NovelToon NovelToon

Cinta Playboy TamVan

PROLOG

WARNING!!!

Sebelum lanjut baca, aku mau jelasin. Dalam novel ini banyak kata-kata aneh, nama aneh, dll.

Mohon pembaca yang bijak bisa mengerti.

Jika tidak sesuai dengan yang kalian inginkan, tolong komentarlah dengan cara yang sopan. Karna sejatinya Author juga manusia.

NOTE: Ambil yang baik, buang yang jahat. Dan jangan DITIRU!!.

Di season1, lebih kepada KOMEDI.

Di season2, lebih serius,

Jangan dibawa kealam nyata. cukup dihayalkan aja. oke!

Bagi yang tidak suka humoris, harap tidak membaca ini. Karna berisi kekonyolan

Selamat membaca, maaf masih banyak typo.

_____________________________________

Perkenalan pemeran.

Nama: ZAHRA ADORA (ara)

Umur: 18 tahun.

Sifat: Cantik, Pecicilan, o'on, mulut lambe turah alias gak bisa diem, udik, katrok, misqueen.

Asal: Kota A (Merantau kekota B)

Misi: Mencari kedua orang tua, dan berkumpul kembali.

_

Nama: REYNAND ALBERT (rey)

Umur: 19 tahun.

Sifat: Ganteng kebangetan, Royal, gaul, cuek dikit, pinter, kaya raya, bisa berbuat seenak jidatnya, dingin (tapi pas ketemu ara berubah drastis alias jadi gak waras)

Asal: Kota B

Misi: Mempunyai perusahaan sendiri. Dan bersatu kembali dengan orang tua yang sudah tidak berhubungan baik.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Namanya "Zahra Adora". Dari kecil sampai sekarang akrab dengan sebutan Ara.

Ia baru saja lulus SMA dikota A, dan akan lanjut kuliah dikota B. Gimana sih sifat orang baru lulus SMA? pastinya masih polos, agak lugu gitu, belum bisa dandan, kucel, udik. pecicilan, petakilan, ngomong asal ceplos,  Iya kan?

Nah, apalagi baru masuk kuliah, dikota orang pula. Ara tinggal dirusun, menyedihkan bukan?  Bersama dua sahabatnya yaitu "Adelia" dan "Aznii", mereka sudah berteman sejak SD, ada satu lagi sahabat cowok namanya "Ricky" dia teman ara pas masih dalam orok.

kemana-mana selalu bersama, ara sampai bosan ngeliat wajah datar mereka, pengen dibuang tapi sayang. yahh.. Namanya juga sahabat.

Saat kuliah pun mereka barengan lagi.

"Ya ampun!! mati kebosanan deh gue kayaknya ngeliat mereka, sebenarnya gue yang ikutin mereka, atau mereka yang ikutin gue sih? Tapi kayaknya gue deh yang ikutin mereka, karna gue gak punya temen lain, gak ada yang mau berteman sama orang yang gak bisa mikir kayak gue, hidup aja bergantung sama teman." Gumam ara.

Ara itu lumayan pintar, waktu masih SMA dia selalu dapat peringkat empat. Tapi empat dari bawah. Haha.

Tapi sukur deh pas lulus-lulusan nilai ara naik dikit, itu juga udah belajar dari pagi sampai pagi, mata ara rasanya segede labu karna begadang.

Ara hidup sendirian, orang tuanya sudah bercerai waktu ia masih SD. Mamanya menikah lagi. Tapi papanya gak tau ngilang kemana.

Sejak saat itu ara gak pernah ketemu papanya lagi, saat mamanya menikah.

Ara diusir oleh papa tirinya karna dia gak mau nampung orang kayak ara.

Saat itu papa tiri ara menyuruh nya pergi saat malam gelap dan hujan lebat. Ia melemparkan tas kecil kesayangan ara yang berisi sedikit pakaian ara.

Mama ara menangis saat melihat putri kecilnya pergi dari sisi nya. Namun mamanya tidak bisa mencegah atau menahan kepergian ara.

Suami barunya itu sangat keji. Ia tidak mempunyai perasaan terhadap ara.

Mama ara tidak bisa ikut pergi karna terpaut hutang.

Karna pernikahan mama ara dan papa tirinya itu bukan berdasarkan cinta. Dan juga papa tiri ara itu masih mempunyai istri.

Setelah di usir, ara kembali lagi kerumah milik orang tuanya yang sebelumnya sempat mereka tempati bertiga dengan bahagia.

Ara tinggal sendirian dirumah lama mamaya, tapi tiap hari mamanya menjenguk diam-diam, dan tiap bulan mamanya ngirim uang buat biaya hidup ara sampai ia tamat SMA.

_

Memasuki masa kuliah.

