"Ilham" panggil Retno ibu dari Ilham.
"Iyah Bu" sahut Ilham
"kamu harus segera mencari perawat baru untuk Joanna, mbok min sudah tidak sanggup jika harus mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus Joanna" jelas Bu Retno
"Ilham sudah menghubungi rumah sakit tempat teman Ilham bekerja Bu, katanya sudah ada kandidatnya dan kemungkinan besok akan datang perawat baru untuk Joanna" cerita Ilham
Bu Retno mengangguk mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh anaknya, mereka pun melanjutkan sarapan mereka.
"Syamil" panggil Ilham pada Syamil anak laki-laki nya
"Iyah Daddy" Syamil berlari kearah Ilham
"Syamil Daddy pergi kerja dulu ya sayang, jangan makan di rumah sama Neli"
Neli adalah panggilan untuk Bu Retno alias nenek dari Syamil.
Ilham berangkat bekerja mengendarai mobilnya.
"aaaah pergi-pergi kamu dasar pembantu bo*oh" teriak Joanna sambil memaki mbok min yang sedang merawatnya.
tidak ada perawat yang betah merawat Joanna, matanya memang buta, tubuhnya lumpuh dari pinggang hingga kaki namun Joanna masih bisa berbicara dan tangannya masih bisa bergerak, setiap kali perawat memandikannya dia pasti akan berteriak.
"Joanna, kamu kenapa berteriak?" tanya Bu Retno saat sampai dikamar Joanna
"pembantu ini tidak bisa kerja Bu, tangan ku sakit saat ia menggosok dengan handuk" teriak Joanna.
"Joanna jangan begitu, bagaimanapun mbon min sudah berusaha mengurus mu" kata Bu Retno dengan lembut
"Carikan aku perawat segera aku tidak mau diurus pembantu tidak bec*s seperti dia" maki Joanna.
Bu Retno dan Minah nama pembantu keluarga Ilham keluar dari kamar Joanna.
sikap Joanna yang pemarah membuat setiap perawat yang merawatnya tidak betah bersamanya, paling lama tiga bulan mereka bertahan merawat Joanna.
"Neli mommy kenapa?" tanya Syamil
"mommy lagi suntuk sayang jadi mommy agak kesal sedikit" jelas Bu Retno pada cucunya
Ilham yang berada dikantor dan selalu sibuk dengan urusan kantor membuatnya juga tidak bisa merawat Joanna.
"Riska" panggil Ilham
"Iyah pak" Riska masuk kedalam ruang kerja Ilham.
Riska adalah sekertaris pribadi Ilham yang baru bekerja selama dua bulan, karena sekertaris Ilham melahirkan dan harus cuti selama lima bulan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Riska menerima dokumen yang diberikan oleh Ilham dan membawanya ke meja kerja untuk dikerjakan olehnya.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
rumah sakit
"ini data pasien yang akan kamu rawat, dia dua tahun lalu mengalami kecelakaan sehingga buta dan lumpuh dari batas pinggang sampai kaki, tangannya masih bisa bergerak" jelas Roy dokter senior di rumah sakit harapan.
"baik dokter saya terima tugas ini" jawab wanita muda dengan penuh semangat.
wanita muda itu pun keluar dari ruang dokter Roy dan berjalan menuju ruang ganti untuk berkemas dan berpamitan dengan rekan-rekannya.
"jaga diri baik-baik ya" pesan salah satu perawat.
"Lo harus selalu kuat ya, gua denger dari perawat yang udah pernah kerja disana galak banget pasiennya" jelas sahabatnya.
mereka semua berpelukan dan saling bertukar kata sebelum berpisah untuk sementara waktu, mata mulai berkaca-kaca saat mengucapkan kata perpisahan, walau mereka pasti akan bertemu disela-sela libur bekerja namun saat beda tempat kerja rasanya seperti tak akan bertemu lagi.
"dadaaaah" mereka melambaikan tangan tanda akan berpisah.
"sedih ya rasanya, kayak hilang gitu separuh nafas gue" ujar sahabat nya pada rekan kerja lainnya.
Ilham yang sehari-hari nya lebih banyak menghabiskan waktunya dikantor mengurus perusahaannya seringkali pulang larut malam.
"pak apa hari ini lembur lagi" tanya Riska pada bossnya.
