Aku adalah Octavia Nugroho, Putri dari pemilik perusahan Z Cahyo Nugroho yang berusia 20 tahun dibulan maret ini. Aku seorang mahasiswi yang kuliah di program studi ekonomi dan bisnis, hidup tanpa memiliki Ibu dan sekarang hanya punya Ayah dan Kakak sebagai pelindung.
"Amy sepulang kuliah nanti temanin aku ke perpustakaan dulu bisa tidak? Aku ingin meminjam beberapa buku di sana" jelaskan ku kepada salah satu sahabat ku, dia adalah orang yang paling kupercayai dan bagian terpenting dalam hidup ku juga.
"Bisa Viaa. Aku pun juga ingin memulangkan buku yang kemarin lusa aku pinjam" jawab Amy dengan cepat, seperti tidak ingin menolak tawaran ku.
"Oke, aku menunggu mu digerbang" ulasku lagi untuk yang terkahir, karena setelah ini kami akan masuk keruangan kami masing masing.
"Iyaa." balas Amy dengan sangat singkat
Pembelajaran mata kuliah hari ini sudah usai, langsung saja aku pergi keparkiran mobil untuk mengeluarkan mobil agar bisa menunggu Amy didepan gerbang.
"Hei Amy disini!" teriak ku dengan menurun kaca mobil agar terlihat oleh Amy.
Karena sudah melihat, dia langsung berjalan menghampiri mobil ku dan masuk kedalam sambil duduk dengan sangat tenang.
"Setelah ini apa kau tidak ingin pergi ketempat lain?" tanya Amy, sambil pandang mata nya yang serius tertuju pada ku saat mengendarai mobil.
"Bagiamana kalau kita pergi minum coffe, ditempat baru kemarin?" usul ku kepadanya,namun pandangan ku masih fokus mengendarai mobil dengan tenang.
"Oke, setelah dari perpustakaan kita langsung kesana" jawab nya dengan gembira, seperti sedang bertingkah seperti anak kecil.
"Baiklah."
Sebenarnya hari ini perasaan ku merasa tidak enak kalau memikirkan ayah, apa ayah sedang dalam masalah sekarang? Jika Ayah ada masalah kenapa wajah nya tidak pernah muram sekali pun? Aku hanya berharap Ayah baik baik saja.
"Viaa, kenapa kemarin kau menolak perasaan Tony? bukankah dia sangat tampan? Selain tampan dia juga mahasiswa terbaik dikampus kita. Terlebih lagi dia juga anak konglomerat no 3 dikota kita sekarang, setelah perusahaan Subroto yang pertama." tanya Amy sambil beragumentasi.
"Karena aku tidak tertarik dengan nya!" jawab ku dengan sangat santai, karena memang dari awal aku tidak tertarik dengan.
"Tidak tertarik? Bukankah dia sangat sempurna?" ucap Amy dengan heran, setelah mendengar jawaban ku tadi.
"Yah! Dia terlalu sempurna buat ku, jadi aku menolaknya." ucapku dengan santai, untuk berusaha membuat Amy tidak curiga terhadap ku lagi.
"Tap,"
"Kalau kau mau, kau bisa mengejarnya dan aku akan membantu mu, bagaimana?" ujarku yang menyela ucapan nya, yang belum dia ucapkan tadi.
"Ahh tidak perlu, aku merasa juga kurang sempurna buat Tony.lagian aku tidak ingin berebutan pria dengan sahabat ku sendiri," seru Amy sambil menepuk pundak ku.
Memang aku menolak Tony karena tidak punya perasaan sama sekali tentang nya, lagian untuk sekarang ini aku tidak mempunyai niat untuk menjalin percintaan. Setelah lulus kuliah nanti aku hanya ingin membantu Ayah dan Kakak mengelola perusahaan keluarga kami, itu alasan yang pasti untuk menolak Tony.
Sesampai didepan perpustakaan aku langsung memarkirkan mobil diloby, dan bergegas masuk kedalam dan meminjam beberapa buku yang ingin kupelajarin, yaitu buku tentang keuangan.
