NovelToon NovelToon

Love Rain

LR 1

Selamat datang Readersku, Sayang 🥰

Semoga betah dan selamat membaca 😘

Jangan sungkan untuk menegur jika ada Typo, karena krisan kalian akan memperbaiki karya Othor 😍

Thank you 🥰

...❤️❤️❤️❤️❤️...

"Tidak, kau tidak boleh pergi meninggalkanku, Sayang! Aku mencintaimu melebihi nyawaku sendiri, jika kau pergi, maka aku akan mengakhiri hidupku!" teriak pria yang bernama Sky saat ia harus menerima kenyataan bahwa istrinya telah meninggal setelah kecelakaan tragis yang menimpa istrinya.

Ia menangis di samping jenazah sang istri yang terbujur kaku dengan alat-alat yang telah terlepas dari tubuh orang yang dicintainya.

"Please … bukalah matamu! Jangan tinggalkan aku! Jangan tinggalkan aku! Aku sangat mencintaimu, dan ingatlah putri kita, dia masih sangat kecil, dia masih sangat butuh kasih sayangmu!"

Pria itu terus berteriak histeris hingga akhirnya ia jatuh terkapar tidak sadarkan diri.

"Hah, hah, hah … !"

Sky terbangun dari tidurnya. Nafasnya pun tersengal saat mimpi buruk itu terus menghantui pria tersebut.

"Papa … apakah Papa mimpi mama lagi?" tanya gadis kecil yang berusia 7 tahun yang telah duduk di sisi ranjang pria itu dengan senyum manisnya.

Gadis kecil tersebut sudah siap dengan seragam sekolah dan nampan yang berisi sarapan untuk sang papa. Lalu, ia menaruh sarapan itu di atas nakas dan semakin mendekati papanya tersebut.

"Aku juga sangat merindukan mama, Pa. Tapi Pelangi tidak ingin membuat mama sedih karena kita tidak merelakan kepergiannya!" ucap gadis kecil itu tersenyum menatap papanya yang juga menatap gadis kecil itu dengan senyuman tipis.

Sky pun mengangkat tangannya, lalu membelai rambut sang putri dengan lembut. "Iya Sayang, papa tidak sedih. Papa hanya mimpi," jawab Sky pada putri kecilnya tersebut.

"Pa, boleh nggak Pelangi minta sesuatu dari Papa?" tanya Pelangi menatap pria itu penuh harap.

Sky pun tersenyum mendengar ucapan putrinya, ia tahu apa yang ingin diminta Pelangi, dan ia tidak bisa memberikan apa yang Pelangi inginkan.

"Sayang … Pelangi boleh minta apapun sama Papa, tapi Please … jangan minta Papa buat menikah lagi, Papa tidak bisa Sayang!" jawab Sky lembut.

Pria itu selalu menolak permintaan sang putri. Namun, Pelangi seakan tidak ada kata lelah untuk menanyakan lagi dan lagi, hingga membuat Sky rasanya tidak tega untuk menolaknya.

"Aku sudah lelah sama Papa, aku hanya ingin punya mama seperti teman-teman Pelangi, tapi kenapa Papa tidak mau menuruti keinginan Pelangi, sekali ini .... saja. Pelangi hanya menginginkan itu, Pa! Pelangi tidak ingin apa-apa lagi!" ucap gadis kecil itu sendu.

Sky yang melihat wajah sedih putrinya pun tidak tega untuk menolak keinginannya, ia semakin terluka saat melihat anaknya bersedih.

"Sayang … Papa tidak ingin menikah lagi! Papa tidak ingin Pelangi merasa dilupakan atau di anak tirikan jika Papa menikah dan punya anak kembali. Bagi Papa, Pelangi adalah hidup Papa, Papa sudah merasa cukup bahagia hidup dengan Pelangi tanpa orang lain!" ucap Pria itu tersenyum.

"Jika Papa sudah cukup mempunyai Pelangi, lalu kenapa selama Papa tidur, Papa tidak pernah tidur dengan tenang?" tanya Pelangi menatap wajah sang papa intens.

"Mungkin bagi Papa, Papa merasa cukup kita hidup berdua, tapi bagi Pelangi, hidup Pelangi masih kurang tanpa kehadiran seorang ibu, Pa. Aku butuh sosok mama di samping Pelangi Pa, aku butuh sosok mama!" Pelangi menekan kan kata-katanya sambil menatap Sky sendu dengan air mata yang mengenang dipeluknya.

