Hai semua, mohon sabar ya untuk season Ray dan adik-adiknya, untuk sekarang kita lanjut cerita Al dan El dulu ya, mungkin akan ada persamaan cerita dalam chapter 1 sampai 20 tapi setelah itu akan berbeda.
bab pertama ini akan diisi sama dengan bab Ay dan Brian yang pertama jadi jika kalian ingin skip tinggal next ke chapter 2
Allinsky Danial Prananta
Putra pertama dari keluarga Allinsky, sedikit nakal dan playboy nomor satu. Sangat penyayang dengan keluarganya, mengidolakan Daddy nya sebagai rol model.
Dia sangat pintar tapi terlalu suka bermain-main. AL sangat suka sekali mengganggu uncle Axel dan hobi itu tidak akan pernah hilang dari hidupnya.
Walau nakal Abang AL sangat dapat diandalkan jika dia sudah serius. Abang AL juga mampu menggantikan daddy nya dalam bekerja, namun dia masih belum mau karena masih ingin bermain-main.
Allinsky Daniel Prananta
Berbeda dari kakaknya Saudara kembar AL ini lebih pendiam dan tenang, jangan buat dia marah karena seperti daddy nya jika dia marah maka dia akan tampak sangat mengerikan.
EL sejak kecil sangat tertarik dengan berbagai hal, untung saja Daddy Deon mampu memberikan jembatan pada EL untuk bereksplorasi dengan apapun.
EL mampu mengelola perusahaan daddy sejak umur 17, tapi karena dia masih ingin mengetahui banyak hal, dia masih belum mau menggantikan posisi Deon.
Allinsky Danaya Zoya
Putri bungsu dari keluarga Allinsky, jangan tanya lagi kepolosan dan kenakalannya tidak ada yang bisa menandingi.
Ay betul-betul menjadi tuan putri di dalam keluarga Allinsky, apapun yang dia inginkan selalu dikabulkan, dan belum ada yang bisa membantah ucapannya jika dia sudah bersih keras mengejar sesuatu.
Menjadi putri kecil yang paling disayang membuat Ay sangat manja, dan sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari nya.
Untung saja Ay sudah mendapatkan pria yang bucin padanya, jadi Ay tidak masalah bersikap egois dan manja.
Aurora Lovania Putri
Gadis manis ini adalah teman satu kampus Three Dan, dia juga sahabat baik dari Ay, gadis ini periang dan sangat ceria, namun menyimpan kesedihan yang mendalam di hidupnya.
Abang AL sering menggodanya untuk menjadi pacar, namun selalu gadis itu tolak karena Al selalu bersikap sama pada setiap gadis cantik yang dia jumpai.
Gadis manis ini bukan dari kalangan orang berada karena bisa dikatakan dia mampu berkuliah di tempat yang sama dengan Three dan berkat beasiswa yang dia dapat.
Alexa Olivia Jonshon
Dosen muda di kampus Three Dan. Karena cantik banyak mahasiswa yang sering menyatakan perasaannya pada dosen cantik ini, tapi sampai di umurnya yang menginjak 24 tahun, dosen ini masih belum juga memiliki pasangan dalam hidupnya alias jomblo.
Dia hanya sibuk dengan kuliah dan bagaimana cara menyelesaikan S3 nya lebih cepat. sejak kecil dosen cantik ini tidak punya banyak teman karena teman-teman sekelasnya tidak seumuran dengan dia.
Walau tidak punya banyak teman, dosen cantik ini sangat disukai oleh para mahasiswa dan mahasiswi nya karena dosen ini memiliki umur yang tidak terlalu jauh dengan para mahasiswa dan mahasiswi nya.
Cuplikan-cuplikannya
"Udah berapa kali gue bilang! gue suka sama lo Aurora! tapi lo gak pernah percaya!" bentak AL pada gadis yang bernama Aurora itu.
"Kalau lo cinta sama gue, lo gak bakal ngelirik wanita lain! cukup lo permainkan hidup gue selama ini! Jangan lagi permainan hati gue Danial! keluarga lo dan keluarga gue berbeda, lo langit gue bumi kita berbeda tempat!" Balas Aurora dengan mata yang berapi api.
