...[Dimulai dari tahun 2077]...
Adalah tahun dimana manusia sudah menciptakan alat semacam chips yang dapat digunakan untuk hologram dan semacam teknologi-teknologi lainnya. Maka itu, semua orang sudah memiliki teknologi dan semakin maju.
...[Tahun 2113]...
Terdapat sebuah bencana yang membuat negara Mechroid menjadi terpecah oleh suatu hal yang diluar kendali polisi sekitar. Terpecahnya itu membuat sebuah keributan dan faksi yang ingin bermain kuasa atas negara Mechroid.
Adapun yang hanya menjadi rakyat biasa. Mereka seolah-oleh tidak ingin ikut campur atau tidak peduli dengan masalah itu. Mereka bekerja selayaknya rakyat biasa pada umumnya.
Perlahan faksi mulai menguasai berbagai kota. Mungkin kalau di negara lain diberi nama mafia. Tapi kalau disini, kami menyebutnya faksi.
Tapi tidak seluruh faksi itu berisikan orang yang mengacaukan kota. Ada juga faksi yang membantu warga dan berperang melawan faksi lain untuk kebebasan rakyat.
Semua warga sudah terbiasa dengan keberadaan mereka. Sampai akhirnya negara kami kembali menjadi seperti semula. Meski ada benalu yang harus dimusnahkan.
...[Tahun 2520]...
Terjadi kembali sebuah tragedi yang sangat berbeda dari masalah-masalah sebelumnya. Kekacauan disebabkan oleh sebuah pedang yang memiliki banyaknya kekuatan dalam satu pedang ini. Pedang ini sudah terkenal di berbagai negara. Bahkan sampai menggemparkan dunia.
Pedang ini diberi nama Cryptide oleh penemunya. Cryptide telah disentuh oleh orang yang salah. Membuat pedang ini terpecah menjadi beberapa kristal.
Jumlah kristal Cryptide terpecah menjadi 20 bagian kristal. Beberapa kristal telah diambil oleh beberapa faksi. Ada juga yang tersembunyi di beberapa tempat yang belum diketahui.
Ada beberapa yang sudah menemukan dan menggunakan untuk kebaikan. Dan pasti ada yang digunakan juga untuk sebaliknya.
Beberapa faksi berperang untuk mendapatkan kristal tersebut agar menjadi pedang Cryptide. Dan beberapa orang ada yang ingin mengembalikan kristal ini menjadi Cryptide untuk kebaikan.
Bertahun-tahun, banyak penerus dan pengguna baru masing-masing kristal. Maupun itu warisan, ataupun temuan.
...[Tahun 2751]...
Di sebuah kota kecil bernama Astroid, seorang pemuda yang menjadi pengantar barang ilegal sedang bekerja mengantar sebuah paket.
Itu adalah aku. Namaku adalah Kevy Devotee, aku masih 21 tahun dan bekerja sebagai kurir.
Ya, benar. Kurir ilegal.
Hidup ku sederhana saja. Aku pernah menjadi pembalap ilegal, namun mobil ku hancur sehingga aku tidak dapat memperbaiki mobil ku.
Sudah lama aku menjadi kurir ilegal selama kurang lebih 5 tahun untuk memenuhi kebutuhan hidup ku. Aku memiliki orang tua dan kakak laki laki. Sayangnya kami terpisah 10 tahun yang lalu di kota Geats. Dulu juga, aku pernah memiliki adik perempuan. Namun dia menghilang setelah kejadian perang faksi beberapa tahun yang lalu. Aku masih percaya kalau dia masih hidup dan bertahan sampai kini.
Karena aku tidak bisa hidup tanpa makanan dan uang, aku bekerja sebagai kurir ilegal untuk sementara. Penghasilan sebagai kurir memang tidak terlalu mencukupi. Maka itu terkadang aku suka mencuri beberapa barang di suatu gedung untuk dijual.
Banyak pikiran pekerjaan dan membuat ku sering kelelahan. Sampai akhir-akhir ini aku sering mengalami mimpi aneh. Seperti tentang masa depan, masa lalu dan keluargaku.
