HAI GUYS...KETEMU LAGI SAMA ATHOUR YANG MUKA NYA ANCUR HEHHE...MAAF KALAU ADA KESAMAAN KARAKTER ATAU PENULISAN NAMA, ITU HANYA SEMATA-MATA BUKAN UNSUR KESENGAJAAN APA LAGI PLAGIAT, SELAMA INI ATHOUR MEMBUAT NOVEL SESUAI DENGAN IMAJINASI ATHOUR,..
OK..SELAMAT MEMBACA YAA GUYS...
***
**
*
Zanitha Ananda Zahira gadis 17 tahun yatim piatu yang di asuh oleh paman dan bibinya, dia tinggal di desa terpencil kota X, ayahnya Zidan Ananda adalah supir pribadi keluarga Pramuja, dia meninggal karna menyelamatkan Bos-nya Damar Pramuja, satu minggu Zidan meninggal istri nya Lilis minarsih ikut menyusulnya, tinggallah Zanitha seorang diri,..
Zanitha dirawat bibi dan pamannya, pamannya sangat menyayanginya, tapi tidak dengan bibinya, bibinya sangat membencinya, karna menganggap Zanitha sebagai anak pembawa sial..
"Za...Zanithaaaa....teriak Rosdah atau Odah.. memanggil Za..
Zanitha berlari dari dapur ke sumber suara, bibinya sedang berada dikamar anaknya..
"ada apa bi? Za kan lagi masak..."dengus Za kesal.
"ini kau cuci semua baju melan..." titah rosdah melempar pakaian kotor milik putrinya Melani pada Za.
"loch kok aku yang disuruh nyuci baju melan bi, Melan kan bukan anak kecil lagi... " sahut Za.
"eh dengerin ya..lo disini cuma numpang, nuummmpangg...." semprot Melan sambil menghias kuku tangannya dengan kutex..
"iya tau...tapi gue bukan pembantu!!!"
"udah jangan banyak omong bawa cucian ini semua ke sungai!!!
Cuci sampai bersih... " titah Rosdah lagi.
Zanitha membawa pakaian kotor milik Melani lalu pergi menuju sungai yang tak jauh dari rumah pamannya.
Sementara Melani dan Rosdah tertawa karena berhasil menyiksa Zanitha.
tok
tok
tok
Di ambang pintu berdiri pria tampan berkemeja putih, dia bersama dengan pria tua paruh baya yang menggunakan tongkat.
"permisi!"Ucap pria tampan itu.
"iya..cari siapa ya?? " tanya Melani genit.
"apa benar ini rumah Aldiansyah? "
"iya..itu bapak saya... "
"silahkan masuk... "dengan nada genit Melani mempersilahkan pria tampan itu untuk masuk kedalam rumah.
Dengan menuntun pria paruh baya itu pria muda yang tampan tadi masuk kedalam rumah kemudian duduk di ruang tamu.
"siapa Mel... " tanya Rosdah sambil berjalan menuju ruang tamu.
"Pak Damar! " ucap Rosdah kaget begitu sampai ruang tamu.
"iya Rosdah..ini saya... " sahut damar pria paruh baya yang terkenal sekota Y, siapa yang tidak mengenal Damar pengusaha sukses yang dermawan, dia adalah sosok pengusaha yang tidak suka memamerkan kekayaan dan berjiwa sosial tinggi.
"mau minum apa Pak? " tanya rosdah basa-basi.
"tidak perlu repot-repot... " jawab damar tersenyum simpul.
"Nanda silahkan kau jelaskan maksud kedatangan kita... " titahnya pada Nanda Asisten Pribadi anaknya.
"ini silahkan di minum... " Melani meletakkan dua cangkir teh di atas meja.
"langsung saja..Ibu Rosdah..maksud dan tujuan kami datang kesini hanya ingin membawa Zanitha putri dari Alm.Zidan, kami ingin membawanya ke kota Y untuk tinggal bersama Pak Damar... " jelas Nanda.
