kamu gak usah capek-capek kerja."

Azzura menolehkan kasar kepalanya ketika orang itu dengan tidak sopan mencolek dagunya. Mereka pikir Azzura colenak apa bisa di colek-colek kayak gitu.

"Bang. Abang jangan main-main sama saya. Saya bisa kerja sendiri. Saya gak butuh uang Abang."

Keempat orang itu saling tatap. Detik berikutnya mereka tertawa terbahak-bahak. "Cih, sok jual mahal banget ini cewek. Sikat aja Bang!"

Salah satu lelaki brengsek itu menarik paksa bahu Azzura. Namun karena Azzura menahan dirinya. Baju yang dikenakan Azzura malah terkoyak.

"Wah, kuat juga cewek ini!" ucap lelaki itu berdecak meremehkan.

"Keroyok aja. Kita main rame-rame!" seru yang lain.

Azzura melirik area sekitarnya. Di sana masih sangat sepi. Jikapun dia berteriak, itu akan sangat percuma. Azzura tidak mungkin mendapatkan pertolongan. Yang ada dia akan habis di lahap manusia-manusia gila didepan.

"Maafkan Azzura Ayah, Ibu, Azzura tidak melakukan hal yang salah, orang-orang ini memang pantas di hajar."

Azzura menghembuskan napas panjang sembari membuka mata yang sebelumnya terpejam. Ketika empat orang itu mulai mendekat. Azzura dengan segera menendang mereka satu persatu.

Bughhhhh!!

Swingng! ... Bughhhhh!

Satu orang tersangkut di atas pohoh.

Bughhhhh!

Swingng! ... Byurrrrrrr!

Dua yang lainnya tercebur ke dalam air laut.

Sekarang tinggal satu orang lagi. Namun orang itu mulai mundur karena takut. Dia berbalik. Namun belum sempat dia berlari, Azzura sudah menahan celananya.

"Maafkan aku Bang!"

Bughhhhh!

Swingng! ... Brukkkkk!

Orang terakhir melayang seperti burung terbang lalu kembali jatuh ke atas pasir.

Azzura tidak sadar jika dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikannya bahkan membuat video singkat bagaimana Azzura menerbangkan orang-orang tersebut. Hebatnya, orang itu sama sekali tidak merekam video dari awal. Ibarat kata dia sengaja membuat Azzura seolah-olah menjadi orang jahat karena menganiaya orang lain.

****

"Aku sudah bilang. Azzura itu titisan ibunya. Dia sama sekali bukan manusia. Kalau kita biarkan dia tetap hidup. Dia akan membunuh kita satu persatu seperti orang-orang tadi."

Segerombolan orang itu mengangguk sembari terus berjalan mendekati rumah Azzura yang ada di bibir pantai. Mereka benar-benar terhasut oleh mulut satu orang juga oleh video yang dia perlihatkan.

"Kita harus tenggelamkan dia sekarang juga. Kita tidak boleh membiarkan dukun yang bekerja sama dengan jin hidup damai di desa kita."

Semakin hebohlah orang-orang itu. Warga-warga di sana sudah benar-benar terhasut oleh berita tidak benar tersebut.

"Azzura! Azzura! Keluar kamu!"

Semua orang berteriak sembari menggedor kaca dan pintu rumah Azzura. Mereka sama sekali tidak memperdulikan Azzura yang baru hendak beristirahat setelah memakan mie instannya.

"Azzura keluar atau kami bakar rumah kamu!"

Azzura mengerutkan kening. Dia yang hendak berbaring kembali bangkit dari ranjangnya.

Matanya terbelalak saat dia membuka pintu dan melihat warga di desanya sudah berkumpul sembari membawa kayu dan juga tongkat pemukul ikan entah untuk apa.

"Ada apa ini?" tanya Azzura dengan wajah bingungnya.

"Alah. Jangan banyak bacot kamu. Kamu itu seorang penyihir. Sama seperti ibu kamu. Kami tidak bisa membiarkan kamu hidup."

Orang yang tadi menyebarkan gosip dan video tidak jelas tentang Azzura menarik tangan Azzura menyeret gadis tak berdosa itu ke bibir pantai.

"Tunggu! Apa yang ingin kalian lakukan? Kenapa tiba-tiba bersikap seperti ini?"

"Alah, hajar aja hajar!"

Semua warga yang sudah bersikap dengan kayu yang ada di tangan mereka mulai menghajar Azzura membabi buta. Bayangkan saja. Seorang gadis berperawakan mungil di kroyok warga satu kampung dan di hajar secara brutal. Azzura bukan tidak bisa melawan. Namun jika dia melawan, Azzura tidak yakin dia akan bisa mengendalikan emosinya. Dia takut melewati batas. Ibunya pernah berpesan jika Azzura tidak boleh menyakiti orang-orang tidak bersalah.

30 menit setelah di hajar habis-habisan, Azzura masih belum meninggal. Orang-orang malah semakin yakin jika Azzura adalah titisan setan.

"Tenggelamkan saja dia di lautan!"