Aku tidak pernah menceritakan mimpi aneh itu kepada teman ku yang lain. Seolah olah mimpi itu adalah sebuah pesan dari masa depan. Dan terkadang aku mengabaikan mimpi itu. Karena ku pikir itu hanyalah sebuah mimpi yang tidak nyata.
Sekarang kembali ke ceritaku yang sedang bertugas untuk melakukan suatu pekerjaan ilegal.
...[Malam hari. Gedung libero, Astroid barat]...
Aku dan Akuta baru saja keluar dari gedung Libero setelah mencuri manekin Luxury. Manekin yang kami curi ini sedang mahal di pasar gelap sekarang. Dan kini, kami sedang mencari jalan keluar dari gedung ini.
"Sepertinya tidak ada yang melihat kita di sini" menurut ku.
"Bisa jadi, barusan aku melihat secbot lewat" ucap Akuta sembari melihat-lihat sekitar luar gedung
Oiya, perkenalkan. Nama dia adalah Akuta Kamuki.
Dia teman masa kecil ku. Kami berdua sudah lama menjadi partner semenjak kami sekolah asrama di kota Agress. Dia adalah salah satu teman ku yang sangat pintar.
Dan kali ini dia akan menemaniku untuk mencuri di gedung yang sudah tutup dari jam 21:00. Maka itu, ini adalah kesempatan kami berdua.
"Banyak secbot di sekitar sini" Akuta mengeluh sambil mencari solusi untuk keluar, sedangkan aku mengamati sekitar dan mencari cara untuk keluar
"Tas kita berada di atap. Tangga darurat dikunci. Satu satunya jalan adalah melewati lift" rencana ku.
"Tidak ada cara lain. Ayo sebelum secbot kesini" Akuta bergegas bergerak.
Aku dan Akuta menuju lift untuk ke atap namun sedikit terjebak sebelum mengarah ke lift.
"SecBot" Akuta dengan nada berbisik.
Mengenal Secbot atau security bot adalah robot yang diciptakan oleh pemerintah dari industri MPD. Robot ini sudah diluncurkan sekitar 5 tahun yang lalu. Semua orang resah oleh robot ini, karena banyak yang di PHK akibat digantikan oleh robot-robot yang dapat berpikir sendiri ini.
Robot robot ini menggunakan pola pikir hasil Artificial intelligence atau AI. AI semakin lama akan semakin bahaya jika dibiarkan, bisa saja membuat kekacauan di masa kedepannya.
Sedangkan MPD adalah singkatan dari Mechroid Police Department, yaitu kepolisian di negara Mechroid ini.
Oke, lanjut.
"Ada jalan lain menuju lift, namun masih jauh" aku berusaha mencari solusi.
Akuta masih mencari jalan lain tetapi sudah dikunci masing-masing pintu. "Kau masih punya bom pemancing?" tanya Akuta.
"Masih, kenapa memangnya?" aku membuka tas kecil ku.
Akuta pun mengambil bom pemancing yang dia ambil dari tas kecil milik ku. Akuta pun mengaktifkan dan melempar bom itu ke belakang lift.
Setelah dilempar, bom itu berbunyi dan memancing semua SecBot. Akhirnya kami berhasil masuk ke dalam lift dan menuju ke atap. Sepertinya bom yang tadi dilempar juga sudah meledak setelah kami ke atas.
...[KREEEEKKK]...
Aku membuka pintu atap. Sampai di atap kami istirahat sebentar sambil mengeluarkan zip line dari tas yang sudah disembunyikan di sana beberapa jam sebelumnya.
Kemudian kami memasang zipline menuju ke gedung yang lain, tetapi kami menunggu kereta lewat agar kami langsung pergi dari daerah itu.
"Kereta di arah jam 3" lapor Akuta sambil menggunakan teropong.
"Bersiaplah" semangat ku.
Kereta pun lewat. Kami melompat dan naik ke zipline untuk meluncur. Sesampainya di pertengahan, kami melepaskan zipline untuk menjatuhkan diri ke bawah.
