NovelToon NovelToon

SUPIR KU SEORANG MAFIA

Mengundurkan Dari Pekerjaan

Amora, seorang guru SMA di kota Jakarta. hari ini adalah terakhir Amora mengajar muridnya. Ada rasa sesak dan sedih karena menjadi seorang guru adalah cita - cita nya dari kecil.

Di ruang guru Amora tengah menyiapkan surat pengunduran diri ku. Ketika hendak membereskan barang di mejanya, Amora melihat album kenangan ketika sedang study tour tahun lalu. "Ibu akan selalu merindukan tinggah kalian anak- anak ku," gumam nya dalam hati.

sepasang mata sedang memperhatikannya, ada rasa kesedihan yang tersimpan di pelupuk matanya, kemudian iya menghampiri dan menyakinkan Amora untuk berfikir dua kali tentang pengunduran diri Amora.

"Ibu Amor, apa sudah yakin dengan keputusannya? gak mudah loh untuk masuk ke sekolah ini," tanya guru Biologi yang bernama Pak Benny.

Info tentang Pak Benny : Seorang guru yang masih single. Diam - diam dia menyukai Amora, tetapi dia tak cukup nyali untuk mengatakan nya..

"Sejujurnya berat untuk saya pak, tapi bagaimana lagi. Ini sudah jadi keputusan terbaik. Saya akan menikah dengan lelaki pilihan ibu saya. Kami di jodohkan, Bahkan saya pun tidak tahu wajah dari calon suami saya seperti apa. Beliau hanya minta kalau saya berhenti bekerja" tutur Amora dengan wajah yang sendu.

Mendengar itu membuat Benny menjadi tercekat. Harapannya seolah pudar saat ini juga. Ia merutuki ketidak mampuannya untuk berkata bahwa ia sangat menyukai Amora. Andai saja ia jujur dari awal, mungkin Amora menerimanya dan tidak harus menikah dengan lelaki pilihan ibunya.

"Baiklah bu, jika seperti itu alasannya saya mendoakan yang terbaik" ucap Benny dengan lirih.

Sesudah berpamitan dengan guru dan semua muridnya, Amora meninggalkan sekolah itu. Ada rasa berat mengjinggapi deru langkahnya,.

Setelah tiba di rumah Amora segera berhambur ke pelukan ibunya. Terlihat sang ibu dengan wajah yang merasa bersalah karena menjodohkan anaknya dengan anak sahabatnya itu, sampai ia harus berhenti bekerja.

"Ibu, aku sudah mengundurkan diri dari sekolah tempatku bekerja. Sebagai baktiku pada mu, aku menerima perjodohan ini. Restui dan do'a kan kami" Lirih Amora dengan tangis

"Maafkan ibu nak, ibu harap ini menjadi kebahagiaan kamu nak" jawab ibunya yang bernama Diana.

Deru ponsel memecah tangis mereka.

Kring kring .

Diangkatnya panggilan itu, tertera dengan nama jeng Yuni.

"Hallo jeng" ucap Diana sembari memupus air matanya dengan kasar.

"Hallo jeng calon besanku. Maaf loh ya, siang - siang begini aku mengganggu. Ada hal yang ingin aku bicarakan soal perjodohan anak kita. Bagaimana kalau mereka lusa menikah?" ucapnya santai.

Seketika Diana menjadi panik. Bagaimana tidak ,rencana pernikanan itu akan di laksanakan bulan depan.

"Kok mendadak jeng?" ucap Diana tercekat.

"Maaf ya jeng. Martin ingin pernikahan nya di percepat. Mungkin dia sudah ngebet jeng" ucap Yuni sambil terkekeh.

"Tapi bagaimana dengan persiapan nya jeng, saya belum rencana apa - apa. Dan soal itu kan anak kita yang jalani, ada baiknya aku akan menanyakan terlebih dahulu dengan Amora." jawab Diana

"Jeng Dian ada benarnya juga. Yaudah jeng, aku tunggu jawabannya besok ya. Mari jeng selamat malam" ucap Yuni

Telpon di tutup. Kini Diana menatap Amora dengan lekat.

"Nak, barusan jeng Yuni telpon , Beliau minta untuk pernikahan kalian di percepat, kalau kamu setuju calon suamimu ingin memikahimu lusa, bagaimana? itu tergantung kamu saja nak. Ibu tifak akan memaksa" tutur Diana .

