NovelToon NovelToon

UNWANTED WEDDING (Perjodohan Dengan Nadya)

Sah & Luka

"Saya terima nikah dan kawinnya Nadya Putri Anjani binti alm. Haris Setiadi dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar Rp 5.122.022 dibayar tunai." Dengan satu tarikan nafas Fathur mengucapkan ijab kabul dihadapan penghulu, saksi, dan tamu undangan yang hadir.

"Bagaimana saksi? Sah... " Serentak semua orang yang hadir mengatakan sah.

Fathur hanya terdiam dengan wajah datar tanpa ekspresi. Tidak ada raut wajah bahagia sedikitpun di wajahnya. Bahkan senyum tipis untuk menandakan kalau dia bahagia setelah sahnya pernikahan dirinya pun tidak terlihat. Hanya mempelai perempuan yang sedikit memperlihatkan senyum tipisnya, yaitu Nadya.

Pernikahan antara Fathur dengan Nadya ini merupakan pernikahan hasil dari sebuah perjodohan. Mama Resti, ibu dari Fathur lah yang mengatur perjodohan ini. Dengan alasan bahwa Fathur sudah cukup umur dan juga karena Mama Resti ingin segera memiliki cucu, dia mengatur perjodohan antara Fathur dan Nadya.

Fathur yang merupakan anak tunggal dengan terpaksa harus menuruti permintaan Mama Resti. Yang Fathur punya saat ini hanya Mama Resti saja karena Papa nya, Heri Sudiro, sudah meninggal sejak 2 tahun yang lalu. Jadi sebisa mungkin Fathur akan mewujudkan keinginan sang Mama. Meskipun keinginan Mama Resti ini cukup berat untuk Fathur lakukan.

Setelah melangsungkan pernikahan pagi tadi, kini Nadya duduk di atas ranjang kamar milik Fathur. Acara pernikahan memang hanya sekedar akad saja, tidak ada acara sejenis resepsi yang dilakukan. Tamu undangan yang tadi hadir pun hanya sedikit jumlahnya. Mungkin sekitar 50 orang saja.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan sosok laki-laki yang beberapa jam yang lalu sudah sah menjadi suami Nadya.

Nadya seketika menundukkan kepalanya. Karena jujur saja Nadya bingung harus berbicara apa dengan Fathur. Sebelum mereka menikah, Nadya dan Fathur tidak pernah saling berbicara mengenai suatu hal diantara mereka. Mereka hanya mengobrol untuk membahasan acara pernikahan mereka, selebihnya tidak pernah sama sekali.

"Kamu puas dengan pernikahan ini Nadya?" Tanya Fathur dengan wajah datarnya.

Nadya mengangkat kepalanya. Apa maksud Fathur bertanya seperti itu? Nadya tau kalau Fathur belum mencintainya, tapi Nadya pikir pernikahan ini terjadi karena persetujuan satu sama lain.

"Maksud Mas Fathur?" Tanya Nadya dengan wajah bingungnya.

Fathur tertawa kecil, bagi Fathur, Nadya adalah perempuan sok polos. Dan Fathur sangat tidak menyukainya.

"Bukannya kamu seorang guru? Kamu seharusnya bisa lebih pintar untuk membaca situasi kita saat ini." Ujar Fathur dengan nada tajam.

Memang benar Nadya seorang guru, tapi apa maksud Fathur dengan membaca situasi yang ada? Apa... Apa maksudnya bahwa sebenarnya Fathur tidak menyukai pernikahan mereka? Benarkah seperti itu?

Nadya hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas ucapan Fathur. Karena memang Nadya tidak tau apa yang harus dia katakan kepada laki-laki berstatus suaminya itu.

"Kamu sendiri yang memilih untuk menerima perjodohan ini. Jadi jangan berharap apa-apa meskipun kita sudah menikah, karena saya tidak akan pernah menganggap kamu sebagai istri saya." Ucap Fathur dengan nada dinginnya. Yang kemudian meninggalkan Nadya duduk terdiam diatas ranjang begitu saja.

Brakkk...