Terangnya bulan di atas membuat kami semakin jelas dan tepat untuk memprediksi kereta yang lewat itu. Meski sangat cepat, tapi kami sudah melatih keseimbangan untuk momen ini.
...[BRUGGGG]...
Beruntung sekali kami turun tepat di atas kereta yang sedang lewat. Lalu kami masuk ke dalam kereta itu dengan merangkak masuk. Setelah itu, kami berhasil masuk ke dalam gerbong kosong.
"Aku takut kalau barang ini rusak" ragu Akuta.
Kami pun cemas dengan kotak yang berisi manekin itu. Karena kalau kenapa-kenapa, bisa saja mengurangi harga pasarnya.
"Bagaimana kalau kita buka?" saran ku.
"Coba saja" Akuta mempersilahkan.
Aku pun membuka kotak itu. Alangkah terkejutnya kami berdua setelah membukanya.
"B . . . benda apa ini?" aku mengambil benda itu. "Sebuah Kristal?"
"Ada surat di sampingnya." Akuta menunjuk surat di kotak itu.
Surat itu sangat berdebu. Aku bersihkan dengan cara ditiup agar debunya hilang. Kemudian aku membuka surat itu dan membacanya,
"Jika kamu menemukan surat dan pedang ini aku ingin kau menjaganya. Temui aku di kota Extrobile secepatnya, dan ingatlah, jaga pedang itu. Karena banyak yang menginginkannya. Akan ku jelaskan semuanya ketika kamu sudah di sini" isi dari pesan itu.
"Tidak ada pedang di sini tapi hanya sebuah kristal" Aku dan Akuta kebingungan.
Isi surat ini seperti sebuah arahan. Aku pun mengambil kristal itu. Bentuknya berwarna biru.
"Ada sebuah nama di samping kristal ini," lalu aku menyebutnya, "Sci - Libur 01."
Tiba-tiba aku seperti merasakan energi kuat dari kristal ini. Kristal itu berubah menjadi pedang. Aku dan Akuta terpukau melihat kristal itu menjadi sebuah pedang. Aku menggenggam pedang itu dengan penuh ekspresi, "keren".
Beberapa saat kemudian, mendadak ada efek aneh yang membuat aku merasa pusing. Tiba-tiba ada bayangan seperti masa lalu di dalam pikiran ku dan membuat ku seketika tak sadar.
"Kevy!" aku mendengar Akuta memanggilku. "Kevy!" aku tidak dapat merespon panggilannya.
Aku tidak tahu berapa kali dia menyebut nama ku. Aku tidak tahu juga berapa lama aku tidak sadarkan diri.
...[Beberapa jam kemudian]...
Aku perlahan bangun dan membuka mata, "Ahh . . . kepala ku," aku memegang kepalaku. "Eh....?"
Aku terbangun di rumah ku pagi hari. Aku merasa bahwa tadi itu semua hanyalah mimpi.
Awalnya aku bangun dengan normal saja seperti baru bangun dari tidur nyenyak. Namun seketika tatapan ku terpaku oleh pedang yang ada di atas meja dekat jendela apartemen ku.
"Jadi itu semua bukan mimpi?" kemudian aku mengambil hp ku dan ada satu pesan suara dari Akuta.
"Maaf jika semalam aku tidak menemanimu disaat kau pingsan. Bos ku menelpon sehingga aku harus segera kembali bekerja.Yang pasti disaat kau pingsan, aku membawamu ketika sudah sampai di stasiun Astroid timur. Aku menghubungi temanku sebelumnya. Makanya ketika sudah sampai, temanku mau membantu untuk membawa mu ke dalam mobilnya. Lalu kami mengantarmu dengan mobilnya sampai ke rumahmu. Soal kunci? maaf jika aku mengambilnya di dalam tas kecil mu. intinya semoga kau melihat pesan ini dan kembali sehat. Oiya tambahan, soal kristalnya aku simpan dulu di rumahmu. See ya"
Akuta menjelaskan apa yang terjadi semalam secara detail dengan pesan suaranya. Setelah aku mendengar semuanya, aku mengirim pesan dengan ajakan untuk bertemu dengannya nanti.