Oke sudah dapat semua, sekarang tinggal mencatat bukti peminjaman. Tiba tiba seorang pria datang menubruk ku dari belakang, membuat buku yang kupegang terjatuh semua.
Aku langsung memegang pundak ku yang terasa sangat sakit,karena tabrkan dengan pria tadi.
"Aduh sakit sekali!" aku terus memengang pundak ku, tanpa menghiraukan buku yang terjatuh dilantai itu.
Malahan pria itu membungkuk, dan mengambil bukuku yang jatuh berserakan itu kemungkinan sebagai tanda permintaan maaf dari nya.
"Terimakasih!" ucap ku sambil berjalan pergi dengan kesakitan dan meninggalkan nya tanpa melihat wajah nya sedikit pun.
Tiba-tiba handphone ku bergetar, seperti nya ada panggilan seseorang. Ternyata Ayah ku yang menelpon.
"Hallo ayah, ada apa?" tanyaku dengan nada lembut.
"Hallo nak, kamu sekaran dimana?" tanya ayah balik, kepadaku.
"Diperpustakaan ayah." jawab ku dengan cepat
"Kalau begitu bergegaslah, temanin ayah menghadiri acara pesta ulang tahun teman ayah pukul 19:00 malam" ujar ayah
" Baiklah lah ayah, sebentar lagi aku akan kembali ke rumah," jawab ku.
"Baik, Via. Tolonglah kenakan gaun yang bagus nanti, agar kamu semangkin terlihat cantik." sambung Ayah diseberang telepon.
"Haha, baik lah kalau begitu Ayah."
...Hallo, cerita ini masih dalam tahap revisi yang panjang. Aku sebagai author memohon maaf karena terlalu lama menunda, karena sibuk dengan perkuliahan sehingga dari 2020 melupakan hal ini. Terimakasih untuk kalian yang sudah tetap setia dan menunggu😊...
Ternyata hari ini langit tidak mengizinkan Amy dan Octavia untuk sekedar menikmati waktu yang senggang. Semoga mereka memiliki begitu banyak kesempatan dilain waktu, dan tidak disangka Tuan Nugroho mengajak Octavia untuk ikut hadir dalam pesta apapun, ini untuk yang pertama kalinya ia mengajak Putri nya tersebut.
"Amy, sorry banget yah aku engga bisa ikut kamu buat ngopi bareng. Tiba-tiba ada hal urgent yang harus aku hadirin." Jelas Octavia, ia menatap wajah Amy dengan seksama takut sahabat terbaiknya itu sedih.
"Oh, benarkah. It`s okey Via, next time aja kalau begitu. Engga perlu merasa kecewa banget deh." balas Amy, ia memang sahabat yang pengertian dan selalu ada buat Octavia selama ini, sudah cukup lama mereka berteman mungkin sekitar 7-8 tahun lebih.
"Tapi, next time aku traktir yah."
"Serah, kamu deh Via. kalau bisa sekalian beli aset cafe nya juga deh, haha."
"Buat lo, apasih yang engga."
Octavia segera mengatar Amy untuk pulang ke apartemen nya, tak lupa juga ia mampir utuk membeli beberapa gaun ke butik terdekat karena waktu nya sudah mepet banget. Seperti dikejar deadline tugas dari dosen, awalnya Octavia ingin megenakan gaun hitam. Namun, ia ingat kembali perkataan Ayah nya tadi bahwa ini pesta ulang tahun bukan berkabung. Ia tetap membeli gaun hitam tersebut, tapi memilih untuk mengenakan gaun merah maroon dengan design sederhana namun berkelas.
Sangat matching dengan warna kulit, wajah, dan posture tubuhnya yang bagus seperti Putri Miss Universe dunia. Ia tampak begitu cocok dengan gaun yang ia kenakan saat ini, dan sedikit polesan make up sederhana membuatnnya semangkin begitu sempurna.
"Nona, anda sungguh sangat begitu cantik. Apakah anda seorang model?" tanya seorang penata rias yang sedari tadi fokus melakukan persiapan untuk Octavia. Sebelumnya Octavia sudah mencari butiq terdekat yang menyediakan penata rias langsung di toko mereka agar mempersingkat waktu.
