NovelToon NovelToon

Mawar Untuk Mawar ( Titipan) Mas Tentara

Saling Mencinta

"Pagi cantik nya Mas. "

"Pagi juga Ganteng nya Mawar. "

"Nih, Bunga mawar buat kamu. "

Mawar mencium bunga mawar segar yang baru di petik oleh Ikhsan, lalu meletakkan nya di meja teras depan rumah nya dengan mengganti dengan bunga mawar yang kemarin.

"Sayang sudah mau berangkat? " Tanya Ikhsan.

"Iya Mas, antar ya sampai depan gerbang sekolah." Jawab Mawar.

"Boleh, apa sih yang tidak bisa buat kamu." Ucap Ikhsan sambil mengusap pipa Mawar.

"Kalau begitu, Mawar kunci pintu nya dulu."

Mawar pun mengunci pintu nya, lalu berjalan beriringan bersama Ikhsan menuju ke arah sebuah sekolah menengah pertama yang hanya berjarak 500 meter dari rumah nya.

Mawar adalah Tenaga Honorer yang bekerja sebagai Tenaga Administrasi sekolah di sebuah sekolah menengah Pertama.

Sedangkan Ikhsan, adalah seorang Tentara yang bertugas di daerah T dimana Ikhsan pertama bertemu dengan Mawar yang kini menjadi kekasih nya.

"Mas, besok saya ulang tahun. Saya nggak minta kado, tapi hanya minta satu hari saja sama Mas bisa kan? "

"Besok, bisa. Kamu mau hadiah apa dari Mas?"

"Saya nggak ingin hadiah, hanya ingin berdua sama Mas. "

"Ok, Mas akan kabulkan permintaan kamu."

"Terima kasih Mas. "

"Sama - sama sayang. "

Tak terasa mereka berdua sampai di depan pintu gerbang SMP 2 negeri T, Mawar mencium punggung tangan Ikhsan. Dan tak lupa Ikhsan mengecup kening Mawar.

"Pulang dari sini, kita makan siang sama - sama. "

"Boleh, makan dimana? "

"Masakin Mas di rumah kamu."

"Tapi Mas yang belanja di pasar. "

"Siap, nanti Mas jemput kamu. "

"Terima kasih sayang. "

Mawar melambaikan tangan pada Ikhsan yang kini telah kembali ke tempat dinas nya. Sedangkan dari jauh Nirmala sahabat Mawar yang seorang guru tersenyum saat melihat keromantisan sahabat nya.

"Cieeee makin mesra. "

"Jelas dong, dia itu tipe cowok idaman banget."

"Ngomong - ngomong kapan di halalin? "

"Mau sih cepat, tapi Mas Ikhsan masih belum kasih jawaban. "

"Semoga cepat nikah, dan dia benar - benar pilihan terakhir kamu. "

"Amin."

*****

"Cari apa? "

"Eh Bang, ini cari kado buat Mawar. Besok dia ulang tahun masa saya tidak kasih apa - apa, walau menurut dia nggak ingin kado dari saya." Ucap Ikhsan.

" Pacar kamu beda dari yang lain. " Ucap Haikal.

"Itulah Bang yang saya suka dari Mawar, dia tipe saya. Abang tahu, saya tidak bisa berpaling dari dia. "

"Cepat nikah kan dia, jangan sampai perempuan seperti dia kamu lepas begitu saja atau di ambil orang. "

"Siap tidak Bang, saya sudah mantap akan menikah kan dia tapi waktu nya belum tepat."

"Hati wanita bisa berubah, apalagi menjalankan suatu hubungan yang tidak jelas. "

****

Mawar sesekali melirik jam tangan nya, saya sudah hampir setengah jam Ikhsan belum juga sampai.

"Sedang menunggu jemputan? " Tanya Nirmala.

"Iya nih, Mas Ikhsan kok belum juga jemput." Jawab Mawar.

Terlihat Ikhsan langsung turun dari motor nya dan berlari ke arah Mawar yang sedang berdiri menunggu nya.

"Sayang, maaf ya. Tadi Mas ke pasar dulu, beli buat masak nanti. "

"Iya Mas nggak apa - apa kok." Ucap Mawar sambil tersenyum.

"Terima kasih sayang, kamu pengertian deh."Ucap Ikhsan.

Uhuk.. uhuk...

" Jadi obat nyamuk itu nggak asik ya dan harus sabar." Sindir Nirmala.