Seketika Rosdah dan Melani terkejut sekaligus kesal.
"anak pembawa sial itu beruntung sekali..."batin Rosdah dan Melani.
"oh..masalah itu lebih baik di bicarakan dengan suami saya pak, sebentar lagi dia pulang... "sahut Rosdah beralasan.
"tidak perlu bu, kami sudah meminta ijin pak Aldi, dia setuju kami membawa Zanitha... " kata Nanda lagi.
"kalau begitu tunggu sebentar, Zanitha sedang mencuci pakaian di sungai... "
"baik... " ucap Nanda lalu menoleh pada Damar, Damar mengangguk tanda mengiyakan.
30 menit menunggu Zanitha tiba di rumah pamannya.
"bi... " panggil Zanitha begitu masuk.
"Zanitha...masih ingat dengan Om? " tanya Damar sambil berdiri menggunakan tongkatnya.
"eh Om Damar... " Za langsung memberikan pakaian kotor yang sudah dia cuci pada Melani.
"s***n, kalau ga da tamu gue gampar lo!!!"Umpat melani dalam hati.
Zanitha mengeser tempat duduk Nanda sampai Nanda bergeser dari tempatnya, Zanitha bergelayut manja di lengan Damar, Damar hanya tersenyum melihat Zanitha bermanja-manja padanya.
Nanda terpaku melihat kecantikan Zanitha, dia hanya memandanginya tanpa bersuara.
"Nanda... " panggil Damar membuyarkan keterpakuan Nanda akan kecantikan Zanitha.
"hahh...maaf om... " Nanda gelagapan.
"hahaha..kak aku tau kok aku cantik, tapi ga usah pake bengong juga dong, ntar kesambet lo... " ucap Za di-iringi tawa jahilnya.
"kesambet??? "
"iya kesambet cintanya aku!"Sahut Za mengedipkan sebelah matanya.
"hahhahaa... " tawa Damar pecah melihat ekspresi keponakan kesayangannya.
"om!!!"Pekik Nanda malu.
"udah jangan malu-malu ntar malu-maluin loch!"Ledek Zanitha.
"maaf..kedatangan kami kesini ingin menjemputmu untuk tinggal di kota Y, nanti kamu akan tinggal di keluarga Pramuja... " ucap Nanda mengalihkan perhatian.
"oohhh...ya udah, aku beresin barang-barang aku dulu ya om! " Zanitha berlalu masuk ke kamarnya, memasukkan baju dan barang-barang lain miliknya kedalam koper.
15 menit menunggu Za keluar dari kamarnya menuju ruang tamu.
"lest go om!"Kata Zanitha semangat.
"Bi..Melan..Zanitha pergi dulu ya..awas jangan kangen sama Za... " ejek Zanitha pada bibi dan sepupunya.
Zanitha menggandeng lengan Damar lalu mereka pun keluar dari dalam rumah.
"terima kasih Odah..salam untuk suami mu... " ucap Damar.
"kami permisi dulu ya..tambahnya lagi..
Zanitha melambai mengejek bibi dan sepupunya.
"dadah Bibi..dadah Melani..aku pergi dulu yahh...!"Ucap Za membuka kaca mobil sambil melambaikan tangan.
Perjalanan mereka sangat menyenangkan karena Zanitha terus saja menggoda Nanda sampai wajah nanda memerah.
"Kak Nanda pasti playboy ya? " tanya Za dengan nada genit.
"kenapa memang nya? " tanya balik Nanda.
"kan playboy tuh selalu gampang meluluhkan hati cewe karna kakak adalah playboy yang meluluhkan hati aku!Sahut Za tersenyum centil.
Blusshhh...makin memerah wajah Nanda dibuatnya.
"eh kak... "
"apa..??? "
"kalau mau punya pacar banyak ga pa-pa yang penting istrinya cuma satu yaitu aku!"Zanitha kembali menggombal.
