NovelToon NovelToon

Mustika Dewi Kahyangan

Ch.1 12 bidadari

Negeri Kahyangan dibagi menjadi 5 kerajaan besar, yang terdiri dari Kahyangan Timur yang bernama Kerajaan Batu Angin Rajanya Bernama Dewa Sri Gandara Daksa, beliau memiliki 12 putri cantik yang tiada tandingannya di seluruh Alam, Kahyangan Selatan Bernama Kerajaan Gunung Terbang Rajanya Bernama Dewa Sri Purna Dharma, Kahyangan bagian Barat Bernama Kerajaan Tirta Yukti Rajanya Bernama Dewa Sri Palasraya, Kahyangan Utara Bernama Kerajaan Lawang Praja Rajanya Bernama Dewa Sri Binasaka, sedangkan Kahyangan Tengah Bernama Kerajaan Pusarloka Rajanya Bernama Padmamurti.

Diceritakan, disebuah Negeri Kahyangan bagian Timur yang Bernama Kerajaan Batu Angin, Kedua belas putri sedang terbang melintasi gumpalan awan-awan putih menuju kearah Barat yang masih merupakan bagian kerajaan Batu Angin, mereka mau memetik Bunga-bunga untuk persiapan mandi di Telaga Kelopak Wangi yang ada di Bumi, Telaga Kelopak Wangi sengaja diciptakan oleh seorang Rsi yang bernama Rsi Walamakya, sebagai hadiah karena Sang Rsi sangat senang dengan pelayanan (bakti) yang diberikan oleh Keduabelas putri ketika beliau sedang berkunjung ke Kerajaan Batu Angin, maka setiap Bulan Purnama Keduabelas putri turun ke Bumi untuk mandi di Telaga Kelopak Wangi yang berada ditengah-tengah Hutan Rimba yang dimana Hutan tersebut sangat angker, karena dihuni oleh banyaknya Siluman dan Binatang buas sehingga sampai sekarang tak seorang pun mahluk Manusia yang berani menjamah Hutan tersebut karena tidak berani mengambil resiko berbahaya, Hutan tersebut bernama Hutan Manurgama, sehingga Keduabelas putri tersebut bisa menikmati mandi di Telaga tersebut dengan sangat lama.

Setelah tiba di wilayah bagian Barat yang bernama Taman Buanasari, keduabelas putri langsung berhamburan memetik Bunga-bunga yang sedang mekar Bunga-bunga tersebut akan dijadikan pewangi Ditelaga Kelopak Wangi, ternyata hari itu Bunga-bunga sedang bermekaran sehingga banyak sekali Kupu-kupu Kahyangan yang cantik beterbangan menambah keindahan Taman Bunga Buanasari yang sudah terkenal dilima Kerajaan Kahyangan dan diSurga, bahkan beberapa Manusia di Bumi pun pernah mendengar keindahan Taman Buanasari.

"Adik-adik ku silahkan kalian petik bunga-bunga disini tapi jangan berlebihan,aku tidak mau keindahan Taman Buanasari jadi rusak karena kita mengambil bunga secara berlebihan dan akhirnya akan buang-buang", Celoteh Dewi Ambarwati selaku kakak pertama.

"Baiklah yunda Ambarwati kami akan mematuhi perintah yunda," sahut Kesebelas putri secara bersamaan.

Disaat yang lainnya sibuk ada satu putri yang tidak memetik bunga, dia malah sibuk dengan bermain kejar-kejaran dengan para Kupu-kupu,dia adalah Dewi Sulasih, Dewi yang paling Bungsu dari keduabelas putri, tindakan Dewi Sulasih diketahui oleh kakaknya yang kelima yang bernama Dewi Maksyasari, kemudian sang Dewi menegur adiknya,

