Ketika aku mencintai seseorang
aku akan terus mencintainya dan memberikan segalanya walau nyawa sekalipun sampai orang itu sendiri yang benar-benar menghancurkan hatiku.
..._Galih...
...----------------...
Aku dan kamu akan selalu menjadi kita,
jangankan duri bahkan badai sekalipun akan aku terjang selama itu bersamamu.
karena kamu adalah hal terindah yang Tuhan kirim hanya untukku. Hanya aku, bukan yang lain!
..._Asmara...
...----------------...
kesempurnaan hanya milik sang pencipta dan kita hanyalah dua manusia yang tidak akan pernah berhenti berjuang demi mempertahankan hubungan.
karena ketika kita sudah berkomitmen, maka kita harus menghadapi semuanya bersama dalam keadaan apapun.
Saling sabar, menguatkan dan bertahan adalah kuncinya karena kebahagiaan itu kita yang menentukan bukan orang lain.
..._GARA...
.
.
.
.
.
...☘️HAPPY READING☘️...
...----------------...
Suara dentuman musik terdengar diseluruh ruangan disebuah bar mewah yang berada ditengah kota. Semua orang terlihat bahagia namun berbeda dengan seorang gadis yang sedari tadi duduk diatas sofa ruangan VVIP.
Gadis cantik dengan dress selutut berwarna maron itu mendadak merasa jengah ketika lagi-lagi kedua matanya menatap ke arah sang kekasih yang sedang dikerumuni oleh beberapa wanita.
Mereka adalah para wanita malam yang memang disediakan oleh bar ini untuk melayani pelanggan yang bedatangan.
"Dasar ******," gumam gadis cantik itu melangkahkan kaki mulusnya kearah sang kekasih. mungkin lebih tepatnya kearah para ****** yang sudah berani menggoda kekasihnya.
Tak berselang lama terdengar teriakan suara wanita saat merasakan sakit kepalanya. wanita itu pun membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa pelaku yang sudah berani menjambak kasar rambutnya.
"Eh ****** sial*n, maksud Lo apa Jambak rambut gue hah!" teriakan wanita itu sungguh memekakkan telinga gadis yang ada dihadapannya.
" Brisik tahu gak! Lo kira gue budek apa!" balas gadis berdress maron itu.
"Heh bacot! gue tanyak maksud Lo apaan Jambak rambut gue anj__," ucapan wanita itu terhenti saat tiba-tiba saja sebuah tangan kekar mencengkram kuat dagunya.
"Pergi sebelum Lo gue habisi disini," ucap seorang pria berbadan tegap dengan sorot mata yang sangat menyeramkan.
"Le-pas-in g-gue," mohon wanita itu dengan tubuh yang gemetaran Karena takut dengan pria yang mencengkram kuat dagunya. Bagaimana tidak takut karena pria itu adalah pemilik bar ini yang berarti bosnya.
Namun pria itu hanya tertawa tanpa memperdulikan keadaan wanita itu yang kini mulai berkeringat dingin akibat efek rasa takutnya.
"Lipisin giwi," pria itu mengulangi ucapan wanita itu dengan nada mengejek.
"Lo tahu kan gue siapa?" wanita itu mengangguk. " Klo Lo tahu kenapa masih cari masalah sama gue?," wanita itu kemudian menggeleng karma memang ia merasa tak pernah berbuat salah pada pria yang ada dihadapannya ini.
"Lo bisa jawab gak sih, dari tadi angguk-angguk geleng-geleng Mulu. pusing gue lihatnya," ucap pria itu heran tanpa sadar. wanita itu kesulitan berbicara padahal karena ulahnya.
plak!
"Aduh," pria itu menoleh kebelakang. "Apaan sih Lo, ganggu aja!"
"Yang ganggu itu Lo Alex," ucap gadis itu sambil menjewer telinga sahabatnya. sungguh gadis itu merasa jengah dengan tingkah sahabatnya sedari tadi karena sudah ikut campur dengan urusannya.
