NovelToon NovelToon

CUTE MAFIA

Kai

Dor ! bunyi Glock 19 berdesing memekakkan telinga, bersamaan saat itu pekikan sang korban ketika peluru bersarang merobek pahanya. Pria bertubuh besar terjerembab kesakitan di atas tanah, darah merembes keluar dari lubang dalam yang hampir tembus ke bagian depan daging pahanya.

“Bereskan dia. Dan seperti biasa, om.” Ucap pria jangkung bermanik biru kepada dua pria yang berada di dekatnya. Hendra dan Windra hanya bisa menyunggingkan senyuman miring kepada sang pemimpin Black Panther.

Mengingat pemimpin sebelumnya ketika mengatakan ‘seperti biasa’ itu berarti Hendra dan Windra akan menyelesaikan kasus secara damai. Dengan pria jangkung berambut putih yang sekarang telah berbalik dalam langkah kaki menuju area keluar hutan tersebut sangat berbeda pengertian.

Seperti biasa maksud sang pemimpin adalah korban akan dibawa ke pulau pengasingan yang letaknya tak diketahui oleh orang banyak, hanya top killer anggota organisasi tersebut. Di pulau tersebut para korban masuk ke dalam penjara buatan milik Black Panther. Apakahmereka akan lepas dari penjara itu ? Tidak tahu !

Dalam sejarah kepemimpinan boss baru Black Panther, selama kurun 3 tahun terakhir, sekali pun belum ada yang menghirup udara kebebasan dari pulau tersebut. Mungkin saja, para kriminal yang dikirim kesana akan meregang nyawa karena depresi atau perkelahian antara sesamanya.

Pria bermanik biru mendudukkan tubuhnya di jok belakang mobil mewahnya, matanya terpaku pada ponsel di tangan.

Kai, jangan lupa kembali ke Berlin !

Sekilas pria itu mendesah pelan sembari mengedarkan pandangan keluar jendela mobil, puluhan pria bersuit hitam menunggu perintah dari Hendra dan Windra, orang kepercayaan Black Panther.

Baik Ma. balas Kai

Kau tidak habis menembak seseorang, kan ?

Manik biru itu mendadak nanar, benaknya bergidik ngeri akan kemampuan lebih wanita yang mengirim pesan kepadanya. Segala pergerakan dirinya seolah terbaca oleh Aurora Kila Girindrawardhana, mamanya.

Tak lama kemudian 2 pria paruh baya bergabung dalam mobil yang ditumpangi Kai. Kedua pria itu adalah Hendra dan Windra, pembimbing yang ditugaskan Aurora mendampingi sang pemimpin baru.

“Om…” gumam pria muda berambut putih

Pria di sebelahnya membalas dengan dehaman membuat Kai tersenyum geli

“Apakah di antara kalian berdua ada yang melapor kepada mama ?”

Hendra tergelak tawa dari kursi depan “Jujur tidak, Kai. Tapi kepada Hugo sesekali kami memberi laporan. Bukankah kita sudah sepakat 3 tahun lalu. Hanya mendengar perintah darimu, tanpa memberitahu boss besar.”

Kai mendecih kasar, bahkan ia telah memegang organisasi Black Panther namun pemimpin yang sesungguhnya adalah Aurora Kila, mamanya yang sekarang sedang disibukkan oleh cucu-cucunya. Wanita yang memiliki mata-mata di anggotanya, entah siapa, tapi ia tidak mau ambil pusing.

Tidak ada yang bisa mengalahkan Aurora !

“Kita akan ke Berlin, om.”

“Baiklah.” Sahut Hendra langsung menghubungi anggota Black Panther yang bertugas mengurus pesawat pribadi sang boss.

Kai kemudian membalas pesan Aurora

Aku tidak membunuhnya, ma.

Getaran ponsel menandakan pesan masuk, dengan cepat Kai menggoreskan ujung telunjuknya pada layar datar

Hmmm.. Sebaiknya kau tidak melupakan perjanjian yang kau tanda tangani, nak. Jika itu terjadi, Black Panther kembali ke tanganku.

Kai merinding membaca pesan mamanya, ia bisa merasakan sensasi dingin menembus jantungnya. Aurora sungguh menakutkan, bahkan teknik bela dirinya sudah banyak berkembang ditambah kemampuan menembaknya sangat mumpuni. Ia tidak bisa mengalahkan aura mamanya.

Pria berusia 27 tahun itu bersedekap ketika mobil mulai berjalan, Kai menghela napas panjang dengan pandangan mata keluar jendela.

Black Panther adalah hidupnya, ia tumbuh besar dengan orang-orang yang berjas hitam di sekeliling. Keren ! itu di pikiran Kai yang baru berusia satu digit. Ia melihat bagaimana mama dan papanya saling menyerang ketika latihan di pantai, terkadang pula Hugo sparing dengan Hendra dan Windra. Menjadi hebat di dunia bela diri dan menjadi pucuk pimpinan Black Panther telah menjadi cita-citanya, itu mengapa ketika anak remaja seusianya sibuk dengan dunia digital, Kai justru sibuk di gembleng oleh para anggota Black Panther.

Berbicara dengan ilmu bela diri, ia mempunyai partner sparing favorit, tak lain Isla, kakaknya. Kai sangat bersyukur Isla menemukan Adrien atau lebih tepatnya ‘dipertemukan oleh cinta’. Andai Isla tidak memutuskan menikah muda, Kai tidak akan mendapatkan Black Panther, organisasi mafia ini tentu saja jatuh kepada kakaknya.

Isla adalah replika sang ibu mereka, persis dalam segala hal. Bahkan kakaknya itu lebih hebat dalam berkelahi, mempunyai akal yang cerdas, manipulatif dan bisa mengendalikan emosi. Ya, Kai sangat lemah dalam mengendalikan emosi, jiwanya selalu ingin menyelesaikan segala sesuatunya dengan cepat. Tadi adalah buktinya, alih-alih ia mengejar korban dan menyelesaikan dengan tangan, Kai lebih memilih menarik pelatuk glock 19-nya untuk menyudahi pengejaran terhadap bandit tersebut.

Bandit yang mungkin sekarang berada di dalam salah satu iringan mobil yang sedang keluar dari hutan Mexico, adalah kriminal kelas kakap buruan Interpol. Tentu saja Kai tidak bekerja sama dengan mereka, Pelipe Schancez si bandit merupakan buruan pesanan dari Mr. Josh. Harga untuk menghilangkan Pelipe dari peredaran dunia sungguh sangat tinggi sepadan dengan waktu untuk menemukan pria itu.