"Dinda Dewi Sulasih apa yang Dinda lakukan, aku tidak mau Yunda Dewi Ambarwati melihat mu dan memarahimu, kita tidak mau berlama-lama disini, karena Ramanda ingin kita menghadap sebentar lagi; Dewi Maksyasari mencoba menegur adiknya yang paling bungsu itu dengan nada pelan agar tidak diketahui oleh para Dewi yang lainnya yang sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Dewi Sulasih karena sangat tertariknya dengan kupu-kupu tidak begitu mendengarkan peringatan Yundanya malah dia asik mengejar dan menangkap kupu-kupu itu, hingga dia tidak sadar dia keluar dari wilayah Taman Buanasari, Dewi Sulasih tidak menyadari akan hal itu, Kupu-kupu itu sepertinya senang juga bermain dengan Dewi Sulasih, Dewi Sulasih mulai menyadari bahwa dia keluar dari wilayah Taman, Dia mulai bingung karena Dia tidak tahu arah untuk kembali disaat kebingungannya itu Kupu-kupu mulai menghilang, Dewi Sulasih sudah mengeluarkan airmata dia mulai menangis, namun dia terkejut ketika ada suara laki-laki dari belakangnya yang berkata.

"Aku melihatmu bingung bisakah kau katakan padaku apa yang membuat mu bingung". kata pria tersebut.

Sang Dewi menoleh dan dia sangat terkejut dengan laki - laki yang menyapanya.

Bersambung

Maaf ya Readers author baru pertama kali nulis mohon kritik dan dukungannya

Ch.2 Pangeran Dewa Sri Jayarudra

Dewi Sulasih terkejut ketika dia menoleh ke asal suara, dia terkesima dan seketika tertunduk malu namun tidak bisa menyembunyikan perasaannya, karena pria tersebut begitu tampan, kulitnya kecoklatan bak sawo matang ditambah busana yang dikenakannya menambah ketampanan yang sempurna, pemuda itu mencoba mendekati sang Dewi dan berkata.

'"Maaf apakah saya salah berkata demikian", pemuda itu merasa bersalah karena melihat sang Dewi hanya tertunduk dan diam.

"Kalau kau tidak menjawab baiklah aku akan pergi, karena aku tak mau membuatmu ketakutan", namun ketika pemuda itu selesai berbicara dan hendak melangkahkan kakinya Dewi Sulasih pun memberanikan diri untuk bicara karena dia sangat membutuhkan pertolongan pemuda itu.

"Maaf, aku,aku tidak takut", Dewi Sulasih dengan gugup akhirnya bicara, mendengar Dewi Sulasih bicara akhirnya pemuda tersebut menghentikan langkahnya.

"Kau seperti kebingungan apakah yang menyebabkan nyisanak kebingungan," pemuda itu kembali bertanya hingga Dewi Sulasih mulai berani menengadahkan wajahnya, namun saat sang Dewi menengadah pemuda itu terkejut dan timbul rasa kekagumannya ketika melihat wajah cantiknya sang Dewi, memang dari keduabelas putri Dewi Sulasihlah yang merupakan paling cantik meskipun kesebelas kakaknya juga cantik.

"aku tidak tidak tahu arah pulang, tadi aku bersama kakak-kakakku sedang memetik Bunga di Taman Buanasari, namun aku lebih tertarik bermain dengan Kupu-kupu sehingga aku tidak menyadari kalau aku sudah jauh dari mereka,dan sekarang aku tidak tahu arah,aku tersesat," Dewi Sulasih berkata-kata sambil meneteskan air mata.

pemuda itu terkejut karena yang dia ketahui bahwa hanya keluarga kerajaan Batu Angin yang boleh untuk memasuki Taman Buanasari selain para prajurit penjaga Taman.

", bukankah hanya keluarga kerajaan Batu Angin yang boleh memasuki area Taman, itu artinya gadis ini adalah salah satu keduabelas putri kerajaan Batu Angin yang tersohor memiliki kecantikan yang tiada tandingannya," bathin pemuda itu.

"Maaf kisanak mengapa kau diam, apakah itu artinya kau tidak tahu kemana arah yang kumaksud," setelah berkata begitu Dewi Sulasih hendak pergi dari tempat itu namun dia urungkan karena sipemuda kembali berkata.