Mendengar itu membuat Amora sangat syok, bagaimana tidak, lusa akan menikah dan justru calon suaminya lah yang meminta di percepat dari jadwal yang telah di sepakati. Tapi melihat wajah ibunya yang sufah yakit. Kemudian ia memantapkan pilihan sesuai permintaan calon suaminya.

"Amor alan terima bu. Tolong berikan restu ibu untuk ku." lirih Amora

"Ibu akan mendukung mu nak. Restu ibu untuk mu"

Sesaat kemudian mereka menangis haru .

Di Kabari lah keluarga Yuni, dan tentu saja mereka Bahagia.

Sementara di rumah Yuni, ketika semua anggota keluarga tengah berbahagia menyambut pernikahan Martin, justru Martin lah yang tampak tak senang. Ia sejujurnya belum mau menikah, tetapi desakan dari otang tuanya membuat ia jengah dan mengalah.

"Martin. Hey kenapa wajahmu masam sekali?" ucap Tresno brojosiswo. Ayah dari Martin .

"Tak usah di tanya lagi pah. Aku menikah hanya untuk kalian bukan. Kalian yang mendesaku , dan aku menurut saja" jawab Martin tak peduli.

"Ayolah nak. Umur mu sudah cukup untuk membina rumah tangga, bahkan lebih dari cukup, Lama - lama juga akan cinta dengan calon istrimu." tutur Yuni.

Hari H pun tiba. Saatnya Martin mengikat janji di depan pemuka agama. Wajah tegang dan terbata membuat greget orang tuanya sendiri. Di ucapnya janji suci pernikahan dan akhirnya mereka sah di mata hukum dan agama.

Suasana tegang pun di rasakan Amora, dan tak lama keluarganya datang ke kamar untuk memberitahukan jika Amora sudah sah menjadi seorang istri.

"Mbak Amor, ayo ikut Nabilah sekarang. Mbak sudah resmi di persunting Mas Martin. Aku doakan semoga Mbak Amor menjadi istri yang sholeh ya." ucap Nabilah ,keponakan dari Amora.

Keluarlah Amora dari dalam kamarnya dengan riasan yang sangat anggun, membuat orang - Orang yang melihatnya terpana tak terkecuali Martin. jantung nya berdegup tak karuan ketima melihat wajah seorang wanita yang kini sudah menjadi istrinya.

"Silahkan duduk nak" ucap Diana dengan wajah terharu.

"Silahkan sekarang untuk pengantin perempuan memberikan salim kepada pengantin lelaki. Dan silahkan pengantin lelaki memberikan doa dan cium kening pengantin wanita" ucap seorang Penghulu.

Di salim nya tangan Martin dan Martin mencium kening Amora....

Sesudah acara pernikahan. kedua keluarga memberi wejangan demi wejangan dan tak lupa mendoakan agar pasangan pengantin ini aegera di berikan keturunan.

mendengar soal keturunan membuat Martin terkecut, Dia hanya bisa tersenyum kelu mendengarnya.

"Nak, mama Mau pamit dulu. Silahkan kalian kalian nikmati masa bulan madu kalian dengan nyaman" kata Yuni.

"Nak ibu juga sekalian mau pamit, ibu doakan kamu menjadi seorang istri yang baik untuk suamimu........ dan untuk mu nak Martin, tolong jaga anak ibu dengan baik, dia anak ibu satu - satu nya. Tak pernah sekalipun ibu memukulnya. jadilah suami yang bertanggung jawab akan lahir dan batin nya, semoga kalian segera di berikan momongan" ucap Diana dengan terisak.

"Saya janji akan menjaga dan menyayangi Amora dengan setulu hati bu. Dan saya akan memberikan nafkah lahir / batinnya dengan layak" ucap Martin

Tak berapa lama, mereka pun pulang dari hotel tempat acara resepsi berlangsung. Tak di sangka, suaminya sudah menghilang ,entah kemana perginya. Dia pun langsung mencari keberadaan sang suami.

Duka Malam Pertama

Ketika Amora sedang mencari suaminya. .Dia di kagetkan dengan kedatangan pelayan.