Pria itu langsung menarik kepala putrinya, dan membawa dalam pelukan hangatnya. "Maafin Papa, Sayang! Tapi apakah kamu akan benar-benar bahagia jika Papa menikah kembali?" tanya Sky seraya menjauhkan kepala Pelangi perlahan dari dada bidangnya sambil menatap mata Pelangi dalam.

"Iya, Pa! Pelangi akan bahagia jika Pelangi punya mama lagi, meskipun Pelangi tahu, kasih sayang mama tidak akan ada yang bisa menyamainya." Pelangi menatap sang Papa dengan mata berbinar.

Sky menghela nafas dan membuangnya kasar. "Baiklah, jika Pelangi bahagia Papa menikah lagi, Papa pasrahkan calon mama Pelangi pada Pelangi dan Oma pelangi!" ucap Sky menyentil hidung gadis kecil itu dengan senyum yang di paksakan.

"Beneran, Pa?" tanya pelangi berbinar setelah mendengar jawaban sang Papa.

Sky mengangguk. "Bener dong, Papa kan tidak pernah membohongi Pelangi!" jawab Pria tersebut untuk meyakinkan putrinya.

"Terima kasih, Pa! Aku mencintai Papa." Pelangi mencium pipi Sky, lalu beranjak dan lari menuju pintu keluar dengan wajah penuh kegembiraan.

Sementara Sky tersenyum sendu setelah kepergian putrinya. "Maafin aku, Vriska! Aku sangat mencintaimu, tapi aku tidak bisa melihat putri kita bersedih. Aku janji padamu, aku tidak akan menyentuhnya, aku ingin menikah hanya untuk memberikan ibu pada anak kita," ucap Sky tersenyum sendu seraya menatap Foto sang istri yang terpampang di dinding kamar pria tersebut.

Setelah itu, ia langsung melangkah menuju kamar mandi dan merendam tubuhnya untuk menghilangkan beban yang dipikulnya.

...❤️❤️❤️❤️❤️...

...TBC...

Jangan lupa dukungannya ya, Sayang 🥰

Like dan komen kalian sangat berarti bagi Othor ... kalau ada yang kelebihan vote, Othor juga mau jika ikhlas 🤣😂

LR 2

"Pagi, Mom! Pagi, Sayang!" Sky menyapa mommy dan putrinya di meja makan, Pria itu sudah siap dengan kemeja dan Jaz kerjanya. Lalu, ia mengelus rambut Pelangi sebelum ia menarik kursi dan duduk di samping putrinya.

"Papa mau sarapan di sini? Maaf tadi Pelangi tadi lupa nyuapin Papa, karena Pelangi sangat bahagia." Pelangi terus mengembangkan senyumnya seraya memakan roti dengan lahap. 

Sky tersenyum mendengar ucapan putrinya. "Papa sudah sarapan, Sayang! Papa hanya ingin menunggu putri Papa." Sky menatap putrinya dengan senyum lembut.

"Ohh … " Pelangi melanjutkan sarapannya dengan lahap. Sementara Sky terus mengembangkan senyumnya melihat wajah ceria gadis kecil itu.

"Memangnya apa yang membuat cucu Oma bahagia sampai lupa nyuapin Papa?" tanya Marisa seraya melirik Pelangi sekilas.

Pelangi meminum susunya setelah menghabiskan roti di tangannya, lalu menatap omanya dengan senyum yang mengembang.

"Oma pasti juga senang jika mendengarnya!" tutur Pelangi dengan senyum yang tak memudar. 

Marisa menarik sebelah sudut bibirnya dengan alis yang juga ikut terangkat sebelah. "Apa sih, oma penasaran?" tanya Marisa dengan senyum tipisnya.

Pelangi menarik nafas hingga membuat Marisa semakin penasaran dengan jawaban sang cucu.

"Oma, setelah sekian lama kita nunggu Papa mengatakan iya, akhirnya papa mengatakan itu, Oma!" ucap Pelangi penuh semangat. 

Marisa melebarkan matanya karena terkejut. "Benarkah, Sayang? Papa mau menikah lagi?" tanya Marisa tersenyum seraya menutup mulutnya karena kebahagiaan yang membuncah. 

"Iya, Oma! Kalau Oma tidak percaya tanya Papa saja." Pelangi menatap Sky dengan senyum merekah. 

"Benar, Nak?" tanya Marisa dengan wajah penuh kebahagiaan. 

"Hemmm … terserah kalian saja! Aku pasrahkan calon mama Pelangi pada Mommy dan Pelangi!" ucap Pria itu tersenyum kaku. 