Aku kembali mengecek tas kecil ku untuk kembali melihat pesan itu. Di akhir surat, tercantum nama, "Kenko."
"Siapa Kenko itu? kenapa dia menitipkan sebuah kristal yg dapat berubah menjadi pedang di sebuah kotak dalam gedung?"
Inilah awal perjalananku yang aneh dan tidak masuk akal. Bisa saja asal usul diriku menjadi pahlawan dimulai dari sini. Tidak ku sangka karir kriminal ku akan berakhir disini. Jujur saja aku sangat senang.
Kristal itu, aku pernah merasa familiar dengan kristal lainnya. Karena sebelumnya aku sudah tahu tentang kristal Cryptide. Ayahku sebelumnya adalah juga pengguna kristal berwarna hijau.
Jadi, hal yang ingin kulakukan selanjutnya adalah, agar orang yang juga pengguna kristal kristal ini mau menjadikan pedang Cryptide terwujud.
Inilah, perjalananku menjadi pahlawan.
Malam hari setelah keesokan harinya, akhirnya aku sudah di dalam kereta malam mengarah ke kota Extrobile. Bersama Akuta, aku juga membawa kristal yang kami peroleh sebelumnya.
Sebelum ke kota Extrobile, kami berhenti di salah satu stasiun untuk menjemput teman kami dari stasiun Astroid barat. Setelah bertemu dengan mereka, kami pindah kereta untuk perjalanan ke kota lain, yaitu stasiun Extrobile.
Awalnya kita ingin berangkat siang hari, namun tiket sudah kehabisan. Maka itu kami hanya kedapatan jam terakhir. Kami juga sebelumnya sudah menghubungi teman kami yang lain untuk berangkat pada malam hari.
Jadi, kali ini kami membawa 2 teman lagi untuk menambah bantuan agar lebih membantu kami kedepannya.
Namanya adalah Orez dan Kenzu, mereka adalah kakak-beradik yang tidak jauh beda usianya. Mereka juga teman masa kecil kami semenjak sekolah asrama di kota Agress. Sama dengan Akuta, kami berempat sekamar pada saat itu.
Sedikit cerita soal Uyou bersaudara ini karena mereka berdua adalah orang yang unik.
Orez Uyou adalah kakaknya. Dia memiliki kemampuan seperti meretas dan jago dalam game konsol. Ia sering terlibat dalam pertarungan semasa dia sekolah dulu. Maka itu kami memilih nya karena dia dapat diandalkan.
Adiknya bernama Kenzu Uyou. Kemampuannya adalah memiliki pengamatan bagus, mempunyai skill parkour dan sedikit bisa memanipulasi orang lain. Entah itu benar atau tidak soal memanipulasi.
Orang tua mereka meninggal semenjak kejadian perang faksi beberapa tahun yang lalu. Mereka hidup bersama pamannya yang seorang profesor jenius. Beliau dapat menciptakan alat dan teknologi baru yang sangat luar biasa. Namun bisa saja juga membahayakan nyawanya.
Lanjut ke cerita kami yang sedang dalam perjalanan menuju ke kota Extrobile.
"Jadi kita akan pergi ke kota Extrobile?"
"Memang apa yang akan kita lakukan disana?"
Orez dan Kenzu bertanya-tanya kepada kami. Kami menjelaskannya secara detail dimulai dari kejadian di gedung.
Mereka berdua paham apa yang kujelaskan. Tapi dia masih bingung oleh beberapa hal.
"Tapi kenapa kalian mengajak kami?"
"Ya, bukannya itu akan merepotkan kalian?" cemas mereka berdua.
"Ayolah, kita dari dulu selalu bersama. Kalian akan sangat banyak membantu nanti" Akuta meyakinkan mereka.
"Oiya, bagaimana kabar paman mu?" Aku mengalihkan pembicaraan dengan bertanya hal lain agar tidak terlalu tegang.