Alex Prasetyo wijaya, 24 tahun pemilik bar, sahabat gadis itu sekaligus sepupu Galih. Anak tunggal konglomerat yang memilih hidup jauh dari keluarganya dengan alasan ingin hidup mandiri. Alex juga memiliki julukan sebagai sang Casanova karena sering kali gonta-ganti pasangan bahkan dalam seminggu ini saja ia sudah mengencani lebih dari 15 wanita.
"pergi Lo sana, wanita ini urusan gue," gadis itu menarik paksa sahabatnya.
"Dia bukan wanita," ucap Alex dengan memasang wajah polosnya.
"Terus?" gadis itu mengerutkan keningnya
"Dia itu ****** dibar gue,"
"Sama aja bego," balas gadis itu tak habis pikir dengan sahabatnya sementara Alex Mala tertawa mengejek.
Selalu saja seperti ini ketika gadis dan sepupunya bertemu. Tak perna akur.
Galih memijat keningnya, sungguh kepalanya jadi semakin pusing mendengar kekasih dan sepupunya mendebatkan sesuatu yang sangat tidak penting. Padahal tujuan Galih datang ke bar ini untuk melupakan beberapa masalah yang sedang menimpanya. Namun sepertinya sia-sia saja.
"Sayang," terdengar suara bariton yang seketika membuat dua orang itu berhenti berdebat. " kemarilah, " Galih menepuk paha kirinya seolah meminta agar gadis itu duduk disana.
"Awas aja Lo nanti," ucap Alex sambil memicingkan matanya. Gadis itu hanya menjulurkan lidahnya seolah mengejek.
"Pergilah," ucap Galih dingin.
"iya-iya gue pergi," Alex berjalan menuju pintu.
"Lex," panggil Galih lagi.
Alex berbalik. "Apalagi sih, tadi aja nyuruh gue pergi," sungut Alex kesal.
"Gue emang suruh Lo pergi tapi bukan berarti Lo pergi sendiri!," Galih mulai merasa kesal dengan sepupunya yang satu ini.
Galih menghela nafasnya lalu kembali bersuara.
"Klo Lo mau keluar yaudah keluar tapi jangan lupa bawah sekalian para wanita ini bego!" tunjuk Galih pada para ****** itu.
"Astaga gue lupa," seketika Alex menepuk jidatnya.
"sorry..," Alex mengangkat kedua tangannya berbentuk huruf v lalu bergegas keluar bersama para wanita itu meninggalkan Galih dan kekasihnya berdua diruang VVIP.
melihat tidak ada orang lagi selain mereka berdua membuat Galih tak menyia-nyiakan kesempatan dengan cepat ia menarik Asmara kekasihnya untuk lebih dekat.
"Babee..," ucap pria itu setengah berbisik. Galih memeluk posesif tubuh kekasihnya.
"Hmm..," jawab gadis itu seadanya.
"Kamu marah?" tanya Galih. Kepala pria itu mendusel diceruk leher kekasihnya.
"Gak!" jawab gadis itu kesal.
Sudah tahu marah pake ditanyak lagi. Hadehh...dasar laki-laki.
"Babee..," panggil Galih lagi namun kini dengan suara yang semakin serak.
Tidak ada jawaban. gadis itu hanya diam namun tetap tidak menolak saat Galih semakin memeluk erat tubuhnya dari belakang.
"Babee jangan marah dong, aku ngambek ni,"
"Gak peduli, siapa suruh ganjen!"
"Ih mada ada, dasar merekanya aja yang kegatelan bee..," rengek Galih dengan nada sangat manja. bibirnya bahkan kini berbentuk seperti kerucut.
"Ih mini idi disir mirikinyi iji Ying kiginjilin," ejek Asmara mengulangi ucapan kekasihnya.
"Kamu ngomong apaan sih, gak jelas bee..," Galih mencubit pipi chubby kekasihnya.
"Awas ah... gak usah cubit-cubit!" jawab asmara ketus.
