Jepang, 17 Agustus 2022.
Di sebuah desa yang terletak jauh dari keramaian, terdapat seorang kakek tua yang sedang melakukan latihan ninja seorang diri, dia terus mengasah keterampilannya hingga mencapai tingkat yang sangat tinggi.
“Dunia ini sudah damai, ninja sepertiku sudah tidak diperlukan lagi, beginikah nasib ninja terakhir dari klan ini? Tidak memiliki keturunan dan tidak memiliki murid, sungguh menyedihkan sekali,” gumam Kakek itu.
Kakek itu terus merenung hingga beberapa saat, kemudian beberapa orang datang, mereka semua berasal dari dojo (tempat latihan bela diri) yang paling terkenal di kota ini.
“Salam, Master Ninja. Kami semua sudah datang kemari, kira-kira ada keperluan apa sampai seorang Master seperti Anda memanggil kami semua?” Seorang pria paruh baya dengan baju merah menyala memberikan salam.
“Kalian sudah datang ya, kalau begitu mari ikut aku masuk ke dalam dojo, ada yang ingin aku katakan pada kalian. Dan aku berharap kalian tidak menolaknya,” ucap Kakek itu, kemudian berjalan masuk ke dalam dojo.
Beberapa orang itu mengikuti kakek itu dari belakang, mereka semua sepertinya sudah tahu mengenai apa yang akan dilakukan oleh ninja terakhir negara ini, mereka semua kagum atas kebaikan kakek itu.
Benar saja, setelah mereka semua masuk dan berbincang sedikit lama, Kakek itu kemudian memberikan sertifikat tanah dan bangunan dojo tempat mereka semua berada dan memberikannya pada pria paruh baya tadi.
“Master Ninja, apakah Anda benar-benar ingin memberikan semua ini pada kami? Bukankah ini adalah warisan dari leluhur Anda? Dan jika Anda menerima murid sekarang, masih belum terlambat untuk mewarisi ini.”
Pria paruh baya dan semua orang yang datang bersamanya membujuk kakek itu untuk memiliki seorang murid di masa senjanya ini, akan tetapi keputusan kakek ninja itu sudah bulat dan memaksa agar diterima.
“Aku sudah tidak kuat lagi untuk menerima murid, aku juga hidup seorang diri, jadi tidak perlu kalian pikirkan lagi mengenai apa-apa lagi, aku hanya bisa berharap dojo ini akan terus dipakai untuk kebaikan,” ucap Kakek itu.
“Kami bersumpah dengan nyawa kami untuk mengelola dojo ini dan membuat seluruh anak muda di negara ini tertarik lagi mengikuti bela diri, kami semua mengucapkan terima kasih, Master Ninja!”
Pria paruh baya tadi beserta seluruh orang memberikan hormat bela diri tertinggi, mereka semua sekali lagi dibuat kagum atas kemurahan hati kakek ninja itu, mereka juga sudah mendengar bahwa kakek itu terkena penyakit keras.
Penyakit yang sudah diberikan vonis mati oleh dokter, sebuah takdir yang cukup tidak adil diterima kakek itu, alasan ini juga yang membuat kakek itu tidak ingin memiliki keluarga dan murid.
“Baiklah kalian semua boleh meninggalkan dojo ini terlebih dulu, uruslah semua hal mengenai pemindahan kepemilikan dan lainnya. Aku akan menikmati hari terakhirku di dojo ini,” ucap Kakek itu tenang.
Pria paruh baya dan lainnya, bisa memahami perasaan kakek itu dan kemudian meninggalkan dojo itu setelah memberikan hormat sekali lagi, mereka semua langsung pergi meninggalkan dojo dan punggungnya sudah tidak terlihat lagi.
“Uhuk … uhuk … apakah memang sudah waktunya untuk aku meninggal?” Kakek itu terlihat batuk darah yang sangat parah dan wajahnya memucat dengan cepat. Bahkan tubuhnya langsung terhuyung jatuh.