Ara mendaftar kuliah melalui online, jadi ia gak tau gimana bentuk kampusnya, apa lonjong, apa bulat, atau kayak segi tiga?.

Saat pertama ngampus, ara bengong tuh liat kampus gede dan bertingakat pula.

"Rasanya pengen gue colok aja nih mata gue buat dilepasin, terus ditaruh ditangan biar gue gak susah susah muterin mata buat ngeliat sekeliling kampus." Namanya juga orang baru, pasti masih terheran.

Saat ia tengah berjalan, matanya sibuk liatin bangunan kampus, ehh gak sengaja ara nginjek sepatu orang, tak sawang-sawang, dia ganteng tenan.

Tapi menurut ara cowok mah sama, mau muka rata kek, muka datar kek, muka dingin kek, tapi yang ini mukanya kejam. ara sampai didorong sama dia waktu ara gak sengaja keinjek sepatunya.

Ara udah minta maaf sambil ngelap sepatu tuh cowok. Ehh.. Pas ia udah elap tuh sepatu, dia malah minta ganti yang baru.

"K*mvret.!!  padahalkan cuma kotor doang, di elap aja udah bersih lagi kok, rasanya pengen gue cekek tuh orang" Gerutu ara.

Tapi sayangnya...dia punya bodyguard gede-gede banget, kayak raksasa kesasar, mana banyak cewek-cewek yang liat lagi, mereka fans cowok itu ternyata, pantesan mereka liat ara kayak liat kotoran kucing saking mereka jijiknya.

"Ya ampun,! kayaknya gue salah masuk kampus deh." Batin ara

Denger-denger, ternyata cowok itu bernama  "Reynand Albert" cowok playboy yang kaya raya, idaman semua cewek kampus. Yang mukanya ganteng berlebihan.

Cewek-cewek kampus teriak-teriak saat melihat reynand masuk kelas, kayak orang mau demo minta dinaikin gaji, terlihat dengan jelas, dimata cewek-cewek itu ada gambar lopeh-lopeh warna ping.

"Ya ampun!, gue sampai geleng-geleng liatnya, jalan kampus jadi padet, macet, kayak orang lagi ngantri ngambil sembako.

Huhh.. Mereka memang hanya melihat ketampanan pria doang! Gue juga iya sih, tapi gue gak suka sama orang kayak reynand yang matanya setajam piso dan wajahnya sedingin bongkahan es batu, takutnya kalau gue deket-deket dia gue bisa jadi kayak ikan laut yang diawetkan dalam es batu."

Ara sampai gak habis pikir liat cewek-cewek yang mengerumuni reynand, kayak semut mengerumuni gula.

Mereka sampai bilang "Gue mau jadi yang kedua".

"Gue gak apa-apa yadi yang kelima".

"Asal aku selalu bersama kamu, lihat muka kamu aja aku udah kenyang".

"Preeet.!! Gue gak bisa percaya apa yang mereka katakan itu, makan tuh muka ganteng nya! ! Siapa tau bisa bikin kalian hidup abadi, dasar cewek gila, otaknya sudah dipenuhi  dengan wajah reynand, hatinya sudah tertutup oleh gambar lopeh."

Jangan sampai deh gue ikutan gila, ,(sambil mengelus dada)

Awalan ngampus yang sungguh tidak menyenangkan.

Ara berharap supaya tidak bertemu lagi dengan cowok yang sombong itu.

•••

BERSAMBUNG...

Selamat membaca episode selanjutnya.

Ingat, jangan ditiru apapun ucapan yang ada dalam novel ini.

Jangan lupa Like dan vote

Terimakasih.

Pertama ngampus

Seorang gadis remaja sederhana dari kota kecil, yang kerap dipanggil ARA, berumur 18 tahun, berparas lumayan cantik, dengan rambut sedikit ikal berwarna coklat gelap dan pipi sedikit cabi. (cabi loh ya, bukan cabe)

Ia pergi kekota besar diibu kota untuk melanjutkan sekolah di universitas xx bersama tiga sahabatnya yaitu Adelia, Aznie, dan Ricky.

Beberapa hari sebelum kekampus, mereka berempat mencari kosan kesana kemari, muter-muter kayak racun nyamuk, dan akhirnya ketemu dengan rumah susun, untung masih ada  yang kosong, yaaa..  Lumayan kecil lah, tapi cukup untuk bertiga.

Sedangkan ricky enak banget, karna tinggal sendirian disebelah mereka.

Terpaksa deh tinggal disini, karna kosan gak ada yang murah dan gak ada yang dekat dengan kampus,

Hari pertama ngampus, mereka melongo, bengong, melotot, melihat kampus baru mereka yang gede, bertingkat, besar, lebar.