"Terimakasih atas pujian anda," balas Octvia dengan tersenyum riang.
Ponsel Octvia berdering, ternyata itu sebuah panggilan telepon dari sang Ayah, tak menunggu lama ia langsung menjawab panggilan itu. Terdeengar suara Tuan Nugroho sedikit parau dari seberang telepon, Octavia sempat sedikit panik saat mendengarnya.
"Halo, Ayah apakah terjadi sesuatu hal?!" tanyanya dengan panik.
"Tidak nak, Ayah hanya menjauhnya ponsel tadi makanya suaranya kedengaran tidak baik."
"Baiklah, Ayah."
"Apakah kamu sudah siap, nak?"
"Sudah Ayah, sedikit lagi Via akan menuju lokasi, bisakah Ayah mengirim alamat lokasinya?"
"Kamu tidak ingin datang bersama Ayah?" tanya Tuan Nugroho
"Via membawa mobil Ayah, tidak lama Via akan sampai lebih dulu dan menunggu Ayah disana. Dan menggandeng tangan Ayah didepan semua orang, haha."
"Oh benarkah? Kamu tidak akan malu"
"Tentunya tidak sama sekali, Ayahku sangat begitu tampan dan rupawan bukan? Untuk apa merasa malu."
"Baiklah, kalau begitu akan Ayah tunggu sayang."
Panggilan telpon berakhir, penata rias tersenyum puas dengan hasil karya nya yang menempel baus diwajah Octavia. Begitu selesai melakukan teransaksi, Octavia bergegas menuju lokasi pesta, ia tidak ingin terlambat dan membuat Ayah nya malu.
Begitu sampai di lokasi pesta, Octavia segera keluar dari dalam mobil BMW Hitam yang ia kendarai. Mobil ini adalah hadiah ulang tahun dari Kakak laki-lakinya, mereka sangat begitu saling menyayangi sebagai saudara. Sehingga tak perlu merasa iri hati terhadap satu dan yang lain, itulah yang mereka terapkan dalam keluarganya.
"Via, nak." panggil Tuan Nugroho saat melihat Octavia baru keluar dari dalam mobil.
"Kamu sangat cantik, mirip sekali dengan Ibumu." ucap Tuan Subroto dengan mata berkaca-kaca seperti ingin menangis namun ditarik kembali.
"Ayah juga sangat tampan." Octavia langsung menggandeng tangan Ayah nya dengan manja, sebenarnya ia juga ingin menangis ketika melihat wajah Ayah nya.
"Nak, bisakah kita berbicara sebentar didalam mobil? Ada yang ingin Ayah sampaikan."
"Baik, Ayah."
Bak disambar petir, Octavia bergetar saat mendengar pembicaraan Ayah nya. Bagaimana tidak, ternyata belakangan ini perusahan Tuan Nugroho mengalami masalah dan akan gulung tikar jika tidak diatasi dengan cepat. Produk pemasaran mereka mengalami penurunan yang tinggi, sehingga tidak memiliki pemasukan yang cukup. Tuan Subroto sudah memutuskan kontrak kerja dengan setiap karyawan diperusahaan utuk mengurangi pengeluaran, namun hasilnya tetap sama saja.
Octavia bergetar hebat begitu mendengar hal tersebut, sebenarnya ia sudah curriga dengan sikap Ayah nya belakangan ini yang selalu berusaha menutupinya.
"Nak, apa kamu bisa membantu Ayah?"
Tanpa berpikir panjang, Octavia langsung, "Tentu sangat bisa Ayah. Apapun akan kulakukan untukmu dan Kakak."
"Terimakasih, nak."
Perasaan Octavia campur aduk saat ini, tapi ia harus membangun personality yang bagus di hadap para pengusaha-pengusaha besar saat ini demi menjaga citra sang Ayah. Semua orang disini juga mengetahui kalau Tuan Nugroho sedang berada dalam ambang kehancuran, namun mereka semua memilih untuk menutup mata. Padahal selama ini Tuan Nugroho sangat begitu baik dalam memberikan pertolongan kepada mereka..