Warga pun berbondong-bondong menyeret tubuh Azzura yang sudah penuh luka dan berdarah-darah menuju air laut. Azzura tersenyum kecut. Dia menatap beberapa orang yang tidak ikut menghajarnya namun juga tidak melakukan apapun untuk menolongnya.

Byurrrrrrr!

Dengan tidak beradab nya mereka melemparkan sebuah batu besar yang telah di ikat pada tubuh Azzura. Dalam hitungan detik, gadis itu tenggelam seiring dengan sapuan ombak.

Azzura tersenyum. Dia benar-benar tersebut saat air dingin mulai menyeruak menusuk kulitnya. Tubuhnya sudah tidak bisa lagi menahan sakit. Lebih sakit lagi karena air merupakan satu kelemahannya. Dia tidak bisa menggunakan kekuatannya saat berada di dalam air.

"Ibu. Azzura sudah menuruti semua yang ibu katakan. Azzura lelah Bu, Yah. Sekarang biarkan Azzura menemui kalian."

Azzura mulai memejamkan mata saat pasokan oksigen di paru-parunya mulai menipis. Urat-urat di lehernya bermunculan. Rasa tercekik itu semakin lama semakin nyata.

To Be Continued.

Bab 3. Pengantin Pengganti

Azzura tertawa dalam perjalanan pulang menuju rumahnya. Para preman itu benar-benar bodoh. Mereka berusaha untuk melecehkan Azzura tapi malah mereka sendiri yang kena batunya. Sebenarnya jika di ingat-ingat lagi dia tahu di mana letak rumah keluarga Azzura yang ada di dalam novel. Meskipun tidak terlalu jelas setidaknya dia akan tahu jika melihat jalan atau bangunan yang dia yakini adalah rumah dari pemilik tubuh yang dia pakai saat ini.

"Azzura!"

Azzura menolehkan kapala mencari suara yang memanggil namanya. Tidak ada siapapun. Dia kembali berjalan.

"Azzura!"

Lagi, Azzura menghentikan langkahnya. Dia berbalik dengan cepat, mencari suara yang terus saja memanggil namanya.

"Aku di sini. Aku ada di bawah!" ucap suara itu lagi.

Azzura menunduk. Satu alisnya terangkat tat kala ia melihat seekor anak anjing dengan bulu lebat dan wajah bulat sedang menatapnya.

"Apa kau yang berbicara dengan ku?" tunjuk Azzura pada wajahnya. Anak anjing itu mengangguk.

"Aku akan menjadi teman mu. Kau tidak akan sendirian di sini!"

Azzura semakin bingung. Dia menggelengkan kepala lalu pergi meninggalkan anak anjing itu.

"Yak! Kau akan menyesal karena tidak mau membawaku bersama mu. Kau pikir kau akan aman di dalam sini sendirian hah?"

Brukkkkk!

Anak anjing itu terjengkang saat kepalanya menabrak kaki Azzura yang tiba-tiba berhenti.

"Kau mengancam ku?" sarkas Azzura.

"Tidak, kau tidak akan mengerti. Tapi satu hal yang harus kau tahu. Aku tahu kau bukan pemilik dari tubuh ini. Kau dulu sangat kurus dan dekil."

Azzura berjongkok di depan anjing itu. "Apa orang lain bisa mendengar mu bicara?" tanya Azzura.

Anak anjing itu menggeleng. "Tidak, kau akan terlihat sangat bodoh jika berbicara dengan ku seperti ini."

Azzura mendengus. Mau tidak mau dia memangku anak anjing itu dan membawanya pergi. Azzura sepertinya akan membutuhkan bantuan anak anjing ini. Mungkin hanya dia yang tahu jika Azzura bukankah Azzura yang asli.

"Nama kamu siapa?"

"Rubby!"

"Kau laki-laki atau perempuan?"

"Perempuan!"

"Siapa yang sudah mengirim mu ke sini?"

"Aku rasa Tuhan atau Dewa. Aku tidak tahu. Yang aku tahu, mulai sekarang kau akan jadi Tuan ku. Aku bisa membantu mu dalam keadaan terdesak."

Azzura mengangguk paham. Dia melihat area komplek. Ada dua rumah di depannya saat ini. Yang satu ada di sebelah kiri, satunya lagi ada di sebelah Kakan. Azzura bingung harus memilih yang mana karena rumah itu terlihat sangat mirip.

"Apa kau bisa membantu ku Rubby!"

Rubby mengangguk. Tiba-tiba sebuah panel berbentuk persegi seperti kaca yang bening muncul di depan mata Azzura.

"Yang kanan!" ucap Rubby melihat beberapa orang yang ada di dalam rumah dari panel yang dia keluarkan.

Azzura membuka gerbang yang menjulang tinggi di depan rumah itu. Pada akhirnya dia pulang saat hari sudah terang meskipun matahari belum tinggi. Gara-gara para bajingan itu, waktu istirahat Azzura terganggu.

Brakkkkk!

Azzura terperanjat bukan main. Dia melihat satu wanita muda dan satu wanita paruh baya sedang berkumpul di ruang keluarga yang ada di dekat tangga menuju lantai atas.

"Kau bisa mengenali mereka tanya Rubby!"