"kalau Taman Buanasari aku tahu arahnya,tapi sebelum aku mengantarkanmu bolehkah aku tahu siapakah nyisanak ini," pemuda itu berharap sang Dewi mau memberitahukan asal usulnya.

"namaku Dewi Sulasih aku adalah putri yang keduabelas dari Ramandaku Prabu Dewa Sri Gandara Daksa, bagaimana dengan sang Dewa siapakah Sang Dewa ini kalau saya boleh tahu," mendengar pengakuan Dewi Sulasih, Sang Dewa pun merasa sangat senang karena selama ini dia penasaran dengan Keduabelas putri yang sering dibicarakan oleh semua Dewa dan Dewi Dikahyangan, dan Sang Dewa pun langsung menjawab.

"terimalah hormat Gusti Dewi, hamba mohon ampun karena tidak menyadari bahwa sang Dewi merupakan putri dari kerajaan," Pemuda itu langsung duduk berlutut dengan lutut kaki kiri menyentuh tanah, sedangkan kaki kanan dengan posisi jongkok, tangan kanan dibentuk dengan dikepalkan,tangan kiri jarinya dibuka kemudian tangan kanan dan kiri disatukan sebagai tanda hormat.

"Sang Dewa berdirilah kau tidak perlu melakukan hal seperti ini," kata sang Dewi sambil berharap pemuda tersebut mau menuruti perkataannya.

Setelah disuruh berdiri pemuda tersebut kemudian berdiri.

Sang Dewi kembali berkata.

",Wahai Sang Dewa kau belum mengatakan siapa Sang Dewa ini?, kembali Dewi Sulasih menegaskan pertanyaannya agar Pemuda tersebut tidak ragu-ragu memberitahukan identitas Sang Dewa.

",Maafkan Hamba Gusti Dewi yang telah membuat sang Dewi menunggu jawaban dari Hamba, Hamba adalah Dewa Sri Jayarudra ," jawab Pemuda tersebut yang ternyata juga Seorang Pangeran

Bersambung

Mohon Dukungannya ya Readers melalui Vote, Komentar, serta Hadiahnya agar cerita ini selalu berlanjut hingga selesai.

Ch.3 ketakutan Dewi Sulasih

Setelah mendengar jawaban dari Sang Dewa yang ternyata merupakan Pangeran, Dewi Sulasih terperanjat tidak menyangka bahwa kali ini dia bertemu dengan Seorang Pangeran, yang tersohor.

Pangeran Dewa Sri Jayarudra adalah Putra dari Raja Dewa Sri Palasraya dari Kerajaan Tirta yukti Kahyangan bagian Barat yang terkenal dengan ketampanannya serta kesaktiannya.

Dewi Sulasih langsung duduk bersimpuh sambil memberi hormat.

",Ampuni Hamba Kanda Pangeran yang sudah lancang terhadap Kanda Pangeran," sembah Dewi Sulasih yang makin membuat Pangeran Jayarudra mengagumi Dewi Sulasih.

", Dinda Dewi kau tidak perlu melakukan hal ini, bukankah Dinda juga berasal dari Keluarga Kerajaan, bangunlah Dinda", Pangeran Jayarudra mengambil jari tangan Dewi Sulasih dan membangunkannya sehingga Sang Dewi kembali berdiri dengan posisi berdirinya saling berhadap-hadapan, terdengar detak jantung mereka berdua mengikuti irama hembusan nafas yang tak beraturan.

telah lama kebisuan mereka berlangsung namun akhirnya suasana canggung itu tidak lama karena tiba-tiba ada sedikit ampas buah yang jatuh dari Seekor Burung yang hinggap di sebatang pohon tempat mereka berdua berdiri dan pas mengenai Dahi Dewi Sulasih hingga Sang Dewi merasa terkesiap namun lebih terkesiap lagi ketika tangan Sang Pangeran membersihkan kotoran tersebut dengan kain milik Sang Pangeran dan entah apa yang menyebabkan Tangan Sang Dewi pun memegang Tangan Sang Pangeran.