Tetapi begitulah seperti kacang yang lupa akan kulitnya, pasti saja kita akan menemukan hal seperti itu kan.
"Nak, kalian tunggu lah disini sebentar. Tuan Subroto memanggil Ayah."
Tidak berbicara Octavia hanya mejawab dengan anggukan, sepertinya energi Octavia sudah habis saat ini dan ia benar-benar lelah dan ingin memejamkan matanya.
"Apapun akan kulakukan untukmu Ayah, aku tahu perusahaan ini kalian bangun atas kerja keras bersama dengan Ibu. Sehingga bisa menghasilkan banyak produk yng berkualitas, akan lebih baik jika aku yang berkorban dari pada perusahaan itu harus gulung tikar," batin Octavia.
Dari kejauhan Tuan Nugroho berjalan menghampiri Octavia. Ia terlihat lebih lesu dari sebelumnya, apa yang mereka bicarakan sampai menjadi seperti itu. Octavia begitu melihat Ayah nya langsung berdiri untuk menghampiri.
"Ada apa Ayah?"
"Nak, A-ayah"
"Ayo, kita pulang saja Ayah." Octavia memegang tangan Ayah nya dan mereka berjalan meninggalkan lokasi pesta kearah parkiran mobil.
"Nak, berhentilah." Akhirnya mereka berdua pun berhenti, Ayah nya meneteskan air mata. Octavia tahu betapa lelah dan sakitnya Tuan Subroto saat ini, ia lebih memilih untuk memeluk sang Ayah dan menangis bersama saling memeluk.
"Ayah kalah nak, Ayah gagal!"
"Ayah gagal! Bisa-bisanya Ayah melupakan kontrak saham dengan Tuan Subroto! Ayah berpikiran bahwa dia akan membantu menyelesaikan perusahaan Ayah, ternyata dia malah menginginkan hal lebih!"
"Apa itu Ayah?! Kata kan lah!"
"Ia akan membantu kembali perusahaan Ayah dan mengembalikan 20% saham yang sempat Tuan Subroto pegang sebelumnya kepada Ayah, J-jika"
"Jika apa Ayah?"
"Jika Ayah menikah kan mu dengan Putra nya yang berengsek itu!"
Tuan Nugroho menangis sejadi-jadinya, ia memukul tanah yang tak bersalah karena merasa kesal akan semua pilihan yang diberikan atasnya. Menatap ke wajah Octavia dengan isak-tangis, ini sungguh menyakitkan bagi keduanya.
"Tidak apa Ayah, Octavia siap menjalanin pilihan yang diberikan Tuan Subroto." tegas Octavia, ia berkata dengan serius dihadapan sang Ayah.
"Tidak, kamu harus menyelesaikan pendidikanmu apapun yang terjadi. Dan ayah tidak mau kamu diperlakukan patriarki oleh laki-laki berengsek nak."
Benar apa yang Ayah nya katakan, namun Octavia tidak bissa melihat Ayah nya dalam keadaan terpuruk seperti ini. Dia akan melakukan apapun demi kebahagian sang Ayah.
See u guys
Mengambil sebuah pilihan untuk menyelamatkan sebuah senyuman jauh lebih berarti, itu lah yang akan Octavia lakukan. Dia sudah membulatkan tekad untuk menerima tawaran Tuan Subroto, jika dilihat dari segi jangka panjang maka ini akan menyelamatkan dan memberikan keuntungan bagi perusahaan Z.
"Octavia, kamu tidak perlu menerima tawaran ini." Subroto datang menemui anaknya didalam kamar ketika sedang berias dimeja rias mempercantik diri untuk menyambut tamu terhormat yang akan datang.
"Ayah, tidak perlu takut. Pastinya Via mengambil tawaran ini karena sudah memikirkan untuk jangka kedepan nya Ayah." Ia tersenyum, walaupun hati nya terasa getir untuk menutupi semuanya dari sang Ayah.