Ara memandanginya tanpa berkedip, kakinya melangkah tanpa melihat kedepan, yang dia lihat hanya keatas. Melihat kampusnya yang bertingkat.

Ehh.. Apa yang menghalangiku?

Tanya ara dalam hati. Ternyata ada seorang cowok yang tepat dihadapannya.

"Heii. Ngapain Lo menghalangi jalan?!" Tanya ara dengan mata melotot kearah cowok itu.

"Harusnya gue yang tanya, nih! Lo injek sepatu gue!" Timpal cowok itu dengan menunjukan sepatunya yang masih terinjak ara,

"Hah?  Kirain tadi gue nginjek batu". Ara berbisik kecil. Dan langsung mengangkat kakinya. Bekas telapak sepatu ara tertinggal disepatu cowok tersebut.

"Tuh kan jadi kotor sepatu gue!, makanya jalan tuh pakek mata dong, liat kedepan!." Bentak cowok itu dengan tatapan tajam melihat sinis kepada ara.

"Hah? Jalan pakai kaki kale!!  Masa' iya pakek mata, kan aneh kalau mata berjalan." Jawab ara dengan wajah yang seperti tidak bersalah. Teman teman ara tertawa kecil dengan menutup mulut mendengar ara yang berdebat dengan cowok itu.

Hmm dia benar juga ya, jalan itu pakai kaki.

Pikir cowok itu dalam hati dengan muka menunduk sambil menopang dagu.

"Banyak omong Lu ya!. Sekarang bersihin sepatu gue." Bentak cowok itu melotot kan matanya pada ara.

Dih wajahnya serem amat, kayak pembunuh.

"Gak mau!  Tadi gue gak sengaja!, gue hanya perlu minta maaf oke. !" Jawab ara, dan melangkah pergi.

Cowok itu menarik tangan ara dan membuat ara jatuh didepannya. "Cepat bersihkan sepatu gue. !!" Bentak cowok tersebut sambil menekan bahu ara.

Merasa takut dan bersalah, ara pun mau membersihkan sepatu orang itu, demi mempercepat penyelesaian masalah.

Emm. Pakek apa ya ngelap nya? Batin ara. Kebetulan dia melihat kain kusam dan kucel didekat nya.

Hehe, pakai ini aja. Ucapnya dalam hati sambil menjulurkan lidahnya.

"Niihh.! ! Udah selesai, gue mau pergi sekarang." Ketus ara sambil berlalu.

Belum sempat cowok itu melihat sepatunya, tiba-tiba gerombolan cewek datang menghampirinya, hanya untuk selfi doang.

"Hei, urusan kita belum selesai ya, siang nanti gue tunggu lo dikantin, awas kalo lo gak dateng, gue cari sampai pelosok. Ngerti.!!" Teriak cowok tersebut ditengah kerumunan kaum hawa.

"Weekk.. Siapa peduli. !" Ucap ara dengan menjulurkan lidahnya dan menarik mata bawahnya.

"Guys, kita kekelas yukk."

"Ayookk.." Teman ara pun turut mengikitinya

_

Saat masuk kedalam kampus, ara dan temannya melihat segerombolan cewek-cewek berdesakan berkerumun kayak rebutan air bersih.

"Mereka ngapain sih, ngerumunin apa?"  Tanya ara pada teman-temannya. mereka terhambat tidak bisa lewat.

"Gak tau ! Lagi ngantri sembako kali." Jawab adelia.

"Hei, kak boleh nanya, ada apa ya didepan kok rame gitu teriak -teriak juga, kayak lagi demo." Tanya ara pada seorang gadis yang kebetulan lewat didekatnya.

"Oh itu, para cewek itu sedang ngantri buat bersalaman dan minta foto bareng sama reynand. Kamu pasti murid baru ya?."

"Iya, kita baru masuk hari ini setelah ospek kemarin. Reynand itu siapa ya? Kok kayak artis terkenal gitu pakek ngantri buat foto sama dia." Pungkas aznie heran.

"Rey itu cowok paling kaya, keren dan ganteng dikampus ini, dia susah untuk ditemui, karna dia ada jalan khusus dan kelas pribadi disini, makanya orang jarang melihat dia, mereka berlomba untuk mendapatkan cintanya." Jelas gadis tersebut.

"Cuihh.. Sampai segitunya sama cowok!!  Diihh gak banget, palingan masih gantengan guling gue." Ketus ara sinis.

"Eh.. Lo  juga gak suka sama dia ya?, kalau gitu kita sama, hehe. Gue juga gak suka sama dia, orangnya sombong, dan cuek. Dia itu seangkatan sama gue, sering kelas bareng. oh iya, kenalin nama gue zeline, ini nomor hp gue, biar kita bisa berteman." Ucapnya sambil menunjukan nomornya pada ara.