"Dia masih di pedalaman kota Astroid barat, menciptakan apa yang bisa dia ciptakan" Orez senang dengan pertanyaannya. "Ya, dia sekarang sedang menciptakan jumpboost. Yaitu semacam sepatu yang dapat lompat tinggi dan mengeluarkan api. Memang ada ada saja dia, haha" Kenzu menceritakan pamannya itu.
"Wah, itu bagus sekali. Mungkin aku dan Kevy akan mengunjunginya nanti!" Akuta ikut senang.
Disaat kita sedang basa-basi soal kakek nya mereka berdua, ada seorang duduk di sebelah bangku kami. Orang itu berseragam seperti seorang pemimpin faksi. Aku sedikit mengamankan kristal itu didalam saku celanaku.
Aku awalnya berpikir kalau itu hanyalah orang yang biasa saja, sampai . . . .
"Kau memiliki Sci-Libur. Darimana kau mendapatkannya?" seketika aku terkejut dengan apa yang barusan ia ucapkan.
Kami berempat mulai curiga dengan tujuan orang ini. Jujur saja aku terkejut karena dia seolah-olah tau apa yang ada di saku celana ku sekarang.
"Siapa kau?"
"Dengar nak, berikan kristal. Setelah itu, tidak akan ada bahaya untuk mu" kata orang itu dengan nada mengancam.
"Aku . . . eh, tidak yakin" jelas tidak akan mungkin aku memberikannya, karena ini adalah kristal ku.
"Dengar nak, kristal itu adalah sebuah pecahan Cryptide. Jika kamu tidak tahu apa-apa lebih baik serahkan benda itu" dia masih memaksa menginginkan kristal ku seperti itu adalah barang berharga baginya.
"Tidak akan! aku tidak sebodoh itu dengan tentang kristal ini" tegas ku.
Dan tiba-tiba . . . .
...[DUARRRR]...
Sebuah ledakan di gerbong 7, yaitu gerbong dimana kami duduk sekarang. Ledakan itu menyebabkan separuh kereta hancur oleh sebuah bom C4 atau semacam bom tempel.
Beberapa gerbong di belakang putus. Mungkin saja beberapa orang yang berada di gerbong itu selamat, berharap saja. Tapi karena ini adalah kereta malam, tidak terlalu banyak orang yang naik kereta ini.
"Argh . . . kepalaku" aku terbangun dengan perlahan dan melihat sekitar. "A . . . APA?"
Aku syok setelah melihat separuh kereta telah hancur. Kereta ini masih berjalan, karena sudah tidak ada masinis lagi di tahun ini.
Satu satunya cara untuk menghentikan kereta ini adalah dengan menarik tuas rem darurat di gerbong paling depan. Dan semoga tuas rem itu masih baik baik saja.
"Aku sudah memperingatkan mu nak" Orang itu datang kepadaku yang sedang terkapar.
"Namaku adalah Smoky Jack" Jack memperkenalkan diri kepadaku dengan menunjukkan sebuah kristal berwarna kuning itu. "Aku adalah pemegang kristal kuning, yaitu kristal Divinity 02"
"No . . . nomor 2?"
"Ya, aku sudah mengontrol beberapa skill yang dapat dikendalikan untuk sekarang. Maka itu . . . . ." dia menendang ku sejauh mungkin.
Aku tidak dapat menahan keseimbangan ku akibat kencangnya angin yang mendorong ini. Tetapi aku masih bertahan di dalam kereta itu setelah terbentur dinding kereta.
Aku melihat teman-teman ku terkapar dan pingsan. Sepertinya oleh sebab efek dari ledakan itu.
"Orez, Kenzu, Akuta!" aku memanggil mereka, namun mereka masih tidak sadarkan diri.
"Semua kristal memiliki kemampuan, kekuatan, dan perubahan masing-masing. misalnya seperti ini" dia menunjukkan kekuatannya kepada ku.
Kristal itu berubah menjadi tinju golem mecha berwarna kuning. Aku heran kenapa dia menjelaskan hal itu kepadaku seperti baru kenal dengan kristal Cryptide ini, tapi aku biarkan ia berbicara saja seperti orang bodoh.