"Betul ini dengan ibu Amora" tanya seorang pelayan wanita dengan ramah.

"Benar mbak. Saya Amora" jawabnya

"Ibu Amora sudah di tunggu di Kamar 104. Ini permintaan Bapak Martin" ucap pelayan itu.

Tak basa - basi dia pun segera mendatangi kamar dengan nomor 104.

Sampailah di tempat yang di tuju. Ada rasa gugup menyelimuti perasaan Amora.

Di bukanya pintu kamar hotel itu. Tampak remang - remang dengan sedikit pencahayaan , yang ada hanya cahay lilin saja. Berjalan lah ia dan melihat seorang laki - laki di atas kasur sedang memandangi nya. Ntah pandangan suka ataupun pandangan jijik..

"Hmmmmmmmmmmzzz" suara bariton memecah keheningan dan membuyarkan lamunan Amora.

"Kemarilah, kenapa kamu diam disana" ucap Martin

Berjalanlah Amora dengan langkah pelan menghampiri suaminya. Dekat semakin dekat sehingga dia bisa melihat wajah suaminya dengan jelas walaupun tanpa cahaya yang terang.

"Duduk. Aku ingin bicara dengan mu"

"Baik mas"

"Apa pendapatmu tentang pernikahan itu nona Amora?" tanya Martin dengan serius membuat Amora sedikit ngeri.

"Aku tak mengerti apa maksudnya mas" ucap Amora heran.

"Aku tahu pernikahan ini hanya perjodohan saja dan aku pun tahu kita belum saling mencintai, dan mungkin tidak akan pernah saling mencintai" sungut Martin dengan tatapan dingin.

"Memang kita belum saling mencintai , karena pernikahan kita terkesan mendadak. tapi aku yakin dengan restu orang tua kita, kita bisa membangun rumah tangga dengan baik mas" jawab Amora yakin.

"Ckkkkk.... Jawaban apa ini, satu hal yang ingin aku katakan padamu bahwa aku tak akan menyentuhmu. Aku tak akan memberikan nafkah batin untuk mu. Tapi untuk semua nafkah lahir aku bisa berikan asal kamu menjaga rahasia ini dari keluarga besar kita". ucap Martin.

Seketika tubuh Amora menjadi lemas. Pernikahan macam apa ini. Bagaimana bisa seorang suami tak mau menyentuh istrinya sendiri. Sementara di luar sana tujuan manusia menikah itu untuk memenuhi hasrat seksualnya bukan, dan untuk menumbuhkan keturunan.

" Mas tak akan menyentuhku?"tanya Amora dengan suara tercekat

"Ya!!! aku tak akan menyentuhmu" jawabnya simple

"Aku ini istrimu mas. Ini malam pertama kita, harusnya menjadi malam yang berkesan untuk kita" lirih Amora.

"Ya memang , tapi aku tak bisa menyentuhmu, kamu tak usah tau alasannya" ucap Martin.

"Mas aku ini wanita normal. Butuh itu, apakah selama ini kamu lelaki homo sampai mas tak menerimaku?" desak Amora dengan derai air mata.

mendengar kata itu membuat Martin seketika bangkat dari tempat tidurnya , dengan wajah merah padam ia menghampiri istrinya.

Plakkkkkk.

Sebuah tamparan mendarat di pipi indah Amora.

"Awwwww mas" pekik Amora sembari memegang pipinya yang perih dan panas akibat tamparan.

"Jangan sembarangan, Aku normal. Baca dan tandatangi surat perjanjian ini." ucap Martin sembari melepar secarik kertas ke wajah Amora dengan kasar.

Di raihlah surat itu dan bertuliskan:

1 : Tak meminta Nafkah batin.

2 : Nafkah lahir sebesar 200 juta rupaih setiap bulan Dari pihak suami kepada istri.

3 : Tak ikut campur dengan kehidupan masing - masing.

4 : Tinggal di rumah yang berbeda.

5 : Jika pihak istri berselingkuh maka jatuhlah talak tiga.

6 : Tidak memberitahukan masalah rumahtangga kepada keluarga masing - masing.

Di tandatangani lah surat perjanjian ini dengan derai Air mata menyedihkan.