"Babee.. pliss jangan ngambek dong, aku kan maunya dimanja bukan Mala diambekkin kaya gini,"rengek Galih lagi namun tetap tak dihiraukan kekasihnya.
Seperti inilah Galih jika dihadapan Asmara. pria itu akan berubah 180° dari sifat aslinya. Seperti layaknya anak kecil yang ingin selalu dimanja setiap saat dan akan cemberut sepanjang hari bila keinginannya tak terpenuhi.
GARA adalah gabungan dari kedua buah nama yaitu Galih dan Amarah dan nama itu juga terukir indah dicincin jari manis sang gadis yang ia dapatkan dari kekasihnya satu tahun lalu dihari ulangnya. Sengaja pria itu berikan sebagai bukti terikat serta keseriusannya dalam menjalani hubungan.
ASMARA KASIH , gadis cantik bermata biru yang beberapa bulan lagi akan genap berusia 20 tahun berpipi chubby dan memiliki darah campuran.Mama Indonesia dan papanya Jerman. Dijuluki sebagai Dewi Yunani Indonesia tentu karena kecantikan parasnya yang sudah tak diragukan lagi. Kekurangannya hanya satu yaitu bermulut tajam.
GALIH BRAMASTA WIJAYA, 22 tahun pria tampan dengan sejuta pesona. Bertubuh atletis serta pernah menjadi juara dipertandingan sabuk hitam beberapa tahun lalu saat pria itu masih berseragam putih abu-abu. Terkenal misterius bahkan tak segan-segan untuk menyakiti siapapun yang mengusik kehidupannya. Terutama para pria yang terang-terangan berani menggoda kekasihnya.
Ternyata benar kata orang, terlahir kaya bukan jaminan seseorang hidup bahagia seperti halnya Asmara dan Galih. Bahkan mereka hidup jauh diatas kata bahagia. Maka dari itu sepasang kekasih yang tengah dilanda cinta itu menciptakan kebahagiaannya sendiri dengan versi mereka.
Terlahir sebagai anak tunggal dari keluarga konglomerat adalah impian semua orang, bahkan tak sedikit orang-orang yang iri pada kehidupan dua keluarga itu.
Tapi itu hanyalah pandangan orang lain sungguh berbanding terbalik dari kehidupan aslinya. Karena percuma hidup bergelimpangan harta tapi minim kasih sayang. sungguh miris.
Rumah yang seharusnya menjadi tempat pulang dan nyaman bagi orang lain namun tidak lebih dari neraka bagi sepasang kekasih itu. Jika ditanya kenapa tentu jawabannya karena tidak ada ketenangan didalamnya.
Asmara berasal dari keluarga broken home dan kini ia tinggal hanya berdua dengan mamanya dan jangan tanyak tentang papanya karena jelas gadis itu tidak tahu. Karena Orangtuanya berpisah saat gadis itu masih berusia 3 tahun.
Sementara Galih masih memiliki orang tua yang lengkap namun kehidupannya tak jauh berbeda dengan kekasihnya.
Orang tua mereka terlalu sibuk untuk mengurusi segala bisnis dari dalam maupun luar negeri sehingga membuat mereka seakan lupa dengan anak semata wayangnya sendiri.
Dan mungkin hanya kematianlah yang akan membuat mereka berhenti dari aktivitasnya dalam dunia bisnis. Padahal jika dihitung kekayaaan keluarga itu tidak akan habis sampai tujuh turunan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
TERIMAKASIH SUDAH BERSEDIAH MEMBACA KARYA SAYA INI...
JANGAN LUPA VOTE, LIKE DAN KOMEN YA hehe...
Agar author tetap semangat untuk menulis bab-bab selanjutnya.
...☘️ HAPPY READING ☘️...
...----------------...
Pagi hari yang cerah. Mentari bersinar dengan terangnya seterang orang-orang yang beraktivitas diluaran sana. Namun berbeda halnya dengan dua anak manusia dikamar bernuansa putih ini.
Ya...,dia adalah Galih dan Asmara tokoh utama dicerita ini.