“Mungkin ini memang sudah takdir, tapi jika memang ada kehidupan kedua, aku ingin sekali hidup menjadi seorang ninja lagi dan ingin menggunakan seluruh ilmu ninja yang aku miliki selama ini,” harap Kakek itu dalam hati.
Kemudian kakek itu mencoba bangkit dan masuk ke dojo dan duduk layaknya seorang ninja yang memiliki tuan di Aula Pelatihan Utama, dia terus batuk berdarah dan tiba-tiba saja tubuhnya jatuh lagi.
Kakek itu meninggal dengan tenang, dia sudah menuntaskan tugasnya menjadi orang baik di dunia ini, tapi yang tidak diketahuinya adalah keinginan terakhirnya tadi didengar oleh seseorang yang memiliki kuasa tinggi.
***
Di Dimensi Perhitungan Karma.
“Selamat datang jiwa yang baik, kamu termasuk orang yang selalu melakukan kebaikan bahkan hingga akhir hidupmu, tapi sepertinya ada sesuatu yang sangat kamu inginkan sebelum kematianmu ya?”
Suara yang sangat berwibawa terdengar, suara itu berasal dari sosok yang dipenuhi cahaya putih, tidak tahu bagaimana bentuk asli dari suara itu, akan tetapi suaranya sudah menjelaskan bagaimana kekuatan yang dimilikinya.
“Aku dimana? Apakah ini adalah Hari Pertimbangan Dosa dan Pahala itu? Tapi apakah ini benar-benar hal itu dan bukankah aku sudah mati karena penyakit ganas yang sudah menahun itu?” tanya Kakek Ninja kebingungan.
“Aku adalah Entitas Tertinggi yang mengatur mengenai karma, dosa dan pahala yang kamu terima dan aku juga sudah mendengar harapanmu sebelum kematian. Tapi, apakah kamu benar-benar menginginkannya?”
Suara itu seakan-akan tahu apa yang dipikirkan dan diinginkan kakek itu, hal ini sepertinya sangat tidak masuk akal, akan tetapi disisi lain kata-kata terakhirnya membuat kakek itu sedikit tertarik.
“Apakah Anda benar-benar bisa mengabulkan keinginanku? Aku ingin sekali hidup di dunia yang masih membutuhkan ninja, bukannya aku ingin hidup dalam peperangan, tapi aku merasa gagal saja sebagai ninja.”
“Aku bisa mengabulkan permintaanmu, karena karma baikmu sudah sangat cukup untuk itu. Aku akan melakukan reinkarnasi padamu ke sebuah dunia sesuai dengan keinginanmu, tapi … ”
“Kamu harus tahu, dunia yang akan kamu masuki sangat kejam dan penuh dengan perang, pertempuran dan darah dimana-mana, hal bukankah sangat bertentang dengan kehidupanmu sebelumnya?”
Entitas Tertinggi itu memberikan peringatan pada kakek itu, namun kakek itu tak gentar, bahkan matanya semakin semangat mendengar semua peringatan yang diberikan padanya itu.
“Aku setuju, aku akan berjuang keras agar bisa hidup di dunia seperti itu, aku akan melakukan yang terbaik di sana, jika memang aku bisa melakukan kebaikan, aku akan melakukannya,” jawab Kakek itu sungguhan.
“Baiklah aku akan menuruti keinginanmu, silakan pejamkan matamu dan aku akan mulai melakukan reinkarnasi pada jiwamu, aku juga akan memberikanmu hadiah lainnya, kamu akan tahu jiwa waktunya sudah tiba nanti.”
Entitas Tertinggi itu kemudian membungkus kakek itu dengan sebuah cahaya yang terang, ketika kakek itu membuka matanya dia sudah berada di dunia bela diri yang dimaksud yaitu Zeme atau memiliki nama lain Land of Dawn.
“Kamu akan berterima kasih padaku suatu saat nanti ninja terakhir, karena telah kuberikan sebuah pemandu (sistem) padamu, dia akan menuntunmu untuk beradaptasi dengan cepat serta membantumu membalas dendam nanti.”
