****
Gemerlap kerlap kelip lampu di sebuah acara konser disertai dentuman keras musik dan lantunan lagu-lagu yang dinyanyikan bergantian dan beriringan oleh para penyanyi papan atas dunia. Terdengar riuh para penggemar meneriaki para idolanya masing-masing. Seketika itu juga, seorang MC acara tersebut memanggil sebuah nama yang dari tadi di teriaki para penggemarnya.
"ANDREA KIM"
Beberapa detik kemudian muncul lah seorang gadis, cantik perawakannya, dengan gaun dress hitam yang indah membuatnya terlihat menawan, dilengkapi dengan sebuah topeng cantik yang menutupi sebagian wajahnya.
Riuh penggemar menyambut sosok tersebut.
Andrea Kim menyanyikan 3 lagu populer yang menjadi top chart musik Billboard dunia. Seperti biasa Andrea Kim tampil maksimal. Siapapun yang melihatnya pasti mengagumi nya.
Setelah tampil Andrea melambaikan tangannya kepada penggemar dan segera turun dari panggung megah tersebut. Andrea di sambut oleh para bodyguard yang sudah stand by dari sebelum dia naik panggung, dengan langkah cepat dan tergesa-gesa Andrea dikawal menuju ruang istirahat nya.
Tiba di sebuah ruangan, ia di sambut hangat oleh sang manager yang tidak lain adalah sahabatnya.
"Sudah selesaikan tampilnya? mau langsung pulang atau nongkrong dulu?" sambut managernya disertai pertanyaan.
"Udah, udah dong, oh ya kei, besok-besok topengnya jangan warna hitam melulu, mana baunya, ya ampun, untung tadi aku nggak sesak napas" protes Andrea.
Keisya yang merupakan sahabat sekaligus managernya melongo dan menjawab protes Andrea,
"Ya kamu nya sih, udah 5 tahun tampilnya pakai dress warna hitam melulu, mana bisa di cocokin pakai warna lain, entar yang ada para penggemar kamu mikir, Andrea Kim fashionnya nggak update banget sih" jawab keisya dengan ketus.
"Ya udahlah, besok kalau aku ada acara lagi sediain aku dress yang warna abu-abu, Ok !"sahut Andrea Kim meminta persetujuan keisya setelah mengganti pakaiannya.
Bukannya menjawab keisya malah melongo dan geleng-geleng nggak percaya dengan ide sahabatnya yang tidak lain seorang artis papan atas dengan pengetahuan fashion nya yang amburadul.
"Ni anak isi otaknya cuma dua warna itu saja ya?" bisik keisya dalam hati.
"Ya udah ayo pulang sekarang, kamu udah siapin semuanya kan?" tanya Andrea Kim.
Dengan muka yang masih bingung keisya menjawab Andrea. " iya, iya udah ..let's go.."
Mereka pun berjalan bergandengan keluar dari ruangan tersebut disambut oleh bodyguardnya. Keisya memberi aba-aba kepada para bodyguardnya untuk melakukan tugasnya.
Dengan langkah terburu-buru Andrea dan keisya menuju pintu belakang gedung yang masih 1 lantai dengan area parkir para artis atau tamu kalangan atas. Tentu saja tempat itu tidak sepi, banyak artis dan para orang kaya yang pulang pergi di tempat itu, tapi tidak ada yang mengenal Andrea, tentu saja Andrea saat ini melakukan penyamaran, begitupun keisya, sangat beda jauh dari tampilannya didepan umum. Andrea tanpa topengnya dan keisya tanpa rambut palsunya.
Setelah menemukan mobilnya Keisya dan Andrea meninggalkan gedung tersebut.
Di setiap acara yang Andrea hadiri, Andrea tidak pernah menghadiri atau sekedar menyaksikan acara tersebut sampai selesai. Tidak terkecuali acara yang sebesar inipun ia tinggali begitu saja. Para artis yang ingin mendekatinya pun selalu hilang kesempatan untuk akrab dengannya. Mereka terheran-heran mereka hanya melihat Andrea saat tampil saja setelah itu lenyap, bahkan julukan misterius itu sudah sangat lekat dengan sosoknya dari lima tahun lalu.
Para penyelenggara acara sudah terbiasa dengan sikap Andrea Kim yang seperti itu. Mereka tidak memperdulikan sikap Andrea Kim yang seperti itu, tapi kehadiran Sosok Andrea Kim di acara tersebut meskipun cuma sebentar itulah hal yang paling di utamakan. Karena nama Andrea Kim lah yang membuat rating acara menjadi sangat tinggi. Lagu-lagunya yang indah dan imagenya yang misterius merupakan daya tarik Andrea Kim bagi penggemarnya di seluruh dunia.