"Kekuatan bukan dari senjata juga, tapi dari perubahan" dia menjelaskan kristal nya dan meneriakkan sesuatu mantra?
"Create, Armor, Up!" lalu partikel partikel itu perlahan menyerap semua tubuhnya dan membentuk helm mekanik bermotif gorilla. Partikel itu juga membuat armor mekanik berwarna kuning, di lengannya memiliki nama "Divinity02"
"Inilah, kekuatan" Jack mempersembahkannya di depan ku.
Aku terkejut melihat itu semua karena ternyata semua pecahan itu dapat membuat sebuah zirah mekanik seperti untuk perang. Aku tidak pernah melihat ayahku berubah menjadi Mecha form sebelumnya, tapi baru kali ini aku melihat seseorang berubah menjadi mecha form.
"Dengar, kita bisa selesaikan ini baik-baik" tawar ku.
"Negara sudah tidak peduli dengan pertumpahan darah untuk memperebutkan pecahan-pecahan itu, nak!" lalu dia mengangkat dan melempar ku keluar jendela kereta.
Untung saja aku masih selamat dan masuk ke dalam gerbong. Aku merangkak kembali secara perlahan dan hati-hati.
Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambil kristal yang ada di tas kecil ku. Kemudian aku mengubahnya menjadi pedang Sci-Libur.
Aku melawan nya sebisa ku, tapi dia sangat kuat dengan zirah itu. Dia selalu menghindari ayunan pedangku dengan cepat.
"Perlawanan mu lemah sekali" dia langsung meninju perut ku sampai terpental ke gerbong 8.
Aku terkapar kesakitan setelah menerima tinju yang menyakitkan itu. Lalu aku sedikit membungkuk dan berusaha bangun perlahan. Beruntung aku masih dapat bertahan dalam momen ini.
"Mengapa . . . . . mengapa harus aku yang menerima ini?!" kesal ku.
"Ekspektasi ku sangatlah jauh tentang mu. Sangat sia-sia sekali aku tidak menikmati pertarungan ini." Jack memanas-manasi ku dengan hinaan nya.
"DIAM!" aku menggertak.
Jack yang memanas-manasi ku, tiba-tiba menjadi diam.
"Aku sedari tadi hanya bertahan diri. Aku mencoba untuk tidak menyerang kembali. Aku tidak tahu apa yang terjadi, kenapa aku bisa memegang kristal ini dan menjaganya seperti sesuatu yang penting. Namun semakin aku tersakiti, hinaan mu semakin melonjak" aku mulai menggertak, namun Jack hanya tersenyum dibalik helm nya itu.
"Maka itu . . . aku berterimakasih padamu" Aku mengambil Sci-Libur dan memegangnya erat-erat, lalu menodongkan pedang ku ke arahnya.
Jack semakin terbuat bingung dengan apa maksud ku.
"Jika kau ingin kristal ini," aku menghela nafas, "MAKA LANGKAHKAN MAYAT KU TERLEBIH DAHULU!"
Tanpa pikir panjang, aku langsung mengikuti mantra yang ia ucapkan sebelumnya untuk ikut berubah menjadi mecha form.
"Create, Armor, Up!" aku langsung meneriakkan kata-kata mantra itu dan langsung merasakan sensasi yang sangat luar biasa.
Seolah-olah badan ku menjadi lebih kuat dan lebih stabil. Suatu partikel-partikel kecil perlahan menggerogoti seluruh tubuhku, menutupi semua nya menjadi sebuah zirah armor mecha berwarna biru tua.
Di lengan kanan armor ku memiliki nama "Sci-Libur 01" yaitu sesuai nama pedang ku. Dan helm ku bermotif serigala, dengan ini aku dapat melawannya.
Jack tersenyum dibalik helm nya seperti tidak sabar lagi untuk bertarung. Dan berikutnya adalah pertarungan antara Sci-Libur dan Divinity di dalam kereta yang separuh nya hancur. Sembari dituruni hujan di malam hari ini, disinari terang nya bulan dan angin yang kencang. Membuatku semakin semangat untuk melawannya.