"Oke.. Makasih ya, nanti gue chat, kita pergi dulu ya."

"Baiklah.. Daahh."

Ara dan yang lainnya berdiri tegak lurus melihat human yang ribut gak jelas didepannya.

"Huhh.. Sudah beberapa menit menunggu tapi lorong kelas ini masih padat  kayak jalan macet, dasar cewek murahan, liat cowok gitu aja harus menghilangkan harga diri." Gumam ara kesal.

Seorang dosen wanita datang hendak masuk kelas. Ara pun menghentikannya sejenak.

"Ehh.. Buk, maaf nanya, siapa ya reynand yang sedang dikerumuni para cewek itu? emangnya gak ditegur apa sudah membuat onar dikampus, mau jalan aja susah." Tanya ara pada dosen yang sedang melintas didekatnya itu.

"Oh reynand itu orang terpopuler dikampus ini, semenjak dia masuk universitas ini setahun yang lalu, kampus ini selalu banyak murid mendaftar, kita tidak bisa menegurnya, karna orang tuanya berinvestasi sangat besar di universitas ini, dan mengembangkan kampus hingga sebesar ini." Jelas dosen itu pada ara.

"Ohh gitu, baiklah terimakasih ya buk, silahkan lanjutkan jalannya."

"Hei guys, gue penasaran siapa sih reynand itu, kayak mana sih mukanya." Tanya ara pada temannya.

"Ya udah kita terobos aja deh, kalo mau nunggu sepi, lama dong. biar gue yang lindungin kalian."  Ujar Ricky,

"Oke, gue suka kalau menentang. Hehe." Ara menyeringai jahat.

Mereka berempat, memaksakan diri menerobos mahluk pecinta orang tamvan itu, dorong-mendorong, berdesak-desakan. Perlahan mereka bergeser melewati para cewek itu.

"Huff.. Huuf.. Nafas gue kayaknya udah putus-putus nih, gue udah gak bisa nahan lama-lama disini, pengap banget, mana bauk bawang bombai semua." Ucap ara pada temannya dalam kerumunan itu.

Gubraakkk! !!

Ara terpental karna didorong oleh cewek itu. Dia memejamkan mata karna takut merasakan sakit. "Ehh. Kok gak sakit, umm.. Wangi banget!"  Gumam ara dengan nada kecil.

"Heii..ngapain lu merem kayak gitu, minggir.!!"

Ara kaget mendengar suara itu, ia pun membuka matanya dengan lebar.

"Hah? Elo??  Ngapain lu meluk-meluk gue?awas.!!." Ara langsung menjauh dari orang tersebut.

"Yang ada elo tiba-tiba jatuh dan meluk gue, pede banget Lo. Pergi sana!!" Cowok itu mendorong ara pada temannya.

Cewek-cewek disana merasa geram, dan menatap ara dengan tatapan tajam.

"Heii kau cewek udik, beraninya lo peluk-peluk rey kita. Kita aja jaga jarak, mau gue lempar kelaut Lo.!!" Ucap salah satu cewek yang jengkel pada ara dengan mata melotot.

Ohh. ternyata reynand tuh dia. idiih nih cewek, mulut udah  kayak congor bebek, kalau aja disini gak rame, udah gue colok pakai sedotan es mata lo.

"Oke oke.. Slow kak, gue pergi, hehe.." Ara dan temannya dengan cepat meninggalkan segerombolan orang itu.

_

Saat jam makan siang.

"Guys, kita makan dikantin luar aja yook. Lumayan ngirit uang," Tutur Ricky pada temanya,

"Boleh deh, yook kita pergi." Jawab aznie. Mereka pun pergi kekantin diluar kampus, karna harga lebih murah, dan juga lebih sepi, jadi lebih nyaman buat makan.

"Eh Ra, bukannya tadi pagi lo disuruh kekantin kampus ya sama si reynand itu?" Tanya adelia pada ara yang sedang menyeruput mie dihadapannya itu.

"Ngapain juga del gue harus dengerin dia, mentang dia berkuasa disini gak bisa seenaknya ngatur gue." Jawab ara dengan santai. "Gak usah dipikirin, ayo makan lagi."

Terdengar suara langkah kaki yang berisik dari belakang ara. Tiba-tiba orang itu menarik tangan ara.

"Heii apa-apaan ini,?  Gak liat orang lagi makan?, main tarik aja!" Bentak ara pada dua orang yang berotot kembung kayak balon itu,

"Kami kesini disuruh bos buat bawa lo kekantin kampus, mau membahas masalah yang tadi pagi belum kelar." Jelasnya pada ara.

"Apa lagi sih yang belum kelar, yang ada, gue yang belum kelar makan." Ketusa ara cuek.

