Satu balasan singkat dari Tiara karena jemarinya terasa tak berdaya untuk mengetik lagi.
Tubuhnya terasa lemas dan air mata bercucuran mendapati kabar tentang Verrel.
Kekasih yang belum pernah mengucap kata putus padanya, namun sepertinya dia sudah bahagia dengan keluarga barunya.
Tiara menangis sejadi jadinya. Rupanya hanya sekecil itu kekuatan janji yang pernah Verrel ucapkan bersamanya.
Kini mau tidak mau, Tiara harus menerima penghianatan yang sudah di lakukan sang kekasih. Dan dia harus bisa menghapus gelar sebagai kekasih untuk Verrel. Karena sekarang pria itu sudah beristri, bahkan sudah memiliki buah hati.
Jika Verrel tidak mencintai istrinya, tidak mungkin buah hati itu akan lahir.
-----------
"Ayah....Ibu.....Nenek... jangan tinggalkan Tiara....!!", lagi lagi Tiara mengigau.
Segera dia meraih air di dalam gelas dan segera menyiramkannya ke kerongkongan yang dari tadi terasa kering akibat mimpi buruk yang dia alami.
Tubuhnya penuh dengan keringat dingin. Kehilangan yang mendalam masih dia rasakan walaupun sudah bertahun tahun lama nya kejadian demi kejadian terjadi pada dirinya.
Tiara Anggraini, gadis dua puluh tahun yang tinggal bersama dua puluh lima anak yatim piatu. Mereka bukan penghuni panti asuhan, melainkan anak anak yatim tuna wisma yang dia ajak tinggal bersama.
Menyandang status sebagai anak yatim piatu sejak usia lima tahun, dia di asuh oleh sang nenek hingga neneknya juga berpulang ketika dirinya lulus sekolah SMA.
"Cin lihat kak Tiara nggak?" tanya Sofia kepada Cindy . Keduanya adalah adik asuh Tiara.
"Enggak , aku nggak ngelihat "
"Ya udah, aku cari aja sendiri kalau gitu"
Sofia berkeliling area rumah untuk mencari keberadaan Tiara. Siang itu suasana di rumah sangat ramai karena hari minggu.
"Kak, " panggil Sofia setelah menemukan keberadaan Tiara.
"Iya dek, ada apa?" tanya Tiara.
"Nggak ada apa apa kak. Sofia kepikiran aja sama kakak , kakak baik baik aja kan?" Sofia bertanya balik.
Tiara tersenyum simpul, berusaha menutupi hatinya yang hancur.
"Kamu belum bisa mengerti apa yang kakak rasakan dek, dan semoga kamu juga nggak pernah merasakannya" jawab Tiara dengan wajah sendu.
"Sofia jadi takut kak kalau udah besar nanti ada yang mau jadi kekasih Sofia, gimana kalau seperti kakak?" Sofia bertanya dengan kepolosannya.
"Nggak perlu takut, karena semua udah ada yang ngatur dan nggak semua laki laki itu sama" Tiara memberi nasehat.
"Padahal kak Verrel itu orang baik , kenapa bisa meninggalkan kakak untuk menikah dengan orang lain?" tak hentinya Sofia dengan polos menanyakan apa yang ada di otaknya.
"Itu nggak sesimpel yang kamu pikirkan dek, udah jangan nanyain hal kayak gitu. Masih kecil, nggak baik. Pergi belajar sana gih ! " ujar Tiara memerintahkan Sofia agar kembali belajar.
"Ya deh kak, aku belajar dulu" gadis kecil itu menurut dan segera beranjak dari tempatnya.
Setelah Sofia berlalu, seorang wanita paruh baya bernama bu Yana datang mendekati Tiara.
"Sudah lah nak Tiara, jangan bersedih terus. Kalau memang jodoh nggak akan kemana? tapi kalau memang tidak berjodoh, mau gimana lagi?" tuturnya.
"Iya bu" jawab Tiara dengan mengukir senyum di bibir.
"Sebenarnya gimana sih nak ceritanya, kok bisa dia ninggalin kamu? padahal kata adik adik kamu nak Verrel itu orang baik? Coba deh cerita ke ibu, siapa tahu aja hati kamu lega karena punya teman bicara" tanya bu Yana.
Sekitar dua tahun lalu Tiara pindah rumah, tepatnya setelah perpisahan yang tidak jelas dengan sang kekasih. Dan bu Yana merupakan tetangga dekat dan sudah seperti ibu pengganti untuk Tiara.