Dua anak manusia dengan berbeda jenis kelamin namun tertidur dalam selimut yang sama bahkan dengan posisi saling berpelukan.
Kebanyakan orang dinegara kita Indonesia hal seperti ini masih sangat tabu apalagi jika dilakukan dengan dua orang yang sama sekali belum terikat tali pernikahan.
Tapi berbeda halnya dengan pemikiran Galih dan Asmara. Karena bagi mereka kebahagiaan diatas segalanya dan akan menghalalkan segala cara tanpa memikirkan konsekuensi kedepannya seperti apa.
Ya, mungkin bagi orang lain perbuatan mereka itu suatu hal yang bodoh karena selain merugikan pihak wanita ia juga akan mendapat cap yang buruk sekalipun mereka tidak melakukan hal-hal yang orang lain pikirkan.
" Euugh..," Asmara perlahan membuka matanya dengan sedikit menggeliat. Gadis cantik itu terbangun saat merasakan hawa dingin yang menusuk tubuhnya. Padahal seingatnya tadi malam Galih sudah mematikan AC sebelum mereka terlelap.
Gadis cantik berpipi chubby itu bangkit sambil mengusap lengannya.
" Pantas saja terasa dingin ternyata Galih tidak menutup pintu balkonnya," gumam gadis itu dengan sesekali menguap. ia sebenarnya masih sangat mengantuk namun terpaksa harus bangun karena ingin membuatkan sarapan untuk kekasihnya.
Asmara melangkahkan kaki jenjangnya kearah kamar mandi. Membersihkan diri sebelum ia mulai beraktivitas didapur.
Sebenarnya Galih sudah sering kali melarangnya namun Asmara tidak peduli itu, ia hanya berusaha memberikan sesuatu yang terbaik menurutnya apalagi jika itu menyangkut Galih.
Selesai membersihkan diri kini Asmara melangkah keluar kamar untuk menuju lantai satu dengan masih menggunakan bathrobe lengkap dengan handuk kecil yg membalut rambut basahnya. Dapur terletak dilantai satu sementara kamar mereka terletak dilantai dua.
Tap
Tap
Tap
Saat mendengar suara langkah kaki ditangga para pelayan yang sedang bertugas dibawah langsung menghentikan aktivitasnya. Mereka secepat kilat berbaris diujung tangga untuk menyambut seseorang yang akan turun. Semua para pelayan menundukkan kepalanya.
Sekitar 15 orang pelayan menyambut kedatangan gadis cantik itu. Asmara yang sudah biasa mendapatkan perlakuan seperti itu hanya menatap sekilas dan kembali melangkahkan kakinya.
Satu-satunya tujuan gadis cantik itu hanya dapur.
" Selamat pagi nona Asmara, " ucap para pelayan itu bersamaan.
Asmara hanya mengangkat kedua alisnya acuh sebagai jawaban.
Jangankan untuk membalas sapaan para pelayan. Untuk melihat wajah mereka saja tidak pernah gadis itu lakukan.
" jangan menghabiskan waktumu untuk sesuatu hal yang tak menguntungkan ". Itulah kalimat yang selalu Galih ucapkan dulu dan melekat dikepala Asmara hingga saat ini.
Rumah mewah yang kini mereka tempati adalah milik Galih dan sudah seharusnya mengikuti semua aturan yang diterapkan pemuda tampan bertubuh atletis itu.
Selain karena alasan itu, Galih dan Asmara juga terkenal akan sikap dinginnya dan sama-sama irit dalam berbicara apalagi jika dengan orang asing.
Sebenarnya Asmara termasuk gadis yang manja, ceria, ceplas-ceplos dan keras kepala tapi hanya sebagian orang yang tahu akan sifat aslinya.
Namun semenjak menjalin hubungan dengan Galih yang terkenal akan sikap dinginnya perlahan membuat gadis itu juga ikut menjadi dingin walau kadang suka berubah-ubah, semua tergantung moodnya.