"Nanti makan lagi saja disana, biar bos yang bayar." Timpal orang tersebut.

Ara pun berpikir sejenak.

Hehe.. Terbesit sedikit akal licik dibenak ara. "Oke kalau gitu, ntar gue mesen makan yang banyak, dan semua temen gue ikut juga kesana. Kalau mereka gak ikut, gue gak mau kesana."

Dua orang tersebut kebingungan, saling bersenggol bahu, dan saling bertanya,

"Gimana nih?"

"Ya udah biarin aja, dari pada nanti kita yang dimarah." Ucap mereka berbisik.

"Oke. Gak masalah temen lo ikut, cepat ikuti kami."

"Hehe.. Baiklah." Ara menyeringai senang.

Setibanya dikantin dalam kampus. Rey sudah menunggu santai.

"Bos, ini ceweknya."

"Hm." Jawab rey singkat.

Ara dan temannya langsung duduk dikursi yang kosong didekat rey.

"Hei, siapa yang nyuruh kalian duduk disini?terutama lo cewek udik!." Ucap rey dengan kasar.

"Gak ada yang nyuruh! Ini kan kantin, bukan rumah lo, dan gue memang udik, tapi gue cantik kok." Jawab ara pede.

"Hahaha.. Cantik dari mananya kayak gini,? muka bulet kayak es mochi, rambut berantakan kayak sabut kelapa, kusut kasat, jauh dari kata cantik, nilainya rendah dari yang paling rendah yaitu -Z (minus z)." Rey tertawa lepas sambil melihat ara dari atas sampai bawah dengan teliti.

"Ohh.. Berani lo hina gue!, mau gue kupas kulit lo hah!! Jangan mentang lo ganteng, mau seenaknya ngatain orang!, dasar cowok amatir,!" Ucap ara dengan menunujuk wajah rey.

"Heii mbak, sini dong." Ara memanggil pelayan kantin yang sedang lewat itu.

"Guys, silahkan pesen makanan sebanyaknya." Perintah ara pada tiga temnnya.

"Rey yang bayar ya mba, tadi dia sudah janji. Hehe." Ucap ara sambil menepuk pundak rey.

"Heii apaapan lo?. Siapa yang bilang kayak gitu?" Tanya rey molotot pada ara.

"Tuh.. Bodyguard yang dibelakang lu." Jawab ara sambil menunjuk dua orang yang menjemputnya tadi.

"Emm.. Biar kita jelasin nanti bos." Bisik bodyguard dibelakang rey.

"Haiss!!  Ya sudah lah.." Ucap rey sambil menepuk keningnya.

Setelah ara dan temannya selesai makan, mereka merasa sangat kenyang, perut pun menjadi buncit kayak kucing lagi bunting.

"Udah makan nya? Kenyang?  Sekarang kita urus dulu masalah kita." Ucap rey pada ara yang sudh tidak bisa bergerak kekenyangan.

"Hei guys, udah berapa lama ya kita gak makan sekenyang ini?, selama ini kita ngirit banget." Ucap ara pada temannya tanpa mempedulikan rey.

"Woii cewek udik.! Lo denger gue ngomong gak sih?"  Bentak rey pada ara yang duduk bersandar dikursi makannya.

"Gue denger woi, gak usah teriak gitu juga kale, urusan apalah itu ntar aja!, perut gue lagi berat nih kayak ada sesuatu yang ngeganjel."

"Ya iyalah ,penuh dengan nasi gitu gimana nggak ganjel, dasar cewek aneh, bodoh, o'on lagi." Timpal rey sambil menunjuk perut ara yang kembung itu.

"Lo keterlaluan banget ya ngehina gue, kalau aja gue gak lagi kekenyangan gini, udah gue kepang tuh bibir. Ketus ara menunjuk ke bibir rey,

"Lo kira bibir gue rambut? Dasar cewek udik! udah kayak balon pelampung aja badan lo.!"

"Serah badan gue!."

Perseteruan itu tetap berlanjut sampai ara lapar lagi.

•••

BERSAMBUNG...

Jangan lupa LIKE & VOTE

Bertemu masalah

Beberapa menit menunggu ara. Rey sudah tidak sabar dengan tingkahnya.

"Heii gadis udik, kesabaran gue udah abis ya, kalau lo masih gak mau ngomong, kalian bayar sendiri makanannya." Ucap rey kesal.

"Iya.. iya, ,lama-lama mulut lo kayak ikan mujaer ya, memangnya ada apa lagi sih?, kan tadi pagi sepatu lo udah gue elap kan?."

Rey melapaskan sepatunya dan meletakkannya diatas meja.