Malam hari di sebuah kereta yang berjalan dan terbakar oleh api hasil ledakan bom, sehabis dipasang dari dalam kereta membuat perhatian warga sekitar. Beberapa gerbong hancur akibat ledakan itu. Beruntungnya, hanya sedikit penumpang yang terluka dan tidak sadarkan diri. Meski kami juga harus memprioritaskan untuk menyelamatkan mereka.
Namun di gerbong 8, ada suatu pertarungan sengit antara 2 pemegang pecahan kristal legendaris. Pertarungan itu memperebutkan pecahan kristal untuk menggabungkan kekuatan nya agar menyatukan pedang legendaris tersebut.
"TSARGHH" aku mengayunkan pedang ku mengarah Jack yang masih berdiri seperti sedikit lemas.
Dia juga masih mengayunkan kembali tinju golem nya mengarahku dan menahan ayunan pedangku. Lalu aku langsung menarik pedang ku dan mengayunkan kembali mengarah ke perutnya.
"Argh . . . ." Jack tersayat oleh pedang ku di bagian perut.
Sayatan itu membuatnya terluka dari dalam, meski armor mecha nya sangat tebal. Lalu dia mengepalkan tangannya dan hendak memukul ku. Dengan cepat, aku menghindar. Setelah itu, aku langsung menusuk perutnya sampai menembus ke belakang.
"Eugh . . ." dia mendorongku dengan kedua tangannya sehingga aku terpental jauh dan armor ku sedikit lecet.
Kemudian dia menarik pedang ku dari perut nya seolah-olah tidak terasa sakit. Ia melemparkan pedang itu kepadaku secara lurus seperti peluru. Aku menangkapnya dengan kedua tangan ku dan terdorong sedikit ke belakang.
"Permainan baru saja dimulai nak!" dia menggeram sedikit kesakitan sepertinya, tapi dia seolah-olah seperti tidak terasa kesakitan.
Aku terkejut karena tiba-tiba ada percikan dari luka nya seperti menjahit luka itu perlahan.
"A . . . apa?" aku tercengang sedikit.
Ternyata dia memulihkan diri nya sendiri menggunakan kekuatan dari kristal itu. "Jika kau memang ingin bertarung serius, AYO KITA MULAI!"
Sebuah cahaya kuning bersinar di armor nya. Beberapa besi bekas ledakan dari gerbong kereta itu menyatu ke senjata di tangannya itu sehingga meningkatkan kekuatan dari senjatanya.
Sekarang, dia memiliki kekuatan magnet di tangannya. Dia dapat menarik beberapa besi. Tinju nya sekarang mempunyai duri, yang sepertinya menyakitkan jika aku terkena pukulannya.
"Flashbang Punch!" seketika tinju itu melayang mengarah kepadaku
Jurus yang ia keluarkan menciptakan efek seperti bom cahaya. Sehingga membuat pandangan dan pendengaran ku kabur.
Aku terhantam di bagian helm ku. Membuat helm ku menjadi rusak. Sekarang helm ku sudah setengah hancur.
Aku agak sedikit masih pusing oleh efek bom cahaya yang barusan dilempar. "Kalau begini terus, kapan aku akan menyerang?!"
Aku menggenggam gagang pedang ku dan mengayunkannya dua kali membentuk huruf X, sehingga mengeluarkan sinar panas dari efek pedang itu.
"Xross Impact" Aku mendorong pedang ku dan sinar panas itu menerobos Jack.
Sinar panas itu membuat armor nya menjadi rusak sedikit dan terbakar. Sekarang kami sama sama lemas. Sedikit sadar kalau aku baru menyadari bahwa stasiun Extrobile sudah lewat.
Jika Extrobile adalah stasiun akhir, maka selanjutnya adalah menuju "Road End" atau jalan buntu mengarah ke jalan yang belum selesai total. Lebih parahnya lagi, rel ini berada di atas jalanan yang banyak kendaraan dan warga sekitar. Banyak nyawa manusia yang akan terancam jika tidak ada yang menghentikannya.