"Astagfirullahaladzim... " Nadya hanya bisa mengucap istighfar saat pintu kamar dibanting dengan keras oleh Fathur.

Air mata menetes begitu saja tanpa bisa Nadya tahan. Apakah ada cara untuk Nadya menolak perjodohan ini? Jika ada sudah Nadya lakukan sejak awal. Hutang budi kepada keluarga Sudiro membuat Nadya tidak punya pilihan lain selain menerima perjodohan ini.

Ya, Nadya memiliki hutang budi kepada keluarga Sudiro.

Sedikit cerita bahwa Nadya adalah seorang yatim piatu sejak berusia 1 tahun. Yang Nadya tau, orang tuanya meninggal karena suatu kecelakaan. Dan karena tidak ada saudara yang bisa mengurusnya, maka diputuskanlah bahwa Nadya lebih baik dirawat disebuah panti asuhan. Dan sampai sekarang tidak ada satu pun saudara baik dari Ayah maupun ibunya yang sekali saja datang menjenguknya. Mereka seolah lupa bahwa Nadya masih hidup setelah orang tuanya meninggal. Hingga sekarang Nadya pun tidak tau siapa saja saudara-saudara dari Ayah dan Ibunya. Yang Nadya tau saudaranya hanya anak-anak panti. Dan orang tuanya adalah Bunda Sina dan Bunda Titi.

Lalu apa hubungannya Nadya dengan keluarga Sudiro? Sebenarnya tidak ada. Nadya hanya salah satu dari beberapa anak panti lain yang terpilih mendapatkan beasiswa penuh dari SMP hingga jenjang kuliah.

Lalu apakah dulu tidak ada yang berniat untuk mengadopsi Nadya? Sebenarnya ada, hanya saja Bunda Sina, pemilik panti Asuhan Sinar Bunda tidak pernah mengizinkannya. Bunda Sina terlalu sayang kepada Nadya. Hingga akhirnya sampai SMA Nadya tetap berada di panti. Barulah setelah masuk ke jenjang kuliah Nadya keluar dari panti asuhan karena dia memilih untuk kost. Selama masa kuliahnya Nadya juga menjalani kerja part time untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan sedikit membantu panti.

Sampai akhirnya setelah lulus kuliah Nadya di terima menjadi seorang guru Bahasa Indonesia di salah satu SMA swasta yang ada di Jakarta.

Mengenai kenapa Nadya bisa dipilih oleh Mama Resti menjadi istri Fathur, akan Nadya ceritakan.

Flashback

"Assalamu'alaikum Bunda..." Nadya yang baru pulang mengajar langsung mendatangi panti.

Seperti biasa, diawal bulan seperti ini Nadya akan memberikan sebagian dari gajinya untuk membantu panti.

"Wa'alaikumsalam." terdengar sahutan dari orang yang ada di dalamnya.

Saat masuk ke ruangan Bunda Sina, Nadya tidak tau kalau ternyata beliau sedang menerima tamu. Tamu yang sebenarnya sudah Nadya kenal cukup lama.

"Eehh, ada Ibu Resti ya. Maaf Nadya ganggu, kalau gitu Nadya tunggu di luar dulu." Nadya memutuskan untuk tidak jadi masuk karena merasa tidak enak. Siapa tau Bunda Sina dan Ibu Resti sedang membahas hal yang penting kan?

"Eehh, masuk aja Nadya. Ibu memang ada perlu sama kamu. Kebetulan sekali kamu pas dateng." Ujar Ibu Resti menghentikan langkah Nadya yang baru saja akan beranjak pergi.

Akhirnya Nadya tidak jadi keluar, dia masuk untuk menyalami Ibu Resti dan Bunda Sina terlebih dahulu. Baru setelahnya Nadya duduk di samping Bunda Sina.