"Begini bu ceritanya" Tiara mulai mengawali cerita dari awal pertemuannya dengan sang kekasih.
(Kasih like ,koment and favorit ya guys🤩🤩 biar akunya semangat terus buat update💪💪😍😍)
Sejuknya embun pagi menyapa Tiara dan seluruh adik adik asuhnya.Mereka bersiap siap untuk pergi sekolah.
Pagi ini semua sudah meninggalkan rumah untuk pergi ke sekolah masing masing kecuali empat orang saja yang tinggal.
Mereka berempat sudah tidak bersekolah. Namun karena mereka hanya lulusan SMP, usia mereka masih sangat kecil untuk mencari kerja.
Sehingga kegiatan mereka sehari hari adalah menjaga ruko jualan kue milik Tiara.
Ponsel berdering, tanda ada pesanan masuk. Senyum Tiara terbuka lebar setelah membaca pesan yang masuk.
"Ada apa kak ? kok senyum senyum sendiri?" tanya Dini.
"Ini dek, kita dapat rejeki. Besok ada pesanan kue 500 biji, nanti malam kita lembur bareng bareng ya.." jawab Tiara.
"Waah...syukur ya kak... nanti kita kerjakan bareng bareng" Nia juga ikut menimpali jawaban.
"Kalian jagain rukonya ya, kakak mau berangkat kuliah. Nanti habis kuliah kakak nggak langsung pulang soalnya mau belanja bahan bahan kue buat pesanan besok. Kalian hati hati ya" Tiara berpamitan kepada ke empat adik asuhnya.
"Iya kak, kakak juga hati hati ya" jawab salah satu lagi dari adik asuhnya yang bernama Ana.
Hari sudah menjelang sore, Tiara selesai kuliah dan bergegas untuk belanja bahan bahan kue.
Adik adik sudah menunggu di depan pintu. Ada yang mengambilkan minum. Ada yang bantu bawakan belanjaan, ada juga yang bantu merapikan sepatu yang di pakai Tiara untuk kemudian di simpan di rak sepatu.
Sungguh suasana yang mampu menghilangkan rasa lelah seharian. Mereka semua tidak punya orang tua, namun mereka saling berbagi kasih bahkan seperti saudara kandung sendiri.
Malam itu mereka lembur untuk membuat pesanan kue dan tepat di pagi hari semua sudah terkemas rapi lalu siap untuk di antar.
Ponsel berbunyi, ada pesan masuk. Di sana tertulis alamat pemesan. Tiara hari ini mengambil jam kuliah sore karena pagi ini dia harus mengantar sendiri pesanan tersebut.
Sesampainya pada alamat yang di tuju Tiara menoleh kanan kiri, tak nampak ada orang yang terlihat karena tingginya tembok pagar menghalangi kegiatan yang di selenggarakan di dalam rumah.
Tiara sempat terkagum dengan istana yang ada di depan matanya, dan tentunya dia bersyukur dan berharap pemesan kali ini akan jadi pelanggannya.
Tiara segera menghubungi si pemesan dan memberi tahu bahwa dia sudah berada di depan alamat yang di tuju.
Sepuluh menit kemudian pintu pagar terbuka. Sesosok wajah tampan muncul dari balik pagar besi.
Dia berjalan menghampiri Tiara, dan rupanya memang laki laki ini lah yang telah memesan kue pada Tiara.
"Kamu taruh saja kuenya di sini, nanti sudah ada yang membawanya masuk. Ini uang pembayaran sekalian aku tambah buat ongkos kirimnya" kata laki laki tersebut kepada Tiara.
"Ini kebanyakan Tuan kembaliannya" jawab Tiara dengan wajah menunduk.
"Gak apa apa, ambil aja. Next kalau ada acara lagi aku pesan lagi kuenya di tempatmu" laki laki tersebut berkata sambil membantu menurunkan kue dari motor yang di tumpangi Tiara .
Setelah pekerjaannya selesai Tiara hendak menaiki kembali motornya dan berpamitan.
Tapi langkahnya tertahan dengan satu ucapan,
"Eemmm maaf nama kamu siapa ya? nama aku Verrel" laki laki tersebut mengulurkan tangannya.
"Aku Tiara" dengan sedikit malu Tiara menerima jabat tangan Verrel.
"Ok.. kamu save ya nomorku tadi biar sewaktu waktu mudah buat pesan" Verrel berkata sambil menenggelamkan kembali tubuhnya di balik pagar besi.