"Baiklah, Mommy akan memilihkan calon pendamping yang baik untukmu, yang bisa menyayangi Pelangi seperti putrinya sendiri." 

"Terserah Mommy saja!"

"Kalau Pelangi sudah selesai sarapan, kita berangkat yuk Sayang!" ajak Sky untuk menghindari pembicaraan itu.

"Baik, Pa!" Gadis kecil itu memasang tas sekolahnya, lalu menyalimi Marisa seraya mencium pipi kanan dan kiri wanita paruh baya itu. Setelah itu, Pelangi menyalimi Marisa bergantian dengan Sky.  

"Hati-hati, Sayang!" ucap Marisa dengan senyumnya yang tak memudar setelah mendengar putranya mau untuk menikah kembali.

Wanita paruh baya itu mengantar cucu dan anaknya sampai di depan teras. Lalu, melambaikan tangan setelah Sky menyalakan mesin dan melajukan mobilnya meninggalkan rumah mewah itu. 

"Aku akan bicara dengan Rosa tentang perjodohan ini, aku yakin dia bisa jadi ibu yang baik untuk cucuku!" gumam wanita paruh baya itu.

______

"Tidak, Tante! Aku tidak mau menikah. Apalagi dengan seorang Duda. Selama ini aku selalu mengikuti kemauan Tante, tapi sekarang tidak lagi. Maaf Tante, aku hanya ingin bahagia!" ucap Rainy menentang kemauan ibu tirinya yang telah merawatnya sejak kedua orang tuanya meninggal. 

Rosa menarik rambut anak tirinya hingga gadis itu meringis. "Heh, kamu seharusnya bilang makasih padaku, karena aku menjodohkanmu dengan orang kaya! Kamu mau kita ditendang dari rumah ini, hah! Pikirkan baik-baik, jika kamu menikah dengan anaknya Nyonya Marisa, kamu tidak hanya bisa menebus rumah ini dari rentenir, tapi kamu bisa hidup bebas tidak perlu merasakan bagaimana susahnya nyari duit lagi!" 

Rosa mendorong tubuh Rainy hingga gadis itu jatuh tersungkur. Akan tetapi, gadis itu kini bangun karena sudah terbiasa dengan perilaku buruk ibu tirinya tersebut.

"Tapi Tante, ini hidupku! Aku berhak bahagia!" ucap Rainy menatap ibu tirinya merah padam dengan tangan yang terkepal menahan emosi. 

"Rainy! Pikirkan baik-baik, jika kamu tidak menikah dengannya, maka kamu akan kehilangan rumah ini, sementara rumah ini adalah peninggalan ayah kamu, dan di tempat ini pula banyak kenangan masa kecilmu bersama kedua orang tuamu," ucap Rosa dengan senyum penuh arti. 

Wanita paruh baya itu mengelilingi anak tirinya sambil membisikkan sesuatu pada telinga gadis itu. 

"Baiklah, aku akan menikah dengannya!" jawab Rainy pasrah. Lalu gadis itu melangkah menjauh dari ibu tirinya tersebut. 

"Ha ha ha … " 

"Rainy, Rainy! Kamu sangat bodoh sekali, sekalipun rumah ini tidak jadi disita, tapi rumah ini akan tetap menjadi milikku, bukan milikmu! Ha ha ha …"

Rosa terus menertawakan anak tirinya yang menurutnya sangat bodoh dan mudah dibohongi. Ia merasa sangat puas melihat penderitaan Rainy, karena Rainy baginya hanyalah beban.

...❤️❤️❤️❤️❤️...

...TBC...

 

LR 3

Rainy melangkah tak tentu arah, gadis itu memikirkan apa yang akan terjadi jika ia menikah dengan orang yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.

Memang benar, ia tidak pernah menjalin hubungan yang spesial dengan siapapun. Akan tetapi, ia juga ingin menikah dengan pilihannya sendiri bukan karena paksaan dari orang lain.

Sejak kecil, gadis itu selalu hidup menderita karena tekanan dari ibu tirinya. Ibunya meninggal sejak ia berusia satu tahun karena penyakit yang dideritanya, dan sang ayah menikah kembali saat ia berusia 4 tahun, gadis itu pun merasakan kebahagiaan karena mempunyai keluarga yang lengkap.

Akan tetapi, sang ayah pun juga ikut menyusul ibunya, beliau meninggal saat gadis itu berusia 8 tahun, dan sejak saat itulah penderitaannya di mulai, karena ia dianggap beban oleh sang ibu tiri.