Mawar dan Ikhsan hanya tersenyum mendengar sindiran Nirmala.

"Kalau begitu, mending hubungi Bang Harlan, jangan sampai dia mampir ke janda itu lagi." Ucap Ikhsan.

Seketika Nirmala langsung beranjak pergi dengan terburu - buru.

"Nirmala, jangan percaya. Mas Ikhsan itu bohong. " Ucap Mawar dengan suara lantang.

"Saya tahu, nggak mungkin Bang Harlan mengkhianati saya. " Ucap Nirmala dari kejauhan.

"Ih Mas, kalau Nirmala nya gampang emosi bagaimana? " Ucap Mawar sambil mencubit lengan Ikhsan.

"Nirmala juga tahu sayang, kalau Mas bercanda." Ucap Ikhsan sambil tersenyum.

*****

"Katanya mau di masakin, malah masak sendiri? " Ucap Mawar saat berada di dapur bersama Ikhsan.

"Mas gatal tangan nya, kalau diam saja."

"Awas ya kalau masakan nya nggak enak."

"Enak lah Yank, masa nggak enak." Ucap Ikhsan sambil memotong daging.

Ikhsan memasukan semua bahan kedalam wajan dan mengaduk - aduk, hingga tercium aroma sedap.

Mawar memeluk punggung Ikhsan yang sedang mengaduk masakan, hingga Ikhsan langsung meletakkan spatula nya.

"Kenapa? "

"Saya takut nggak bisa bersama seperti Mas." Ucap Mawar.

Ikhsan menangkup kedua pipi Mawar lalu mengecup kening dan bibir nya.

"Mas nggak akan meninggalkan kamu, dimana nanti kita berada kita akan tetap selalu bersama. Jarak bukan lah sebuah masalah, kalau kekuatan cinta kita sangat kuat."

"Saya takut kita tidak berjodoh, saya terlalu sayang sama Mas Ikhsan."

"Apa hanya kamu saja yang sayang, Mas juga sayang sama kamu. Hanya kamu wanita yang telah mengoyak hati ini, hanya kamu yang selalu mengganggu dalam pikiran Mas."

Saat akan saling berciuman, tercium bau sedikit gosong, dan dengan segera Ikhsan mematikan kompor.

"Yah gosong kan. " Ucap Ikhsan kecewa.

Mawar terkekeh, dan mengaduk masakan tersebut lalu mencicipi nya.

"Nggak gosong, hampir gosong."

***

Mawar dan Ikhsan makan satu piring berdua sambil menonton televisi, sesekali sambil mengobrol dan bercanda.

"Besok mau kemana?" Tanya Ikhsan.

"Besok pokok nya mau berdua sama Mas, saya nggak minta hadiah mahal hanya itu saja. " Jawab Mawar.

"Siap cantik nya Mas. "

"Eits.. tapi bunga Mawar nya harus dijadikan buket. "

"Boleh, mau yang imitasi atau asli? "

"Mawar asli lah Mas, masa imitasi. "

"Siap nyonya. "

Mawar tersenyum sambil memasukan sendok nya kedalam mulut.

****

"Paman hanya menegaskan saja, apa Ikhsan itu serius sama kamu? " Tanya Pak Hadi adik dari Almarhum Ayah Mawar.

"Serius Paman. " Jawab Mawar.

"Kalau serius, kapan dia akan datang melamar kamu. Hubungan kalian sudah berjalan hampir dua tahun, apa kalian akan seperti ini terus. "

"Kalau sudah saat nya dia akan melamar saya, paman jangan khawatir."

"Mawar, kamu ini bukan gadis remaja lagi. Umur kamu sudah kepala dua, kamu itu tanggung jawab kami setelah kedua orang tua kamu meninggal dunia. Kalau Ikhsan itu memang terbaik buat kamu, pintu rumah Paman bibi selalu terbuka buat keluarga nya. Tapi kalau dia hanya memainkan kamu, lebih baik kamu tinggal kan dia." Ucap Ibu Nia.

"Nanti juga dia akan melamar saya, mungkin sekarang Mas Ikhsan sedang menabung dulu."

"Kami tidak meminta mahar yang banyak, kami menunggu niat baik nya. "Ucap Pak Hadi.

******

Ikhsan membungkus kado untuk Mawar, sebuah kejutan spesial akan dia berikan esok di hari ulang tahunnya.

"Semoga kamu suka. " Ucap Ikhsan sambil menatap sebuah kotak kecil yang sudah terbungkus rapi dengan warna merah.