Black Panther semakin besar di bawah kepemimpinan Kai, bukan hanya bergerak di jasa pengamanan namun telah merambah bisnis Internasional, berbekal ilmu dari Hugo Chan, papanya. Saat ini Kai telah merajai bisnis perhotelan di 20 negara besar di dunia, kembali itu hanya kedok, perhatian utama Kai tetap pada organisasi Black Panther.

Off to Berlin

Kai tersenyum menyeringai setelah mengunggah story foto landasan pacu pada sosial medianya, tak lama kemudian ponselnya berdering secara berentetan. Pria berambut putih itu bukannya membalas pesan-pesan tersebut, Kai memilih menaruh ponselnya lalu memejamkan mata.

14 jam berlalu, Kai baru dibangunkan oleh om Hendra ketika pesawat hendak mendarat di bandara pribadi milik Navarro Group. pria yang memiliki saudara kembar tersebut lalu masuk ke kamar mandi mencuci muka dan menggosok gigi.

Ketika ia selesai, 10 orang anggota Black Panther kepercayaannya, termasuk Hendra dan Windra telah berdiri menanti kehadirannya.

“Kalian kembalilah ke rumah masing-masing, besok lusa kita akan bertemu di kantor. Aku harus ketemu mama terlebih dahulu.” Perintah Kai kepada para pria tinggi besar tersebut yang menjawab dengan suara yang kompak. Ketika pintu pesawat terbuka, ia pun bergegas melangkah ke arah barisan mobil berderetan di samping

burung besi miliknya. Kai menaiki ferarri putih, hanya melambaikan tangan kepada pasukannya kemudian menginjak pedal gas dengan perlahan.

Menempuh 20 menit perjalanan melintasi kota Berlin, Kai akhirnya memarkirkan mobil di pelataran mansion orang tuanya, sebetulnya rumah besar layaknya istana itu merupakan tempat tinggal grandpa dan grandmanya. Berhubung kedua kakek dan neneknya telah memutuskan akan menghabiskan usia senja berwisata keliling dunia dengan kapal pesiar, membuat mansion besar tersebut menjadi tempat tinggal Hugo dan Kila selama 5 tahun terakhir.

“Ma.. “ panggil Kai ketika melewati dua pintu ganda yang sangat megah, sambil berlari kecil ia menaiki tangga melingkar dengan pegangan berwarna emas, tungkai panjang miliknya mengarah ke kamar tidur kedua orang

tuanya.

Kai terlebih dulu mengetuk pada daun pintu berwarna putih gading sebelum akhirnya mendengar sahutan riang mamanya dari dalam.

“Hugo Chan, anak jangkungku sudah kembali.” Seru Kila begitu membuka pintu kamar, pria berambut putih itu pun langsung mendekap tubuh mamanya dengan erat

“I miss you so bad, ma.” Gumam lirih Kai menuntaskan rindu yang membuncah di dada

“Makanya jangan suka pergi jauh dan lama. Uang papamu takkan habis hingga berapa generasi, hotelmu  pun terus meningkat. Kenapa kau suka mencari uang tidak halal itu.” Gerutu Kila meninju perut kokoh anaknya. Kai yang sudah memprediksi pukulan Kila langsung mengeraskan otot perutnya. Baik keduanya tidak ada yang merasakan sakit.

“Ma, itu bukan uang haram. Kai kerja dengan keringat halal.” sergahnya sembari melepaskan pelukan, ia kemudian bergegas melompat ke tempat tidur, dimana Hugo,papanya sedang tertawa kecil.

“Kamu hanya rindu dengan mama. Sungguh pilih kasih.” Gerutu Hugo memeluk tubuh panjang anaknya

Kai terkekeh kecil “Kai juga merindukan papa, hanya saja porsinya beda.” Canda Kai yang membiarkan Hugo mengelus rambutnya.

“Lebih sebulan kami tidak melihatmu, Kai. Mama hampir menyusul ke Mexico dan menghajar sendiri kriminal itu.” Ucap Kila sembari berbaring di tempat tidur.

“Mamamu masih merindukan dunia adu jotos. Kai.. Dalam menentukan pendamping, cari yang biasa saja, Hijo. Jangan yang suka berkelahi.” Hugo mengecup puncak kepala anaknya lalu mengurai pelukan.

Kai tergelak gelak tawa karena ucapan Hugo dan Kila melayangkan cubitan kepada suaminya “Karena aku tangguh makanya kau menyukaiku Hugo Chan!”

Suara tawa Hugo pun tersengar manis karena sungutan  Kila “Aku takut Kai tidak bisa mempunyai kesabaran sepertiku. Kita tahu bagaimana anakmu yang satu ini. Satu rahim dengan Sky tapi sifatnya sungguh berbeda. Tidak usah dibandingkan dengan Isla, anak kita yang satu sempurna sepertimu, Kei ditambah suaminya yang

membimbingnya dengan baik. Wanita yang penurut sepertinya cocok denganmu, Hijo.” ujar papanya menasehati

“TIdak usah dibahas, Pa. Kai pun belum memikirkan ke arah sana. Terlebih aku menyukai kehidupanku yang sekarang. Tinggal bersama papa dan mama, kasih sayang yang terfokus hanya untukku tidak terbagi lagi ke Kak Ibo dan Sky.”

Kila mengerucutkan bibir lalu menjawil pipi anaknya “Mama sayang kamu, Kai. Tapi cucu-cucu mama tetap nomer 1.”

Kai mendecih pelan “Mereka tidak tinggal dengan mama. Kai ada disini.” Sahutnya tidak mau kalah.

Hugo mengusap rambut putih anaknya “Sudahlah, kau takkan menang melawan mamamu, Hijo.” Suara tawa kecil pria paruh baya itu menghidupkan suasana, perdebatan ibu dan anak kemudian terjeda.

“Kai, tidurlah dengan mama.” ucap Kila

Kai beringsut dari tempat tidur dengan senyum kemenangan “Kai mandi dulu, terus mau makan.”

Kila lalu mengikuti anaknya “Baiklah, biar mama yang siapkan makan malammu. Kau pasti sangat lelah, nak.”

Kai mengangguk lemah “Lelahku hilang setelah melihat papa dan mama.” ucapnya bergerak menuju kamar tidurnya.

Jiwa kerasnya melunak dengan kehangatan kasih sayang kedua orang tuanya, itu pula yang menjadikan alasan Kai tidak pindah dari mansion mewah tersebut. Hugo dan Kila adalah penyemangat hidupnya. Dulunya New York adalah kantor utama Black Panther, namun Kai memindahkannya ke Berlin. Ia tidak ingin berjauhan dengan kedua orang tuanya, meski terkadang Kai harus meninggalkan lama kota itu demi satu misi yang cukup alot.