Entitas Tertinggi itu kemudian menghilang begitu saja setelah mengatakan kalimat terakhirnya, kakek ninja terakhir tadi adalah jiwa terakhir yang diurusnya hari ini, sekarang Kakek Ninja Terakhir itu akan reinkarnasi menjadi seorang bayi kecil.
Kamar Ketua Klan, Klan Shadow, Benua Japonica.
Kakek itu bereinkarnasi menjadi seorang bayi kecil yang baru saja lahir di Klan Shadow, sebuah Klan Terhormat dengan berbagai macam prestasi yang ditorehkan dalam Benua Japonica.
Namun, ketika kelahirannya, jiwanya ikut menjadi bayi kecil dan sebagian besar ingatannya kembali tersegel oleh kekuatan reinkarnasi, hingga akhirnya dia benar-benar tidak bisa mengingat dengan jelas tentang masa lalunya.
“Syukurlah, semuanya berjalan dengan baik tuan, istri Anda melahirkan anak laki-laki yang sangat tampan, dia sangat mirip dengan Anda dan kakak laki-lakinya,” ucap seorang Tabib yang membantu persalinan istrinya.
Setelah mengatakan itu, Tabib itu keluar dari kamar dan berniat membersihkan diri setelah berhasil membantu persalinan tuan dan nyonya besarnya.
Kini hanya tersisa Ketua Klan dan istrinya yang sedang menggendong anaknya yang baru saja lahir, mereka berdua terlihat sangat senang atas kehadiran si mungil Hayabusa yang menangis keras itu.
“Aku akan memberikan nama anak ini Hayabusa, seorang ninja terkuat di masa lalu dan merupakan salah satu leluhur dari Klan Shadow ini, apakah kamu setuju sayang?” tanya Ketua Klan pada istrinya.
Istrinya tersenyum setuju, itu adalah nama yang bagus dan sesekali dia juga pernah mendengar mengenai cerita dari Hayabusa yang merupakan salah satu pendiri Klan Shadow di zaman dahulu.
Mereka berdua juga memanggil anak pertamanya yang bernama Hiroshi, agar bisa melihat adik kecilnya yang menggemaskan, namun sebuah hal terjadi, dimana istri dari ketua klan tiba-tiba saja kontraksi dan melakukan pendarahan yang hebat.
“Sayang kamu kenapa? Kenapa kamu mengeluarkan darah yang sangat banyak, bukankah seharusnya sudah berhenti dari tadi, aku akan memanggilkan Tabib untuk melihatmu,” ucap Ketua Klan tergesa-gesa.
Namun, tangan ketua klan di tarik keras oleh istrinya, istrinya seperti hendak mengatakan sesuatu dan memang inilah kebenaran yang akan membuat ketua klan dan anak pertamanya sangat terpukul.
“Sayang dan Hiroshi, sepertinya ini sudah waktuku untuk meninggalkan kalian, aku sebentar lagi akan pergi dari dunia ini,” ucap istri ketua klan itu lirih.
“Oek … oek … oek … ” Seperti mengerti apa yang hendak ibunya katakan, bayi kecil Hayabusa menangis keras dan seakan-akan tidak rela jika ibunya akan pergi selamanya, hingga akhirnya Hiroshi mengambil alih gendongan.
“Cup … cup … cup … kamu adalah anak yang baik, kamu adalah adikku? Kamu tidak boleh menyela ketika ibu sedang mengatakan hal serius, kamu diam dulu sebentar ya adikku,” ucap Hiroshi menenangkan adiknya.
“Baiklah, sekarang kalian berdua harus tahu mengenai sebuah kebenaran bahwasannya aku sudah dikutuk oleh seorang siluman ketika menjalani misi terakhir waktu itu.”
“Dia mengatakan bahwa ketika aku dalam titik terendah kekuatanku, maka parasit yang menggerogoti tubuhku akan langsung mengambil nyawaku.”