"Dengerin gue, gue gak bisa lepas dari lo, lo masuk ke kehidupan gue menghancurkan segala planning yang gue udah buat! lo gak bakal pernah gue lepaskan!" AL menggenggam kedua tangan Aurora, pria itu berhasil menyudutkan Aurora, hingga gadis itu tidak mampu bergerak lagi.
"jangan pernah berpikir untuk Pergi dari gue!" bentak AL dengan mata yang sudah memerah.
.
"aku gak nyangka ada murid seperti dirimu, pendiam tapi ternyata piktor!" Ujar Alexa dengan amarah yang membara.
"Bukan aku yang mengatakan itu, teman-temanku yang mengatakan itu" balas EL dengan ekspresi kakunya.
"Hahahaha jangan mengelak! kamu tau ada perumpamaan yang mengatakan dinding juga punya telinga, aku tau kamu juga hanya mempermainkan ku" ujar Alexa dengan marah.
Saat Alexa hendak pergi tapi tangannya langsung ditahan oleh EL.
"itu bukan aku, percayalah, itu saudara kembar ku, kami kembar identik dan saudaraku sering berpura-pura menjadi diriku" EL berusaha menjelaskan pada Alexa tapi gadis itu tetap tidak mau mendengar kan penjelasan EL.
"Gak! banyak pria sepertimu yang hanya memanfaatkan wanita! aku membenci pria seperti mu!" ucap Alexa dengan lantang, gadis itu masih berusaha melepaskan tangan EL, tapi tetap tidak bisa, cengkraman tangan EL sangat kuat.
"Tapi aku mencintaimu, ini pertama kalinya aku mengatakan perasaan ku pada wanita, jadi percayalah" ucap lembut EL.
hayoo gimana cuplikan nya?? menarik?? atau gak?? suka yang bagian siapa ni??? abang AL? abang EL? Author akan melanjutkan cerita saudara kembar Ay dulu ya, karena jika lanjut ke anak-anak Ay akan sedikit kesulitan, dan tidak suprise jika sudah tau cerita akhir al dan el.
Komen ya, dan jangan lupa like, vote dan kalau bisa bonus nya hehehhe makasih semuanya
Sepasang mata terbuka dengan sempurna, Allinsky Daniel Prananta, anak kedua dari pasangan Deon dan Ara. Daniel atau yang biasa dipanggil El, pria berwajah datar itu menatap kesal pada AL saudara kembarnya yang masih bisa tertidur nyenyak walau jam bekernya terus berbunyi, berkat suara jam itu EL menjadi terbangun.
‘Plak’ El mengambil jam beker Al dan melemparkannya pada Al, tapi pria itu masih setia dialam mimpinya.
“dasar kebo!” omel El, pria tampan berwajah datar itu langsung memasuki kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolah.
Sekitar 15 menit El sudah siap dengan baju sekolahnya, pria itu mendekat pada saudara kembarnya yang sampai sekarang masih setia memejamkan matanya.
“Wooiii bangun” EL membangunkan al dengan menggoyangkan tubuh al menggunakan kaki nya.
“Euuggghhh masih ngantuk mom” gumam Al masih dengan mata terpejam.
“Ini gue EL, bukan mommy, udah mau masuk sekolah! Cepat bangun woii” ujar EL lagi.
“Euuhgg kepala gue sakit, gak sekolah dulu hari ini, bilangin ke mommy” jawab Al lagi, masih dengan mata tertutup.
.
Saat EL turun dia mendengar suara perdebatan saudara kembarnya satu lagi di meja makan bersama daddy nya.
“Kamu bilang dong dengan abang kamu itu, udah berhenti main-mainnya, sebentar lagi kalian akan kuliah, mau jadi apa jika main-main terus” suara daddy deon terdengar sampai ke lantai dua kamar itu.