Setiap konser yang ia hadiri, selalu berlangsung dengan aturannya sendiri. Panitia mau menyetujuinya atau dia tidak akan hadir. Tentu saja pilihan yang sangat sulit bagi panitianya. Mau tidak mau di setiap acara, panitia hanya mengikuti kehendak dari Andrea Kim.
Setelah di tinggali Andrea Kim, acara konser megah tersebut masih berlangsung dengan meriah , disertai dengan menggelegar nya letusan beribu-ribu kembang api di udara hingga berkilo-kilo meter pun orang-orang masih bisa melihat semburat cahayanya.
****
Beberapa jam kemudian,
Disebuah lorong asrama terdengar napas terengah-engah seorang gadis muda. Entah darimana munculnya dari beberapa saat yang lalu gadis muda tersebut berlari dengan terburu-buru sambil sekali-kali bersembunyi menghindari penjaga asrama.
Dengan mengendap-endap gadis muda itu menuju ruangan yang terletak paling pojok gedung yang berlantai 3 tersebut.
"Tok Tok Tok " nyaring suara ketukan pintu.
Tak beberapa lama muncul gadis muda lainnya dari balik pintu.
"Arasya, kamu darimana saja? uahh..." tanya gadis tersebut sambil mengucek matanya dan menguap lebar.
"Aku baru pulang dari makan malam, sorry ya, aku telat pulang nya," balasnya dengan memohon maaf.
"Iya nggak apa-apa, masuk dulu, entar ketahuan penjaga" ajak gadis tersebut.
Mereka pun masuk dan menutup pintu ruangan itu rapat-rapat.
"Tapi kok aku nggak di ajak sih? giliran makan enak-enak aku nggak di ajak ni ya?
sindiran halus gadis tersebut.
"Sorry bi, ini itu acara makan malam sama teman ku yang kuliah di negara Belanda, kamu kan nggak kenal, lagian ini itu cuma acara kecil, mereka traktir aku karena udah wisuda duluan" jelas Arasya panjang lebar.
"Hum, ya meskipun nggak kenal di kenalin kali.." balas teman Arasya.
"Oh ya, kamu setelah acara wisuda besok mau langsung pulang ke Indonesia ?" tanyanya lagi.
"Iyalah bi, mami nyuruh aku langsung pulang ke Indonesia, katanya sih ada hal yang penting" jawab Arasya .
Temannya yang bernama Bianca tersebut menoleh dan bertanya lagi.
"Sepenting itukah sampai kamu nggak ikut acara makan malam perpisahan bersama teman-teman kita besok".
"Aduh Bianca, kata mami aku, ini itu urgent banget, harus aku sendiri yang hadir," jawab Arasya.
"Terus gimana kalau aku kangen sama kamu?"
tanya Bianca cemberut.
"Ya Kitakan masih bisa ketemu di Indonesia kali, kaya kita beda negara aja nih, lebay lu" jawab Arasya nyindir.
"Aku nggak pulang Ara, aku mau meniti karir di sini, siapa tau aku bisa sukses" balas Bianca.
"Udah ih, jangan cerewet bi, bantuin aku packing yuk" ajak Arasya.
"Hu, giliran capek aja akunya di ajak, makan-makan enak nggak di ajak, nasib, nasib" balas Bianca.
"Hi ni mulut bawel banget, nggak jadi kerjanya" protes Arasya sambil menjepit mulut Bianca.
"Besok-besok kalau kamu ke Indonesia aku traktir makan enak yang mewah supaya bibir kamu nggak cerewet" lanjutnya.
"Hore " teriak Bianca sambil ketawa cengengesan dan melanjutkan kegiatannya membantu menyiapkan barang-barang keperluan Arasya untuk pulang ke Indonesia.
Setelah hampir 2 jam mereka menyiapkan semua barang arasya untuk pulang, mereka berdua pun ke ranjang masing-masing untuk istirahat.
Sedangkan di tempat lain di negara yang sama kemeriahan sebuah konser baru saja selesai.
***
halo Reader yang baik hati...
ini karya pertama author...
mohon dukungannya ya, jangan lupa komentarnya...
