Beberapa tahun setelah ayahku meninggal akhirnya ibuku kembali menikah, beliau menikah lagi dengan harapan ada yang ikut membantu menyukupi kebutuhan hidup kami dan menjadi pelindung bagi kami.
apalagi aku baru masuk sebuah perguruan tinggi tentu membutuhkan biaya yang tak sedikit.
Pada awalnya ayah tiriku sa...ngat baik, aku sangat bahagia dengan keluarga baruku.
sampai pada beberapa bulan kemudian di saat ibuku mulai sakit sakitan... Mulai pula berubah semua tingkah dan karakter ayah tiriku.
Semula yang dulu penyang dan sopan dalam bertutur berubah menjadi sosok yang pemarah dan kasar.
" bikinkan kopi !!! " teriak ayahku...
" iya yah " sahut ku... Aku segera membikinkan kopi yang diinginkannya sebelum ia murka.
Tak satupun perintahnya aku tolak selain karna aku takut aku juga harus bertahan demi ibuku yang sedang sakit, karna siapa lagi yang memenuhi kebutuhan kami kalau bukan dia.
hari demi hari permintaannya semakin tidak karu karuan...
Sampai pada suatu ketika... Saat itu aku baru pulang dari kampus, aku melihat ayah tiriku sedang berbaring santai di kamar ku. Sontak aku kaget...
"ayah ada di sini " ujar ku...
" iya... Ayah malas di kamar ibumu yang sakit sakitan..." ayah tiriku menjawab.
" oh.. Kalau begitu apa sebaiknya aku yang tidur bersama ibu, ayah yang tidur di kamarku" tanya ku.
" iya... Tapi tolong pijitin punggung ayah dulu " jawabnya.
" iya yah..." jawabku. aku mau menolakpun tak bisa jadi kuturuti saja perintahnya.
Tapi aku merasa heran, tumben sekali tutur katanya begitu sopan tak seperti biasanya. Aku merasa seperti kembali ke masa masa di mana ia dulu pertama kali menjadi ayahku yang sopan dan penyayang.
Ternyata aku salah menilainya,rupanya semua yang ia lakukan hanya untuk menjeratku menjadi alat pemuas dahaga akan nafsunya yang sudah di ubun ubun.
Setelah aku selesai memijit punggungnya tiba tiba ia menyuruhku berbaring di sampingya...
" sini... Berbaringlah di sampingku " ujarnya.
" kenapa yah..." aku bertanya.
" gak apa apa... Ayah hanya ingin berbaring di dekatmu saja " katanya.
Dengan sangat terpaksa aku menuruti kehendaknya.
Setelah itu ia tiba tiba memeluku dengan erat, akupun berusaha melepaskan pelukannya.
" jangan yah..." pintaku
" ga papa ko... ayah hanya ingi memelukmu saja " ucapnya.
Sambil terus memeluk dan mulai memaksa. aku tak bisa berbuat apa apa karna rasa takut semakin menderuku.
Setelah itu ia semakin liar tak terkendali
tangannya sudah bertualang kemana mana. Semakin aku menolak semakin ia memaksa. Sambil mengatakan ucapan ucapan ancaman yang membuatku semakin takut dan tak bisa berbuat apa apa hanya bisa pasrah dan menuruti semua kehendaknya.
" jangan yah... " aku hanya bisa berkata
" kalo kamu masih ingin hidup... Turuti semua perintahku " ancamnya.
Akhirnya aku hanya bisa pasrah dengan semua yang ia lakukan.dia membolak balikan tubuhku sesuka hatinya demi untuk memuaskan dahaga akan birahinya yang sudah memuncak.
Berkali kali ia lakukan pada malam itu, hingga ku terkulai lemas dan tak mampu lagi menahan semua yang ia lakukan untuk memenuhi semua nafsunya yang tak kunjung reda.
Setelah semalaman penuh aku digarapnya, akhirnya akupun tertidur lemas dan tanpa terasa ayam jantan berkokok tanda pagi telah tiba.
Akupun terbangun seketika itu, karena aku harus mengurus semua kebutuhan ibuku dan ayah tiriku meskipun seluruh tubuhku terasa remuk bak tertimpa gunung.
Selain itu pula aku harus bersiap siap untuk pergi ke kampus, karna aku gak mau seharipun melewatkan apa yang diajarkan di kampus. Karna cita citaku ingin memiliki masa depan yang lebih baik agar bisa membahagiakan ibuku.