"Aku lelah, Silahkan kalau kamu ingin istirahat" ucap Martin sembari berlalu memuju tempat tidur.

Sementara Amora hanya duduk di kursi hotel itu dengan tangisan. Jikalau ia tahu pernikahannya akan semenyedihkan ini, maka ia akan menolaknya. Ia harus mengubur impiannya untuk tetap menjadi seorang guru demi menikah dengan lelaki yang arogan. Dia pun tak tahu kenapa suaminya menolaknya.

Pergilah ia ke kamar mandi, dan langsung mengguyurkan badannya. Dia masih berbalut dengan fikiran dan tanda tanya mengapa suaminya bersikap seperti itu. Sesudah mandi, Amora keluar dari kamar mandi dan betapa terkejutnya dia mendapati suaminya sudah menghilang dari tempat tidur dan hanya meninggalkan sepucuk surat.

"Besok pergilah ke alamat ini : jalan Rafflesia, no 21".

Hanya itu pesan yang tertulis.

Tiba - Tiba air matanya mencair. Tak bisa terbendung. Kesedihan , kekecewaan, dan penyesalan membuncah menjadi satu.

" Pernikahan apa ini tuhan?. Kenapa aku menjadi wanita sebodoh ini dengan mau menerima pernikahan konyol ini,,, hik hik hik"suara tangis Amora mengisi ruangan kamar itu.

Dia pun berbaring di kasur seraya mengusap - usap seprai putih yang di penuhi dengan taburan bunga dan temaram nya cahaya lilin.

"Untuk apa semua ini. Apa pantas seorang Amora mendapatkan perlakuan seperti ini. Malam ini harusnya menjadi malam yang sangat bersejarah dalam hidupku tetapi malah menjadi duka bagiku" tangis amora sembari mengacak - acak sprei dan taburan bunga hingga berserakan di atas lantai.

Terasa lelah jiwa raganya membuat ia tertidur.

Pagi tiba.

Cahaya mentari menembus dalam gorden kamar hotel itu, seketika membangunkan nya dari mimpi buruknya semalaman.

"hoaaaaaahhhh... Sudah pagi rupanya" ucapnya sembari merentangkan tangan.

melihat keadaan sekeliling yang sangat berantakan membuat ia teringat lagi peristiwa menyakitkan semalam. Dengan langkah gontai ia pergi untuk membersihkan diri.

Tak lama ia pun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar dan rambut yang basah.

Kringgggggg.

Tiba - tiba ponsel berbunyi, tertera panggilan yang di gabungkan antara ibunya dan mertuanya.

"Hallo mama, hallo bu. Ada apa menelpon ku pagi ini" tanya Amora.

Melihat amora dengan menggunakan bathrobe dan dengan handuk melilit rambut basahnya membuat mereka terkekeh bahagia.

"Sayang, sudah mandi ya. Bagaimana malam pertama kalian bahagia? " tanya Diana senang sekaligus menggoda anaknya.

"Ia nikh pengantin baru sudah basah rambunya hehehe. Gimana sukses ya. Semoga mama secepatnya di berikan cucu oleh kalian ya nak" ucap Yuni bahagia.

Mendengar itu Amora hanya tersenyum kelu Senyuman yang seolah di paksakan untuk menutupi kehancurannya saat ini.

"Oya nak, mama ingin bicara dengan suamimu. Mama ingin mengucapkan selamat kepada nya" kata Yuni.

dengan rasa bingung ia tak mungkin mengatakan bahwa Martin pergi dari semalam.

"hmmmmmmmz. Maaf ya ma, mas Martin sedang mandi belum lama juga" jawab Amora berbohong.

(maafkan aku ma, bu sudah membohongi kalian" gumamnya dalam hati.

"Hahaha". Suara tawa Yuni membuat Diana tertawa juga.

" Yasudah kalau begitu mama tutup ya telpnya, baik baik ya kamu disana dengan suamimu" kata Yuni

"Ibu juga pamit ya nak, mau masak dulu. Bahagia ya kalian disana" kata Diana..

"Iya ma" jawabnya singkat..

Ada rasa sedih dalam hatinya. Hal yang membuat Dia sakit, dia harus membohongi orang tuanya, sesuatu hal yang tak pernah ia lakukan seumur hidupnya.

Fakta Yang Sesungguhnya Martin.