“Aku tahu apa yang kalian pikirkan, tapi ini adalah parasit kutukan, bukan parasit layaknya monster yang bisa dibunuh dengan mudah.”
“Aku sudah melakukan banyak hal untuk menghilangkan ini dan ternyata tidak bisa, aku hanya bisa menahannya sebentar karena masih ada anak dalam kandunganku.”
“Dan tepat ketika setelah melahirkan Hayabusa Kecil, tubuhku langsung jatuh dalam keadaan terendahnya dan sekarang parasit itu sudah mulai menggerogoti tubuhku.”
“Karena itulah, meskipun Tabib terhebat datang, tetap tidak akan berhasil karena penyakit dalam tubuhku sudah termasuk sangat parah, jadi … ”
Istri Ketua Klan itu menceritakan semua hal yang disembunyikan dan ditanggungnya sendiri selama ini dengan meneguhkan hatinya, dia benar-benar tidak rela melihat suami dan anak pertamanya ikut bersedih.
“Aku mohon sayangilah Hayabusa Kecil dengan segenap rasa cinta dan kasih sayang kalian berdua, karena dia setelah tidak akan bisa merasakan kasih sayang seorang ibu dan aku minta maaf karena telah menyembunyikan ini.”
“Aku tahu banyak pertanyaan dari kalian berdua, akan tetapi waktuku sudah tidak banyak, jadi biarkan aku berpikir dengan tenang dan menghabiskan waktu damai bersama kalian semua, keluargaku tercinta.”
Ketua Klan langsung memeluk istrinya itu penuh cinta, hatinya sangat sakit ketika tahu bahwa beban yang istrinya tanggung selama ini sangat berat dan dia mengabulkan permintaan terakhir istrinya itu.
Hiroshi kemudian memberikan Hayabusa Kecil ke gendongan ibunya yang terbaring lemas, dia juga duduk dekat dengan ibunya sambil memijat beberapa bagian tubuh ibunya yang sudah semakin dingin.
Ketua Klan dan Hiroshi tahu apa yang harus dilakukan, mereka berdua kemudian bercerita mengenai semua hal bahagia yang sudah dijalani oleh keluarga kecil itu selama ini, suara tangisan Hayabusa Kecil juga ikut memeriahkan suasana.
Hingga akhirnya istri ketua klan menghembuskan nafas terakhirnya dengan senyum lebar di wajahnya, sebuah keluarga yang bahagia, itu adalah gambaran dari wajahnya yang senang atas keharmonisan keluarga kecilnya.
“Hiks … hiks … hiks … ibuuuuuuuuu!” Hiroshi tidak bisa berpura-pura lagi menangis, selama dia bercerita tadi dia menahan tangisannya, karena tidak ingin melihat ibunya memiliki kenangan terakhir yang buruk.
Begitu juga dengan Ketua Klan, ketika mengecek istrinya yang sudah meninggal, air mata mulai menetes deras di pipinya, dia menangis dalam diam, dia mencoba untuk kuat dan memberikan contoh pada anak-anaknya.
“Oek … oek … oek … ” Hayabusa kecil ikut menangis mengikuti kesedihan dua orang terdekatnya dan menatap wajah ibunya yang sudah terbujur kaku, dia seperti mengerti bahwa ibunya sudah tiada dan dia sangat bersedih atas hal itu.
“Sudahlah anakku, mungkin ini memang jalan yang sudah dipilih oleh ibumu, yang perlu kita lakukan sekarang adalah mengikuti semua permintaan terakhir ibumu, membesarkan dan menyayangi Hayabusa dengan baik.”
Ketua Klan mengusap air matanya dan berkata bijak untuk meredam kesedihan anak-anaknya, dia juga mengambil Hayabusa kecil dalam gendongannya seraya terus mencoba membuatnya diam.