Bunda Sina mengusap dengan lembut tangan Nadya saat gadis itu duduk di sampingnya. Ya, Bunda Sina sangat menyayangi Nadya. Sedikit kisah mengenai Bunda Sina, beliau adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya. Dulu, Bunda Sina pernah memiliki seorang anak perempuan, namun saat usianya baru 5 tahun beliau harus mengikhlaskan kepergian putrinya yang meninggal dunia karena Leukimia. Hingga setelah kejadian itu, dikarenakan rasa sayang dan cintanya kepada seorang anak, Bunda Sina memutuskan untuk membangun sebuah panti asuhan. Dan ya, panti asuhan yang beliau bangun ini bertahan sampai sekarang. Bunda Sina juga tidak pernah memutuskan untuk menikah lagi. Karena setelah suaminya meninggal, bagi Bunda Sina maka cintanya juga sudah ikut terkubur bersama jasad sang suami.

"Gimana kabar kamu nak? Ibu dengar dari Bunda kamu, sekarang kamu udah jadi guru di SMA swasta ya?" Ujar Ibu Resti membuka pembicaraan.

"Alhamdulillah baik Bu. Iya, sekarang Nadya udah udah jadi guru dan ngajar Bahasa Indonesia di sekolah SMA." Jawab Nadya. "Ibu sendiri gimana kabarnya? Kemarin Nadya denger dari Bunda katanya ibu sedang sakit. Maaf karena Nadya belum sempet jengukin ibu." Nadya merasa tidak enak karena saat Bunda Sina sakit kemarin dia tidak sempat menjenguknya dikarenakan kesibukannya.

"Enggak papa nak, cuma sakit biasa kok. Biasa hipertensi, penyakitnya orang tua. Sekarang udah sehat kok." Jawab Ibu Resti. "Ooo iya, Nadya tahun ini udah 25 tahun kan ya?"

Meski Nadya sedikit bingung kenapa ibu Resita menanyakan itu, tapi akhirnya Nadya menganggukkan kepalanya.

"Kalau gitu, Nadya udah punya pacar atau calon suami belum?

Semakin aneh.

" Belum bu, masih fokus kerja." Jawab Nadya sembari tersenyum tipis.

"Kalau gitu, mau nggak Nadya nikah sama anak ibu? Namanya Fathur, sekarang usianya 32 tahun. Dia udah mapan kok, jadi kalau masalah ekonomi kamu nggak usah khawatir lagi."

Flashback off

.

.

.

Haiii... Aku datang dengan cerita baru, semoga temen-temen suka ya sama cerita ini 😍

Jangan lupa kritik dan sarannya 😍

Terima Kasih 🥰😘

Pengabaian Fathur

Setelah menikah, Fathur memilih untuk tinggal di rumah yang terpisah dari Mama Resti. Dengan alasan agar dia dan Nadya bisa hidup lebih mandiri. Padahal nyatanya alasan utamanya bukanlah itu. Tapi meski pisah rumah, jarak rumah Fathur dan rumah Mama Resti tidak jauh. Jadi nantinya setiap hari setelah pulang mengajar Nadya bisa sering datang ke rumah mengunjungi Mama Resti.

Tenang, Mama Resti tidak sendirian kok di rumah. Karena ada sepupu Fathur yang bernama Nabila yang tinggal disana. Nabila tinggal disana karena dia sedang menempuh pendidikan S1 nya di Universitas yang jaraknya dekat dari rumah keluarga Sudiro. Sedangkan keluarga Nabila sendiri memang sudah sejak lama menetap di Bandung. Hal ini karena perusahaan milik keluarga Nabila berpusat di Bandung.

"Sarapan dulu Mas?" Ujar Nadya saat melihat Fathur turun dari lantai 2.

Dan seperti sebelum-sebelumnya, Fathur hanya diam dan melewati Nadya begitu saja. Laki-laki itu langsung keluar dari rumah tanpa menyentuh sarapan yang sudah Nadya masak.

5 hari menikah, tidak pernah sekalipun Fathur menyentuh makanan yang Nadya masak. Fathur lebih memilih untuk makan di luar atau makan di rumah Mama Resti. Sedih? Jujur saja Nadya sangat sedih. Tapi Nadya tidak akan menyerah untuk meluluhkan hati Fathur. Nadya yakin kalau suatu saat nanti Fathur akan menerima dirinya sebagai istri dari laki-laki itu.