Aku mulai dengan memasak dan menyiapkan sarapan untuk ayah tiriku sarapan, kemudian aku menyuapi ibuku sarapan.
" bu..." aku memanggilnya.
" iya sayang " ibuku menjawab
" ibu sarapan dulu ya..." tanya ku.
" iya sayang " jawab ibu.
Kemudian aku suapi ibuku dengan penuh cinta, setelah itu aku membersihkan tubuhnya dengan air hangat dan handuk, ku seka seka tubuhnya dengan lembut hingga ia bersih dan merasa nyaman.kemudian setelah aku mengurus semua kebutuhan ibu dan ayah tiriku akupun bersiap untuk berangkat ke kampus.
" bu nisa berangkat kuliah dulu ya " pamitku pada ibuku sambil kucium tangannya.
" iya sayang... Hati hati di jalan ya...belajar yang rajin ya... agar kelak masa depanmu lebih cerah " ibuku berkata.
" iya bu... " jawabku.
Kemudian akupun berangkat menuju kampus meskipun seluruh tubuhku terasa remuk dan lemah seperti tak bertenaga tapi semangatku tetap kuat demi ibuku dan masa depanku.
Setelah sampai di kampus aku di sambut senyuman mesra sahabatku rani. Ia adalah satu satunya sahabat karibku yang selalau ada disisiku dikala suka maupun dukaku.
" hello besty..." rani menyapaku.
" hai.." aku menjawab
" kenapa besty... Ko lemes kaya orang ga makan setahun..." ucap rani
" ga papa ko... cuma lagi ga enak badan sedikit " jawab ku.
Kemudian kamipun bergegas masuk kekampus.
Setelah selesai jam kampus akupun bersiap untuk pulang karna aku harus segera pulang, tapi rani meminta tolong untuk menemaninya mencari novel kesukaanya di toko buku. akupun tak mungkin menolaknya karna hanya rani sahabat terbaik yang aku punya.
" nah...ini dia novel kesukaan ku nis..." kata rani
" wah... Kelihatannya bagus ya..." jawab ku.
rani pun membeli novel yang ia suka. Dengan wajah bahagia ia membayarnya kekasir, lalu kamipun bergegas untuk pulang.karna rani tau aku harus segera pulang untuk mengurus ibuku dan semua pekerjaan di rumahku.
Setelah sampai di depan rumah aku sangat terkejut melihat pintu rumahku terkunci, padahal selama ini rumahku tak pernah terkunci agar bila ibuku meminta bantuan tetanggaku bisa langsung masuk.
Melihat itu aku langsung panik dan bergegas menanyakan pada tetanggaku tentang apa yang terjadi.
" bu sarmi ada apa ini... Kenapa pintu rumahku di kunci... Dimana ibuku..." tanya ku.
" ibumu di bawa ke rumah sakit pagi tadi " jawab bu sarmi.
Tanpa berbasa basi lagi akupun langsung berangkat ke rumah sakit yang ditunjukan bu sarmi.dan sesampainya di rumah sakit aku segera menelfon ayah tiriku untuk menanyakan di ruang mana ibuku di rawat. Kemudian aku melihat ibuku yang sedang koma dan tak sadarkan diri.
" apa yang terjadi..." tanyaku pada ayah tiriku
" ayah juga gak terlalu faham...ketika ayah mau berangkat bekerja tiba tiba ayah melihat ibumu sudah ada di bawah..." jawab nya.
Akupun menangis sambil bingung harus bagaimana, apalagi ayah tiriku berkata tak mampu untuk membiayai biaya rumah sakit untuk ibuku.aku jadi semakin bingung harus bagaimana...
Disaat fikiran nisa sedang bingung dan kacau, ayah tiri nisa memberikan sebuah solusi untuknya agar bekerja di rumah bosnya saja, karna bosnya sedang membutuhkan seorang pembantu.tanpa berfikir panjang nisa pun langsung mengiyakannya.demi untuk membantu membiayai biaya rumah sakit ibunya.
Pada sore menjelang malam itu juga nisa diajak ayah tirinya kerumah bosnya.inilah kali pertama nisa bertemu dengan rafi seorang duda kaya raya dan tampan menawan namun sinis tanpa senyum sedikitpun.wajahnya selalu datar nyaris tak pernah ada ekspresi apapun sampai sampai tak pernah ada yang tau dia itu sedang marah atau tidak.oleh karena itu seluruh karyawan dikantornya takut dan tak pernah menjawab tidak bisa bila disuruhnya meskipun terkadang mereka sesungguhnya kesulitan dengan pekerjaan yang di berikan.