Asmara yang tidak mau pusing hanya membiarkan saja. Tanpa ingin berniat protes atau meluruskannya. Masa bodo dengan apa yang orang lain pikirkan tentangnya.
" Ada yang bisa saya bantu nona ," ucap salah satu pelayan yang sedari tadi berdiri disudut meja tak jauh dari gadis itu. Karena sudah lima menit melihat Asmara yang hanya diam menompang dagu diatas meja.
Asmara menggelengkan kepalanya lalu mengangguk didetik kemudian. Para pelayan yang melihat hal itu hanya saling tatap dengan bingung.
" Sebenarnya nona Asmara maunya apa sih, " gumam salah satu pelayan yang berada dibaris ujung. Syukur saja tidak ada yang mendengar jika tidak maka sudah pasti akan membahayakan dirinya atau bisa jadi kehilangan pekerjaan detik itu juga.
karena salah satu syarat untuk menjadi pelayan dirumah ini adalah :
DILARANG MENGELUH.
sungguh peraturan yang aneh namun memang seperti itulah kenyataannya.
Dan tentunya para pelayan paham hal itu. Besarnya gaji yang mereka terima setiap bulannya membuat mereka harus ekstra sabar menghadapi semua aturan yang berlaku.
" Jika urusan kalian sudah selesai cepat pergi sebelum Galih bangun ," ucap Asmara dingin tanpa ekspresi. Dirumah itu memang banyak pelayan namun akan pergi setelah mereka menyelesaikan pekerjaannya dan yang terpenting mereka harus menghilang sebelum pemuda tampan itu terbangun. karena Galih sangat membenci keramaian.
" Baik nona ," jawab mereka bersamaan lalu satu-persatu keluar meninggalkan gadis cantik itu seorang diri.
Asmara pun mulai membuka kulkas yang ukurannya jauh lebih besar dari tubuhnya. Mengambil beberapa bahan yang gadis itu perlukan sebelum ia memulai aksinya.
" Semoga Galih suka ,"
***
Sementara dilantai atas Galih yang baru bangun dari tidurnya menatap keseluruh kamar sambil mengucek matanya dengan kedua tangan.
Galih mendengus kesal.
" BABEE...," Teriak Galih dengan suara lantang.
Galih menyikap selimut yang menutup sebagian tubuh kekarnya. Bangkit dari ranjang lalu melangkahkan kakinya kemana saja.
" BABEE...," teriak Galih lagi namun tetap tak mendapat sautan sama sekali. "kemana sih! Aaarrgh!! ,"
Galih berjalan kesana-kemari tak tentu arah, pemuda tampan itu bergegas turun kelantai bawah berharap menemukan kekasih hatinya.
Masuk lalu keluar dari ruangan satu keruangan yang lain. Sungguh melelahkan, mendadak Galih menyesal membeli rumah sebesar ini jika ujung-ujungnya akan menyusahkan. Contohnya seperti sekarang ini.
Galih menghelah nafasnya berkali-kali. Moodnya pagi ini benar-benar hancur hanya karena saat ia membuka mata tak menemukan gadis kesayangannya.
" Apa jangan-jangan dia pulang kerumahnya ya," tebak Galih menerka-nerka. Lalu kemudian menggeleng. " kayanya gak mungkin dia pulang, masa dia gak pamit, " Gumam Galih menjatuhkan bobot tubuhnya disofa panjang yang berada disalah satu ruangan tak jauh dari kolam.
Galih mengambil ponsel disaku celananya. Mengetik beberapa kata hingga menampilkan sebuah Vidio yang biasa ia lihat setiap pagi disalah satu aplikasi.
Tak butuh waktu lama pria itu cekikikan sendiri. Mood yang tadinya hancur sudah kembali.
" Sayang, Kamu Uda bangun ,"
Mendengar suara gadis yang sedari tadi dicarinya seketika membuat Galih menghentikan aktivitasnya dan langsung melempar asal ponselnya.
" Sayang..., " Galih langsung memeluk posesif tubuh Asmara.