Sementara Fathur berangkat bekerja, Nadya memilih untuk memakan sarapannya. Beberapa akan dia bungkus untuk nanti dibawa ke rumah Mama Resti.

Nadya memang mengambil cuti mengajar selama 1 minggu. Sementara Fathur, dia hanya mengambil cuti selama 2 hari saja. Saat hari pernikahan dan keesokan harinya saat hari kepindahannya dan Nadya ke rumah ini.

Flashback

"Kalau gitu, mau nggak Nadya nikah sama anak ibu? Namanya Fathur, sekarang usianya 32 tahun. Dia udah mapan kok, jadi kalau masalah ekonomi kamu nggak usah khawatir lagi."

Nadya terdiam mendengar penuturan Ibu Resti. Nadya tidak pernah menyangka kalau Ibu Resti akan meminta dirinya menjadi istri untuk anaknya. Ibu Resti adalah orang dari keluarga kaya raya dan terpandang, lalu kenapa bisa beliau memilih Nadya yang hanya seorang anak panti asuhan untuk dijadikan menantu? Bukankah masih banyak perempuan yang memiliki asal-usul lebih jelas daripada Nadya?

Nadya tersadar dari rasa terkejutnya saat dia merasakan Bunda Sina menggenggam dengan erat tangannya.

"Ibu Resti sudah membicarakan semua ini dengan Bunda. Dan Bunda menyerahkan semua keputusan sama kamu, nak." Ucap Bunda Sina.

Nadya menatap Ibu Resti yang saat ini juga sedang menatapnya.

"Iya, kita nggak maksa kok. Kalau Nadya setuju, ibu akan sangat berterima kasih. Tapi kalau tidak, ya sudah tidak papa. Mungkin memang kalian belum jodoh." Ujar Ibu Resti.

"Nadya belum tau bu, Nadya masih bingung. Ini terlalu tiba-tiba." Jawab Nadya lirih.

"Iya, ibu paham kok. Kamu bisa pikirkan dulu nak, tidak usah terburu-buru, pikirkan secara matang. Karena menikah itu berarti kalian inshaAllah akan hidup bersama sampai maut memisahkan." Ujar Ibu Resti sembari tersenyum tipis.

Sebenarnya kalau saja dulu Bunda Sina mengizinkan Ibu Resti mengadopsi Nadya, mungkin sekarang Nadya sudah menjadi putrinya. Tapi seperti yang kita tau, Bunda Sina tidak mengizinkan seseorang untuk mengadopsi Nadya karena beliau terlalu menyayangi gadis cantik dan baik itu. Tapi bukan berarti Bunda Sina pilih kasih dengan yang lainnya, perlakuan Bunda Sina tetap sama kepada anak-anak panti yang lainnya. Hanya saja dihati Bunda Sina, Nadya sangatlah spesial.

Dan mungkin ini merupakan salah satu jalan Tuhan, Nadya tidak menjadi putri ibu Resti, tapi mudah-mudahan akan menjadi menantunya.

"Eehmm, kalau boleh tau, apa anak ibu setuju dengan perjodohan ini?" Tanya Nadya kepada Ibu Resti.

Ibu Resti tersenyum.

"Sudah nak, dan Fathur setuju untuk menikah dengan kamu." Jawab Ibu Resti.

Memang Fathur setuju untuk menikah dengan Nadya, tapi itu semua terpaksa. Ibu Resti pun sangat tau bahwa awalnya Fathur tidak ingin menerima perjodohan ini. Tapi setelah beberapa kali membujuknya, akhirnya Fathur mengatakan mau. Ibu Resti sangat yakin bahwa Nadya akan menjadi pasangan yang terbaik untuk Fathur.

Dan akhirnya setelah menimbang-nimbang dan meminta pendapat Bunda Sina juga Bunda Titi, tidak lupa juga Nadya meminta petunjuk kepada Allah SWT, akhirnya Nadya memantapkan hatinya untuk menerima perjodohan antara dirinya dengan Fathur. Apalagi dengan pertimbangan bahwa selama ini keluarga Sudiro sudah banyak membantu panti asuhan ini, terlebih membantu Nadya mengenai biaya pendidikan.