Sesampainya di rumah raffi kemudian ayah tiri nisa meminta tolong securiti di rumah raffi untuk membukakan pintu gerbang dan mengantarnya menemui raffi.
" selamat malam pak..." ucap ayah tiri nisa pada raffi.
" malam" ucap raffi dengan ketus.
" maaf pa saya mengganggu...saya cuma mau antar anak saya untuk bekerja di sini, karna saya dengar anda sedang mencari seorang art " kata ayah tiri nisa.
" iya" ucap raffi dengan wajah sinisnya.
" emmm... Berarti mulai malam ini anak saya langsung bekerja kah pa???" tanya ayah tiri nisa.
" iya langsung saja" kata raffi.
" emm... Mohon izin pa... Bisakah anak saya ini bekerja di sini sambil kuliah" kata ayah tiri nisa.
" bisa, asalkan dia bisa bertanggung jawab dengan baik pada pekerjaannya" kata raffi.
" emm... Terima kasih pa kalau begitu saya pamit, biar anak saya langsung bekerja, o iya maaf pa sampe lupa... Nama anak saya nisa... Dia anaknya pendiam dan pemalu pa..." kata ayah tiri nisa.
" iya" sahut raffi sambil naik kembali kelantai atas kamarnya.
Kemudian ayah tiri nisa pun bergegas pulang. Sedangkan nisa langsung memulai pekerjaanya malam itu juga.
Setelah nisa menyelesaikan semua pekerjaanya diapun kemudian beristirahat di kamar art yang ditunjukan oleh securiti rumah raffi.saking lelahnya ia pun tertidur dengan sangat lelap.Tanpa terasa pagipun telah datang, tiba saatnya nisa harus memulai semua aktifitasnya kembali.
Pagi itu kali pertama ia menyiapkan sarapan untuk raffi, nisa masih nampak canggung dalam melayani raffi, raffi pun memahami itu... Karna setiap raffi menatap nisa... ia pun tertunduk malu...
Setelah selesai sarapan raffi pun begegas berangkat ke kantornya, karna akan ada miting penting.
Sedangkan nisa pun bersiap untuk kuliah seperti biasa, namun kali ini ada yang berbeda, biasanya ia berangkat sambil mencium tangan dan meminta do'a ibunya... Kali ini ia berangkat dengan penuh beban di pundaknya...
Sesampainya di kampus... Seperti biasa sahabat terbaiknya rani menyambut dengan penuh bahagia, dengan senyumnya yang khas dia pun menyapa...
" hello besty ku... Gimana kabarmu hari ini?" rani menyapa.
" baik besty..." jawab nisa sambil tersenyum untuk menutupi semua beban dihatinya agar tidak terlihat oleh sahabatnya.
" udah sarapan??? boleh ku traktir besty... Kamu kan sudah temenin aku kemaren..." tanya rani
" udah ko besty... emm... Makasih besty... Lain kali aja ya..." jawab nisa.
" yah... Ko gitu sih besty... Emm... Ya udah ga papa... O iya gimana kabar ibumu? Maaf ya sekarng aku jarang nengokin ibumu, soalnya mamah papahku masih belum pulang dari paris... Jadi aku harus nemenin adikku deh..." kata rani.
" emm... Ibuku sekarang ada di rumah sakit ran..." kata nisa.
" hah... Kenapa... Ko kamu ga bilang sih..." rani terkejut.
" ma'af ran aku ga mau ngerepotin kamu..." kata nisa.
" sahabat macam apa aku ini bila ngerasa kamu repotin..." kata rani.
" engga gitu ran... Aku cuma ngerasa engga enak karna sering sekali ngerepotin kamu..." jawab nisa.
" kamu ko gitu sih nis..." rani mengeluh
" ma'afin aku ya ran..."jawab nisa.
" gini aja nis sepulang kuliah nanti kita langsung kerumah sakit bareng ya..." ucap rani.
" iya ran..." jawab nisa.
Sepulangnya merekapun langsung menuju rumah sakit tempat ibu nisa dirawat. Rani terkaget melihat kondisi ibunya nisa yang sedang koma... Kemudian rani bertanya kondisi ibunya nisa ke dokter. Kata dokter kemungkinan bisa lama dia koma, karena belum ada perubahan sedikitpun untuk saat ini.rani pun terdiam sedih... Rani memang sahabat nisa yang baik, sering kali ia membantu segala hal yang dibutuhkan nisa dan ibunya. Oleh karena itu nisa jadi merasa engga enak sendiri karena sering merepotkan rani.
