Bismillahirrahmanirrahim
🌹
Setiap wadah menyempit bila diisi, kecuali wadah ilmu, ia meluas jika diisi.
Al Hikam
Ali ibn Abi Thalib hal.123
🌹
"Bangun!" Suara bentakan yang sudah biasa yasmin dengar dari bibir tipis ibu, yasmin mencoba melawan kantuk yang dengan sigapnya menyerang, tapi harus ia lawan, waktu menunjukan jam 5 pagi, dengan sekuat tenaga yasmin bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudlu. seperti biasa, tidur setelah sholat sudah menjadi kebiasaan buruk di pagi hari, setelah sekitar 30 menit dari tidur, suara nyaring itu kembali terdengar.
"heiii, ayo bangun sekolah, ini sudah jam berapa!!" Jari ibu sudah seperti tang yang menjapit telinga yasmin.
Yasmin bergegas untuk mandi, memakai seragam kebanggaan putih abu-abu,tak lupa jilbab segi empat yang dilipat menjadi segitiga. Dan tentunya bros almamater SMA 333 tempat yasmin menimba ilmu.
Aroma nasi goreng buatan ibu membuat aura aura positif berkumpul dan membuat semngat baru untuk hari yang baru, yasmin bergegas berangkat tak lupa mencium punggung tangan malaikat hidupnya dan salam yang tak lupa diucapkan. "assalamualaikum, yasmin berngkat dulu" teriak yasmin sekitar 5 meter dari halaman rumah dan segera melajukan Scoopy coklat kesayangannya.
"iya, hati-hati yas" senyum ibu seakan menjadi penyemangat pagi.
Yasmin Anandia putri adalah nama yang ayahnya berikan untuk gadis cantik bergingsul itu. Dia adalah seorang sisiwi putih abu-abu yang sangat menyukai dunia tunas kelapa atau apapun hal yang menyangkut baris berbaris, keorganisasian atau dunia olahragapun yasmin suka. Dan hari ini adalah hari pertama berangkat sekolah setelah libur akhir semester. seperti biasa para siswa belum mengetahui kelasnya masing-masing, karna di kelas 11 ini kelas akan diacak secara random. Tidak sama seperti kelas 10 yang di kelompokkan berdasarkan prestasi akademik.
yasmin segera berlari mencari namanya di daftar nama yang sudah ditempel di depan masing- masing kelas, kelas yang pertama gadis cantik itu tuju adalah 11 B dan ternyata tak ia dapari namanya disana, retina yasmin tertuju pada Wina, teman yasmin di kelas 10 dia sedang berdiri didepan daftar nama kelas 11 A
"Wina! Elu dikelas mana?"
"Eh yasmin,ini nih dikelas 11A" teriak wina dengan tubuh masih dikepung murid murid yang masih berhamburan mencari kelas.
"disana ada nama gue ngga?" Teriak yasmin sambil menunjuk daftar di kelas 11A kemudian wina menyilangkan tangan diatas kepala pertanda tidak ada nama yasmin disana, tak putus asa yasmin mencoba mencari di kelas 11C, tapi lagi lagi nihil tidak ada namanya, ahhh jangan jangan namaku tidak dicantumkan karna aku lupa belum bayar daftar ulang? Gerutu yasmin, tak menyerah gadis cantik itu melanjutkan pencariannya, didepan 11 D ada mita dan ely, teman sekelasnya di 10A, yasmin menghampiri mereka untuk sekedar menyapa setelah sekitar libur tiga mingguan.
"Hai mita hai ely? kalian dikelas apa?" Tanya yasmin memecah pembicaraan mereka,
"eh yasmin, ini kita dikelas 11D. nah lu dimana?" Tanya ely.
"tau nih, belum ketemu, ntar aja nyarinya nunggu kalo udah ngga rame" balasnya dengan nada malas.
"tau ngga, wali kelas 11D siapa? Pak Dani tau, ih males banget" yasmin mengerti kenapa mita malas mengetahui walikelasnya ternyata pak Dani, itu karna pak Dani termasuk guru yang killer.
"eh yaudah gue lanjut nyari kelas dulu ya, kayaknya udah sepi nih depan kelas-kelas, bye semua!"