Hiroshi masih terus menatap ibunya dan memegang kedua tangan ibunya yang sudah dingin, dan ketika mendengar perkataan ayahnya, dia berjanji pada dirinya sendiri untuk menyayangi Hayabusa melebihi apa pun.
Hari itu Klan Shadow dilanda kesedihan dan beberapa berikutnya dijadikan hari berkabung, hal ini untuk menghormati salah satu Dewi Ninja terbaik sepanjang masa yang telah menutup usia.
*
*
*
Lima tahun berlalu begitu saja.
Hayabusa kecil sudah mulai menginjak masa-masa produktif untuk belajar seni ninja yang ada dalam Klan Shadow, dia juga dianggap jenius karena sejak usia dini, dia terus membaca banyak buku keterampilan yang ada.
Padahal ayah dan kakak laki-lakinya sama sekali tidak menyuruhnya melakukan itu, bahkan semua orang yang ada di klan juga tidak ada yang memaksanya, tapi memang keingintahuan Hayabusa kecil sangat tinggi.
Hingga dia akhirnya meminta pada beberapa anggota klan untuk mengajaknya berjalan keluar dari klan, Hayabusa kecil yang imut sangat menggemaskan dan hampir berhasil membujuk salah satu anggota untuk berjalan-jalan.
Namun, kakak laki-lakinya, Hiroshi tahu dan melarangnya, karena perseteruan antara Klan Shadow dan Klan Scarlet sekarang masihlah sangat tinggi, bahkan kedua klan ini sudah berperang selama puluhan tahun.
“Kamu akan aku ajak keluar dari kediaman klan ini, setelah kakak dan ayah menyelesaikan semua masalah ini, bagaimana? Kamu tidak marah lagi dengan kakak, bukan?”
“Baiklah, aku tidak marah lagi. Tapi, kakak harus benar-benar berjanji untuk mengajakku keluar suatu saat nanti, apwakwah kwakwak bwisa bwerjanji?”
Karena gemas, Hiroshi mencubit pipi adik kecilnya yang sudah mengacungkan jari kelingkingnya, tanda janji yang sudah dibuatnya tadi.
*BOOOM!
Suara ledakan keras terdengar dari luar kediaman klan, mendengar hal itu Hiroshi langsung mendekap adiknya.
“Baiklah kakak berjanji, tapi sekarang bisakah kamu menurut dengan paman ini untuk mengajakmu masuk ke dalam, ada beberapa pengacau yang harus kakak urus,” ucap Hiroshi sambil tersenyum mengerikan.
Hayabusa bergidik ngeri ketika melihat wajah kakaknya dan dia tahu di masa seperti ini, kakaknya tidak bercanda serta dia harus menurut dengan patuh.
“Sial! Klan Scarlet ini memang benar-benar minta dibasmi ya!” Hiroshi tiba-tiba menghilang dari tempatnya berdiri sebelumnya.
Hayabusa kecil hanya bisa melihat dari kejauhan karena dia sudah dituntun masuk ke dalam rumah utama untuk menjaga keselamatannya oleh seorang pelayan klan.
Klan Scarlet dan Klan Shadow adalah dua klan besar yang memfokuskan diri pada pendalaman Ninjutsu, tapi hubungan mereka berdua kurang baik karena perang yang berkepanjangan sejak dahulu kala.
Puncaknya terjadi pada generasi ini, kedua klan sering berseteru, bahkan sudah banyak jatuh korban atas peperangan itu. Sampai membuat anggota klan keduanya berkurang drastis.
Hingga suatu ketika terciptalah sebuah perjanjian damai yang mana hal ini ditujukan untuk memperbaiki keadaan dan membuat jalan baru bagi hubungan keduanya yang sudah bermusuhan selama ini.
Perjanjian tersebut adalah menukarkan anak dari setiap kepala klan untuk diberikan pada klan lain, selain untuk bertukar ilmu ninja, hal ini juga bertujuan untuk menjadikan tawanan agar perdamaian itu tetap berjalan.