Setelah beberapa sa'at rani terdiam sedih... Kemudian ia bertanya pada nisa perihal biaya rumah sakit ibunya.
" emm... Ma'af nis tolong kamu jangan tersinggung ya..., kira kira biaya rumah sakit ibumu sudah ada kah? Mungkin aku bisa sedikit membantu kalo kamu izinkan..." ucap rani.
" emm... Sudah ada ko ran... Makasih..." jawab nisa. Padahal dia juga bingung memikirkan biayanya... Dia terpaksa berbohong karena ia engga enak terus terusan ngerepotin rani.
Selang beberapa sa'at rani pun pulang karena ia harus menemani adiknya, walaupun memang ada art di rumahnya tapi ia tak tega membiarkan adiknya tanpa pengawasannya.
Setelah rani pulang nisa pun harus segera pergi menuju rumah raffi untuk bekerja, ia sengaja menunggu rani pergi lebih dahulu supaya rani tidak mengetahui kalau ia bekerja sebagai art di rumah raffi.
Sesampainya dirumah raffi, ia pun segera mengerjakan segala tugasnya. Selang beberapa sa'at raffi pun datang, ia melihat nisa bekerja begitu rajin, selain itu pula sesungguhnya raffi merasakan sebuah getaran dihatinya dari semenjak ia bertemu nisa pertama kali, hanya saja ia tipe orang yang kaku dan tak punya ekspresi terhadap sesuatu. Hanya ekspresi muka datar yang ia punya.karna itu seluruh karyawannya menjuluki si bos muka datar.
" malam pa..." kata nisa.
" malam " kata raffi.
" ma'af pa... Bapa mau saya siapin makan malam?" tanya nisa.
" iya" jawab raffi.
Nisa pun segera menyiapkan makan malam untuk raffi, selang beberapa sa'at raffi pun turun dari kamarnya.sa'at menyantap masakan nisa ia seperti merasakan sesuatu yang lain pada lidahnya, seperti sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumya... Sungguh enak sekali kata raffi dalam hati. Hanya saja raffi memang benar benar manusia nol ekspresi.
Tapi hati tak pernah bisa bohong... Getaran getarannya mulai mendobrak benteng di hatinya yang selama ini menggunung yang menutupi seluruh hatinya jadi seakan manusia yang tak punya hati.
Rupanya getaran rasa pada nisa pun mulai terasa seperti gunung yang akan meletus... Hanya saja rasa canggung yang membatasi rasa di hatinya... Akankan kedua rasa itu bisa bertemu menjadi satu...
Setelah makan malam selesai raffi pun kemudian langsung naik ke kamarnya sambil sesekali mencuri pandang untuk memperhatikan nisa. sesampainya di kamar fikiran raffi melayang kemana mana, mengingat masa masa sa'at ia kecil dulu melihat ibunya jadi budak nafsu yang selalu bergonta ganti membawa lelaki kerumahnya disaat ayahnya sedang sakit. Setiap hari kerjaanya hannya mencari brondong yang masih kinclong dengan kawan kawannya yang sama juga genit genit dan doyan brondong.hampir ngga pernah sedetik pun ia mau mengurusi ayahnya.semakin hari semakin menjadi hingga kemudian meninggalkan ia dan ayahnya tanpa rasa bersalah sama sekali. Sejak saat itu ia jadi benci pada setiap wanita, dan hanya menjadikan wanita sebagai budak nafsunya saja. bahkan ia sudah menikah dan bercerai sampai empat kali, dan semua mantan istrinya tak tahan dengan perlakuanya.fikiran raffi terus terbang kemana mana. Seperti buaya kelaparan yang siap melahap apa pun yang ada di dekatnya.
Sementara nisa... sedang sibuk mengerjakan semua tugasnya kembali, saat ia sedang serius bekerja tiba tiba nisa terkejut karena hp nya berdering, ternyata ayah tirinya yang menelfon.
" halo... Ada apa yah?" tanya nisa.
" nis... Dokter bilang ibumu harus di rujuk ke rumah sakit yang lebih besar, karena di rumah sakit ini alat alatnya kurang memadai... Tapi dokter bilang harus melunasi dulu biaya perawatannya." jawab ayah tiri nisa.
" gimana ya yah... Nisa belum ada uangnya..." ucap nisa.
" coba kamu pinjam ke pa raffi..." sarannya.