Di sambar lah alamat yang sudah di tulis oleh Martin. Dan Amora segera pergi dari hotel itu.

Ketika Amora berlalu, sekumpulan cleaning service berbisik ria.

"Loe tau gak, wanita yang baru keluar dari hotel ini dia tuh yang nyewa gedung pengantin kemarin. Semalem pengantin cowoknya pergi" kata cleaning service yang bernama Nining.

"Serius loe mbak? berarti gak ***- *** dong mereka? " ucap Fuji seorang petugas laundry.

"serius Ji. Padahal ceweknya cantik banget kan ya, bisa-bisa nya di anggurin kaya gitu" jawab Nining.

"Apa jangan - jangan suaminya homo atau impoten kali ya" jawab Anis seorang cleaning service

"Jangan ngawur deh Nis, masa badan sekekar gitu homo sih. Nih ya setau ku kalau yang belok itu cowok nya gemulai" seloroh Fuji.

Ketika tengah asik bergibah ria, tiba- tiba mereka di kagetkan dengan kedatangan kepala hotel.

"Kalian sedang apa? bukannya kerja malah bergosif. Bubarrrrrrrr semua" ucap Pak Rudy.

Sementara itu Amora sampai di alamat tujuan. Dia melihat rumah yang begitu besar membuat ia sangat terpana.

"Ibu Amora" ucap seorang wanita yang memakai baju setelan baju ART.

"Betul itu saya" jawab Amora

"Anda sudah di tunggu oleh Tuan Martin di dalam. Ayo saya antar" ucap seorang wanita yang bernama Vivid ( terlihat pada name tag nya).

"Baiklah"

Ikutlah Amora menuju rumah itu. ketika memasuki rumah itu dia begitu terkejut, rumah yang sangat indah dengan nuansa gold dan di beri sentuhan sedikit warna merah maroon membuat rumahnya terlihat lux sekali.

"Ayo Ibu Amor ikut saya, saya akan menunjukan kamar anda" kata Vivid dengan ramah.

Sampailah dia ke kamar yang di tuju.

"Ini kamar anda. Mulai dari sekarang anda sudah menjadi nyonya di rumah ini, jadi kami wajib menyebut anda nyonya." ucap Vivid dengan badan membungkuk.

"Tak usah seperti itu mbak. panggil saja saya ibu Amor. Saya lebih senang di panggil ibu. Hal itu mengingatkan saya ketika sedang mengajar di sekolah" jawabnya lesu.

"Baik bu" ucap Vivid.

Masuk lah dia ke kamar itu. Kamar yang sangat mewah dan luas. Ketika dia sedang melihat lihat seisi sudut kamar, pandangannya tertuju pada seseorang yang sudah berdiri di balkon kamar itu.

Sosok itu tiasa lain adalah Martin.

"Akhinya kamu datang juga" ucap Martin membelah kesunyian

"Aku baru sampai mas. Kenapa mas membawa aku kemari" tanya Amora bingung.

Alih - alih menjawab pertanyaan istrinya, dia malah berjalan ke arah Amora membuat Amora tersentak.

Langkah demi langkah seketika memojokan amora ke ujung tembok kamar itu.

"Mas mau apa?" tanya Amora dengan perasaan tak karuan.

"Aku akan minta hak ku sebagai seorang suami apa itu salah?" ucap Martin dengan nafas memburu.

"Bukannya dalam surat perjanjian itu kamu tak akan memberiku itu mas" tanya Amora semakin gusar.

"Lupakan sejenak surat itu. aku akan memintanya sekarang" ucapnya.

Tanpa pikir panjang ia menciumi bibir Amora dengan gemas, menyesap nya. seolah ada dorongan gaib, Amora pun membalas ciuman itu tak kalah hebat. Saling bertukar saliva. Bosan menciumi area bibir kemudian berpindah menciumi leher jenjang Amora dan meninggalkan jejak kepemilikan disana. merasakan kenikmatan itu membuat Amora mendesah. Rasa nikmat di campur geli hinggap menjadi satu.

Kemudian tangan Martin menyusup kedalam baju Amora dan menyentuh benda kenyal disana membuat Amora melenguh.