Rainy berjalan tidak tentu arah, hingga akhirnya ia sampai di pemakaman kedua orang tuanya.

Gadis itu melangkah gontai, lalu ia duduk bersimpuh di tengah-tengah kuburan ayah dan ibunya, gadis itu menangis terisak-isak di kuburan itu hingga tanpa ia sadari ada seorang anak kecil duduk di samping wanita itu hingga membuat Rainy menghentikan tangisannya dan menghapus air matanya.

"Tante, Tante jangan sedih! Aku juga tidak punya Mama, tapi aku selalu tersenyum, karena kata Oma, kalau aku sedih maka Mamaku juga sedih di sana, makanya aku tidak menangisi kepergian Mama, karena aku ingin Mama tidur tenang di sisi-Nya." Gadis kecil itu tersenyum seraya menatap Rainy yang masih sibuk mengahapus sisa-sisa air matanya.

"Nama kamu siapa, Sayang?" tanya Rainy seraya membelai rambut gadis kecil itu.

"Oh iya, lupa. Kita belum kenalan ya, Tante?" tanya gadis kecil itu seraya mengulurkan tangannya. Rainy pun tersenyum melihat gadis kecil imut di sampingnya tersebut.

"Namaku Pelangi, Tante!" Gadis kecil itu mengulurkan tangannya dengan senyum yang mengembang.

"Nama yang indah," ucap Rainy menerima uluran tangan gadis kecil itu.

"Kamu ke sini sendiri, Sayang?" tanya Rainy tersenyum.

"Tidak, Tante! Aku ke sini sama Papa. Tapi papa keluar sebentar karena ada yang menghubungi tadi. Kami ke kuburan mama karena ingin pamit sama mama, kalau Papaku akan menikah lagi!" tutur gadis kecil itu dengan senyumnya yang tak memudar.

Rainy pun membelai rambut Pelangi penuh kasih. "Kamu jangan sedih ya, Sayang! Aku tahu, kamu pasti menyembunyikan kesedihanmu di balik senyuman ini 'kan?" tanya Rainy seraya memegang bibir tipis Pelangi.

Pelangi mengambil tangan Rainy dan menggenggamnya erat, lalu menatap Rainy dengan senyum cerianya. "Tidak, Tante! Pelangi sangat bahagia," ucap Pelangi tersenyum sambil memejamkan matanya.

Pelangi menghela nafas, lalu menatap Rainy dengan senyumnya yang tak memudar. "Aku yang memaksa Papa untuk menikah lagi, Tante!" ucap Pelangi tersenyum.

"Kenapa begitu, Sayang? Kenapa kamu memaksa Papamu menikah lagi, jika papamu tidak ingin menikah. Lalu, bagaimana jika ibu tirimu tidak menyayangimu?" tanya Rainy dengan wajah cemas.

Wanita itu mengingat tentang perjalanan hidupnya yang begitu berat, dan ia tidak ingin orang lain mengalami apa yang dialami olehnya.

Pelangi tersenyum melihat ke khawatiran Rainy. Lalu, ia menatap Rainy sendu. "Aku tidak perduli, Tante. Aku hanya ingin Papa bangkit dari kesedihannya. Aku tidak ingin Papa terus menderita karena kehilangan Mama." Gadis kecil itu menundukkan kepalanya dengan air mata yang menetes.

Rainy pun membawa Pelangi dalam pelukannya, ia juga menangis karena mengingat masa kecilnya yang di penuhi dengan penderitaan.

"Semoga ibu tirimu menyayangimu dengan tulus, Sayang! Cukup Tante saja yang merasakan penderitaan hidup dengan ibu tiri!" ucap Rainy memeluk Pelangi erat.

"Terima kasih, Tante!" Pelangi menjauhkan kepalanya dari wanita itu. Lalu, tersenyum menatap Rainy ceria.

"Semoga ibu tiri Pelangi baiknya seperti Tante!" ucap Pelangi tersenyum seraya mengahapus air mata Rainy. Sementara Rainy sebaliknya, ia juga menghapus air mata Pelangi.

"Jika Tante mendapatkan anak tiri sepertimu, maka Tante akan lebih menyayangimu dari pada papamu!" ucap Rainy seraya menarik hidung Pelangi dengan senyum yang mengembang.

Keduanya tertawa bersama hingga suara seseorang menghentikan tawa keduanya.

"Pelangi!"

...❤️❤️❤️❤️❤️...

...TBC...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!