Sehari Bersama

"Happy birthday kesayangan Mas, selamat ulang tahun. " Ucap Ikhsan lewat panggilan telepon nya.

"Makasih Mas, tepat jam 12 malam Mas ucapin selamat ulang tahun. Jadi terharu loh Mas. " Ucap Mawar.

"Ya sudah, kamu tidur ya sudah malam. "

"Iya, makasih ya Mas. "

"I love you sayang. "

"I love you too. "

Mawar pun memeluk bantal guling sambil senyum - senyum sendiri, namun terdengar suara orang memetik gitar dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

Mawar pun turun dari atas tempat tidur, langsung membuka gorden jendela ruang tamu. Saat melihat Mawar terharu melihat Ikhsan sambil membawa kue ulang tahun dengan lilin menyala di angka 25 , terlihat juga Haikal memetik gitar dan beberapa teman Tentara nya.

"Mas." Ucap Mawar dengan mata berkaca - kaca.

"Selamat ulang tahun. " Ucap Ikhsan.

Mawar pun meniup lilin tersebut dan menangis bahagia. Ikhsan menarik tubuh Mawar dalam pelukan nya dengan sangat erat.

"Mas, kamu romantis banget. "

"Hanya ini yang bisa Mas berikan untuk kamu, selamat ulang tahun sayang."

Ikhsan mencium kening Mawar, hingga terdengar suara sorak dari ketiga teman - teman nya.

"Mas, ih malu. " Ucap Mawar.

"Kita jadi obat nyamuk nih. " Ucap Haikal.

"Benar, tega banget kamu Ikhsan. " Ucap Farid.

"Nggak lihat senior sama junior. " Ucap Willy.

"Ya itu lah saya, harus menunjukkan keromantisan ini pada kalian. Biar pada iri. " Ucap Ikhsan.

"Tega kamu. " Ucap Ikhsan sambil memukul pelan lengan Ikhsan.

"Sekarang sudah malam, langsung to the point saja. " Ucap Haikal kembali.

"Ini untuk kamu. " Ucap Ikhsan sambil memberikan kotak warna merah.

"Apa ini Mas? "

"Niatnya besok Mas ingin kasih ke kamu, tapi Mas ingin kasih sekarang. "

"Terima kasih Mas. "

"Buka dong. "

Mawar membuka bungkus kado tersebut, terlihat sebuah kotak warna yang sama seperti pembungkus nya warna merah. Mawar membuka kotak tersebut dan matanya membulat sempurna saat melihat sebuah kalung berlian yang sangat indah dengan bandul bunga Mawar.

"Mas, ini indah sekali."

Ikhsan mengambil kalung tersebut lalu memakaikan nya pada leher Mawar.

"Mas, ini cantik sekali. "

"Persis seperti orang nya cantik. " Ucap Ikhsan mendekat kan bibir nya pada Mawar namun terhenti saat ketiga teman nya berdehem.

"Sudah Bang, kita pulang yuk. Banyak nyamuk."Ucap Willy.

" Kalau begitu, Mas pamit. Nanti pagi - pagi banget Mas jemput kamu. "

"Iya Mas, terima kasih. "

"Selamat malam, mimpiin Mas. I love you."

"I love you too. "

*****

"Rencana kamu kapan nikah kan dia? " Tanya Farid.

"Insya Allah kalau uang nya sudah terkumpul. Jujur saya sedang buat rencana untuk nya, kalau sudah siap saya akan nikahi dia." Jawab Ikhsan.

"Menurut saya, jangan terlalu lama. "

"Saya ingin, setelah menikah nanti dia hidup enak dan nyaman dengan saya. Sekarang saya sedang menabung untuk dia dan masa depan kami."

"Masa depan yang bagaimana sih, jangan terlalu lama."

"Pokoknya saya ada niat serius dan saya lakukan untuk dia. "

"Semoga kalian sampai menikah."

"Amin..!!! "

*****

"Mas, kita mau kemana? " Tanya Mawar saat duduk berboncengan di atas motor.

"Ada deh, nanti juga kamu akan tahu. " Jawab Ikhsan.

"Ih... jahat, nggak kasih tahu. "

"Kan nama nya juga kejutan sayang."

Mawar mengeratkan pelukan nya dengan menikmati pemandangan di setiap perjalanan. Setelah perjalanan di tempuh sekitar satu jam setengah akhirnya Mawar dan Ikhsan tiba di sebuah dermaga.