“Gak bakalan bisa Dad” ucap EL sambil menuruni tangga. “Pagi dad, pagi Mom” sapa El begitu kedua orang tuanya berpaling untuk melihat siapa yang datang.
“Benar tu pi yang abang EL bilang abang AL itu sangat susah dinasehati” Ay adik kembar EL menambahkan. Gadis manis itu asik melahap sarapannya sambil berceloteh tentang AL.
“AL mana bang?” suara lembut Ara mulai terdengar.
“Masih tidur mom, tadi udah EL bangunkan katanya abang sakit kepala, jadi gak mau sekolah dulu hari ini” El menyampaikan apa yang dikatakan Al dengan sangat santai.
“Jangan bilang dia main game lagi sampai subuh?” tebak daddy deon.
“Yup, begitulah AL” jawab El acuh.
“Daddy jadi khawatir, kalian mau kuliah lagi, apa masih mau merahasiakan identitas kalian?” daddy deon tampak sedikit cemas, selama ini ketiga saudara kembar itu masih belum diketahui publik tentang bagaimana rupanya.
“Masih Dad, Dedek belum mau menjadi pusat perhatian, sekarang aja yang orang biasa dedek dikejar kejar sama mantan-mantan abang, gimana kalau ketahuan tambah dikejar dedek” ay kembali mengomel kesal dengan kelakuan saudara kembarnya itu.
“Kalau kamu bang?”
EL sedikit tersentak saat Deon tiba-tiba bertanya padanya pasalnya saat ini kepalanya pusing memikirkan sesuatu, jadi dia sempat tidak fokus saat deon dan Ay berbicara.
“AHh, i-iya” jawab EL cepat.
“Dad, kalau dedek kuliah diluar kota boleh gak?” tanya Ay tiba-tiba.
EL langsung menolehkan kepalanya menatap Deon dengan intens, dia hampir memiliki pikiran yang sama dengan Ay, tapi belum sempat membicarakan itu dengan kedua orang tuanya.
“Gak boleh!” tolak Daddy Deon langsung, tanpa berpikir.
“Tapi Dad, Ab__”
“Dad, mom, abang sama dedek pergi duluan ya” El cepat cepat memotong ucapan Ay dengan menyumpal mulut gadis itu menggunakan roti yang ada.
“adadHA DAhhdaad” Ay masih saja berusaha berbicara dengan mulut yang masih berisi dengan roti yang banyak. Sementara EL hanya mencium pipi kedua orang tuanya sambil menarik Ay untuk segera pergi.
...🏀🏀🏀🏀🏀...
“Abang kenapa sih masih gak mau bilang kalau mau kuliah di Jogja” Ay mulai mengomel kesal karena EL tadi menghentikannya berbicara.
“Payah dek, masih belum bisa liat muka mommy yang sedih, apa abang batalkan aja ya kuliah abang di jogja?” Gumam EL pelan, mata pria itu sibuk menerawang menatap ke luar jendela.
“Dedek sih senang-senang aja abang gak jadi kuliah di sana, jadi dedek gak jadi sendirian” Ay berucap bahagia.
EL menatap Ay sendu lalu kembali menolehkan kepalanya menatap jalanan, dia tidak mau Ay membaca tatapan sedihnya. EL sebenarnya ingin mandiri dan menikmati hidupnya tanpa kedua saudara kembarnya, dia ingin menjadi mandiri dan lebih bisa bertanggung jawab dengan tugasnya dimasa depan, tidak dipungkiri Deon pasti akan memberikan hartanya pada ketiga anaknya, dan EL hanya tertarik di bidang arsitek atau yang menyangkut bangunan dan penelitian.
Pria itu dengan iseng mengirimkan lamaran kesebuah universitas di luar kota agar bisa lepas dari ikatan keluarganya, kenapa bukan luar negeri? Tentu saja jawabannya hanya satu, EL yakin mommy nya akan semakin berat untuk memberikan izin, sedangkan di Indonesia saja EL tidak yakin apa lagi diluar negeri, tapi tidak di pungkiri, El sangat ingin berkuliah ke luar negeri. Tidak hanya Ara, dia yakin Ay akan semakin merengek ingin ikut jika dia berada cukup jauh dengannya, makanya EL memutuskan kota yang tidak terlalu jauh.