Kai terkenal kejam di dunia mafia, namun ketika bersama keluarganya ia tak lebih seorang anak yang manja. Ketika pulang ia akan tidur bersama dengan kedua orang tuanya, dan ketika saudara perempuannya berkunjung,

Kai akan menghabiskan waktu bersenda gurau dengan keluarganya.

Jemari panjang miliknya memutar gagang pintu, pria bermanik biru menghela napas panjang

“Surga.” gumamnya dengan hati melega setelah melihat kamarnya. Pria bertinggi191cm itu kemudian membuka satu persatu pakaian melekat di badannya, Kai mengurungkan niat ketika hendak menaruh ponselnya di atas tempat tidur.

Berpuluh pesan masuk tak dibalasnya, sambil tersenyum miring Kai pun membaca satu persatu rangkaian kata di dalam layar datar itu.

Sungguh sebuah sandiwara di depan orang tuanya jika ia tidak memiliki pacar. Kai memiliki wanita, tidak satu namun banyak.

Kai memiliki paras tampan, tinggi yang menjulang, harta yang membuat wanita tergila. Sebut saja rasnya, Kai pasti memiliki gadisnya. Namun ia selalu menjatuhkan pilihan pada wanita memiliki rambut yang berwarna, Kai sama

sekali tidak pernah berkencan dengan seseorang yang berasal dari Asia.

Rambut hitam akan mengingatkannya kepada Kila, mamanya. Baginya Kila adalah the one and only wanita berambut hitam dalam hidupnya, Isla tidak masuk dalam hitungan, kakaknya itu replika Kila.

Ia sangat selektif memilih teman kencan, syarat berikutnya wanita yang tidak bertubuh tinggi. Kai menyukai wanita bertinggi 170 cm ke bawah, dan sangat feminim. Ia sepakat akan perkataan Hugo bahwa wanita yang mempunyai

ilmu bela diri sangat tidak bagus untuknya. Jika memiliki emosi setinggi dirinya, mereka tidak akan berkencan melainkan akan berkelahi hanya dalam menentukan menu makan siang di restoran.

Tunggu aku di apartemenmu besok siang, Baby.

Kai menjatuhkan pilihan kencan besok kepada Ciara, gadis berambut panjang dan putih seperti miliknya. Ciara memiliki manik biru indah seolah replika Kai sendiri. Gadis berusia 23 tahun tersebut itu telah menjadi teman kencannya selama 7 bulan, tergolong sabar dan sangat penurut di tempat tidur.

Sky pernah melihat Ciara, saudara kembarnya itu spontan melayangkan protes dan mengatakan jika Kai berjodoh dengan Ciara, anak mereka kelak akan menjadi albino.

Sungguh lucu perkataan saudara kembarnya. Kai memang berbeda selera dengan Sky, jika saudaranya menyukai pria berambut hitam, ia malah sebaliknya.

Kembali mengingatkan jika Ciara hanya salah satu dari teman kencannya. Hanya saja Sky tidak melihat berpuluh wanita lainnya yang memiliki ciri khas tersendiri. Ya tentu saja, tidak ada yang berasal dari Asia. Dan.. Kai masih jauh dari sebuah hubungan serius, pria yang berjalan dengan handuk melilit di pinggang itu masih menikmati masa indah hidupnya, sendiri dalam artian tidak ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan.

Lagi pula Ia adalah seorang mafia, cinta tentu saja akan melemahkan jiwanya.

###

alo kesayangan 💕,

finally, novel Kai dirilis..

aku mengejar utang kalian, karena Sky sudah jalan... pun si kembar satunya ini harus mulai.. setelah Kai berakhir, author akan pensiun 🤭😂

semoga kalian suka, dan yah.. mungkin tiap hari aku membagi 1 novel saja, kecuali jika author lagi gabut banget dan otak lagi encer, mungkin akan mengupdate lebih..

sabar yah, bagi para fans novel lain..

dengan adanya Kai Navarro, berarti 5 novel yang running 😂

gila yah, author maruk !

wkwwkk..

love,

D 😘

As Usual

Senyum mengembang dibibir Kai ketika melihat gadis berambut warna sama dengan miliknya muncul dari balik pintu apartemen berwarna platinum. Mata indah berwarna biru membulat diiringi senyuman merekah di bibir merah Ciara.

“Baby.” Kai menggendong tubuh sintal gadis yang terpekik lalu tertawa cekikikan. Renyah, suara tawa Ciara. Ia sungguh menyukai gadis satu ini.

“Aku pikir kau telah melupakanku, My Kai. Kau tidak pernah membalas pesanku. Begitu tahu kau akan mengunjungi, aku langsung ke spa sepanjang hari.” Ucap Ciara manja memamerkan tubuhnya menguarkan perawatan yang mahal

Kai yang tidak melepaskan tubuh gadis berambut panjang yang hanya mengenakan t-shirt pink pucat tanpa dalaman hingga mencapai tempat tidur. Tak perlu berbasa-basi, gadis ini telah mempersiapkan diri untuknya. Sungguh binal namun Kai sangat menyukainya.

Umumnya para wanita bertingkah seperti Ciara, seolah tahu jika dirinya hanya pemuas nafsu, teman kencan sesaat namun tidak bisa memiliki seorang Kai. Pria tampan yang mempunyai nama besar di kota Berlin, apalagi jika bukan pewaris tunggal Navarro Group. Kai adalah bujang terfavorit di kota tersebut, mungkin juga Eropa.

Usia 27 tahun dan memiliki bisnis perhotelan yang mengantarkannya seorang pengusaha sukses, tanpa diketahui oleh orang umum akan organasasi Black Panthernya. Andai berita itu

tersebar, tentunya Kai menjadi sosok yang sangat

menakutkan dan membuat Hugo, papanya menjadi sorotan.

Black Panther adalah organisasi terselubung dipimpin Kila, mamanya. Hingga mamanya turun tahta tidak banyak yang tahu perihal kesaktian istri dari pemilik Navarro Group. Hal yang paling diingat orang umum adalah insiden Nyonya Navarro ditembak mengakibatkan koma dan lupa ingatan, selebihnya Aurora Kila terkenal sebagai wanita yang sangat setia mendampingi penguasa bisnis otomotif dunia, yang tak lain Hugo Chan.

Itu pula yang di jaga Kai, nama baik orang tua. Ya pasti,karena syarat itu masuk dalam perjanjian yang ditandatanganinya. Sangat detil, Kai berurusan dengan Aurora Kila yang isi kepalanya tidak bisa diragukan. Semafia-mafianya Kai, Aurora berada dua level diatasnya.

Kai beranjak pelan menuruni tempat tidur, sejenak ia berbalik menatap tubuh putih pucat Ciara. Benar juga ucapan Sky, jika mereka berjalan di tempat umum akan menjadi sorot perhatian. Rambut dan kulit putih layaknya albino.