" ih apaan sih Galih, awas dulu ah ." Asmara berjalan kearah sofa dengan perlahan karma kedua tangannya memegang nampan berisi sepiring nasi goreng dan segelas susu putih.
Sementara Galih seakan menulikan pendengarannya dan tetap memeluk posesif tubuh Asmara. Bahkan pria itu tak peduli jika perbuatannya tadi hampir membuat nampannya terjatuh.
Sungguh tak bisa Asmara bayangkan jika itu sempat terjadi. Usahanya didapur pasti akan berakhir sia-sia.
" kenapa turun kebawah? ," tanya Asmara setelah meletakkan sempurna nampan diatas meja.
" Kamu nyebelin, "ucap Galih dengan nada manjanya. Pemuda tampan itu mendusel kepalanya diceruk leher kekasihnya dengan tangan yang masih memeluk posesif tubuh ramping namun berisi dibeberapa bagian.
Asmara hanya tersenyum menghadapi sikap manja kekasihnya. Tangannya terulur mengusap rambut kepala Galih, mengurainya dengan lembut.
" Sayang sarapan dulu ya ,"
Galih menggeleng.
" kenapa?" tanya Asmara lembut namun Galih lagi-lagi menggeleng. Sepertinya gadis itu harus menyiapkan ekstra kesabaran jika menghadapi Galih yang sedang bermode manja.
" Tadi aku masakin spesial buat kamu loh, " bujuk Asmara berharap Galih luluh akan usahanya kali ini.
Mendengar ucapan kekasihnya seketika membuat Galih mengerutkan keningnya lalu menatap lekat kedua mata Asmara.
" Emang kamu pernah masakin buat orang lain? ," tanyak Galih menyelidik.
" Ha! maksudnya? ,"
" Uda ah males ," Galih memalingkan wajahnya mendrama seolah ia sedang merajuk.
" ih kamu apaan si sayang, gak jelas banget deh ,"
" Bodo amat ," ucap Galih terdengar ketus.
Asmara memutar bola matanya malas. Menghadapi bayi besarnya ini sungguh merepotkan namun jauh dilubuk hatinya gadis itu merasa bahagia jika Galih bersikap seperti ini.
Terlihat menggemaskan namun juga menjengkelkan.
" Yaudah jadi kamu maunya apa Hmm? " tandas Asmara tak ingin berdebat. Gadis cantik itu memilih mengalah.
Hening.
Galih diam tanpa niat bersuara namun didetik kemudian pemuda tampan itu tersenyum devil saat otaknya tiba-tiba terlintas sesuatu. Galih akan memanfaatkan kesempatan ini.
" tapi tunggu dulu ," tahan Asmara sebelum Galih benar-benar mengucapkan keinginannya. Apalagi saat Asmara melihat senyum yang Galih tampilkan. Mendadak gadis itu bergidik ngeri.
" Habis itu tapi janji langsung makan ya ,"
" Hmm...,"
" Hmm apa? Jawab iya dulu ,"
" Iya Babee ku suuuaaayyaaaaanngggg...," riang Galih dengan nada manjanya
... ☘️HAPPY READING ☘️...
...----------------...
"Ok, jadi kamu maunya apa?"
"Beneran ya,"
"Iya sayang, Emang kamu maunya apa hmm? buat kamu apasih yang enggak" jawab Asmara tersenyum manis.
Seketika Galih tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretan giginya.
"Aku mau susu,"
"yaelah sayang cuma mau itu doang toh yaudah nih," ucap Asmara santai. Tangan mulus gadis itu terulur mengambil segelas susu diatas meja lalu menyodorkannya tepat diwajah Galih.
Sungguh Galih tidak habis pikir dengan kekasihnya. Karena bukan susu itu yang ia maksud.
"Sayang!!," Pekik Galih tak tahan dengan tingkah Asmara. "Kamu nyebelin banget sih ah!! " Galih menghempaskan tubuhnya frustasi.
"Ya ampun kamu kenapa lagi sih? ,"Asmara mengerutkan keningnya." ini kan susu sayang salahnya dimana coba?