****
#flashback on#
Jam 1 siang tadi, Arasya sedang duduk di taman sambil mendengarkan musik. Sedang asyik-asyiknya mendengarkan musik tiba-tiba ponselnya berdering. Tanpa menunggu lama Arasya mengangkat ponselnya karena tertera nama seseorang yang sangat dia kenal di ponsel pribadinya.
"Halo mami" sapa nya yang tidak lain maminya sendiri.
"Halo sayang, anak cantik mama, udah makan nak? sekarang kamu lagi apa?" tanya maminya bertubi-tubi.
"Tanya nya satu-satu kali mami, aku udah makan, sekarang lagi duduk di taman, udah puas," jawab Arasya.
"hahahaha" mami Arasya tertawa mendengar jawaban anaknya.
"Sayang, mami punya satu permintaan sama kamu, sekali ini saja mami minta tolong sama kamu, pokoknya setelah acara wisudamu selesai kamu harus pulang ke Indonesia, ada hal penting yang harus mami dan kakakmu sampaikan" pinta mami dengan serius.
"Hum, memangnya nggak bisa di sampai kan sekarang mi, lewat telpon ini, mami tinggal ngomong aja" balas Arasya.
"Maafkan mami sayang, tapi ada hal yang sangat urgent dan nanti kalau kamu udah balik ke Indonesia mami akan jelaskan detailnya" jelas mami.
"Kok pakai acara minta maaf si ma, cuma pulang doang ih, iya, iya besok Arasya pulang, lagian Arasya sudah kangen banget sama Indonesia," jawab Arasya.
"Oh ya udah mama akan menyambutnya dengan acara yang meriah sayang, sudah 2 tahun kamu nggak pulang. Kita akan makan malam bersama keluarga besar kita nanti oke,?jawab mami.
"Oke deh, ya udah mami, aku udah di tunggu sama teman nih, sampai ketemu lusa ya mi" pamit Arasya pada maminya
Telpon itupun di tutup dengan sopan oleh Arasya. Tanpa dia tahu ada hal yang mendesak apa yang menantinya.
# flashback off #
****
Keesokan harinya
Setelah beberapa jam mengikuti acara wisuda, Arasya pamit dengan teman-temannya dan kembali ke asrama.
Arasya segera menyiapkan koper dan beberapa barang bawaan lainnya untuk di bawa ke depan gerbang asrama. Arasya pun keluar kamar dengan membawa koper duluan, tak di sangka di depan pintu kamarnya sudah kumpul para senior maupun junior nya yang sama-sama tinggal di asrama tersebut.
"Hey...why did you come back to Indonesia so fast??( Hey kenapa kamu pulang ke Indonesia secepat ini) " tanya salah satu temannya yang berambut pirang.
Belum sempat Arasya menjawab, teman-teman lainnya bertanya lagi dan lagi.
"Why don't you continue your studi here?
(kenapa kamu nggak lanjut kuliah di sini)"
"Why don't you go to the farewell party before you go home? (Kenapa kamu nggak hadir dulu di acara perpisahan sebelum kamu pulang)"
Arasya hanya terdiam diserang bertubi-tubi pertanyaan dari temannya, dengan menarik nafas panjang, Arasya menjawab,
"I have very important bussines in Indonesia, this concerns my family problem..and i have to attend, sorry can't have fun with you anymore guys" (aku ada urusan penting banget di Indonesia,ini menyangkut masalah keluarga dan aku harus hadir, maaf nggak bisa bersenang-senang lagi sama kalian)".
Jawaban yang membuat teman-temannya terdiam, dan menyisakan pelukan hangat dari teman-temannya.
Setelah saling berpelukan lama. Teman-teman Arasya membantu membawa barang-barang bawaan Arasya sampai ke depan gerbang asrama.
"I Will Miss you guys.."
"See you again"
Sambil melambaikan tangan Arasya masuk ke dalam taksi yang menunggunya dari beberapa menit yang lalu, dengan menyeka sedikit air matanya Arasya menoleh kebelakang dan melihat teman-temannya dari belakang mobil. Taksi itupun segera melaju ke bandar udara Leonardo da Vinci.
Sampai di bandara Arasya cepat-cepat check in. Arasya langsung di panggil oleh seorang pramugari untuk menaiki pesawat, karena Arasya sudah terlambat beberapa menit sebelum waktu keberangkatan yang telah di tentukan, dengan tergesa-gesa Arasya menaiki pesawat sambil mencari ponselnya. Setelah menemukan ponsel di saku celana Arasya segera mengetik sebuah SMS entah di tujukan kepada siapa. Arasya menemukan kursi nya, memposisikan diri untuk duduk yang senyaman mungkin, Arasya segera siap-siap tidur, karena perjalanan panjang yang akan dia tempuh bersama para penumpang lainnya.