Belum saatnya meninggalkan gadis semanis Ciara, toh tidak ada tuntutan akan deklarasi sebuah hubungan serius. Kai sangat membenci hal itu. Ia akan serta merta memberikan cek berjumlah banyak dibandingkan harus memiliki kekasih dicintai secara sepihak.

“Apakah kau akan meninggalkanku, My Kai ?” erang Ciara membuka mata sebesar bola pingpong dan berwarna biru itu

Kai yang sedang memakai jaketnya berbalik mengusap rambut gadis yang telah memuaskannya berkali-kali dengan lembut.

“Aku ada keperluan dengan seseorang. Ya, biasa. Pekerjaan.”

Ciara mendesah pelan, bibir tipis merah miliknya cemberut “Tidak pernah sekali pun kita makan di luar, My Kai.”

Sorot lembut di manik Kai berubah datar. Ciara berubah seperti wanita-wanita yang dihempaskannya. Menginginkan status kepemilikan. Maaf saja, Kai tidak pernah berjalan di muka umum dengan seorang wanita, kecuali

saudara perempuannya.

Dengan santai Kai mengambil buku cek dari saku dalam jaketnya, benda yang harus selalu ikut ketika ia keluar, hal ini contohnya. Salam perpisahan.

Kai menggoreskan pena diikuti sorot Ciara yang sedang menggigit bibirnya.

“Ciara, hari ini terakhir aku mengunjungimu. Setelah ini kita hidup dengan jalan masing-masing. Kau akan menemukan pria hebat, ingat kuliahmu harus selesai.” Kai menyodorkan cek berisi angka 300.000 euro. Cukup membuat

Ciara menganga, itu angka yang sangat banyak bagi gadis yang sedang berjuang menyelesaikan studi masternya. Ia bisa membuka usaha dengan sejumlah itu, tidak perlu melanjutkan studi.

Kai menyeka air mata yang jatuh di pipi Ciara “Jangan berpikir tidak menyelesaikan kuliahmu, Baby. Aku pun dulu sempat tidak

mau, kau tahu dengan jelas siapa orang tuaku. Harusnya aku tidak perlu susah payah untuk meraih master bisnis untuk hidup mapan. Tapi setelah menjalaninya aku belajar banyak dan itu pula yang membuatku sekarang bisa menikmati posisi nyaman. Jadi kau harus semangat, kita tidak tahu kedepannya seperti apa, bisa saja kau menjadi rivalku di bisnis perhotelan.”

Ciara mengangguk kecil, hatinya terhibur akan ucapan pria yang baru saja mendepaknya. Ia terlalu bermimpi besar dengan kedatangan Kai. Salahnya mengucap kata-kata itu, harusnya ia lebih menjaga bibirnya.

“Apakah kita akan bertemu lagi ?”

Kai tersenyum simpul menatap Ciara “Secara tidak sengaja kemungkinan itu bisa terjadi. Semoga saat itu kau sudah bersama dengan seorang pria baik-baik. Kau tahu jika gadis secantik dirimu berhak mendapatkan kebahagiaan.” Ucapnya mengecup pipi gadis itu lalu berdiri, sejenak kembali menatap wajah

Ciara, yang mungkin lagi ditatapnya se-intens itu.

“Selamat tinggal, Baby.” Ucap Kai bergerak melangkah keluar dari kamar tidur Ciara, tanpa berbalik hingga menyusuri ruang tamu. Tanpa sedikit pun penyesalan ketika ia memutar gagang pintu.

Kai menghela napas sangat lega ketika tubuhnya semakin menjauh dari apartemen si gadis berambut putih, dalam benaknya bersumpah takkan memilih wanita seperti Ciara lagi. Walau manis, namun ia juga takut jika bukan cinta yang membawanya ke pelaminan. Melainkan keterpaksaan !

Hingga di usia dewasa, Kai belum pernah sekali pun merasakan cinta seperti orang pada umumnya. Walau ia tumbuh dengan cinta luar biasa di keluarga besarnya bahkan saudara perempuannya pun menemukan pria-pria terbaik, tidak bisa membuat Kai menginginkan hal yang sama.

Kai tidak pernah mencintai, mungkin disebabkan **** yang lebih duluan datang hingga hati tidak diperlukan untuk mendapatkan seorang wanita. Cukup suka dan mengirimkan berbagai macam hadiah, wanita akan menunggu kedatangannya.

Brengsek ! Dirinya sungguh brengsek, umpat Kai sambil menyalakan mobil mewahnya.

Kai mendengarkan dengan seksama penuturan kliennya, wanita berkewarganegaraan Cina terdengar sangat tertekan membahas suaminya yang di sandera oleh organisasi mafia Jepang. Bukan uang yang diminta Hachisuka, melainkan kehancuran Zhao Wei. Pria yang di sanderanya adalah kekasih pemimpin mafia tersebut, Taura Hachisuka.

Agatha Zhang adalah istri dari Zhao Wei, wanita cantik yang tanpa henti menitikkan air mata. Sang istri menceritakan jika suaminya telah pergi dari rumah sejak 2 bulan yang lalu. Semula Agatha

ingin melepaskan saja Zhao Wei, namun suaminya sempat mengabari 3 minggu lalu jika dia merindukan istri dan anak-anaknya.

Pria itu ingin kembali, Zhao Wei sadar jika Taura Hachisuka wanita yang sangat menakutkan. Pemimpin mafia itu kerap kali menyiksa Zhao Wei, terakhir hendak memotong kelingking sang suami karena ketahuan menghubungi Agatha.

“Tolong, aku hanya ingin suamiku kembali kepadaku. Setelah itu kami akan hidup baik-baik.” Pinta Agatha mengatupkan kedua tangannya, memohon dengan sangat kepada Kai.

“Jika suamimu kembali, wanita itu akan tetap mencari kalian.” Ucap Kai datar, di kepalanya memikirkan hal lebih jauh dari sekadar

mengembalikan Zhao Wei. Hal mudah baginya menemukan sebuah organisasi mafia Jepang, tepatnya Yakuza.

Agatha menarik napas panjang dengan tetap memandang manik biru pria di depannya, tampan puji dalam hati, namun ia sangat mencintai ayah

anak-anaknya.

“Berapa pun dananya, hingga sen terakhir aku pertaruhkan demi keluarga kami. Maksudku, apakah kau bisa menunjukkan sebuah tempat yang tidak terbaca oleh organisasi itu.”

Kai tersenyum miring “Kau bisa tinggal di pusat kota mana pun di dunia, mereka tidak bisa mendatangimu.”

Agatha membulatkan matanya, ia takjub dengan ucapan sang pemimpin mafia yang informasinya didapatkan secara mulut ke mulut. Agatha paham

jika yakuza tidak mempunyai saingan di Asia, kecuali di Eropa.