Sungguh Asmara bingung dengan tingkah bayi besarnya ini karena menurutnya ucapan Galih membingungkan. Padahal menurut gadis itu tindakannya sudah benar.
katanya mau susu tapi dikasih susu gak mau? terus maunya susu apa coba? .batin Asmara meronta-ronta ingin rasanya sekali saja ia menjitak kepala kekasihnya ini.
Menghadapi asmara yg sedang mode lemot mendadak membuat Galih gemas sendiri.
" Aku mau susu tapi minum dari sumbernya langsung Babee...," Galih mencubit gemas hidung kekasihnya.
" ya kan ini dari sumbernya sayang " tunjuk gadis itu kepada gelas yang ia pegang.
Galih menghela nafasnya berkali-kali.
" ini kamu tahu atau pura-pura gak tahu sih? " Batin Galih kesal dengan kekasihnya yg menurutnya tidak peka.
Sebenarnya Asmara dari awal sudah tahu akan maksud keinginan Galih namun gadis itu urung memberikan dan memilih menjahilinya. itung-itung membalas perbuatan Galih dibar tadi malam karena sudah membiarkan para ****** itu mendekatinya.
Galih yang semakin frustasi membuatnya enggan untuk melanjutkan percakapan dan memilih mengambil nasi goreng yang ada diatas meja lalu memakannya hingga tandas.
Sementara Asmara sibuk memainkan ponsel yang sempat Galih lempar tadi. Ya gadis itu memainkan ponsel milik kekasihnya bahkan sedari tadi gadis itu tertawa cekikikan sendiri seakan tak memperdudulikan Galih yang sedang merajuk akibat keinginannya tidak terpenuhi.
Sepertinya Galih harus memutar otak untuk mendapatkan perhatian kekasihnya karena sudah mengabaikannya.
" uhuk...uhuk... " Galih mulai menjalankan aksinya dengan berpura-pura tersedak.
Namun respon dari gadis itu sepertinya tak sesuai harapan karena Asmara hanya melirik sekilas lalu kembali sibuk dengan ponsel yang ada dihadapannya.
"Babee ih!! aku itu tersedak loh, kok kamu gak khawatir sih?"
Asmara memutar bola matanya malas.
"Lagian kamu aneh dimana-mana orang tersedak tu pas lagi makan bukan selesai makan," cibir gadis itu melirik piring yang tergeletak rapi diatas meja.
Galih hanya menganggukkan kepalanya pertanda bahwa apa yang kekasihnya katakan benar adanya.
"Babee...,"
"Hmm,"
"Lihat sini," rengek Galih kini tangannya menarik-narik ujung handuk yang terlilit dikepala kekasihnya.
"Iya sebentar," jawab Asmara tanpa mengalihkan pandangannya.
"Kamu lihat apa sih?," tanya Galih penasaran.
"Ada deh. Entar kamu juga tahu,"
Galih yang tak sabaran pun akhirnya mendekat. Sepertinya jiwa kekepoannya meronta-ronta ingin melihat apa yang membuat kekasihnya sampai tidak memperdulikannya.
"Hap," Galih yang tadinya hendak merampas benda pipih itu berakhir sia-sia karena pergerakan Asmara lebih cepat. Gadis itu bangkit dan berlari menaiki anak tangga hingga dalam sekejap ia sudah berada dilantai dua meninggalkan Galih yang melongo dengan tampang cengoknya.
"Buset sejak kapan cewek gue berubah jadi manusia super," Galih terkagum saat melihat Asmara yang berlari secepat kilat.
Galih menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan mencoba mengendalikan kesadarannya.
"Loh ngomong apa sih Galih. gak jelas banget," monolog Galih.
Pria tampan bertubuh atletis itu pun bangkit dan mengayunkan langkahnya menuju tangga hendak mencari keberadaan kekasihnya yang pastinya ada dikamar.