"By yas, good luck, semoga dapat walikelas yang killer" sahut ely dengan menjulurkan lidahnya,"ah nyebelin" gerutu yasmin.
Yasmin tetap berjalan dengan pandangan masih menatap ely ke arah belakang,
Buukkkkk! tubuh yasmin menabrak sesuatu. Tanpa melihat dulu apa yang ia tabrak, yasmin sudah memaki-makinya terlebih dahulu.
"Hih kalo jalan pake mata dong" yasmin mulai membalikkan badannya melihat objek yang barusaja ia tabrak, ternyata yang yasmin tabrak adalah sebuah dada bidang.
Retina yasmin merayapi dada bidang sampai akhirnya harus mendongak untuk menatap wajahnya. Fyuuuuuuuuhhhhh seakan ada angin sejuk yang meniup wajah yasmin saat kedua bola matanya menatap laki-laki tampan di depannya.
Eee busyeeetttt ganteng bangett. Wajah tampanya membuat yasmin terperangah tak berkedip memandang objek yang ada dihadapanya.
"Ekheemmm" laki-laki itu berdaham, segera yasmin sadar dari lamunanya dan segera memberi jalan untuknya. Pandangan yasmin masih tidak bisa lepas dari laki-laki tampan itu. Meski sekarang yang yasmin pandangi adalah pundak bidangnya yang mulai berjalan menjauh.
Subhanallah, indah sekali mahakaryaMu ya Allah...
pak yusuf terbilang guru baru disini, baru 1 tahun dia mengajar. Dan baru kali ini yasmin mentapnya sangat dekat.
"Woy ngapain lu ngangak kayak gitu?" sentakan dari laki-laki bernama arif menyadarkan yasmin.
"Oohhh gue tau, lu pasti terpesona kan sama kegantengan gue" kata arif membanggakan diri.
Yasmin membulatkan matanya sempurna mendengar kePDan arif.
"Jijik bgt dah" kata yasmin dengan berlagak seperti orang muntah.
"Dimana-dimana gantengan pak yusuf kalik" tambah yasmin yang kemudian seenaknya pergi begitu saja.
Yasmin lanjut mencari namanya di daftar nama kelas 11E, dengan teliti ia mulai membaca daftar nama trsebut, dan boom Yasmin Anandia Putri nama itu berada di daftar terbawah seperti biasa, langkah yasmin mulai memasuki kelas barunya, tak terlihat teman sewaktu kelas 10 dahulu, yasmin merasa asing dengan penghuni kelas ini.
🌹
dengan langkah malas yasmin mulai menaruh tas di bangku paling belakang meskipun yasmin sendiri belum tau bakal sebangku sama siapa, melihat suasana kelas yang masih asing, yasmin memilih keluar kelas dan langkah kakinya mengantarkan sampai didepan ruang osis, sudah lama ia tidak ke ruang osis, nampak ada farida, feby dan juga 2 laki-laki yang memandangi layar komputer dengan seriusnya, juga berlembar lembar kertas yang berceceran dimana-mana.
"hai semua, udah sampai mana nih?, kayaknya gue udah ketinggalan jauh" Sapa yasmin memecah keseriusan mereka.
"ah elu yas baru nongol, gimana target liburan lo sukses ngga?" Yasmin sedikit tersenyum malu mendengar cletukan farida.
"Ah kamu far, targetku gagal" jawab yasmin dengan raut kecewa.
"itu sih bukan gagal namanya tapi memang takdirmu seperti itu, item ya item disyukuri aja" sahut feby sinis.
"ya kan usaha feb. Ini item kan gagara kemah mulu" dari dulu setiap libur sekolah target yasmin adalah untuk tidak keluar rumah, alasannya cukup konyol yaitu ingin mutihin kulit, tapi mendekam dirumah selama tiga minggu tak kunjung membuat perubahan pada warna kulit wajah yasmin, tangan putih tapi wajah gosong. Dulu sebelum masuk ekskul kulit tangan dan wajah yasmin itu sama putihnya, tapi lama- kelamaan jadi belang, apalagi dibagian wajah.
"Yas, lo dikelas apa?" Tanya feby beralih topik pembicaraan, "di kelas 11E tuh" jawab yasmin memutar bola matanya dengan malas.