“Aku akan berangkat ke Jepang besok pagi, lusa kau akan berbicara dengan suamimu.” Kai beranjak dari kursi berwarna coklat, atas

permintaan Agatha pula yang mengajaknya bertemu di kafe yang berada di Leipziger

Street

 “Aku tidak akan meminta bayaran dari pekerjaan ini.” Ucap Kai mengangsurkan selembar tissue

kepada Agatha, ia kemudian mengambil selembar foto di atas meja, Zhao Wei dalam lembaran glossy itu sedang tersenyum lebar.

Agatha menutup bibirnya dengan mata yang kembali menitikkan air mata haru “Aku tidak tahu harus bicara apa, tapi kau sungguh baik.”

Kai tertawa kecil sambil menggelengkan kepala “Seorang pimpinan mafia tentunya tidak baik, aku jauh dari itu. Melihatmu mengatakan mencintai pria ini.” Potongnya memperlihatkan foto Zhao Wei “Membuatku ingat kepada suami-suami saudaraku. Kemungkinan besar mereka tidak

melakukan hal sama dengan suamimu, tapi jika hal buruk terjadi kepada suami saudaraku aku pasti akan menolongnya. Tidak mempedulikan kesalahan besar apa yang telah diperbuatnya.” Sambungnya mengeluarkan dua lembar pecahan seratus euro di atas kertas pesanan yang sementara total harus dibayarkan tak lebih dari 70 euro.

“Tetaplah di hotelmu. Tidak usah kembali ke Cina, mulai sekarang itu menjadi sebuah negara yang tidak bisa kau kunjungi lagi. Itu demi hidup kalian.” Kai menyarankan sembari mengedutkan alisnya.

Senyuman simpul membingkai wajah pria jangkung tersebut, benaknya berteriak riang mendapatkan pekerjaan itu. Ia akhirnya bisa berhadapan dengan yakuza. Salah satu daftar keinginan Kai dalam melengkapi dunia hitamnya,

beberapa organisasi mafia telah dihancurkannya namun yakuza belum pernah berselisih dengan Black Panther.

Ini saatnya !

Tidak susah menemukan Hachisuka di Jepang, tepatnya di Tokyo. Markas besar yakuza itu bertempat di kawasan bordil kota besar tersebut.

Bangunan berlantai 5 yang diapit oleh restoran ramen yang cukup ramai dan tempat pijit khas Jepang. Hachisuka sendiri berkedok karaoke bar di lantai 1 dan 2 nya. Tidak perlu Kai mengotori tangan untuk merobohkan para yakuza di

lantai dasar, cukup 5 anggota terpilih Black Panther yang secepat kilat merobohkan para pria berpakaian serba hitam dengan tangan memamerkan tatto berwarna dengan berbagai gambar entah itu ular atau naga.

Kai sendiri tidak menyukai seni merajah tubuh, itu tidak bagus menurutnya. Ia belajar dari Aurora Kila, bahwa tidak perlu terlihat sangar dengan gambar permanen di tubuh untuk menaklukkan dunia.

Dua pria hendak menerjang Kai, mengumpat dengan bahasa yang tidak dimengertinya membuat pimpinan Black Panther terlebih dulu bergerak dengan kecepatan melebihi penyerangnya, menggenggam pergelangan yakuza kemudian menghantam kembali ke arah dada. Kai membuat kedua pria tersebut roboh dengan tulang dada remuk karena tangan mereka sendiri.

Kembali Kai bergerak yang telah di dahului oleh para anggota pilihannya, hanya 30 nenit kemudian bangunan Hachisuka telah dikuasai Black

Panther. Kai sendiri merobohkan sekitar 12 anggota yakuza tersebut, puluhan lainnya oleh anggota terpilihnya. Pria-pria muda sepantaran Kai, yang sejak dini di didik oleh Hendra dan Windra. Lima pria yang sudah dipersiapkan akan

menemani sang pimpinan terbaru seperti halnya Hendra dan Windra menemani Aurora hingga mamanya gantung sepatu.

Kai menendang pintu yang diyakininya tempat peristirahatan pimpinan Hachisuka, betul saja ia mendapatkan tontonan adegan dewasa gratis. Sungguh ia menyayangkan Agatha mempertahankan pria seperti Zhao Wei. Pria yang berada posisi diatas bukan terlihat sedang terdzolimi oleh Taura, Zhao Wei dominan melakukan perbuatan dosa hingga pada akhirnya pasangan itu sadar jika ada pria lain di dalam

ruangan yang menjadi penonton.

“Sial ! Siapa kau !” pekik sang wanita yang buru-buru memunguti pakaiannya. Zhao Wei lebih memilih menutupi badannya dengan selimut

berwarna putih yang kurang lebih penuh dengan bekas percintaan tiada henti dengan kekasihnya.

Kai terbahak tawa melihat tubuh mungil yang mendekatinya, sedikit ia jijik mencium bau menguar dari pimpinan Hachisuka.

Bau dosa !

“Tidak usah teriak, aku bisa mendengar ucapanmu dengan jelas.” Ucap Kai sinis. Taura Hachisuka memandang pria jangkung dengan emosi di

ubun-ubun. Sekilas ia melirik ke arah pintu yang terbuka.

“Kau mencari anggotamu yang payah itu? Separuh dari mereka telah meregang nyawa.”

Wajah Taura terlihat pias mendengar ucapan pria aneh berambut putih bersedekap menatapnya. Ia kemudian melayangkan tendangan yang

dengan mudahnya ditangkap oleh pria itu.

“Siapa kau ?” desis Taura sebelum akhirnya ia harus merasakan tubuhnya menghantam lantai marmer

Kai berjongkok di sebelah tubuh Taura, wanita yang sedang meringis kesakitan hanya karena sebuah dorongan darinya.

“Payah. Aku terbang jauh-jauh dari Eropa hanya mendapatkan pimpinan yakuza selemah ini ? Apa kau menjajakan diri kepada semua anggotamu

sehingga mereka bisa takluk di bawah kepemimpinanmu ? Perbuatan yang sama dengan

pria itu.” Kai bergantian menatap Taura dan Zhao Wei dengan rendah

“Kau !” pekik Taura mencoba untuk duduk

Kai tertawa keras sembari mengambil sapu tangan di saku suit nya, ia lalu melemparkan ke bagian wajah wanita berambut hitam panjang itu, lalu mencengkeram rahang Taura.

“Aku diutus oleh istri kekasihmu, Zhao Wei. Pria yang bersandiwara jika dia disakiti olehmu. Sungguh licik bukan ? Ingin menguasai dua wanita. Tamak ! Dan buat kau Taura Hachisuka, kau boleh memiliki pria yang di ranjangmu itu.”