" iya yah akan saya coba" jawab nisa sambil menutup telfonnya dan bergegas menemui raffi. ia naik ke lantai atas tempat kamar raffi berada, sesampainya di depan kamar kemudian nisa pun mengetuk pintu kamarnya dengan hati yang berdebar debar.
Tok tok tok " pa raffi..." nisa memangil raffi sambil menahan rasa takutnya.raffi pun membuka pintu kamarnya.
" ada apa nis..." tanya raffi sambil berdiri tepat di hadapanya. Sejenak nisa terdiam karena baru pertama kali ini raffi berdiri tepat di hadapanya.
" emm... anu pa... boleh ngga pa saya pinjam uang..." ucap nisa.
" boleh tapi..." jawab raffi sambil melihat tajam ke arah nisa.
" tapi apa ya pa?" nisa bingung sekaligus takut.
" kamu harus tidur dengan saya malam ini..." jawab raffi tanpa basa basi. Nisa tertegun diam... Bingung harus bagaimana, di satu sisi sesungguhnya ia tak ingin melakukan hal itu tapi di sisi lain ia sangat memerlukan uang untuk ibunya.
" mau ngga!!!" tegas raffi sambil menatap tajam.
" i iya pa..." karena rasa takut dan bingung nisa pun akhirnya hanya bisa mengiyakan saja. Setelah itu tanpa basa basi lagi raffi pun menyuruh nisa untuk masuk ke kamarnya, dan pergulatan pun langsung di mulainya. Nisa di bolak balik sesuka hati raffi, lebih dari sekali raffi membolak balik ******* ***** dan menindih nisa sesuka hatinya. Istirahat sejenak hajar lagi... Istirahat lagi hajar lagi... hingga berjam jam lamanya. Nisa hanya bisa pasrah dan menuruti semua perintah raffi meskipun seluruh tubuhnya sudah terasa lemah lunglai dan tak bertenaga lagi. Setelah raffi benar benar merasa puas ia pun memberikan uang pada nisa dan menyuruhnya pergi, sambil bergumam semua wanita sama saja... Hanya uang dan nafsu saja yang ada di kepalanya...
Seketika itupun nisa langsung beranjak pergi ke rumah sakit meskipun tubuhnya lemah lunglai seperti tak bertulang ia tetap berusaha demi ibunya.sesampainya di rumah sakit ia pun segera mengurus biaya perawatan dan ia meminta tolong ayah tirinya segera merujuk ibunya ke rumah sakit yang lebih besar sembari memberikan uang pada ayah tirinya. Karena ia harus langsung pulang lagi dan bekerja lagi sebab hari sudah mulai beranjak pagi... setelah semuanya beres nisa pun langsung segera kembali ke rumah raffi.
Sesampainya di rumah raffi ia pun harus segera menyelesaikan semua pekerjaannya sebelum raffi bangun. Dari mencuci memasak dan lainya. Tanpa ia ketahui raffi sudah bangun dan memperhatikannya dari lantai atas kamarnya. raffi terus memperhatikan nisa, sesungguhnya ada sebuah rasa yang menyentuh hatinya saat melihat nisa, entah rasa apa yang ia rasakan karna rasa itu belum pernah ada dalam dirinya sejak dulu. tapi semua rasa itu berlawanan dengan rasa trauma yang di alaminya yang membuatnya jadi seperti itu. Setelah beberapa saat raffi pun mempersiapkan diri untuk berangkat ke kantornya, sementara nisa menyiapkan sarapan untuk raffi. Beberapa saat kemudian raffi pun turun untuk sarapan. Setelah ia selesai sarapan ia pun langsung berangkat ke kantornya, tanpa sepatah kata pun dia hanya diam seribu bahasa.
Sementara nisa pun harus bersiap untuk berangkat ke kampusnya, belum juga ia selesai bersiap tiba tiba hp nya berdering. Ternyata ayah tirinya menelfon. " ada apa ya?" dalam hati nisa.
" halo... Ada apa yah? " tanya nisa.
" apa kamu bisa pulang kerumah sekarang..." ujar ayah tirinya.
" kenapa yah???" nisa tanya dengan tegas.
" ngga ada apa apa..., ayah cuma ingin kamu pulang sekarang, ada hal yang sangat penting di rumah " kata ayah tirinya sambil menutupi sesuatu.
" iya yah aku pulang sekarang..."
Nisa pun sesegera mungkin langsung beranjak pulang menuju rumahnya... Dalam hatinya berkata ada apa ya... Ko hatiku ngerasa ngga enak banget, nisa semakin cemas dan bingung...
Hatinya terus bertanya tanya ada apa kah gerangan ya...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!