"saya harus segera menanggapi permintaan client kita karena masalah seperti ini harus dikerjakan dengan cepat jangan sampai client menunggu" jelas Ilham tanpa menoleh ke sekertaris nya
Riska meninggalkan ruangan Ilham dan kembali ke meja kerjanya sambil menunggu Ilham selesai bekerja
"bos bos untung ganteng, tajir jadi aku mau nemenin lembur" bisik Riska pada dirinya sendiri.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Neli kok Daddy belum pulang?" rengek Syamil.
"sabar ya sayang sebentar lagi Daddy pulang kok" Bu Retno mengelus kepala cucunya.
"Syamil sudah ngantuk?" tanya suster
"Iyah tapi mau bobo sama Daddy" jawab Syamil sambil menguap
"bobo ditemani Neli dulu ya, nanti Daddy datang Neli akan bilang Daddy kalo Syamil nungguin" rayu Neli
Syamil mengangguk dan naik ke gendongan Nelinya, nenek dengan usia lima puluh tahun ini masih sangat energik sehingga masih mampu menggendong Syamil cucunya.
"Syamil mau beli bacain cerita?" tanya Bu Retno
"Iyah Neli, cerita si kancil" pinta Syamil
Bu Retno pun mulai membacakan cerita untuk cucu nya yang berusia lima tahun.
Syamil punterlelap dan terdengar suara mobil masuk kedalam garasi
"kayaknya pak Ilham Bu" ujar susternya Syamil.
Bu Retno keluar dari kamar Syamil dan menuruni tangga untuk menemui putra bungsunya
"sudah pulang kamu ham?" tanya Bu Retno
"sudah bu" jawab Ilham.
"ibu mau bicara dulu sebentar nak" ibu duduk di bangku ruang keluarga diikuti oleh Ilham
"ada apa Bu?" tanya Ilham.
"nak apa kamu tidak ingin melihat Joanna? sedikit saja kamu berikan perhatian kepadanya"
"Bu kita sudah sering membahas ini, biarkan Joanna diurus oleh perawat toh aku disampingnya pun percuma tidak akan membuat perubahan untuknya" Ilham yang sejak kejadian kecelakaan itu tidak pernah sama sekali menemui Joanna.
Ilham meninggalkan ibunya yang masih duduk di ruang keluarga.
ibu Ilham selalu membujuk Ilham untuk memberi sedikit perhatian kepada menantunya itu namun tak pernah berhasil.
keesokan harinya Ilham kembali melakukan aktivitasnya ke kantor seperti biasa.
"Riska tolong kamu keruangan saya" panggil Ilham.
Riska menutup telepon dan bergegas masuk ke ruangan Ilham
"ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Riska.
"Riska tolong kirim ini via email ke clien kita" Ilham menyerahkan beberapa dokumen pada Riska
"baik pak akan saya segera kerjakan" Riska mengambil dokumen dari tangan Ilham dan tangannya sedikit menyentuh tangan Ilham.
Riska sengaja sedikit menyentuh tangan Ilham
"Riska mulai besok tidak perlu memakai parfume terlalu menyengat karena saya tidak terlalu suka aroma parfume yang menyengat" ujar Ilham
Riska yang mendengar perkataan Ilham menjadi malu karena ia memakai parfume ini khusus untuk memikat hati Ilham.
waktu berlalu dengan cepat semua karyawan mulai bergantian pulang namun Ilham masih berada dikantor.
tok tok
"masuk"
"pak boleh saya masuk?" tanya Riska dari balik pintu.
"masuk Riska" ujar Ilham
"pak ini sudah waktunya jam makan malam, saya membelikan bapak beberapa makanan" ujar Riska.
"terimakasih Riska, taro saja di meja"
Riska menyimpan makanan untuk Ilham di meja kerjanya dan menyiapkannya, Riska duduk di sofa dan mulai menata makanan untuk boss nya itu.
Riska sedikit memperlihatkan paha nya yang sexy untuk memikat Ilham.
"tinggalkan saja makanannya dan kamu bisa keluar dari ruangan saya" kata Ilham.
Riska pun terdiam dan berjalan kearah pintu untuk keluar dari dalam ruangan Ilham.