"Ibu kandung ku, Ayah, dan Kakak tiriku!" Azzura bergumam dalam hati.

"Kau benar!"

Azzura menunduk. "Kau bisa mendengar suara hatiku?"

"Tentu saja!"

Azzura tidak menghiraukan orang-orang yang sedang ribut di ruangan tersebut. Dia memilih untuk naik ke lantai atas agar dia bisa segera beristirahat.

"Ayah! Gardenia sudah bilang kalau Gardenia gak mau nikah sama laki-laki cacat seperti itu. Gardenia ini cantik. Jika dulu Gardenia menerima perjodohan itu karena lelaki itu masih normal. Namun jika dia menjadi buta seperti ini Gardenia tidak mau. Gardenia menikah bukan untuk jadi pengasuh. Gardenia tidak bisa."

Wanita berusia 25 tahun yang bekerja sebagai seorang instruktur tari itu berteriak di depan ibu dan juga ayahnya.

"Kamu sudah tidak bisa menolak Gardenia! Tanggal pernikahan sudah di tentukan. Lusa kau sudah harus menikah. Undangan sudah di sebar. Kau tidak bisa mundur lagi sekarang.

"Pokonya Gardenia gak mau. Gardenia gak Sudi punya suami buta."

Wiliam menghembuskan napas kasar. "Kita ini punya hutang pada keluarga Robert. Kalau kita membayangkan pernikahan ini. Perusahaan Ayah kan hancur. Kita akan jatuh miskin. Dan yang lebih parahnya lagi. Kita bisa di penjara kan oleh mereka."

Violet menggelengkan kepalanya. Dia harus memutar otak agar Gardenia tidak menikah dengan calon suaminya. Dia tahu Gardenia hanya anak tirinya. Namun dia sudah menyayangi Violet melebihi rasa sayangnya pada Azzura yang notabenenya adalah anak kandungnya.

"Azzura!" Violet berteriak saat melihat Azzura hendak menaiki tangga. "Kemari!"

Azzura berbalik. Dia kembali turun untuk menghampiri keluarga nya. Azzura tidak tahu apakah mereka bisa di sebut keluarganya atau tidak jika mengingat bagaimana sikap mereka selama ini pada Azzura.

"Kenapa Bu?"

"Lusa kamu menikah dengan calon suami Kakak mu!"

"What?"

Azzura memekik dengan mata membulat sempurna. "Bu, Azzura ini baru 19 tahu. Bagaimanapun bisa Ibu mau menikahkan Azzura."

"Alah, masih 19 tahun juga gak menjamin Lo masih gadis. Jangan sok polos. Seorang pelayan bar kayak Lo mana bisa jaga diri."

Azzura merolling matanya. Jika tidak ada orang tua mereka, Azzura pasti akan menghajar Gardenia saat itu juga.

"Ibu gak mau tahu. Pokonya lusa kamu harus menikah. Jika kamu ingin melihat ibu dan ayahmu mendekam di penjara silahkan saja! Ibu tidak akan memaksa."

Hembuskan napas kasar Azzura keluarkan. "Azzura akan menikah. Puas!"

Azzura melengos pergi kembali menaiki undakan tangga.

"Gitu dong! Hidup numpang aja belagu! Harusnya Lo bersyukur!"

Gardenia memekik membuat Azzura semakin jengah. "Dasar gak ada otak. Gak mau nikah malah mau ngorbanin orang lain."

****

Dua hari kemudian. Di sebuah gedung mewah, seorang gadis cantik dengan gaun pengantin berwarna putih terlihat duduk dengan gelisah. Hari ini dia akan menikah dengan seseorang. Sebenarnya dia sudah menikah secara negara. Maksudnya, pernikahan dia dan laki-laki itu sudah terdaftar. Hanya saja mereka harus melakukan janji.

"Rubby. Kau tahu, aku benar-benar tidak ingin menikah sekarang. Kau coba intip ke luar. Apakah ada yang berjaga!"

"Kau bodoh. Aku tidak harus mengintip!" ucap Rubby. Panel persegi kembali muncul di depan mereka. Azzura bisa melihat beberapa orang menjaga pintu ruang pengantin. Dia mendesah. Saat menolehkan kepala, Azzura tidak sengaja melihat jendela di ruangan itu.

"Untung aku sudah persiapan!"

Azzura mengeluarkan paper bag dari belakang kursi. Dia melepas heels yang ada di kakinya lalu mengganti heels itu dengan sepatu sneaker.

"Kita pergi sekarang Rubby!"

Azzura mengangkat gaun pengantinnya. Beruntung saat itu orang-orang memilihkan gaun pengantin yang bagian depannya pendek. Jadi dia tidak terlalu kesulitan.

Bughhhhh!

Dalam satu kali dorongan kecil, jendela itu langsung terbuka, padahal Azzura tahu jendela itu masih di kunci rapat.

"Kau siap Rubby!"

Rubby berkaca-kaca. Siapa yang akan siap jika harus melompat dari bangunan yang berada di lantai 2. Azzura ini benar-benar sudah gila.

Satu .

Dua .

Tiga.

Brukkkkk!

To be continued.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!