"Beneran?".
"Iyalah, kenapa?".
"Sekelas sama gue dong, sebangku sama gue ya? Mau kan?".
ajak feby, dia adalah teman yasmin dari kelas 7, feby itu pinter banget bahasa jepang dia pernah menjuarai lomba pidato bahasa jepang tingkat nasional.
"Okelah, tas aku tadi sudah aku taruh di meja belakang".
"kok belakang sih yas? Meja depan dong biar bisa paham kalau diajarin sama guru, apalagi kalau diajar sama walikelas super ganteng nan kharismatik, biar puas natapnya". Padahal yasmin sengaja milih meja paling belakang supaya terhindar dari pertanyaan guru, ini feby malah pengen dikasih pertanyaan. Bukannya gimana-gimana, males aja duduk didepan karna pasti jadi sasaran empuk buat guru-guru yang suka ngasih pertanyaan.
"yasudah terserah lah, nanti tinggal pindah aja kedepan" jawab yasmin pasrah.
"nah gitu dong" seru feby semangat.
"Oiya feb, memangnya walikelas kita siapa?" Tanya yasmin penasaran mendengar jawaban feby tadi yang begitu semangat mendeskripsikan walikelas 11E.
"kamu belom tau?, itu yas bapak pemilik senyum termanis yang bikin meleleh, pak Yusuf guru penjaskes".
"Ah serius?" Yasmin membulatkan bola matanya sempurna.
"Iyalah" jawaban feby membuat hati yasmin senang sekali, dengan begitu pasti bisa punya kesempatan caper lebih banyak.
Setelah cukup lama berbincang di ruang osis untuk sekedar membantu melipat kertas surat undangan acara mopdik, yasmin kemudian kembali ke kelas, suasana kelas sudah sepi, ia yakin semua penghuninya sudah pulang, hanya tersisa tasnya di meja belakang, yasmin meraih tasnya dan segera keluar dari kelas.
Karna besok adalah hari perdana para siswa baru dan diwajibkan untuk mengikuti mopdik, jadi yasmin segera pulang untuk istirahat, karna yasmin adalah panitia pasti besok adalah hari yang melelahkan, selain jadi panitia mopdik yasmin juga merangkap menjadi panitia acara Penerimaan Tamu Ambalan(PTA) yang akan diadakan setelah mopdik. Jadi harus ekstra semangat.
Barang siapa mengucapkan
Subhanallah
Maka akan dicatat baginya sepuluh kebaikan, dan barangsiapa mengucapkan
Laa Ilaha Illallah
Maka akan dicatat baginya dua puluh kebaikan, dan barang siapa mengucapkan
Alhamdulillah
Maka akan dicatat baginya tiga puluh kebaikan.
🌹
H-2 Pta, yasmin lebih sering menghabiskan waktu di sanggar pramuka, perlengkapan acara PTA belum terkumpul.
"feb, kapan nih perlengkapannya dikumpulin? Dari kemarin cuma di cheklis aja" tanya yasmin kepada feby selaku pradana putri.
"Iya hari ini yas, inikan H-2 jadi hari ini kita nglembur".
"Mita gimana suratnya? udah nyebar semua kan?" Tanya yasmin memastikan pada mita selaku sekretaris acara.
"Tenang yas, masalah surat udah beres, tapi ada satu surat nih yang belum dikasih" kata mita sembari menunjukkan surat undangan.
"Surat buat siapa yang belum dikirim?" Tanya feby penasaran.
"Pak yusuf, dia kebagian jadi imam sholat maghrib plus isya".
mendengar jawaban mita, yasmin sangat semangat mengajukan diri untuk mengantarkan surat itu.
"Gue aja yang nganterin" ucap yasmin antusias.
"Gue anterin ya yas?" arif menawarkan diri. Tapi yasmin tolak mentah-mentah, itu cowok ngga ada kapoknya ngejar-ngejar yasmin.
"Ngga usah gue bisa sendiri" jawab yasmin ketus.
"Sharelocation alamatnya pak yusuf mit".