El berpikir dengan memberikan jarak untuk beberapa saat, baru dia mengambil keputusan keluar negeri setelah kedua wanita paling berharga dalam hidupnya itu terbiasa dengan dirinya yang jauh.
“Dek, boleh ya abang pergi sendiri, dedek disini aja kuliah nya” kata El berusaha membujuk Adik kembarnya itu.
“Gak mau, pokoknya dedek gak mau pisah” ucap ay sambil sedikit tertawa, menjadi putri satu-satunya dalam keluarga allinsky membuat Danaya menjadi sangat manja, apa lagi kedua saudara kembarnya selalu memanjakan Ay, daddy Deon melimpahkannya dengan berbagai kemewahan, mustahil ay tidak menjadi sangat manja dan egois.
“Dek, kakak pisah Cuma sebentar, abang bakal sering-sering pulang kok” sekali lagi EL berusaha membujuk Ay, jika saja saat ini ada AL mungkin abang tertua itu bisa membantu EL dalam memberikan pengertian pada AY.
“Abang jahat, daddy jahat” teriak ay kesal, gadis itu memalingkan wajahnya tidak mau melihat abangnya lagi.
EL menghembuskan nafas panjang, Si manja Ay akan merajuk sangat lama jika sudah seperti ini. EL memijat keningnya memikirkan cara apa lagi untuk membujuk Ay, si manja itu tidak akan bisa lepas darinya, jika tidak ada hal lain yang membuatnya tertarik.
“Dedek kan gak pandai masak, cuci baju, atau yang lainnya, masak mau pisah dari daddy dan mommy?” ujar El begitu mengingat segala kelemahan Ay.
“Kan bisa pakai pembantu, dedek kan juga mau mandiri” liat kan ada saja jawaban yang keluar dari bibir mungil itu.
“Dek, abang rencananya hanya ambil kos-kosan murah, abang gak pakai pembantu di sana, abang mau rasain susahnya hidup sebelum abang ambil alih perusahaan daddy” El memang sudah mempersiapkan semuanya, dari tempat tinggal hingga bagaimana cara dia hidup disana, dia tidak mungkin menyewa pembantu jika dia mau hidup mandiri.
Ay tidak membantah lagi ucapan El, si manja itu memilih mencari tempat duduk yang jauh dari el dan mendiamkan El.
EL geleng-geleng kepala melihat tingkah manja ay, dia hanya bisa menghela nafas panjang, tantangan terberat pertama belum juga kelar, masih harus ada tantangan meluluhkan hati Ay, tantangan pertamanya tentu saja mommy ara, El kembali memijat keningnya rencana awal saja tidak berjalan mulus, apa dia harus membatalkan ide itu?
...🏈🏈🏈🏈🏈...
mohon like, vote dan hadiahnya ya
Terima kasih 😘💕😘💕
bonus pict
putra kedua Deon dan ara.
Allinsky Daniel Prananta, si dingin dan minus ekspresi
Begitu bis sekolah itu berhenti Ay langsung turun tanpa sepatah katapun, Si manja itu keluar dari bis dengan muka kesal.
Sementara EL hanya bisa menghela nafas panjang sekali lagi, “kemana kamu Al, ahh” keluh EL, dia hanya bisa berharap AL dapat menolong dirinya, karena hanya AL yang mungkin dapat memahami dirinya.
El mengikuti Ay berjalan masuk kedalam kelasnya setelah itu dia berjalan lebih jauh karena kelas mereka sebenarnya tidak sama, EL masuk kelas IPA dan kedua saudara kembarnya masuk ke IPS.
“Pagi Daniel” sapa salah seorang perempuan yang sekelas dengan EL.
EL sama sekali tidak menjawab sapaan wanita cantik itu, dia hanya menoleh dan menundukkan kepalanya sedikit lalu kembali berlalu.