Setelah 13 jam perjalanan, Arasya sampai di Indonesia, Ia di sambut langsung oleh mami dan kakaknya. Mami dan kakak laki-laki Arasya memeluk secara bergantian untuk melepas kangen pada Arasya, tak berapa lama seorang supir maminya berlari mengambil barang bawaan untuk di masukan ke bagasi mobil.
"Selamat datang sayang di Indonesia, maaf ya sayang, mami sama kakakmu nggak hadir di acara wisuda kamu, tapi mama dan kakak sudah menyiapkan kejutan untuk kamu". Sambut maminya panjang lebar.
"Iya Ara, maaf ya kami nggak bisa hadir,tapi nanti sebagai ganti kekecewaan kamu sama kakak, kakak sudah sediain hadiah buat kamu"
Sambut kakak Arasya.
"Udah ah, nggak usah minta maaf, Ara ngerti kok, eh emangnya kak aydan nyiapin hadiah apa buat Ara? jangan bilang tas, sepatu gitu, Ara bosan liatnya, Walaupun Ara nggak punya banyak barang branded sih, tapi di sana Ara sering banget ngeliatnya, sampai-sampai Ara sempat Lo 3 bulan nggak ke mall ngeliat baju, tas branded gara-gara bosan keseringan ngeliat hehehe.." Arasya cengengesan.
"Yang wah sedikit dong kak kasih hadiahnya" lanjut Arasya.
Adam Aydan Zaffansyah yang tidak lain Kakak dari seorang Arasya tersebut hanya tersenyum melihat wajah adiknya yang begitu dia rindukan. Pemuda tersebut memeluk sekali lagi dan mencium kening adiknya dengan penuh cinta. Mami Arasya melihat dari samping mobil interaksi kedua anaknya, dengan menyeka sedikit air mata di pelupuk matanya, mami memanggil anak-anaknya untuk segera masuk ke mobil. Dengan riangnya Arasya dan Aydan masuk ke mobil, segeralah mobil itu melaju menuju rumah Arasya.
Satu setengah jam di perjalanan, sampailah mereka di sebuah perumahan elit, dengan masuk kedalam lagi Terdapat deretan rumah mewah dengan pekarangan masing-masing di setiap rumah yang sangat luas dan rapi. Tapi rumah Arasya sendiri yang terlihat ramai. Rumah itu telah dihiasi dengan bermacam-macam bunga yang indah di depan rumah dan di kelilingi lampu-lampu yang menyala secara bergantian. Pemandangan tersebut membuat Arasya begitu kaget dan antusias ingin segera masuk kerumahnya.
Tanpa menunggu kakak dan mami Arasya membuka pintu mobil dan berlari masuk kerumahnya.
Arasya masuk dan melihat pemandangan yang menurutnya aneh. "sebegini meriah kah acara untuk menyambut aku pulang?".
****
ayo dukung terus author ya guys...
****
Tak di sangka Arasya ternyata di dalam rumah sudah banyak tamu yang menyambutnya. Banyak dari kolega mami dan kakaknya dari berbagai perusahaan di Indonesia yang sudah menantikan kedatangannya.
Arasya masih berdiri mematung di tempatnya. Ia bingung dan merasa aneh,di benaknya bertanya-tanya kenapa kolega perusahaan mami dan kakak juga hadir di acara penyambutan dirinya.
Tiba-tiba dari belakang Arasya dikagetkan oleh seorang nenek.
"Arasya cucu nenek akhirnya datang juga" nenek kangen sama kamu cu" sambut nenek tersebut.
"Nenek Marta, nenek Marta juga kesini ya? nek, aneh deh kok banyak kolega mami sama kakak ya, emangnya ada acara apa sih? tanya Arasya curiga.
Nenek Marta hanya tersenyum dan membelai rambut Arasya.
"Nanti juga kamu tau sendiri cu.."jawab nenek menggantung dan segera pergi dari hadapan Arasya.
Arasya merasa ada sesuatu yang lain, pikirannya menebak-nebak sendiri.
Tersadar dari lamunannya, Arasya pelan-pelan berjalan melihat-lihat. Seketika dari sampingnya, mami menarik tangan Arasya.