"Nihh lo liat!. Lo ngelapnya pakek apa?  Warnanya berubah coklat, kotor, lecet lagi. Kamu tau harga sepatu ini berapa hah?" Bentak rey kesal.

"Palingan juga 150 ribu doang." Jawab ara dengan santai dan menaikan kedua bahunya.

"150 ribu kepala lo gepeng.!" Rey menjentik kening ara dengan telunjuknya.

"Perasaan kepala gue bulat lonjong". Gumam ara dengan kedua tangannya memegang kepala.

"Asal lo tau, harga sepatu ini 200 juta.!" Ucap rey sambil menepuk sepatunya.

Ara terbelalak kaget. "Weew.!!  200 juta?  Itu duit semua?" Tanya ara ragu-ragu sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Iya lah ,, emangnya bisa beli sepatu pakek daun!  Liat nih sepatu gue pada lecet, walau dibersihkan juga gak bisa bagus lagi, pokoknya lo harus ganti baru!." Rey terlihat kesal karna sepatunya rusak.

"Hah?  Kalau gue tau harganya semahal gitu, gak akan gue elap pakek kain kusut tadi. Gimana nih?" Gumam ara bersuara kecil.

"Heii apa yang lo gumamkan? pokoknya lo ganti, kalau gak bisa semuanya, setengahnya aja. Gimana?"

Ricky yang sedari tadi diam, ia pun berdiri dengan kesal. "Hei lo kelewatan ya, lo pikir kita ini orang kaya? Ara mana ada uang segitu banyak, untuk biaya kuliah aja dia harus kerja sampingan." Ricky membentak rey yang semena-mena pada sahabatnya itu.

"Iya, kita aja tinggal di rusun, masa lo tega sama ara. Udah, ikhlasin aja ya, please. Lo kan orang kaya, lo bisa beli baru lagi kan?" Sahut adelia kemudian.

"Gak bisa!!  Walau gue orang kaya, tapi gue dibatasi buat ngeluarin uang sebanyak itu, kalian pikirin lah gimana caranya biar bisa ngumpulin uang."

Ara gugup, baru kali ini dia bisa terjerat masalah uang yang sangat besar, dia bingung, sambil berpikir gimana cara supaya bisa keluar dari masalah ini.

"Um.. Gue gak tau harus gimana, gue bakal lakuin apa aja deh biar gue bisa bayar duit lo, tapi gue harus kerja, jadi  gue bayarnya nyicil aja ya. Gimana?" Ujar ara gugup dan menundukkan kepala.

Tiba-tiba muncul lampu kuning di benak rey, pertanda dia mempunyai ide. "Aaa. Gimana kalau lo jadi pembantu dan asisten pribadi gue. Ntar gue bayar 10 juta per bulan, tapi harus dipotong setengahnya buat ganti utang lo. Jadi gaji lo tinggal lima juta, gimana?" Rey tersenyum tipis pada ara,

"What?? Lima juta? mana cukup buat idup gue, bayar sewa rusun aja, tiap bulan, belum bayar kuliah, makan minum. Mau dikemanain uang segitu? Kira-kira dong kalau mau ngasih orang kerja! dasar idiot!." Ara berdiri dari kursinya, marah pada rey dan menunjuk mukanya dengan kesal.

Padahal dalam hatinya seneng banget tuh dapet gaji segitu.

Rey pun berdiri juga menghadap ke ara. "Siapa yang idiot hah?" Ucap rey sambil menjentikkan telunjuknya dikening ara.

"Udah sukur lo gue kasih kerja, cukup gak cukup itu kan urusan lo. Lagian lo gak usah tinggal dirusun lagi.

Lo harus tinggal dirumah gue, jadi lo gak usah bayar sewa lagi."

"Hah? Tinggal dirumah lo? Gak mau! Mending gue tinggal dirusun dari pada harus tinggal bersama lo, bisa-bisa gue jadi kurus kering kayak tokek panggang." Jawab ara dan kembali duduk dikursinya.

"Iya, kita juga gak mau kalau ara harus tinggal dengan orang kayak lo." Sahut aznie.

"Oh jadi begitu?, ya udah kalau gitu gue minta ganti 100 juta itu sekarang juga!" Ucap rey sambil menepuk meja.

"Hah??" Ara dan temannya kaget. Hanya bisa diam.

"Iya deh gue mau!, tapi jangan kecil amat gitu lah gajinya, naikin dikit ya." Ucap ara menghadap rey, menggodanya dengan mengedipkan mata, membuat matanya menjadi imut.

Dih apaan sih ni cewek, kayak ikan piranha. "Ya udah gue tambah tiga juta lagi, gimana deal?"  Rey memberikan tangannya pada ara.

"Deal.. Hehe.." Sahut ara cengengesan, mereka membuat kesepakatan dengan berjabat tangan.