Terlihat ada sebuah perahu boot yang sedang menunggu, dan Ikhsan langsung berjalan ke arah perahu tersebut dan berbicara pada si pemilik nya.

"Sayang, yuk naik. "

Mawar pun mendekat dan menuruti apa yang di perintahkan oleh Ikhsan.

"Kita mau kemana? " Tanya Mawar.

"Ada deh, kejutan. " Jawab Ikhsan.

"Ih.. kok kejutan terus, kapan nggak kejutan."

"Kan hari ini kamu ulang tahun, jadi Mas kan mau kasih kejutan."

"Tapi capek Mas, di kejutin terus."

"Sudah yuk, naik ke perahu. "

Perahu pun jalan, namun Mawar merasakan bingung karena Ikhsan yang menyetir perahu tersebut.

"Mas, kok. berdua. "

"Karena hari ini Mas milik kamu, jadi kita juga perlu privasi. "

Hingga menit ke tiga puluh, mereka berdua sampai di sebuah pulau dan sebuah bangkai kapal yang sudah tua berada di daratan Pulau.

"Duduk sini. " Ucap Ikhsan sambil menepuk tangan nya di sebuah pohon kelapa tumbang.

"Mas, angin nya seger banget. "

"Iya, Mas ingin sama kamu disini sampai matahari terbenam."

Mawar memeluk tubuh Ikhsan begitu pun juga Ikhsan membalas pelukan kekasih nya.

"Mas."

"Iya."

"Mas serius kan sama Mawar? "

"Serius, kenapa tanya begitu? "

"Paman bibi tanya kapan Mas akan bawa kedua orang tua Mas untuk melamar saya." Ucap Mawar dengan hati - hati.

Ikhsan memegang kedua tangan Mawar dan menatap nya dengan sangat intens.

"Sayang, Mas akan melamar kamu. Tapi mau kan tunggu sebentar lagi, karena Mas ingin memberikan sesuatu untuk kamu."

"Mas, Paman Bibi tidak meminta mahar yang banyak. Asal Mas niat mau menikahi Mawar."

"Mas paham, Mas mohon ini demi kamu. Agar kamu bahagia tidak hanya batin tapi lahir juga. "

"Saya akan tunggu Mas, sampai Mas melamar saya. "

Ikhsan menangkup kedua pipi Mawar dengan menatap kedua matanya.

"Mas mohon, tunggu Mas. Jangan pergi dari sisi Mas di saat kamu menunggu Mas. "

"Baik, saya akan tunggu Mas. "

"Percaya sama Mas, hanya ada kamu. Tidak ada wanita selain kamu."

"Mas, makasih ya sudah mau menuruti keinginan Mawar di hari ulang tahun Mawar."

"Iya sayang, Mas akan selalu ada untuk kamu."

Mawar dan Ikhsan menikmati indah nya lautan luas dari sebuah pulau, dengan pasir putih menghampar.

Tawa kedua nya sangat bahagia, hingga beberapa photo mereka abadikan.

"Yank, pulang yuk. Matahari sudah tenggelam."

"Mas, masih kurang. "

"Kan kita selalu bertemu setiap hari. Yuk pulang. "

"Ya sudah. " Ucap Mawar dengan wajah cemberut.

"Jangan cemberut dong, jadi jelek."

"Ih... Mas ikhsan. "

"Sudah yuk. "

*****

"Wah.. ini pasti mahal. "Ucap Nirmala memegang kalung yang di pakai Mawar.

" Iya, seperti nya dia beli pakai tabungan nya." Ucap Mawar.

"Kamu beruntung punya pacar seperti Bang Ikhsan. "

"Kamu juga beruntung punya pacar seperti Bang Haikal."

"Nggak menyangka ya kita punya pacar sama - sama seorang Tentara."

"Iya, semoga kita bisa jadi saudara selamanya."

"Amin."

*****

"Apa kata Ikhsan, kamu sudah bilang ke dia? " Tanya Pak Hadi.

"Sudah, kata dia saya suruh menunggu." Jawab Mawar.

"Menunggu sampai kapan?"

"Katanya ada sesuatu buat saya, sebentar lagi dia akan lamar Mawar."

"Nggak jelas alasan nya, apa kamu sudah cari tahu tentang keluarga nya? "

Mawar menggelengkan kepala nya dengan menundukkan kepala nya.

"Hubungan macam apa ini, jangan - jangan dia sudah berkeluarga. Kamu hanya untuk teman kesepian nya. "

Mawar mengangkat wajah nya dan menatap ke arah Paman nya.