"Kamu kemana saja, barusan nyampe, tiba-tiba hilang gitu aja, ayo kita ganti baju nggak enak tamu sudah menunggu terlalu lama" ajak mami kepada Arasya.
Tanpa menunggu jawaban Arasya, mami menggandeng Arasya dan berjalan menuju lantai 2 rumahnya. Setelah di dalam kamar mami memilih-milih dress di lemari pakaian, sedangkan Arasya hanya duduk diam di samping ranjang dan terlihat masih kebingungan.
Setelah merasa cocok dengan dress yang dipilih nya untuk Arasya, mami segera menyuruh Arasya memakai dress tersebut dan segera mendandaninya.
Beberapa menit berlalu akhirnya Arasya selesai berdandan. Arasya pun terlihat sangat cantik dengan dress warna biru muda dengan Payet di bagian lengannya.
Mami merasa puas dengan hasil karyanya, beberapa saat mami memandangi anak bungsunya, sambil menarik nafas panjang, mami segera memegang kedua tangan Arasya.
"Arasya, Arasya sudah janjikan akan mengabulkan permintaan mami?" tanya mami.
Arasya mengangguk.
"Iya ma, Arasya sudah janji" jawab Arasya mengiyakan maminya.
"Arasya mami harap kamu menurut saja apa yang akan terjadi nanti di bawah, ini semua untuk kebaikan kita semua nak" lanjut mami.
Dengan mata berkaca-kaca mami mencium dan memeluk Arasya sejenak. Arasya sangat tersentuh dengan perlakuan mami, kalau mami sudah begini Arasya sudah membaca situasi, berarti ada masalah yang benar-benar penting akan terjadi.
Tak berselang lama Arasya dan mami turun kebawah. Arasya gugup dan melihat semua mata saat ini tertuju pada dirinya. Arasya menangkap satu pemandangan yang menakjubkan. Di dalam hati Arasya berbisik. "kenapa dia di sini juga?".
Makin lama, arah jalan Arasya dan mami menuju tempat seseorang yang menjadi perhatian Arasya. Ia di persilahkan duduk di samping kakaknya dan berhadapan dengan pria itu.
Arasya masih menunduk, tak disangkanya, lagi dan lagi bukan hanya pria itu saja yang duduk berhadapan langsung dengannya, tetapi orang tua serta keluarga besar dari keluarga pria itu telah duduk dan mengambil tempatnya masing-masing.
Acara itupun dimulai. Beberapa kata sambutan telah di sampaikan. Tibalah di acara intinya, kakek dari pria itu pun mulai bersuara.
"Nak Arasya kami kesini bersama keluarga besar kami bermaksud untuk menjadikanmu menantu, kami ingin kau menjadi istri dari cucu kami" Penjelasan kakek dari pria itu.
Arasya hanya diam.
"Dari tadi sambutannya tentang perusahaan, kok bisa nyambungnya ke masalah perjodohan" Bisik Arasya dalam hati.
"Arasya, maukah kamu menjadi menantu kami? Tanya kakek lagi.
Arasya terdiam, bingung mau menjawab apa, tapi dia sekali lagi melihat sosok pria yang menjadi perhatiannya. Arasya tersenyum dan mengangguk mengiyakan. Arasya kembali lagi melihat pria itu yang tidak bersuara sedari tadi dan sedikitpun tak menoleh padanya.
Semua yang hadir sangat senang dengan jawaban Arasya tersebut, tak terkecuali mami Arasya begitu bahagia, memeluk dan mencium putrinya, sedangkan disampingnya Aydan hanya tersenyum tipis sambil membelai rambut adiknya. Nenek Marta pun ikut memeluk erat Arasya. Nenek Marta bahagia akhirnya keinginannya terwujud.
Acara tersebut di lanjutkan dengan acara makan-makan dan pembahasan tentang perusahaan. Arasya sekali-kali hanya mencuri-curi pandang menatap pria yang telah di jodohkan padanya hanya mengotak-atik ponselnya. Ingin sekali Arasya mendengar suaranya, sudah lama sekali dia tidak mendengar suara sosok pria tampan yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.
Jam telah menunjukan pukul 12 malam, satu-satu para tamu berpamitan, begitupun calon besan Arasya minta pamit pada mami, Aydan juga Arasya. Sampai mereka pulang pun sosok pria itu masih diam membisu, dengan tanpa berkedip Arasya melihatnya sampai mobil calon besan dan calon suaminya berbelok dan menghilang.
****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!