Saat pertama kali bertemu dengan Fathur, tidak banyak hal yang mereka bahas. Fathur cenderung lebih banyak diam dengan wajah datarnya. Nadya pikir itu karena memang sudah menjadi sifat Fathur. Tanpa Nadya tau bahwa sebenarnya Fathur membenci perjodohan di antara mereka.

Dan setelah Nadya mengetahui bahwa sebenarnya Fathur tidak menyukai pernikahan mereka, kini Nadya menjadi berpikir. Apa keputusannya menerima perjodohan ini salah? Nadya harap tidak.

Flashback off

Dari rumah tinggalnya bersama Fathur ke rumah Mama Resti hanya berjarak sekitar 5 menit saja dengan sepeda motor. Atau sekitar 30 menit jika berjalan kaki.

Tadi setelah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, Nadya langsung memanaskan sepeda motornya karena dia akan ke rumah Mama Resti. Nadya memang meminta Fathur untuk tidak mempekerjakan asisten rumah tangga. Selain karena Nadya merasa mampu mengerjakannya sendiri, Nadya juga tidak ingin ada orang lain yang mengetahui kondisi rumah tangga antara dirinya dan Fathur yang sebenarnya.

"Assalamu'alaikum..." Nadya masuk ke rumah besar yang mana di dalamnya di tinggali oleh Mama Resti, Nabila, 3 orang asisten rumah tangga dan 2 orang satpam.

Mengenai Fathur yang memutuskan untuk pisah rumah, Mama Resti setuju-setuju saja. Karena biar bagaimana pun rumah tangga itu antara istri dan suami. Ditambah alasan Fathur ingin pisah rumah karena dia ingin mandiri. Mama Resti pikir kalau Fathur dan Nadya tetap tinggal disini bisa saja mereka akan canggung karena ada dirinya. Jadi, dengan Fathur dan Nadya pindah ke rumah yang berbeda diharapkan keduanya akan dengan cepat saling mengenal dan menjadi semakin dekat.

"Wa'alaikumsalam." Sahut Mama Resti dari dalam.

Dari arah suaranya, Nadya tau kalau Mama Resti pasti sedang ada di ruang tengah sembari merajut. Ya, Mama Resti memiliki hobi merajut. Jika sedang memiliki banyak waktu kosong, maka merajut akan menjadi hal yang selalu beliau lakukan.

"Eehh, Nadya... Pasti bawa makanan lagi nih." Mama Resti sudah sangat hafal dengan kebiasaan Nadya bila menantunya itu datang. Pasti tangannya tidak pernah kosong membawa rantang.

"Hehe... Ini Nadya masak banyak, ada Ayam goreng, Tumis jamur, sama perkedel kentang Ma." Ujar Nadya.

"Pas banget kalau gitu, Mama emang nungguin masakan kamu." Jawab Mama Resti dengan semangat.

Mengingat kebiasaan Nadya selama 4 hari ini yang setiap siang mengirimkan makanan, membuat Mama Resti selalu menunggu makanan dari Nadya, beliau akan makan siang dengan makanan yang Nadya masak.

Gue suka istri lo!

Fathur duduk dibalik meja kerjanya sembari melamun. Ya, melamun menjadi kebiasaan Fathur semenjak dirinya menerima perjodohan dengan Nadya dan menikahinya. Fathur akui kalau dia membenci Nadya. Meski sebenarnya disini Nadya tidak memiliki kesalahan apapun pada dirinya. Rasa benci Fathur kepada Nadya ini adalah bukti bahwa sebenarnya dia tidak menerima perjodohan mereka.

Sebenarnya kalau Fathur ingin marah, harusnya dia marah kepada Mama Resti. Karena biar bagaimana pun yang menjodohkan mereka adalah beliau. Tapi, Fathur memilih untuk melampiaskan amarahnya kepada Nadya.