“Ihh mulut kamu dijahit ya, kok dingin banget sih? Beda banget dengan saudara kembar kamu yang sangat baik dan ramah, padahal wajah kalian identik loh, kok bisa beda ya” komentar perempuan itu sambil berjalan berbarengan dengan EL.
EL menghentikan langkahnya dan menatap perempuan itu dengan wajah datarnya.
“ada masalah?” tanya EL datar.
Perempuan itu langsung menunduk malu, walau datar dan tanpa ekspresi tapi ditatap dengan mata elang El membuat siapa saja wanita akan jatuh hati atau setidaknya terpesona.
“Ehh, gak juga sih, aku Cuma kesal kitakan teman sekelas, jawab kek salam ku, kamu pelit banget mengeluarkan suara” ujar perempuan itu pelan.
EL menggelengkan kepalanya lagi, dia berbalik dan melanjutkan perjalanannya.
“ihhh menyebalkan banget sih! Untung ganteng! Harusnya dia memanfaatkan wajah gantengnya itu untuk mendekati wanita di sekolah ini, dia kan miskin pergi sekolah aja selalu pakai bis atau motor butut nya, harusnya dia contoh al” gerutu perempuan itu lagi karena EL telah meninggalkannya jauh.
“Justru itu pesona EL, dingin dan tidak terjamah, bukankah lebih menantang menaklukkan gunung Es di banding dengan Al dengan siapa saja mau” celetuk seseorang dari belakang.
“Luna! Kau mengejutkanku saja! Sorry aku tadi mulai duluan” ujar perempuan itu.
“Tenang saja Mia, aku tidak masalah kamu bergerak duluan, si gunung es saja tidak mencair jadi aku masih punya banyak kesempatan” jawab luna sambil berjalan berbarengan bersama Mia menuju kelas mereka. Kedua gadis itu memang sangat menyukai EL, mereka berdua bersahabat, tapi menyukai orang yang sama, perjanjian diantara mereka adalah siapa yang mendapatkan EL, yang lain harus iklas mundur.
“Susah banget cairkan gunung es itu, bingung cara apa lagi yang bagus, padahal saudara kembarnya Al bisa seramah itu, ibu nya ngidam apaan sih sampai sifat anaknya beda 180 derajat gitu” omel Luna.
“gak tau tapi kalau aku tau, bakal aku terapin ke anak aku nantinya” kekeh Mia.
“Loh kok gitu?” tanya luna heran.
“Iya biar anak aku bisa seganteng Al dan EL atau secantik ay, sumpah ketiga saudara itu bisa jadi apa aja dengan modal tampang mereka, walau miskin mereka bisa jadi idola atau artis atau apapun, tampang itu yang utama” ujar Mia.
“benar juga, apa lagi mereka bertiga pintar, dan bisa mendapatkan beasiswa disini, padahal disini kebanyakan hanya anak-anak orang kaya, mereka tidak terlihat miskin dengan menggunakan tampang yang menjual itu” Luna menambahkan ucapan Mia, dia setuju dengan apa yang dipikirkan Mia.
Tidak tau saja mereka ketiga saudara kembar itu memang sengaja tidak mengumbar siapa sebenarnya mereka, mereka bertiga ingin menikmati hidup tanpa kekangan, makanya selalu bersikap seperti orang miskin.
**
Al membuka matanya, dia duduk di kasurnya dan melihat keseliling, ternyata kamarnya sudah kosong.
(
AL menoleh melihat ponselnya yang terus berdering. Dengan malas pria itu mengangkat telepon itu.
“Halo” jawab Al dengan suara seraknya.
“Sayang, kok gak sekolah?” suara manja seorang wanita keluar dari ponsel itu.
“hah?” Al menjauhkan ponselnya sedikit dari telinga, untuk melihat siapa yang menghubunginya. Tertera nama ‘Yuni’ di sana. Al kini memijat kepalanya seingatnya al baru putus dari wanita yang bernama Putri? Atau Rina? Al lupa siapa saja yang pernah dia pacari.
“halo~ sayangku AL~ kamu sakit ya? Aku jengukin ya” tanya yuni beruntun dari dalam ponsel.