Dan hal ini juga membuat kedua klan bisa tenang jika salah satu klan mengkhianati yang lain, karena anak ketua klan mereka akan dibunuh dan bagi klan yang dikhianati akan memiliki dasar atas kemarahan mereka.
*
*
*
“Cepatlah, biarkan kami masuk, kami ingin menyampaikan beberapa kabar yang hanya boleh didengar oleh Ketua Klan dan Anaknya, apakah kamu akan tetap menghalangiku?” Seorang Ninja Klan Scarlet terlihat marah.
Hiroshi yang baru saja datang karena mendengar suara dentuman keras tadi, sekarang melihat perseteruan antara penjaga gerbang dan ninja utusan dari Klan Scarlet. Dia kemudian turun ke bawah.
“Ada apa ini?” Hiroshi sudah muncul di dekat penjaga gerbang klan miliknya.
“Salam, Tuan muda Hiroshi. Maafkan atas kelalaian kami sampai membiarkan orang luar bisa masuk ke sini, tolong ampuni kami,” ucap Penjaga Gerbang sedikit ketakutan.
“Ninja dari Klan Scarlet! Kenapa kalian ingin menerobos masuk ke dalam wilayah klan ku, apakah kalian sudah lupa dengan perjanjian damai yang baru saja dibentuk? Apakah kalian ingin melanggarnya?” tegas Hiroshi.
“Maafkan kami, Tuan muda Hiroshi. Kami hanya menjalankan perintah untuk memberikan kabar dan informasi pada ayah Anda. Karena ini cukup genting,” ucap Ninja Scarlet yang memimpin lainnya.
“Kami sudah berniat masuk dengan baik, akan tetapi kedua penjaga gerbang itu terus melarang kami, akhirnya kami tidak memiliki pilihan selain memberikan sinyal ledakan agar terdengar sampai ke dalam,” imbuhnya lagi.
Hiroshi langsung paham dengan perkataan Ninja Scarlet itu, dia melihat kedua penjaga gerbangnya yang ternyata merupakan bagian dari fraksi yang menolak perjanjian damai dengan Klan Scarlet, wajar jika mereka bersikap seperti itu.
“Baiklah, kalian berdua pergi ke Aula Hukuman, katakan ini adalah perintahku dan panggil penjaga gebang yang lain untuk menggantikan tugas kalian. Hukuman kalian karena menghalangi diplomasi damai yang akan terjadi!”
Hiroshi langsung memberikan keputusan, dia merupakan penerus ketua klan yang sangat tegas dan cocok sekali dalam memimpin serta memutuskan sesuatu dengan cepat, terlebih lagi dia juga merupakan salah satu ninja terkuat.
“Ba– baik, Tuan muda! Maafkan atas kelancangan kami sebelumnya, kami akan melaksanakan semua perintah Anda!” Kedua penjaga gerbang langsung menghilang dari sana dan menuju Aula Hukuman.
Sedangkan, Hiroshi mempersilahkan beberapa orang dari Ninja Scarlet masuk ke dalam kediaman, dia menyambut beberapa tamu itu dengan baik, akan tetapi tanpa mengurangi wibawanya sebagai penerus ketua klan.
“Baik, sekarang bisakah kalian memberitahuku mengenai kabar dan informasi yang kalian bawa? Ayah sedang tidak berada di tempat, jadi aku disini menggantikan beliau,” ucap Hiroshi menguasai percakapan.
Ninja utusan Klan Scarlet itu memberikan peringatan mengenai siapa orang yang akan dikirimkan oleh Klan Shadow ke Klan Scarlet, karena waktu ini sudah lebih dari batas wajar dan penangguhan yang ditentukan.
“Jadi, kalian ingin aku segera memberikan adikku pada kalian semua ya? Berani juga kalian memberikan ancaman padaku dan klan ini dengan cara seperti ini, lebih baik kalian bertarung sampai mati saja dengan penjaga gerbang tadi, tapi … ”
“Karena perjanjian damai ini baru saja dimulai, katakan pada Ketua Klan kalian, jika waktunya sudah datang, aku sendiri yang akan mengantarkan adikku pada kalian semua, tapi tidak sekarang, kembalilah!”