Setelah mita mengirim alamat pak yusuf, Dengan segera yasmin melajukan motor scoopy coklat kesayangannya, sepanjang jalan yasmin begitu semangat, hatinya seakan berbunga-bunga bak mau bertemu kekasih hati.
sore ini jakarta nampak mendung, tapi sama sekali tak menyurutkan semangatnya untuk mengantar surat undangan itu.
Belum sempat yasmin sampai di rumah pak yusuf, gerimis mengguyur jakarta, yasmin tak menghiraukan, justru aroma tanah yang bercampur air hujan ia nikmati sepanjang jalan, ia masih melajukan motornya. Sampai akhirnya hujan lebat mengguyur tubuh yasmin dan memaksakan dirinya untuk berteduh dulu.
Subhanallah, segala puji bagi Allah yang telah menurunkan hujan, menghidupkan tanah-tanah yang gersang. Tak pernah yasmin memaki maki hujan. Ibu bilang hujan adalah berkah, ibu mengajarkan supaya banyak berdoa tatkala hujan turun.
Sepuluh menit kemudian hujan reda, yasmin melanjutkan perjalanannya. Lima menit kemudian sampailah didepan rumah berpagar putih, halamanya luas bisa untuk main futsal disana.
Aduuhhh bajuku basah kuyup lagi. Yasmin menatap wajahnya di cermin spion.
"Tu kan kayak gembel" gerutu yasmin pada dirinya sendiri, beberapa kali yasmin merapikan jilbabnya yang sudah tidak bisa tegak, ujung jilbab yasmin leyoot karna basah.
"Ah udahlah bodoamat".
"Assalamualaikum?" Seru yasmin didepan gerbang. Seorang gadis cantik berjilbab coklat susu keluar dari rumah. Kalau diperkirakan usianya 3 tahun dibawah yasmin.
"Wa'alaikumussalam" gadis itu membukakan gerbang.
"Cari mas yusuf?" Tanyanya.
Mas? Apa dia istrinya pak yusuf? Ah gila lu yas, manamungkin gadis 14 tahunan udah nikah atau ini anaknya? Ah manamungkin pak yusuf sudah punya anak umur 14tahunan, usianya kan baru 22 tahun.
"Eh iya dek cari pak yusuf" kemudian gadis itu mempersilahkan yasmin untuk masuk kedalam rumah. Sebenarnya yasmin enggan masuk, ia ingin menitipkan surat itu kemudian segera pulang, karna baju yang basah kuyup sekarang membuat yasmin menggigil kedinginan. tapi gadis itu memaksa untuk masuk.
"Duduk dulu mbak, aku panggilin mas yusuf"tak lama kemudian pak yusuf datang. Retinaku menatap sosoknya.
Subhanallaahhh pangeran surga ini mah.
Kaos oblong putih berlengan pendek dengan bawahan sarung diatas matakaki juga peci yang agak ditarik kebelakang sehingga tidak menutup jidadnya dan anak rambut di bagian depan kepala yang sedikit keluar membuat yasmin kembali terpesona dan refleks tak bisa menutup mulutnya.
"Assalamualaikum" tanpa yasmin sadari itu kedua kalinya yusuf mengucap salam. Tangnnya ia lambaikan didepan wajah yasmin. Dan segera membuatnya tersadar dari lamunan.
"Astaghfirullah" refleks yasmin ucapkan saat terus membayangkan wajah tampan yusuf.
"Kok istighfar? Bukannya tadi saya mengucapkan salam ya".
"Ha?" Yasmin sedikit kikuk, ia tidak mendengar salam dari yusuf, tapi yasmin tetap menjawabnya saja "wa'alaikumussalam".
"Ada apa?" yusuf mulai mengambil posisi duduknya.
"Ini pak ada undangan" yasmin menyodorkan undangan itu.
Yusuf membuka undangannya dan yasmin melihat ekspresi bingung keluar dari wajah tampan yusuf.
"Ini ngga bisa saya baca" ucapan pak yusuf membuat yasmin ingin tertawa,tapi tidak sopan kalau tertawa didepannya. Begitulah yasmin, meskipun pecicilan di depan teman-temannya, tapi ia tetap menjaga sopan santun yang selalu diajarkan ayah dan ibunya.