Ucap Kai melepaskan tangannya, secepat itu pula Taura menyingkirkan sapu tangan dari wajahnya sambil merintih kesakitan.

“Kau merendahkanku.” Taura menahan marah, ia tidak mau pria itu kembali menyentuhnya dengan kasar. Hanya sebuah cengkeraman di rahang namun ia bisa memastikan tak lama lagi akan muncul lebam di wajahnya.

Kai yang berjalan mendekati tempati tidur terbahak tawa “Kau tidak perlu direndahkan Taura, kau sendiri sudah rendah.” Ucapan ringan namun

menusuk hati Taura, ia tidak pernah menemukan pria sekuat dan segampang itu mengucapkan kalimat tidak menghargainya sebagai seorang pimpinan geng yakuza. Walau bukan terkuat di Jepang setidaknya satu-satunya yakuza di pimpin oleh seorang wanita.

“Buat kau Zhao Wei, hari ini adalah perceraianmu dengan Agatha Zhang, istrimu. Kau tidak akan menemukannya lagi, bahkan itu anak-anakmu. Kau boleh tinggal bersama kekasihmu yang payah ini. Yakuza kelas teri.” Kai sambil mengambil foto pria berwajah pucat pasi, ketakutan.

Kai mengirimkan foto Zhao Wei kepada Agatha dengan beberapa informasi penting.

Pria berambut putih tersebut mengembuskan napas panjang memandang pria yang sebenarnya tampan untuk ukuran Asia, hanya saja Kai tidak memaafkan orang yang tidak menghargai istrinya. Laki-laki boleh saja nakal ketika muda, namun ketika telah menikah dia harus menghargai sebuah ikatan pernikahan.

Sang pimpinan Black Panther melayangkan pukulan pada leher Zhao Wei, pingsan dalam sepersekian detik. Ya, Kai pastikan pria itu akan lama menyembuhkan retakan di tulang lehernya.

“Aku akan membalas semua ini.” Taura menatap pria yang hendak berjalan keluar dari ruangan kamarnya

Kai berbalik menatap dengan seringaian di bibirnya.

“Aku sangat menantikannya. Tapi aku pastikan saat itu aku akan menghancurkanmu, Taura Hachisuka. Walau aku telah berjanji kepada mamaku untuk tidak memukul seorang wanita.”

Taura merasakan debar setiap mendengar suara berat berwibawa dari pria jangkung itu “Tidak. Aku tidak akan membalas dengan kekerasan. Aku akan membuatmu tak berdaya di tempat tidurku.” Sungguh aneh ia merasakan hal yang membuat darahnya berdesir hebat dengan sikap kasar dan dingin seorang pria yang mengenakan suit

serba hitam yang sangat sempurna melekat pada tubuh kekar dan atletis itu.

Kembali Kai tertawa keras “Sayang, kau bukan tipeku. Terlebih aku tidak tidur dengan wanita yang melebarkan pahanya kepada suami orang. Kau sungguh jauh dari tipeku.”

Taura geram mendengar ucapan Kai yang semakin merendahkannya.

“Aku pasti bisa membuatmu bertekuk lutut.”

“Tidakkah kau melihat dirimu yang sedang berada di posisi itu sekarang ? Organisasimu telah hancur dan kau hendak memikatku dengan tubuhmu yang kotor itu ? Oh Tuhan.”

“Sekarang kau tidak punya apa-apa yang bisa kau banggakan, sayang. Kecuali pria di tempat tidurmu itu. Jadi akur-akurlah.” Sambung Kai

menatap datar Taura, wanita yang mengeraskan rahangnya.

“Siapa kau, brengsek.” Pekik Taura depresi, amarah dan terpesona menghantam kewarasannya. Ini aneh, ia tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya

Kai mengembangkan seringaian di bibirnya “ Kai Navarro, pimpinan Black Panther. Bahkan jika kau meminta pertolongan yakuza lain pun aku tetap

bisa menghancurkanmu. Jadi gunakanlah otak kecilmu itu untuk berpikir tidak mencari masalah lagi denganku.”

“Aku akan..”

“Dalam mimpimu, sayang.” Potong Kai berjalan gontai melewati ambang pintu, 5 anggota pilihannya telah menunggu. Ia hanya memberi kode kepada 2 orang pria yang lalu masuk ke dalam ruangan tempat Taura berada.

“Seperti biasa.” Gumam Kai mengakhiri harinya di Tokyo, Jepang.

###

Ciara

alo kesayangan 😊,

gimana dengan novel Kai ?

apakah baik saja jika bermuatan adegan kekerasan dan kata2 kasar?

namanya action, tapi Kai belum merasakan cinta..

hatinya masih keras.

ia mewarisi dua jiwa yang kuat, Hugo Chan dan Aurora.

love,

D 😘

I'm The Mafia Boss

Kai beringsut turun dari tempat tidur, sejenak ia berbalik menatap gadis berambut coklat yang masih bergelung di dalam selimutnya. Cantik,

bermanik biru dengan bibir sensual yang penuh. Heather. Sesuai namanya, dia gadis yang panas di tempat tidur. Usia yang cukup dewasa, 27 tahun. Sama dengan usia Kai.

Heather dikenalnya ketika berkunjung di pub pusat kota Berlin, gadis itu duduk di sebelah tempat Kai menikmati malam dengan mengenakan dress mini memamerkan tubuh yang sintal dan tatapan menggoda.

Katakan pria mana yang tidak tergoda, melihat mata wanita bertubuh seksi mengerjap seolah kau adalah pria satu-satunya di tempat itu. Tak butuh lama, Heather berada di kamar hotel dan melolosi kain penutup tubuh yang tak seberapa itu.

Pun kedekatan mereka telah berjalan selama 3 bulan, cukup lama menurut Kai. Walau ia seorang playboy namun Kai bukan tipe pria meniduri

wanita hanya sekali dan membuangnya seolah sapu tangan yang kotor. Kai mengencani

dengan caranya, mendatangi tempat tinggal wanita-wanita itu. Membiayainya, seperti halnya Heather.

Kai membayarkan sewa apartemen Heather hingga 2 tahun ke depan, mengirimkannya uang bulanan walau gadis itu bekerja sebagai customer service di salah satu kantor konsultan IT terkemuka di Berlin. Hal yang sama berlaku pada semua gadis yang Kai kencani.

Apakah Kai merugi dengan membiayai hidup wanita-wanitanya ?

Tentu saja tidak. Pajak penghasilan dari pendapatan hotelnya masih lebih tinggi dibandingkan nominal uang yang keluar untuk memanjakan teman-teman tidurnya. Dimana prosentasenya masih di bawah 1 persen dari pendapatan bulanan bisnis hotel yang digelutinya. Belum dihitung dengan keuangan Black Panther.