Hiroshi masih belum puas bermain dan mengajari Hayabusa untuk melakukan banyak hal. Dan keputusannya sekarang memang sudah disiapkannya bersama ayahnya beberapa saat yang lalu.
Keputusan ini diambil untuk mengatakan pada Klan Scarlet sendiri, bahwa Klan Shadow akan menepati janji setelah Klan Scarlet juga mengirimkan salah anak dari Ketua Klan Scarlet itu sendiri.
“Baiklah, kami pamit, maaf sudah mengganggu waktu Anda dan pesan Anda akan kami teruskan pada Ketua Klan.” Beberapa ninja utusan itu kemudian kembali ke klannya.
“Sungguh sulit sekali melakukan diplomasi tarik ulur seperti ini, bahkan ini sangat melelahkan harus beromong kosong seperti tadi, mana rela aku menyerahkan adikku pada mereka,” kata Hiroshi sendirian.
Hayabusa yang dari tadi mendengar percakapan mereka semua keluar perlahan, dia langsung memeluk kakaknya, dia benar-benar menyayangi kakak laki-lakinya yang selalu bermain dan belajar bersamanya itu.
“Kakak! Siapa mereka tadi? Apakah mereka itu pengacau yang kakak katakan tadi?” Hayabusa bertanya dengan wajah lucu, tubuhnya sekarang sudah berada dalam pangkuan Hiroshi dengan nyaman.
Hiroshi kemudian menjawab pertanyaan itu dengan sebuah lelucon, dia tidak mau adiknya memikirkan hal berat di usianya yang baru menginjak lima tahun ini.
“Oh, kalian berdua ada disini, ayah dengar tadi ada beberapa ninja utusan Klan Scarlet yang datang, jangan bilang mereka mempertanyakan mengenai penyerahan Hayabusa pada Klan Scarlet?” tanya Ketua Klan.
Hiroshi kemudian menjelaskan semuanya dengan rinci dan mengenai jawabannya juga, hal ini sangat dimaklumi karena jika benar-benar menganut dari perjanjian masih ada waktu lima tahun lagi sampai Hayabusa berusia 10 tahun.
Hayabusa yang mendengarkan hal itu cukup senang karena dengan itu dia bisa keluar dari kediaman ini.
“Aku siap ayah, kakak. Meskipun aku masih kecil, aku akan mencoba yang terbaik untuk membantu kalian berdua untuk kedamaian klan ini di masa depan, bukankah itu tujuan ayah dan kakak sekarang?”
Ketua Klan dan Hiroshi mengobrol serius sampai hampir lupa bahwa Hayabusa ada di sana, mereka juga dikejutkan oleh bagaimana tanggapan Hayabusa yang seperti lebih dewasa daripada usianya sendiri.
“Apakah kamu yakin dengan pilihanmu, sebagai seorang ninja dan laki-laki, perkataan merupakan salah satu hal yang tidak boleh ditarik lagi!” Ketua Klan memberikan pembelajaran kehidupan bagi Hayabusa.
“Ayah! Apakah Ayah benar-benar mengizinkannya? Bukankah dia masih terlalu kecil untuk melakukan hal ini, biarkan aku saja yang berangkat!” Hiroshi memprotes keputusan ayahnya itu.
“Diam! Apakah kamu mau mengajarkan hal seperti itu pada adikmu, lihatlah mata gembira adikmu itu. Toh meskipun dia sudah di sana, kamu bisa mengunjunginya sewaktu-waktu!” tegas Ketua Klan pada Hiroshi.
“Bersiaplah anakku, jika kamu memang menginginkannya, aku akan mengirimmu ke Klan Scarlet dengan membawa misi klan, apakah kamu siap menerima misi pertamamu?” tanya Ketua Klan pada Hayabusa tegas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!