"Saya percaya sama Mas Ikhsan, dia itu tidak seperti yang Paman kira. "

.

.

.

.

Keraguan

Mawar menunggu di pintu, menunggu kekasih nya berlari pagi. Terdengar suara lantang para Tentara sambil bernyanyi saat berlari.

Mawar pun berjalan mendekati pintu pagar rumah nya, Ikhsan berhenti sambil memberikan sekuntum bunga mawar merah.

"Pagi cantik. " Sapa Ikhsan.

"Pagi kesayangan. " Balas Mawar.

"Mas lanjut lari. "

"Iya, i love you."

"I love you too. "

Mawar mencium bunga mawar dari Ikhsan yang setiap hari memberi kan pada Mawar. Mawar tersebut pun di taruh dalam botol kaca yang berisi air. Mawar mengganti bunga kemarin dengan yang baru.

"Apa jamin, cinta nya akan setia seperti dia memberikan bunga Mawar merah itu untuk kamu. " Ucap Ibu Nia yang datang tiba - tiba.

"Bibi." Ucap Mawar langsung mencium punggung tangan nya.

"Kalau dia serius, dia akan langsung menikahi kamu bukan mengulur waktu."

"Sudah lah Bi, harus sabar. Mungkin ada sesuatu yang kita tidak tahu kenapa dia mengulur waktu. Tapi saya sayang sama dia dan mencintai nya." Ucap Mawar.

"Cinta itu perlu bukti Mawar bukan hanya sekedar janji. Kamu anak gadis, bagaimana nanti tanggapan orang - orang. Bibi tidak mau suatu saat kamu menangis karena nya."

*****

"Jadi Bang Haikal sudah mengajukan pernikahan? "

"Iya, sebentar lagi saya akan jadi Persit nya." Ucap Nirmala sambil tersenyum.

"Selamat ya, semoga lancar sampai hari H." Ucap Mawar dengan perasaan iri dan sedih.

"Kalau kamu kapan, Bang Ikhsan pengajuan nikah? " Tanya Nirmala.

"Kata dia saya harus menunggu." Jawab Mawar.

"Mungkin dia sedang nabung kali ya." Ucap Nirmala.

"Mungkin." Ucap Mawar.

*****

"Mas,apa kita tidak tunangan saja dulu?" Ucap Mawar.

Ikhsan menoleh ke arah Mawar yang kini sedang menatap serius.

"Mas nggak mau tunangan." Ucap Ikhsan.

"Kenapa? " Tanya Mawar dengan penuh tanda tanya.

"Mas ingin langsung saja menikah." Jawab Ikhsan.

"Kalau langsung menikah, kapan Mas akan melamar saya?. Mas, Bang Haikal sudah pengajuan nikah, Paman Bibi selalu bertanya kapan kita menikah. Apa Mas punya seseorang di luar sana, dan tidak di ketahui oleh saya? "

"Mas hanya milik kamu, bukan milik wanita lain. Mas ini masih bujangan bukan suami orang. Apa kamu nggak percaya sama Mas, tanya Bang Haikal dia itu tahu keluarga Mas tahu asal usul Mas. "

"Saya hanya ingin kepastian bukan janji."

"Mas akan menikahi kamu, tapi tolong bersabar sedikit." Ucap Ikhsan sambil memegang tangan Mawar.

"Sayang, Mas ingin bawa kamu bila sudah menjadi suami istri. Jadi tolong bersabar, agar kamu nanti bisa nyaman disana."

"Semakin nggak mengerti alasan apa yang tidak pernah Mas ceritakan. Saya kan bilang tak perlu membawa apa - apa atau memberikan sesuatu yang lebih, saya hanya ingin Mas datang ke rumah bertemu Paman dan Bibi mengatakan niat yang serius, asal bertunangan saja dulu."

"Abang akan datang kepada mereka, bukan untuk bertunangan tapi melamar langsung menikah. "

*****

Mawar menatap bunganya mawar yang berada di atas meja, bunga yang selalu ada dan berganti dengan yang segar setiap hari nya.

"Setangkai bunga mawar selama ini Mas kirim setiap hari yang tidak pernah absen, menandakan bahwa dirinya selalu ada. Saya takut Mas bila setangkai bunga mawar ini tak pernah lagi datang Mas bawakan untuk saya lagi. "

Air mata Mawar tiba - tiba menetes, rasa takut kehilangan pun timbul. Rasa cinta yang sangat besar membuat Mawar takut dan tidak mau berpisah dengan Ikhsan.