Kai sungguh kaya, walau masih jauh dari kakak pertamanya yang berada di posisi tiga dunia.

Kembali kepada Heather, gadis yang mulai merasakan Kai sedang bersiap untuk pergi.

“Kau tidak menginap, babe ?” erang Heather dengan suara parau dan basah. Menggoda Kai untuk kembali menyatukan tubuh.

Seutas senyum simpul di bibir Kai sembari menatap jam berbentuk bulat di atas meja nakas gadis itu. Hampir jam 9 malam. Kebersamaan mereka cukup lama yang dimulai sejak jam 6 sore, seusai jam pulang Heather dari kantor dan Kai pun sama. Tadi siang ia memimpin rapat akan misi terbaru Black Panther.

“Aku harus pulang.” Singkat Kai kembali menatap kerjapan mata Heather, sungguh panas. Kai yakin jika pria normal lainnya tidak berpikir panjang dan akan melompat naik ke tempat tidur. Tapi ia berbeda, Kai tidak pernah menghabiskan satu malam bersama seorang gadis. Ia pasti pulang ke rumah.

Tidur di kamarnya, malam Rabu dan Minggu bersama kedua orang tuanya. Tradisi itu tetap Kai pertahankan.  Ketika ia berada diluar negeri Kai memilih-milih wanita, tidak asal caplok bak cicak di dinding.

“Kapan kita akan bertemu lagi, babe ?” Heather beranjak dari tempat tidur membawa serta selimut putih membungkus tubuh polos. Setidaknya dia sadar diri bahwa tanpa sehelai benang pun di badan takkan bisa menggoda Kai lagi.

“Aku akan menghubungimu, seksi.” Kai menangkup wajah sensual yang merapatkan tubuh padanya. Tinggi Heather hanya 169 cm sangat sempurna di dada Kai. Ia sangat menyukai wanita bertinggi seperti itu.

Kai telah dikelilingi wanita-wanita tinggi di keluarganya. Isla dan Sky, wanita jangkungnya. Dan Kila lah yang paling sempurna di pelukan.

“Baiklah, babe.” Heather yang patuh akan keinginan Kai, mengakhiri kencan panas mereka dengan kecupan di pipi pria sempurna di hatinya.

Seorang Kai Navarro adalah pria sempurna se Eropa, muda, tinggi, kaya dan royal. Menjadi teman kencan adalah sebuah anugerah besar bagi wanita terpilih, terlebih Kai pria yang sangat lembut. Di ranjang.

Langkah kaki Kai terhenti ketika melintas di ruang utama, ia melihat Kila dan Hugo sedang bercengkerama di sofa.

“Tumben mama dan papa di situ.” Ucap Kai berlagak santai, namun ia sedikit takut melihat sorot mata Kila yang tajam

“Mamamu lapar dan ingin makan mie instan, sekalian menonton TV. Papa menemani.” Sahut Hugo dengan lembut

“Kau tidak mendekat memeluk mama di sini.” Kila berdiri meletakkan sendok dan garpunya

Kai malah bergegas meninggalkan ruang tamu “Nanti ma.” Teriaknya

Sang mama tidak menerima penolakan mengejar Kai yang sedang menaiki tangga dengan kecepatan maksimal. Namun cheetah yang mengejar tak lama kemudian menangkapnya sesaat Kai mencapai puncak tangga.

“Kau habis berkencan lagi, Alpheratz Kai Navarro !” seru Kila mengendusi baju anaknya, wangi maskulin yang tercampur dengan parfum wanita

“Iya, makanya mama jangan memelukku. Nanti jika sudah mandi.”

Kila mendengus kasar “ Mama sudah tidak mau. Apalagi sekarang. Anakku, kau sungguh tidak ada perkembangan dalam percintaan. Kapan kau akan

memiliki 1 wanita saja.”

Kai memamerkan senyum lebar sambil mengedipkan mata kepada Kila “Kai sudah punya 1 wanita, itu mama.” rayunya namun ia jujur

Wanita paruh baya nan cantik menjawil pipi Kai “Kau tidak mungkin bisa menikah dengan mamamu, nak.”

“Pernikahan masih jauh dari pikiranku, mama sayang. Kai baru 27 tahun, masih banyak harus aku lakukan.” Ucapnya beralasan

“Saudaramu sudah punya anak yang lucu-lucu sementara kau masih betah sendiri.” balas Kila sengit

Kai cemberut “Sekarang Kai masih belum tertarik, ma. Kai adalah seorang pimpinan mafia,

tidak membutuhkan keluarga, lagian Kai tidak sendiri, kita bertiga. Anggota Black Pantherku ribuan tersebar di penjuru mata angin. Kai tidak pernah sendirian, mama sayang.” bujuknya

Kila memutar mata malas sambil menyilangkan kedua tangan di dada “Kau menginginkan wanita seperti mama ? Atau yang seperti apa? Biar mama carikan.”

Kai meringis akan celotehan mamanya sementara jam sudah menunjukkan hampir jam 11 malam “Tidak tahu, ma. Kai tidak punya kriteria wanita untuk dijadikan pendamping. Tapi Kai suka mengencani wanita di bawah tinggi badan mama dan bukan dari Asia.” Sahutnya terkekeh, ia pun mendapatkan jawilan di pipi. Kali ini Kila tidak segan menarik pipi Kai, hingga sang anak berambut putih meringis kesakitan

“Bertobatlah.” Gerutu Kila semakin sengit kepada anaknya sendiri

Hugo datang melerai perdebatan ibu dan anak tersebut “Sudah. Kai pergilah membersihkan tubuh. Ayo baby girl, habiskan mie mu.” Bujuk sang papa langsung merangkul tubuh Kila

Kai terkekeh melihat ketidakberdayaan seorang Aurora Kila di dekat Hugo, papanya. Kai tidak pernah melihat langsung mamanya berkelahi melawan seseorang. Namun menurut cerita dari Windra, Hendra dan anggota Black Panther

lama yang pernah bertarung di medan pertempuran bersama Kila, mengatakan tidak

ada wanita semenakutkan pimpinan mereka.

Kai pun belajar teknik Kila ketika berkelahi, sangat detail. Namun kata para jenderal Black Panther -Kai memberikan julukan itu kepada tetua

organisasinya, aura Kai belum mencapai level leader sebelumnya.

Tawa manis mamanya membuat Kai menatap penuh cinta kepada Hugo dan Kila. Hal yang tidak pernah Kau ungkapkan kepada orang tuanya, yaitu wanita yang kelak menjadi pendampingnya, adalah dia yang bisa menundukkan hati dan

jiwa kerasnya pada cinta. Sama seperti Aurora Kila yang takluk kepada Hugo Chan, papanya.