Sebagai bukti bahwa Fathur benar-benar tidak menganggap Nadya sebagai istrinya adalah dengan tidak pernah sekalipun menyentuh makanan yang Nadya masak. Tidak pernah, sedikitpun Fathur tidak pernah memakan masakan Nadya. Itu yang dia tau.

Untuk sarapan, Fathur sudah meminta Rony untuk menyiapkannya. Rony, laki-laki itu merupakan sekretaris sekaligus sahabat Fathur sejak SMA. Untuk makan siang pun biasanya Fathur memilih untuk delivery order dan makan di ruangannya, tentunya bersama dengan Rony. Karena aneh saja rasanya kalau Fathur dan Rony makan diluar tapi hanya berdua saja. Sementara untuk makan malam, sebelum benar-benar pulang ke rumah yang dia tinggali bersama Nadya, Fathur akan mampir ke rumah Mama Resti dan makan disana. Dan yang Fathur tidak ketahui adalah fakta bahwa setiap hari Nadya selalu mengantarkan makanan ke rumah Mama Resti. Jadi, sudah pasti tanpa sengaja Fathur memakan makanan yang Nadya masak.

"Oiyy... Makan siang bos. Mau pesen apa lo?" Rony masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu saat masuk ke ruangan Fathur.

Jika sedang tidak dalam jam kerja, Rony akan bersikap biasa kepada Fathur. Lain halnya jika masih jam kerja, Rony akan bersikap formal selayaknya sekretaris kepada bosnya. Meski sudah lama bersahabat, tapi jangan salah, Rony dan Fathur tetap bersikap profesional jika menyangkut soal pekerjaan.

Sedikit tentang Rony, dia adalah laki-laki lajang yang memiliki usia sama seperti Fathur, 32 tahun. Sekarang Rony sedang dalam status jomblo setelah beberapa bulan yang lalu baru saja putus dari pacarnya. Sedangkan Fathur? Sebelum menikah dia memang tidak memiliki kekasih. Terakhir kali Fathur memiliki hubungan asmara dengan seorang wanita mungkin sekitar 2 tahun yang lalu. Padahal sudah 4 tahun Fathur menjalin hubungan dengan mantan kekasih terakhirnya itu. Alasan mereka putus adalah karena Fathur tidak kunjung memberikan kepastian mengenai hubungan mereka. Ya, mantan kekasih Fathur itu memutuskan dirinya karena menolak untuk segera menikahi gadis itu. Fathur beralasan kalau dia belum siap membina sebuah hubungan rumah tangga.

"Terserah." Jawab Fathur singkat.

"Okey... " Rony mendudukkan dirinya di sofa yang ada di ruangan Fathur. Mengutak-atik ponselnya di aplikasi ojek online untuk delivery order.

"Nasi padang aja gimana?" Tanya Rony kepada Fathur.

"Oke, gue pakai ayam bakar sama perkedel. Sama jangan lupa, pesenin kopi yang biasa sekalian." Jawab Fathur.

"Ckckck... Harga nasi padang sama kopi lo lebih mahal kopi. Sekali-kali cobain kopi sasetan deh. Misal coffem*x, itu meskipun cuma dua ribuan tapi enak banget bro." Meski berkata seperti itu, Rony tetap mengorder kopi untuk Fathur sesuai dengan keinginan laki-laki itu.

Fathur sendiri hanya mendiamkan ucapan Rony. Malas meladeni omongan sahabatnya itu. Ya gimana ya, Fathur terbiasa minum kopi mahal. Dan kopi itu adalah satu-satunya kopi yang Fathur sukai. Karena memang dia tidak pernah mencoba kopi yang lain. Jadi sekali mencoba dan menyukainya, Fathur tidak pernah berganti kopi. Bisa dikatakan Fathur pribadi yang setia kan?

Terbukti, selain dari kopi yang tidak pernah ganti. Dari semua 3 mantan kekasihnya, semua memiliki hubungan yang lama, mulai dari 3 tahun, 5 tahun, dan yang kemarin 4 tahun.