Damar hanya menertawai Nanda yang wajahnya memerah, Nanda terkenal penakhluk wanita, wanita dari berbagai negara sudah di pacarinya, saat ini pun dia menjalin kasih dengan seorang model seksi asal singapur.
"hahahaha..lucu sekali wajahmu nan, om baru pertama kali melihatmu tersipu... " kata damar menertawakan keponakannya.
"ahh..Om!!!"Pekik Nanda.
"jangan marah-marah ntar gantengnya hilang loch!"
"Zanitha bisa tidak kamu stop merayuku, apa kau ingin membuat wajahku lebih memerah lagi? " ketus nanda mulai panas wajahnya menahan malu.
"ok deh sayang!"Zanitha mencolek dagu lancip Nanda dari belakang.
Deg...ini jantung gue ga lihat sikon! " batin Nanda.
Sekitar dua jam lebih di perjalanan dari desa X ke kota Y, mereka pun sampai di rumah mewah lantai tiga milik damar.
Zanitha terus mengekori nanda dari belakang dengan menggandeng lengan Damar..cekalan tangan Zanitha makin kuat saat mereka sampai di depan pintu utama.
"duh..kira-kira istri Om Damar galak ga ya, kalau kayak bibi gimana? " pikir Za dalam hati.
Zanitha masuk kedalam rumah damar, dia menengok kekanan-kekiri mencari keberadaan istri dari Damar, tangannya mencekal kuat pada lengan Damar, Damar yang menyadari ketakutannya Za dia menepuk-nepuk tangan Za seraya berkata.
"jangan takut Dia masih sama seperti dulu... " ujarnya pada Za.
Za hanya mengangguk..
Nanda terus berjalan munuju ruang keluarga, disana sudah ada tante cantiknya, dia adalah Rani Pramuja sosok wanita setengah abad tapi masih terlihat cantik, dia pribadi yang lembut dan penyayang.
"assalammu'alaikum Tante... " salam Nanda mencium tangan Rani.
"wa'alaikumsalam nak... " sahut Rani membelai kepala Nanda.
"mama... " panggil Damar.
"eh Papa..ini pasti Zanitha ya!"Kata rani melihat kearah Zanitha.
Za menghampiri Rani dengan gaya manjanya menutupi ketakutannya.
"Tante Rani apa kabar? " tanya za mencium tangan rani.
"baik sayang... "sahutnya tersenyum tulus pada Za, Za juga tak kalah tersenyum manis pada Rani.
Rani membawa Za duduk di ruang keluarga, Za bernafas lega ternyata Tante Rani yang delapan tahun lalu ia kenal, masih sama seperti dulu, sabar, lembut dan penyayang.
Mereka asyik mengobrol karna za memang gadis yang sangat ceria, membuat semua orang yang di dekatnya merasa bahagia dan tidak berhenti tersenyum..
"bentar yaa sayang, tante mau ke dapur dulu... "
"za ikut ya tante, biar za aja yang masak!"
"memang kau bisa masak? " tanya Nanda meremehkan.
"aku tuh bisa semuanya kak, makanya calon istri idaman kan buat kakak? " Za tersenyum mengedipkan matanya.
Deg...lagi-lagi ini jantung ga bisa di ajak kompromi... " batin Nanda, sedari tadi di gombali Za detak jantungnya jadi tak menentu.
Rani dan damar hanya tersenyum melihat keponakannya salah tingkah.
"udah masak sana jangan kelamaan..cetus Nanda sudah memerah wajahnya.
"baik calon suamiku...sahut Za berlalu menuju dapur bersama Rani.
*Di dapur Rani mengeluarkan bahan-bahan masakan, saat rani hendak memakai celemeknya Za langsung melarangnya.
"tante istirahat aja, biar za yang masak...
"tapi nak...
"tenang tante, jangan lihat tampang imut aku, masakanku lumayan enak kok! Hehhee...kata Za tertawa kecil.
"ya sudah..." Rani pasrah, dia kembali ke ruang keluarga bergabung dengan damar dan nanda.