“Sejak kapan kita pacaran?” tanya al sambil memijat bahunya karena lelah bermain game.
“loh kemarin kamu bilang kalau kamu sudah putus aku langsung jadi pacar kamu yang selanjutnya gimana sih” gerutu gadis itu.
“ahh gitu toh, kamu dari kelas mana?” tanya Al basa basi.
“ihh al! Kita ini sekelas, makanya aku bisa tau kamu gak masuk hari ini!” seru gadis itu tidak semangat.
“lalu kenapa telepon?” tanya Al lagi.
“Kita belum meresmikan hubungan kita loh, jadi kapan kita jalan dan meresmikan hubungan kita?” ucap gadis itu mulai bersemangat.
“rayakan saja sendiri sana” Ujar Al sambil mematikan telepon itu dengan kasar tanpa menunggu jawaban dari si penelpon.
Al memasuki kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan gosok gigi, setelah itu dia berjalan keluar dari kamarnya, karena perut pria itu mulai keroncongan.
.
“Pagi mommy cantik” sapa AL, pria tampan itu baru saja turun disaat jam menunjukkan pukul 9 pagi.
“Hmmm pasti belum mandi” celoteh mommy ara, ketika putra sulungnya itu memeluknya dan memberikan ciuman di pipi Ara.
“Baru juga abang bangun mom, mana Daddy si pecemburu?” Al memang suka sekali menggoda mommy nya karena Deon selalu marah jika istrinya dicium dan dipeluk oleh putra-putranya.
“Sudah pergi kerja, kok abang gak sekolah sih?” Tanya Mommy ara.
“Lagi males mom, abang pengen main game dulu, bentar lagi ujian jadi abang gak bakalan puas main”
Mommy ara hanya geleng-geleng kepala, “lain kali jangan sering-sering bolos ya bang, kali ini mommy maafkan” tegas mommy Ara.
“Oke mommy cantik” AL segera berdiri dari duduknya, dia dengan asal mengambil beberapa roti yang sudah Ara oleh dengan coklat. “Gak seru ah, godain mommy yang gak di jaga Daddy, abang kekamar ya mom”.
“haiis punya dua bujang, berbeda sifat memang memusingkan” kekeh mommy Ara.
Begitu masuk kedalam kamarnya al langsung menuju tempat komputernya berada, pria itu mengabaikan beberapa panggilan dari para perempuan yang menyukainya.
“oke kita main lagi” gumam Al sambil mengunyah roti yang ada ditangannya.
.
Dikelas EL, beberapa wanita datang mendekati kursi EL.
“El, aku dengar Al tidak datang, apakah dia sakit? Boleh aku tau dimana rumah kalian aku ingin menjenguk AL” ucap salah satu teman sekelas EL.
EL masih diam membaca bukunya tanpa menjawab atau bergerak sedikit pun.
‘Brak’ gadis itu memukul meja EL
“EL! Kami ini bertanya padamu! Bisa gak jawab sedikit aja!” bentak gadis itu. “aku tidak akan tertarik padamu, jadi tenang saja, aku Cuma mau mendekati AL” tambah gadis itu lagi.
El menengadahkan kepalanya melihat wanita yang berdiri didepan mejanya, dia membuka earphone yang menempel ditelinganya, “apa?” tanyanya datar.
“Haiiss! Kamu benar-benar brengsek EL!” kesal gadis itu begitu melihat wajah datar EL, ternyata dia dicuekin EL karena dia tidak mendengar akibat EL menggunakan Earphone, gadis itu segera berlalu karena malu.
EL hanya mengedikkan bahu acuh lalu kembali menempelkan earphone yang sebenarnya tidak mengeluarkan suara sedikitpun, itu hanya caranya untuk menghindari pertanyaan wanita yang sangat banyak. EL terlalu malas menjalin sebuah hubungan, dia masih belum memiliki minat dengan yang namanya wanita, belum ada satupun wanita yang berhasil menarik perhatiannya.
...🪀🪀🪀🪀🪀...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!