"Ayah, maaf tak banyak yang bisa kulakukan untuk tapi hanya ini lah dapat kulakukan. Aku ingin melihatmu menampilkan senyuman itu lagi." batin Octavia, mereka memang tak saling bicara namun mata dan hati mereka sepemikiran saat ini.
Ternyata diluar sudah kedengaran suara tamu yang datang dan sambut oleh beberapa pelayan Tuan Nugroho. Octavia memang tidak terlalu banyak menggunakan riasan, ia hanya sederhana saja namun itu sudah membuat dirinya sangat begitu cantik ketika di padangan, sungguh luar biasa.
"Selamat datang Tuan dan Nyonya Subroto di kediaman saya yang sangat begitu sederhana ini." Sapa Tuan Nugroho, ia tidak bisa bohong dengan suasana hati dan ekspresinya saat ini.
"Ayolah teman jangan sungkan seperti itu, justru ini sambutan yang luar biasa bagi kami." balas Tuan Subroto sambil memuluk Tuan Nugroho.
Dibelakang mereka disusul oleh seorang pria muda yang tampan, dengan rahang wajah yang tegas dan posture tubuh yang sangat begitu bagus layaknya seorang atletik. Namun, sayang sekali ada begitu banyak fakta yang menguak bahwa pria ini adalah seorang maniac sex. Entah sudah berapa banyak berita yang bolak balik mengungkapkan di televisi serta media sosial, bahkan wanita-wanita yang selalu bersamanya tidak akan pernah lama kecuali satu orang.
Semua ini seperti melakukan transaksi timbal balik dengan menjadikan seorang perempuan sebagai objek transaksi, diluar pemikiran namun tidak ada paksaan disini, semua terjadi dengan kesadaran yang penuh dalam mengambil keputusan.
"Mari, silahkan duduk."
Pelayan menyediakan teh, dan beberapa cemilan kering diatas meja untuk dimakan oleh mereka. Tuan Nugroho tak sedikit pun melepas pandangan nya dari Putra Subroto saat ini, ia terus menatap seperti ingin menerkamnya. Seketika tatapan itu terahlikan ketika melihat Octavia datang menuju kearah mereka.
Ia tersenyum, sesuai dengan dress yang dikenakan berwarna putih untuk menutupi kesedihan nya. Sehingga tak sedikit pun memancarkan aura sedih ataupun getir.
"Halo Tuan dan Nyonya," Octavia meraih tangan kedua orang itu lalu mencium tangan mereka.
"Jangan panggil Tuan dan Nyonya dong sayang, sebentar lagi kami kan sudah menjadi orang tua mu juga." ujar Nyonya Subroto ia sangat begitu senang dengan Octavia.
"Baik, kalau begitu."
"Bagaimana tanggapanmu atas perjodohan ini nak?" tanya Tuan Subroto
"Aku menerimanya bukan karena keterpaksaan namun secara sadar aku telah memilih pilihan ini." balas Octavia ia tidak tahu seberapa hancur nya sang Ayah mendengar hal itu.
"Luar biasa, tak salah aku memilihmu sebagai calon menantu keluarga Subroto. Kamu sungguh wanita yang luar biasa nak," puji Tuan Subroto.
Para orang tua dari kedua belak pihak memilih untuk berbicara ditempat terpisah dan memberikan ruang kepada anak-anaknya untuk saling berkenalan diruang tamu. Namun, pandangan Tuan Nugroho tak luput dari pria maniac sex itu, ia terus mengawasinya.
"Hai, usiamu jauh lebih muda dariku ternyata. dan sebentar lagi akan tepat 20 bukan?" pria itu memulai pembicaraan lebih dulu, walaupun raut wajahnya tak bersahabat.
"Yah, anda benar."
"Kalau begitu, bisakah berbicara diluar sebentar ada hal yang ingin kusampaikan."
Octavia menatap pria itu, mereka saling bertatapan namun belum saling berkenalan. hal ini sangat begitu canggung diantara mereka berdua, lagi-lagi tatapan pria itu tak bersahabat dengan Octavia. Dia menghembuskan napas dengan berat.
"Ayolah!" terima Octavia, ia beranjak dari sofa dan berjalan mendahului pria itu.
See u guys
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!