"Bapak ini guru masa ngga bisa baca" yasmin meraih paksa undangan itu, nadanya sedikit menahan tawa, ia berniat akan membacakannya didepan pak yusuf. Tapi terhenti, Bola mata yasmin membulat sempurna melihat tinta surat yang sudah luntur semua.
Ini si emng ngga bisa dibaca. yasmin menelan ludah,rasanya malu banget udah bilang tadi ke pak yusuf, pengen banget klupas ni muka.
"Gimana? Bisa baca?" tanya yusuf menyindir.
Yasmin hanya bisa nyengir kuda menimpali pertanyaan pak yusuf.
"Jadi itu undangan apa?."
"Jadi gini pak, berhubungan ada murid baru di SMA kita, jadi dewan ambalan mengadakan kegiatan tahunan yaitu Penerimaan Tamu Ambalan, nah bapak diminta untuk menjadi imam sholat maghrib dan isya".
"Oh gitu, insyaallah".
"Ini teh hangatnya" gadis cantik itu memberikan secangkir teh untuk yasmin.
Setelah dipersilahkan minum, yasmin segera meminumnya, kali ini ia benar-benar butuh yang bisa menghangatkan tubuhnya yang masih menggigil.
Yusuf mengamati kaki yasmin yang dari tadi bergetar. Bukan karna grogi tapi karna dia kedinginan.
"Bil,kamu ajak mbak ini kekamarmu ya" ucap yusuf sembari melirik baju basah yasmin.
Seakan mengerti maksutnya,gadis itu menarik tubuh yasmin menuju sebuah kamar, yasmin bingung dengan apa yang gadis itu lakukan.
Apa jangan-jangan pak yusuf minta aku kekamar karna mau di-
Ah **** banget, mana mungkin cowo sealim pak yusuf mau macem-macem.
Pintu kamar dikunci, hanya ada yasmin dan gadis itu yang sedang mencari sesuatu di almari, kemudian memberikan gamis hijau army kepada yasmin. Juga jilbab senada dengan gamis itu.
Yasmin masih bingung untuk apa gamis itu.
"Pakai mbak! Biar ngga masuk angin" katanya sembari tersenyum, dia sangat cantik saat memperlihatkan gigi gingsulnya.
"Buat gue dek?". Gadis itu hanya mengangguk.
Yasmin kemudian ganti baju, badannya sudah mendingan saat sudah ganti baju kering.
"Makasih ya dek".
"Panggil sabil aja" katanya sambil mengembangkan senyumnya.
Setelah urusannya selesai, yasmin segera pamit, karna sekarang ibu pasti sudah menunggu kepulangannya.
"Pak yusuf, sabil, saya pamit pulang dulu ya, assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam"jawab mereka serempak.
🌹
"Mas yusuf? Tadi itu muridnya mas ya?" Tanya sabil saat yasmin sudah pulang.
"Iya" jawab yusuf singkat.
"Namanya siapa mas? Cantik banget".
"Ngga tau" jawab yusuf sembari menaikkan kedua pundaknya.
"Hih,masa muridnya sendiri ngga tau namanya" sabil menatap yusuf dengan pandangan tak percaya.
"Serius bil, mas ngga tau namanya" sabil masih menatao tak percaya.
"Ya masa mas hafalin murid-murid mas yang ada 3000 murid".
"Makanya mas itu jangan cuek-cuek nanti susah dapet cewenya" sabil terkekeh dengan perkataannya sendiri.
"Apaan si kamu,masih kecil juga".tapi tak bisa dipungkiri, yasmin memang cantik, hidung mancung, pipi mulus dan dia juga punya gingsul kecil seperti sabil.
🌹
Yasmin yuuhuuuuuu!!!, terdengar suara mita dibarengi suara klakson mobilnya.
mita memang sudah diperbolehkan bawa mobil oleh orang tuanya setelah mita punya SIM, sedangkan yasmin? Ayah yasmin masih khawatir kalau dia bawa mobil sendiri. Tapi yasmin tetap bersyukur, setidaknya masih diperbolehkan bawa motor. Ngga bisa bayangin juga kalau disuruh naik angkot tiap berangkat sekolah,pasti harus super pagi berangkat sekolahnya.