Tiara hanya menjawab dengan anggukan kepala serta di iringi senyum untuk Verrel.
(Setelah ini akan ada banyak cerita menarik dari mereka berdua😍😍)
Pemuda tampan berusia dua puluh empat tahun yang ramah tamah dan suka melakukan kegiatan sosial. Itulah Verrel Putra Baskara.
Berasal dari keluarga bangsawan sekaligus sebagai CEO dari perusahaan papanya. Verrel mempunyai seorang adik kandung perempuan bernama Velice Putri Baskara yang kini usianya tujuh belas tahun.
Papa dan mama Verrel sudah bercerai saat Verrel berusia sembilan tahun. Dan Verrel tetap tinggal bersama papanya sementara sang mama kembali ke negara asal, Amerika.
Tiga bulan kemudian papa Verrel menikah lagi dengan seorang wanita bernama Safira Almira. Dari pernikahannya itu, mereka di karuniai seorang putri bernama Elsia Putri Baskara. Yang kini usianya menginjak empat belas tahun.
Dua tahun setelah melahirkan Elsia, Safira mengalami sakit parah. Ada tumor di rahimnya sehingga harus di operasi. Dan hal itu membuat dia tidak di perbolehkan Dokter untuk hamil lagi. Dan hal itu membuat Verrel tetaplah menjadi pewaris utama perusahaan dari pada kedua adim perempuannya, karena Tuan Ello hanya mempercayakan pada anak laki laki nya saja.
"Verrel.. kamu sudah dewasa, apa kamu belum terpikir untuk mencari pendamping?" tanya Tuan Ello ketika mereka meluangkan waktu untuk ngobrol sebelum sibuk dengan pekerjaan masing masing.
Putra nya tersenyum sambil menggelengkan kepala,
"Belum pa, Verrel masih ingin sendiri" jawabnya.
"Tapi jangan lama lama ya sendirinya. Kalau sudah ada yang sreg di hati , cepat kamu kenalin ke papa" ucap Tuan Ello sambil mengusap lengan Verrel.
"Iya pa, pasti papa orang pertama yang aku kenalkan kepada calon istriku" jawab Verrel dengan sangat sopan.
"Papa yakin pilihan anak papa ini pasti istimewa , iya kan?" gelak tawa pecah di antara keduanya.
"Papa bisa aja" sahut Verrel.
Keduanya berhenti membahas hal tersebut ketika pekerjaan mereka mulai numpuk di meja masing masing.
"Oke Verrel, selamat bekerja dan papa doakan kamu segera menemukan tambatan hati, agar papa segera menimang cucu" tukas Tuan Ello sambil berjalan keluar meninggalkan ruang kerja putranya.
Sebelum memulai aktifitas harian,Verrel raih benda pipih dari sakunya.
Satu nomor kontak yang dia tuju, yaitu Tiara. Gadis yang baru dia kenal satu hari yang lalu.
Sempat dia pandangi foto profil yang terpasang di sana, hingga membuat Verrel memujinya.
"Manis dan giat bekerja"
Senyum terukir di bibir Verrel, entah mengapa dia merasa ada sesuatu yang muncul di hatinya.
Ingin dia hubungi nomor itu, namun dia batalkan karena dia tidak punya alasan mengapa menghubungi Tiara tanpa sebab.
Sayangnya, tingkah laku Verrel tersebut terlihat oleh sepasang mata , yakni Tuan Ello. Sehingga pria itu menyimpan seribu tanya tentang putranya.
"Sepertinya putraku sedang jatuh cinta? tapi pada siapa? kenapa dia tidak bercerita?" kepo Tuan Ello dalam hati.
Pria itu ingin segera menanyainya saat itu juga, mengingat kebersamaan mereka hanya ketika berada di kantor.
Verrel suka dengan kegiatan sosial dan sering menggelar makan gratis di rumahnya, sehingga dia memilih untuk membangun rumah sendiri di lahan masyarakat umum agar lebih mudah melakukan kegiatan sosial.
Sementara kediaman yang di tempati oleh Tuan Ello dan Safira berada di kawasan mansion yang elite karena mereka kurang suka dengan kegiatan sosial.
"Oh ya, sepertinya aku akan menghubungi dia untuk memesan kue lagi di acaraku nanti" tiba tiba muncul inisiatif di otak Verrel.
"Atau aku datangi langsung ke rumahnya ya?"
(Terima kasih buat para pembaca yang sudah mampir ke novel ini, like komen and favorit nya aku tunggu...🤩😍😊😊)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!