"Nah, jadi mulai hari ini, lo sudah resmi jadi pembantu dan asisten pribadi gue, ngerti!"

"Siap bos.!" Jawab ara tegas.

"Ayo guys kita pergi." Ucap rey pada keempat teman sekaligus bodyguardnya itu, mereka pun pergi meninggalkan kantin kampus.

"Weekk.." Ara memelet kan lidahnya dan menarik kantung mata kanannya kearah rey yang sedang berjalan.

Rey menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang, menatap ara dengan mata tajamnya sambil memicingkan sebelah alisnya. Kemudian dia berlanjut pergi

"Fiuuhh.. Untung deh dia udah pergi, Apes banget ya gue bisa ketemu orang kayak gitu, ganteng tapi hanya diluar." Gerutu ara sambil mengelus dada.

Tiba-tiba ada tiga cewek yang datang menghampiri mereka yang masih duduk dibangku kantin.

"Wah.. Wah,, gak nyangka ya, kita bisa bertemu lagi dikampus yang sama setelah di SMA yang sama juga, emangnya kampus disini tuh cuma ini doang ya?  Kok ada ya orang-orang miskin yang bisa masuk kesini, dihari pertama aja udah bikin masalah haha." Ujar salah satu cewek tersebut.

Nesya, Kirana dan Kayla, mereka adalah orang yang sangat membenci ara dan temannya sejak dibangku SMA, awal mula mereka bermusuhan karna satu cowok.

Nesya menyukai cowok tampan bernama "Alvin". Namun alvin tidak pernah menanggapi Neysa, karna alvin hanya menyukai ara sampai saat ini, tapi ara tidak peka, dan tidak tau kalau alvin menyukainya sejak SMA, karna cowok dan cewek itu sama dimata ara. Semua dianggapnya hanya teman. Ya namanya orang yang gak pernah jatuh cinta, ya gitu deh.

Ricky dan yang lainnya juga kaget melihat ketiga cewek itu.

"Mau apa kalian? Jangan coba mengganggu ara lagi, kalau aja kita tau kalian itu kuliah disini juga, gak bakal kita mau masuk kekampus ini." Bentak ricky berusaha melindungi ara.

"Wooww. Ada pahlawan kesiangan nih.. Haha. Kita gak akan ganggu kalian kok, asal kalian menjauh dari alvin.

Lagian disini sudah banyak musuh baru kalian." Jawab nesya dengan sombong.

"Mari kita pergi guys, gak perlu lama-lama ngobrol sama orang udik kayak mereka, tanpa kita bully, mereka udah sengsara dengan musuh barunya haha." Mereka bertiga meninggalkan ara serta temannya.

"Ampun deh, ketemu lagi sama tiga kuyang. gak inget apa mereka pernah gue ceburin di got dulu." Gerutu ara heran.

_

Waktu pulang kampus, ara dan temannya berjalan menuju keluar gerbang. Kemudian muncul mobil mewah berwarna hitam yang berhenti disamping mereka.

"Woii cewek o'on!, cepat naik sini?" Teriak rey dari jendela mobilnya.

"Dih ngapain sih tuh orang, dia manggil siapa ya?" Tanya ara, dia tidak mempedulikan rey, karna ia tidak merasa dipanggil.

"Dasar gadis idiot! dia pura-pura gak dengar ya." Rey menggertakkan giginya sambil membuka pintu mobil. Lalu ia keluar dan bersandar duduk didepan mobilnya.

"Heii asistenku.! Cepat kesini!" Ucapnya memanggil ara, karna dia belum mengetahui namanya.

"Eh.. Ternyata dia manggil gue?" Tanya ara pada temannya.

"Iya, ,dia manggil lo tuh, buruan kesana." Sahut aznie.

Kemudian ara melangkah menuju rey dengan buru-buru.

Sudah hampir mendekat pada rey, tiba-tiba dia tersandung batu besar didepannya, membuatnya sempoyongan dan terjatuh.

Beruntung rey sempat menangkapnya.

Tersadar dia berada dipelukan rey, ara pun langsung melepaskan diri dan berdiri tegak.

"Aduh. !! Kaki gue! Siapa sih yang naruh batu disitu?, ganggu orang jalan aja.

Dasar batu gak punya kaki! minggir kek kalau ada orang lewat." Gumam ara sambil memegang kakinya yang sedikit terluka.

"Dasar cewek aneh, yang salah tuh elo gak liat-liat jalan, batu itu udah bertahun-tahun tertanam disitu, malah lo salahin dia. Makanya kalau jalan liatin kebawah, jangan melongo kayak piranha!. Udah jelek, bodoh, o'on, udik, sembrono pula." Ucap rey mengejek ara.