"Yasmin, ayo buruan keburu anak baru datang loh, masa panitia datangnya telat" omel mita.
"Iya-iya, ini juga udah siap" jawab yasmbil sambil mengaitkan tali sepatu di teras rumahnya.
Baru 2 kilometer dari rumah, tiba-tiba mobil Honda Jazz berwarna merah milik mita semakin tak bisa di gass. Dan ya, mobilnya mati ditengah jalan.
"Kenapa nih?" Tanya yasmin khawatir.
"Aduhh jangan-jangan mogok lagi" pernyataan mita membuat yasmin membelalak sempurna. Yasmin dan mita segera keluar dari mobil, diantara kami tidak ada yang tau soal mesin mobil.
"sialan bat sih ni mobil" mita emosi sembari menendang mobilnya. Tapi ya gitu, dia yang nendang dia sendiri yang ngaduh kesakitan.
"Sabar mit".
Setelah 5 menit nunggu kayak gembel di pinggir jalan, sebuah mobil BMW hitam menghampiri yasmin dan mita, udah pasti itu mobilnya ibram, ketua osis super ganteng( tetep gantengan pak yusuf sih). Bukan cuma ganteng, dia juga tergolong cowo smart.
"Kok berhenti disini?kenapa mobilnya?" Tanya ibram yang sudah berseragam pramuka lengkap. Iya, dia juga panitia PTA.
"Mobilnya mogok" jawab mita memutar bola matanya jengah ke arah mobilnya.
"Yaudah bareng gue aja, masalah mobil lo tenanglah nanti biar orang suruhan gue yang urus".
"Yaudah ayo cuzz" yasmin spontan mengiyakan, tapi mita malah menarik lengan yasmin saat hendak masuk ke mobil "jangan, kita naik taksi aja".
yasmin mengernyitkan dahi heran sama mita.
"heran gue sama lo, suka banget nyari yang susah" kata yasmin berkacak pinggang.
"Ah udahlah ayo ngga usah banyak mikir" segera yasmin membukakan pintu supaya mita segera masuk ke mobil.
🌹
Sesampainya di sekolah yasmin segera menyiapkan untuk acara pertama yaitu upacara pembukaan. Dari lantai dua, retina yasmin menangkap para anak baru sudah mulai berdatangan lengkap dengan seragam pramuka, dengan atribut yang sudah ditentukakan oleh panitia, ada dot yang melingkar di leher mereka, juga besek sebagai topi. Lucu banget liat mereka yasmin tertawa sendiri melihat wajah polos anak baru.
"Nggak usah ngetawain, lo dulu juga kek gitu" suara berat itu membuyarkan fokus yasmin.
"Yeee apaan si lu, dulu gue ngga se Cupu itu kalik" bantah yasmin pada ibram.
"Oiya? Emng dulu siapa yang sampe ngompol gagara dimarahin senior?" Ibram tertawa lepas mengingat kejadian memalukan satu tahun yang lalu itu.
"Brisik lu".
"Dih malu, pipinya sampe merah gitu" ibram semakin getol menggoda yasmin dengan tawa jahilnya.
Tak ingin semakin di ejek olehnya,segera yasmin turun dan mengarahkan anak baru agar segera melepas barang bawaan dan bergegas berbaris. Saat sekitar 500 murid baru sudah datang dan berbaris rapi, Upacara pembukaan segera dimulai. Semua petugas sudah menempatkan diri di posisinya masing-masing. Yasmin memberi isyarat pada MC untuk segera memulai upacaranya.
Tugas yasmin sekarang adalah memastikan acara selanjutnya sudah siap, acara berikutnya adalah materi kepramukaan.
kuat ngga ya aku angkat sound ini sendiri? Yasmin mendapati ruang materi belum ada sound sytem jadi mau ngga mau dia harus angkat sound itu dari sanggar menuju ruang materi
aah mau gimana lagi, yang lain kan pada ngurusin upacara. Aku angkat sendiri kuat lah, dengan sekuat tenaga yasmin mengangkat sound system itu, menuruni anak tangga dengan hati-hati, sesekali dia berhenti untuk sekedar menghela napas.