Sementara Za dengan cekatan mengolah masakan, dia bisa menggunakan kedua tangannya sekaligus, seperti koki profesional za memasak dengan cekatan, dia memotong, menumis, menggoreng secara bersamaan, 45 menit berkutat di dapur akhirnya selesai masakan yang ia masak.
Za menyusun masakan nya di meja makan, selesai menata makanan, dia mencuci perabotan yang tadi ia gunakan, Para Pelayan hanya bisa melihat Za tanpa membantu karena tadi Za melarang mereka untuk membantunya.
"tante-tante pelayan yang cantik, didapur aku udah pisahkan buat kalian, sekarang aku boleh minta tolong panggilkan Om Damar sama Tante Rani, oh yaa jangan lupa sama calon suami ku juga panggilkan ya..." kata Za sambil mengelap tangannya sesudah menyuci perabotan.
"baik non..." sahut salah satu pelayan rumah.
Pelayan itu memanggil tuan rumahnya ke meja makan...
"permisi Bu..Pak..makanan sudah siap..." kata pelayan memberitahu.
"maaf Den..Aden Nanda juga di minta ke meja makan, kata Non Zanitha tadi sekalian ajak calon suaminya..." tambahnya lagi.
Rani dan Damar tertawa mendengar penuturan pelayannya, sementara nanda tersipu malu atas apa yang baru saja dia dengar.
"hahahaa...Zanitha memang calon istri idaman...kata Damar dan Istrinya berbarengan di iringi gelak tawa.
"aishhh...sudahlah Om..Tante...
Mereka menuju meja makan, sesudah di meja makan Za melayani satu persatu tuan rumah itu kemudian dia duduk bergabung untuk makan.
Terdengar suara mobil datang dari arah luar rumah.
"Za sebentar ya..tunggu Vincent dulu..." kata Rani.
Vincent berjalan menuju ruang makan, dengan wajah dingin dan datarnya, hanya mengangguk saat para pelayan menyapanya, Vincent tiba di meja makan dengan angkuh dia duduk tidak memperdulikan wajah baru yang baru saja ia lihat, Za bangun dari duduknya melayani Vincent tanpa bicara, selesainya ia kembali duduk.
"berdo'a dulu donk sebelum makan...ucap Za saat semuanya mengangkat sendok masing-masing.
Za memimpin do'a untuk makan, selesai berdo'a mereka pun makan, sambil sesekali Za mengoceh dan menggombal pada Nanda.
Vincent hanya melirik Za sesekali tanpa menegurnya, merasa dilirik Vincent kejahilan Za pun berlanjut pada Vincent.
"jangan melirik nanti tertarik... " kata Za santai.
Vincent yang merasa tersindir tersedak makanannya.
"hukhh..hukkkhh..hukk..."
Za berlari kecil kearah Vincent memberikan minum menepuk-nepuk punggung Vincent.
"maka nya makan jangan lirik-lirik kalau tertarik sama aku kan bahaya, kasihan calon suamiku nanti cemburu..." kata Za sambil menepuk-nepuk punggung vincent dan melirik Nanda dengan senyuman centilnya.
Setelah Vincent sudah mulai tenang, Za kembali ke duduknya, Damar dan Rani juga lainnya memandang Za dan Vincent secara bergantian, Damar sangat suka Za yang begitu cekatan, juga Za tidak takut dengan wajah dinginnya Vincent.
"hahhaa..." Damar tertawa lepas saat tiba di ruang keluarga setelah makan malam usai, Nanda ikut tertawa mengingat reaksi Vincent tadi.
"hahhaa...kau bisa juga berbuat bodoh cent..." kata Nanda menepuk pundak Vincent.
Vincent tetap berwajah dingin dan datar tanpa suara, Za yang duduk disamping rani hanya ikut tersenyum simpul, Rani merangkul Za dari samping, Za dengan manja menyadarkan kepalanya di bahu Rani.
"ini namanya Zanitha Nak, dia akan tinggal bersama kita mulai hari ini..." kata Rani memperkenalkan Za pada Vincent.