"susah banget sih menggoda boss satu ini, biasanya aku selalu berhasil menggoda para boss dengan tubuhku yang sexy ini" Riska menggerutu kesal didalam hatinya
"Daddy hari ini Syamil kan libur sekolah, Syamil mau ikut Daddy ke kantor boleh kan?" tanya Syamil sambil menarik-narik jas yang di kenakan Ilham.
"Syamil boleh ikut Daddy tapi janji Syamil jangan nakal" ujar Ilham.
"janji Daddy" janji Ilham.
Ilham membawa anak nya Syamil ikut ke kantornya.
syamil langsung berlarian di sekitar kantor sampai menuju ruang kerja Ilham
"eh ada Syamil" sapa Riska
"hai Tante Riska" sapa Syamil lagi.
"Syamil ikut Daddy kerja ya?" tanya Riska
"Iyah Tante" Syamil pun berlari lagi dan masuk keruang kerja Ilham.
Syamil memang beberapa kali diajak ke kantor Ilham jika libur sekolah dan beberapa kali juga bertemu dengan Riska sekertaris Ilham.
"Syamil nanti kalo laper bilang Daddy ya" kata Ilham pada Syamil.
"siap Daddy"
Syamil duduk di sofa dan mengeluarkan buku gambarnya, Syamil mulai menggambar dan mewarnai untuk mengisi waktu nya sambil menunggu Daddy nya bekerja.
sesekali Ilham melirik ke arah anakku untuk mengawasinya.
"Syamil hati-hati" kata Ilham ketika melihat Syamil berlari-lari di ruang kerjanya
"Daddy Syamil laper" kata Syamil sambil memegang perutnya
"sebentar Daddy pesan makanan dulu"
Ilham membuka layar ponselnya dan mulai mencari aplikasi online untuk membeli makan siang.
tak lama Ilham memesan makanan pun datang.
tok tok tok
pintu terketuk
"masuk" kata Ilham.
"maaf pak ini pesanan bapak sudah datang" ujar Riska sambil menunjukkan kantong berisi makanan yang ia bawa
"siapkan saja di meja" perintah Ilham tanpa melirik ke arah Riska.
Riska pun menyiapkan beberapa makanan yang dipesan Ilham untuk Syamil.
"waah ini pasti untuk Syamil, mau Tante suapin enggak?" tanya Riska dengan suara yang lembut
"enggak perlu Tante, Syamil bisa makan sendiri" jawab Syamil.
"nyebelin banget sih nih anak kalo kesini enggak pernah bisa gua deketin, gimana mau memikat hati bapaknya" ujar Riska salam hati.
Riska pun keluar dari ruangan Ilham dengan wajah yang kesal.
Syamil memankan menu makan siang yang dipesan oleh daddy-nya.
"Daddy enggak makan?" tanya Syamil.
"nanti Daddy makan, Syamil makan ajah duluan, dihabiskan dan jangan lupa berdoa" Ilham menoleh ke putra semata wayangnya itu.
sepertinya jarum jam berputar sangat lambat hari ini, sudah banyak pekerjaan yang dikerjakan namun jarum jam masih menunjukkan jam tiga sore.
"Riska" panggil Ilham
Riska yang mendapat panggilan dari boss nya langsung menuju ruang kerja bosnya itu
"ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Riska.
"tolong ajah Syamil membeli es krim di kantin kantor" perintah Ilham.
"baik pak" jawab Riska.
"ayo Syamil Tante Riska antar" kata Riska.
Syamil dan Riska pun berjalan menuju kantin yang berada di dalam kantor.
"Syamil mau es krim rasa vanila" kata Syamil sambil menunjuk ke arah list es krim yang di pajang dekat kulkas
Riska mengambil es krim rasa vanilla sesuai permintaan Syamil.
"Syamil suka rasa vanilla ya?" tanya Riska.
"Iyah Tante Syamil suka, Tante Syamil mau susu botol juga satu" pinta Syamil
Riska membeli satu botol susu untuk Syamil dan membayarnya di kasir
Syamil meminum susu nya terlebih dahulu dan tanpa sengaja saat ingin menyimpan susu diatas meja kantin susu itu tumpah dan mengotori rok yang dipakai Riska
"Syamil" Riska terkejut.
"maaf kan Syamil Tante, aku tidak sengaja" Syamil berkata sambil merasa takut karena Riska tadi bicara dengan nada yang tinggi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!