"Gimana hubungan lo sama Nadya? Masih marah lo sama dia? Fath, dia nggak salah loh, jangan gitu lah. Kasian dianya." Ujar Rony tiba-tiba. Rony sangat tau bagaimana hubungan antara Fathur dengan Nadya. Dan Rony merasa kasihan kepada Nadya.

"Gue lagi nggak pengen bahas dia." Jawab Fathur datar.

Selalu seperti ini, setiap Rony membuka pembicaraan mengenai Nadya, pasti Fathur akan menolak dengan alasan dia tidak ingin membahas Nadya.

"Daripada begini, mending lo ceraiin dia aja. Kasihan Nadya, bro. Dia nggak ada salah sama lo, tapi harus menderita karena perlakuan lo itu. Mungkin karena Nadya guru kali ya, jadi stok kesabaran dia udah banyak dan udah biasa terlatih buat sabar. Kalau gue jadi Nadya nih ya, begitu tau kalau pasangan gue nggak cinta sama gue, hari itu juga bakal gue tinggalin." Rony memang sahabat Fathur, tapi tetap saja, Rony tidak suka dengan apa yang sahabatnya itu lakukan kepada Nadya.

Rony tau kalau Fathur tidak pernah berbicara sedikitpun kepada Nadya saat laki-laki itu di rumah. Tidak pernah juga memakan masakan Nadya. Fathur dan Nadya bahkan tidur di kamar yang terpisah. Tau darimana? Tentu saja Fathur yang bercerita. Namun karena Fathur tidak mendapatkan pembelaan dari Rony mengenai sikapnya kepada Nadya, jadi Fathur tidak lagi bercerita apa-apa. Lagi pula yang salah Fathur, kenapa juga Rony harus membela laki-laki itu?

Mendengar Rony meminta dirinya untuk menceraikan Nadya membuat Fathur tersentak. Haruskah dia menceraikan Nadya? Tapi usia pernikahan mereka bahkan belum ada satu bulan. Apa kata orang-orang mengenai Fathur nanti. Terlebih, Mama Resti. Fathur yakin 1000% pasti Mama Resti tidak akan membiarkan Fathur sampai menceraikan Nadya.

"Padahal Fath, kalau emak gue jodohin gue sama cewek kaya Nadya, udah pasti gue langsung setuju dan tentunya bahagia. Nadya kurang apa lagi coba? Orangnya cantik, baik, sabar, ramah, murah senyum, pinter masak, nggak genit sama cowok lain, pekerja keras dan... "

"Yang lagi lo omongin itu istri gue kalau lo lupa." Ujar Fathur menghentikan kalimat yang belum selesai Rony ucapkan.

"Lah... Kemarin katanya nggak bakal nganggep Nadya sebagai istri. Ini kenapa jadi ngakuin Nadya istri lo? Yang bener yang mana elahhh... Jadi Nadya istri lo atau bukan sih?" Rony tidak tahan untuk menggoda Fathur setelah mendengar celetukan sahabatnya itu.

Fathur diam, dia salah bicara.

"Maksudnya, kalau status emang dia istri gue. Tapi gue nggak nganggep dia sebagai istri gue." Fathur meralat ucapannya.

Rony justru terkekeh geli. Secara tidak sadar sepertinya Fathur cemburu saat Rony memuji Nadya.

"Gue aja yang nganggep Nadya istri gimana? Bolehkan?" Tanya Roni dengan memasang wajah tengilnya.

Fathur yang tau kalau Rony hanya sedang menggodanya memilih untuk diam. Fathur tidak akan terpancing.

"Serah lo." Jawab Fathur.

Wajah tengil Rony tiba-tiba berganti menjadi ekspresi serius. Membuat Fathur yang melihatnya heran.

"Kenapa lo?"

"Fath..."

"Apa?"

"Kalau gue beneran suka sama Nadya boleh nggak? Gue nggak papa deh nungguin Nadya sampai lo ceraiin dia."

Entah Rony serius atau tidak dengan ucapannya, hanya Rony sendiri yang tau. Sementara itu, Fathur mendadak membeku ditempatnya setelah mendengar ucapan Rony.

"Gila lo!!!" Jawab Fathur.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!