"oh..." jawab Vincent datar.
"Tante..Tante lagi hamil Kak Vincent ngidam aspal ya!"Celetuk zanitha.
"hahh...tidak sayang..."
"memang kenapa gitu za?" tanya Nanda.
"tuh lihat muka kak vincent dah kayak jalan tol suramadu datar banget! Hehheee...sahut Za cengengesan.
Vincent menatap tajam Za tapi Za hanya menjulurkan lidahnya tidak takut akan tatapan tajam Vincent.
"wleeeehhhh..." Za menjulurkan lidahnya sambil memeluk Rani dari samping.
Sementara yang lain ikut tertawa melihat kejadian langkah ini, semua perempuan yang melihat Vincent kalau tidak jatuh cinta pasti takut, berbeda dengan Za yang tetap stay cool menanggapi Vincent, tidak centil atau menjauh.
"aku kekamar duluan..." Vincent berlalu meninggalkan keluarganya yang masih menertawainya.
"hati-hati kak...kalau jatuh bangun sendiri, lain hal kalau jatuhnya ke hati aku..." teriak Za menggombal.
Vincent menaiki tangga tanpa sadar tersenyum tipis...
"menarik..." ucapnya pelan.
Di Sebuah Pavilion kecil di belakang rumah Damar, seorang gadis remaja bernama Zanitha sedang membereskan barang-barangnya, Za lebih memilih tinggal Di Pavilion karena ingin mandiri, Dia juga menolak saat Rani menyuruh pelayan menemaninya karena Ia tidak ingin di layani, Dia bukan tipe gadis manja yang bergantung pada orang lain, saat orangtuanya meninggal, Za sudah terbiasa hidup mandiri..
tok
tok
tok
Clekk...Za membuka pintu Pavilion di hadapannya sudah ada Vincent yang sedang berdiri dengan satu tangan di dalam saku nya, Vincent masuk tanpa diminta lalu dia duduk di sofa ruang tamu.
"ngapain kesini? kagen ya?" goda Za sambil duduk di hadapan Vincent.
Vincent diam sejenak, Dia melihat sekeliling dalam Pavilion sangat bersih dan rapih berbeda dari sebelumnya.
"langsung saja, aku tidak punya banyak waktu..." ketusnya pada Za, Za hanya menatap sambil tersenyum manis.
"aku tau kau disini karena orangtuaku berniat menjodohkanmu denganku, tapi aku peringatkan kau, aku sudah punya kekasih dan kami sudah 5 tahun lebih bersama, kalaupun aku menikahimu, kau hanya akan menjadi istri bukan wanita yang kucintai, karna aku hanya mencintai kekasihku..." kata Vincent datar dan dingin.
Za berdiri dari duduknya, dia berjalan mendekati Vincent, setelah dekat Za mendekatkan wajahnya ke wajah Vincent lalu berkata...
"tenang...cowo dingin kayak lo ga akan bisa buat gue jatuh cinta..." ucapnya sambil memegang dagu Vincent.
Vincent menelan ludahnya kasar...Glekkk..matanya menatap mata Za yang bulat dihiasi bulu mata yang lentik.
Za melepaskan tangannya dari dagu Vincent, Dia berlalu menuju kamarnya..
"oh ya...gue ga tau tuh kalau orangtua lo mau jodohin lo ke gue, lo pikir kalau gue tau, gue bakalan mau di ajak kesini? lo terlalu meninggikan diri lo tuan Vincent Pramuja Utama!!!Cibir Za lalu masuk kedalam kamarnya.
Brakkkk...
Deg...jantung Vincent berhenti sejenak, Dia syok atas apa yang dikatakan Za padanya juga perlakuan Za tadi, Dia kira Za akan menangis mendengar hinaan darinya, di luar dugaan Za malah menghina balik dirinya.
"sial!!!"Umpatnya lalu keluar dari Pavilion.