"Dengar, aku ingin kita menghentikan kereta ini!" aku mencoba negosiasi dengan Jack.
"Untuk apa? pertarungan kita belum selesai!" Jack menolak dengan egois nya.
"TAPI BANYAK NYAWA YANG TERANCAM DI BAWAH SANA!"
"AKU TIDAK PEDULI!" gerutu Jack.
Perdebatan itu hanya akan membuang-buang waktu saja, karena Jack masih ingin serakah atas kristal yang masih ku pegang.
"Jika dia tidak bisa diajak berkompromi, maka tidak ada cara lain" kata ku di dalam hati. "Baiklah, huh . . . . ."
Aku menarik nafas sedalam mungkin. Lalu menggenggam kembali pedang ku lebih erat dengan berpose sedikit. "Saat nya . . . ." aku berkuda kuda.
Aku maju secepat kilat dan langsung berada di belakangnya setelah mengayunkan pedang itu sekuat mungkin, ditambah kecepatan setara kedipan mata. "Final Ultra Sci-Libur Slash!!!"
...[CTAARRRR . . . .]...
Suara armor hancur. Pecahan besi-besi yang ada di armor Jack memental ke belakang dan membuat Jack membungkuk sembari memegangi perutnya.
"Aaaaakh . . ." Jack kesakitan dalam kesunyian, membuat dia terbaring tak sadarkan diri.
Lalu aku mendatanginya untuk mengecek keadaannya. Aku melihat dia memegang kristal kuning yang masih di genggamnya. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambil kristal yang dia pegang dan menyimpannya di dalam tas kecil ku.
Akuta, Orez, dan Kenzu sudah berdiri dengan sedikit kesakitan. Aku menyuruhnya duduk terlebih dahulu di bangku penumpang.
"Kevy, hentikan kereta ini sebelum mengarah ke jalan raya!" tegas Akuta.
"Tunggu disini" aku menyuruhnya untuk beristirahat.
Setelah itu, aku langsung berjalan mengarah ke gerbong paling depan. Namun sayangnya, tuas rem darurat sudah patah akibat ledakan sebelumnya.
"Waktu ku hanya 1 menit" sedikit berbisik.
Aku secepat mungkin pergi ke depan kereta dan melihat jalan buntu semakin dekat. Aku menjulurkan kaki ku ke arah rel sambil mencoba memberhentikan kereta ini.
"Awa Awe aww Aww . . . " Aku langsung mengangkat kaki ku karena kesakitan. "Bodoh nya aku. Aku bukan Spiderman."
Tersisa 30 detik lagi dari perkiraan perhitungan ku, dan aku mencoba berpikir secepat mungkin. "OIYA" seketika aku teringat sesuatu. Aku langsung mengambil kristal Divinity.
Aku melihatnya beberapa detik sebelum kereta jatuh ke bawah. Kemudian aku mencoba hal nekat yaitu menggabungkan kedua kristal itu dan . . . . .
...[BUMMM . . . . .]...
Terjadi sebuah ledakan cahaya namun tidak membuat sekitar terjadi kerusakan. Kereta sedang terjatuh ke bawah, orang-orang sudah berteriak dan merunduk.
Seketika ada cahaya berwarna biru mengangkat kereta yang terjatuh itu kembali ke rel nya secepat kilat. Orang-orang yang di bawah melihat ke atas untuk mengecek kereta yang tadi jatuh.
Namun semua orang tercengang oleh sebuah cahaya berwarna biru itu mengembalikan kereta kembali ke rel nya. Begitu juga penumpang di dalam kereta yang berada di gerbong tengah terluka melihat gerbong paling depan untuk mengecek keadaan.
Akuta, Kenzu ,dan Orez juga melihat cahaya itu di depan. Mereka bingung apa yang terjadi di depan dan kenapa keretanya bisa kembali terangkat. Akhirnya cahaya itu sedikit memudar sampai terlihat sebuah armor terbang berwarna biru.
"I . . . i . . .itu adalah," Akuta tercengang.
"Kevy?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!