*****

"Kamu mengundurkan diri? " Tanya Mawar.

"Iya, saya memutuskan mengundurkan diri dan fokus sama keluarga. Bang Haikal meminta saya untuk jadi ibu rumah tangga saja, karena saya nanti akan ikut kemana dia bertugas. " Jawab Nirmala.

"Saya akan kehilangan kamu nanti, kamu itu sahabat saya. " Ucap Mawar sedih.

"Kan ada Bang Ikhsan, dia akan menjadi Sahabat sekaligus. " Ucap Nirmala.

"Sekarang iya, tapi esok bila dia tugas nya di pindah lagi bagaimana saya. Dia saja nggak jelas mau di bawa kemana hubungan ini. Yang ada menyuruh menunggu dan menunggu. "

"Saya mengerti kamu itu wanita, tapi kamu turuti saja dulu. Bila merasa kamu bosan atau tidak mau menjalani hubungan yang tidak ada arah, tinggal kan dia. "

Mawar menatap kosong ke arah depan, dengan mata yang berkaca - kaca.

"Itulah yang saya tidak inginkan dan takut, meninggal kan dia atau ditinggalkan."

******

"Bu Mawar, tolong SPJ ini Ibu photo copy." Ucap Kepala sekolah.

"Baik Pak. " Ucap Mawar.

Saat sedang photo copy seorang penjaga sekolah membawa satu kantong kresek dan di letakkan di atas mejanya.

"Apa itu Pak? " Tanya Mawar.

"Tadi ada online food, ini dari Pak Ikhsan buat Ibu. " Jawab Penjaga sekolah bernama Ahmad.

"Terima kasih ya Pak. "

"Sama - sama bu. "

"Cieeee Ibu Mawar dapat kiriman dari Pak Tentara, sebentar lagi pasti di boyong seperti Ibu Nirmala dia resign jadi tenaga honorer disini. " Ucap Faul.

Mawar hanya membalas dengan senyuman namun hatinya galau.

***

"Mas, makasih tadi kirim makan siang." Ucap Mawar lewat panggilan telepon nya.

"Sama - sama sayang, enak nggak? " Ucap Ikhsan dari seberang.

"Enak, nggak bayar. " Ucap Mawar sambil tersenyum.

"Sayang, mas kangen. "

"Setiap pagi ketemu saja masih kangen."

"Mungkin rasa kangen nya akan setiap hari."

"Maksud nya Mas? "

"Mas ditugaskan di kota W, minggu depan Mas akan berangkat. "

Seketika kedua kaki Mawar terasa lemas, dan tak sadar dari sudut kelopak matanya keluar air mata.

"Mas terima?"

"Mas harus terima sayang, Mas nggak bisa menolak karena ini tugas. Tapi Mas janji akan selalu menghubungi kamu. "

"Iya, saya akan tetap menunggu."

"Makasih sayang, Mas janji kalau sudah selesai semua nya Mas akan langsung menikahi kamu. "

*****

"Apa hubungan kita akan berakhir sampai sini Mas, kenapa setelah mendapat kabar dari kamu akan pindah tugas saya menjadi ragu."

Mawar terus menatap pada photo dirinya dan Ikhsan, rasa sakit di dada membuat Mawar melepaskan tangis nya.

Hiks... hiks... hiks...

"Saya nggak mau kehilangan kamu Mas, hiks..hiks.. saya mencintai kamu. Tapi sampai kapan saya harus bersabar, semakin hari saya semakin ragu sama kamu."

*****

"Jadi Ikhsan akan pindah tugas di kota W? Itu jauh dari sini, itu di wilayah ujung paling Timur. Apa kalian sanggup LDR? " Ucap Pak Hadi.

"Insya Allah saya sanggup. " Ucap Mawar.

"Kamu yang sanggup, dia seorang pria. Bisa saja disana dia punya kekasih lagi, dan yang di jadikan istri yaitu pasangan baru nya. "

"Saya percaya Paman, dia tidak seperti itu." Ucap Mawar.

"Paman hanya tidak ingin kamu menangis karena cinta, kalau pun kamu mau Paman bisa jodoh kan dengan seorang Tentara juga, dia lebih dewasa dari Ikhsan, hanya saja dia bertugas di kota N. Paman merasakan cocok dengan dia, karena dia pun sedang mencari jodoh."

.

.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!