Yasmin kembali melanjutkan perjuangannya, yasmin mengangkat kembali dan tiba-tiba ada sepasang tangan yang sudah membantu yasmin mengangkat sound. Tubuh yasmin seakan membeku melihatnya, sekarang sound itu sudah berada diantara yasmin dan ibram.
"Hey! kok nglamun, ayo jalan" tegur ibram. Segera yasmin tersadar
"ha? Iya-iya" yasmin dan ibram mengangkat sound dan menempatkannya di ruang materi.
"Makasih ya" ucap yasmin kepada ibram.
"Ngga usah makasih, seharusnya tadi kamu suruh anak cowo buat angkat-angkat, kalau aku ngga bantu kamu, bisa aja tadi kamu yang jatuh"ucap ibram.
Hati yasmin berdesir mendengar perhatian dari laki-laki yang kini sedang dekat dengannya, ya meskipun dalam kamus kehidupan yasmin Ibu dan Ayahnya melarang untuk pacaran.
🌹
Yasmin duduk di lantai depan ruang materi, kakinya berasa pegal sekali. Pandangan yasmin tertuju pada ibram yang berada jauh dihadapannya, tampak dia menunduk serius menyelesaikan doodle artnya, dia memang pandai sekali membuat doodle art.
Yasmin begitu menikmati pemandangan indah ini, yasmin menatap ibram lekat dengan tangan yang sedang menyangga kepala yang penuh imajinasi tentang ibram.
Astaghfirullahal'adziimm ucap yasmin refleks Setelah yasmin sadar apa yang dipikirannya ini dosa,tidak baik menatap laki-laki yang bukan mahram.
Baru saja yasmin melepas pandangannya, tiba-tiba ibram menoleh kearah yasmin seakan dia sadar sedang yasmin perhatikan, kaget karna ibram melihat ke arahnya, secepat kilat yasmkn mengalihkan pandangan.
Aduuhh mati kutu nih gw Kalau ibram sadar dari tadi aku perhatiin dia, aduh bodoh banget sih yasmin.
Yasmin semakin salah tingkah saat sadar ibram mulai berjalan ke arahnya, badan yasmin berkeringat panas dingin saat ibram duduk di samping dengan jarak sekitar satu meter.
"mau permen?" tanya ibram sambil menyodorkan segenggam permen ditangannya. Yasmin yang sedikit kikuk, mencoba bersikap tenang, meskipun dalam hati tak karuan rasanya panas dingin. Yasmin segera mengulurkan tangannya untuk mengambil permen yang ada digenggamnya. Saat akan mengambil peremen ditangannya, ibram malah menarik kembali tangannya.
"Eiitss tunggu dulu, buat elu, gue pilihin aja" ujarnya.
"Kok dipilihin, kan permennya sama semua" bantah yasmin sedikit bingung. "Siapa bilang sama, ada bedaanya kali" ucap ibram dengan terus membaca satu per satu persatu tulisan di balik permen.
"Mana? Lama banget milih permennya" yasmin semakin tidak sabar.
"yas, gue ke bawah dulu ya, ambil permen lagi, soalnya permen yang gue bawa ngga ada yang pas buat elu"
"maksutnya?" Yasmin tambah bingung mendengar alasan ibram. Tapi ibram sudah berjalan menuju ruang sekretariatan yang ada di lantai bawah. Heran sama anak2 sekarang, masa ada yang gampang lebih suka milih susah-susah sih.
Tidak ada 2 menit, ibram sudah kembali.
"Ini" kata ibram sambil memberikan sebiji permen untuk yasmin, dan berlalu begitu saja.
Itu anak kenapa sih? gumam yasmin dalam hati.
"Ah yaudahlah" saat yasmin akan membuka permen pemberian ibram, tak lupa yasmin membaca tulisan dibalik permen.
Senyumku Benar-benar tak bisa ku tahan lagi saat membaca tulisan I am Yours. Begitulah kata yang terpampang di balik kemasan permen.
Akhir-akhir ini ibram memang perhatian dengan yasmin.
Sebenarnya yasmin bingung dengan perasaannya. Hatinya mampu berdesir kuat saat dua nama laki-laki disebutkan.
Iya, Yusuf dan Ibram.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!