Sementara didalam kamar Za memilih untuk mandi. Ia tidak menggubris kata-kata menyakitkan yang Vincent lontarkan padanya, ia lebih memilih mengacuhkannya.
Selesai mandi Za tertidur di ranjang empuk kamarnya.
"cih...sombong..." ucapnya sebelum akhirnya dia terlelap dalam mimpi.
FLASH BACK
Vincent sedang duduk di sofa kamarnya, Rani masuk ke dalam kamar putranya tanpa mengetuk pintu.
"Vincent..." panggil Rani.
"iya ma..." sahut Vincent sambil memainkan ponselnya.
"mama mau bicara! boleh...?"
"iya ada apa ma..." Vincent menaruh ponselnya di atas meja lalu fokus pada mamanya.
"begini nak..maksud mama dan papa mau menjodohkanmu dengan zanitha..." kata Rani tanpa basa-basi lagi.
"hah...ma aku sudah punya Sherly..." tolak Vincent marah.
"mama tidak mau tau, kamu harus putus dengan Sherly sekarang juga, dan setelah Zanitha lulus kamu harus menikah dengannya, tidak ada bantahan..." kata Rani tegas.
"ingat!!!Kalau kamu masih berhubungan dengan Sherly, kami sebagai orangtuamu akan mencoret namamu Dari Kartu Keluarga dan kita lihat kalau kamu tidak punya apa-apa, apa Sherly masih mau denganmu..." tambahnya mengancam.
"Dan satu lagi, kakakmu Vina sangat menyetujui kamu menikah dengan Zanitha, Dia jauh lebih menyukai Zanitha daripada kekasih matre-mu!!!"Lanjut Rani berlalu keluar kamar putranya.
"siall...!!!!!!"Umpat Vincent marah.
※※※
**Pagi-pagi sekali Za sudah bangun, setelah mandi dan sholat subuh Za keluar Pavilion untuk joging.
Za memakai tanktop warna hitam celana training panjang ketat warna abu-abu berlis hitam, juga tak lupa sepatu olahraga warna hitam menghiasi kaki jenjangnya, Za lumayan tinggi untuk gadis seusia nya dia memiliki tinggi 170cm dan body yang aduhai, semua laki-laki yang melihatnya akan berdecak kagum karenanya.
"Pagi Non..." sapa satpam rumah Damar.
"Pagi Pak satpam...cewe cantik mau pergi joging dulu ya! Dadah Pak satpam..." ucap Za sambil berlari melambaikan tangan.
Pak satpam tersenyum ikut melambaikan tangannya.
"gadis yang baik..." Pak satpam memandangi Zanitha sampai hilang dari penglihatannya.
Za berlari mengelilingi komplek perumahan, saat dia tiba di taman, Dia beristirahat duduk dibangku taman, Dia menoleh ke arah kiri, ada Vincent dan Sherly yang juga pergi joging.
"kau...!!!"Kata Vincent berhenti dihadapan Za.
"siapa beib??? tanya Sherly memeluk Vincent dari samping.
Za yang tadinya duduk akhirnya dia berdiri menghampiri Vincent dan Sherly.
"gue..calon istri pacar lo!"Ucap Za sambil melipat tangannya di dada tersenyum meremehkan.
"bodynya sih ok, tapi masih kalah montok dari gue..." pikir Za
"beib jelasin! Dia siapa?" tanya Sherly marah.
"bukan beib, dia bukan siapa-siapa, dia hanya anak dari supir papa dulu, sumpah..." jelas Vincent panik.
"eh Zanitha jelasin sama pacar ku..." bentaknya pada Za.
"gue ga perlu jelasin apa-apa, toh emang bener kan??"
"oh ya..satu lagi kalau mata lo masih awas, gue lebih baik dalam segala hal daripada pacar lo!!!"Ucap Za menunjuk kearah Sherly kemudian berlalu meninggalkan Vincent yang mematung.