Bosan bermain dengan si kembar, kini tangan Martin meraba bawah pusar sang istri hingga sampai lah pada inti bumi nya. terasa ada rambut halus yang sedikit rimbun. dengan nafas memburu, Martin membuka satu persatu baju Amora hingga istrinya bugil.

Berganian Martin pun mencopot bajunya sampai tak ada sehelai benang pun menutupi tubuhnya.

Ada hal yang membuat Amora aneh adalah , ketika seorang pria sedang bernafsu maka burung kutilang nya akan mengeras dan membesar. Tetapi tidak dengan burung suaminya. Terlihat lemas dan menciut. Tidak ada tanda - tanda akan ereksi.

"Kenapa kamu bengong Amora" tanya Martin dengan suara paraunya memahan birahi.

"Mas, itu nya kenapa tidak hidup? Mas apa tidak bernafsu kepadaku?" ucap Amora terheran - heran.

"Puaskan aku sekarang sampai punyaku berdiri." jawabnya.

Amora pun melakukannya dengan berbagai cara untuk bisa membuat Martin ereksi. Tetapi tak ada tanda - tanda burungnya bisa bangun. Sampai dia cape sendiri dan akhirnya tangan Martin meraih badan Amora.

"Cukup Amora. Dengan cara apapun punyaku tak akan bisa hidup" jawabnya lirih .

"Itu artinya kamu impoten mas? " tanya Amora dengan wajah yang penuh tanya.

"Ya aku impoten. Kenapa kamu menyesal menikah dengan ku hah?" bentak Martin sembari mendorong badan Amora sampai terjengkal.

"Kenapa kamu tidak jujur dari awal mas, kenapa keluargamu juga tidak jujur" ucap Amora dengan nada terisak.

"Kalau aku jujur mana mungkin kamu akan mau menikah dengan lelaki impoten sepertiku. Lagipula aku menikahimu hanya sebagai tameng saja agar keluargaku tidak malu dengan lajang nya aku. Keluargaku tak tahu aku seperti ini. Jaga rahasia atau kamu akan menyesal" bentak Martin

"Jahat sekali kamu mas. Bahkan aku ikut terseret dalam masalah mu...hik hik hik" lirih Amora.

"Sudahlah jangan banyak drama. Toh kamu sudah menjadi istriku. Jadi jangan memintaku untuk menyentuhmu karena aku tak bisa. Ambil rumah ini untuk mu. Dan sekarang pakai baju mu cepat" bentak Martin.

Amora memungut baju - baju yang berserakan di lantai dan dia pun segera memakainya. Air mata tak henti - hentinya mengalir dari celah mata nya. Ia merutuki nasibnya yang sangat buruk.

Pernikahan yang selalu ia idamkan.

Pernikan yang akan menjadikan dirinya princess dalam rumah. Pernikahan yang akan menghadirkan anak - anak yang lucu, kini sirna sudah bak mimpi buruk yang sangat menjijikan.

Amora segera pergi menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Ketika sudah rapi ia keluar dari kamarnya, dan berjalan menuju ruang makan. Suasana sepi hanya ada ART seorang.

Disapa nya Amora dengan nada ramah.

"Selamat siang nyonya Amora. Saya sudah memasak untuk makan siang anda. Saya disini untuk melayani segala keperluan nyonya. Hanya saya sendiri." ucap Vivid.

"Terimakasih mbak.. Oya kalau saya boleh tahu kemana Mas Martin ya?" tanya Amora.

"Tuan sudah pergi dari tadi" jawabnya singkat.

Saat itu sesudah keluar dari kamar, Martin langsung pergi tanpa meninggalkan pesan apapun kepada Vivid ART nya.

Melihat mamakanan yang banyak terpampang di meja makan ,Tak ada satupun yang menggugah selera seorang Amora. Pikirannya masih menerawang kejadian tadi. Dimana ia mengetahui fakta yang sesungguhnya tentang suaminya itu.

Tak ada pilihan lain dia harus mengikuti permainan suaminya.

Ditengah lamunan itu , suara Vivid mengagetkannya.

"Nyonya Amor. Apakah anda sakit ? atau makanan ini tidak enak? saya bisa mengganti ini semua dan masak yang baru." ucap Vivid.

"Maaf mbak, Masakannya enak kok saya suka " jawabnya singkat......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!