"Kanda Pangeran aku tidak pantas menerima perlakuan Kanda seperti ini terhadap Hamba," kata Sang Dewi dengan pelan.

"Dinda Dewi kenapa Dinda berkata seperti itu, ketahuilah Dinda aku tidak memilih-milih siapapun itu untuk menjadi teman ku, setelah ini aku ingin kita bisa selalu bertemu," ucap Sang Pangeran membuat perasaan Dewi Sulasih makin senang.

"kalau boleh diijinkan lagi aku mau berkunjung ke Istana Batu Angin," sambung Sang Pangeran.

"Kanda...," belum selesai ucapan dari Dewi Sulasih tiba-tiba Sang Pangeran berkata karena dia merasa akan ada yang datang.

"Dinda Dewi sepertinya kita tidak bisa berlama-lama,aku merasa akan ada yang datang, sebaiknya aku segera pergi, karena sepertinya mereka itu merupakan saudara Sang Dewi," setelah berkata seperti itu Sang Pangeran lantas memalingkan badannya namun Sang Dewi lantas bicara.

", Kanda aku sangat berharap kanda berkunjung ke Istana ku," Pangeran Jayarudra menganggukkan kepalanya pertanda dia akan memenuhi janjinya hingga membuat Dewi Sulasih bahagia.

Sang Pangeran pun dengan cepat melesat meninggalkan Sang Dewi sendirian dan tak lama datanglah Sebelas putri yang lainnya menghampiri Dewi Sulasih.

"Sulasih,apa yang kamu lakukan hingga kamu berada disini tanpa sepengetahuan kami, kamu tahu tidak kami sangat mengkhawatirkanmu," Dewi Ambarwati bicara dengan nada yang agak tinggi namun sedikit pelan dia tidak mau adiknya tersinggung dan menangis namun walaupun begitu Dewi Sulasih tetap takut dan merasa bersalah.

"Yunda Dewi Hamba mohon maaf, tolong maafkan aku saudara-saudara ku,aku tidak akan mengulanginya lagi," mohon Dewi Sulasih dengan menitikkan air mata sambil menunduk.

"Sulasih, kamu tahu tidak gara-gara kelakuan mu ini kami jadi terlambat menghadap Ramanda, dan beliau pasti marah kepada kita semua," setelah berkata seperti itu Dewi Ambarwati berbalik dan langsung melesat terbang kemudian diikuti oleh saudara-saudara yang lainnya begitu juga dengan Dewi Sulasih namun dengan perasaan yang sedih karena telah membuat kakak-kakaknya harus menghadapi masalah.

Setelah sampai di Istana Batu Angin Keduabelas putri langsung menghadap kepada Ramandanya.

Keduabelas putri langsung memberi hormat kepada Ramandanya.

"Sembah kami duabelas putri kepada Ramanda dan Ibunda semoga diberkahi keberkatan oleh para Dewa-Dewi di Surga," dengan serempak keduabelas putri memberikan hormat hingga terdengar seperti paduan suara.

setelah Keduabelas putri selesai memberikan hormatnya Raja Dewa Sri Gandara Daksa langsung bangun dari singgasananya yang sangat megah karena sebagian terbuat dari emas murni dan permata mahal.

", Keduabelas putriku bangunlah, Ramanda ingin bertanya tidak biasanya kalian terlambat menghadap Ramamu bisakah kalian jelaskan pada Ramamu ini," dengan tegas dan penuh wibawa serta penekanan sang Raja berbicara sehingga membuat keduabelas putri merasa takut terutama Dewi Sulasih.

" sembah hamba Ramandaku yang Agung, Hamba akan menjelaskannya," ucap Dewi Ambarwati yang mewakili saudara-saudaranya.

kemudian Dewi Ambarwati mulai menjelaskan semuanya tanpa ada yang ditutup tutupi, sehingga membuat ekspresi wajah Sang Raja berubah-ubah.

Bersambung

Mohon bantuannya untuk mendukung karya ku ini agar ceritanya bertambah menarik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!