"Heh. Lengkap amat lo ngehina gue ya?  Gue sumpahin lo cinta mati sama gue, secinta cintanya sampai lo gila karna mencintai gue." Timpal ara kesal.

"Hahaha. Cinta sama lo?  idihh, ngebayanginnya aja udah kriting otak gue. Gak banget, pengen muntah gue dengernya." Rey tertawa lepas merasa geli dengan ucapan ara yang tidak masuk akal baginya.

"Dih. Lucu ya?? Nyampe gede banget tuh mulut ketawa. Awas ntar mobil lo kesedot!." Ucap ara merasa heran dengan apa yang ditertawakan rey.

Rey menghentikan tawanya seketika dan kembali kemode dingin. "Ehem.. Ayo naik ke mobil gue!." Rey menarik tangan ara memaksa untuk masuk kemobilnya.

"Hah?  Mau ngapain?  Gue mau pulang, temen gue udah nunggu tuh!" Ara berontak melepaskan tangan rey.

"Hei lo lupa ya?, tadi gue udah bilang, mulai hari ini lo udah jadi pembantu gue. Ayo cepetan naik!." Rey menarik tangan ara kembali.

"Ohh iya gue lupa, tapi kan gue mesti pulang dulu, gue mau ganti baju!!" Teriak ara sembari melepaskan tangan rey yang memegangnya terlalu kuat.

"Gak perlu!! ntar pake celemek aja, lagian dirumah gue ada baju khusus pembantu, buruan naik!" Rey memaksa ara, menariknya kedalam mobil.

"Aduhh!!  Sakit bodoh! Gue bisa naik sendiri gak perlu lo tarik, jadi cowok kok kasar banget." Gerutu ara sambil menggosok pergelangan tangannya yang memerah.

"Guys! Maaf ya gue gak bisa pulang bareng kalian, gue dipaksa sama ****** liar buat ikut dia, doain biar nanti gue pulang dalam keadaan selamat , gue pergi dulu ya, bye..

Kalian jangan merindukan gue ya." Ara berpamitan pada temannya lewat kaca jendela mobil reynand.

"Ara apaan sih, siapa juga yang merindukan dia, malahan lebih bagus kalau gak ada dia, gak terlalu berisik, tapi juga sepi." Ucap aznie pada ricky dan adelia.

"Iya, udah yuk kita pulang."

Saat mereka melangkah keluar gerbang kampus, tiba-tiba didepan ada mobil berwarna merah yang sedang parkir.

"Mobil ini?  Kayaknya gue kenal." Pikir ricky.

Orang itu keluar dari mobilnya dan menghampiri mereka.

"Alvin? lo kuliah disini juga? Kok gak bilang-bilang, kalau gue tau, kita bisa barengan aja kan!" Tanya ricky heran pada teman SMAnya itu.

"Iya ki. Gue udah daftar lebih dulu dari kalian, eh, ara kemana?" Tanya alvin melihat sekitar.

"Em.. Itu.. " Ricky bingung harus bilang apa pada alvin, kalau alvin tau ara bekerja dirumah rey bisa-bisa alvin dan rey jadi musuhan, dan itu gak baik buat ara.

"Ara sekarang kerja part time, jadi tadi dia langsung pergi buru-buru, kita juga belum tau dia kerja apa." Sahut adelia dengan cepat untuk menutupinya.

"Oh jadi begitu, baiklah. Sekarang kalian masuk kemobil, biar gue antar pulang, sekalian gue mau tau kalian tinggal dimana." Ucap alvin sambil membukakan pintu mobilnya.

"Ehh. Boleh kah?" Tanya ricky

"Tentu dong!  Kita sudah berteman sejak SMA, jangan terlalu sungkan, kalian juga bukan pertama kalinya naik mobil gue. Buruan naik gih."

"Baik lah, makasih vin."

"iya."

_

Diwaktu bersamaan, ara bersama rey masih dalam perjalanan menuju rumah rey yang jaraknya agak jauh dari kampus.

"Hei berani lo ya ngatain gue bodoh dan ****** liar tadi?." Ujar rey dengan tatapan kesal.

"Emang iya kan?" Jawab ara dengan santai.

"Yang ada tuh o yang bodoh. Dan lo adalah anj*ng peliharaan gue sekarang. Lo harus nurut apa kata gue, kalau gak, gue gak akan bayar gaji lo."

"lu hurus nurut upu kutu guwu, kulu guk, guwu guk ukun buyur guju lu." Ujar ara meniru gaya bicara rey dengan mulut monyongnya.

"Dih, mulutnya kayak mulut itik." Gumam rey menahan tawa.

•••

BERSAMBUNG...

Jangan lupa Like dan tambahkan ke pavorite

Terimakasih🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!