Saat Za berjalan membelakanginya, dia melihat dengan seksama, memang benar apa yang dibilang Za, dia jauh lebih baik dari pacarnya, Vincent melihat dari atas sampai bawah body Za bagai gitar spayol, dia juga melihat beberapa laki-laki yang ada ditaman memandangi Za tanpa berkedip.
"sial..bener yang dia bilang..argghhh...itu lagi ngapain sih semua laki-laki memandangi Za,.."..jerit Vincent dalam hati...
"beib...beib..." panggil Sherly sedikit berteriak.
"hahh...eh..maaf beib..." sahut Vincent gugup.
"jangan bilang kamu suka sama gadis kecil kayak dia???"
"tidak..."
"ya sudah aku antar kau pulang..." kata Vincent mengalihkan perhatian.
Vincent mengantar Sherly pulang, setelahnya Dia kembali ke rumahnya.
Suara musik...
🎶goyang dombret..
goyang dombret
kang dadang..
paling ganteng saya suka akang suka sekali...
ser...bang mandor paling ganteng..
saya demen abang demen sekali..
ayo donk bang bergoyang,
biar saya temenin,..
jangan lupa sawer nya buat tambahan saya, makin banyak saweran nyaaaa..
makin asyik goyangan nya...ser...
(suara merdu Zanitha di iringi dengan musik dangdut memenuhi taman depan rumah Damar)
Vincent yang baru saja datang mengkerutkan keningnya, karena suara berisik dari arah taman, Vincent berjalan menuju taman, ada Za sedang bernyanyi dan berjoget bersama damar dan rani juga para pelayan ikut larut dalam suasana.
"lagi om...goyang terus..." kata Za sambil berjoget ria.
"hahhaha...sudah...sudah...om..cape..."
Za mematikan musik yang ada pada ponsel nya, lalu membantu damar duduk di bangku taman, Za berjongkok memijat kaki Damar, Damar dan Rani terharu melihat perhatian yang diberikan Zanitha..
"terima kasih sayang..." kata Rani membelai pipi Za.
"sama-sama..." sahut Za berdiri memeluk Damar dan Rani bersamaan...
Rani dan Damar juga membalas pelukkan Za, mereka bahagia karena Za selalu membawa keceriaan di dalam rumahnya...
Vincent memandang dari kejauhan, hati nya tersentuh melihat perlakuan Za terhadap kedua orangtuanya, bahkan Sherly pacarnya tidak bisa sedekat itu dengan orangtuanya, padahal mereka mengenal Sherly dari Vincent kuliah dulu, sampai hari ini Sherly masih belum bisa dekat dengan mereka.
Bukan tanpa sebab Damar dan Rani tidak menyukai Sherly, keluarga Sherly terkenal arogan dan sangat sombong, belum jadi istri Vincent saja Sherly selalu mengancam orang-orang di sekitarnya atas nama Vicent, Damar dan Rani sangat tidak menyukai Sherly, selain sombong, angkuh dan tidak sopan, Sherly terkenal suka dengan kehidupan bebas, itu yang membuat mereka makin membenci Sherly.
"ehemmm..." deheman Vincent membuat Za melepaskan pelukkannya.
"eh calon suami..." goda Za.
"hahahaha..kamu sudah tau sayang..?" tawa Rani sambil bertanya.
"udah donk tante..kan calon suamiku sendiri yang bilang tadi malam...iya kan sayang?" goda Za mengedipkan matanya...
Deg..deg...deg...eh kenapa sama jantungku, tidak mungkin karna dia kan?" batin Vincent menolak...
"ah...kamu udah ga sabar yaa nak???" tanya Damar pada Vincent.
"sudah pa, lebih baik papa dan mama istirahat, aku mau bicara sama zanitha..." kata Vicent datar.
Damar dan Rani meninggalkan zanitha dan Vincent berdua di taman, para pelayan juga sudah melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing...
*
*
*
*
*
*
*
*
*
KIRA-KIRA VINCENT MAU BICARA APA YA DENGAN ZANITHA???...
MPE KETEMU LAGI YAA GUYS...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!