"Babee...,kamu it-." Galih menggantung ucapannya. Pemuda itu terdiam diambang pintu lalu menatap intens kekasihnya.
Asmara terus melanjutkan aktivitasnya. Tentu gadis itu tahu jika suara yang ia dengan barusan berasal dari Galih kekasihnya.
"Kamu mau kemana?" tanya Galih datar. Ekspresi pemuda itu kini berubah 180°.
"Jangan bilang kamu mau tinggalin aku ya!"
"Kamu itu ngomong apa si sayang?" sahut Asmara masih lanjut dengan aktivitasnya. Menyusun beberapa baju kedalam tas ransel berukuran sedang yang biasa gadis itu gunakan. "Siapa yang mau tinggalin kamu, aku cuma mau pulang bentar kok, gpp ya?"
Galih menghelah nafasnya kasar. Ia benci situasi ini dimana saat kekasihnya berbicara tanpa menatap kearahnya.
Dengan langkah lebar Galih melangkah mendekat kearah Asmara. Menarik tiba-tiba tangan gadis itu hingga berhasil membuat aktivitasnya terhenti. Bahkan beberapa dalaman yang tadinya ia pegang terjatuh begitu saja kelantai.
"Bisa gak sih kalo ngomong itu lihat lawan bicaranya!" nafas Galih memburu bersamaan dengan tatapan matanya yang terkesan mematikan hingga membuat gadis dihadapannya harus meneguk Saliva dengan susah payah.
"ka-kamu ke-kenapa sa-sayang?" cicit Asmara. Sepertinya gadis itu belum sadar akan kesalahannya.
Galih mendekat. Salah satu tangannya menarik posesif pinggang Asmara hingga membuat tubuh keduanya saling menempel tanpa sekat.
"Mau kemana?"
"Pu-pulang ke-rumah," jawab Asmara takut-takut.
"Rumah?" Galih menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan lurus kemanik mata kekasihnya. "Bukannya sekarang kamu Uda dirumah, terus ke-rumah mana yang kamu maksud," Bisik galih pelan namun penuh penekanan.
"Ru-rumah ma-ma," Jawab Asmara benar adanya.
Galih menarik pinggang kekasihnya semakin erat pertanda ia tidak suka dengan kalimat yang ia dengar barusan.
perlahan tapi pasti gadis itu menggerakkan kepalanya hingga kedua bola mata itu bertemu. Asmara memberanikan diri melanjutkan ucapannya.
"Ada yang mau aku ambil disana, janji gak lama kok,"
"Terus?"
"Cuma itu aja, serius sayang." Asmara memberanikan diri mengusap pipi Galih berharap lelaki dihadapannya akan paham.
"Emang Uda aku izinin? belum kan," ucap Galih semakin dingin. Mendadak Asmara merasa suasana dikamarnya terasa semakin mencekam.
Asmara menundukkan kepalanya.
"Maaf,"
"Untuk?" bisik pemuda tampan itu.
" Ya seharusnya aku bilang dulu sama kamu, kalau memang diizinin baru aku bisa pergi kesana. Itu maksud kamu kan?" gumam Asmara namun masih terdengar jelas ditelinga Galih.
"Good girl," Galih perlahan mengendurkan pelukannya namun tidak sampai terlepas lalu tangan kanannya bergerak merapikan anak rambut kekasihnya yang sempat menutupi wajah dan menyelipkannya dibelakang telinga.
"Kali ini aku izinin kamu pulang tapi ada syaratnya," ucap Galih lembut. Sepertinya amarah yang tadi sempat singgah perlahan mulai hilang.
"Apa syaratnya?" tanya Asmara dengan wajah polosnya. "Buruan bilang apa syaratnya sayang pasti aku lakuin," Mendadak gadis itu kembali bersemangat. Ia akan melakukan syarat apapun selama itu masih masuk akal menurutnya.
mendengar ucapan Asmara seketika Galih menyeringai lalu menggerakkan mata nya kearah ranjang diikuti gadis itu yang juga menatap ketempat yang sama.
"10 ronde, deal!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!