Sejauh ini belum ada yang bisa

Hanya berselang 2 bulan kemudian, Kai kembali menginjakkan kaki di negara sakura, kali ini di Kota Osaka menjadi kota perburuannya, adalah boss mafia Rusia yang menjadi target utamanya.

Kai menopang dagu menatap mangsanya yang sedang asyik masyuk bersama wanita-wanita penghibur yang berjarak hanya 5 meja dari tempatnya duduk.

Sungguh gampang benak Kai meremehkan penjagaan boss mafia tersebut, hanya 8 orang duduk di meja di sekitar. Terkesan longgar, setidaknya itu kesimpulan Kai dalam 2 hari pengejarannya. Para mafia itu sama sekali tidak

menyadari jika seorang Kai mengintainya.

Kepala Oleg Gorn, sang boss mafia bernilai ratusan juta Euro, klien yang berani membayar full payment bahkan Kai belum menuntaskan misi itu, adalah seorang pengusaha besar dari Amerika. Mr. Norman ingin membalas dendam karena anak kesayangannya baru saja dibunuh oleh pria berusia pertengahan 30 tahun yang sedang

menyiramkan sake ke belahan dada wanita-wanita Jepang bayarannya.

Lebih cepat lebih baik, ucap Kai mengambil sepotong sushi dengan tangannya. Ia tidak terlalu pintar menggunakan dua kayu dijepit untuk

menyantap makanan. Jika ada sendok dan garpu kenapa ia harus bersusah payah, toh Kai juga bisa makan ala orang Indonesia.

Pria yang mengenakan kemeja biru dan celana hitam berjalan gontai mendekat ke arah meja para mafia Rusia tersebut. Sontak 8 pengawal Oleg

berdiri menyambut kedatangan pria asing yang menyunggingkan seringaian di wajah.

“Apa yang kau inginkan ?” tanya pengawal berbadan tinggi besar, yah tentu saja semua masih di bawah tinggi badan Kai

Kai menganggukkan dengan tatapan ke arah Oleg yang menatap ke arahnya “Kepala bossmu.” Jawabnya datar

Para mafia itu dalam sekejap bergerak mengepung Kai setelah menendang meja untuk memberikan area bersih untuk memulai pertempuran. Pria jangkung berambut putih hanya terkekeh melihat tingkah laku pengawal Oleg yang berbadan besar namun berotak kecil.

“Silahkan maju semuanya.” Ucap Kai masih berdiri dengan posisi sama, sementara yang lain telah mengambil ancang-ancang menyerang

Mendengar ucapan Kai yang terkesan meremehkan, pria-pria berbadan besar tersebut langsung melayangkan pukulan. Semua dalam kedipan mata, bagaimana Kai menghindar namun memukul 1 pukulan pada bagian vital kepada satu

persatu pengawal Oleg. 8 pria terbaik boss mafia Rusia ambruk tak sadarkan diri hanya dalam 2 menit kemudian.

Sambil menepuk tangan seolah membersihkan kotoran, Kai lalu bergerak mendekati Oleg yang ketakutan, wanita-wanitanya telah berada di

pojokan menangis dan saling berpelukan.

“Aku akan membayarmu lebih daripada siapapun yang merekrutmu.” Oleg mencoba bernegoisasi dengan Kai, sementara tubuhnya terlihat terguncang, para pengawal terbaiknya rubuh hanya dalam kejapan mata

Kai mengembangkan senyuman sambil menggelengkan kepala “Bagi kami sebuah misi tidak bisa berubah Mr. Gorn. Aku tidak bergantung dengan sedikit banyaknya sebuah bayaran, tapi alasan dari sebuah misi tersebut. Kau telah

mengambil sebuah nyawa tidak berdosa karena permasalahan bisnis yang membelitmu.

Sungguh tidak bermanusiawi.” Ucapnya berdiri tepat di depan pria berambut coklat

“Kalikan dua.” Tawar Oleg dengan suara bergetar, ketakutan

Kai tertawa keras “Berdoalah, hidupmu tidak akan lama lagi.” Ucapnya secepat kilat melayangkan uppercut pada dagu Oleg.

Bunyi badan besar yang roboh di depan Kai, membuat pemimpin Black Panther menyunggingkan seringaian di bibirnya. Hanya bersuit sekali dan 5 anggota pilihannya masuk dengan setengah berlari, layaknya ninja tanpa bunyi tapak kaki namun kedatangan begitu cepat.

“Seperti biasa, kecuali yang satu ini. Kirim ke Brooklyn.” Ucap Kai sambil membalikkan badan

Ia baru saja hendak mencapai pintu keluar namun tertahan oleh teriakan seorang wanita

“Hei !” suar nyaring disertai air sebaskom membasahi pakaian Kai membuatnya membalikkan badan

Seorang gadis berambut hitam panjang dengan mata berapi-api menatapnya

“Jangan seenaknya keluar dari restoran ayahku setelah membuat kekacauan seperti itu !”  seru

gadis yang Kai bisa tebak bertinggi badan 167 cm. Sangat mungil dan temperamen.

Kai tertawa kecil lalu melirik satu pengawalnya, William langsung menyerahkan cek kepada si gadis pemarah. Sekilas gadis itu membelalakkan mata lalu menatap dengan amarah yang lebi hebat dari sebelumnya. Gadis itu merobek cek senilai 10 juta yen seolah merobek kertas tak bernilai.

“Aku tidak membutuhkan uangmu !”

Manik mata Kai membulat dengan kening berkerut mendengar keangkuhan wanita itu

“Jadi apa yang kau inginkan ?” tantang Kai

Seutas senyuman licik tersungging di bibir gadis itu seolah memenangkan sebuah lotere bernilai lebih besar dari cek yang dirobeknya “Namaku

Nana Kitagawa, aku adalah bossmu seminggu ke depan. Bekerjalah di restoran ini selama itu untuk membayar kerusakan yang buat hari ini.”

Manik biru membulat dengan bibir menganga, sungguh ia tidak ingin percaya ucapan yang terlontar dari gadis di depannya, bahkan seorang Nana Kitagawa tidak meminta maaf akan

badan Kai yang sedang basah kuyup.

“Boss!” seru para anggotanya mendekat, mereka pastinya tidak menerima pimpinannya mendapatkan perlakuan rendah seperti itu

Kai menatap lengan kemejanya yang basah lalu menatap dingin ke arah gadis yang bersedekap “Baiklah jika itu maumu, Boss Nana.”

###

Heather

Nana

Mafia Boss

alo kesayangan 💕,

mau ngomong apa yah?

oh yaah.. pengen rasanya aku kebut nih Kai

tp apa daya, 4 novel lainnya sedang running.

semoga secepatnya ada yang tamat..

love,

D 😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!